Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya,penulis dapat menyelesaikan makalah materi mata kuliah Pengantar Bisnis yang
berjudul “Ratio Aktivitas Dan Ratio Profitabilitas ” tepat pada waktunya.
Kami menyadari jika dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, dengan hati yang terbuka kritik serta saran yang konstruktif guna kesempurnaan
tugas makalah ini. Demikian makalah ini kami susun,apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Semoga bermanfaat. Terimakasih.
Rasio Profitabilitas
Pengertian Rasio Profitabilitas
Rasio ini merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen
suatu perusahaan.
Contoh :
Rumus :
Untuk mencari Profit margin on Sales tahun 2005 dan 2006 maka :
dik :
Penjualan = Sales
Harga Pokok Penjualan = HPP
5950 - 4050
Profit Margin on Sales 0.319 32 %
5950
5550 - 3850
Profit Margin on Sales 0.306 31 %
5550
Jika rata- rata industri untuk profit margin adalah 30 % margin laba
perusahaan tahun 2005 dan tahun 2006 baik karena berada di atas rata-
rata industri.
Untuk mencari Net Profit margin on Sales tahun 2005 dan 2006 maka :
dik :
Penjualan = Sales
Earning After and Tax = EAIT
- untuk tahun 2005
1296
Net Profit Margin on Sales 0.2178 21.8 %
5950
904
Net Profit Margin on Sales 0.1628 16.3 %
5550
Jika rata- rata industri untuk profit margin adalah 20 % margin laba
perusahaan tahun 2005 sebesar 21.8 % baik karena berada di atas rata-
rata industri. Namun, untuk tahun 2006 dengan margin laba yang hanya
sebesar 16.3 % dapat dikatakan kurang baik karena masih di bawah rata-
rata industri.
Hal ini menunjukkan bahwa harga barang – barang perusahaan ini relatif
rendah atau biaya-biayanya relatif tinggi atau keduanya.
Hasil dari kedua tahun ini juga menunjukkan adanaya penurunan rasio yang
cukup besar dari tahun 2005 ke tahun 2006, yaitu 5.5 % dan hal ini perlu
dicari tahu penyebabnya karena sangat membahayakan perusahaan.
Dari hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa margin laba kotor tidak
mengalami perubahan berarti, sedangkan marginlaba bersih justru turun
sangat drastis. Hal ini berarti kemungkinan meningkatnya biaya tidak
langsung yang relatif tingi terhadap penjualan, atau mungkin juga karena
beban pajak yang juga tinggi untuk periode tersebut.
Rumus :
Rumus :
Berikut ini adalah contoh data pengukuran yang digunakan diambil dari
perhitungan rasio sebelumnya unutk tahun 2005 dan tahun 2006.
dik :
Rumus :
dik : EAIT
total Equity
1296
ROE 57.6 58 %
2250
904
ROE 43 %
2100
Rumus :
dik :
6. Laba per Lembar Saham Biasa (Earning per Share of Common Stock)
Rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan
rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai
keuantungan bagi pemegang saham.
Rasio yang rendah berarti menejemen belum berhasil untuk memuaskan
pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan
pemegang saham meningkat.
Rumus :
Mencari laba perlembar saham biasa
dik :
Komponen hasil perhitungan 2005 2006
rasio
Keuntungan 1.296.000 904.000
Jumlah saham biasa yang 1.600 1.600
beredar
904000
Laba per Lembar Saham Rp.565,-
1600
8. Hasil Pengukuran
Dari pengukuran rasio di atas dapat kita lihat kondisi dan posisi perusahaan
seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini.
Kondisi ROI juga menurun yaitu sebesar 8 %, di mana tahun 2005 ROI yang
diperoleh 31 %, namun pada tahun 2006 turun menjadi 23 %.
Jika rata-rata industri adalah 30 % berarti margin laba perusahaan tahun 2005
sebesar 30.8 % baik. Untuk tahun 2006 23 % kurang baik karena masih berada
di bawah rata-rata.
Tidak jauh berebeda dengan ROI, kondisi ROE juga mengalami penurunan
yang cukup tajam, yaitu sebesar 14.6 % dari semula tahun 2005 sebesar 57.6
% menjadi hanya 43 % tahun 2006. jika rata-rata industri 40 % berarti
kondisi perusahaan baik untuk tahun 2005 dan 2006.
Kodisi laba per lembar saham juga menurun dari tahun ke tahun, dari hasil
perhitungan tersebut di atas terlihat bahwa kesejahteraan pemegang saham
menurun, penurunan ini cukup lumayan besar, yaitu Rp. 255, per lembar
saham.
Artinya kemampuan perusahaan untuk mencari keuntungan dapat dikatakan
gagal. Kedepan manajemen perlu melakukan evaluasi secara menyeluruh
menagapa semua rasio profitabilitas perusahaan menurun.
I. PENGERTIAN RASIO AKTIVITAS (Activity Ratio)
Menurut Kasmir “Analisis Laporan Keuangan” Rasio aktivitas
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya dapat
dikatakan pula rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
(efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan.
Menurut Irham Fahmi “Analisis Kinerja Keuangan” Rasio
aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu
perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna
menunjang aktivitas perusahaan.
Menurut Dermawan Syahrial dan Djahotman Purba “Analisa
Laporan Keuangan” Rasio aktivitas menggambarkan kemampuan
perusahaan memanfaatkan aktiva yang dimiliki dalam memperoleh
penghasilan melalui penjualan dan rasio aktivitas tidak semata-
mata mengukur tinggi rendahnya rasio yang dihitung untuk
mengetahui baik atau tidaknya keuangan perusahaan, hal ini
dikarenakan rasio aktivitas untuk mengukur kinerja manajemen
dalam menjalankan perusahaan untuk mencapai target atau
sasaran yang telah ditentukan dan hasil perhitungan rasio aktivitas
bukan dalam persentase melainkan berapa kali atau beberapa hari.
Dengan ini saya simpulkan bahwa Rasio aktivitas itu suatu
cara untuk mengetahui bagaimana perusahaan me-manage
sumber daya yang dimiliki untuk kefektifan perusahaan yang
tengah berjalan tiap harinya.
II. TUJUAN RASIO AKTIVITAS (Activity Ratio)
Beberapa tujuan yang hendak dicapai perusahaan dari
penggunaan rasio aktivitas antara lain:
Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama
satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam
piutang ini berputar dalam satu periode.
Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of
receivable), dimana hasil perhitungan ini menunjukkan
jumlah hari (berapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak
dapat ditagih.
Untuk menghitung berapa hari rata-rata sediaan tersimpan
dalam gudang.
Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam
modal kerja berputar dalam satu periode atau berapa
penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang
digunakan (working capital turn over).
Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam
aktiva tetap berputar dalam satu periode.
Untuk mengukur penggunaan semua aktiva perusahaan
dibandingkan dengan penjualan.
III. MANFAAT RASIO AKTIVITAS (Activity Ratio)
Beberapa manfaat yang dapat dipetik dari rasio aktivitas, yakni
sebagai berikut:
1. Dalam bidang piutang.
a. Perusahaan atau manajemen dapat mengetahui
berapa lama piutang mampu ditagih selama satu
periode. Kemudian, manajemen juga dapat
mengetahui berapa kali dana yang ditanam dalam
piutang ini berputar dalam satu periode. Dengan
demikian, dapat diketahui efektif atau tidaknya
kegiatan perusahaan dalam bidang penagihan.
b. Manajemen dapat mengetahui jumlah hari dalam rata-
rata penagihan piutang (days of receivable) sehingga
manajemen dapat pula mengetahui jumlah hari
(berapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak dapat
ditagih.
2. Dalam bidang sediaan
Manajemen dapat mengetahui hari rata-rata sediaan
tersimpan dalam gudang. Hasil ini dibandingkan dengan
target yang telah ditentukan atau rata-rata industri.
Kemudian perusahaan dapat pula membandingkan hasil ini
dengan pengukuran rasio beberapa periode yang lalu.
3. Dalam bidang modal kerja dan penjualan
Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang
ditanamkan dalam modal kerja berputar dalam satu periode
atau dengan kata lain, berapa penjualan yang dapat dicapai
oleh setiap modal kerja yang digunakan.
4. Dalam bidang aktiva dan penjualan
a. Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang
ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu
periode.
b. Manajemen dapat mengetahui penggunaan semua
aktiva perusahaan dibandingkan dengan penjualan
dalam suatu periode tertentu.
IV. JENIS – JENIS RASIO AKTIVITAS (Activity Ratio)
Rasio aktivitas yang dapat digunakan manajemen untuk mengambil
keputusan terdiri dari beberapa jenis. Penggunaan rasio yang
diinginkan sangat tergantung dari keinginan manajemen
perusahaan, artinya lengkap tidaknya rasio aktivitas yang akan
digunakan tergantung dari kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai
pihak manajemen perusahaan tersebut. Berikut ini ada beberapa
jenis-jenis rasio aktivitas yang dirangkum dari beberapa ahli
keuangan yaitu:
ö Perputaran Piutang (Account Receivable Turn Over)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa
lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa
kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam
satu periode. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa
modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah
(dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan
tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik.
Sebaliknya jika rasio semakin rendah adaover investment
dalam piutang. Hal yanng jelas adalah rasio perputaran
piutang memberikan pemahaman tentang kualitas piutang
dan kesuksessan penagihan piutang dengan rumus sebagai
berikut:
( )
Perputaran piutang=
Turunan dari perputaran piutang adalah hari rata-rata
pengumpulan piutang untuk mengetahui efektifnya
penagihan piutang sebagai berikut:
Hari rata-rata penagihan piutang ( )
=
(debt of receivable collection)
Atau
Hari rata-rata penagihan piutang ×
=
(debt of receivable collection) ( )
Laba per lembar saham 3,16 0,03 $ 0,10 $2,12* $ 1,90 $ 1,72
Rata-rata tertimbang saham beredar 127,00 126,60 129,30 129,30 129,90 129,50
Campbell Soup Company
Neraca
Pada Akhir Tahun 6 sampai Tahun 11
ტ Perputaran Piutang =
Tahun Perhitungan
6
4.286,8
= 14,33 ≈ 14
299,00
7
4.490,4
= 13,24 ≈ 13
338,90
8
4.868,9
= 9,99 ≈ 10
486,90
9
5.672,1
= 10,54 ≈ 11
538,00
10
6.205,8
= 9,93 ≈ 10
624,50
11
6.204,1
≈ 11,76 ≈ 12
527,40
Kesimpulannya bahwa dari perhitungan tersebut terlihat
jelas untuk tiap tahunnya terdapat perbedaan yang tipis dari
tahun 2006 dan 2007 sedangkan pada 2008 terdapat
penurunan derastis sebesar 3 kali dan pada tahun 2009
mengalami peningkatan 1 kali dari tahun sebelumnya namun
tahun 2010 terjadi penurunan lagi 1 kali dan pada tahun
2011 terdapat perbaikan untuk menutupi kekurangan pada
tahun sebelumnya dengan jumlah peningkatan 2 kali bila
terdapat grafik akan terlihat naik turun dari perputaran
piutang ini.
ტ Hari Rata-rata Penagihan Piutang =
Tahun Perhitungan
360
6 = 25,7 ≈ 26 ℎ
14
360
7 = 27,6 ≈ 27 ℎ
13
360
8 = 36 ℎ
10
360
9 = 32,7 ≈ 33 ℎ
11
360
10 = 36 ℎ
10
360
11 = 30 ℎ
12
Kesimpulan dari perhutingan diatas dari perputaran piutang
sebelumnya kita dapat mengetahui bagaimana rata-rata
penagihan piutangnya sebab pada awal piutang ditahun
2006 penagihannya termasuk lancar namun pada tahun-
tahun berikutnya mulai terdapat kesenjangan dalam
penagihannya bahkan melebihi 30 hari batas penagihannya
yaitu pada tahun 2008-2010 sedangkan pada tahun 2011
mulai terlihat penormalan dalam penagihannya sebab tepat
30 hari untuk penagihannya. Dari situ dapat diketahui
kemungkinan kesenjangan tersebut dikarenakan kelebihan
jatuh tempo bagi konsumen membayar tagihan tidak tepat
waktu.
ტ Perputaran Sediaan =
Tahun Perhitungan
6
3.082,7
= 5,04 ≈ 5
610,50
7
3.180,5
= 5,10 ≈ 5
623,60
8
3.392,8
= 5,10 ≈ 5
664,70
9
4.001,6
= 4,90 ≈ 5
816,00
10
4.258,2
= 5,19 ≈ 5
819,80
11
4.095,5
= 5,79 ≈ 6
706,70
Kesimpulan dari perhitungan diatas diketahui berapa kali
sediaan itu diganti dalam satu tahun nampak cukup baik jika
dilihat terdapat kesetabilan dalam pergantiannya dari tahun
2006-2010 atau tidak terdapat peningkatan dan pergantiannya
konstan dimana tidak turun atau tidak menambah, sedangkan
pada tahun 2011 terdapat peningkatan walaupun hanya 1 kali
yang artinya perusahaan menahan sediaan dalam jumlah yang
berlebihan.
Tahun Perhitungan
6
610,50 610,50
= = 71,3 ≈ 71
3.082,7 ÷ 360 8,56
7
623,60 623,60
= = 70,6 ≈ 71
3.180,5 ÷ 360 8,83
8
664,70 664,70
= = 70,5 ≈ 71
3.392,8 ÷ 360 9,42
9
816,00 816,00
= = 73,4 ≈ 73
4.001,6 ÷ 360 11,11
10
819,80 819,80
= = 69,3 ≈ 69
4.258,2 ÷ 360 11,82
11
706,70 706,70
= = 62,1 ≈ 62
4.095,5 ÷ 360 11,37
kesimpulan dari data perhitungan diatas di ketahui bahwa
semakin besar maka pengurangan sediaan pada penjualan
baik sebab dari situ dapat diketahui bahwa perusahaan itu
cukup produktif dalam penjualan barang dagangannya pada
konsumen.dari data tersebut terdapat pengurangan yang
saa dari tahun 2006-2008 sebesar 71 kali lalu pada tahun
2009 terdapat peningkatan tajam sebesar 73 kali
pengurangan sediaan namun pada tahun 2010 penurunan
drastis terjadi sebanyak 4 kali.
Tahun Perhitungan
6
4.286,8
= 2,78 ≈ 3
1.538,90
7
4.490,4
= 2,58 ≈ 3
1.736,10
8
4.868,9
= 2,56 ≈ 3
1.895,00
9
5.672,1
= 3,18 ≈ 3
1.778,30
10
6.205,8
= 3,66 ≈ 4
1.691,80
11
6.204,1
= 3,45 ≈ 3
1.793,40
Kesimpulan dari perhitungan tersebut dari tahun 2006-2009
dan 2011 yang rendah dapat diartikan perusahaan sedang
kelebihan modal kerja hal tersebut disebabkan karena
rendahnya perputaran sediaan atau piutang atau saldo kas
yang terlalu besar, jika dibandingkan dengan tahun 2010
perputaran modal tinggi merupaka kebalikannya.
Tahun Perhitungan
6
4.286,8
= 3,66 ≈ 4
1.168,10
7
4.490,4
= 3,32 ≈ 3
1.349,00
8
4.868,9
= 3,22 ≈ 3
1.508,90
9
5.672,1
= 3,68 ≈ 4
1.540,60
10
6.205,8
= 3,61 ≈ 4
1.717,70
11
6.204,1
= 3,46 ≈ 3
1.790,40
Kesimpulan dari perhitungan tersebut terlihat pada tahun
2006 perputarannya 4 kali dan 2 tahun berikutnya terjadi
penurunan 1 kali setelah itu 2 tahun berikutnya pula ada
kenaikan 1 kali namun di akhir tahun 2011 terjadi penurunan
lagi 1 kali dengan itu jika dalam grafik akan terlihat naik pada
awal lalu turun datar 2 kali lalu naik 2 kali dan akhirnya
kembali turun yang berarti kapasitas aktiva tetap yang
dimiliki jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis.
ტ Perputaran Total Aktiva =
Tahun Perhitungan
6
4.286,8
= 1,55 ≈ 2
2.762,80
7
4.490,4
= 1,44 ≈ 1
3.097,40
8
4.868,9
= 1,34 ≈ 1
3.609,60
9
5.672,1
= 1,44 ≈ 1
3.932,10
10
6.205,8
= 1,50 ≈ 2
4.115,60
11
6.204,1
= 1,49 ≈ 1
4.149,00
Kesimpulan dari perhitungan tersebut kondisi perusahaan
tidak baik karena terjadi penurunan rasio dari tahun 2007-
2009 dan 2011 yang berarti perusahaan belum dapat
memaksimalkan aktiva yanng dimilikinya.
Daftar Pustaka