Anda di halaman 1dari 23

KonSIL pertemuan – 3-4-5

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Buku Teks
Chopra, S., and Meindl, P. (2001). Supply chain management:
Strategy, planning, and operations. New Jersey - Prentice-Hall.
Pujawan, I N. (2005). Supply chain management. Guna Widya.
Simchi-Levi, D., Kaminski, P., and Simchi-Levi, E. (2000).
Designing and managing the supply chain: Concept, strategies, and case
studies. Irwin McGraw-Hill.
Handfield, R., and Nichols, Jr., E. L. (2002). Supply chain redesign:
Transforming supply chains into integrated value systems. New
Jersey: Financial Times - Prentice Hall.

TUJUAN
• Untuk memberikan gambaran umum tentang konsep-konsep,
metode dan alat dasar dalam SCM.
• Untuk memberikan pemahaman tentang aplikasi sistem dan
teknologi informasi dalam mendukung SCM

Referensi :
http://is.its-sby.edu/~wahyu/download/sosiotek/Introduction%20to%20SCM.pdf
http://www2.bc.edu/~fichman/703_07s_05_SCM.pdf

1
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5

Evolusi tantangan yang dihadapi perusahaan manufaktur

1970 Manufacturing, Mass production


1980 Quality SQC, TQM
1990 SCM dan e-SCM

Sekarang, batas persaingan


yang baru adalah
memanfaatkan kesempatan
melalui koordinasi, koperasi
dan kolaborasi

Sebuah produk melewati proses yang panjang sebelum sampai ke tangan konsumen

2
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5

Apa yang dimaksud dengan SC?


Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja secara
bersama-sama untuk membuat dan menyalurkan produk atau jasa kepada
konsumen akhir/pelanggan. Rangkaian atau jaringan ini terbentang dari
penambang bahan mentah (dibagian hulu) sampai retailer / toko (pada bagian
hilir).

Dalam sebuah SC terdapat tiga aliran:


• Material
• Informasi
• Dan Uang / dana.

Struktur SC yang sederhana

Supply chain yang umum memiliki tahap-tahap:


– Pelanggan
– Retailer
– Wholesaler/ Distributor
– Manufacturer
– Component/ Raw material suppliers

3
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5

Chain 1 : Suppliers
Jaringan bermula dari sini yang merupakan sumber yang menyediakan bahan
pertama, dmana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama in bisa
dalam bentuk bahan baku, mentah, bahan penolong, bahan daganngan, suku
cadang dsb.

Chain 1-2: Suppliers → Manufacturer


Rantai pertama dihubungkan dengan rantai kedua, yaitu manufacturer atau plans
atau assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan
membuat, memfabrikasi, mengasembling, merakit, mengkorversikan ataupun
menyelesaikan barang (finishing). Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah
mmepunyai potensi untuk melakukan penghematan. Misalnya, inventories bahan
baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi yang berada dipihak suppliers,
manufacturer, dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ini. Tidak
jarang penghematan sebesar 40% - 60% , bahkan lebih, dapat diperoleh dari
invetory carrying cost dimata rantai ini. Dengan menggunakan konsep supplier
partnering misalnya, penghematan ini dapat diperoleh.

Chain 1-2-3-4 : Suppliers → Manufacturer → Distribution → Wholesaler


Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai harus disalurkan
kepada pelanggan. Walau tersedia banyak cara untuk penyaluran barang ke
pelanggan, yang umum adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh
sebagian besar supply chain. Barang dari pabrik melalui gudangnya disalurkan ke
gudang distributor atau wholesaler atau pedagang besar dalam jumlah besar dan
pada waktunya nanti pedagang besar dalam jumlah besar dan pada waktunya nanti
pedagang besar menyalurkan dalam jumlah yang lebih kecil kepada retails atau
pengecer.

4
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5

Chain 1-2-3-4 : Suppliers → Manufacturer → Distribution → Wholesaler → Retail


Outlets
Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga
menyewa dari pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun arang sebelum
disalurkan lagi ke pihak pengecer. Sekali lagi disini ada kesempatan untuk
memperoleh penghemtatan dalam bentuk jumlah inventories dan biaya gudang,
dengan car melakukan desain kembali pola-pola pengiriman barang baik dari
gudang manufacturer maupun ke toko pengecer (retail outlets)

Chain 1-2-3-4-5 : Suppliers → Manufacturer → Distribution → Wholesaler → Retail


Outlets → Customers
Dari rak-raknya, para pengecer atau retails menawarkan barangnya langsung
kepada para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang. Yang termasuk outlets
adalah toko, warung, toko serba ada, pasar swalayan, toko koperas, mal, club
stores dss. Customer merupakan rantai terakhir yang dilalui dalam supply chain
dalam konteks ini sebagai end-user.

Sejak tahun 1980-an, telah dikembangkan istilah manajemen rantai pasok (supply
chain management, SCM). Istilah ini banyak digunakan, walaupun dengan beberapa
kerancuan pengertian.

Beberapa pihak memberikan definisi/pengertian manajemen rantai pasok sebagai


berikut:
a. Lambert (1998), menyatakan bahwa SCM merupakan integrasi atas proses-
proses bisnis dari pengguna akhir melalui pemasok awal yang menyediakan
produk, jasa, dan informasi yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan.

b. Menurut Simchi-Levi (2002), SCM adalah suatu kumpulan pendekatan yang


digunakan untuk mengintegrasikan secara efisien antara pemasok, perusahaan
manufaktur, pergudangan, dan toko, sehingga barang diproduksi dan
didistribusikan pada kuantitas, lokasi, dan waktu yang benar, untuk
meminimumkan biaya-biaya pada kondisi yang memuaskan kebutuhan tingkat
pelayanan.

c. Menurut Handfield (1999), SCM merupakan integrasi atas kegiatan-kegiatan


dalam suatu rantai pasok dengan hubungan yang diperbaiki, untuk mencapai
suatu keunggulan bersaing yang berkelanjutan.

d. Chopra & Meindl (2001), berpendapat bahwa SCM mencakup manajemen atas
aliran-aliran diantara tingkatan dalam suatu rantai pasok untuk memaksimumkan
keuntungan total.

5
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5

Supply Chain Management


adalah manajemen terhadap aliran antar dan diantara tahapan supply chain
untuk memaksimalkan profitabilitas keseluruhan supply chain

DALAM KENYATAANNYA KITA BERHADAPAN DENGAN


SEBUAH NETWORK (JARINGAN) BUKAN SEBUAH RANTAI
(Chopra & (Chopra & Meindl Meindl, 2001)

SCM merupakan konsep yang semakin penting pada era perdagangan


bebas dan globalisasi. Dalam era tersebut, persaingan bukan lagi produk
melawan produk atau perusahaan melawan perusahaan akan tetapi lebih
kepada rantai pasok (supply chain) melawan rantai pasok.

Misalnya, Supply chain dari pabrik kertas :


• Awal supply chain adalah hutan kayu yang menghasilkan bahan untuk kertas,
atau gudang bahan yang didaur ulang yang mengawali proses pembuatan kertas.
• Bahan baku kertas perlu dilengkapi dengan bahan penolong agar bahan baku
dapat diproses menjadikerjtas. Bahan penolongnya banyak sekali, misalnya air
yang melimpah, bahan kimia yang sangat banyak jenisnya, plastik dan alat
pengikat untuk packaging dsb.
• Disamping itu, pabrik kertas banyak menggunakan berbagai jenis peralatan dan
puluhan ribu jenis material serta suku cadang, yang awal supply chainnya adalah
pabrik baja dan pabrik pembuat peralatan material, dan suku cadang tersebut.

6
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5

• Pokoknya ada puluhan dan mungkin ratusan suppliers dan suppliers-suppliers


(sub-suppliers) yang terlibat.

Disamping itu perlu juga diketahui berbagai sifat pergerakan supply chain untuk
berbagai inventory.

Beberapa jenis inventory yaitu:


1. Barang baku (raw materials)
a. Mata rantai pertama ada dipabrik pembuat bahan baku dan mata rantai
terakhir ada di pabrik pembuat finished product (bukan dikonsumen
akhir)
b. Barang baku ini di pabrik pembuat finished product digabung dengan
bahan penolong dan teknologi tertentu diolah menjadi bahan setengah
jadi dan bahan jadi

2. Barang setengah jadi (semi finished product)


a. Permulaan mata rantai ada dipabrik pembuat bahan jadi. Bahan
setengah jadi adalah hasil dari proses bahan baku.
b. Bahan setengah jadi dapat langsung diproses di pabrik yang sama
menjadi bahan jadi, tetapi dapat juga dijual kepada konsumen sebagai
komoditas.

3. Barang jadi (finished product)


a. Permulaan mata rantai bahan jadi ada di pabrik pembuatnya, sebagai
hasil dari pengolahan bahan baku menjadi bahan setengah jadi tadi.
b. Akhir mata rantai ada dikonsumen akhir pengguna atau pembeli hasil
produksi tersebut.

4. Materials dan suku cadang (MRO = Materials for maintenance, repair and
operation)
a. Inventory yang digunakan untuk menunjang pabrik pembuat barang jadi
tersebut, yaitu untuk maintenance, repair, dan operasi peralatan
pabriknya.
b. Mata rantai bermula dari pabrik pembuat material MRO tadi dan berakhir
diperusahaan pembuat barang jadi tersebut, sebagai final user
(manufacturer).

5. Barang komoditas / commodity


a. Inventory jenis ini adalah barang yang dibeli oleh perusahaan tertentu
sudah dalam bentuk barang jadi dan diperdagangkan dalam arti dijual
kembali kepada konsumen.

7
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5

b. Diperusahaan tersebut, barang ini dapat diproses lagi, misalnya diganti


bungkusnya atau diperkecil kemasannya, tetapi dapat juga dijual lagi
langsung dalam bentuk asli seperti saat dibeli.
c. Mata rantai inventory jenis bermula dari pabrik pembuat komoditas
tersebut dan berakhir pada konsumen akhir pengguna barang tsb.

6. Barang Proyek
a. Inventory jenis ini adalah material dan suku cadang yang digunakan
untuk membangun proyek tertentu, misalnya membuat pabrik baru.
b. Mata rantai panjangnya hampir sama dengan MRO materials, jadi
bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di
perusahaan pembuat barang jadi yang dimaksud.

Contoh : Supply Chain Dell Computer


• Ketika customer membeli secara online dari Dell Computer, supply chain yang
terlibat;
– Pelanggan
– Web site Dell menerima order pelanggan
– Pabrik perakitan Dell
– Pemasok Dell
• Setelah mendapatkan produk yang dipilih, pelanggan memasukan informasi
order dan membayar. Customers dapat melihat pada Web site untuk mengecek
status order
• Dell’s assembly plant memenuhi customer’s order
• Dell Computer menerima komponen dari beberapa suplier dan memasok produk
melalui beberapa transportasi
• Dell computer tidak memiliki retailer, wholesaler and distributor

Atau
di mana seorang pelanggan membeli secara online dari Dell Computer, supply
chain mencakup pelanggan, website Dell yang mengambil order, perangkai
komponen Dell, dan semua supplier Dell. Website itu menyediakan pelanggan
informasi harga, ragam produk, dan ketersediaan produk. Setelah memilih,
pelanggan memasukkan informasi order dan membayar produk. Pelanggan bisa
kembali lagi ke website untuk mengecek status order.

 Contoh ini mengilustrasikan bahwa pelanggan adalah bagian dari kesatuan


supply chain. Tujuan utama setiap supply chain adalah memenuhi kebutuhan
pelanggan, di mana dalam prosesnya ada proses penghasilan keuntungan.
Supply chain dimulai dengan order pelanggan dan diakhiri dengan pembayaran
dari pelanggan.

8
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5

 Dalam kasus lain, seperti order lewat surat dari perusahaan L.L. Bean,
manufacturer tidak secara langsung merespons kebutuhan pelanggan. L.L. Bean
memelihara daftar inventory produk di mana dari daftar ini mereka bisa
memenuhi kebutuhan pelanggan. Dibanding Dell, supply chain L.L. Bean
membutuhkan tahap tambahan (retailer, L.L. Bean itu sendiri) antara pelanggan
dan manufacturer. Dalam hal toko pengecer, supply chain bisa mencakup
wholesaler atau distributor antara toko dan manufacturer.

SCM Functions

ACTIVITIES THROUGHOUT THE SUPPLY CHAIN

Menurut Lambert et. al dalam Croxton (2001),


proses-proses bisnis dalam SCM terdiri atas delapan bagian yang meliputi:
manajemen hubungan pelanggan, manajemen pelayanan pelanggan, manajemen
permintaan, pemenuhan pesanan, manajemen aliran manufaktur, manajemen
hubungan pemasok, pengembangan dan komersialisasi produk, dan manajemen
pengembalian (return management), seperti ditunjukkan pada Gambar berikut ini :
9
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5

SCM Related Functions in a Manufacturing Company

10
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5

SCM REQUIRES SOLID INTERNAL INTEGRATION


(Adapted from Christopher, 1998)

Tantangan dalam Mengelola Supply Chain


• Kompleksitas Struktur Supply Chain
– Melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda
(bertentangan?)
– Perbedaan bahasa, zona waktu dan budaya antar perusahaan

• Ketidakpastian
– Ketidakpastian permintaan
– Ketidakpastian pasokan: lead time pengiriman, harga dan kualitas bahan baku,
dll
– Ketidakpastian internal: kerusakan mesin, kinerjamesin yang tidak sempurna,
ketidakpastian kualitas produksi dll

Ketidakpastian menimbulkan persediaan pengaman..

Persediaan dapat:
• Menimbulkan biaya
• Menyembunyikan permasalahan

11
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5

Optimalisasi Supply Chain


1. Tuntutan pelanggan yang terus berkembang
Dengan makin terbukanya pasar bebas yang mendunia (globalisasi), maka
terjadi banyak dan begitu ketat persaingan antar perusahaan dan antar produk.
Bagi para konsumen, ini merupakan keuntugan besar karena mereka
mendapatkan :
• Harga yang lebih kompetitif
• Pilihan sumber pembelian yang lebih banyak
• Mutu barng yang lebih banyak
• Pilihan brand yang lebih banyak
• Penyediaan yang lebih cepat
• Layanan lain yang lebih baik

Sikap para pelanggan tidak boleh diabaikan dan harus diperhatikan dengan
sungguh-sungguh.
Para pelanggan/consumers cenderung bersikap :
• Menghindari penjual yang pernah mengecewakan
• Ingin mengalami proses pembelian barang dan jasa yang menyenangkan
• Menyenangi pendekatan penjualan yang kreatif, ramah dan murah
• Menuntut “more for less”
• Mencari toko yang serba ada (departemen store, shooping mall, supermarket
dsb) karena keterbatasan waktu berbelanja
• Menghendaki barang yang aman dari segala hal
• Pokoknya menghendaki harga, mutu, dan pelayanan yang lebih baik lagi.

2. Kekuasaan Retail yang Makin Besar.


Pengendali utama supply chain adalah consumer, maka yang berhubungan
dengan itu adalah para retailer yang menanggapi kehendak dan tuntutan
consumers yang makin meningkat dengan mengadakan perubahan-perubahan
besar dalam penataan, dekorasi, teknik pelayanan dan personil tokonya.
Cara-cara retailer untuk para konsumer memilih barang dalam pengambilan
keputusan adalah:
• Membuat display yang menarik untuk produk tertentu
• Memberikan diskon yang menarik untuk produk tertentu
• Memberikan bonus tertentu sebagai hadiah
• Menawarkan secara lebih aktif

3. Dilema dalam pencapaian Optimalisasi


Langkah yan penting dalam melakukan manajemen supply chain adalah
menggalng, memperbaiki komunikasi harian diantara semua pelaku supply, mulai

12
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5

dari hilir sampai ke hulu. Komuniasi ini dapat mencegah kelambatanpengadan


barang maupun penumpukan barang digudang yang berlebihan.

4. Kendala dalam Membangun Kepercayaan


Beberapa hal yang melatarbelakangi kendala membangun kepercayaan adalah
sbb:
• Masih banyaknya anggapan bahwa supplier atau pihak lain adalah “lawan”
atau bahkan “musuh” dalam berbisnis dan bukan “mitra”
• Masih banyaknya anggapan bahwa antar supplier atau pihak lain dan
perusahaan sendiri pada hakikatnya mempunyai tujuan yang berlainan,
bahkan saling bertentangan, sedangkan tujuan akhir adalah sama-sama
survive dan growth.
• Dalam negosisiasi, makin banyak yang mengharapkan hasil yang “win-lose”
dan kurang mengenal konsep “win-win negotiation”
• Banyak yang masih melihat pada hubungan “jangka-pendek” dan kurang
melihat hubungan “jangka panjang” yang saling menguntungkan
• Oleh karena itu, konsep-konsep baru seperti “win-win negotiation”, “supplier
patnering”, dsb perlu dikembangkan diantara para peserta kegiatan supply
dan didalam perusahaan sendiri untuk menciptakan kepercayaan yang
sungguh diperlukan dalam mengoptimalkan manajemen supply chain.

5. Patnering sebagai Suatu Solusi


• Meyakini memiliki tujuan yang sama (common goal)
• Saling menguntungkan (mutual benefit)
• Saling percaya (mutual trust)
• Bersikap terbuka (transparent)
• Menjalin hubungan jangka panjang (long term relationship)
• Terus menerus melakukan perbaikan dalam biaya dan mutu barang/jasa

6. Teknologi Informasi sebagai Katalisator


Keberhasilan manajemen supply mungkin dapat dicapai tanpa menggunakan
jasa teknologi informasi, yang dalam kasus ini harus bercirikan antara lain :
• Hadrware dan software-nya mampu digunakan antar organisasi/perusahaan
• Clear information
• Real time POS (Point Of Sales) information
• Customer and network friendly
• High level effectiveness and efficiency

13
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5

Peran informasi
Informasi penting karena menyediakan fakta
yang digunakan oleh manajer supply chain
untuk membuat keputusan memberikan
manajer visibility!

Information Technology
Information technology (IT) consists of the tools – hardware &
software–used both to gain awareness of the information and to
analyze the information to make the best decisions for the supply chain.

Goal of IT
• Collect information on each product from production to delivery or purchase point
and provide complete visibility for all parties in the supply chain
• Access any data in the system from a single-point-of-contact
• Analyze, plan activities and make trade offs based on information from the entire
supply chain

14
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5

Major issues in IT development related to SCM

Peranan Teknologi Informasi dalam Manajemen Supply Chain

Secara umum teknologi infomrasi di dalam manajemen supply chain dapat dilihat
dari dua perspektif besar :
• Perspektif Teknis
• Perspektif Manajerial

A. Perspektif Teknis

Dilihat dari sisi teknis, ada dua teknologi informasi yang harus dipenuhi yaitu:
1. Fungsi penciptaan
• TI harus mampu menjadi medium atau sarana untuk mengubah fakta-fakta
atau kejadian-kejadian sehari-hari yang dijumpai dalam bisnis perusahaan
ke dalam format kuantitatif.
• Teknologi harus mampu mengubah data mentah yang telah dikumpulkan
menjadi informasi yang relevan bagi setiap penggunanya (stakeholders),
yaitu manajemen, staf, konsumen, mitra bisnis, pemilik perusahaan, dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan.
• Hasil dari pengambilan keputusan akan memberikan berbagai dampak
langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja bisnis informasi.
• Akhirnya, kumpulan dari knowledge yang diperoleh dan dipelajari selama
perusahaan beroperasi akan menjadi suatu bekal “kebijaksanaan”
(wisdom) yang tidak ternilai harganya.
15
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5

2. Fungsi penyebaran
• Gathering. TI harus memiliki fasilitas yang mampu mengumpulkan entitas-
entitas fakta, data,informasi, knowledge dan wisdom dan meletakkannya di
dalam suatu media penyimpanan digital.
• Organising. Untuk memudahkan pencarian terhadap entitas-entitas
tersebut maka TI harus memiliki mekanisme baku dalam
mengorganisasikan penyimpanan entitas-entitas tsb di dalam media
penyimpanan.
• Selecting. Disaat berbagai pihak di dalam perusahaan membutuhkan
entitas-entitas tsb, TI harus menyediakan fasilitas untuk memudahkan
pencarian dan pemilihan
• Synthesizing. Tidak jarang para pengambil keputusan membutuhkan lebih
dari satu entitas untuk memudahkannya melihat situasi bisnis perusahaan.
• Distributing. Akhirnya, TI harus memiliki infrastruktur yang dapat
menyalurkan berbagai entitas dari tempat penyimpanannya ke pihak-pihak
yang membutuhkannya.

B. Perspektif Manajerial
Dilihat dari sisi bisnis dan manajerial, terutama dalam kaitannya dengan
manajemen supply chain, ada empat peranan yang diharapkan oleh perusahaan
dari implementasi efektif sebuah teknologi informasi, yaitu :
1. minimize rize, mengurangi risiko berasal dari adanya ketidakpastian berbagai
hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada di luar kontrol perusahaan
2. reduce costs, ada empat cara untuk mengurangi biaya yang kerap
dikeluarkan untuk kegiatan sehari-hari :
• eliminasi proses, Implementasi berbagai komponen teknologi informasi
akan mampu menghilangkan atau mengeliminasi proses yang dirasa
tidak perlu (non value added process).
• simplifikasi proses, Berbagai proses yang panjang dan berbelit-belit
(birokratis) biasanya dapat disederhanakan dengan
mengimplementasikan berbagai komponen TI (basisdata dan aplikasi
misalnya).
• integrasi proses, TI juga mampu melakukan pengintegrasian beberapa
proses menjadi satu sehingga terasa lebih cepat dan praktis (secara
langsung akan meningkatkan kepuasan pelanggan juga).
• otomatisasi proses, Mengubah proses manual menjadi otomatis
merupakan tawaran lain untuk mempermudah perusahaan
melaksanakan kegiatan operasionalnya sehari-hari
3. add value, menciptakan value bagi pelanggan perusahaan. Tidak sekedar
memuaskan pelanggan tetapi lebih untuk menciptakan loyalitas pelanggan.
Sehingga pelanggan bersedia selalu menjadi konsumennya untuk jangka
panjang.
16
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5

4. create new realities, persaiangan cepat dalam teknologi internet yang telah
mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan.

Peran internet
• Internet memungkinkan kolaborasi, koordinasi, dan integrasi dalam praktek di
lapangan.
• Dengan adanya Internet pihak-pihak pada supply chain bisa membagi informasi
serta melakukan transaksi dengan lebih cepat, murah dan akurat.
• Informasi penjualan di supermarket atau ritel akan mudah bisa dibagi dengan
pihak-pihak yang berada di sebelah hulu supply chain dengan menggunakan
Internet.
• Aplikasi internet dalam konteks supply chain management:
– Electronic procurement (e-procurement)
– Electronic fulfilment (e-fulfilment)
E-Procurement
• Aplikasi internet untuk mendukung proses pengadaan
• Perusahaan otomotif seperti Volkswagen, General Motors, Daimer Chrysler, dll
sebagainya menggunakan e-procurement secara ekstensif untuk:
– Proses pengadaan bahan baku dan komponen
– Item-item yang masuk dalam kelompok MRO (maintenance, repair, and
operations) seperti suku cadang,peralatan tulis kantor, dan sebagainya.
• Dapat digunakan untuk mendukung:
– Hubungan jangka pendek: e-Auction
– Hubungan jangka panjang (kemitraan)

E-Fulfillment
• Lebih pada bagian hilir supply chain
• Beberapa kegiatan yang termasuk dalam proses fulfilment adalah:
– Menerima order dari pelanggan Pelanggan bisa memesan produk melalui
telepon, fax, e-mail, atau webbased ordering.
– Mengelola transaksi termasuk proses pembayaran.
– Manajemen gudang meliputi pengendalian persediaan produk dan kegiatan
administrasi gudang secara umum.
– Manajemen transportasi Keputusan mode dan rute transportasi termasuk
di dalamnya.
– Komunikasi dengan pelanggan untuk memberikan informasi status pesanan,
dukungan teknis, dan sebagainya

17
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5

Konsep Sistem Informasi Korporat Terpadu

A. Sistem Informasi Terpadu

Konsep manajemen supply chain memperlihatkan adanya proses ketergantungan


antara berbagai perusahaan yang terkait di dalam sebuah sistem bisnis. Semakin
banyak perusahaan yang terlibat dalam rantai tersebut, akan semakin kompleks
strategi pengelolaan yang perlu dibangun.
Tiga aliran entitas perusahaan yang harus dikelola dengan baik, yaitu :
1. aliran produk dan jasa (flow of products and services)
2. aliran uang (flow of money)
3. aliran dokumen (flow of documents)

Sistem informasi yang terpadu adalah sebuah sistem yang terdiri dari berbagai
komponen data, aplikasi dan teknologi yang saling berkaitan untuk mendukung
kebutuhan informasi perusahaan.

Ada dua tugas utama dari sistem informasi terpadu, yaitu :


1. Mengumpulkan, menciptakan, mengolah data mentah yang berasal dari
transaksi atau aktivitas bisnis sehingga menjadi informasi dan pengetahuan
yang berguna bagi para stakeholder (mereka yang berkempentingan)
2. Menyimpan dan menyebarluaskan data, informasi dan pengetahuan kepada
siapa saja yang membutuhkan, terutama manajemen dan staf internal
perusahaan, rekanan bisnis, pelanggan dan stakeholder lain yang berada di
luar perusahaan.

B. Arsitektur Sistem Informasi Korporat Terpadu

Membangun sebuah arsitektur sistem informasi korporat terpadu yang baik dapat
dimulai dengan melihat siapa saja yang membutuhkan teknologi yaitu :
1. Konsumen / pelanggan (end-consumer)
Berkat merekalah sebuah bisnis ada, sehingga mereka pasti membutuhkan
berbagai jenis terkait dengan produk/jasa yang mereka beli dan mereka
konsumsi.
2. Manajemen
Merekalah penggerak utama dari pengelolaan sebuah perusahaan. Dimana
mereka membutuhkan suatu sistem inforasi yang dapat diandalkan untuk
membantu dalam menentukan kebijakan-kebijakan atau mengambil keputusan
strategis maupun taktis yang berkualitas.
3. Staf
Karena pada tingkat operasional, merekalah yang sehari-hari berhadapan
langsung dengan aktivitas penciptaan produk maupun jasa yang tentu saja
membutuhkan sangat banyak informasi sebagai sumber daya utama.

18
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5

4. Rekanan Bisnis
Karena merekalah yang menjadi pemasok bahan-bahan maupun sumber
daya-sumber daya lain yang dibutuhkan perusahaan untuk beroperasi
menghasilkan beragam produk dan jasa.

Delapan komponen utama dalam arsitektur sistem informasi korporat terpadu :


1. Selling Chain Management Information System
Subsistem yang secara langsung berinteraksi dengan pelanggan agar mereka
dapat dengan mudah melakukan akses ke produk dan jasa yang ditawarkan
perusahaan, terutama yang berhubungan dengan aktivitas transaksi bisnis.
2. Customer Relationship Manangement Information System
Subsistem yang berfungsi sebagai sarana komunikasi efektif antara
pelanggan dan perusahaan, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan
informasi maupun bentuk pelayanan lainnya yang berhubungan dengan
produk dan jasa yang ditawarkan.
3. Enterprise Resource Planning Information System
Subsistem yang secara langsung berfungsi mengintergrasikan proses-proses
penciptaan produk atau jasa perusahaan, mulai dari dipesannya bahan-bahan
mentah dan fasilitas produksi sampai dengan terciptanya produk jadi yang
siap ditawarkan kepada pelanggan.
4. Management Control Information System
Subsistem yang bertanggung jawab memberikan data dan informasi bagi
keperluan pengambilan keputusan manajemen perusahaan dan stakeholder
lainnya, baik keputusan yang bersifat strategis maupun taktis sehari-hari.
5. Administrative Control Information System
Subsistem yang memiliki fungsi utama sebagai penunjang terselenggaranya
proses-proses administrasi perusahaan (back office) yang menjadi tulang
punggung komunikasi antar staf di dalam perusahaan.
6. Supply Chain Management Information System
Subsistem yang menghubungkan sistem informasi internal perusahaan
dengan sistem informasi yang dimiliki para rekanan bisnis, terutama para
pemasok (supplier) bahan-bahan yang dibutuhkan untuk proses produksi.
7. Enterprise Applications Intergration Information System
Subsistem yang memiliki tanggung jawab utama mengintergrasikan berbagai
subsistem yang tersebar diberbagai divisi atau fungsi yang ada diperusahaan.
8. Knowledge-Tone Applications Information System
Subsistem yang memfokuskan diri pada penyediaan fungsi-fungsi intelligence
bagi perusahaan, yang merupakan hasil pengolahan berbagai data dan
informasi yang tersebar diberbagai sistem basis data perusahaan.

19
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5

C. Strategi membangun Sistem Informasi Korporat Terpadu.

Secara umum, biasanya sebuah perusahaan akan melalui 5 tahapan evolusi dalam
mengembangkan sistem informasinya, (lihat gambar) yaitu :
1. Cross-Functional Business Unit
Merupakan pengembangan modul aplikasi untuk fungsi bisnis tertentu saja,
seperti untuk keperluan transaksi pembelian, penyusunan laporan
keuangan, pencetakan slip gaji pegawai, dan sebagainya.
2. Strategic Business Unit
Merupakan hasil penyatuan beberapa fungsi manajemen di dalam sebuah
divisi atau unit bisnis tertentu, untuk membantu manajemen dan staf
mencapai objektif yang ditargetkan terhadap divisi atau unit bisnis tertentu.
3. Integrated Enterprise
Merupakan sistem informasi terpadu yang mengintergrasikan berbagai
modul aplikasi yang dimiliki seluruh divisi atau unit bisnis di dalam
perusahaan, yang merupakan embrio dari sistem informasi korporat
terpadu.
4. Extended Enterprise
Merupakan penggabungan sistem informasi korporat terpadu yang telah
dimiliki oleh internal perusahaan dengan satu atau lebih subsistem dari
perusahaan/entitas lain yang merupakan mitra kerja perusahaan terkait.
5. Inter-Enterprise Community
Merupakan hasil dari berbagai hubungan terintegrasi sistem informasi antar
perusahaan yang ada dalam komunits bisnis, sehingga membentuk jejaring
sistem informasi yang sangat besar dan luas cakupannya (internetworking).

20
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5

Studi kasus: Dell Computer

• Banyak industri membutuhkan kecepatan yang tinggi untuk berkompetisi,


termasuk industri komputer
• Menurut Michael Dell, tantangan utama sebuah yang harus dihadapi pada saat
kecepatan menjadi ukuran kritis adalah
• “Mengubah fokus dari berapa persediaan yang harus disimpan menjadi seberapa
cepat dia berpindah atau mengalir”.
• Perusahaan sering kali harus mengembangkan mekanisme untuk memonitor
kecepatan mengalirnya barang atau produk.
– Di industri komputer misalnya, setiap chips disertai dengan kode 4 digit yang
menandakan tahun dan minggu keberapa chips itu dibuat. Misalnya, 99-23
berarti chips tersebut dibuat pada minggu ke 23 tahun 1999.

Kenapa kecepatan ini penting?


• Menurut Dell, “apabila kita memiliki persediaan untuk 11 hari sedangkan
pesaing kita memiliki untuk 80 hari maka pada saat misalnya ada chips baru
dari Intel, kita akan bisa memasarkannya 69 hari lebih cepat”.
• Kecepatan juga penting karena inventory, terutama pada komputer industry,
membawa resiko yang besar _ harga material turun sampai 50% per tahun

Bagaimana Dell meningkatkan kecepatan aliran barang?


• Salah satu caranya adalah dengan kerjasama dan koordinasi secara dekat
dengan supplier.

21
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5

• Dengan supplier seperti Sony, yang memproduksi monitor dengan kualitas dan
kehandalan yang bagus, Dell tidak perlu menimbun banyak persediaan.
• Dell tidak perlu melakukan incoming inspection pada monitor yang dikirim oleh
Sony karena defect-nya sudah bisa ditekan ke bawah 1000 untuk setiap 1 juta
produk.

Dell menjual komputer langsung ke pemakai akhir.


“Kita minta Airbone Express atau UPS untuk mengambil 10000 komputer di Texas
sehari dan pergi ke Mexico untuk mengambil monitor sejumlah yang sama dari
pabriknya Sony. Kemudian, ketika kita semua tidur, mereka merakit komputer
dengan monitornya dan kemudian mengirimnya ke pemesan”

Apa manfaat yang diperoleh dari direct model ini?

• Inefisiensi berkurang banyak


• Tidak terjadi distorsi informasi karena rentang antara
permintaan dengan supply berkurang secara dramatis.
• Berkurangnya rentang ini memungkinkan informasi permintaan bisa
sampai ke bagian hulu secara lebih cepat sehingga mengurangi
variabilitas order, inventory,resiko, dan ongkos.
• Dell bisa berkata ke Sony ”kita akan mengambil monitor dari anda
dengan konsisten dan stabil (predictable)”.

DISKUSI
• Untuk produk biskuit kaleng yang dipasarkan di pasar lokal dan juga
ke beberapa negara tetangga, perusahaan apa sajakah yang terlibat
sehingga anda bisa membeli produk tersebut di sebuah supermarket?
• Gambarkan supply chain dari produk ini.

SEVERAL CRITICAL QUESTIONS


• Where do you source your materials?
• Where do you process or convert them?
22
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5

• What channels of distribution do you use?


• How do you build a strong relationship with your suppliers and
customers?
• How do you get direct information from your end-consumers?
• What logistics structure should you impose?
• How do you coordinate your information flows and systems globally?
• And how do you set up incentive systems for all of your
• partners in the supply chain to optimize overall performance?

23
Shafira Adrizayani, ST., MMSI

Anda mungkin juga menyukai