Buku Teks
Chopra, S., and Meindl, P. (2001). Supply chain management:
Strategy, planning, and operations. New Jersey - Prentice-Hall.
Pujawan, I N. (2005). Supply chain management. Guna Widya.
Simchi-Levi, D., Kaminski, P., and Simchi-Levi, E. (2000).
Designing and managing the supply chain: Concept, strategies, and case
studies. Irwin McGraw-Hill.
Handfield, R., and Nichols, Jr., E. L. (2002). Supply chain redesign:
Transforming supply chains into integrated value systems. New
Jersey: Financial Times - Prentice Hall.
TUJUAN
• Untuk memberikan gambaran umum tentang konsep-konsep,
metode dan alat dasar dalam SCM.
• Untuk memberikan pemahaman tentang aplikasi sistem dan
teknologi informasi dalam mendukung SCM
Referensi :
http://is.its-sby.edu/~wahyu/download/sosiotek/Introduction%20to%20SCM.pdf
http://www2.bc.edu/~fichman/703_07s_05_SCM.pdf
1
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5
Sebuah produk melewati proses yang panjang sebelum sampai ke tangan konsumen
2
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5
3
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5
Chain 1 : Suppliers
Jaringan bermula dari sini yang merupakan sumber yang menyediakan bahan
pertama, dmana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama in bisa
dalam bentuk bahan baku, mentah, bahan penolong, bahan daganngan, suku
cadang dsb.
4
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5
Sejak tahun 1980-an, telah dikembangkan istilah manajemen rantai pasok (supply
chain management, SCM). Istilah ini banyak digunakan, walaupun dengan beberapa
kerancuan pengertian.
d. Chopra & Meindl (2001), berpendapat bahwa SCM mencakup manajemen atas
aliran-aliran diantara tingkatan dalam suatu rantai pasok untuk memaksimumkan
keuntungan total.
5
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5
6
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5
Disamping itu perlu juga diketahui berbagai sifat pergerakan supply chain untuk
berbagai inventory.
4. Materials dan suku cadang (MRO = Materials for maintenance, repair and
operation)
a. Inventory yang digunakan untuk menunjang pabrik pembuat barang jadi
tersebut, yaitu untuk maintenance, repair, dan operasi peralatan
pabriknya.
b. Mata rantai bermula dari pabrik pembuat material MRO tadi dan berakhir
diperusahaan pembuat barang jadi tersebut, sebagai final user
(manufacturer).
7
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5
6. Barang Proyek
a. Inventory jenis ini adalah material dan suku cadang yang digunakan
untuk membangun proyek tertentu, misalnya membuat pabrik baru.
b. Mata rantai panjangnya hampir sama dengan MRO materials, jadi
bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di
perusahaan pembuat barang jadi yang dimaksud.
Atau
di mana seorang pelanggan membeli secara online dari Dell Computer, supply
chain mencakup pelanggan, website Dell yang mengambil order, perangkai
komponen Dell, dan semua supplier Dell. Website itu menyediakan pelanggan
informasi harga, ragam produk, dan ketersediaan produk. Setelah memilih,
pelanggan memasukkan informasi order dan membayar produk. Pelanggan bisa
kembali lagi ke website untuk mengecek status order.
8
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5
Dalam kasus lain, seperti order lewat surat dari perusahaan L.L. Bean,
manufacturer tidak secara langsung merespons kebutuhan pelanggan. L.L. Bean
memelihara daftar inventory produk di mana dari daftar ini mereka bisa
memenuhi kebutuhan pelanggan. Dibanding Dell, supply chain L.L. Bean
membutuhkan tahap tambahan (retailer, L.L. Bean itu sendiri) antara pelanggan
dan manufacturer. Dalam hal toko pengecer, supply chain bisa mencakup
wholesaler atau distributor antara toko dan manufacturer.
SCM Functions
10
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5
• Ketidakpastian
– Ketidakpastian permintaan
– Ketidakpastian pasokan: lead time pengiriman, harga dan kualitas bahan baku,
dll
– Ketidakpastian internal: kerusakan mesin, kinerjamesin yang tidak sempurna,
ketidakpastian kualitas produksi dll
Persediaan dapat:
• Menimbulkan biaya
• Menyembunyikan permasalahan
11
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5
Sikap para pelanggan tidak boleh diabaikan dan harus diperhatikan dengan
sungguh-sungguh.
Para pelanggan/consumers cenderung bersikap :
• Menghindari penjual yang pernah mengecewakan
• Ingin mengalami proses pembelian barang dan jasa yang menyenangkan
• Menyenangi pendekatan penjualan yang kreatif, ramah dan murah
• Menuntut “more for less”
• Mencari toko yang serba ada (departemen store, shooping mall, supermarket
dsb) karena keterbatasan waktu berbelanja
• Menghendaki barang yang aman dari segala hal
• Pokoknya menghendaki harga, mutu, dan pelayanan yang lebih baik lagi.
12
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5
13
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5
Peran informasi
Informasi penting karena menyediakan fakta
yang digunakan oleh manajer supply chain
untuk membuat keputusan memberikan
manajer visibility!
Information Technology
Information technology (IT) consists of the tools – hardware &
software–used both to gain awareness of the information and to
analyze the information to make the best decisions for the supply chain.
Goal of IT
• Collect information on each product from production to delivery or purchase point
and provide complete visibility for all parties in the supply chain
• Access any data in the system from a single-point-of-contact
• Analyze, plan activities and make trade offs based on information from the entire
supply chain
14
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5
Secara umum teknologi infomrasi di dalam manajemen supply chain dapat dilihat
dari dua perspektif besar :
• Perspektif Teknis
• Perspektif Manajerial
A. Perspektif Teknis
Dilihat dari sisi teknis, ada dua teknologi informasi yang harus dipenuhi yaitu:
1. Fungsi penciptaan
• TI harus mampu menjadi medium atau sarana untuk mengubah fakta-fakta
atau kejadian-kejadian sehari-hari yang dijumpai dalam bisnis perusahaan
ke dalam format kuantitatif.
• Teknologi harus mampu mengubah data mentah yang telah dikumpulkan
menjadi informasi yang relevan bagi setiap penggunanya (stakeholders),
yaitu manajemen, staf, konsumen, mitra bisnis, pemilik perusahaan, dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan.
• Hasil dari pengambilan keputusan akan memberikan berbagai dampak
langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja bisnis informasi.
• Akhirnya, kumpulan dari knowledge yang diperoleh dan dipelajari selama
perusahaan beroperasi akan menjadi suatu bekal “kebijaksanaan”
(wisdom) yang tidak ternilai harganya.
15
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5
2. Fungsi penyebaran
• Gathering. TI harus memiliki fasilitas yang mampu mengumpulkan entitas-
entitas fakta, data,informasi, knowledge dan wisdom dan meletakkannya di
dalam suatu media penyimpanan digital.
• Organising. Untuk memudahkan pencarian terhadap entitas-entitas
tersebut maka TI harus memiliki mekanisme baku dalam
mengorganisasikan penyimpanan entitas-entitas tsb di dalam media
penyimpanan.
• Selecting. Disaat berbagai pihak di dalam perusahaan membutuhkan
entitas-entitas tsb, TI harus menyediakan fasilitas untuk memudahkan
pencarian dan pemilihan
• Synthesizing. Tidak jarang para pengambil keputusan membutuhkan lebih
dari satu entitas untuk memudahkannya melihat situasi bisnis perusahaan.
• Distributing. Akhirnya, TI harus memiliki infrastruktur yang dapat
menyalurkan berbagai entitas dari tempat penyimpanannya ke pihak-pihak
yang membutuhkannya.
B. Perspektif Manajerial
Dilihat dari sisi bisnis dan manajerial, terutama dalam kaitannya dengan
manajemen supply chain, ada empat peranan yang diharapkan oleh perusahaan
dari implementasi efektif sebuah teknologi informasi, yaitu :
1. minimize rize, mengurangi risiko berasal dari adanya ketidakpastian berbagai
hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada di luar kontrol perusahaan
2. reduce costs, ada empat cara untuk mengurangi biaya yang kerap
dikeluarkan untuk kegiatan sehari-hari :
• eliminasi proses, Implementasi berbagai komponen teknologi informasi
akan mampu menghilangkan atau mengeliminasi proses yang dirasa
tidak perlu (non value added process).
• simplifikasi proses, Berbagai proses yang panjang dan berbelit-belit
(birokratis) biasanya dapat disederhanakan dengan
mengimplementasikan berbagai komponen TI (basisdata dan aplikasi
misalnya).
• integrasi proses, TI juga mampu melakukan pengintegrasian beberapa
proses menjadi satu sehingga terasa lebih cepat dan praktis (secara
langsung akan meningkatkan kepuasan pelanggan juga).
• otomatisasi proses, Mengubah proses manual menjadi otomatis
merupakan tawaran lain untuk mempermudah perusahaan
melaksanakan kegiatan operasionalnya sehari-hari
3. add value, menciptakan value bagi pelanggan perusahaan. Tidak sekedar
memuaskan pelanggan tetapi lebih untuk menciptakan loyalitas pelanggan.
Sehingga pelanggan bersedia selalu menjadi konsumennya untuk jangka
panjang.
16
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5
4. create new realities, persaiangan cepat dalam teknologi internet yang telah
mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan.
Peran internet
• Internet memungkinkan kolaborasi, koordinasi, dan integrasi dalam praktek di
lapangan.
• Dengan adanya Internet pihak-pihak pada supply chain bisa membagi informasi
serta melakukan transaksi dengan lebih cepat, murah dan akurat.
• Informasi penjualan di supermarket atau ritel akan mudah bisa dibagi dengan
pihak-pihak yang berada di sebelah hulu supply chain dengan menggunakan
Internet.
• Aplikasi internet dalam konteks supply chain management:
– Electronic procurement (e-procurement)
– Electronic fulfilment (e-fulfilment)
E-Procurement
• Aplikasi internet untuk mendukung proses pengadaan
• Perusahaan otomotif seperti Volkswagen, General Motors, Daimer Chrysler, dll
sebagainya menggunakan e-procurement secara ekstensif untuk:
– Proses pengadaan bahan baku dan komponen
– Item-item yang masuk dalam kelompok MRO (maintenance, repair, and
operations) seperti suku cadang,peralatan tulis kantor, dan sebagainya.
• Dapat digunakan untuk mendukung:
– Hubungan jangka pendek: e-Auction
– Hubungan jangka panjang (kemitraan)
E-Fulfillment
• Lebih pada bagian hilir supply chain
• Beberapa kegiatan yang termasuk dalam proses fulfilment adalah:
– Menerima order dari pelanggan Pelanggan bisa memesan produk melalui
telepon, fax, e-mail, atau webbased ordering.
– Mengelola transaksi termasuk proses pembayaran.
– Manajemen gudang meliputi pengendalian persediaan produk dan kegiatan
administrasi gudang secara umum.
– Manajemen transportasi Keputusan mode dan rute transportasi termasuk
di dalamnya.
– Komunikasi dengan pelanggan untuk memberikan informasi status pesanan,
dukungan teknis, dan sebagainya
17
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5
Sistem informasi yang terpadu adalah sebuah sistem yang terdiri dari berbagai
komponen data, aplikasi dan teknologi yang saling berkaitan untuk mendukung
kebutuhan informasi perusahaan.
Membangun sebuah arsitektur sistem informasi korporat terpadu yang baik dapat
dimulai dengan melihat siapa saja yang membutuhkan teknologi yaitu :
1. Konsumen / pelanggan (end-consumer)
Berkat merekalah sebuah bisnis ada, sehingga mereka pasti membutuhkan
berbagai jenis terkait dengan produk/jasa yang mereka beli dan mereka
konsumsi.
2. Manajemen
Merekalah penggerak utama dari pengelolaan sebuah perusahaan. Dimana
mereka membutuhkan suatu sistem inforasi yang dapat diandalkan untuk
membantu dalam menentukan kebijakan-kebijakan atau mengambil keputusan
strategis maupun taktis yang berkualitas.
3. Staf
Karena pada tingkat operasional, merekalah yang sehari-hari berhadapan
langsung dengan aktivitas penciptaan produk maupun jasa yang tentu saja
membutuhkan sangat banyak informasi sebagai sumber daya utama.
18
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5
4. Rekanan Bisnis
Karena merekalah yang menjadi pemasok bahan-bahan maupun sumber
daya-sumber daya lain yang dibutuhkan perusahaan untuk beroperasi
menghasilkan beragam produk dan jasa.
19
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5
Secara umum, biasanya sebuah perusahaan akan melalui 5 tahapan evolusi dalam
mengembangkan sistem informasinya, (lihat gambar) yaitu :
1. Cross-Functional Business Unit
Merupakan pengembangan modul aplikasi untuk fungsi bisnis tertentu saja,
seperti untuk keperluan transaksi pembelian, penyusunan laporan
keuangan, pencetakan slip gaji pegawai, dan sebagainya.
2. Strategic Business Unit
Merupakan hasil penyatuan beberapa fungsi manajemen di dalam sebuah
divisi atau unit bisnis tertentu, untuk membantu manajemen dan staf
mencapai objektif yang ditargetkan terhadap divisi atau unit bisnis tertentu.
3. Integrated Enterprise
Merupakan sistem informasi terpadu yang mengintergrasikan berbagai
modul aplikasi yang dimiliki seluruh divisi atau unit bisnis di dalam
perusahaan, yang merupakan embrio dari sistem informasi korporat
terpadu.
4. Extended Enterprise
Merupakan penggabungan sistem informasi korporat terpadu yang telah
dimiliki oleh internal perusahaan dengan satu atau lebih subsistem dari
perusahaan/entitas lain yang merupakan mitra kerja perusahaan terkait.
5. Inter-Enterprise Community
Merupakan hasil dari berbagai hubungan terintegrasi sistem informasi antar
perusahaan yang ada dalam komunits bisnis, sehingga membentuk jejaring
sistem informasi yang sangat besar dan luas cakupannya (internetworking).
20
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5
21
Shafira Adrizayani, ST., MMSI
KonSIL pertemuan – 3-4-5
• Dengan supplier seperti Sony, yang memproduksi monitor dengan kualitas dan
kehandalan yang bagus, Dell tidak perlu menimbun banyak persediaan.
• Dell tidak perlu melakukan incoming inspection pada monitor yang dikirim oleh
Sony karena defect-nya sudah bisa ditekan ke bawah 1000 untuk setiap 1 juta
produk.
DISKUSI
• Untuk produk biskuit kaleng yang dipasarkan di pasar lokal dan juga
ke beberapa negara tetangga, perusahaan apa sajakah yang terlibat
sehingga anda bisa membeli produk tersebut di sebuah supermarket?
• Gambarkan supply chain dari produk ini.
23
Shafira Adrizayani, ST., MMSI