Anda di halaman 1dari 5

Gerakan Psikologi Industri-Organisasi

Walter Dill-Scott merupakan seorang mahasiswa Wilhelm Wundt di Leipzig yang meninggalkan
dunia psikologi introspektif murni untuk menerapkan sebuah sains baru bagi periklanan dan
bisnis. Scott berkontribusi dalam membuat pasar dan tempat kerja menjadi lebih efisien dan
menentukan bagaimana para pengusaha / manajer dapat memotivasi karyawan dan konsumen.
Walter Dill Scott ( 1859-1955)
Karya Scott mencerminkan perhatian pada psikologi fungsional yakni berfokus pada
permasalahan praktis. Menurut seorang sejarawan Psikologi, sekembalinya dari Leipzig ke
Chicago menjelang pergantian abad, publikasi yang dibuat oleh Scott bergeser dari teori khas
jerman menjadi fungsionalis ala amerika. Bukannya menjelaskan motif dan impuls secara umum,
scott justru menjelaskan bagaimana cara mempengaruhi orang lain,termasuk
konsumen,pendengar ceramah,dan para pekerja.
Scott merupakan orang pertama yang mengaplikasikan psikologi pada seleksi dan manajemen
karyawan, serta pada bidang periklanan, dan pengarang buku pertama dalam bidang tersebut.
Scott juga orang pertama yang meraih gelar professor untuk psikologi terapan, merupakan
pendiri perusahaan konsultasi psikologi pertama, dan psikolog pertama yang mendapat
Distinguished Service Medal dari militer Amerika.
Kehidupan Scott
Scott dilahirkan di sebuah peternakan di dikota Normal, Ilinois. Scott muda terkesima oleh
gagasan efisiensi ditempat kerja saat ia sedang membajak sebidang tanah. Scott harus
menanggung sebagian tanggung jawab untuk mengerjakan pertanian kecil keluarganya saat ia
berusia 12 tahun. Scott muda menyadari bahwa jika ia ingin mencapai sesuatu dia tidak boleh
menyia-nyiakan waktu. Saat ia mengistirahatkan kudanya ia menyadari bahwa ia telah
kehilangan waktu 10 menit setiap jam. Dan jika dijumlahkan ia kehilangan satu setengah jam
setiap hari, waktu yang bisa ia gunakan untuk belajar. Akhirnya scott memutuskan membawa
buku tiap membajak dan membaca setiap waktu istirahat.
Ia melakukan berbagai pekerjaan untuk mendapat biaya pendidikan keperguruan tinggi. Ia juga
menabung sebagian hasil jeripayahnya untuk membeli buku. Saat berusia 19 tahun ia mendaftar
di Universitas Negeri Normal,Ilinois. Dua tahun kemudian ia mendapatkan beasiswa di
Universitas Northwestern di Evanstone,Ilinois, dan bekerja sebagai tenaga pengajar untuk
penghasilan tambahan.
Setelah lulus dari seminari teologis Chicago scott memutuskan menjadi seorang misionaris ke
China, namun karena tidak ada tempat kosong maka ia berubah pikiran kemudian mengambil
studi psikologi dan menyukainya. Ia menabung untuk membiayai perjalanan menuju jerman dan
menikah. Pada 21 Juli 1898 Scott dan pengantinnya berangkat ke Jerman, Scott belajar bersama
Wundt. Dua tahun kemudian ia meraih gelar doctoral. Scott selanjutnya bergabung dengan staff
pengajar Universitas Northwestern sebagai dosen psikologi dan pedagogi, hal tersebut
menunjukkan bahwa ia telah terpengaruh oleh tren menuju pengaplikasian psikologi pada
masalah- masalah pendidikan.
Ketertarikannya berubah ketika seorang pebisnis periklanan meminta pengaplikasian psikologi
untuk iklan agar lebih efektif. Ide tersebut menggugah minatnya, sehingga Scott mengikuti
semangat fungsionalisme Amerika dan semakin terpisah dari psikologi Wundtian karena ia
menemukan banyak cara bagi psikologi untuk menyelesaikan masalah-masalah praktis.
Scott menulis buku The Theory Of Practice Of Advertising (1903) dan disusul oleh buku-buku
dan artikel majalah. Ia memiliki keahlian,reputasi, dan hubungan langsung dikalangan komunitas
pebisnis. Ia juga mengarahkan perhatiannya pada masalah-masalah seleksi dan manajemen
karyawan. Tahun 1905 ia dipromosikan sebagai professor, tahun 1909 ia menjadi professor
dibidang periklanan disekolah perniagaan Northwestern. Tahun 1916 ia ditunjuk menjadi
professor psikologi terapan dan direktur sebuah lembaga riset penjualan di Universitas Carnegie
Technical di Pittsburgh.
Saat Amerika memasuki perang dunia ke 1 tahun 1917 scott menawarkan skillnya untuk
membantu seleksi personil militer, meskipun pada mulanya ia mengalami penolakan namun
setelah berhasil mempersuasi jenderal militer mengenai nilai teknik seleksinya dan dapat
membuktikannya dikemudian hari ia dianugerahi Distinguished Service Medal oleh pihak
militer.
Setelah peperangan scott mendirikan perusahaan pelayanan jasa konsultasi pada perusahaan-
perusahaan yang ingin mencari bantuan menangani seleksi karyawan dan efisiensi kerja yang
diberi nama The Scott Company. Ia juga menjabat sebagai rector universitas Northwestern sejak
1920-1939.
Periklanan dan Sugestibilitas Manusia.
Jejak pendidikan dalam psikologi eksperimental yang berorientasi fisiologis ala Wundt dan
upaya Scott dalam memperluas dalam ruang lingkup praktis terlihat jelas dalam tulisannya
tentang iklan. Iklan terkadang berbicara sebagai sistem saraf dari dunia usaha. Karena sistem
saraf disusun untuk menjadikan kita dapat merasakan sensasi dari tiap obyek maka iklan yang
dapat dibandingan dengan sistem saraf tersebut harus hidup dalam pikiran pembaca sama halnya
seperti citra-citra lainnya yang dapat dibangkitkan oleh obyek tersebut.
Scott memiliki pendapat bahwa konsumen seringkali bertindak tidak rasional sehingga mudah
untuk dipengaruhi. Menurutnya, emosi,simpati,dan sentimentalitas merupakan factor-faktor yang
dapat mempertinggi sugestibilitas konsumen, ia juga yakin perempuan lebih mudah dipengaruhi
disbandingkan laki-laki. Dengan pengaplikasian hokum sugestibilitasnya ia menganjurkan bagi
perusahaan untuk menggunakan perintah-perintah langsung, contohnya “gunakanlah sabun buah
pir” untuk menjual produk. Ia juga mendorong penggunaan pengembalian kupon karena cara
tersebut mendorong konsumen melakukan tindakan langsung seperti menggunting kupon dari
surat kabar, mengisi nama dan alamat, serta mengirimkannya pada perusahaan untuk mendapat
sampel gratis.
Seleksi Karyawan
Scott merancang skala penilaian dan pengujian kelompok untuk mengukur karakteristik orang
yang telah berhasil dalam bidang tersebut, hal ini dilakukan untuk seleksi karyawan terbaik,
khususnya tenaga penjual, eksekutif bisnis, dan personil militer. Seperti halnya Witmer dalam
Psikologi klinis, scott tidak memiliki contoh pekerjaan sebelumnya yang dapat dijadikan dasar
pendekatan. Ia mengajukan pertanyaan terhadap para pejabat militer dan petinggi perusahaan
untuk menyusun peringkat bawahan mereka dalam hal penampilan,sikap,sopan-
santun,produktivitas,karakter,dan nilainya terhadap organisasi. Ia kemudian mengkelaskan
pelamar pekerjaan berdasarkan kualitas yang menurutnya harus dimiliki untuk memberikan
kinerja yang efektif.
Scott mengembangkan tes psikologi untuk mengukur intelegensi dan beberapa kemampuan
lainnya. Tetapi,dibandingkan melakukan penilaian secara individual ia justru menciptakan
pengujian untuk menangani kelompok. Menurutnya, pengujian kelompok lebih efisien dan
murah saat terdapat banyak kandidat yang perlu dievaluasi dalam waktu singkat.
Jenis tes yang dikembangkan oleh scott berbeda dengan tes intelegensi cattel yang mengukur
intelegensi secara umum, tes intelegensi scott tidak hanya mengukur intelegensi secara umum
tetapi ia juga meneliti bagaimana individu menggunakan intelegensi nya,Scott mendefiniskan
intelegensi bukan dalam kemampuan kognitif spesifik tetapi dalam tataran praktis seperti
penialaian, kecepatan,dan akurasi. Hal tersebut merupakan karakteristik yang dibutuhkan dalam
kinerja yang baik. Ia membandingnkan hasil tes pelamar dengan skor karyawan sukses dan tidak
terlalu memperhatikan hal yang ditunjukkan skor tersebut mengenai unsur-unsur mental.
Komentar
Scott hanya menerima perhatuab singkat dalam sejarah psikologi seperti kebanyakan psikolog
terapan ia tidak merumuskan sebuah teori,tidak mendirikan sebuah aliran pemikiran, dan tidak
membimbing murid inti yang loyal untuk meneruskan pekerjaannya. Ia hanya sedikit melakukan
riset ekperimental dan jarang menerbitkan jurnal-jurnal besar. Bagi banyak psikolog akademis
memandang rendah psikolog terapan karena meyakini karya mereka tidak banyak berkontribusi
terhadap kemajuan psikologi sebagai sains. Namun, hal tersebut dibantah oleh scott dan psikolog
terapan lainnya. Menurutnya, membawa psikologi menjadi perhatian masyarakat berarti
menunjukkan keberhargaannya yang pada gilirannya akan meningkatkan pengakuan masyarakat
terhadap riset psikologi di dalam laboratorium akademis.
Dampak Perang Dunia
Perang dunia 1 membawa peningkatan dalam ruangg lingkup dan popularitas dan pertumbuhan
psikologi industry-organisasi. Melalui pengembangan skala untuk seleksi personil militer, dan
menjelang akhir peperangan ia telah mengevaluasi kualifikasi pekerjaan untuk 3 juta tentara, ini
merupakan contoh manfaat psikologi terapan yang terpublikasi luas. Setalah perang dunia,
perusahaan dan pemerintahan mulai mencari layanan psikolog industrial untuk mengatur ulang
prosedur karyawan dan tes-tes seleksi karyawan.
Perang dunia II membawa dampak pada psikologi di Eropa, psikolog di Inggris dan Jerman
berkontribusi dalam mengembangkan teknik seleksi personil militer dan merancang peralatan
perang. Setelah perang, ketertarikan pada psikologi industrial meningkat. National Institute of
Industrial Psychology berdiri pada tahun 1921 dan lembaga sejenis untuk psikologi terapan
didirikan dibeberapa kota besar di Jerman, serta banyak perusahaan yang mengelola aboratorium
psikologi mereka sendiri.
Perang dunia II membawa banyak psikolog Amerika berkontribusi dalam menguji,menyaring,
dan klasifikasi hasil rekrutmen. Adanya kebutuhan untuk mengidentifikasi personil militer yang
memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk menguasai skill tertentu mendorong psikolog
menyempurnakan seleksi dan pelatihan mereka. Kebutuhan tersebut melahirkan keahlian khusus
dibidang psikologi industry yang juga disebut psikologi rekayasa,rekayasa manusia,rekayasa
factor manusia,atau ergonomic.
Pekerjaan psikolog rekayasa berkaitan erat dengan rekayasa sistem persenjataan guna memberi
informasi mengenai kapasitas dan batasan manusia. Pekerjaan tersebut berpengaruh pada
rancangan alat militer yang disesaikan dengan kemampuan penggunannya. Dimasa sekarang
psikolog rekayasa juga bekerja dibidang produk-produk konsumen seperti papan tombol
computer,perabot kantor,alat rumah tangga,dan tampilan dasbor mobil.
Studi-Studi Hawthorne dan Persoalan Organsisasional
Psikolog industry tahun 1920 berfokus pada seleksi dan penempatan karyawan, yaitu memilih
orang yang tepat untuk pekerjaan yang sesuai. Pada 1927, adanya riset yang dilakukan oleh
Western Electric Company di instalasi Howthorne di Ilinois. Riset tersebut telah memperluas
bidang ini sampai kebidang lain diuar seleksi dan penempatan. Yaitu pada permasalahan
kompleks hubungan manusia,motivasi,dan moral yang lebih kompleks.
Riset dimulai dengan investigasi terbuka mengenai efek-efek lingkungan kerja fisik, seperti
kondisi pencahayaan dan suhu terhadap efisiensi kinerja karyawan. Hasilnya, ditemukan bahwa
aspek-aspek sosial dan psikologis tempat kerja jauh lebih penting dibandingkan kondisi-kondisi
fisik. Contohnya, wawancara yang dilakukan terhadap 200 pegawai menemukan bahwa
observasi dan wawancara yang dilakukan mempersuasi banyak pegawai karena mereka merasa
diperhatikan oleh manajemen.
Studi Howthorne selanjutnya mendorong para psikolog untuk mengeksplorasi iklim kerja sosial-
psikologis, yang meliputi perilaku para pemimpin, kelompok-kelompok kerja informal, sikap
karyawan, pola-pola komunikasi Antara pekerja dan manajer, dan factor lainnya yang dapat
mempengaruhi motivasi, produktivitas, dan kepuasan. Setelah mengetahui pentingnya variable
organsisi. Divisi psikologi industrial APA mengubah namanya menjadi Society for industrial and
organizational psychology
Kontribusi perempuan terhadap psikologi industry-organisasi
Psikologi industry dan organisasi merupakan profesi yang secara historis meyediakan
kesempatan karir bagi perempuan. Orang pertama yang menerima gelar Ph.D dalam bidang
tersebut ialah Lillian Moller Gillberth yang memperoleh gelarnya dari universitas Brown,
bersama suaminya Frank Gillberth ia mempromosikan analisis waktu-dan gerak sebagai sebuah
teknik meningkatkan efisiensi kinerja. Meskipun banyak pemimpin perusahaan yang menolak
menerima psikolog perempuan. Saat Lillian dan Frank menulis buku tentang efisiensi industrial
penerbit menolak mencantumkan nama seorang perempuan karena pelaku bisnis tidak akan mau
membeli bukunya.
Anna Berliner adalah satu satunya mahsiswa perempuan Wilhelm Wundt yang juga pionir
dibidang psikologi industry. Wundt bersedia menerimanya atas keberaniannya, ia kemudian
bekerja sebagai psikolog industry di jepang serta menulis buku mengenai surat kabar dan
periklanan dijepang, serta riset dipasar jerman. Ia bermigrasi ke amerika dan mengajar di
univerasitas pasicif di Oregon dan melakukan riset mengenai optometri dan masalah visual yang
mempengaruhi pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai