Tahun 1901, Walter Dill Scott berbicara tentang kemungkinan penggunaan psikologi
dalam periklanan. Tahun 1903 ia menerbitkan bukunya The Theory of Advertising, yang
dipandang sebagai buku pertama yang membahas tentang psikologi dengan suatu aspek
dari dunia kerja (Schultz, 1982, halaman. 8). Tahun 1913 terbit buku lain dengan judul
The Psychology of Industrial Efficiency yang ditulis oleh Hugo Muensterberg. yang
membahas secara lebih luas bidang dari psikologi industri.
Pada masa itu mulailah para sarjana psikologi melakukan eksperimen bersama-sama
dengan para teknik industri menggarap obyek studi yang baru, yaitu kesesuaian dan
penyesuaian dari lingkungan kerja fisik, peralatan kerja dan proses kerja dengan
keterbatasan kemampuan fisik dan psikis dari manusia sebagai tenaga kerja.
Dilanjutkan pada tahun 1960, adanya pengesahan beberapa bagian utama undang-
undang hak sipil, dimana undang-undang ini memusatkan pada para profesional SDM
pada pengembangan teknik seleksi yang adil. Sehingga, kebutuhan akan psikolog
Industri dan Organsasi meningkat pesat. Tahun 1970 membawa langkah besar dalam
pemahaman banyak masalah psikologi organisasi yang melibatkan kepuasan dan
motivasi karyawan. Pada dekade ini menjadikan perkembangan banyak teori tentang
perilaku karyawan dalam organisasi.
Psikologi Industri dan Organisasi di Indonesia Psikologi sebagai ilmu baru dikenal
dan dikembangkan di Indonesia sekitar tahun 1950-an. Ketika kemerdekaan Indonesia
diakui secara resmi oleh belanda akhir tahun 1949, terdapat kegiatan-kegiatan psikologis
dengan menggunakan tes-tes psikologis yang dilakukan oleh:
Psikologi dan Industri di Indonesia dewasa ini masih merupakan ilmu terapan
dengan kegiatan utamanya pada pelaksanaan pemeriksaan psikologis (yang secara
popular dikenal dengan “psikotes”) dengan tujuan seleksi dan penempatan, penyuluhan
dan bimbingan kejuruan dan pengembangan karir.