Anda di halaman 1dari 9

NUN DAN MIM BERTASYDID DAN PEMBAGIAN IKHFA

Oleh Dosen Pengasuh;

Hj.Siti Khafidoh, S.Pd.i, M.Pd.

Disusun Oleh;

Achmad Anthasach Al-Ghazali ; 18511006

Ahmad Enno Irvansyah ; 18511008

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS YAPIS PAPUA
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya
sehingga kami dapat membuat makalah Baca Tulis Al-Qur’an dengan judul "Nun dan Mim
bertasydid dan Pembagian Ikhfa" tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu,
dengan lapang dada kami ingin menerima saran maupun kritik demi memperbaiki makalah
ini.

Kami sebagai pembuat atau penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana
ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca
untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Jayapura, 06 Maret 2019

i
DAFTAR ISI
K A T A P E N G A N T A R ............................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................................................................ 1
Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 1
Tujuan ............................................................................................................................................. 1
BAB II ....................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
Nun dan Mim Bertasydid ................................................................................................................... 2
Istilah lain Hukum Mim dan Nun Bertasydid .................................................................................... 2
Pembagian Ikhfa ................................................................................................................................. 3
Ikhfa’ Ab’ad..................................................................................................................................... 3
Ikhfa’ aqrob .................................................................................................................................... 3
Ikhfa’ Ausath................................................................................................................................... 3
BAB III...................................................................................................................................... 5
PENUTUP ................................................................................................................................. 5
Kesimpulan ......................................................................................................................................... 5
Daftar Pustaka .................................................................................................................................... 5

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad
SAW melalui Malaikat Jibril. Ada bagi siapa-pun yang membaca Al-Qur’an sekalipun tidak
memahami maknanya terhitung sebagai ibadah dan mendapatkan ganjaran pahala yang
sangat besar. Sebagaimana di jelaskan dalam Hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id
r.a. berkata, Rasulullah saw. Bersabda, “Allah berfirman, ‘barang siapa yang disibukan oleh
Al-Qur’an daripada berdzikir kepada-Ku dan memohon kepada-Ku, maka Aku berikan
kepadanya sesuatu yang lebih utama daripada yang Aku berikan kepada orang-orang yang
memohon kepada-Ku dan keutamaan kalam Allah diatas seluruh perkataan adalah seumpama
keutamaan Allah atas makhluk-Nya.” (Hr. Tirmidzi, Darami, dan Baihaqi).

Rumusan Masalah
1. Apa itu Nun dan Mim BerTasydid, dan Ikhfa ?
2. Istilah atau Nama lain dari Nun dan Mim BerTasydid ?
3. Pembagian Ikhfa ?

Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan baik
pembaca maupun pembuat.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Nun dan Mim Bertasydid


Apabila ditemukan huruf mim dan nun bertasydid (‫ )حكم النون والميم المشدّدتين‬maka disana
terdapat hukum ghunnah musyaddadah. Inilah yang kemudian menjadi istilah bagi mim atau
nun yang bertasydid dalam ilmu tajwid.

Selain sebutan ghunnah musyaddadad ada istilah-istilah lain untuk hukum mim dan nun
bertasydid ini, antara lain yaitu sebagai berikut;

Istilah lain Hukum Mim dan Nun Bertasydid

1. Gunnah Ashliyyah, dinamakan demikian karena hukum mim dan nun bertasydid
merupakan bentuk gunnah yang asli dan nyata serta bagian dari makhroj al-khoisyum,
yaitu tempat keluarnya gunnah itu sendiri.
2. Gunnah Lazimah, dinamakan demikian karena meng-ghunnahkan mim dan nun yang
bertasydid adalah wajib dan berlaku selamanya, baik ketika washol maupun
ketika waqof.

Contoh Nun dan Mim Bertasydid


‫ب َر ب النَّا س‬
ِ ‫ام َرأَتُهِ َح َّمالَ ِةَ ا ْل َح َط‬
‫ب‬ ْ ‫َو‬
‫أ َ ْع َط ْي ٰنكَ ِا ْلك َْوث َ َرِِإنَّآ‬
ِ‫سد‬َ ‫فىِج ْيد َهاِ َح ْبلِ ِّمنِ َّم‬
Dan masih banyak lagi

Ikhfa

Ikhfa’ dalam pengertiannnya menurut bahasa adalah as-satru artinya samar atau tertutup.
Sedangkan menurut istilah ikhfa’ adalah mengucapkan huruf dengan sifat antara idzhar dan
idghom, tanpa tasydid dan dengan menjaga ghunnah pada huruf yang di ikhfa’kan.

Ikhfa’ dalam pengertian nun mati dan tanwin adalah apabila nun mati dan tanwin
menghadapi salah satu huruf ikhfa’ yang berjumlah lima belas, maka dinamakan ikhfa’
haqiqi.

2
Pembagian Ikhfa
Ikhfa’ِAb’ad

Ikhfa’ ab’ad artinya paling jauh. Ikhfa’ ab’ad terjadi apabila nun mati dan tanwin menghadapi
salah satu dari dua huruf ikhfa’ berikut : ‫ق‬-‫ك‬

Dinamakan ikhfa’ ab’ad karena nun mati dan tanwin menghadapi huruf yang jarak
makhrojnya paling jauh dengan makhroj nun diantara kelimabelas huruf ikhfa’, huruf qof dan
kaf adalah huruf yang paling jauh dari nun karena berasal dari aqshol lisan (pangkal lidah).

Ikhfa’ِaqrob

Aqrab arti atau pengertiannya dekat, berasal dari kata “qoruba”. Ikhfa’ aqrab terjadi apabila
nun mati atau tanwin menghadapi salah satu dari tiga huruf ikhfa’ berikut : ‫ت‬-‫ط‬-‫د‬.

Dinamakan ikhfa’ aqrob karena nun mati dan tanwin menghadapi huruf yang jarak
makhrojnya paling deket dengan makhroj nun. Diantara kelimabelas huruf ikhfa’, huruf ta’,
tho’ dan dal adalah yang paling dekat makhrojnya karena berasal dari Ushuluts Tsanayal
Ulya ( pangkal gigi seri atas). Sedangkan makhroj nun berada diatasnya sedikit, yaitu pada
Lahmatul Asnan ( gusi – gusi atu daging tempat tumbuhnya gigi seri atas).
Suara yang dihasilkan dari hukum ikhfa’ Aqrab ini mendekati bunyi “N” dalam bahasa
Indonesia. Kemudian suara ditahan dua ketukan agar tidak tertukar dengan idzhar yang hanya
dibaca satu ketukan. Pada waktu mengucakan huruf ikhfa’ aqrab ini, bacaan ikhfa’nya lebih
pendek dari pada ghunnahnya.

Ikhfa’ِAusath

Ausath artinya pertengahan. Berasal dari kata “ِ‫س َط‬


َ ‫”و‬.
َ Ikhfa’ Ausath terjadi apabila nun mati
dan tanwin menghadapi salah satu dari sepuluh huruf ikhfa’ yaitu : ‫ص‬-‫ذ‬-‫ث‬-‫ج‬-‫ش‬-‫س‬-‫ز‬-
‫ف‬-‫ض‬-‫ظ‬
Dinamakan ikhfa’ Ausath, karena Nun mati dan tanwin menghadapi huruf yang jarak
makhrojnya tidak terlalu jauh atau tidak terlalu dekat dengan makhroj Nun.

Suara yang dihasilakan dari ikhfa’ Ausath ini adalah antara “ING” dan “N”, artinya suara
Ikhfa’ Ausath adalah bersifat pertengahan antara ikhfa’ Ab’ad dan Ikhfa’ Aqrab.

Pada waktu mengucapkan hukum ikhfa’ Ausath ini, bacaan Ikhfa’ dan Ghunnahnya sama
(Sedang).

3
Contohnya;

Huruf Contoh Huruf Contoh

‫ص‬ َ ‫أ َ ْن‬
‫صد ُّْو ُك ْم‬ ‫د‬ َ‫أ َ ْندَاد‬
(Al-Maidah : 2) (Al-Baqarah : 22)

‫ذ‬ ‫ِم ْن ذَهَب‬ ‫ط‬ َ ‫ِب ِق ْن‬


‫طار‬
(Fatir : 33) (Ali Imran : 75)

‫ث‬ ‫ِم ْن ث َ َم َرة‬ ‫ز‬ ‫ِم ْن زَ َوال‬


(Al-Baqarah : 25) (Ibrahim : 44)

‫ك‬ َ‫َم ْن َكان‬ ‫ف‬ ْ َ‫ِم ْن ف‬


ِ‫ض ِل للا‬
(Al Hajj : 15) (Al-Hadid : 29)

‫ج‬ ‫أ َ ْن َج ْينَا‬ ‫ت‬ َ َ ‫َم ْن ت‬


‫اب‬
(An-Naml : 53) (Al-Furqon : 71)

‫ش‬ ُ‫إِ ْن شَا َء للا‬ ‫ض‬ ُ ‫َم ْن‬


‫ض ْود‬
(Yusuf : 99) (Al-Waqi’ah : 29)

‫ق‬ ٌ ‫س ِم ْي ٌع قَ ِري‬
‫ْب‬ َ ‫ظ‬ َ ‫يُ ْن‬
َ‫ظ ُر ْون‬
(Saba : 50) (Al-Muthaffifin : 23)

‫س‬ ‫س ََللَة‬
ُ ‫ِم ْن‬
(Al Mukminun : 12)

4
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Tujuan mempelajari Ilmu Tajwid ialah agar dapat membaca ayat-ayat Al-Qur’an secara betul
(fasih) sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dengan kata lain, agar
dapat memelihara lisan dari kesalahan-kesalahan ketika membaca Al-Qur’an.

Adapun hukum membaca Al-Qur’an dengan memakai aturan-aturan Tajwid, adalah fardhu
ain, yang merupakan kewajiban pribadi. Membaca Al-Qur’an sebagai sebuah ibadah haruslah
dilaksanakan sesuai ketentuan. Ketentuan itulah yang terangkum dalam Ilmu Tajwid.
Dengan demikian, memakai Ilmu Tajwid dalam membaca Al-Qur’an hukumnya wajib bagi
setiap orang, tidak bisa diwakili oleh orang lain. Apabila seseorang membaca Al-Qur’an
dengan tidak memakai Tajwid, hukumnya dosa.

Daftar Pustaka
1. <http://www.hukumtajwid.com/2017/09/pengertian-ikhfa-tingkat-bacaan-dan.html
2. <https://adinawas.com/pengertian-ikhfa-haqiqi-dan-contohnya.html
3. <https://budihafidz.wordpress.com/tag/tujuan-dan-hukum-mempelajari-tajwid/
4. <http://perpustakaanminifa.blogspot.com/2016/12/contoh-dan-pengertian-mim-dan-
nun.html
5. <http://chikmatus.blogspot.com/2012/12/hukum-mim-dan-nun-yang-bertasydid.html

Anda mungkin juga menyukai