Anda di halaman 1dari 1

( SUB-BAB BAGIAN E.

NOMOR 1)
E.
1. Hakikat Pancasila sebagai ideologi negara memiliki tiga dimensi sebagai berikut:
A. Dimensi realitas; nilai-nilai dasar yang terkandung bersumber dari nilai-nilai real yang hidup
dalam masyarakatnya. Hal ini mengandung arti bahwa nilai-nilai kehidupan bangsa
Indonesia sekaligus juga berarti bahwa nilai-nilai Pancasila harus dijabarkan dalam
kehidupan nyata sehari-hari baik dalam kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat maupun
dalam segala aspek penyelenggaraan negara.
B. Dimensi idealis; mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai dasar Pancasila mengandung tujuan
yang dicapai sehingga mampu menggugah motivasi untuk mewujudkan cita-cita. Nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila bersifat sistematis dan rasional (Wibisono, 1989). Jadi,
Pancasila haruslah memberi cita-cita dan harapan tentang masa depan yang lebih baik
(Alfian, 1991).
C. Dimensi fleksibilitas; merangsang masyarakat untuk mengembangkan pemikiran baru
tentang nilai-nilai dasar yang terkandung. Pancasila ideologi terbuka, karena demokratis dan
merangsang warga negara untuk mengembangkan pemikiran baru, tanpa khawatir
kehilangan hakikat dirinya (Alfian, 1991: 192-195). Di sini, Pancasila memenuhi syarat
fleksibilitas tersebut, yang dibuktikan dari perjalanan sejarah Pancasila. Sampai sekarang,
Pancasila masih berdiri tegar dan kokoh, dan selalu menerima pembaharuan, tanpa
kehilangan jati dirinya.

Daftar pustaka:
Koento Wibisono. 1988. Pancasila Ideologi Terbuka. Magelang: Panitia Temu KaryaDosen-
Dosen PTN Se-Jawa Tengah dan Kopertis Wil.VI.

Anda mungkin juga menyukai