Makalah Salmonella
Makalah Salmonella
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul “Bakteri Patogen Salmonella
thyposa”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu kami dalam mengerjakan makalah ini.Kami juga mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat tentang isi dari
makalah ini.Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna
bagi kita bersama.Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai masukan dan
pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan hal ini juga dapat
berguna bagi kita bersama.Semoga makalah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai
kehidupan yang lebih baik lagi.
Penyusun
i
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................................... 4
A. Morfologi Mikroorganisme kelompok Salmonella .......................................................................... 4
1. Struktur dan tipe antigen Salmonella ........................................................................................... 6
2. Faktor virulensi.............................................................................................................................. 7
C. Media Perantara atau Media Pertumbuhan dari Salmonella ........................................................... 9
1. Media Perantara Bakteri Salmonella ............................................................................................ 9
2. Media Pertumbuhan Bakteri Salmonella .................................................................................... 10
D. Gejala Penyakit yang Diakibatkan oleh Salmonella ........................................................................ 11
E. Mekanisme Infeksi oleh Salmonella................................................................................................ 13
F. Pencegahan dari Infeksi Salmonella ............................................................................................... 16
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................................ 19
A. Kesimpulan...................................................................................................................................... 19
B. Saran ............................................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan pangan dapat bertindak sebagai substrat atau perantara bagi pertumbuhan
mikroorganisme patogenik dan menularkan penyakit seperti typus, demam, sakit kepala,
disentri, diare, hingga kematian. Salmonella merupakan salah satu bakteri penyebab infeksi
pada manusia yang dapat disebarkan melalui pangan dimana disebabkan oleh masuknya
bakteri ke dalam tubuh melalui makanan yang telah terkontaminasi dan sebagai akibat dari
reaksi tubuh terhadap bakteri atau hasil – hasil metabolismenya.
Salmonella ada di seluruh dunia dan dapat mencemari hampir segala tipe
makanan seperti pada telur mentah, daging mentah, sayur – sayur segar, cereal, kacang-
kacangan, dan air yang tercemar. Selain itu penyebarannya dapat melalui hewan peliharaan
hingga manusia, cara penularan yang paling sering adalah melalui feses dari orang-orang
yang terinfeksi sehingga mencemari sumber air atau makanan dari orang – orang yang tidak
terinfeksi (Lud W, 2004). Salmonella dapat bertahan selama berminggu-minggu di luar
tubuh yang hidup. Salmonella juga tidak hancur dalam pembekuan. Salmonella yang
pathogen terhadap manusia antara lainSalmonella typhi, S.typhimurium, dan S.enteritidis.
Salmonella yang paling berperan adalah S.typhi karena masih menjadi masalah kesehatan
yang besar penyebab demam typhoid pada Negara berkembang. WHO memperkirakan
1
bahwa ada sekitar 16 juta kasus setiap tahun diseluruh dunia dan sekitar 600.000 orang
meninggal.
Selain komposisi gizi yang baik dan masalah kesegaran, konsumen juga semakin
khawatir tentang segi keamanan bahan makanan protein. Karena sifatnya yang kaya akan
bahan dan nutrien yang penting, daging secara keseluruhan merupakan medium yang baik
untuk pertumbuhan mikrobia antara lain karena kadar air yang cukup tinggi. Air yang ada
dalam daging melarutkan bahan-bahan nutrien sehingga dapat menunjang pertumbuhan
mikrobia terutama bakteri yang senang dalam kondisi basah. Hal ini menyebabkan
rendahnya daya simpan, penurunan kualitas kandungan nutrisi daging dan menjadi ajang
penyebaran 3 penyakit (food born dissease). Karena kandungan kimia yang sangat
kompleks, daging menjadi media yang sangat baik dan mudah untuk pertumbuhan
mikroorganisme.
Selain itu lamanya proses mulai dari pemotongan sampai dengan daging siap
untuk dikonsumsi sangat memungkinkan terjadinya kontaminasi pada daging, diantaranya
kontaminasi pada saat pemotongan, yakni dengan kandang, alat yang dipakai untuk
memotong, air yang digunakan untuk mencuci, tangan pekerja, kontak dengan kotoran
hewan tersebut, pada saat proses penggilingan dimana daging yang telah terkontaminasi
akan digiling menjadi bagian yang sangat kecil sehingga memungkinkan semua bagian
daging akan terkontaminasi ataupun dari alat penggilingan yang tidak bersih dan pada saat
distribusi sampai ke pasar atau di pasar itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana morfologi mikroorganisme kelompok Salmonella ?
2. Apa media perantara atau media pertumbuhan dari Salmonella ?
3. Bagaimana gejala penyakit yang diakibatkan oleh Salmonella ?
4. Bagaimana mekanisme infeksi oleh Salmonella ?
5. Bagaimana pencegahan dari infeksi Salmonella ?
2
C. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui karakteristik mikroorganisme kelompok Salmonella
2. Untuk mempelajari media perantara atau media pertumbuhan dari Salmonella.
3. Untuk mengetahui gejala penyakit yang diakibatkan oleh Salmonella.
4. Untuk mendalami mekanisme infeksi oleh Salmonella.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah pencegahan dari infeksi Salmonella
3
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pembenihan agar Salmonella –Shigella , agar endo, dan agar Mac Conkey,
koloni Salmonella berbentuk bulat, kecil, dan tidak berwarna, pada media Wilson – Blair
agar, koloni Salmonella berwarna hitam. Spesies Salmonella dapat ditentukan dengan uji
reaksi biokimia atau serologi sedangkan penentuan tipe faga berguna dalam bidang
epidemiologi.
4
Klasifikasi Salmonella thyposa
Kingdom : Bakteria
Phylum : Proteobakteria
Classis : Gamma proteobakteria
Ordo : Enterobakteriales
Familia : Enterobakteriakceae
Genus : Salmonella
Species : Salmonella thyposa
Salmonella typhi dapat hidup dalam kondisi aerobik (membutuhkan O2) dan
anaerobik fakultatif (dapat menggunakan O2, tapi bisa juga tumbuh tanpa O2).Bakteri ini
dapat tumbuh pada suhu antara 5 – 47 ⁰C, dengan suhu optimum 35 – 37 ⁰C.Beberapa sel
tetap dapat hidup selama penyimpanan beku. S. typhi dapat tumbuh pada pH 4,1- 9,0
dengan pH optimum 6,5-7,5. Dalam larutan asam asetat dengan pH 5,4 dan asam sitrat pH
4,05 bakteri S. typhi masih dapat tumbuh. Perubahan pH yang sangat ekstrim menyebabkan
bakteri akan mati. Kondisi pH optimum yang diperlukan untuk pertumbuhan dengan
menggunakan asam laktat dan asam asetat.
5
Kondisi Minimal Optimal Maksimal
Suhu (0C) 5,2 35-43 46,2
pH 3,8 7,0-7,5 9,50
Aktivitas Air 0,94 0,99 0,99
Bakteri Salmonella berkembang baik pada suhu hangat. Karena itu, infeksi
salmonella lebih banyak terjadi pada musim panas. Biasanya, bakteri masuk ke dalam tubuh
manusia melalui media makanan yang tidak dipanaskan dengan benar, misalnya: daging,
ayam, telur, atau susu. Atau, bisa juga melewati makanan mentah yang telah terkontaminasi
bakteri.
Perkembangan bakteri Salmonella terbilang sangat cepat dan menakjubkan, setiap
selnya mampu membelah diri setiap 20 menit sekali pada suhu hangat dan pada media
tumbuh yang mengandung protein tinggi. Bisa dibayangkan, satu sel bakteri bisa
berkembang menjadi 90.000 hanya dalam waktu 6 jam.
6
3. Antigen Vi atau antigen kapsul
Antigen ini merupakan polimer polisakarida bersifat asam yang terdapat pada
bagian yang paling luar badan bakteri. Antigen Vi dapat dirusak oleh asam, fenol, dan
pemanasan 600 C selama 1 jam.
2. Faktor virulensi
Ada tiga faktor yang menentukan virulensi bakteri salmonella, yaitu :
a. Daya invasi
Dalam usus halus, bakteri Salmonella yang berpenetrasi di epitel dan masuk ke
dalam jaringan sub-epitel sampai lamina propia. Mekanisme biokimia yang terjadi saat
penetrasi belum diketahui dengan jelas, tetapi prosesnya menyerupai fagositosis.
Setelah penetrasi, bakteri difagosit oleh makrofag, berkembang biak, dan dibawa oleh
makrofag ke bagian tubuh yang lain.
b. Endotoksin
Kemampuan Salmonella yang hidup intra seluler diduga karena memiliki antigen
permukaan (antigen Vi). Simpai sel Salmonella mengandung kompleks
lipopolisakarida (LPS) yang berfungsi sebagai endotoksin dan merupakan faktor
virulensi. Endotoksin dapat merangsang pelepasan zat pirogen dari sel-sel makrofag
dan sel-sel polimorfonunuklear (PMN) sehingga mengakibatkan demam. Selain itu,
endotoksin dapat merangsang aktifasi sistem komplemen, pelepasan kinin, dan
mempengaruhi limfosit. Sirkulasi endotoksin dalam peredaran darah dapat
menyebabkan kejang akibat infeksi.
7
B. Sejarah dan Klasifikasi Bakteri Salmonella
Salmonella ini diberi nama oleh Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika
Serikat, meskipun sebenarnya rekannya Theobald Smith yang pertama kali menemukan
bakteri ini pada tahun 1885 pada tubuh babi.Kebanyakan species bergerak dengan flagel
peritrik.Kuman ini bisa hidup dalam air yang dibekukan dengan masa yang
lama.Salmonella resisten terhadap zat-zat kimia tertentu misalnya hijau brilian, natrium
tetrationat, dan natrium dioksikholat.Senyawa ini menghambat kuman koliform dan
karena itu bermanfaat untuk isolasi salmonella dari tinja.
Bakteri ini tersebar luas di dalam tubuh hewan, terutama unggas dan babi.
Lingkungan yang menjadi sumber organisme ini antara lain air, tanah, serangga,
permukaan pabrik, permukaan dapur, kotoran hewan, daging mentah, daging unggas
mentah, dan makanan laut mentah. Salmonella typhi merupakan bakteri yang menginfeksi
manusia dan menyebabkan demam typhoid.
Sejumlah 2000 tipe Salmonella telah dibedakan secara serologis dan diberi nama
khusus. Misalnya, Salmonella typhi (penyebab demam tipus) dan Salmonella paratyphi.
Salmonella typhimurium, S. agona, S. panama adalah hanya sebagian kecil dari berbagai
jenis mikroorganisme penyebab keracunan bahan pangan tipe gastroenteritis yang sudah
dikenal. Gejala-gejala demam tipus akan Nampak setelah 7 sampai 14 hari infeksi dan
umumnya ditandai oleh perasaan kurang enak dan sakit kepala. Jenis mikroorganisme
penyebab tipus ini hanya terdapat pada manusia dan tidak dijumpai pada hewan lain.
8
No Sifat biokimia Salmonella Salmonella Salmonella Salmonella
typhi paratyphi A paratyphi B paratyphi C
1 Indol - - - -
2 MR + + + +
3 Vp - - - -
4 Citrat - - + -
5 Motilitas + + + +
6 Urease - - - -
7 TSIA K/A G (-), K/A G (+), K/A G (+), K/A G (+),
H2S (+) H2S (-) H2S (+) H2S (+)
8 Glukosa A, G(-) A, G(+) A, G(+) A, G (+)
9 Laktosa - - - -
10 Sukrosa - - - -
9
Tingkat pencemaran karkas, yaitu jumlah sel/karkas, umumnya rendah –
jumlahnya yang ada tidak cukup sebagai satu dosis infeksi yang biasanya sekitar 10 5 –
106 sel. Walaupun demikian, pencemaran dalam jumlah yang rendah ini tetap
memberikan bahaya yang cukup besar bagi kesehatan masyarakat, karena pemasakan
yang kurang sempurna dari produk tersebut, kemudian akan mengakibatkan
perkembangan sel sel Salmonella sampai pada tingkat dapat menjangkit penyakit pada
pengelolaan yang salah. Selanjutnya, produk yang tercemar ini dibawa ke dapur sebagai
bahan baku dan ini akan menjadi sumber kontaminasi silang pada permukaan –
permukaan bahan – bahan, alat – alat masak yang kemudian dapat mencemari bahan
pangan lainnya.
10
hanya sedikit karena hanya berasal dari fermentasi glukosa saja. Hal ini menyebabkan
koloni Salmonella akan berwarna hijau-kebiruan karena asam yang dihasilkannya
bereaksi dengan indikator yang ada pada media HEA, yaitu fuksin asam dan bromtimol
blue. Pada BGA (Brilliant Green Agar) koloni dari tidak berwarna merah, dan transparan
hingga keruh dengan lingkaran merah muda hingga merah. Biakan diduga salmonela
positif jika ada TSIA terlihat warna merah pada permukaan agar, warna kuning pada
dasar tabung dengan satu atau tanpa pembentukan H2S. Pada media xylose-lisine-
deoxycholate (XLD) bakteri Salmonella akan membentuk warna merah dengan atau
tanpa pusat berwarna hitam. Pada media bismuth sulfite agar bakteri Salmonella
membentuk warna hitam atau hijau.
11
Minggu pertama terjadi demam tinggi, sakit kepala, nyeri abdomen, dan perbedaan
peningkatan temperatur dengan denyut nadi.50 % pasien dengan defekasi normal.
Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan timbul rash.
Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia,
keterlibatan usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan
berpotensi untuk terjadinya ferforasi.
Pada minggu ke empatterjadi perbaikan klinis.
6. Tingkat kematian kurang dari 1%, tetapi jumlah ini meningkat pada anak-anak, orang
tua atau orang yang lemah. Tempat terdapatnya jenis mikroorganisme ini adalah pada
alat-alat pencernaan hewan dan burung.
12
ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama 5 – 7 hari atau Sephalosporin
generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi oral.
Jenis Salmonella yang tidak kalah berbahaya adalah S. choleraesius. Jenis ini
dapat menyebabkan penyakit septicemia atau bakterimia. Septicemia atau bakterimia
merupakan penyakit yang disebabkan akibat masuknya bakteri ke pembuluh darah. Orang
atau pasien yang masih dalam kondisi pra- penanganan medis dan kekebalannya masih
lemah, misalnya pasien yang akan mengalami operasi adalah orang yang rentan terkena
penyakit septicemia atau bakterimia ini. Orang yang sedang menderita diabetes melitus,
sakit gigi akut, penyakit jantung, gangguan hati dan yang lainnya yang menyebabkan orang
itu memiliki system imun yang rendah akan rentang terkena penyakit ini.
13
Pola penyebaran penyakit ini adalah melalui saluran cerna (mulut, esofagus,
lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar).S typhi,paratyphi A, B, dan C masuk ke tubuh
manusia bersama bahan makanan atau minuman yang tercemar.Saat kuman masuk ke
saluran pencernaan manusia, sebagian kuman mati oleh asam lambung dan sebagian kuman
masuk ke usus halus. Dari usus halus kuman beraksi sehingga bisa ”menjebol” usus halus.
Setelah berhasil melampaui usus halus, kuman masuk ke kelenjar getah bening, ke
pembuluh darah, dan ke seluruh tubuh (terutama pada organ hati, empedu, dan lain-lain).
Sehingga feses dan urin penderita bias mengandung kuman S. typhi, S. paratyphi A, B dan
C yang siap menginfeksi manusia lain melalui makanan atau minuman yang tercemari. Pada
penderita yang tergolong carrier kuman Salmonella bias ada terus menerus di feses dan urin
sampai bertahun-tahun.
14
dan menyebabkan infeksi organ-organ ini. Melalui organ-organ yang telah terinfeksi inilah
mereka terus menyerang aliran darah yang menyebabkan bakteremia sekunder. Bakteremia
sekunder ini bertanggung jawab sebagai penyebab terjadinya demam dan penyakit klinis.
Secara rinci, Salmonella masuk ke tubuh manusia melalui media perantara seperti
bahan pangan maupun air yang telah terkontaminasi, hingga sampai ke individu. Pada tubuh
manusia, sel Salmonella akan menempel melalui mucosa (mucus) pada flagella yang
dimilikinya ke sel epitel pada usus. Hal ini akan menyebabkan membrane sel mengkerut.
Selanjutnya, sel bakteri ini akan melepaskan protein effektor melalui system sekresi Tipe
III. Dan terjadilah proses endositosis. Endositosis adalah proses masuknya cairan atau mikro
molekul ke dalam sel. Sistem sekresi Tipe III atau Type III Scretion System (TTSS)
merupakan jalur utama dari Salmonella untuk mengantarkan factor virulensi ke sel host
(inang). Sistem ini terbentuk atas 20 protein, yang berkumpul dalam tahap urutan yang
benar.PrgI adalah struktur yang berbentuk seperti jarum yang diperpanjang atau diperluas
oleh basa protein sehingga membentuk jalan atau jalur (channel) menuju sel inang
(host).Maka, bakteri ini dapat melakukan penetrasi ke dalam sel tubuh manusia.
15
F. Pencegahan dari Infeksi Salmonella
Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kontaminasi Salmonella yang sangat efektif
untuk meminimalisir resiko terkena infeksi dari Salmonella antara lain:
1. Jangan mencicipi makanan menggunakan jari tangan, gunakan sendok dan usai
mencicipi sendok tersebut langsung dicuci dengan air hangat
2. Bahan pangan yang tidak dikemas, jangan langsung diletakkan pada rak refrigerator
(kulkas)
3. Simpan bahan pangan mentah di bagian bawah rak kulkas, dan sebaiknya dipisahkan
dari bahan pangan yang sudah masak atau matang
4. Gunakan penyimpanan, preparasi dan area peletakkan yang masing-masing terpisah
antara bahan pangan mentah dengan bahan pangan yang sudah dimasak. Miliki
16
peralatan masak yang berbeda seperti papan pemotongan (talenan) untuk bahan pangan
mentah dan yang sudah dimasak.
5. Bahan-bahan yang didinginkan (dalam refrigerator) harus disebar dan mendapatkan
sirkulasi udara yang cukup dan pendinginan yang cepat walaupun dalam periode
puncak
6. Lakukan thawing pada bahan pangan beku pada refrigerator atau di bawah air dingin
yang mengalir
7. Jaga suhu makanan yang hangat agar di atas 600 C dan makanan dingin di bawah 50C.
8. Makanan yang baru selesai dimasak dan masih panas, harus segera didinginkan sejenak
terlebih dahulu.Untuk mencegah spora pada bakteri menjadi aktif, sebab spora suka
hidup pada suhu yang ekstrem.
9. Jangan gunakan peralatan yang sama untuk bahan pangan mentah dan yang sudah
dimasak atau unggas
10. Cuci sebaik-baiknya peralatan makan dan masak dengan air yang sangat panas dan
deterjen
11. Besihkan dapur hingga sedetail-sedetailnya
12. Hindari penggunaan talenan berbahan kayu
13. Pelihara standar higienis yang tinggi pada tiap individu. Hindari kontak dengan bahan
pangan menggunakan jari tangan, namun gunakan sarung tangan atau penjepit makanan
(tongs)
Untuk pencegahan dan pengobatan akibat infeksi Salmonella secara khusus, dapat
dilakukan tindakan-tindakan berikut:
1. Penggunaan antibiotic secara umum, contohnya ciprofloxacin
2. Menyediakan vaksin untuk infeksi Salmonella
3. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat umum, terutama di Negara-negara
berkembang, mengenai identifikasi atas semua pembawa atau media penularan, serta
sumber kontaminasi dari ketersediaan air
4. Hindari makanan dan minuman yang berisiko terkontaminasi bakteri
5. Masak dan bersihkan makanan sebaik-baiknya, hindari bahan pangan mentah terutama
buah dan sayuran
17
6. Selalu gunakan air dan sabun dalam mencuci tangan
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dari pembuatan makalah ini diharapkan bahwa pembaca dapat mengerti dan
memahami tentang mekanisme infeksi Salmonella sp. pada manusia serta cara
pencegahannya. Pembaca juga diharapkan dapat mengambil manfaat dari makalah yang
telah kami susun.Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk memperbaiki penulisan
makalah yang selanjutnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Salmonella
http://www.ilmukesehatan.com/artikel/makalah-salmonella-typhosa.html
http://mikrobia.wordpress.com/2008/05/16/salmonella-thyposa/
http://biologigonz.blogspot.com/2010/05/thypus-salmonella-thyposa.html
20