Anda di halaman 1dari 22

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul “Bakteri Patogen Salmonella
thyposa”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.

Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu kami dalam mengerjakan makalah ini.Kami juga mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan makalah ini.

Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat tentang isi dari
makalah ini.Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna
bagi kita bersama.Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai masukan dan
pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan hal ini juga dapat
berguna bagi kita bersama.Semoga makalah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai
kehidupan yang lebih baik lagi.

Jakarta, November 2014

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................................... 4
A. Morfologi Mikroorganisme kelompok Salmonella .......................................................................... 4
1. Struktur dan tipe antigen Salmonella ........................................................................................... 6
2. Faktor virulensi.............................................................................................................................. 7
C. Media Perantara atau Media Pertumbuhan dari Salmonella ........................................................... 9
1. Media Perantara Bakteri Salmonella ............................................................................................ 9
2. Media Pertumbuhan Bakteri Salmonella .................................................................................... 10
D. Gejala Penyakit yang Diakibatkan oleh Salmonella ........................................................................ 11
E. Mekanisme Infeksi oleh Salmonella................................................................................................ 13
F. Pencegahan dari Infeksi Salmonella ............................................................................................... 16
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................................ 19
A. Kesimpulan...................................................................................................................................... 19
B. Saran ............................................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bakteri Salmonella sp merupakan mikrobia pathogen penyebab sakit perut yang


dapat menyebabkan kematian, yang disebut sebagai Salmonellosis. Habitat alami
Salmonella sp adalah di usus manusia dan hewan, sedangkan air dan makanan merupakan
media perantara penyebaran Salmonella sp (Cliver and Doyle, 1990). Salmonella sp dapat
menginfeksi manusia jika mencemari makanan dan kemudian dikonsumsi oleh manusia.
Karena itu masalah keamanan pangan (food safety) menjadi sangat penting artinya bagi
seluruh masyarakat.

Bahan pangan dapat bertindak sebagai substrat atau perantara bagi pertumbuhan
mikroorganisme patogenik dan menularkan penyakit seperti typus, demam, sakit kepala,
disentri, diare, hingga kematian. Salmonella merupakan salah satu bakteri penyebab infeksi
pada manusia yang dapat disebarkan melalui pangan dimana disebabkan oleh masuknya
bakteri ke dalam tubuh melalui makanan yang telah terkontaminasi dan sebagai akibat dari
reaksi tubuh terhadap bakteri atau hasil – hasil metabolismenya.

Salmonella ada di seluruh dunia dan dapat mencemari hampir segala tipe
makanan seperti pada telur mentah, daging mentah, sayur – sayur segar, cereal, kacang-
kacangan, dan air yang tercemar. Selain itu penyebarannya dapat melalui hewan peliharaan
hingga manusia, cara penularan yang paling sering adalah melalui feses dari orang-orang
yang terinfeksi sehingga mencemari sumber air atau makanan dari orang – orang yang tidak
terinfeksi (Lud W, 2004). Salmonella dapat bertahan selama berminggu-minggu di luar
tubuh yang hidup. Salmonella juga tidak hancur dalam pembekuan. Salmonella yang
pathogen terhadap manusia antara lainSalmonella typhi, S.typhimurium, dan S.enteritidis.
Salmonella yang paling berperan adalah S.typhi karena masih menjadi masalah kesehatan
yang besar penyebab demam typhoid pada Negara berkembang. WHO memperkirakan

1
bahwa ada sekitar 16 juta kasus setiap tahun diseluruh dunia dan sekitar 600.000 orang
meninggal.

Selain komposisi gizi yang baik dan masalah kesegaran, konsumen juga semakin
khawatir tentang segi keamanan bahan makanan protein. Karena sifatnya yang kaya akan
bahan dan nutrien yang penting, daging secara keseluruhan merupakan medium yang baik
untuk pertumbuhan mikrobia antara lain karena kadar air yang cukup tinggi. Air yang ada
dalam daging melarutkan bahan-bahan nutrien sehingga dapat menunjang pertumbuhan
mikrobia terutama bakteri yang senang dalam kondisi basah. Hal ini menyebabkan
rendahnya daya simpan, penurunan kualitas kandungan nutrisi daging dan menjadi ajang
penyebaran 3 penyakit (food born dissease). Karena kandungan kimia yang sangat
kompleks, daging menjadi media yang sangat baik dan mudah untuk pertumbuhan
mikroorganisme.

Selain itu lamanya proses mulai dari pemotongan sampai dengan daging siap
untuk dikonsumsi sangat memungkinkan terjadinya kontaminasi pada daging, diantaranya
kontaminasi pada saat pemotongan, yakni dengan kandang, alat yang dipakai untuk
memotong, air yang digunakan untuk mencuci, tangan pekerja, kontak dengan kotoran
hewan tersebut, pada saat proses penggilingan dimana daging yang telah terkontaminasi
akan digiling menjadi bagian yang sangat kecil sehingga memungkinkan semua bagian
daging akan terkontaminasi ataupun dari alat penggilingan yang tidak bersih dan pada saat
distribusi sampai ke pasar atau di pasar itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana morfologi mikroorganisme kelompok Salmonella ?
2. Apa media perantara atau media pertumbuhan dari Salmonella ?
3. Bagaimana gejala penyakit yang diakibatkan oleh Salmonella ?
4. Bagaimana mekanisme infeksi oleh Salmonella ?
5. Bagaimana pencegahan dari infeksi Salmonella ?

2
C. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui karakteristik mikroorganisme kelompok Salmonella
2. Untuk mempelajari media perantara atau media pertumbuhan dari Salmonella.
3. Untuk mengetahui gejala penyakit yang diakibatkan oleh Salmonella.
4. Untuk mendalami mekanisme infeksi oleh Salmonella.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah pencegahan dari infeksi Salmonella

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Morfologi Mikroorganisme kelompok Salmonella

Salmonella termasuk dalam family Enterobacteriacea merupakan bakteri


patogen bagi manusia dan hewan. Infeksi Salmonella terjadi pada saluran cerna dan
terkadang menyebar lewat peredaran darah ke seluruh organ tubuh. Infeksi Salmonella pada
manusia bervariasi, yaitu dapat berupa infeksi yang dapat sembuh sendiri (gastroenteritis) ,
tetapi dapat juga menjadi kasus yang serius apabila terjadi penyebaran sistemik ( demam
enterik ), dalam kasus seperti ini diperlukan penanganan yang tepat dengan antibiotik
pilihan.
Salmonella adalah jenis Gram negatif, berbentuk batang, tidak membentuk spora,
motil (bergerak dengan flagel peritrik) serta mempunyai tipe metabolisme yang bersifat
fakultatif anaerob.Termasuk kelompok bakteri Enterobacteriacea. Ukurannya 2 - 4
mikrometer x 0,5 – 0,8 mikrometer. Sifat Salmonella antara lain : dapat bergerak, tumbuh
pada suasana aerob dan anerob fakultatif, memberikan hasil positif pada reaksi fermentasi
manitol dan sorbitol dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol, DNAse , fenilalanin
deaminase, urease, voges proskauer, dan reaksi fermentasi sukrosa dan laktosa.

Dalam pembenihan agar Salmonella –Shigella , agar endo, dan agar Mac Conkey,
koloni Salmonella berbentuk bulat, kecil, dan tidak berwarna, pada media Wilson – Blair
agar, koloni Salmonella berwarna hitam. Spesies Salmonella dapat ditentukan dengan uji
reaksi biokimia atau serologi sedangkan penentuan tipe faga berguna dalam bidang
epidemiologi.

4
Klasifikasi Salmonella thyposa
Kingdom : Bakteria
Phylum : Proteobakteria
Classis : Gamma proteobakteria
Ordo : Enterobakteriales
Familia : Enterobakteriakceae
Genus : Salmonella
Species : Salmonella thyposa

Gambar :Salmonella typhimurium

Salmonella digolongkan ke dalam bakteri gram negatif sebab Salmonella adalah


jenis bakteri yang tidak dapat mempertahankan zat warna metil ungu pada metode
pewarnaan gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah
dicuci dengan alkohol, sementara gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan gram, suatu
pewarna penimbal ditambahkan setelah metal ungu, yang membuat semua gram negative
menjadi berwarna merah/merah muda. Pengujian ini berfungsi mengelompokkan kedua
jenis bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka. Banyak species bakteri
gram negative bersifat patogen ( penyebab penyakit) yang berarti mereka berbahaya bagi
organisme inang. Sifat patogen ini berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding sel
gram negative terutama lapisan lipopolisakarida atau dikenal sebagai endotoksin.

Salmonella typhi dapat hidup dalam kondisi aerobik (membutuhkan O2) dan
anaerobik fakultatif (dapat menggunakan O2, tapi bisa juga tumbuh tanpa O2).Bakteri ini
dapat tumbuh pada suhu antara 5 – 47 ⁰C, dengan suhu optimum 35 – 37 ⁰C.Beberapa sel
tetap dapat hidup selama penyimpanan beku. S. typhi dapat tumbuh pada pH 4,1- 9,0
dengan pH optimum 6,5-7,5. Dalam larutan asam asetat dengan pH 5,4 dan asam sitrat pH
4,05 bakteri S. typhi masih dapat tumbuh. Perubahan pH yang sangat ekstrim menyebabkan
bakteri akan mati. Kondisi pH optimum yang diperlukan untuk pertumbuhan dengan
menggunakan asam laktat dan asam asetat.

5
Kondisi Minimal Optimal Maksimal
Suhu (0C) 5,2 35-43 46,2
pH 3,8 7,0-7,5 9,50
Aktivitas Air 0,94 0,99 0,99

Bakteri Salmonella berkembang baik pada suhu hangat. Karena itu, infeksi
salmonella lebih banyak terjadi pada musim panas. Biasanya, bakteri masuk ke dalam tubuh
manusia melalui media makanan yang tidak dipanaskan dengan benar, misalnya: daging,
ayam, telur, atau susu. Atau, bisa juga melewati makanan mentah yang telah terkontaminasi
bakteri.
Perkembangan bakteri Salmonella terbilang sangat cepat dan menakjubkan, setiap
selnya mampu membelah diri setiap 20 menit sekali pada suhu hangat dan pada media
tumbuh yang mengandung protein tinggi. Bisa dibayangkan, satu sel bakteri bisa
berkembang menjadi 90.000 hanya dalam waktu 6 jam.

1. Struktur dan tipe antigen Salmonella


Salmonella menpunyai tiga jenis antigen utama, yaitu sebagai berikut :
1. Antigen somatik atau antigen O
Antigen ini adalah bagian dinding sel bakteri yang tahan terhadap pemanasan
100 0 C, alkohol dan asam. Struktur antigen somatik mengandung lipopolisakarida.
Beberapa diantaranya mengandung jenis gula yang spesifik. Antibodi yang terbentuk
terhadap antigen O adalah IgM.

2. Antigen Flagel atau antigen H


Ditemukan dalam 2 fase, yaitu fase 1 spesifik dan fase 2 tidak spesifik. Antigen H
dapat dirusak oleh asam, alkohol, dan pemanasan diatas 60 0 C. Antibodi terhadap
antigen H adalah IgG.

6
3. Antigen Vi atau antigen kapsul
Antigen ini merupakan polimer polisakarida bersifat asam yang terdapat pada
bagian yang paling luar badan bakteri. Antigen Vi dapat dirusak oleh asam, fenol, dan
pemanasan 600 C selama 1 jam.

2. Faktor virulensi
Ada tiga faktor yang menentukan virulensi bakteri salmonella, yaitu :
a. Daya invasi
Dalam usus halus, bakteri Salmonella yang berpenetrasi di epitel dan masuk ke
dalam jaringan sub-epitel sampai lamina propia. Mekanisme biokimia yang terjadi saat
penetrasi belum diketahui dengan jelas, tetapi prosesnya menyerupai fagositosis.
Setelah penetrasi, bakteri difagosit oleh makrofag, berkembang biak, dan dibawa oleh
makrofag ke bagian tubuh yang lain.

b. Endotoksin
Kemampuan Salmonella yang hidup intra seluler diduga karena memiliki antigen
permukaan (antigen Vi). Simpai sel Salmonella mengandung kompleks
lipopolisakarida (LPS) yang berfungsi sebagai endotoksin dan merupakan faktor
virulensi. Endotoksin dapat merangsang pelepasan zat pirogen dari sel-sel makrofag
dan sel-sel polimorfonunuklear (PMN) sehingga mengakibatkan demam. Selain itu,
endotoksin dapat merangsang aktifasi sistem komplemen, pelepasan kinin, dan
mempengaruhi limfosit. Sirkulasi endotoksin dalam peredaran darah dapat
menyebabkan kejang akibat infeksi.

c. Enterotoksin dan sitotoksin

Toksin lain yang dihasilkan oleh Salmonella adalah enterotoksin dan


sitotoksin. Kedua toksin ini diduga juga dapat meningkatkan daya invasi dan
merupakan faktor virulensi Salmonella.

7
B. Sejarah dan Klasifikasi Bakteri Salmonella

Salmonella ini diberi nama oleh Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika
Serikat, meskipun sebenarnya rekannya Theobald Smith yang pertama kali menemukan
bakteri ini pada tahun 1885 pada tubuh babi.Kebanyakan species bergerak dengan flagel
peritrik.Kuman ini bisa hidup dalam air yang dibekukan dengan masa yang
lama.Salmonella resisten terhadap zat-zat kimia tertentu misalnya hijau brilian, natrium
tetrationat, dan natrium dioksikholat.Senyawa ini menghambat kuman koliform dan
karena itu bermanfaat untuk isolasi salmonella dari tinja.

Bakteri ini tersebar luas di dalam tubuh hewan, terutama unggas dan babi.
Lingkungan yang menjadi sumber organisme ini antara lain air, tanah, serangga,
permukaan pabrik, permukaan dapur, kotoran hewan, daging mentah, daging unggas
mentah, dan makanan laut mentah. Salmonella typhi merupakan bakteri yang menginfeksi
manusia dan menyebabkan demam typhoid.

Sejumlah 2000 tipe Salmonella telah dibedakan secara serologis dan diberi nama
khusus. Misalnya, Salmonella typhi (penyebab demam tipus) dan Salmonella paratyphi.
Salmonella typhimurium, S. agona, S. panama adalah hanya sebagian kecil dari berbagai
jenis mikroorganisme penyebab keracunan bahan pangan tipe gastroenteritis yang sudah
dikenal. Gejala-gejala demam tipus akan Nampak setelah 7 sampai 14 hari infeksi dan
umumnya ditandai oleh perasaan kurang enak dan sakit kepala. Jenis mikroorganisme
penyebab tipus ini hanya terdapat pada manusia dan tidak dijumpai pada hewan lain.

Klasifikasi Salmonella sp. sangat kompleks, biasanya diklasifikasikan menurut


dasar reaksi biokimia dan serotype yang diidentifikasi menurut struktur antigen O, H dan
Vi yang spesifik. Menurut reaksi biokimianya, Salmonella sp. dapat diklasifikasikan
menjadi tiga spesies yaitu Gastroenteritis (S. typhimurium), Septicemia (S. Choleraesius),
Enteric Fevers (i.e. S. typhi – Typhoid Fever. Berdasarkan serotipenya diklasifikasikan
menjadi empat serotype yaitu S. paratyphy A (Serotipe group A), S. parathyphi B
(Serotipe group B), S.parathyphi group C, dan S. typhi dari Serotipe group D. Perbedaan
karakteristik dari masing-masing spesies Salmonella sp. berdasarkan sifat-safat
biokimianya dapat dilihata pada tabel 1 sebagai berikut:

8
No Sifat biokimia Salmonella Salmonella Salmonella Salmonella
typhi paratyphi A paratyphi B paratyphi C
1 Indol - - - -
2 MR + + + +
3 Vp - - - -
4 Citrat - - + -
5 Motilitas + + + +
6 Urease - - - -
7 TSIA K/A G (-), K/A G (+), K/A G (+), K/A G (+),
H2S (+) H2S (-) H2S (+) H2S (+)
8 Glukosa A, G(-) A, G(+) A, G(+) A, G (+)
9 Laktosa - - - -
10 Sukrosa - - - -

C. Media Perantara atau Media Pertumbuhan dari Salmonella

1. Media Perantara Bakteri Salmonella


Jenis organisme Salmonella yang sehubungan dengan suplai bahan pangan
manusia banyak ditemukan pada sapi, domba, babi dan ayam. Peternakan secara intensif
untuk hewan ternak dan burung merupakan penyebab bertambah meningkatnya kejadian
akibat Salmonella dari sumber-sumber tersebut. Kejadian yang terjadi pada peternakan
ternak besar atau ayam di negara-negara maju dapat berkisar antara 0-50% ternak atau
ayam tertular Salmonella dari padang rumput yang tercemar oleh kotoran yang tertular
oleh Salmonella atau tepung ikan, tepung daging, atau tepung tulang yang tercemar.
Selama perjalanan kerumah potong hewan, ternak-ternak (ayam-ayam) ditempatkan
secara berdesak-desakan dan mengalami tekanan, sehingga mengakibatkan penyebaran
mikroorgnisme lebih luas diantara ternak-ternak tersebut. Demikian juga selama
penyembelihan dan kemudian pemotongan karkas terjadi pencemaran silang (cross –
contamination) dari karkas yang tercemar ke karkas yang masih bersih melalui pisau, alat
- alat lainnya dan air pencucian, sehingga keadaan karkas yang tercemar oleh Salmonella
lebih banyak sesudah proses penyembelihan daripada sebelumnya.

9
Tingkat pencemaran karkas, yaitu jumlah sel/karkas, umumnya rendah –
jumlahnya yang ada tidak cukup sebagai satu dosis infeksi yang biasanya sekitar 10 5 –
106 sel. Walaupun demikian, pencemaran dalam jumlah yang rendah ini tetap
memberikan bahaya yang cukup besar bagi kesehatan masyarakat, karena pemasakan
yang kurang sempurna dari produk tersebut, kemudian akan mengakibatkan
perkembangan sel sel Salmonella sampai pada tingkat dapat menjangkit penyakit pada
pengelolaan yang salah. Selanjutnya, produk yang tercemar ini dibawa ke dapur sebagai
bahan baku dan ini akan menjadi sumber kontaminasi silang pada permukaan –
permukaan bahan – bahan, alat – alat masak yang kemudian dapat mencemari bahan
pangan lainnya.

Pembawa utama mikroorganisme kelompok Salmonella ini adalah manusia.


Organisme-organisme kelompok ini dikeluarkan ke dalam alam sekeliling melalui
kotoran (faeces) dimana bahan pangan dan air akan tercemar olehnya. Rantai
penularannya adalah : manusia-bahan pangan(air)-manusia. Bakteri-bakteri ini sangat
infektif, yaitu hanya dengan sejumlah kurang dari 100 sel cukup untuk menimbulkan
penyakit.Oleh karena dosis infeksinya cukup rendah, maka umumnya tidak diperlukan
perkembangbiakan sel dalam bahan pangan untuk menjadi berbahaya, walaupun
perkembangbiakan dapat terjadi.

2. Media Pertumbuhan Bakteri Salmonella

Untuk menumbuhkan Salmonella dapat digunakan berbagai macam media, salah


satunya adalah media Hektoen Enteric Agar (HEA). Media lain yang dapat digunakan
adalah SS agar, bismuth sulfite agar, brilliant green agar, dan xylose-lisine-deoxycholate
(XLD) agar. HEA merupakan media selektif-diferensial. Media ini tergolong selektif
karena terdiri dari bile salt yang berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram
positif dan beberapa gram negatif, sehingga diharapkan bakteri yang tumbuh hanya
Salmonella. Media ini digolongkan menjadi media diferensial karena dapat membedakan
bakteri Salmonella dengan bakteri lainnya dengan cara memberikan tiga jenis karbohidrat
pada media, yaitu laktosa, glukosa, dan salisin, dengan komposisi laktosa yang paling
tinggi. Salmonella tidak dapat memfermentasi laktosa, sehingga asam yang dihasilkan

10
hanya sedikit karena hanya berasal dari fermentasi glukosa saja. Hal ini menyebabkan
koloni Salmonella akan berwarna hijau-kebiruan karena asam yang dihasilkannya
bereaksi dengan indikator yang ada pada media HEA, yaitu fuksin asam dan bromtimol
blue. Pada BGA (Brilliant Green Agar) koloni dari tidak berwarna merah, dan transparan
hingga keruh dengan lingkaran merah muda hingga merah. Biakan diduga salmonela
positif jika ada TSIA terlihat warna merah pada permukaan agar, warna kuning pada
dasar tabung dengan satu atau tanpa pembentukan H2S. Pada media xylose-lisine-
deoxycholate (XLD) bakteri Salmonella akan membentuk warna merah dengan atau
tanpa pusat berwarna hitam. Pada media bismuth sulfite agar bakteri Salmonella
membentuk warna hitam atau hijau.

Salmonella pada media XLD Salmonella pada media BGA

D. Gejala Penyakit yang Diakibatkan oleh Salmonella

Salmonella penyebab gastroenteritis ditandai oleh gejala-gejala yang umumnya


Nampak 12-36 jam setelah makan bahan pangan yang tercemar. Gejala-gejala tersebut
adalah, sebagai berikut :
1. Panas badan semakin hari bertambah tinggi, terutama pada sore dan malam hari.
2. Terjadi selama 7-10 hari, kemudian panasnya menjadi konstan dan kontinyu.
3. berak-berak (diarrhea), sakit kepala, muntah-muntah, pusing bagian bawah, demam dan
kadang-kadang didahului sakit kepala dan menggigil.
4. Hilangnya nafsu makan.
5. Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu. Masa inkubasi 7-14 hari.

11
Minggu pertama terjadi demam tinggi, sakit kepala, nyeri abdomen, dan perbedaan
peningkatan temperatur dengan denyut nadi.50 % pasien dengan defekasi normal.
Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan timbul rash.
Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia,
keterlibatan usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan
berpotensi untuk terjadinya ferforasi.
Pada minggu ke empatterjadi perbaikan klinis.
6. Tingkat kematian kurang dari 1%, tetapi jumlah ini meningkat pada anak-anak, orang
tua atau orang yang lemah. Tempat terdapatnya jenis mikroorganisme ini adalah pada
alat-alat pencernaan hewan dan burung.

Gambar :Salmonella nontipoid Gambar :Salmonella thypi

Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan di Amerika


Serikatdan Salmonella typhimurium merupakan penyebab awal penyakit dengan gejala
demam, menggigil, dan diare, diikuti dengan mual, muntah, dan kejang abdomen.Occult
blood jarang terjadi. Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari.

Terapi pada Salmonellanontipoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat.


Penggunaan antibiotik rutin tidak disarankan, karena dapat meningkatan resistensi bakteri.
Antibiotik diberikan jika terjadi komplikasi salmonellosis, usia ekstrem ( bayi dan berusia >
50 tahun), immunodefisiensi, tanda atau gejala sepsis, atau infeksi fokal (osteomilitis,
abses). Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolone seperti

12
ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama 5 – 7 hari atau Sephalosporin
generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi oral.

Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab demam tiphoid.


Demam tiphoid dikarakteristikkan dengan demam panjang, splenomegali, delirium, nyeri
abdomen, dan manifestasi sistemik lainnya. Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik
dan memberikan gejala primer yang berhubungan dengan traktus gastrointestinal. Sumber
organisme ini biasanya adalah makanan terkontaminasi.

Jenis Salmonella yang tidak kalah berbahaya adalah S. choleraesius. Jenis ini
dapat menyebabkan penyakit septicemia atau bakterimia. Septicemia atau bakterimia
merupakan penyakit yang disebabkan akibat masuknya bakteri ke pembuluh darah. Orang
atau pasien yang masih dalam kondisi pra- penanganan medis dan kekebalannya masih
lemah, misalnya pasien yang akan mengalami operasi adalah orang yang rentan terkena
penyakit septicemia atau bakterimia ini. Orang yang sedang menderita diabetes melitus,
sakit gigi akut, penyakit jantung, gangguan hati dan yang lainnya yang menyebabkan orang
itu memiliki system imun yang rendah akan rentang terkena penyakit ini.

E. Mekanisme Infeksi oleh Salmonella

Infeksi oleh Salmonella dapat terjadi akibat mengkonsumsi makanan yang


terkontaminasi baik dari sumber hewan selama pemotongan atau slaughter atau kontaminasi
silang selama penanganan dan preparasi bahan pangan. Kehigienisan yang tidak tepat juga
dapat menjadi sumber kontaminasi. Pencucian tangan yang tepat dan sanitasi tempat yang
digunakan selama memasak atau proses pengolahan bahan pangan dapat mencegah
kontaminasi bakteri terutama dari individu yang menyiapkan makanan tersebut. Studi
terhadap manusia mengenai kontaminasi bakteri menunjukkan dosis yang mampu
menyebabkan infeksi adalah sejumlah 105organisme (bakteri), namun, infeksi dapat terjadi
pula walaupun dosisnya lebih rendah, yaitu pada individu yang system imun atau kekebalan
tubuhnya kurang kuat seperti bayi, balita, anak kecil dan orang tua.

13
Pola penyebaran penyakit ini adalah melalui saluran cerna (mulut, esofagus,
lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar).S typhi,paratyphi A, B, dan C masuk ke tubuh
manusia bersama bahan makanan atau minuman yang tercemar.Saat kuman masuk ke
saluran pencernaan manusia, sebagian kuman mati oleh asam lambung dan sebagian kuman
masuk ke usus halus. Dari usus halus kuman beraksi sehingga bisa ”menjebol” usus halus.
Setelah berhasil melampaui usus halus, kuman masuk ke kelenjar getah bening, ke
pembuluh darah, dan ke seluruh tubuh (terutama pada organ hati, empedu, dan lain-lain).
Sehingga feses dan urin penderita bias mengandung kuman S. typhi, S. paratyphi A, B dan
C yang siap menginfeksi manusia lain melalui makanan atau minuman yang tercemari. Pada
penderita yang tergolong carrier kuman Salmonella bias ada terus menerus di feses dan urin
sampai bertahun-tahun.

Setelah memasuki dinding usus halus, S. typhi, S. paratyphi A, B dan C mulai


melakukan penyerangan melalui system limfa ke limfayang menyebabkan pembengkakan
pada urat dan setelah satu periode perkembangbiakan bakteri tersebut kemudian menyerang
aliran darah. Aliran darah yang membawa bakteri juga akan menyerang liver, kantong
empedu, limfa, ginjal, dan sumsum tulang dimana bakteri ini kemudian berkembangbiak

14
dan menyebabkan infeksi organ-organ ini. Melalui organ-organ yang telah terinfeksi inilah
mereka terus menyerang aliran darah yang menyebabkan bakteremia sekunder. Bakteremia
sekunder ini bertanggung jawab sebagai penyebab terjadinya demam dan penyakit klinis.

Secara rinci, Salmonella masuk ke tubuh manusia melalui media perantara seperti
bahan pangan maupun air yang telah terkontaminasi, hingga sampai ke individu. Pada tubuh
manusia, sel Salmonella akan menempel melalui mucosa (mucus) pada flagella yang
dimilikinya ke sel epitel pada usus. Hal ini akan menyebabkan membrane sel mengkerut.
Selanjutnya, sel bakteri ini akan melepaskan protein effektor melalui system sekresi Tipe
III. Dan terjadilah proses endositosis. Endositosis adalah proses masuknya cairan atau mikro
molekul ke dalam sel. Sistem sekresi Tipe III atau Type III Scretion System (TTSS)
merupakan jalur utama dari Salmonella untuk mengantarkan factor virulensi ke sel host
(inang). Sistem ini terbentuk atas 20 protein, yang berkumpul dalam tahap urutan yang
benar.PrgI adalah struktur yang berbentuk seperti jarum yang diperpanjang atau diperluas
oleh basa protein sehingga membentuk jalan atau jalur (channel) menuju sel inang
(host).Maka, bakteri ini dapat melakukan penetrasi ke dalam sel tubuh manusia.

15
F. Pencegahan dari Infeksi Salmonella

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kontaminasi Salmonella yang sangat efektif
untuk meminimalisir resiko terkena infeksi dari Salmonella antara lain:

1. Bahan pangan mentah harus disimpan di freezer


2. Menjaga kebersihan peralatan makan
3. Selalu mencuci tangan, semua mangkok dan peralatan masak serta peralatan makan yang
mengalami kontak permukaan setelah memroses atau menangani bahan pangan mentah
4. Waktu penyimpanan bahan pangan dalam suhu ruang selama dikonsumsi harus dibatasi
yaitu jangan lebih dari 2 jam dan makanan yang tersimpan di suhu ruang selama lebih
dari 2 jam sebaiknya dibuang (hindari memilih metode prasmanan saat mengkonsumsi
makanan sebab makanan diletakakkan dan tersedia sepanjang waktu di luar pada suhu
ruang sehingga rentan terkontaminasi)
5. Setelah kontak dengan kotoran (feces) hewan, tangan harus dicuci dengan air hangat dan
sabun.
6. Dan pastinya selalu menjaga kesehatan tubuh dengan makanan dan gizi seimbang,
istirahat yang cukup, olahraga.

Sejumlah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri seperi kelompok


Salmonella dapat ditularkan dari individu ke individu lainnya melalui makanan.Oleh karena
itu penanganan bahan pangan perlu dilakukan sebaik mungkin terutama dalam hal sanitasi
dari semua pihak yang terlibat dalam bahan pangan. Penanganan bahan pangan yang baik
dapat mencegah infeksi bakteri, antara lain:

1. Jangan mencicipi makanan menggunakan jari tangan, gunakan sendok dan usai
mencicipi sendok tersebut langsung dicuci dengan air hangat
2. Bahan pangan yang tidak dikemas, jangan langsung diletakkan pada rak refrigerator
(kulkas)
3. Simpan bahan pangan mentah di bagian bawah rak kulkas, dan sebaiknya dipisahkan
dari bahan pangan yang sudah masak atau matang
4. Gunakan penyimpanan, preparasi dan area peletakkan yang masing-masing terpisah
antara bahan pangan mentah dengan bahan pangan yang sudah dimasak. Miliki

16
peralatan masak yang berbeda seperti papan pemotongan (talenan) untuk bahan pangan
mentah dan yang sudah dimasak.
5. Bahan-bahan yang didinginkan (dalam refrigerator) harus disebar dan mendapatkan
sirkulasi udara yang cukup dan pendinginan yang cepat walaupun dalam periode
puncak
6. Lakukan thawing pada bahan pangan beku pada refrigerator atau di bawah air dingin
yang mengalir
7. Jaga suhu makanan yang hangat agar di atas 600 C dan makanan dingin di bawah 50C.
8. Makanan yang baru selesai dimasak dan masih panas, harus segera didinginkan sejenak
terlebih dahulu.Untuk mencegah spora pada bakteri menjadi aktif, sebab spora suka
hidup pada suhu yang ekstrem.
9. Jangan gunakan peralatan yang sama untuk bahan pangan mentah dan yang sudah
dimasak atau unggas
10. Cuci sebaik-baiknya peralatan makan dan masak dengan air yang sangat panas dan
deterjen
11. Besihkan dapur hingga sedetail-sedetailnya
12. Hindari penggunaan talenan berbahan kayu
13. Pelihara standar higienis yang tinggi pada tiap individu. Hindari kontak dengan bahan
pangan menggunakan jari tangan, namun gunakan sarung tangan atau penjepit makanan
(tongs)

Untuk pencegahan dan pengobatan akibat infeksi Salmonella secara khusus, dapat
dilakukan tindakan-tindakan berikut:
1. Penggunaan antibiotic secara umum, contohnya ciprofloxacin
2. Menyediakan vaksin untuk infeksi Salmonella
3. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat umum, terutama di Negara-negara
berkembang, mengenai identifikasi atas semua pembawa atau media penularan, serta
sumber kontaminasi dari ketersediaan air
4. Hindari makanan dan minuman yang berisiko terkontaminasi bakteri
5. Masak dan bersihkan makanan sebaik-baiknya, hindari bahan pangan mentah terutama
buah dan sayuran

17
6. Selalu gunakan air dan sabun dalam mencuci tangan

Jenis-jenis vaksin II yaitu Thypoid Vaccines yang tersedia bagi penderita


terinfeksi oleh Salmonella, kini ada 3, yaitu:

1. Vaksin inactivated whole-cell (menginaktivasi seluruh sel pathogen). Tiap inividu,


direkomendasikan dosis tunggal setiap 3 tahun.
2. Ty21: merupakan vaksin hidup untuk S. typhi. Dikonsumsi secara oral (melalui mulut)
sejumlah 4 dosis. Efektif selama 7 tahun.
3. Vi polysaccharide vaccine: dari polisakarida Vi yang dimurnikan berasal dari S. typhi .
Ditransfer ke dalam otot. Untuk memelihara pertahanan tubuh. Revaksinasi
direkomendasikan setiap 3 tahun.
Vaksin-vaksin tersebut di atas telah menunjukkan 70-90 % effektif mengobati infeksi oleh
kelompok Salmonella

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa Salmonella telah


dibedakan secara serologis dan diberi nama khusus. Klasfikasi Salmonella sp. sangat
kompleks, biasanya diklasifikasikan menurut dasar reaksi biokimia, serotype yang
diidentifikasi menurut struktur antigen O, H dan Vi yang spesifik. Salmonella banyak
ditemukan pada suplai bahan pangan manusia seperti sapi, domba, babi dan ayam.
Penyebaran Salmonella pada hewan-hewan ternak tersebut dapat terjadi selama proses
pengangkutan, penyembelihan, atau pengolahan dan melalui berbagai media mulai dari
pakan sampai alat-alat yang digunakan pada proses pengolahan dan penyembelihan.
Pembawa utama mikroorganisme kelompok Salmonella ini adalah manusia. Organisme-
organisme kelompok ini dikeluarkan ke dalam alam sekeliling melalui kotoran (faeces)
dimana bahan pangan dan air akan tercemar olehnya.

Kelompok bakteri Salmonella yang sering menjadi sumber penyakit, yaitu


Salmonella nontyphoid danSalmonella typhi.S.choleraesiusadalah jenis bakteri lain yang
tidak kalah penting,karena dapat menyebabkan penyakit septicemia atau bakterimia.
Septicemia atau bakterimia merupakan penyakit yang disebabkan akibat masuknya bakteri
ke pembuluh darah. Salmonella masuk ke tubuh manusia melalui media perantara seperti
bahan pangan maupun air yang telah terkontaminasi, hingga sampai ke individu.

B. Saran
Dari pembuatan makalah ini diharapkan bahwa pembaca dapat mengerti dan
memahami tentang mekanisme infeksi Salmonella sp. pada manusia serta cara
pencegahannya. Pembaca juga diharapkan dapat mengambil manfaat dari makalah yang
telah kami susun.Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk memperbaiki penulisan
makalah yang selanjutnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Salmonella

http://www.ilmukesehatan.com/artikel/makalah-salmonella-typhosa.html

http://mikrobia.wordpress.com/2008/05/16/salmonella-thyposa/

http://biologigonz.blogspot.com/2010/05/thypus-salmonella-thyposa.html

20

Anda mungkin juga menyukai