1
Lampiran IIl Keputusan Danpusdikkes
KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT
Nomor Kep / 54 / X / 2014
PUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN
Tanggal 31 Oktober 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
b. Agar tidak terjadi bahaya maut atau cacat terhadap korban/penderita yang
ditolong, maka pertolongan darurat di lapangan harus diberikan secara segera, tepat
dan akurat oleh Personel Kesehatan TNI AD di daerah garis depan.
b. Tata Urut. Naskah Departemen ini di susun dengan tata urut sebagai
berikut :
1) Pendahuluan.
2) Pedoman Umum Longdarlap.
3) Cara melakukan Longdarlap pada berbagai kasus.
4) Evaluasi.
5) Penutup.
4. Referensi.
BAB II
PEDOMAN UMUM LONGDARLAP
5. Umum.
6. Tujuan Longdarlap.
terkena trauma. Contoh kerusakan sel otak yang mengakibatkan kematian akibat
kekurangan oksigen karena perdarahan hebat pada patah tulang terbuka paha.
f. Mengurangi Rasa Sakit. Pada korban dengan patah tulang pembidaian dan
imobilisasi yang tepat akan mengurangi pergerakan tulang yang patah dan akan
mengurangi rasa sakit yang ditimbulkannya.
a. Bersikaplah dan bertindaklah dengan tenang dan percaya diri. Sikap panik
dan tidak percaya diri akan memperburuk kondisi kejiwaan korban dan prajurit
lainnya serta menyebabkan tindakan pertolongan tidak dapat berlangsung dengan
baik.
1) Tempat kejadian.
2) Kemungkinan.
3) Keadaan cuaca dan medan.
4) Suasana di sekitar tempat kejadian.
1) Bagaimana kesadarannya ?
2) Bagaimana jalan napasnya ?
3) Bagaimana pernapasannya ?
4
e. Buat perencanaan pertolongan secara cepat sesuai hasil penilaian korban dan
segera lakukan pertolongan darurat secara tepat dan cepat sesuai perencanaan
tersebut.
f. Apakah korban memerlukan pertolongan lanjutan oleh tenaga yang lebih ahli,
segera meminta bantuan. Sambil menunggu bantuan dan tenaga yang lebih ahli
segera lakukan tindakan Longdarlap.
g. Semua tindakan medis dalam rangka Longdarlap harus dicatat dan dilaporkan
ke penolong selanjutnya. Bila Longdarlap dilakukan di daerah operasi maka
pencatatan dan pelaporan kegiatan longdarlap dilakukan dengan mengisi kartu luka
serta menyelipkan kartu yang telah diisi tersebut di kantong baju korban sebelah kiri.
h. Setelah selesai memberikan pertolongan isilah kartu luka dan ikatkan atau
masukkan dalam saku kiri baju penderita. Beri tanda kedudukan korban sehingga
dapat terlihat dari jarak sekurang-kurangnya 30 – 50 meter. Kirim berita ke belakang
(misal ke Poslongyon) melalui alat komunikasi yang tersedia.
i. Korban dengan luka ringan dan dapat berjalan sendiri, cukup diberikan petunjuk
untuk pergi ke Poslongyon (setelah ditolong seperlumya).
8. Teknik Penilaian Korban. Penilaian korban akibat cedera atau trauma didapat
dari pemeriksaan korban yang secara umum dibagi menjadi dua langkah :
1) Danger.
Perhatikan bahaya yang mengancam disekitar lokasi kejadian. Pastikan
aman dalam melakukan pertolongan. Adapun keamanan yang harus
diperhatikan adalah :
a) Keamanan diri / penolong.
b) Keamanan lokasi kejadian.
c) Keamanan pasien / korban.
2) Respons.
Menilai kesadaran di awal penilaian korban dilakukan dengan cepat dan
tepat, dimana hal ini untuk segera melakukan rencana tindakan
pertolongan bagi korban. Cek kesadaran korban di awal penilaian hanya
mengukur apakah korban sadar atau tidak. Adapun penggunaan cek
kesadaran dengan menggunakan tehnik AVPU.
5
a) A = Alert / sadar.
Korban dikatakan alert / sadar apabila korban dapat berorientasi
terhadap tempat, waktu dan orang.
4) Breathing ( Pernafasan )
Jika korban tidak bernafas maka penilaian dihentikan dan penolong harus
segera memberikan ventilasi buatan. Jika korban bernafas, perkirakan
kecukupan frekuensi dan kedalaman nafasnya untuk menentukan
kecukupan udara bagi korban. Perhatikan gerakan nafas dada korban dan
dengarkan suara nafas jika korban tidak sadar.
a) Denyut Nadi.
Evaluasi denyut nadi sesaat harus memeriksa kualitas dan
regularitas denyut nadi. Ingatlah bahwa terabanya denyut nadi
penderita juga memberikan perkiraan akan tekanan darah. Pada
pemeriksaan cepat ini akan didapat : takikardi, bradikardi atau ritme
ireguler. Jika denyut nadi arteri radialis tidak teraba, penderita
agaknya telah masuk kedalam fase Syok tak terkompensasi.
7
b) Kulit.
Setelah melakukan penilaian primer yang terdiri dari Airway Breathing dan
Circulation, selanjutnya melakukan penilaian sekunder yang terdiri dari :
(a) Kepala.
Pemeriksaan secara visual bertujuan untuk mencari perdarahan,
abrasi, laserasi, kontusio, asimetris tulang wajah dan kepala.
(b) Leher.
Pada daerah leher terdapat arteri besar dan tulang servical.
Periksalah dengan seksama dan hati – hati terutama pada pasien
yang dicurigai fraktur tulang leher, kesalahan pada pemeriksaan
servical dapat menyebabkan kematian atau kecacatan.
(e) Pelvis.
Usahakan hanya sekali pemeriksaan pada pelvis untuk mengurangi
cidera lebih lanjut, jika dicurigai adanya perlukaan atau fraktur (amati
adakah suara krepitasi sebagai salah satu tanda fraktur pelvis)
9. Evaluasi.
BAB III
CARA MELAKUKAN LONGDARLAP PADA BERBAGAI KASUS
a. Luka di kepala. Ada tiga macam luka di kepala yang perlu diperhatikan, yaitu :
luka kepala di luar tengkorak (extra cranial) , luka ini hanya mengenai kulit kepala
saja sampai mengenai tulang kepala (tengkorak). Luka semacam ini selalu
mengganggu dan menimbulkan perdarahan yang hebat. Pertolongan yang diberikan
adalah :
1) Korban didudukkan, kemudian dilakukan penghentian perdarahan serta
dibersihkan, diberikan obat kemudian dibalut dengan pembalut penekan.
2) Korban diawasi selama perjalanan evakuasi dan setelah sampai di daerah
belakang, sekurang-kurangnya 48 jam, mengingat adanya kemungkinan
jaringan di dalam tengkorak terkena.
3) Luka tengkorak terbuka (Open cranic crebral wound). Disini kecuali kulit
kepala terbuka, tengkorak pun pecah terbuka, dan jaringan otak tampak
dengan nyata dan perdarahan banyak.
4) Luka tengkorak tertutup (closed cranic-cerebral wound)
5) Disini, baik kulit kepala maupun tengkorak tetap utuh.
6) Pada umumnya disertai kerusakan pada jaringan otak, seperti halnya
pada luka tengkorak terbuka.
9
b. Luka pada mata. Luka pada mata, selalu harus kita anggap penting.Sebab-
sebabnya: trauma oleh benda tajam atau benda tumpul trauma oleh benda keras
oleh bahan-bahan kimia, dan lain-lain
2) Bila kita melihat pada mata korban ada lukanya, penglihatan kabur atau
berkurang, gerakan mata tidak ada lagi, keluar cairan dari mata, maka hal ini
tergolong pada luka mata yang berat.
c. Luka pada rahang. Luka pada rahang dan muka, merupakan luka yang perlu
mendapatkan perhatian khusus, karena letaknya berdekatan dengan jalan
pernapasan bagian atas. Kerusakan jaringan di sini mudah menyumbat jalan
perpasan tersebut, sehingga korban dapat meninggal karena tidak dapat bernapas.
masuknya darah ke jalan napas, atasi segera bahaya shock yang mengancam,
perdarahan pada umumnya dapat diatasi dengan pembalut penekan asalkan
dijaga jangan sampai menutup penekan tadi dari bawah dagu ke ubun-ubun
kepala, dengan demikian rahang yang mengalami patah tulang dapat
ditunjang.
5) Morphin dapat disuntikkan dengan syarat tidak ada luka di kepala atau di
dada.
1) Bila mengalami luka yang hebat pada leher, maka biasanya korban
mudah atau segera meninggal, karena luka di leher ini akan terkena jaringan
penting yang lain, yaitu sum-sum tulang leher dan kerongkongan.
a. Rongga dada berisi alat yang sangat penting yaitu jantung, pembuluh darah
yang besar dan paru-paru, sehingga bila terdapat luka berat pada dada, tentu
akibatnya fatal (mematikan)
b. Paru-paru dilapisi oleh dua lapisan (pleura), yang satu melapisi langsung paru-
parunya, dan yang satu lagi terletak dekat dinding dada sebelah dalam, dan ruangan
yang terdapat di antara kedua lapisan itu disebut ruangan pleura yang mempunyai
tekanan udara negatif. Dengan adanya tekanan negatif itu, maka paru-paru akan
mudah mengembang dan mengempis pada waktu pernapasan. Bila tekanan yang
terdapat di ruangan pleura itu berubah, maka akan terjadi kesukaran bernapas.
Akibat dari pada luka pada dada antara lain adalah masuknya udara kedalam
ruangan pleura (disebut dengan pneumotohorax), dengan akibatnya terjadi
kesukaran dalam pernapasan.
c. Sebab-sebabnya : Luka tembak, Luka tusuk, Benturan yang keras pada daerah
dada
11
e. Bila masuknya udara ke dalam ruangan pleura tadi begitu banyak, maka paru-
paru menjadi tertekan, sehingga korban akan kekurangan oksigen, makanya akan
kelihatan kebiru-biruan. Pertolongannya :
a. Luka pada perut merupakan luka yang penting diperhatikan, karena di dalam
rongga perut ini terdapat alat dan jaringan yang penting, antara lain pembuluh darah
yang besar, lambung, usus, hati, limpa dan sebgainya, karenanya bila ada luka pada
perut akan mudah terjadi perdarahan di dalam rongga perut, yang sukar diatasi
dengan longdarlap, serta perdarahan di dalam rongga perut mudah menimbulkan
12
sobek. Di samping itu, luka pada perut ini mudah mengalami infeksi, bila usus ikut
luka, bagian ada selaput rongga perut (disebut peritoneum) sangat peka terhadap
timbulnya infeksi dengan segala akibatnya. Luka pada perut ini dapat disebabkan
oleh benda tajam maupun benda tumpul.
c. Gejala-gejalanya : Ada luka pada daerah perut, usus mungkin terburai keluar,
korban pucat, mungkin sobek karena ada perdarahan di dalam.
e. Pertolongannya :
1) Patah tulang terbuka, hentikan perdarahan dengan pembalut
penekan/penasat darah, rawat lukanya, kemudian tutup dengan kasa steril,
kerjakan pembidaian, bila rasa sakit hebat, berikan antalgin 2 tablet, anggota
badan yang patah ditinggikan, laksanakan evakuasi secepatnya.
2) Patah tulang tertutup, kerjakan pembidaian, bila rasa sakit hebat, berikan
Antalgin 2 tablet, anggota badan yang mengalami patah tulang ditinggikan.
3) Tujuan pertolongan, mencegah perdarahan, mencegah sobek, mencegah
cacat, mengurangi rasa sakit, mencegah gerakan pada tulang yang patah.
3) Patah tulang selangka. Ujung tulang yang patah biasanya dapat diraba
di bawah kulit, dan bahu yang bersangkutan kelihatan lebih rendah dari yang
sebelah, korban tidak dapat mengangkat lengan pada sisi yang sakit.
4) Patah tulang iga. Korban merasa sakit pada waktu menarik napas atau
pada saat batuk, ujung tulang yang patah kadang-kadang dapat diraba di
bawah kulit, dan bila iga yang patah ini melukai jaringan paru-paru, maka
korban akan batuk darah yang berwarna merah muda. Hal ini sangat
berbahaya.
5) Patah tulang panggul. Korban tidak dapat berdiri atau berjalan, dan
merasa sakit pada darah panggul. Bila ginjal atau kandung kencing ikut
terkena, maka korban akan kencing darah (hematuria), petunjuk penting pada
pertolongan patah tulang anggota badan tertentu, langkah pertama, dengan
cepat melihat seberapa hebat dan luas luka yang dideritanya., bila keadaan
membahayakan jiwa korban seperti : henti napas, henti jantung, perdarahan
yang hebat;Maka tindakan pertama harus mengatasi keadaan yang mem
bahayakan jiwa korban tersebut, misalnya dengan tindakan Resusitasi, setelah
tindakan di atas, barulah diadakan pertolongan terhadap patah tulangnya. Bila
terdapat tanda-tanda shock, segera atasi. Dalam hal-hal tertentu, dapat
diberikan morphin untuk menghilangkan rasa sakit yang hebat. Prinsip
pertolongan patah tulang,Lakukan pembidaian di tempat anggota badan yang
mengalami cedera.
2) Untuk mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut, tulang yang patah harus
segera diistirahatkan (immobilisasi), yaitu dengan melakukan pembidaian yang
meliputi dua sendi daripada tulang yang patah tersebut.
3) Bidai yang akan dipakai itu dibalut dulu dengan perban sebelum
digunakan, yang bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, dan mencegah
kerusakan pada kulit, serta mencegah terganggunya peredaran darah. Di
lapangan, bila tidak ada perban, maka dapat dipergunakan daun-daun, rumput-
rumput sebagai pembalut bidai, dan harus diingat agar jangan terlalu erat
mengikatkan bidai pada anggota badan sampai ikatan itu berubah kerjanya
menjadi terikat.
(a) Alat yang dibutuhkan : Tiga buah bidai, dua bidai yang panjangnya
dari ketiak sampai ujung kaki korban, satu bidai yang lain panjangnya dari
sela paha sampai ujung kaki korban.
(b) Tujuh buah kain segitiga (mitella) untuk mengikat : 2 buah untuk
mengikat bagian atas dan bagian bawah dari tulang yang patah, 2 buah
untuk mengikat pada bagian tungkai bawah, 2 buah untuk mengikat pada
bagian dada dan pinggang,1 buah untuk mengikat di bagian tumit
(menyatukan kedua kaki korban)
(c) Improvisasi untuk bidai di lapangan dapat digunakan : senapan
korban (setelah diamankan), dahan kayu yang cukup besar dan kuat,
bambu/tongkat kayu, pelepah pisang.
(b) Empat buah mitella untuk mengikat : 2 buah untuk mengikat di atas
dan bawah dari tulang yang patah.1 buah untuk mengikat di ujung jari
(telapak tangan),1 buah untuk menggendong, lengan bawah yang patah
setelah selesai dengan pembidaian, kemudian digendong.
i. Pembidaian, pengertian. Bidai atau spalk adalah suatu alat dari kayu, anyaman
kawat atau bahan lain yng pada prinsipnya harus kuat tetapi ringan, yang digunakan
untuk menahan atau menjaga agar kedua bagian tulang yang patah tidak dapat
bergerak (tetap pada tempatnya). Prinsip Pembidaian, tindakan yang harus
dilakukan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan dengan patah tulang adalah
17
1) Syarat-syarat pembidaian :
(a) Sediakan alat selengkapnya, baru mengerjakan pembidaian.
(b) Bidai harus melewati dua sendi dari tulang yang patah, dan sebelum
dipasang, diukur terlebih dahulu pada anggota badan penderita yang tidak
sakit.
(c) Ikatan jangan teralu kencang dan jangan pula terlalu kendor.
(d) Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan agar tidak
menambah rasa sakit.
(e) Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah
tempat yang patah.
2) Tujuan pembidaian
(a) Mencegah pergerakan/pergeseran dari ujung tulang yang patah.
(b) Memberikan istirahat pada anggota tubuh yang patah.
(c) Mengurangi rasa sakit.
(d) Mempercepat penyembuhan.
(e) Mencegah terjadinya shock.
(f) Mencegah terjadinya perdarahan.
(g) Mencegah terjadinya cacat.
a. Bila disertai dengan luka , rawat luka terebih dahulu, tidurkan korban dengan
posisi tengkurap, dengan memberikan bantal/alas pada dada dan perut bagian
bawah.
b. Segera evakuasi untuk pertolongan lebih lanjut. Bila tidak disertai luka : korban
ditidurkan dengan posisi terlentang, kepala diberikan bantal yang tipis.
c. Di bawah pinggang diberikan ganjal dengan bantal yang tipis. Dengan posisi
seperti ini, ujung tulang belakang yang patah tidak akan merusak/menusuk sumsum
tulang belakang lebih besar lagi.
a. Berat atau ringannya luka tembak tergantung pada : Lokasi luka, Jarak
tembakan, jenis peluru dan arah peluru.
c. Gejala-gejalanya :
1) Terdapat luka tembak termasuk peluru, dan mungkin juga luka tembak
keluar.
2) Perdarahan bisa keluar atau ke dalam.
3) Jika perdarahan banyak (mungkin tidak tampak karena perdarahan ke
dalam), pasien pucat dan dapat terjadi shock.
4) Pertolongannya : Jika terdapat perdarahan yang dapat dihentikan,
misalnya dengan penasat darah atau pembalut penekan, maka hentikan
perdarahan tersebut, kemudian bersihkan. Jika korban tersebut terlihat pucat,
nadi cepat dan kecil, mungkin kesadaran menurun, maka kemungkinan adalah
perdarahan ke dalam, dan segera kirim berita ke belakang.
b. Macam-macam Perdarahan.
1) Perdarahan keluar tubuh (External Hemorrhage). Adalah perdarahan yang
tampak nyata keluar dari tubuh, dan pada umumnya perdarahan ini disebabkan
oleh kerusakan pembuluh darah yang letaknya dekat dengan permukaan
tubuh. Permukaan tubuh itu sendiri mengalami luka pula kerusakan hingga
darah dapat mengalir keluar.
e. Pertolongan.
1) Jumlah darah yang terdapat dalam tubuh, sesuai dengan kebutuhan faal
tubuh manusia, maka kehilangan darah akan merugikan tubuh. Bila jumlah
darah yang hilang itu sedikit, maka hal ini tidak akan seketika merugikan tubuh,
karena darah yang hilang itu dapat diganti oleh tubuh dengan pembuatan
darah yang baru dalam sum-sum tulang. Tetapi bila darah yang menghilang itu
berjumlah besar (15% atau lebih), maka tanpa pertolongan dengan segera
dapat menyebabkan kematian. Akibat kehilangan darah, dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Korban Tenggelam. Apabila seseorang jatuh kedalam air yang dalam (seperti
sungai, kolam renang, danau atau laut), dan tidak dapat menguasai keadaan, atau
tidak bisa berenang, maka dia akan tenggelam. Biasanya akan terlihat : Korban
timbul tenggelam dan tangan meraih-raih, korban tidak timbul kembali ke permukaan
air dalam aktu yang relatif lama.
b. Sebab-sebabnya :
1) Terjatuhnya ke dalam air dan tidak dapat berenang.
2) Kejang (kraam), sehingga tidak bisa bergerak lagi.
3) Terbentur benda keras sewaktu terjun kedalam air, sehingga kehilangan
kesadaran (pingsan).
4) Karena penyakit ayan (epilepsi), sewaktu berenang.
c. Pertolongannya :
1) Kalau korban sedang timbul tenggelam : lemparkan tali atau bambu yang
panjang ke arah korban. Setelah tali atau bambu terpegang oleh korban, baru
ditarik ke pinggir.
2) Kalau korban tidak muncul lagi ke permukaan air : kalau korban tidak
muncul lagi, maka penolongnya harus segera masuk ke dalam air untuk
menolongnya. Pegang leher bajunya atau rambutnya dari arah belakang,
kemudian korban ditarik keluar dari air. Kalau sudah sampai di darat, tindakan
yang harus segera dikerjakan adalah :
a) Bersihkan hidung, mulut dan kerongkongan.
b) Keluarkan air dari paru-paru korban dengan cara :
Korban ditelungkupkan di atas perut penolong sehingga kepalanya
bergantung ke bawah, kemudian punggung dan sisi dada ditekan
hingga air keluar dari hidung dan mulut korban.
Dapat juga dilakukan ditelungkupkan dan penolong berdiri, sehingga
korban berada diantara kedua kaki penoong, kemudian penoong
mengikat pinggang korban ke atas, sehingga kepala akan
menggantung ke bawah. Punggung korban diukul-pukul sehingga air
akan keluar dari paru-paru melalui mulut dan hidung korban. Hal ini
dikerjakan selama 15 – 20 menit.
4) Apabila korban tidak sadar, henti napas dan henti jantung, segera
dilaksanakan pertolongan resusitasi jantung paru (RJP) oleh satu atau dua
orang penolong.
Catatan. Menolong orang tenggelam ada bahayanya bagi penlong, karena
korban mungkin merangkul penolong tanpa disadari, sehingga penolong tidak
dapat bergerak dan mungkin akan ikut tenggelam bersama korban. Untuk
pengamanannya, si penolong harus diikat pinggangnya sewaktu mendekati
korban, dan harus memegang korban dari arah belakang pada leher baju atau
rambutnya.
a. Luka bakar adalah kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan karena suhu
tinggi. Tiap persentuhan yang intensif dan cukup lama antara kulit dengan benda
panas (lebih dari 600 Celcius) atau bahan kimia yang menimbulkan panas dapat
menyebabkan luka bakar.
c. Gejala-gejalanya :
1) Tingkat Satu. Tampak kemerah-merahan, dan pembakaran hanya
mengenai lapisan atas kulit ari (stratum corneum). Juga tampak kemerahan ini
juga di sebut Erythema.
2) Tingkat Dua. Pembakaran terjadi sampai pada rasa nyeri, dan terjadi
gelembung yang berisi cairan kuning jernih. Gelembung itu disebut melepuh
atau bullae.
e. Akibat luka bakar, Shock, karena pada kerusakan kulit terjadi juga kehilangan
Plasma (cairan darah) serta nyeri yang hebat. Infeksi, kulit yang rusak mudah sekali
dimasuki kuman. Pada umumnya luka bakar tingkat I tidak begitu membahayakan
daripada luka bakar tingkat II dan III, namun hal ini tergantung juga dari luas
permukaan tubuh yang terkena.
25
1) Bila lebih dari 10% permukaan tubuh terkena luka bakar maka hal ini
dapat membahayakan jiwa penderita. Bila lebih dari 40% yang terkena, maka
angka kematyian bias mencapai sampai 50%.
2) Bila yang terkena luka bakar lebih luas lagi, maka angka kematian dapat
mencapai 100%.
3) Mereka yang sembuh dari luka bakar, akan mengalami cacat kulit untuk
seama-lamanya, bahkan mereka yang telah tertolong dari bahaya maut karena
luka bakar yang berat harus mengaami masa penyem buhan yang lama
(berbulan-bulan), bahkan sampai bertahun-tahun.
g. Pertolongan luka bakar tingkat II dan III. Pertolongannya sama dengan luka
bakar Tingkat Satu, hanya saja disini terdapat gelembung atau Bullae yang tidak
boleh dipecahkan.
Ledakan terjadi sebagai hasil perubahan yang sangat cepat dari suatu bahan
dengan volume yang relatif kecil, baik padat, cair atau gas, menjadi produk – produk
gas. Produk gas ini yang secara cepat berkembang dan menempati suatu volume
yang jauh lebih besar dari pada volume bahan aslinya. Bilamana tidak ada
rintangan, pengembangan gas yang cepat ini akan menghasilkan sesuatu
gelombang tekanan. Trauma ledakan dapat diklasifikasikan dalam 3 mekanisme
kejadian trauma yaitu :
21. Evaluasi.
a. Jelaskan penanganan pada korban trauma kepala !
b. Sebutkan dan jelaskan macam – macam patah tulang !
c. Sebutan tujuan dari pembidaian !
d. Sebutkan pedoman rumus rule of nine !
e. Sebutkan tanda – tanda perdarahan secara umum !
BAB IV
EVALUASI AKHIR PELAJARAN
(Bukan Naskah Ujian)
BAB V
PENUTUP
RAHASIA
KONFIDENSIAL