Anda di halaman 1dari 42

KARYA ILMIAH

Observasi Tumbuhan Spermatophyta di Kebun Raya Bogor

Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Observasi Mata Kuliah Konsep

Dasar Biologi

ANNISA NUR PRATIWI ( 1601025004 )

6C PGSD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmaannirorrohim

Assalamualaikum Warohmatullahiwabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Karena berkat dan Rahmat

Allah SWT akhirnya Observasi Kuliah Lapangan di Kebun Raya Bogor ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Konsep Dasar Biologi dengan mengobservasi tumbuhan spermatophyta yang

terdiri dari angiospermae dan gymnospermae

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya ilmiah ini terdapat

kesalahn dan ketidaksempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik

dan saran yang membangun dari pembaca sekalian agar tidak terjadi kesalahan

yang sama pada kegiatan berikutnya. Semoga Karya Ilmiah ini mampu

memberikan manfaat bagi penulis juga pembaca sekalian.

Jakarta, 23 April 2019

DAFTAR ISI

ii
COVER..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................iv
ABSTRAK........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................7
B. Rumusan Masalah.........................................................................................8
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................................8
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Araucariceae..................................................................................................12
B.Rutaceae........................................................................................................18
C Meliaceae.........................................................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat........................................................................................19
B. Bahan dan Alat ............................................................................................19
C. Metode Penelitian ........................................................................................19
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Rutaceae........................................................................................................21
2. Mileaceae......................................................................................................24
3. Araucariaceae................................................................................................27
BAB V KESIMPULAN ..................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................32
LAMPIRAN ....................................................................................................33

LEMBAR PENGESAHAN

iii
Judul : Observasi Tumbuhan Spermatophyta di Kebon Raya Bogor

Nama : Annisa Nur Pratiwi

Kelas :6C

Tempat : Di Kebun Raya Bogor yang berada di Jalan. Ir. Haji

Djuanda No.13, Paledang, Bogor Tengah, Kota Bogor,

Jawa Barat 16122.

Waktu : Pukul 08.00 – 12.00.

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
Hari : Sabtu
Tanggal : 15 April 2019

Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu

Erwin,M.Si

iv
ABSTRAK

Observasi ‘’Konsep Dasar Biologi di Kebun Raya Bogor’’. Karya ilmiah


Tumbuhan Spermatophyta oleh Mahasiswa dan Mahasisiwi Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta. 2019.

Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui tumbuhan Spermatophyta


Gymnospermae dan Angiospermae dari ciri ciri tumbuhan, jenis-jenis tumbuhan
dari family Meliaceae, family Araucariaceae, family Rutaceae

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan observasi


langsung untuk mengamati Tumbuhan Spermatophyta di Kebun Raya Bogor yang
ber alamat di Jalan. Ir. Haji Djuanda No.13, Paledang, Bogor Tengah, Kota Bogor,
Jawa Barat 16122. Waktu pengamatan dilakukan pada hari Sabtu, 15 April 2019
mulai dari pukul 08.00 – 12.00.

Dari hasil Penelitan ini bahwa klasifikasi dari tumbuhan Spermatophyta


yang terdiri dari Rutaceae, Mileaceae dan Araucariae yaitu, Rutaceae (jeruk-
jerukan) merupakan famili yang berasal dari ordo rutales yang memiliki ciri-ciri
yaitu tumbuhan perdu dan berkayu, dengan batang atau ranting berduri panjang
tetapi tidak rapat. daun tidak memiliki spitula, tuggal, dengan tepi rata,
permukannya licin dan memiliki kelenjar minyak. bunga tunggal dan mahkota
bunga berwarna putih, dengan mahkota bunga berjumlah 4 sampai 5. buah bertipe
hesperidium berebentuk bulat, kulit buah memiliki 3 lapisan dan lapisan dalam
bersekat membentuk ruang yang terdapat gelembung-gelembung air. Mileaceae
merupakan Tanaman berkayu, jarang herba, dengan kelenjar damar atau kelenjar
minyak. Daun tersebar, tersusun bentuk menyirip, Bunga beraturan, kebanyakan
berkelamin 2, berbilangan 5 (jarang 4-7). Kelopak bersatu. Daun mahkota lepas,
kadang-kadang bersatu. Benang sari sebanyak atau dua kalinya daun mahkota;
tangkai sari kerap kali melekat menjadi tabung. Tonjolan penebalan dasar bunga
kadang-kadang bentuk tabung. Bakal buah menumpang, jarang setengah
tenggelam, berulang 1-5. Tangkai putik 1. Bakal biji kerap kali 1-2 per ruang.
Araucariaceae merupakan pohon besar dengan batang tegak yang sangat besar,
mencapai tinggi 30–80 m. Cabang horizontal yang menyebar tumbuh dalam
gelungan dan ditutupi daun yang kasar atau mirip jarum. Pada beberapa spesies,
daunnya berbentuk jarum dan lanceolate (panjang, lebar di tengah), pada spesies
lain daunnya lebar dan pipih, dan bertumpang tindih. ukurannya antar spesies dari
diameter 7–25 cm

Kata Kunci : Spermatophya, Tumbuhan Angiospermae dan Gymonspermae

v
ABSTRACT

Observation ’The 'Basic Concept of Biology at the Bogor Botanical Gardens'.


Scientific work of Spermatophyta Plants by Students and Students of the Primary
School Teacher Education Study Program, Teacher Training and Education
Faculty, Muhammadiyah University Prof. DR. HAMKA, Jakarta. 2019.

This study aims to determine the Spermatophyta Gymnospermae and


Angiospermae plants from plant characteristics, plant species from family
Meliaceae, family Araucariaceae, family Rutaceae
The data collection technique uses documentation techniques and direct
observation to observe Spermatophyta plants in the Bogor Botanical Gardens
which have addresses on Jalan. Ir. Haji Djuanda No.13, Paledang, Bogor Tengah,
Bogor City, West Java 16122.The time of observation is carried out on Saturday,
April 15, 2019 starting from 08.00 - 12.00.

From the results of this study, the classification of Spermatophyta plants


consisting of Rutaceae, Mileaceae and Araucariae, namely, Rutaceae (orange-
jerukan) is a family originating from the order of rutales which has characteristics
that are shrub and woody plants, with long spiny stems or twigs but not meeting.
the leaves do not have spitula, tuggal, with flat edges, the surface is slippery and
has oil glands. single flower and flower crown white, with flower crowns
amounting to 4 to 5. the fruit of the type hesperidium has a round shape, the skin
of the fruit has 3 layers and the inner layer of insulation forms a space with
bubbles of water. Mileaceae is a woody plant, rarely herbaceous, with resin glands
or oil glands. The leaves are scattered, arranged in pinnate shapes, Irregular
flowers, mostly 2-sex, 5 (rarely 4-7). Petals unite. Crown leaves, sometimes
united. Stamen as much or twice as crown leaves; the stalk sari is often attached to
a tube. Bulge thickening of the base of the flower is sometimes the shape of a
tube. Fruit will hitch a ride, rarely half drown, repeat 1-5. Pistil 1. Seeds will often
be 1-2 per space. Araucariaceae is a large tree with very large erect stems,
reaching a height of 30–80 m. Horizontal branches that spread grow in a coil and
are covered with coarse or needle-like leaves. In some species, the leaves are
needle and lanceolate (long, wide in the middle), in other species the leaves are
wide and flat, and overlapping. size between species from 7-25 cm in diameter

Keywords: Spermatophya, Angiospermae and Gymonspermae.

vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan

maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah

fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui

sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk

melanjutkan suatu penelitian. Observasi ke Kebun Raya Bogor merupakan

hal yang penting dalam bidang Pendidikan Biologi khususnya untuk

menunjang untuk mengetahui dan mengenal flora . Dalam hal ini, saya pun

melakukan kegiatan observasi pada tumbuhan Spermatophyte,

Gymnospermae, Angiospermae dalam memenuhi tugas laporan observasi yang

dapat berguna saat pembelajaran yang dilakukan oleh guru ketika mengajar di

dalam kelas.

Dengan adanya kegiatan observasi ini diharapkan dapat

mengetahui bagaimana bentuk dan ciri ciri tumbuhan Spermatophyte,

Gymnospermae, Angiospermae secara langsung dari mulai batang, akar, daun,

dan bunga. Dalam hal ini, observasi sangat berguna untuk menunjang kegiatan

belajar mengajar dari mata kuliah Konsep Dasar Biologi. Hal yang mendasar,

dapat memudahkan kita untuk melihat langsung pohon dan tanaman apa saja

yang telah dipelajari di teori kuliah. Selain itu dengan adanya proses tersebut

kita dapat mengaplikasikan di pembelajaran yang akan kita lakukan di sekolah

8
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka ditetapkan bahwa

perumusan masalahnya adalah “Menentukan dan mengedintifikasi ciri ciri

tumbuhan dari akar, daun, batang, bunga dan buah kemudian jenis serta

contoh dari tumbuhan Spermaophyta khususnya family Meliaceae,

Gymnospermae khususnya family Araucariaceae , dan yang terakhir

Angiospermae khususnya family Rutaceae.

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui klasifikasi tumbuhan bangsa Rutaceae, Meliaceae dan

Araucariaceae

2. Mengetahui ciri ciri tumbuhan Rutaceae, Meliaceae dan Araucariaceae

3. Mengetahui jenis-jenis tumbuhan family Meliaceae, family

Araucariaceae, family Rutaceae

A. Manfaat Penulisan

1. Dapat mengetahui Klasifikasi tumbuhan bangsa Rutaceae, Meliaceae dan

Araucariaceae

2. Dapat mengetahui ciri ciri tumbuhan bangsa Rutaceae, Meliaceae dan

Araucariaceae

9
3. Dapat Mengetahui jenis-jenis tumbuhan family Meliaceae, family

Araucariaceae, family Rutaceae

4. Dapat menambah wawasan baik bagi penulis maupun pembaca.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuhan biji merupakan golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan


filogenetik1 tertinggi yang sebagai ciri khasnya ialah adanya suatu organ yang
berupa biji ( dalam bahasa Yunani, sperma)
Biji berasal dari bakal biji, yang dapat disamakan dengan makrosporangium. Di
dalamnya dihasilkan makrospora yang tidak pernah meninggalkan tempatnya, dan
di tempat itu selanjutnya berkembang menjadi makrosportakum dengan
arkegonium serta sel telurnya. Setelah terjadi pembuahan, zigot yang terbentuk
berkembang menhjadi embrio yang semantara tetap di tempat itu pula. Sementara
itu bakal biji yang kemudian mengandung embrio itu berkembang menjadi alat
reproduksi generatif atau seksual. Namun demikian, dalam lingkungan tumbuhan
biji dapat kita jumpai perkecualian-perkecualian dalam hubungan dengan
pembentukan embrio dalam biji. Pembentukan embrio melalui peleburan sel-sel
kelamin kita kenal di bawah istilah amfimiksis, sedang terjadinya embrio tanpa
melalui peristiwa perkawinan disebut apomiksis.
Bersama-sama dengan tumbuhan paku tumbuhan biji telah merupakan tumbuhan
kormus sejati. Tubuh jelas dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya yaitu
akar, batang dan daun. Selain itu tubuh tumbuhan biji mempunyai pula
bagianbagian lain yang merupakan metamofosis bagian-bagian pokok tadi
ditambah lagi dengan berbagai macam organ-organ tambahan. Badi bagian-bagian
tubuh tumbuhan biji sporofillah yang telah mengalami perkembangn sehingga

1
https://www.academia.edu/12287552/Tinjauan_pustaka_spermatophyta

10
sifatnya sebagai daum hampir hilang sama sekali. Sporofil yang terangkai dalam
berbagai bentuk kumpulan sporofil yang mencapai puncaknya dalam bentuk organ
yang kita sebut bunga. Itulah sebabnya golongan tumbuhan biji ini disebut pula
Anthophyta atau tumbuhan bunga ( dalam bahasa Yunani, anthos = bunga ; phyton
= tumbuhan ). Pada organ inilah pertama orang menganal adanya seksualitas pada
tumbuhan. Anggapan bahwa pada golongan ini, peristiwa perkawinan tampak
jelas, walaupun sesungguhnya yang tampak dari luar pada tumbuhan ini bukan
perkawinan dalam arti peleburan sel-sel kelaminnya (pembuahan), melainkan
jatuhnya mikrospora (serbuk sari) pada bakal biji atau kepala ptik yang lebih kita
kenal dengan istilah penyerbukan atau polinasi. Atas dasar peristiwa itulah Eichler
memberikan nam Phanerogamae ( dari bahasa Yunani phaneros = tampak jelas ;
gamein = kawin ) kepada golongan tumbuhan biji. Peristiwa seksual, mikrospora (
serbuk sari ) selalu tumbuh menjadi bahan yang berbentuk buluh untuk dapat
mengantar gamet-gamet ke tempat tujuannya, yaitu untuk menemukan sel telur.
Peristiwa inilah yang menyebabkan golongan tumbuhan biji juga disebut
Embryophyta siphonogama, yang berarti tumbuhan yang mempunyai embrio dan
perkawinan terjadi melalui pembentukan suatu buluh. Dalam hal ini ialah buluh
serbuk sari (mikroprotalium) (dalam bahasa Yunani embryon = embrio, lembaga;
phyton = tumbuhan; siphon = pipa, buluh; gamein = kawin).
Ciri lain yang bersifat khas pula untuk golongan tumbuhan biji ialah bahwa
embrio bersifat bipolar atau dwipolar. Tidak hanya kutub batang yang tumbuh dan
berkembang membentuk batang, cabang-cabang dan daun, tetapi kutub akarnya
pun tumbuh dan berkembang membentuk sistem perakarannya. Sehingga dapat
diketahui bahwa beda embrio tumbuhan paku itu bersifat unipolar atau ekapolar,
sedang timbuhan biji mempunyai embrio yang dwipolar.
Dalam daur kehidupannya tumbuhan biji juga memperlihatkan adanya pergiliran
keturunan secara beraturan dan dari sudut ini tumbuhan biji bersifat seperti
tumbuhan paku yang heterospor. Akan tetapi bagi organ-organ ynag homolog
dipergunakan istilah-istilah yang berbeda seperti terlihat pada skema di bawah ini.

Nama organ Tumbuhan paku Tumbuhan biji

11
makrosporofil makrosporofil Karpelum, daun buah
makrosporangium makrosporangium Bakal biji
makrospora makrospora Sel induk kandung

lembaga
makroprotalium makroprotalium Kandung lembaga
arkegonium arkegonium (tereduksi atau tidak
ada)
mikrosporofil mikrosporofil Mikrosporofil, benang
sari
mikrosporangium mikrosporangium Kantong sari
mikrospora mikrospora Serbuk sari
mikroprotalium mikroprotalium Buluh serbuk sari

Berbeda dengan golongan-golongan tumbuhan yang terdahulu, pada tumbuhan


gametofit telah amat tereduksi dan tumbuhan serta berkembang pada sporofitnya.
Jadi seperti pada tumbuhan paku, yang merupakan tumbuhan biji itu adalah
sporofitnya yang bersifat diploid.
Dilihat dari segi bentuk dan susunan tubuhnya misalnya sebagai berikut:
Pada Schizophyta: tubuh bersifat sebagai talus yang hanya terdiri atas satu sel
yang belum terdiferensiasi, paling banyak tubuh yang terdiri dari satu sel itu
berkelompok membentuk koloni.
Pada Thallophyta: terdapat tubuh yang juga berupa talus, ada yang masih
uniselulae, kebanyakan multiseluler dan walaupun masih berupa talus dari luar
kadang-kadang telah memperlihatkan diferensiasi sehingga bentuk dan
susunannya mirip kormusnya tumbuahn tinggi (Lessonis, Macrocystis). Selain itu
sel-sel penyusun tubuhnya telah menunjukkan diferensiasi sekurang-kurang telah
jelas adanya inti serta plastida disamping protoplasma.
Pada Bryophyta: sebgian masih jelas bahwa tubuhnya berbentuk talus
(Marchantia), tetapi sebagian lain telah memperlihatkan adanya sumbu yang

12
merupakan semacam batang beserta bagian-bagian ke samping yang menyerupai
daun-daun. Akar yang sesungguhnya belum ada, yang ada hanya rizoid-rizoid.
Pada Pteridophyta: tubuh telah berupa kormus dengan akat, batang, dan
daundaun, baik yang masih kecil belum punya tulang-tulang daun (mikrofil)
maupun daun-daun besar yang mempunyai sistem pertulangan yang beraneka
ragam (makrofil). Telah ada akar yang sesungguhnya yang bersifat sporoszburtig.
Bunga belum ada, sporofil kadang-kadang terangkai pada ujung-ujung batang dan
cabang.
Pada spermathophyta: tubuh jelas dapat dibedakan dalam akar, batang, dan daun.
Daun tergolong dalam tipe Makrofil dengan bentuk dan susunan tulang-tulang
yang beranekaragam. Akar akan tumbuh dari kutub akar. Sporofil terangkai
sebagai strobilus atau bunga.
Tumbuhan biji yang sekarang ada di bumi kita ini meliputi kurang lebih 170.000
jenis tumbuhan, jadi lebih dari separuh jumlah kekayaan flora dunia yang ditaksir
seluruhnya meliputi kurang lebih 300.000 jenis tumbuhan. Juga pada waktu ini
golongan tumbuhan bijilah yang bersifat dominan di bumi kita, zaman kita
sekarang ini boleh pula disebut sebagai “zaman tumbuhan biji”. Devisi tumbuhan
biji secara klasik dibedakan dalam dua anak devisi yaitu: tumbuhan biji terbuka
(Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angeospermae)
Maka dalam Tinjauan Pustaka ini peneliti memfokuskan bangsa dari family
Araucariaceae Meliaceae dan Rutaceace

1. Bangsa ARAUCARIALES.
Suku: Araucariaceae. Pohon-pohon dengan daun tersebar berbentuk jarum atau
lebar dengan saluran resin di dalamnya. Tumbuh-tumbuhan ini berumah satu atau
berumah dua. Strobilaud jantan besar di ketiak atau di ujung cabang-cabang yang
pendek dengan mikrosporofil yang bertangkai dan berbentuk sisik yang pada
bagian baeahnya banyak mempunyai mikrosorangium yang panjang. Strobilus
betina pada ujung cabang-cabang yang pendek, penuh dengan mikrosporofil yang
tersusun dalam satu spiral, dengan diatas nya terdapat satu bakal biji yang dalam
Araucaria diselubungi oleh lidah-lidah yang melekat dengan makrosporofil.

13
Makrosporofil sehabis penyerbukan bertambah besar, kaku mengulit atau berkayu,
runtuh masing-masing dengan satu biji yang mempunyai 2-4 daun lembaga. Sel-
sel protalium setelah berkecambah serbuk sari bertambah secara sekunder.
Suku ini terdiri atas dua marga, yaitu:
Araucaria, misalnya A. cunninghamil. Marga ini terdiri atas 12 jenis, tersebar di
Amerika Selatan, irian, Australia, dan Kaledonia baru.
Agathis, antara lain Aghatis alba. Marga ini terdiri atas 20 jenis tersebar di Asia,
Australia, Selandia Baru, Kaledonia dan Polynesia.
Selain sebagai tanaman hias juga sebagai resin

2. Bangsa RUTACEAE

Warga suku ini hampir selalu berupa semak atau pohon, jarang berupa terna,
dengan daun tunggal atau majemuk yang duduknya tersebar atau berhadapan,
tanpa daun penumpu. Dalam daun dan kulit batang terdapat kelenjar-kelenjar
minyak yang terjadi secara schizolisigen. Bunga banci, actinomorf atau zigomorf,
berbilangan 4 → 5, dalam lingkaran benang-benang sari kebanyakan terdapat
cakram. Kelopak terdiri atas 4 → 5 daun kelopak yang bebas atau berlekatan
dengan susunan seperti genting. Daun-daun mahkota bebas, tersusun seperti
genting atau katup. Benang sari sama dengan jumlah daun mahkota atau 2 x lipat,
jarang lebih, bebas, jarang berlekatan. Kepala sari menghadap ke dalam, beruang
2, membuka dengan celah membujur. Bakal buah menumpang, biasanya beruang
4 → 5, kadang-kadang beruang 1 → 3 atau banyak, ada kalanya terdapat lebih
dari 1 bakal buah yang terpisah-pisah, tiap ruang berisi 2 bakal biji. Buah
mempunyai bentuk dan susunan yang beraneka ragam, ada yang seperti buah
buni, seperti buah batu atau berkulit tebal seperti belulang, jarang berupa buah
kendaga. Biji dengan atau tanpa endosperm, lembaga besar, lurus atau bengkok.
Suku ini meliputi lebih dari 1.500 jenis dengan sekitar 150 marga, tersebar di
seluruh dunia, sebagian besar di daerah tropika. Banyak di antaranya yang
kemudian dibudidayakan, karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi
(Tjitrosoepomo, 1994).2

2
https://botaniblog.wordpress.com/2016/01/29/family-rutaceae/

14
Keanekaragaman Citrus (jeruk) :Citrus nobilis Lour (jeruk keprok) , Triphasia
trifoliata (jeruk kingkit), aurantifolia Swingle (jeruk nipis), Atalantia missionis
(jeruk kates), Citrus hystrix (jeruk purut), medica L. (jeruk sitrun) , Limonia
acidissima Non L. (jeruk lemon), Citrus maxima (jeruk bali)

3. Bangsa MELIACEAE

Meliaceae adalah suku anggota tumbuhan berbunga yang kebanyakan meliputi


pohon dan semak-semak pada bangsa Sapindales. Sapindales adalah salah satu
bangsa tumbuhan berbunga yang termasuk dalam klad euRosidae II, Rosidae, core
Eudikotil, Eudikotil (Sistem klasifikasi APG II). Bangsa ini juga diakui sebagai
takson dalam sistem klasifikasi Cronquist dan tercakup dalam anak kelas Rosidae,
kelas Magnoliopsida3

Suku ini mencakup 50 genera dan 550 spesies, dengan distribusi pantropis.
Kebanyakan anggotanya yang berguna dimanfaatkan kayu, buah, atau kandungan
bahan kimianya. Beberapa pohon penghasil kayu bernilai ekonomi adalah mahoni
(Swietenia mahogani), majegau (Dysoxylum), dan surian (Toona sureni).
Penghasil buah di antaranya adalah duku dan kecapi. Mimba (Azadirachta indica)
dan mindi (Melia azedarach) dikenal sebagai biopestisida.

3
https://id.wikipedia.org/wiki/Meliaceae

15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat


Tempat dilakukan pengamatan adalah di Kebun Raya
Bogor yang beralamatkan di Jalan. Ir. Haji Djuanda No.13,
Paledang, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16122. Waktu
pengamatan dilakukan pada hari Sabtu, 15 April 2019 mulai dari
pukul 08.00 – 12.00.

16
B. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan selama melakukan
kegiatan pengamatan di Kebun Raya Bogor itu family dari
tanaman Rutaceae, tanaman Araucasiaceae, tanaman Meliaceae
serta alatnya berupa kamera, dan buku catatan.
C. Metode Penelitian
1. Observasi

Menurut Gulo. W observasi adalah metode pengumpulan data,


dimana peneliti mencatat hasil informasi sebagaimana yang mereka
saksikan selama penelitian. Observasi melibatkan dua komponen,
yaitu si pelaku observasi atau observer, dan obyek yang diobservasi
atau observe.4 Dalam penelitian ini , peneliti menggunakan observasi
non partisipan dimana peneliti hanya mengamati secara langsung
keadaan obyek, tanpa peniliti tidak aktif dan ikut terlibat langsung.
Beberapa hal yang menjadi obyek observasi dalam penelitian ini
diantaranya mencakup keadaan fisik tanaman dalam objek penelitian.
Menurut Webb dkk (1966) dan Dezin (1970) hal-hal yang
perlu diobservasi meliputi: exterior physical signs (pakaian, gaya
rambut, sepatu, tato, perhiasan, dll), expressive movement (gerak-
gerakan tubuh seperti gerakan mata, awajah, postur, lengan, senyum,
kerutan dahi, dll), physical location (personal space dan lingkungan
fisik), language behavior (menyilangkan kaki, dll), dan time duration.
Observasi memungkinkan mengukur perilaku yang tidak
dapat diukur dengan alat ukur psikologis lain (biasanya pada anak-
anak). Prosedur formal ditanggapi tidak serius, sifatnya lebih tidak
mengancam (pada anak lebih akurat), berbeda jika pada orang
dewasa. Observasii juga memungkinkan peneliti/pewawancara
memperoleh data tentang hal-hal yang tidak diungkapkan secara
terbuka dengan wawancara.

4
Riduwan. 2015. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti
Pemula. Bandung : Alfabeta. hlm. 54.

17
Observasi merupakan salah satu metode yang paling dasar
dan paling tua, dasar karena dalam setiap aktivitas psikologi ada
kegiatan observasi. Semua bentuk penelitian kualitatif dan kuantitatif
mengandung aspek observasi. Observasi dapat berlangung dalam
konteks laboratorium (eksperimental) maupun dalam konteks
alamiah.
Menurut Suharsimi Arikunto Observasi merupakan
pengamatan langsung terhadap suatu objek yang ada di lingkungan
yang sedang berlangsung meliputi berbagai aktivitas perhatian
terhadap kajian objek dengan menggunakan pengindraan.
Menurut Sutrisno Hadi Observasi ialah proses yang
kompleks, terdiri dari berbagai macam proses biologis maupun
proses psikologis. Namun, proses yang paling penting ialah ingatan
dan pengamatan.
Jadi dapat disimulkan baha observasi adalah aktivitas
meninjau suatu fenomena atau peristiwa berdasarkan pengetahuan
atau gagasan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau


variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah.
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.5
Menurut Gulo (2007: 123) dokumentasi adalah catatan
tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang
lalu. Salah satu contoh dokumen adalah Supersemar (Surat Perintah

5
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantutatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta. hlm. 14.

18
Sebelas Maret). Supersemar merupakan dokumenpolitik yang
mencatat peristiwa penting yang terjadi pada tanggal 11 Maret 1966.
menurut Widoyoko pengertian dokumentasidibedakan
menjadi dua arti, yaitu arti sempit dan arti luas. Dokumentasi dalam
arti sempit adalah barang-barang atau benda-benda tertulis,
sedangkan dokumentasi dalamarti luas adalah dokumen bukan hanya
berwujud tulisan saja tetapi dapat berupa bendabenda peninggalan
seperti prasasti dan simbol-simbol lainnya.
Menurut Sugiyono dokumen merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk
tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories),
ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk
gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen
yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa
gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif.
Menurut Suharsimi Arikunto Dokumen berasal dari kata
dokumen, yang memiliki arti barang barang tertulis Dokumentasi
dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumentasi pendukung data-
data penelitian yang dibutuhkan. Dokumentasi yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah berupa catatan-catatan lapangan dan juga foto-
foto ketika melakukan pengamatan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dokumen merupakan sumber
data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa
sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-karya monumental,
yang semuanya itu memberikan informasi bagi proses penelitian

BAB IV
HASIL PEMBAHASAN

19
1. Tanaman Rutaceae
Tanaman Rutaceae yang didapat selama melakukan kegitan pengamatan di
Kebun Raya Bogor itu ada beberapa jenis seperti berikut:
1. Swinglea Glutinosa Merr. (Jeruk Berkulit Keras).

Gambar 4.1
Swinglea Glutinosa Merr

Nama Spesies Swinglea Glutinosa Merr


Nama Family Rutaceae
Nama Lokal Tabog
Sinonim -
Ciri Umum Pohon, tinggi hingga 10m, seringkali dengan duri
soliter di batangnya.
Dedaunan: Daun trifoliate, oblanceolate - elliptic,
leaflet terminal panjang 6-12cm dengan lebar 3-
5cm, leaflet lateral jauh lebih kecil, panjang 2.5
-5cm dengan lebar 1.2 2.5cm.
Bunga: Bunga putih, harum.
Buah-buahan: Buah matang besar, lonjong-bulat
telur, hingga 10 cm dengan lebar 6 cm.6

2. Citrus Hystrix DC. (Jeruk Purut)

6
https://florafaunaweb.nparks.gov.sg/special-pages/plant-detail.aspx?id=6382. Diunggah pukul
21.00

20
Gambar 4.2
Citrus Hytrix DC.

Nama Spesies Citrus Hystrix DC


Nama Family Rutaceae
Nama Lokal Jeruk purut
Sinonim Limau
Batang, tumbuhannya berbentuk pohon kecil (perdu)
kurang lebih 3-5 meter, rantingnya berduri tajam, dan
mempunyai banyak cabang.
Daun, jeruk purut yang berdaun khas membentuk angka
8 dan berwarna hijau tua. Selain itu, bentuknya juga
bervariasi, ada yang bulat dan ada pula yang lonjong.
Ciri Umum
Pangkal daunnya ada yang tumpul dan bundar, ada pula
yang cenderung meruncing. Panjang daunnya antara 8 cm
hingga 15 cm, dan lebar daunnya hingga 6 cm.
Permukaan daunnya halus dan licin. Buah, buahnya yang
berukuran kecil hanya berdiameter 1 – 2 cm ini memiliki
warna hijau tua dan berkerut, kulit buah tebal.

3. Citrus Aurantifolia. (Jeruk Nipis)

21
Gambar 4.3
Citrus Auratifolia

Nama Spesies Citrus Aurantifolia


Nama Family Rutaceae
Nama Lokal Jeruk nipis
Sinonim Limau

22
Ciri Umum Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan perdu yang banyak
memiliki dahan dan ranting. Tingginya sekitar 0,5-3,5 m.
Batang pohonnya berkayu ulet, berduri, dan keras. Sedang
permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam. Daunnya
majemuk, berbentuk ellips dengan pangkal membulat,
ujung tumpul, dan tepi beringgit. Panjang daunyya
mencapai 2,5-9 cm dan lebarnya 2-5 cm. Sedangkan tulang
daunnya menyirip dengan tangkai bersayap, hijau dan lebar
5-25 mm.
Bunganya berukuran majemuk/tunggal yang tumbuh di
ketiak daun atau di ujung batang dengan diameter 1,5-2,5
cm. kelopak bungan berbentuk seperti mangkok berbagi 4-
5 dengan diameter 0,4-0,7 cm berwama putih kekuningan
dan tangkai putik silindris putih kekuningan. Daun
mahkota berjumlah 4-5, berbentuk bulat telur atau lanset
dengan panjang 0,7-1,25 cm dan lebar 0,25-0,5 cm
berwarna putih
Tanaman jeruk nipis pada umur 2 1/2 tahun sudah mulai
berbuah. Buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong
dengan diameter 3,5-5 cm berwarna (kulit luar) hijau atau
kekuning-kuningan. Tanaman jeruk nipis mempunyai akar
tunggang. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam.
Tanaman jeruk umumnya menyukai tempat-tempat yang
dapat memperoleh sinar matahari langsung.7

7
http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=183. Diunggah pukul 21.55

23
2. Tanaman Meliaceae
Tanaman Meliaceae yang didapat selama melakukan kegitan pengamatan
di Kebun Raya Bogor itu ada beberapa jenis seperti berikut:

1. Walsura Aherniana Perkin. (Pohon pertengahan tajuk)

Gambar 4.4
Walsura Aherniana Perkin

Nama Spesies Walsura Aherniana Perkins


Nama Family Meliaceae
Nama Lokal Pohon pertengahan tajuk
Sinonim -
Ciri Umum Pohon pertengahan tajuk memiliki tinggi hingga 31 m
dan 62 m. Tidak ada stipula. Daun berganti-ganti,
majemuk, leaflet penni-veined, keputihan di bawah,
glabrous. Bunganya. Diameter 6 mm, hijau-kuning-
putih-merah muda, ditempatkan di malai. Buahnya.
Diameter 27 mm, coklat-oranye, buah berdaging.8

24
2. Swietenia Macrophylla King. (Mahoni berdaun besar)

Gambar 4.5
Swietenia Macrophylla King

Nama Spesies Swietenia Macrophylla King


Nama Family Meliaceae
Nama Lokal Mahoni berdaun besar
Sinonim
Ciri Umum Tanaman mahoni mempunyai tinggi sekitar 25 m.
Sistem perakaran tanaman mahoni yaitu akar
tunggang. Batang mahoni bulat, percabangan yang
banyak sehingga membentuk kanopi payung yang
sangat rimbun. Daun mahoni berbentuk daun
majemuk menyirip genap dengan helaian daun
berbentuk bulat ovaln ujung dan pangkal daun
runcing, dan tulang daun menyirip. Panjangnya
berkisar antara 35-50 cm. Daun mahoni muda
berwarna merah lalu berubah menjadi hijau setelah
tua. Buah mahoni berbentuk bulat telur, berlekuk
lima dan berwarna coklat. Nagian luar buah
mengeras dengan ketebalan 5-7 mm.9

8
http://www.asianplant.net/Meliaceae/Walsura_pinnata.htm. Diunggah pukul 06.35
9
http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-mahoni/. Diunggah pukul
07.49

25
3. Aglia grandis Korth Ex Miq.

Gambar 4.6
Aglia Grandis Korth Ex Miq

Nama Spesies Aglia grandis Korth Ex Miq


Nama Family Meliaceae
Nama Lokal -
Sinonim -
Ciri Umum Aglaia grandis adalah pohon yang dapat
tumbuh hingga 27 meter, meskipun terkadang
kecil dan tidak bercabang. Batang dapat bebas
dari cabang hingga 17 meter dan diameter
hingga 75cm10

10
http://tropical.theferns.info/viewtropical.php?id=Aglaia+grandis. Diunggah pukul 08.35

26
3. Tanaman Araucariaceae
Tanaman Araucariaceae yang didapat selama melakukan kegitan pengamatan
di Kebun Raya Bogor itu ada beberapa jenis seperti berikut:
1. Pohon Cemara

Gambar 4.7
Pohon Cemara

Nama Spesies Araucaria columnaris


Nama Family Araucariaceae
Nama Lokal Cemara
Sinonim -
Ciri Umum Berukuran tinggi dan berbentuk kerucut.
Daunnya berbentuk ramping dan runcing yang berguna untuk
mengurangi penguapan. Bentuk daun tersebut juga merupakan
adaptasi pohon cemara terhadap lingkungan yang panas.
Warna daun pohon cemara biasanya hijau gelap, tetapi ada
beberapa spesies yang berwarna hijau terang.
Pada saat pohon cemara masih muda, kulit kayunya halus,
berwarna coklat kehijauan, dan belum mempunyai retakan.
Kulit kayu pohon cemara dewasa terbilang tebal dan
warnanya coklat gelap dan biasanya terdapat retakan-retakan

27
di sekujur pohon cemara. Tebalnya kulit kayu pohon cemara
membuatnya dapat bertahan di segala kondisi cuaca.
Pohon cemara tidak menghasilkan buah melainkan pinecone
atau runjung cemara. Runjung cemara adalah semacam pucuk
yang membawa biji dan juga menjadi organ reproduksi pohon
cemara untuk berkembang biak.
Cabang pohon cemara tumbuh rapat dengan cabang lainnya
hingga tampak seperti lingkaran cabang yang tumbuh dari titik
yang sama. Namun sebenarnya pola cabang-cabang tersebut
berbentuk spiral, dimana semakin ke atas, maka cabangnya
akan tumbuh semakin pendek. Inilah yang membuat pohon
cemara tampak seperti kerucut atau piramida11

2. Agathis dammara. ( pohon damar)

11
https://danmogot.com/blog/artikel-15873-mengenal-ciri-dan-manfaat-pohon-cemara.html.
Dunggah pukul 09.00

28
Gambar 4.8
Agathis Dammara
Nama Spesies Agathis dammara
Nama Family Araucariaceae
Nama Lokal Pohon damar
Sinonim -
Ciri Umum Tinggi pohon ini bisa mencapai 30 sampai 40 m. Akar
tanaman damar adalah akar tunggang yang kuat berwarna
kecoklatan. Batangnya berwarna abu-abu, tegak lurus,
berkayu, berbentuk bulat dan berlentisel. Daun damar
merupakan daun tunggal dan letak daunnya saling
berhadapan. Bentuk daun tanaman ini lonjong dan tebal.
Panjang daun tamanan damar kurang lebih 10 cm dan
lebarnya 5 cm. Bunga damar majemuk dan dan berumah satu
12
yang berwarna merah kecoklatan.

12
http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-damar/. Diunggah pulul
09.35

29
1. Averrhoa bilimbi L. (Belimbing wuluh)

Gambar 4.2
Averrhoa Bilimbi L
Nama Spesies Averrhoa bilimbi L
Nama Family Oxalidaceae
Nama Lokal Belimbing wuluh
Sinonim -
Ciri Umum Pohon belimbing wuluh kecil setinggi sekitar 10 meter dengan
diameter pangkal batang mencapai 30 cm. Batangnya bergelombang
dan tidak rata.
Daun belimbing sayur merupakan daun majemuk sepanjang 30-60
cm dengan 11-45 pasang anak daun. Anak daun berwarna hijau,
bertangkai pendek, berbentuk bulat telur hingga jorong dengan ujung
agak runcing, pangkal membulat, tepi daun rata, panjang 2-10 cm,
lebar 1-3 cm.
Belimbing wuluh mempunyai bunga majemuk yang tersusun dalam
malai, berkelompok. Bunga belimbing asam, seperti buah kepel,
tumbuh keluar dari batang atau percabangan yang besar. Buah
belimbing buluh berupa buni berbentuk lonjor bersegi, dengan
panjang 4-6 cm. Buahnya berwarna hijau kekuningan, berair dan jika
masak berasa asam.13

13
https://alamendah.org/2010/08/15/belimbing-wuluh-averrhoa-bilimbi-kaya-khasiat/. Diunggah
pukul 10.08

30
BAB V

KESIMPULAN

31
Dari hasil Penelitan ini bahwa klasifikasi dari tumbuhan Spermatophyta

yang terdiri dari Rutaceae, Mileaceae dan Araucariae yaitu, Rutaceae (jeruk-

jerukan) merupakan famili yang berasal dari ordo rutales yang memiliki ciri-ciri

yaitu tumbuhan perdu dan berkayu, dengan batang atau ranting berduri panjang

tetapi tidak rapat. daun tidak memiliki spitula, tuggal, dengan tepi rata,

permukannya licin dan memiliki kelenjar minyak. bunga tunggal dan mahkota

bunga berwarna putih, dengan mahkota bunga berjumlah 4 sampai 5. buah bertipe

hesperidium berebentuk bulat, kulit buah memiliki 3 lapisan dan lapisan dalam

bersekat membentuk ruang yang terdapat gelembung-gelembung air. contoh Jeruk

bali, jeruk purut jeruk nipis.

Mileaceae merupakan Tanaman berkayu, jarang herba, dengan kelenjar

damar atau kelenjar minyak. Daun tersebar, tersusun bentuk menyirip, Bunga

beraturan, kebanyakan berkelamin 2, berbilangan 5 (jarang 4-7). Kelopak bersatu.

Daun mahkota lepas, kadang-kadang bersatu. Benang sari sebanyak atau dua

kalinya daun mahkota; tangkai sari kerap kali melekat menjadi tabung. Tonjolan

penebalan dasar bunga kadang-kadang bentuk tabung. Bakal buah menumpang,

jarang setengah tenggelam, berulang 1-5. Tangkai putik 1. Bakal biji kerap kali 1-

2 per ruang. contoh duku dan kecapi

Araucariaceae merupakan pohon besar dengan batang tegak yang sangat besar,

mencapai tinggi 30–80 m.. Pada beberapa spesies, daunnya berbentuk jarum dan

lanceolate (panjang, lebar di tengah), pada spesies lain daunnya lebar dan pipih,

dan bertumpang tindih. ukurannya antar spesies dari diameter 7–25 cm . contoh

Cemara, Mahoni dll

32
DAFTAR PUSTAKA

Ferdinand F, Ariebowo M. 2009. Praktis Belajar Biologi . Jakarta : Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Riduwan. 2015. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti

Pemula. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantutatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:

Alfabeta.

https://danmogot.com/blog/artikel-15873-mengenal-ciri-dan-manfaat-pohon-

cemara.html. Dunggah pukul 09.00

http://www.tanobat.com/jeruk-purut-ciri-ciri-jeruk-purut-serta-khasiat-dan-

manfaatnya.html diunggah pukul 21.45

http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-

damar/.Diunggah pulul 09.35

https://danmogot.com/blog/artikel-15873-mengenal-ciri-dan-manfaat-pohon-

cemara.html. Dunggah pukul 09.00

http://tropical.theferns.info/viewtropical.php?id=Aglaia+grandis. Diunggah pukul

08.35

https://danmogot.com/blog/artikel-15873-mengenal-ciri-dan-manfaat-pohon-

cemara.html. Dunggah pukul 09.00

http://www.asianplant.net/Meliaceae/Walsura_pinnata.htm. Diunggah pukul 06.35

https://florafaunaweb.nparks.gov.sg/special-pages/plant-detail.aspx?

id=6382.Diunggah pukul 21.00

33
http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-

mahoni/.Diunggah pukul 07.49

https://alamendah.org/2010/08/15/belimbing-wuluh-averrhoa-bilimbi-kaya-

khasiat/. Diunggah pukul 10.08

http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=183. Diunggah pukul 21.55

https://myerly.wordpress.com/2016/12/18/pohon-damar-agathis-dammara/

http://araucaria.habitat.web.id/id3/2965-946/Araucaria_254802_umptb_araucaria-

habitat.html

http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2016/02/jeruk-purut-citrus-hystrix-d-c/

https://bukuteori.com/2017/09/04/klasifikasi-dan-morfologi-belimbing-wuluh/

34
LAMPIRAN

Lampiran 1

Deskripsi Umum : (Swietenia macrophylla King )

Swietenia macrophylla King dikenal sebagai mahoni


daun lebar yang termasuk keluarga Meliaceae, tingginya
dapat mencapai 35 m dengan diameter sampai 125 cm
(Samingan, 1981; Martawijaya et al, 1981). Asal tanaman ini
dari Amerika Tengah dan Selatan dengan wilayah
penyebarannya di Srilanka, India, Serawak dan Fiji (Anonim,
1958). Masuk ke Indonesia diperkirakan tahun 1872 melalui
India. Berkembang di Jawa sekitar tahun 1892-1902
(Khaerudin, 1994) dan sampai sekarang menyebar di Jawa
Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur (Samingan, 1981).
Tinggi pohon dapat mencapai 40 m dengan diameter dapat
mencapai ≥ 100 cm, tajuknya lebat dan mengkilap, biasa
menggugurkan daun pada musim kemarau, serta relatif sukar
terbakar (Ardikoeseoma dan Dilmy, 1956). Pemanfaatan
Pohon ini menghasilkan kayu yang baik untuk pertukangan,

35
kayu gubalnya berwarna merah muda sedangkan kayu
terasnya berwarna merah hingga coklat tua (Anonim, 1976).
Kayu mahoni termasuk kelas awet III, Kelas kuat II-III yang
digunakan untuk venir, kayu lapis, mebel, panil, perkapalan,
kayu perkakas, kerajinan patung/ukiran dan lain sebagainya

Lampiran 2

Pohon damar (Agathis dammara (Lamb.) Rich.) adalah


sejenis pohon anggota tumbuhan runjung (Gymnospermae)
yang merupakan tumbuhan asli Indonesia. Damar menyebar di
Maluku, Sulawesi, hingga ke Filipina (Palawan dan Samar). Di
Jawa, tumbuhan ini dibudidayakan untuk diambil getah atau
hars-nya. Getah damar ini diolah untuk dijadikan kopal.Pohon
yang besar, tinggi hingga 65m; berbatang bulat silindris
dengan diameter yang mencapai lebih dari 1,5 m. Pepagan luar
keabu-abuan dengan sedikit kemerahan, mengelupas dalam
keping-keping kecil.Damar tumbuh secara alami di hutan
hujan dataran rendah sampai ketinggian sekitar 1.200 m
Namun di Jawa, tumbuhan ini terutama ditanam di
pegunungan.

36
Damar adalah salah satu hasil hutan non kayu yang
sudah lama dikenal, yaitu suatu getah yang merupakan
senyawa polysacarida yang dihasilkan oleh jenis-jenis pohon
hutan tertentu. Sampai saat ini damar cukup banyak digunakan
orang antara lain untuk bahan vernis, bahan penolong dalam
pembuatan perahu dan yang terpenting adalah sebagai
pembungkus kabel laut/ tanah. Damar dihasilkan oleh jenis-
jenis pohon dari genus: Hopea, Balonocarpus, Vatica,
Canoriurn, dan Agathis

Lampiran 3

Araucaria columnaris terutama yaitu pohon besar


dengan batang tegak yang sangat besar, mencapai tinggi 30–80
m. Cabang horizontal yang menyebar tumbuh dalam gelungan
dan ditutupi daun yang kasar atau mirip jarum. Pada beberapa
spesies, daunnya berbentuk jarum dan lanceolate (panjang,
lebar di tengah), sedikit tumpang-tindih satu sama beda, pada
spesies beda daunnya lebar dan pipih, dan bertumpang tindih.

Pohon-pohon ini banyakan bersifat dioecious, runjung


jantan dan betina hadir pada pohon yang terpisah, walaupun
kadang hadir individu yang monoecious (junjung jantan dan

37
betina dalam satu pohon) atau berproses dan berganti kelamin
sewaktu-waktu. Runjung betina biasanya hadir tinggi di atas
pohon, berbentuk bulat, dan beragam ukurannya antar spesies
dari diameter 7–25 cm . Runjung-runjung itu mengandung 80-
200 biji besar yang bisa dimakan, seperti kacang pinus meski
bertambah besar. Runjung jantan bertambah kecil dengan
panjang 4–10 cm, bentuk silindris sempit hingga lebar,
lebarnya 1,5–5 cm.

Penyebaran : Banyak populasi Araucaria bila tidak


semua yaitu relik (sisa-sisa penyebaran masa lalu), dengan
distribusi yang terbatas. Mereka ditemukan di hutan dan
dataran semak, dengan keterkaitan dengan tempat membuka.
Pohon-pohon mirip tiang ini yaitu fosil hidup, berasal dari
masa Mesozoik. Catatan fosil menunjukkan bahwa genus ini
dahulu juga hadir di belahan Bumi utara hingga kesudahan
periode Kapur.

Penggunaan : Beberapa spesies Araucaria relatif


umum dalam budidaya karena budaya tumbuhnya yang
simetris dan formal. Beberapa spesies penting secara ekonomi
untuk produksi kayu dan biji yang bisa dimakan.

Lampiran 4

38
Jeruk (atau limau/limo) purut (Citrus hystrix)

merupakan tumbuhan perdu yang dimanfaatkan

terutama buah dan daunnya sebagai bumbu

penyedap masakan. Dalam perdagangan

internasional dikenal sebagai kaffir lime. Jeruk purut

banyak ditanam oleh masyarakat di daerah

pekarangan rumah maupun kebun. Jeruk purut

termasuk kedalam subgenus Papeda karena

bentuknya yang berbeda dengan jenis jeruk pasaran

lainnya. Tumbuhanya berbentuk pohon kecil

(perdu), (Joko, 2010). Tanaman jeruk purut memiliki

morfologi hampir sama dengan jenis jeruk lainnya.

Jeruk purut memiliki karakteristik khas yaitu

pohonnya rendah atau perdu, namun apabila

dibiarkan tumbuh secara alami tinggi pohon ini

dapat mencapai 12 meter.

39
Tanaman jeruk purut (Citrus hystrix DC)
merupakan tanaman yang berasal dari Indo-Malaya.
Jeruk purut adaptif pada ketinggian 0–1.400 meter
dari permukaan laut. Volume produksi jeruk purut
mencapai 300–400 buah per pohon per tahun setelah
umur 3 tahun dengan tinggi pohon mencapai 2–12
meter (Trubus, 2009). Kondisi alam yang tropis
menjadikan alasan mengapa Asia Tenggara
mendominasi kekayaan jeruk purut. Sentra penghasil
jeruk purut di Indonesia adalah Kabupaten
Tulungagung 3 yaitu Kecamatan Ngunut,
Kecamatan Sumbergempol dan Kecamatan
Rejotangan.

Jeruk purut (Citrus hystrix) adalah tanaman


yang tumbuh pada daerah tropis, yang tersebar luas
di Asia bagian selatan. Daun dan buah digunakan
sebagai makanan. Buahnya berkerut, berbentuk pir
dan berwarna hijau tua dan akan menjadi kuning
apabila sudah matang. Daunya berwarna hijau tua,
mengkilap, dan permukaan bawah hijau muda atau
kekuningan, buram, jika diremas baunya harum.
Biasanya daunnya tumbuh berpasangan dan seperti
angka delapan. Tangkai daun sebagian melebar
menyerupai anak daun. Helaian anak daun berbentuk
bulat sampai lonjong, pangkal membundar atau
tumpul, ujung tumpul sampai meruncing.
Panjangnya 8-15cm dan lebarnya 2-6 cm dan kedua
permukaan licin dengan bintik-bintik kecil berwarna
jernih, (Joko,2010). Bunganya berbentuk bintang,
berwarna putih kemerah-merahan atau putih

40
kekuning-kuningan. Bentuk buahnya bulat, kulitnya
hijau berkerut, rasanya asam agak pahit. Tanaman ini
perdu, setinggi 3-5 meter. Dalam kemasan dan ruang
penyimpanan yang baik, daun jeruk purut bias
bertahan selama sekitar satu minggu. Sementara
buah dalam keadaan utuh, bias bertahan untuk
jangka waktu sekitar dua minggu, (Wongsariya,
2014). Batang yang tua berwarna hijau tua,
berbentuk bulat, berwarna hijau tua, berbintik-bintik,
dan berdiri di ketiak daun. Letak daun jeruk purut
terpencar dan bertangkai agak panjang serta
bersayap lebar

Lampiran 5

Deskripsi Belimbing Wuluh

tanaman belimbing wuluh merupakan pohon kecil


dengan batang yang tidak begitu besar dan mempunyai garis
tengah 30 cm (Lathifah, 2008). Tanaman ini mudah sekali
tumbuh dan berkembangbiak melalui cangkok atau

41
persemaian biji. Jika ditanam lewat biji, pada usia 3-4 tahun
sudah mulai berbuah. Jumlah setahunnya bisa mencapai
1.500 buah

Pohon belimbing bisa tumbuh dengan ketinggian


mencapai 5-10 m. Batang utamanya pendek, berbenjol-
benjol, cabangnya rendah dan sedikit. Batangnya
bergelombang atau tidak rata

Bentuk daunnya majemuk menyirip ganjil dengan 21-


45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai pendek,
berbentuk bulat telur sampai jorong, ujung runcing, pangkal
membulat, tepi rata, panjang 2-10 cm, lebarnya 1-3 cm,
berwarna hijau, permukaan bawah hijau muda

Perbungaan berupa malai, bunganya kecil,


berkelompok, keluar langsung pada batang dan cabang-
cabangnya dengan tangkai bunga berambut, menggantung,
panjang 5-20 cm, mahkota bunga biasanya berjumlah 5,
panjang kelopak bunga 5-7 mm; helaian mahkota bunga
berbentuk elips; panjang 13-20 mm, berwarna ungu gelap dan
bagian pangkalnya ungu muda; benang sari semuanya subur

Buah belimbing wuluh berbentuk elips hingga seperti


torpedo dengan panjang 4-10 cm. Warna buah ketika muda
hijau, dengan sisa kelopak bunga menempel diujungnya. Jika
masak buahnya berwarna kuning pucat. Daging buahnya
berair dan sangat asam. Kulit buah berkilap dan tipis. Bijinya
kecil (6 mm) berbentuk pipih dan berwarna coklat, serta
tertutup lendir

42

Anda mungkin juga menyukai