MSF Virus Script Maker
MSF Virus Script Maker
Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Observasi Mata Kuliah Konsep
Dasar Biologi
6C PGSD
Bismillahirohmaannirorrohim
Assalamualaikum Warohmatullahiwabarakatuh
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Karena berkat dan Rahmat
Allah SWT akhirnya Observasi Kuliah Lapangan di Kebun Raya Bogor ini dapat
Karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
dan saran yang membangun dari pembaca sekalian agar tidak terjadi kesalahan
yang sama pada kegiatan berikutnya. Semoga Karya Ilmiah ini mampu
DAFTAR ISI
ii
COVER..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................iv
ABSTRAK........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................7
B. Rumusan Masalah.........................................................................................8
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................................8
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Araucariceae..................................................................................................12
B.Rutaceae........................................................................................................18
C Meliaceae.........................................................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat........................................................................................19
B. Bahan dan Alat ............................................................................................19
C. Metode Penelitian ........................................................................................19
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Rutaceae........................................................................................................21
2. Mileaceae......................................................................................................24
3. Araucariaceae................................................................................................27
BAB V KESIMPULAN ..................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................32
LAMPIRAN ....................................................................................................33
LEMBAR PENGESAHAN
iii
Judul : Observasi Tumbuhan Spermatophyta di Kebon Raya Bogor
Kelas :6C
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu
Erwin,M.Si
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
menunjang untuk mengetahui dan mengenal flora . Dalam hal ini, saya pun
dapat berguna saat pembelajaran yang dilakukan oleh guru ketika mengajar di
dalam kelas.
dan bunga. Dalam hal ini, observasi sangat berguna untuk menunjang kegiatan
belajar mengajar dari mata kuliah Konsep Dasar Biologi. Hal yang mendasar,
dapat memudahkan kita untuk melihat langsung pohon dan tanaman apa saja
yang telah dipelajari di teori kuliah. Selain itu dengan adanya proses tersebut
8
B. Rumusan Masalah
tumbuhan dari akar, daun, batang, bunga dan buah kemudian jenis serta
C. Tujuan Penelitian
Araucariaceae
A. Manfaat Penulisan
Araucariaceae
Araucariaceae
9
3. Dapat Mengetahui jenis-jenis tumbuhan family Meliaceae, family
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
https://www.academia.edu/12287552/Tinjauan_pustaka_spermatophyta
10
sifatnya sebagai daum hampir hilang sama sekali. Sporofil yang terangkai dalam
berbagai bentuk kumpulan sporofil yang mencapai puncaknya dalam bentuk organ
yang kita sebut bunga. Itulah sebabnya golongan tumbuhan biji ini disebut pula
Anthophyta atau tumbuhan bunga ( dalam bahasa Yunani, anthos = bunga ; phyton
= tumbuhan ). Pada organ inilah pertama orang menganal adanya seksualitas pada
tumbuhan. Anggapan bahwa pada golongan ini, peristiwa perkawinan tampak
jelas, walaupun sesungguhnya yang tampak dari luar pada tumbuhan ini bukan
perkawinan dalam arti peleburan sel-sel kelaminnya (pembuahan), melainkan
jatuhnya mikrospora (serbuk sari) pada bakal biji atau kepala ptik yang lebih kita
kenal dengan istilah penyerbukan atau polinasi. Atas dasar peristiwa itulah Eichler
memberikan nam Phanerogamae ( dari bahasa Yunani phaneros = tampak jelas ;
gamein = kawin ) kepada golongan tumbuhan biji. Peristiwa seksual, mikrospora (
serbuk sari ) selalu tumbuh menjadi bahan yang berbentuk buluh untuk dapat
mengantar gamet-gamet ke tempat tujuannya, yaitu untuk menemukan sel telur.
Peristiwa inilah yang menyebabkan golongan tumbuhan biji juga disebut
Embryophyta siphonogama, yang berarti tumbuhan yang mempunyai embrio dan
perkawinan terjadi melalui pembentukan suatu buluh. Dalam hal ini ialah buluh
serbuk sari (mikroprotalium) (dalam bahasa Yunani embryon = embrio, lembaga;
phyton = tumbuhan; siphon = pipa, buluh; gamein = kawin).
Ciri lain yang bersifat khas pula untuk golongan tumbuhan biji ialah bahwa
embrio bersifat bipolar atau dwipolar. Tidak hanya kutub batang yang tumbuh dan
berkembang membentuk batang, cabang-cabang dan daun, tetapi kutub akarnya
pun tumbuh dan berkembang membentuk sistem perakarannya. Sehingga dapat
diketahui bahwa beda embrio tumbuhan paku itu bersifat unipolar atau ekapolar,
sedang timbuhan biji mempunyai embrio yang dwipolar.
Dalam daur kehidupannya tumbuhan biji juga memperlihatkan adanya pergiliran
keturunan secara beraturan dan dari sudut ini tumbuhan biji bersifat seperti
tumbuhan paku yang heterospor. Akan tetapi bagi organ-organ ynag homolog
dipergunakan istilah-istilah yang berbeda seperti terlihat pada skema di bawah ini.
11
makrosporofil makrosporofil Karpelum, daun buah
makrosporangium makrosporangium Bakal biji
makrospora makrospora Sel induk kandung
lembaga
makroprotalium makroprotalium Kandung lembaga
arkegonium arkegonium (tereduksi atau tidak
ada)
mikrosporofil mikrosporofil Mikrosporofil, benang
sari
mikrosporangium mikrosporangium Kantong sari
mikrospora mikrospora Serbuk sari
mikroprotalium mikroprotalium Buluh serbuk sari
12
merupakan semacam batang beserta bagian-bagian ke samping yang menyerupai
daun-daun. Akar yang sesungguhnya belum ada, yang ada hanya rizoid-rizoid.
Pada Pteridophyta: tubuh telah berupa kormus dengan akat, batang, dan
daundaun, baik yang masih kecil belum punya tulang-tulang daun (mikrofil)
maupun daun-daun besar yang mempunyai sistem pertulangan yang beraneka
ragam (makrofil). Telah ada akar yang sesungguhnya yang bersifat sporoszburtig.
Bunga belum ada, sporofil kadang-kadang terangkai pada ujung-ujung batang dan
cabang.
Pada spermathophyta: tubuh jelas dapat dibedakan dalam akar, batang, dan daun.
Daun tergolong dalam tipe Makrofil dengan bentuk dan susunan tulang-tulang
yang beranekaragam. Akar akan tumbuh dari kutub akar. Sporofil terangkai
sebagai strobilus atau bunga.
Tumbuhan biji yang sekarang ada di bumi kita ini meliputi kurang lebih 170.000
jenis tumbuhan, jadi lebih dari separuh jumlah kekayaan flora dunia yang ditaksir
seluruhnya meliputi kurang lebih 300.000 jenis tumbuhan. Juga pada waktu ini
golongan tumbuhan bijilah yang bersifat dominan di bumi kita, zaman kita
sekarang ini boleh pula disebut sebagai “zaman tumbuhan biji”. Devisi tumbuhan
biji secara klasik dibedakan dalam dua anak devisi yaitu: tumbuhan biji terbuka
(Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angeospermae)
Maka dalam Tinjauan Pustaka ini peneliti memfokuskan bangsa dari family
Araucariaceae Meliaceae dan Rutaceace
1. Bangsa ARAUCARIALES.
Suku: Araucariaceae. Pohon-pohon dengan daun tersebar berbentuk jarum atau
lebar dengan saluran resin di dalamnya. Tumbuh-tumbuhan ini berumah satu atau
berumah dua. Strobilaud jantan besar di ketiak atau di ujung cabang-cabang yang
pendek dengan mikrosporofil yang bertangkai dan berbentuk sisik yang pada
bagian baeahnya banyak mempunyai mikrosorangium yang panjang. Strobilus
betina pada ujung cabang-cabang yang pendek, penuh dengan mikrosporofil yang
tersusun dalam satu spiral, dengan diatas nya terdapat satu bakal biji yang dalam
Araucaria diselubungi oleh lidah-lidah yang melekat dengan makrosporofil.
13
Makrosporofil sehabis penyerbukan bertambah besar, kaku mengulit atau berkayu,
runtuh masing-masing dengan satu biji yang mempunyai 2-4 daun lembaga. Sel-
sel protalium setelah berkecambah serbuk sari bertambah secara sekunder.
Suku ini terdiri atas dua marga, yaitu:
Araucaria, misalnya A. cunninghamil. Marga ini terdiri atas 12 jenis, tersebar di
Amerika Selatan, irian, Australia, dan Kaledonia baru.
Agathis, antara lain Aghatis alba. Marga ini terdiri atas 20 jenis tersebar di Asia,
Australia, Selandia Baru, Kaledonia dan Polynesia.
Selain sebagai tanaman hias juga sebagai resin
2. Bangsa RUTACEAE
Warga suku ini hampir selalu berupa semak atau pohon, jarang berupa terna,
dengan daun tunggal atau majemuk yang duduknya tersebar atau berhadapan,
tanpa daun penumpu. Dalam daun dan kulit batang terdapat kelenjar-kelenjar
minyak yang terjadi secara schizolisigen. Bunga banci, actinomorf atau zigomorf,
berbilangan 4 → 5, dalam lingkaran benang-benang sari kebanyakan terdapat
cakram. Kelopak terdiri atas 4 → 5 daun kelopak yang bebas atau berlekatan
dengan susunan seperti genting. Daun-daun mahkota bebas, tersusun seperti
genting atau katup. Benang sari sama dengan jumlah daun mahkota atau 2 x lipat,
jarang lebih, bebas, jarang berlekatan. Kepala sari menghadap ke dalam, beruang
2, membuka dengan celah membujur. Bakal buah menumpang, biasanya beruang
4 → 5, kadang-kadang beruang 1 → 3 atau banyak, ada kalanya terdapat lebih
dari 1 bakal buah yang terpisah-pisah, tiap ruang berisi 2 bakal biji. Buah
mempunyai bentuk dan susunan yang beraneka ragam, ada yang seperti buah
buni, seperti buah batu atau berkulit tebal seperti belulang, jarang berupa buah
kendaga. Biji dengan atau tanpa endosperm, lembaga besar, lurus atau bengkok.
Suku ini meliputi lebih dari 1.500 jenis dengan sekitar 150 marga, tersebar di
seluruh dunia, sebagian besar di daerah tropika. Banyak di antaranya yang
kemudian dibudidayakan, karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi
(Tjitrosoepomo, 1994).2
2
https://botaniblog.wordpress.com/2016/01/29/family-rutaceae/
14
Keanekaragaman Citrus (jeruk) :Citrus nobilis Lour (jeruk keprok) , Triphasia
trifoliata (jeruk kingkit), aurantifolia Swingle (jeruk nipis), Atalantia missionis
(jeruk kates), Citrus hystrix (jeruk purut), medica L. (jeruk sitrun) , Limonia
acidissima Non L. (jeruk lemon), Citrus maxima (jeruk bali)
3. Bangsa MELIACEAE
Suku ini mencakup 50 genera dan 550 spesies, dengan distribusi pantropis.
Kebanyakan anggotanya yang berguna dimanfaatkan kayu, buah, atau kandungan
bahan kimianya. Beberapa pohon penghasil kayu bernilai ekonomi adalah mahoni
(Swietenia mahogani), majegau (Dysoxylum), dan surian (Toona sureni).
Penghasil buah di antaranya adalah duku dan kecapi. Mimba (Azadirachta indica)
dan mindi (Melia azedarach) dikenal sebagai biopestisida.
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Meliaceae
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
16
B. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan selama melakukan
kegiatan pengamatan di Kebun Raya Bogor itu family dari
tanaman Rutaceae, tanaman Araucasiaceae, tanaman Meliaceae
serta alatnya berupa kamera, dan buku catatan.
C. Metode Penelitian
1. Observasi
4
Riduwan. 2015. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti
Pemula. Bandung : Alfabeta. hlm. 54.
17
Observasi merupakan salah satu metode yang paling dasar
dan paling tua, dasar karena dalam setiap aktivitas psikologi ada
kegiatan observasi. Semua bentuk penelitian kualitatif dan kuantitatif
mengandung aspek observasi. Observasi dapat berlangung dalam
konteks laboratorium (eksperimental) maupun dalam konteks
alamiah.
Menurut Suharsimi Arikunto Observasi merupakan
pengamatan langsung terhadap suatu objek yang ada di lingkungan
yang sedang berlangsung meliputi berbagai aktivitas perhatian
terhadap kajian objek dengan menggunakan pengindraan.
Menurut Sutrisno Hadi Observasi ialah proses yang
kompleks, terdiri dari berbagai macam proses biologis maupun
proses psikologis. Namun, proses yang paling penting ialah ingatan
dan pengamatan.
Jadi dapat disimulkan baha observasi adalah aktivitas
meninjau suatu fenomena atau peristiwa berdasarkan pengetahuan
atau gagasan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi
2. Dokumentasi
5
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantutatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta. hlm. 14.
18
Sebelas Maret). Supersemar merupakan dokumenpolitik yang
mencatat peristiwa penting yang terjadi pada tanggal 11 Maret 1966.
menurut Widoyoko pengertian dokumentasidibedakan
menjadi dua arti, yaitu arti sempit dan arti luas. Dokumentasi dalam
arti sempit adalah barang-barang atau benda-benda tertulis,
sedangkan dokumentasi dalamarti luas adalah dokumen bukan hanya
berwujud tulisan saja tetapi dapat berupa bendabenda peninggalan
seperti prasasti dan simbol-simbol lainnya.
Menurut Sugiyono dokumen merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk
tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories),
ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk
gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen
yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa
gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif.
Menurut Suharsimi Arikunto Dokumen berasal dari kata
dokumen, yang memiliki arti barang barang tertulis Dokumentasi
dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumentasi pendukung data-
data penelitian yang dibutuhkan. Dokumentasi yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah berupa catatan-catatan lapangan dan juga foto-
foto ketika melakukan pengamatan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dokumen merupakan sumber
data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa
sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-karya monumental,
yang semuanya itu memberikan informasi bagi proses penelitian
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
19
1. Tanaman Rutaceae
Tanaman Rutaceae yang didapat selama melakukan kegitan pengamatan di
Kebun Raya Bogor itu ada beberapa jenis seperti berikut:
1. Swinglea Glutinosa Merr. (Jeruk Berkulit Keras).
Gambar 4.1
Swinglea Glutinosa Merr
6
https://florafaunaweb.nparks.gov.sg/special-pages/plant-detail.aspx?id=6382. Diunggah pukul
21.00
20
Gambar 4.2
Citrus Hytrix DC.
21
Gambar 4.3
Citrus Auratifolia
22
Ciri Umum Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan perdu yang banyak
memiliki dahan dan ranting. Tingginya sekitar 0,5-3,5 m.
Batang pohonnya berkayu ulet, berduri, dan keras. Sedang
permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam. Daunnya
majemuk, berbentuk ellips dengan pangkal membulat,
ujung tumpul, dan tepi beringgit. Panjang daunyya
mencapai 2,5-9 cm dan lebarnya 2-5 cm. Sedangkan tulang
daunnya menyirip dengan tangkai bersayap, hijau dan lebar
5-25 mm.
Bunganya berukuran majemuk/tunggal yang tumbuh di
ketiak daun atau di ujung batang dengan diameter 1,5-2,5
cm. kelopak bungan berbentuk seperti mangkok berbagi 4-
5 dengan diameter 0,4-0,7 cm berwama putih kekuningan
dan tangkai putik silindris putih kekuningan. Daun
mahkota berjumlah 4-5, berbentuk bulat telur atau lanset
dengan panjang 0,7-1,25 cm dan lebar 0,25-0,5 cm
berwarna putih
Tanaman jeruk nipis pada umur 2 1/2 tahun sudah mulai
berbuah. Buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong
dengan diameter 3,5-5 cm berwarna (kulit luar) hijau atau
kekuning-kuningan. Tanaman jeruk nipis mempunyai akar
tunggang. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam.
Tanaman jeruk umumnya menyukai tempat-tempat yang
dapat memperoleh sinar matahari langsung.7
7
http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=183. Diunggah pukul 21.55
23
2. Tanaman Meliaceae
Tanaman Meliaceae yang didapat selama melakukan kegitan pengamatan
di Kebun Raya Bogor itu ada beberapa jenis seperti berikut:
Gambar 4.4
Walsura Aherniana Perkin
24
2. Swietenia Macrophylla King. (Mahoni berdaun besar)
Gambar 4.5
Swietenia Macrophylla King
8
http://www.asianplant.net/Meliaceae/Walsura_pinnata.htm. Diunggah pukul 06.35
9
http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-mahoni/. Diunggah pukul
07.49
25
3. Aglia grandis Korth Ex Miq.
Gambar 4.6
Aglia Grandis Korth Ex Miq
10
http://tropical.theferns.info/viewtropical.php?id=Aglaia+grandis. Diunggah pukul 08.35
26
3. Tanaman Araucariaceae
Tanaman Araucariaceae yang didapat selama melakukan kegitan pengamatan
di Kebun Raya Bogor itu ada beberapa jenis seperti berikut:
1. Pohon Cemara
Gambar 4.7
Pohon Cemara
27
di sekujur pohon cemara. Tebalnya kulit kayu pohon cemara
membuatnya dapat bertahan di segala kondisi cuaca.
Pohon cemara tidak menghasilkan buah melainkan pinecone
atau runjung cemara. Runjung cemara adalah semacam pucuk
yang membawa biji dan juga menjadi organ reproduksi pohon
cemara untuk berkembang biak.
Cabang pohon cemara tumbuh rapat dengan cabang lainnya
hingga tampak seperti lingkaran cabang yang tumbuh dari titik
yang sama. Namun sebenarnya pola cabang-cabang tersebut
berbentuk spiral, dimana semakin ke atas, maka cabangnya
akan tumbuh semakin pendek. Inilah yang membuat pohon
cemara tampak seperti kerucut atau piramida11
11
https://danmogot.com/blog/artikel-15873-mengenal-ciri-dan-manfaat-pohon-cemara.html.
Dunggah pukul 09.00
28
Gambar 4.8
Agathis Dammara
Nama Spesies Agathis dammara
Nama Family Araucariaceae
Nama Lokal Pohon damar
Sinonim -
Ciri Umum Tinggi pohon ini bisa mencapai 30 sampai 40 m. Akar
tanaman damar adalah akar tunggang yang kuat berwarna
kecoklatan. Batangnya berwarna abu-abu, tegak lurus,
berkayu, berbentuk bulat dan berlentisel. Daun damar
merupakan daun tunggal dan letak daunnya saling
berhadapan. Bentuk daun tanaman ini lonjong dan tebal.
Panjang daun tamanan damar kurang lebih 10 cm dan
lebarnya 5 cm. Bunga damar majemuk dan dan berumah satu
12
yang berwarna merah kecoklatan.
12
http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-damar/. Diunggah pulul
09.35
29
1. Averrhoa bilimbi L. (Belimbing wuluh)
Gambar 4.2
Averrhoa Bilimbi L
Nama Spesies Averrhoa bilimbi L
Nama Family Oxalidaceae
Nama Lokal Belimbing wuluh
Sinonim -
Ciri Umum Pohon belimbing wuluh kecil setinggi sekitar 10 meter dengan
diameter pangkal batang mencapai 30 cm. Batangnya bergelombang
dan tidak rata.
Daun belimbing sayur merupakan daun majemuk sepanjang 30-60
cm dengan 11-45 pasang anak daun. Anak daun berwarna hijau,
bertangkai pendek, berbentuk bulat telur hingga jorong dengan ujung
agak runcing, pangkal membulat, tepi daun rata, panjang 2-10 cm,
lebar 1-3 cm.
Belimbing wuluh mempunyai bunga majemuk yang tersusun dalam
malai, berkelompok. Bunga belimbing asam, seperti buah kepel,
tumbuh keluar dari batang atau percabangan yang besar. Buah
belimbing buluh berupa buni berbentuk lonjor bersegi, dengan
panjang 4-6 cm. Buahnya berwarna hijau kekuningan, berair dan jika
masak berasa asam.13
13
https://alamendah.org/2010/08/15/belimbing-wuluh-averrhoa-bilimbi-kaya-khasiat/. Diunggah
pukul 10.08
30
BAB V
KESIMPULAN
31
Dari hasil Penelitan ini bahwa klasifikasi dari tumbuhan Spermatophyta
yang terdiri dari Rutaceae, Mileaceae dan Araucariae yaitu, Rutaceae (jeruk-
jerukan) merupakan famili yang berasal dari ordo rutales yang memiliki ciri-ciri
yaitu tumbuhan perdu dan berkayu, dengan batang atau ranting berduri panjang
tetapi tidak rapat. daun tidak memiliki spitula, tuggal, dengan tepi rata,
permukannya licin dan memiliki kelenjar minyak. bunga tunggal dan mahkota
bunga berwarna putih, dengan mahkota bunga berjumlah 4 sampai 5. buah bertipe
hesperidium berebentuk bulat, kulit buah memiliki 3 lapisan dan lapisan dalam
damar atau kelenjar minyak. Daun tersebar, tersusun bentuk menyirip, Bunga
Daun mahkota lepas, kadang-kadang bersatu. Benang sari sebanyak atau dua
kalinya daun mahkota; tangkai sari kerap kali melekat menjadi tabung. Tonjolan
jarang setengah tenggelam, berulang 1-5. Tangkai putik 1. Bakal biji kerap kali 1-
Araucariaceae merupakan pohon besar dengan batang tegak yang sangat besar,
mencapai tinggi 30–80 m.. Pada beberapa spesies, daunnya berbentuk jarum dan
lanceolate (panjang, lebar di tengah), pada spesies lain daunnya lebar dan pipih,
dan bertumpang tindih. ukurannya antar spesies dari diameter 7–25 cm . contoh
32
DAFTAR PUSTAKA
Riduwan. 2015. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti
Alfabeta.
https://danmogot.com/blog/artikel-15873-mengenal-ciri-dan-manfaat-pohon-
http://www.tanobat.com/jeruk-purut-ciri-ciri-jeruk-purut-serta-khasiat-dan-
http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-
https://danmogot.com/blog/artikel-15873-mengenal-ciri-dan-manfaat-pohon-
08.35
https://danmogot.com/blog/artikel-15873-mengenal-ciri-dan-manfaat-pohon-
https://florafaunaweb.nparks.gov.sg/special-pages/plant-detail.aspx?
33
http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-
https://alamendah.org/2010/08/15/belimbing-wuluh-averrhoa-bilimbi-kaya-
https://myerly.wordpress.com/2016/12/18/pohon-damar-agathis-dammara/
http://araucaria.habitat.web.id/id3/2965-946/Araucaria_254802_umptb_araucaria-
habitat.html
http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2016/02/jeruk-purut-citrus-hystrix-d-c/
https://bukuteori.com/2017/09/04/klasifikasi-dan-morfologi-belimbing-wuluh/
34
LAMPIRAN
Lampiran 1
35
kayu gubalnya berwarna merah muda sedangkan kayu
terasnya berwarna merah hingga coklat tua (Anonim, 1976).
Kayu mahoni termasuk kelas awet III, Kelas kuat II-III yang
digunakan untuk venir, kayu lapis, mebel, panil, perkapalan,
kayu perkakas, kerajinan patung/ukiran dan lain sebagainya
Lampiran 2
36
Damar adalah salah satu hasil hutan non kayu yang
sudah lama dikenal, yaitu suatu getah yang merupakan
senyawa polysacarida yang dihasilkan oleh jenis-jenis pohon
hutan tertentu. Sampai saat ini damar cukup banyak digunakan
orang antara lain untuk bahan vernis, bahan penolong dalam
pembuatan perahu dan yang terpenting adalah sebagai
pembungkus kabel laut/ tanah. Damar dihasilkan oleh jenis-
jenis pohon dari genus: Hopea, Balonocarpus, Vatica,
Canoriurn, dan Agathis
Lampiran 3
37
betina dalam satu pohon) atau berproses dan berganti kelamin
sewaktu-waktu. Runjung betina biasanya hadir tinggi di atas
pohon, berbentuk bulat, dan beragam ukurannya antar spesies
dari diameter 7–25 cm . Runjung-runjung itu mengandung 80-
200 biji besar yang bisa dimakan, seperti kacang pinus meski
bertambah besar. Runjung jantan bertambah kecil dengan
panjang 4–10 cm, bentuk silindris sempit hingga lebar,
lebarnya 1,5–5 cm.
Lampiran 4
38
Jeruk (atau limau/limo) purut (Citrus hystrix)
39
Tanaman jeruk purut (Citrus hystrix DC)
merupakan tanaman yang berasal dari Indo-Malaya.
Jeruk purut adaptif pada ketinggian 0–1.400 meter
dari permukaan laut. Volume produksi jeruk purut
mencapai 300–400 buah per pohon per tahun setelah
umur 3 tahun dengan tinggi pohon mencapai 2–12
meter (Trubus, 2009). Kondisi alam yang tropis
menjadikan alasan mengapa Asia Tenggara
mendominasi kekayaan jeruk purut. Sentra penghasil
jeruk purut di Indonesia adalah Kabupaten
Tulungagung 3 yaitu Kecamatan Ngunut,
Kecamatan Sumbergempol dan Kecamatan
Rejotangan.
40
kekuning-kuningan. Bentuk buahnya bulat, kulitnya
hijau berkerut, rasanya asam agak pahit. Tanaman ini
perdu, setinggi 3-5 meter. Dalam kemasan dan ruang
penyimpanan yang baik, daun jeruk purut bias
bertahan selama sekitar satu minggu. Sementara
buah dalam keadaan utuh, bias bertahan untuk
jangka waktu sekitar dua minggu, (Wongsariya,
2014). Batang yang tua berwarna hijau tua,
berbentuk bulat, berwarna hijau tua, berbintik-bintik,
dan berdiri di ketiak daun. Letak daun jeruk purut
terpencar dan bertangkai agak panjang serta
bersayap lebar
Lampiran 5
41
persemaian biji. Jika ditanam lewat biji, pada usia 3-4 tahun
sudah mulai berbuah. Jumlah setahunnya bisa mencapai
1.500 buah
42