Anda di halaman 1dari 7

SELULITIS IMPETIGO KUSTA/LEPRA

DEFINISI Infeksi lapisan dermis atau subkutis oleh Infeksi kulit superfisial. Kumpulan gejala-gejala kulit secara
bakteri. Tempat yang paling sering terkena Impetigo menular dan dapat menyebar ke
umum.
dalah ekstremitas, tetapi juga dapat terjadi bagian lain dari kulit pasien (melalui
di kulit kepala, kepala, dan leher kontak langsung maupun tidak langsung) Kusta menyerang berbagai bagian tubuh
diantaranya saraf dan kulit.

KLASIFIKASI a. Selulitis sirkumskripta serous akut 1. Impetigo Non bulosa (Impetigo


ADA DI BAWAH
Infeksi bakteri mengandung serous, Krustosa atau Kontagiosa)
Lesi awal berupa pustula kecil
konsistensinya sangat lunak dan
berukuran 1 – 2 mm akan segera
spongius. berubah menjadi vesikel tipis dan bula,
b. Selulitis sirkumkripta supuratif akut kemudian pecah hingga memperluas
daerah dengan terjadinya eksudasi dan
Infeksi bakteri tersebut juga
terbentuknya krusta.
mengandung supurasi yang purulen. Lokalisasi dari impetigo nonbulosa
yaitu daerah yang terpapar, terutama
wajah (sekitar hidung dan mulut),
tangan, leher dan ekstremitas.

2. Impetigo Bulosa.
Tiba-tiba timbul lepuhan-lepuhan
besar, superfisial dan berisi cairan pada
kulit yang sehat, biasanya dapat
bertahan 2-3 hari.
Lokalisasi: ketiak, dada, punggung, dan
ekstremitas atas atau bawah.
ETIOLOGI Staphylococcus aureus, streptokokus grup A, dan Staphylococus aureus dan streptokokus beta- Mycrobacterium leprae
streptococcus pneumoniae. hemolitik grup A (GABHS). GABHS juga
Selulitis biasanya terjadi setelah luka, dikenal sebagai streptococcus pyogenes.
gigitan di kulit atau karbunkel atau a. Impetigo Krustosa : S. Aureus,
furunkel yang tidak teratasi. streptokokus, atau kedua organisme
tersebut bersama-sama.
b. Impetigo Bolusa : S. Aureus.
FAKTOR RESIKO  Usia a. Pendidikan
 Immunodeficiency b. Usia
c. Jenis kelamin
 DM d. Kesadaran sosial
 Cacar dan ruam saraf e. Riwayat kontak
 Pembengkakan kronis pada lengan dan f. Lingkungan (kondisi bangunan,
ventilasi, suhu, kelembaban,
tungkai (lymphedema) kepadatan hunian)
 Infeksi jamur kronis pada telapak atau g. Personal hygiene
jari kaki
 Penggunaan steroid kronik
 Gigitan & sengatan serangga, hewan,
atau gigitan manusia.
 Penyalahgunaan obat dan alkohol.
 Malnutisi

MANIFESTASI  Didahului oleh gejala sistemik seperti 1. Krustosa a. Reaksi panas dari derajat yang rendah
KLINIS demam, menggigil, dan malaise. Paling sering dijumpai pada anak,
sampai dengan menggigil
 Daerah yang terkena terdapat 4 kardinal terutama anak yang tinggal di iklim
peradangan yaitu rubor (eritema), color panas dan lembab. b. Noreksia
(hangat), dolor (nyeri) dan tumor a. Gejala timbul 1-3 haro setelah infeksi
c. Nausea
(pembengkakan). b. kemerahan pada kulit berubah menjadi
 Lesi tampak merah gelap, tidak berbatas benjolan (jerawat) yang berisi d. Kadang disertai vomitus
tegas pada tepi lesi tidak dapat diraba cairan/nanah berukuran ±2 cm.
e. Cephalgia
atau tidak meninggi. c. Benjolan terasa gatal, tidak nyeri
 Pada anak biasanya di kepala dan leher d. demam dan pembesaran kelenjar getah f. Kadang disertai iritasi
 Pada orang dewasa paling sering di bening
g. Orchitis dan pleuritis
ekstremitas
2. Bolusa h. Kadang disertai nephrosia
Sering ditemui pada bayi baru lahir,
i. Nepritis dan hepatospleenomegali
namun juga bisa ditemui pada anak dan
dewasa. j. Neuritis
a. Benjolan berisi cairan (bula)
Awal:
Jernih->keabuan->kuning gelap
b. Ukuran <3cm
c. Ditemukan di daerah lipatan kulit,
seperti di leher, ketiak, dan lipat paha
d. Tidak menular dan dapat sembuh
dengan spontan dalam beberapa minggu
tanpa bekas.

PEMERIKSAAN a. Lab a. Lab a. Pemeriksaan pandang


PENUNJANG  CBC (Complete Blood Count)  Pewarnaan gram. b. Pemeriksaan rasa raba pada
 BUN dan Kreatinin level  Kultur cairan kelainan kulit
 Kultur darah  Biopsi
c. Pemeriksaan saraf
 Mengkultur dan membuat apusan Gram  Leukositosis
 Tidak dilaksanakan apabila penderita  Urinalisis d. Pemeriksaan Bakteriologis
belum memenuhi beberapa kriteria;
seperti area kulit yang terkena kecil, b. Lainnya
tidak terasa sakit, tidak ada tanda  Titer anti-streptolysin-O ( ASO)
sistemik (demam, dingin, dehidrasi,  Streptozyme
takipnea, takikardia, hipotensi), dan
tidak ada faktor resiko
b. Imaging
 Plain-film Radiography
 CT Scan
 MRI
PENATALAKSANAAN a. Selulitis pasca trauma, khususnya 1. Megurangi penyebaran penularan a. Regimen Pengobatan MDT
2. Kompres air hangat 3-4 kali sehari (Multidrug Therapy)
setelah gigitan hewan, berikan
3. Membersihkan luka yang lecet TAMBAHAN DI BAWAH
antibiotic. Jika perlu berikan analgesic perlahan-lahan b. Sediaan dan Sifat Obat
4. Oleskan povidon-iodine (Betadine)
dan NSAID untuk mengontrol nyeri dan
atau salep antibiotika topikal
demam. 5. Pada infeksi lokal, dengan
antibiotik topikal seperti
b. Insisi dan drainase pada keadaan
mupirosin.
terbentuk abses. 6. Pada infeksi yang lebih luas,
dianjurkan dengan flukloksasilin
Tindakan dalam ilmu bedah yang atau eritromisin.
bertujuan untuk mengeluarkan abses 7. Yang disebabkan oleh streptokokus
harus dengan benzatin penisilin IM
atau pus dari jaringan lunak akibat (40.000 unit/ kg untuk anak di
proses infeksi. bawah atau penisilin V oral (25 mg/
kg/ hari selama 10 hari).
c. Perawatan lebih lanjut bagi pasien 8. Konsultasi dengan dokter.
rawat inap
KOMPLIKASI a) Bakterimea nanah / lokal abses, 1. Krustosa  Kebas
superinfeksi oleh bakteri gram negatif,  Glomerulonefritis pasca-streptococcus.  Melemahnya otot
 Radang pada tulang atau sendi
limpangitis, tromboplebitis  Radang otot jantung  Cacat progresif
b) Facial Selulitis pada anak dapat  Radang paru-paru  Kerusakan saraf secara permanen
menyebabkan meningitis  Radang jaringan kelenjar getah bening
 Radang jaringan lunak kulit.
c) Dapat menyebabkan kematian jaringan  Meningitis atau sepsis (pada bayi)
atau gangren  Ektima
d) Osteomielitis  Erysipelas
 Osteomyelitis
e) Atritis septic  Pneumonia
f) Glomerulonefritis  Limfadenitis.
g) Fasitis necroticans
2. Bolusa
 Selulitis
 Limfangitis
 Bakterimia
 Arthritis septic
 Septicemia
 Toksin eksfoliatif
MK 1. Hipertermi 1. Nyeri Akut 1. Nyeri Akut
2. Nyeri Akut 2. Kerusakan Integritas Kulit 2. Kerusakan Integritas Kulit
3. Kerusakan Integritas Kulit 3. Imobilitas fisik
*Klasifikasi Kusta
*Terapi MDT
Tipe PB
Jenis obat <5 tahun 5-9 tahun 10-14 tahun >15 tahun Keterangan

Rifampisin Berdasarkan berat badan 300mg/bln 450mg/bln 600mg/bln Minum di depan petugas

DDS 25mg/bln 50mg/bln 100mg/bln Minum di depan petugas

25mg/bln 50mg/bln 100mg/bln Minum di rumah

Sumber: Depkes RI, 2007

Tipe MB
Jenis Obat <5 tahun 5-9 tahun 10-14 tahun >15 tahun Keterangan

Rifampisin 300mg/bln 450mg/bln 600mg/bln Minum di depan petugas

DDS Berdasarkan berat badan 25mg/bln 50mg/bln 100mg/bln Minum di depan petugas

25mg/bln 50mg/bln 100mg/bln Minum di rumah

Clofazimin 100mg/bln 150mg/bln 300mg/bln Minum di depan petugas

50mg 50mg 1x/2 50mg/hari Minum di rumah


2x/minggu hari
Sumber: Depkes RI, 2007

Anda mungkin juga menyukai