Anda di halaman 1dari 2

KEYAKINAN DAN INDONESIA MASA KINI

Agama, Keyakinan,
dan Nilai-nilai Cinta Kasih
oleh Pendeta Jose Carol

Yang disebut di dalam Injil sebagai “buah” adalah misalnya


penguasaan diri, kesabaran, mengasihi orang lain, setia, jujur,
itu adalah hal hal yang sifatnya buah dari kehidupan. Dengan
kata lain, mungkin ada orang yang sering ke gereja tetapi begitu
bubaran dari gereja marah marah kepada tukang parkir, jadi dia
sama sekali tidak menunjukkan dampak dari kerohaniannya
atau keyakinannya. Demikian juga dia boleh bilang mungkin
dia memberikan bantuan kepada orang orang miskin, tetapi
kalau di pernikahannya ia tidak jujur dia sama sekali tidak
berbuah. Dan itu sebabnya kalau dia tidak menunjukan buah
kerohanian atau keyakinan maka ia boleh menyebut dirinya
taat beragama tetapi sebenarnya kita tahu bahwa dia tidak
seperti itu.

Bunga: Apakah keyakinan itu masih relevan dengan


kehidupan sehari hari kita di masa kini?

Jose Carol: Sangat, karena keyakinan itu adalah dasar dari


kehidupan kita. Sama seperti bangunan perlu fondasi yang
kokoh, semakin tinggi bangunan tersebut ingin di bangun,
semakin kokoh dasar bangunan tersebut harus ada. Keyakinan
adalah dasar dari kehidupan kita sebagai manusia ciptaan
tuhan. Tanpa keyakinan maka tidak ada lapisan lapisan
Bunga: Apa sih perbedaan agama dan keyakinan itu sendiri? berikutnya yang bisa kita bangun dalam kehidupan kita.
Keyakinan adalah dasar dari segala sesuatu yang kita bangun
Jose Carol: Dari pengalaman yang saya dapatkan dari dalam kehidupan kita, termasuk yang kita sebut dengan
pelajaran, saya menelaah latar belakang yang ada, memang keyakinan diri atau kepercayaan diri. Tanpa keyakinan yang
ditemukan bahwa ada banyak orang yang beragama sejak di mendasar dalam diri kita, sulit bagi seseorang untuk melakukan
dalam kejadian yang dicatat di dalam injil, ada banyak sekali di performa yang baik. Seseorang boleh berbakat luar biasa,
Jamannya Isa. Ada banyak sekali orang–orang yang beragama, punya suara, talenta, dan bakat menyanyi yang luar biasa. Tapi
bahkan pemimpin agama. Tetapi orang yang beragama dan tanpa keyakinan, tanpa percaya diri, pada saat ia gugup maka
menganggap, atau bahkan menyebut dirinya pemimpin agama, tidak bisa menampilkan atau menghasilkan prestasi terbaik. Itu
tidak selalu hidup berdasarkan keyakinan dari pengajaran sebabnya keyakinan atau fondasi itu sangat esensi atau sangat
agama tersebut. Jadi bagi saya pribadi pun ada perbedaan yang penting dalam kehidupan kita apalagi dalam kehidupan
sangat signifikan antara orang yang menyebut dirinya beragama modern.


dan menghidupi keyakinannya.

Bunga: Penerapannya itu sendiri seperti apa sih pak?


Penerapan beragama dan penerapan berkeyakinan. Keyakinan itu adalah dasar dari
Jose Carol: Apa yang Injil katakan adalah “pohon itu hanya kehidupan kita. Sama seperti
bisa dikenal dari buahnya”. Ada banyak orang menyebut
dirinya orang baik, ada banyak orang yang menyebut
dirinya orang yang taat beragama, kemungkinan besar mereka
bangunan perlu fondasi yang kokoh,
taat beribadah, taat melakukan kewajiban beragama. Tetapi
kalau dari perspektif injil, hanya berkewajiban beragama semakin tinggi bangunan tersebut
misalnya dalam konteks Kristen adalah pergi beribadah, pergi
ke gereja, mungkin memberikan sedekah atau memberikan
sumbangan, dan membantu orang lain, itu adalah bagian
ingin di bangun semakin kokoh
dari kewajiban beragama. Akan tetapi apa yang menjadi
buah adalah justru tidak diungkapkan dengan aktivitas agama dasar bangunan tersebut harus ada.
sama sekali.

bangunan tersebut harus ada.


akademi-cips.org
KEYAKINAN DAN INDONESIA MASA KINI

Bunga: Kita ini kan sangat beragam, keyakinan itu akan


berbeda beda satu dengan yang lain. Bagaimana keyakinan
yang kita miliki kemudian bisa berkontribusi membentuk kita
menjadi individu yang lebih baik lagi?

Jose Carol: Sebagaimana tadi saya katakan bahwa banyak


orang yang beragama tetapi tidak menjalankan
keyakinannya. Tentunya kalau misalnya ia mempraktekkan
keyakinannya, sebagaimana diajarkan. Injil pernah
memberitahukan dalam Galatia 5:22, bicara soal buah tadi,
pohon dikenal dari buahnya, dikatakan ada buah seperti
“kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan”. Dengan kata lain orang yang
melakukan atau menghidupi keyakinannya, punya dasar
keyakinan yang kokoh. Hidupnya akan penuh dengan cinta
kasih, mengasihi orang lain seperti dirinya sendiri, penuh
dengan sukacita tidak akan pernah bisa dirampas
sukacitanya. Apapun yang berubah, damai tidak gampang
terprovokasi, sabar, tekun dalam menghadapi segala sesuatu,
murah hati, baik, setia tidak menghianati pernikahan atau
pekerjaan dan lain sebagainya. Untuk menjawab pertanyaan
tadi bagaimana keyakinan kita bisa berkontribusi dikehidupan
saya yakin kalau bangsa kita hidup dengan keyakinan, saya
percaya juga bahwa apa yang saya sampaikan tadi berlaku
universal kalau kita menghidupi keyakinan kita. Dan kita
menjadi orang yang lebih sabar, tidak terprovokasi. Penuh
dengan kasih sayang, setia. Saya, kita, bangsa kita, komunitas
kita, akan sangat terpengaruh oleh kualitas kehidupan yang
seperti ini.

Bunga: Bagaimana nilai-nilai moral universal ini bisa


berkontribusi untuk nantinya kita bisa lebih menghargai
perbedaan yang ada?

Jose: Kita negara beragama, yang percaya ada Tuhan dan


percaya bahwa kita manusia adalah ciptaan Tuhan pencipta
alam semesta ini. Kita ini bukan hasil dari tabrakan antara
planet atau kekuatan apapun juga yang membuat kita tiba
tiba ada, kita percaya bahwa Tuhan itu menciptakan
adalah asal usul kita sebagai manusia. Bahkan dua agama
besar di Indonesia Kristen dan Islam mempercayai
penciptaan yang sama, dari sejak Adam dan Hawa yang
diciptakan oleh Tuhan, pencipta yang sama. Itu sebabnya,
bagi saya sebenarnya martabat manusia sebagai ciptaan
Tuhan adalah sesuatu yang mulia dan harus dihargai juga
dihormati. Itu sebabnya kekerasan dalam bentuk apapun juga
yang menyakiti manusia yang bagi saya sesuatu yang tidak
bisa diterima mestinya. Apalagi baru kita dengar beberapa
waktu yang lalu ada penonton sepak bola, terlepas dari ia
mendukung tim yang mana juga, dia kehilangan nyawanya.
Itu sesuatu yang tidak bisa diterima ditengah-tengah bangsa
kita yang menyebut diri kita umat yang beragama. Karena
mengasihi sesama manusia adalah perintah, bukan usulan
yang boleh diterima atau tidak, tetapi perintah yang harus
ditaati. Jadi kalau kita sebut diri kita sebagai orang yang
punya agama, punya Tuhan, percaya bahwa manusia adalah
ciptaan Tuhan yang bermartabat yang wajib di hormati.
Jangankan yang tidak bersalah, yang bersalah pun
sebagaimana kalau ada maling di Indonesia, tidak seharusnya
meragukan atau takut kehilangan nyawanya. Dan menurut
saya kekerasan seperti itu tidak seharusnya ada di bumi
Indonesia, ditengah- tengah bangsa kita yang bermartabat,
menghormati ciptaan tuhan yang mulia.

akademi-cips.org

Anda mungkin juga menyukai