Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN


Jl. Tanjung Ria Base ‘G, – Telp/Facs. (0967) 541043,541060,541042 /
541088,541842 Jayapura

SURAT PERINTAH KERJA (SPK)


Nomor : 050/904B
Tanggal : 02 April 2008

Pada hari ini, Rabu tanggal dua bulan April tahun dua ribu delapan di Jayapura, kami yang bertanda tangan di
bawah ini :

1. Nama : Drs. JAMES MODOUW, M.MT


N i p : 131 471 283
Jabatan : Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Papua
Selaku Pengguna Anggaran
Alamat : Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Papua
Jln. Tanjung Ria Base ‘G, – Jayapura.

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia Cq. Pemerintah Provinsi
Papua, Dinas Pendidikan dan Pengajaran Yang Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2. Nama : YUSRAN, S.Pt


Jabatan : Direktur CV. DINAMIKA KONSULTAN
Alamat : Jln. Baru Hamadi Pantai No. 14 (AL) Jayapura - Papua.

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Perusahaan CV. DINAMIKA KONSULTAN, berdasarkan
Akte Notaris SUPRAKOSO, SH Nomor : 59 Tanggal 22 Pebruari 2006 dan Surat Akte Perubahan
Perusahaan SUPRAKOSO, SH Nomor : 51 Tanggal 22 Mei 2007, yang selanjutnya disebut sebagai
PIHAK KEDUA.

Pihak Pertama memberikan perintah kepada Pihak Kedua untuk melaksanakan Pekerjaan Perencanaan Teknis /
DED Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tahun Anggaran 2008 pada Kegiatan Peningkatan Sarana Pendidikan
Provinsi Papua yang berlokasi di Dok VIII- Kota Jayapura, dengan ketentuan seperti tersebut dibawah ini :

1. TUGAS DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

a. Lingkup pekerjaan Perencanaan Teknis yang harus dilaksanakan oleh Pihak Kedua adalah sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja (Term of Reference) yang meliputi tugas – tugas sebagai berikut :
1. Melaksanakan Pekerjaan Persiapan perencanaan seperti : mengumpulkan data dan informasi
lapangan, membuat interprestasi secara garis besar terhadap KAK dan konsultasi dengan
pemerintah daerah setempat mengenai peraturan daerah / perijinan bangunan.
2. Membuat prarencana teknis, perkiraan biaya dan mengurus perijinan sampai mendapat advis
planning, keterangan persyaratan bangunan dan lingkungan.
3. Membuat pengembangan rencana teknis seperti : rencana arsitektur dan utilitas secara lengkap
beserta prasarananya.
4. Menyusun Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS), membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB)
dan membuat laporan akhir perencanaan.

S P K (Surat Perintah Kerja)


c. Layanan Keahlian

Pihak Kedua akan melaksanakan tugas layanan keahlian pekerjaan perencanaan dengan menugaskan
personalia yang tertera dalam jadwal penugasan personil (Personnel Assigment Schedule) dengan
persyaratan yang sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (Term of Reference).

d. Kerahasiaan

Pihak Kedua maupun personalianya tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak Pertama
dilarang memberikan kepada pihak lain setiap informasi yang diketahui atau diketemukan termasuk
rekomendasi yang dibuat oleh Pihak Kedua untuk kegiatan ini. Semua dokumen a.l. : Laporan peta,
gambar kalkir dan data – data harus diserahkan kepada dan menjadi milik Pihak Pertama.
e. Laporan

Pihak Kedua harus menyiapkan dan menyampaikan laporan – laporan secara teratur kepada Pihak
Pertama yang jumlah, jenis dan waktunya sesuai antara lain :
- Laporan Akhir Perencanaan yang harus diserahkan terdiri dari :
a. Laporan Pendahuluan
b. RKS dan BQ
c. Gambar Design A3
d. Rencana Anggaran Biaya
e. Laporan Akhir

2. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Surat Perintah ini berdaya laku / efektif menurut hukum setelah ditanda tangani oleh kedua belah pihak.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Teknis di dalam Surat Perjanjian ini adalah 30 (tiga
puluh) hari kalender terhitung sejak ditanda tangani Surat Perintah Kerja ini.

3. BIAYA PERENCANAAN TEKNIS

a. Besarnya biaya perencanaan dan Pengawasan ini adalah Rp. 43.750.000,- (Empat puluh tiga juta
tujuh ratus lima puluh ribu rupiah), yang dibebankan pada Dokumen Anggaran Sekretariat Daerah
Provinsi Papua, Nomor Kode Program : 1.01.1.01.0117.

b. Jumlah biaya tersebut di atas sudah termasuk segala pengeluaran beserta pajak – pajak, bea meterai
dan biaya – biaya lainnya yang harus dibayarkan oleh Pihak Kedua sesuai dengan perundang –
undangan yang berlaku.

4. CARA PEMBAYARAN

Pihak Pertama akan membayar kepada Pihak Kedua melalui rekening bank Pihak Kedua, dengan cara
angsuran yang diatur sebagai berikut :

I. PEMBAYARAN BIAYA PERENCANAAN TEKNIS


a. Angsuran Pertama
Angsuran I dibayarkan sebesar 85 % (delapan puluh lima prosen) dari seluruh biaya pekerjaan,
atau sebesar 85 % x Rp. 43.750.000,- = Rp. 37.187.500,- (Tiga Puluh Tujuh Juta Seratus Delapan
Puluh Tujuh Ribu Lima Ratus Rupiah), termasuk PPN sebesar 10 % yang akan dibayarkan

S P K (Surat Perintah Kerja)


setelah pekerjaan perencanaan selesai 100 % (seratus persen) dan telah diserahkan kepada Pihak
Pertama, yang dibuktikan dengan Berita Acara Pemeriksaan dan Penyerahan Pekerjaan.
b. Angsuran Kedua
Angsuran II dibayarkan sebesar 15 % (lima belas prosen) dari seluruh biaya pekerjaan, atau
sebesar 15 % x Rp. 43.750.000,- = Rp. 6.562.500,- (Enam Juta Lima Ratus Enam Puluh Dua
Ribu Lima Ratus Rupiah) termasuk PPN 10 % dibayarkan setelah penyerahan pertama pekerjaan
fisik dilaksanakan yang dinyatakan dengan Berita Acara.

5. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA


Pemutusan hubungan kerja sebagai akibat kesalahan Pihak Kedua dapat dilakukan secara sepihak oleh
Pihak Pertama apabila :
a. Pihak Kedua melakukan kesalahan yang berakibat kerugian pada Pihak Pertama dan mengabaikan
peringatan tertulis dari Pihak Pertama tiga kali berturut – turut.
b. Pihak Kedua tidak mampu atau menolak untuk melaksanakan tugasnya sehingga pekerjaan
terbengkalaidalam waktu paling lama 15 (lima belas) hari berturut – turut. Pemutusan hubungan kerja
mulai berlaku paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung dari tanggal dikeluarkannya Surat
Pemutusan Hubungan kerja oleh Pihak Pertama.

6. KEADAAN MEMAKSA
a. Yang dianggap sebagai keadaan memaksa / force majeure adalah semua kejadian diluar kemampuan
Pihak Kedua yang mempengaruhi pekerjaan yaitu :
(1). Bencana alam (yang dinyatakan oleh Gubernur) : gempa bumi, angin topan, banjir, tanah longsor,
wabah.
(2). Peperangan, Pemberontakan.
(3). Pemogokan buruh yang bukan disebabkan kesalahan Pihak Kedua.

Keadaan memaksa tidak mencakup kejadian yang disebabkan oleh kelalaian atau tindakan yang
disengaja oleh salah satu pihak atau sub – konsultannya atau wakil karyawannya, atau oleh kegagalan
mematuhi cara kerja profesional yang baik.
b. Pada hari diterimanya pemberitahuan tertulis dari Pihak Kedua tentang keadaan memaksa maka sejak
itu Pihak Kedua dibebaskan dari ketidak mampuannya dalam pelaksanaan kewajibannya sebagai
akibat adanya keadaan memaksa.
c. Bilamana salah satu pihak akan memutuskan hubungan kerja akibat terjadinya keadaan memaksa,
maka pihak tersebut harus memberitahukan kepada pihak lain secara tertulis selambat – lambatnya 30
hari sebelum memutuskan hubungan kerja.
d. Dalam hal terjadinya pemutusan kontrak diakibatkan oleh peristiwa keadaan memaksa maka
selanjutnya Pihak Pertama hanya bertanggung jawab membayar Pihak Kedua untuk biaya – biaya
khusus yang terjadi karena adanya keadaan memaksa tersebut. Pihak Kedua harus menyerahkan
Kepada Pihak Pertama semua data termasuk gambar dan dokumen yang telah disiapkan sampai
tanggal kejadian itu, beserta fasilitas milik Pihak Pertama yang dipergunakan oleh Pihak kedua.

7. SANKSI DAN DENDA


a. Apabila Pihak Kedua tidak dapat menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya dalam batas waktu
yang telah ditentukan maka Pihak Kedua wajib membayar denda sebesar 1 permil untuk setiap hari
keterlambatan sampai dengan setinggi – tingginya 5 % (lima prosen) dari jumlah biaya pekerjaan.
b. Apabila denda keterlambatan sudah mencapai 5 % (lima prosen) dari biaya pekerjaan, Pihak Pertama
dapat memutus hubungan kerja secara sepihak.

8. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Apabila terjadi perselisihan dikemudian hari antara kedua belah pihak pada dasarnya akan diselesaikan
secara musyawarah dan apabila dengan cara musyawarah belum dapat menyelesaikan perselisihan, maka
kedua belah pihak sepakat akan mengajukan perselisihan ke pengadilan Negeri yang berdomisili di
Jayapura.

S P K (Surat Perintah Kerja)


9. PENUTUP

a. Hal – hal yang belum diatur dalam Surat Perintah Kerja ini akan diatur atau ditentukan kemudian atas
kesepakatan kedua belah pihak.
b. Jika terdapat kekeliruan / kekurangan dalam Surat Perintah Kerja ini dapat diadakan perubahan atas
kesepakatan kedua belah pihak.
c. Surat Perintah Kerja ini dibuat dalam rangkap 8 (delapan) dengan bermeterai cukup dan ditanda
tangani di Jayapura pada hari , tanggal, bulan dan tahun tersebut diatas.

PIHAK KEDUA
CV. DINAMIKA KONSULTAN

YUSRAN, S.Pt
Direktur

S P K (Surat Perintah Kerja)

Anda mungkin juga menyukai