Anda di halaman 1dari 22

1.

KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsive dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

2. KOMPETENSI DASAR
3.8. Memahami teori kinetik gas dalam menjelaskan karakteristik gas pada
ruang tertutup.

3. INDIKATOR
a. Menyebutkan ciri-ciri gas ideal.
b. Merumuskan persamaan hukum Boyle.
c. Merumuskan persamaan Hukum Charles
d. Merumuskan persamaan hukum Gay Lussac.
e. Merumuskan persamaan hukum Boyle-Gay Lussac.
f. Menjelaskan hubungan tekanan dan energi kinetik.
g. Menjelaskan hubungan temperatur dan energi kinetik.
h. Menjelaskan derajat kebebasan.
i. Menjelaskan teorema ekipartisi energi.
j. Mengidentifikasi derajat kebebasan pada jenis molekul yang
berbeda.

4. MATERI POKOK
a. Gas Ideal
b. Teori Kinetik Gas

1
5. MATERI PRASYARAT
a. Fluida
b. Usaha dan Energi

6. MATERI AJAR
a. Gas Ideal
b. Persamaan gas ideal
- Hukum Boyle
- Hukum Charles
- Hukum Gay Lussac
- Hukum Boyle-Gay Lussac
c. Hubungan antara Tekanan Gas, Temperatur, dan Energi Kinetik Gas
- Hubungan tekanan gas dan energi kinetik gas
- Hubungan temperatur dan energi kinetik gas
- Kecepatan efektif gas ideal
d. Energi dalam gas ideal
- Derajat Kebebasan
- Teorema Ekipartisi Energi

7. KONSEP ESENSIAL
a. Partikel Gas
b. Tumbukan
c. Dinding Wadah
d. Momentum
e. Gas Ideal

8. PETA KONSEP

Partikel Tumbukan Momentum Gas Ideal


Dinding Wadah
Gas
9. BAGAN MATERI

Gas Ideal Hukum Boyle

Hukum Charles
Persamaan
Gas Ideal
Hukum Gay Lussac

Hukum Boyle-Gay Lussac


Teori Kinetik
Gas

2
Hubungan tekanan gas dan
energi kinetik gas
Hubungan antara
tekanan gas,
temperatur, dan Hubungan temperatur dan
energi kinetik gas energi kinetik gas

Kecepatan Efektif Gas Ideal

Derajat Kebebasan
Energi Dalam
Gas Ideal
Teorema Ekipartisi Energi

10. KANDUNGAN – KANDUNGAN ASPEK

No Sub Materi Aspek Contoh Aplikasi


Kognitif Afektif Psikomotor
Pokok
1. Gas Ideal √ 1. Kognitif :
dapat
menganalisis
asumsi tentang
gas ideal
2. Persamaan √ √ √ 1. Kognitif :
gas ideal
dapat
menjelaskan
hubungan
tekanan,
Temperatur,
dan volume
berdasarkan
hukum Boyle,
hukum
Charles, dan
hukum gay

3
ussac
2. Afektif : Tidak
menyimpan
balon yang
sudah ditiup di
bawah terik
panas
matahari dan
memakai
penutup
telinga yang
terbuat dari
busa atau
kapas ketika
pesawat land
atau take off
3. Psikomotor
:melakukan
percobaan
untuk
mengukur
tekanan udara
dengan
menggunakan
alat hokum
Boyle-Gay
Lussac
3. Hubungan √ √ √ 1. Kognitif: dapat
antara
menjelaskan
Tekanan
Gas, hubungan
Temperatur,
antara tekanan
dan Energi
Kinetik Gas gas, temperatur,
dan energi

4
kinetic
2. Afektif: Meniup
balon dengan
tekanan yang
lebih besar agar
balon cepat
mengebung
3. Psikomotor:
melakukan
percobaan
dengan
membuat balon
udara yang
system kerjanya
menggunakan
pemanasan api
4. Energi √ 1. Kognitif:
dalam gas
Menjelaskan
ideal
energi dalam
gas ideal

11. URAIAN MATERI:


A. Gas Ideal
Sebagaimana telah diketahui gas merupakan fluida yang
tersusun dari partike-partikel kecil dengan kerapatan yang sangat
renggang yang tersusun secara tidak teratur. Jarak antar partikel relatif
jauh sehingga gaya tarik antar partikel sangat lemah. Partikel-partikel
selalu bergerak dengan laju tinggi memenuhi tempatnya, sehingga pada
saat terjadi tumbukan antar partikel, gaya tarik tidak cukup kuat untuk
menjaga partikel-partikelnya tetap dalam satu kesatuan.Teori kinetik
muncul dengan anggapan bahwa partikel-partikel gas selalu bergerak
terus-menerus.
Gas dapat ditinjau secara miskroskopik dan makroskopik, Teori
Kinetik Gas dapat menjadi jembatan antara tinjauan gas secara

5
makroskopik dan mikroskopik. Hukum-hukum gas seperti hukum
Boyle,Charles, dan Gay Lussac, menunjukkan hubungan antara
besaran-besaran mikrokospik dari berbagai macam proses serta
perumusannya.
Dalam teori kinetik gas, kita akan membahas tentang perilaku
partikel-partikel gas dalam ruang yang terbatas. Partikel-partikel gas ini
kita anggap sebagai sebuah bola yang selalu bergerak. Tiap-tiap partikel
bergerak dengan arah sembarang dan dimungkinkan terjadi tumbukan
antar masing-masing partikel atau antara partikel dengan dinding
ruang.Tumbukan yang terjadi tersebut berupa tumbukan lenting
sempurna dengan sifat tumbukan yang demikian, maka tidak ada proses
kehilangan energi yang dimiliki partikel gas pada saat terjadi
tumbukan.Gas yang tersusun atas partikel-partikel dengan perilaku
seperti anggapan di atas pada kenyataannya tidak ada. Dalam bahasan
teoritik,diperlukan objek gas yang sesuai dengan anggapan tersebut.
Objek gas ini disebut sebagai gas ideal. Gas ideal adalah gas yang
memenuhi anggapan-anggapan berikut ini:
1) Gas terdiri atas partikel-partikel yang jumlahnya sangat banyak.
2) Partikel-partikel gas bergerak dengan laju dan arahyang beraneka
ragam, serta memenuhi Hukum Gerak Newton.
3) Partikel gas tersebar merata pada seluruh bagianruangan yang
ditempati.
4) Tidak ada gaya interaksi antarpartikel, kecuali ketikapartikel
bertumbukan.
5) Tumbukan yang terjadi antarpartikel atau antara partikeldengan
dinding wadah adalah lenting sempurna.
6) Ukuran partikel sangat kecil dibandingkan jarak antarapartikel,
sehingga bersama-sama volumenya dapat diabaikan terhadap
volume ruang yang ditempati.
B. Persamaan Gas Ideal
Teori kinetik gas memberikan jembatan antara tinjauan gas
secara mikroskopik dan makrokospik. Hukum-hukum gas seperti
hukum Boyle, Charles, dan Gay Lussac, menunjukkan hubungan antara
besaran-besaran makrokospik dari berbagai macam proses serta
perumusannya. Kata kinetik berasal dari adanya anggapan bahwa
molekul-molekul gas selalu bergerak.

6
1. Hukum Boyle
Hukum Boyle berbunyi : Bila massa dan temperatur suatu
gas dijaga konstan, maka volum gas akan berbanding terbalik
dengan tekanan mutlak

Pernyataan lain dari hukum Boyle adalah bahwa hasil kali


antara tekanan dan volum akan bernilai konstan selama massa dan
temperatur dijaga konstan. Secara matematis, pernyataan ini dapat
dituliskan.
PV = C
Misalkan kita memiliki sejumlah gas yang berada dalam
tabung dengan piston yang dapat bergerak bebas. Mula-mula
volum gas dinyatakan dalam V1 dan tekanan P1. Kemudian, piston
bergerak ke bawah sehingga tekanan bertambah menjadi P2 dan
volumenya berkurang menjadi V2. Jika proses ini terjadi saat massa
dan temperatur dijaga konstan maka perumusan dari hukum Boyle
dapat dituliskan sebagai berikut :

P1V1 = P2V2

(a) (b)

Gambar 1.1 sejumlah gas di dalam tabung yang mengalami kompresi dari keadaan a
ke keadaan b

2. Hukum Charles
Volume suatu gas akan bertambah jika temperatur
bertambah artinya volum dan temperatur akan berbanding lurus dan
secara matematis, kesebandingan tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut :

7
V = kT , k adalah suatu konstanta. Untuk gas dalam suatu wadah
yang mengalami perubahan volum (V) dan temperatur (T) dari
keadaan 1 ke keadaan 2 saat massa dan tekanan (P) dijaga konstan,
dapat dirumuskan sebagai berikut.

dengan ,
V1 = Volume gas mula-mula (m3)
V2 = Volume gas akhir (m3)
T1 = Temperatur gas mula-mula (K)
T2 = Temperatur gas akhir (K)
3. Hukum Gay Lussac
Hukum gas ketiga dikenal dengan hukum Gay-Lussac.
Joseph Gay-Lussac menyatakan bahwa pada volume konstan
tekanan gas berbanding lurus dengan Temperatur mutlak.
P T atau P = CT sehingga,

Untuk gas dalam suatu wadah yang mengalami pemanasan


dengan volum (V) dijaga tetap, pada proses 1 dan 2 hukum Gay
Lussac dapat ditulis sebagai berikut.

4. Hukum Boyle-Gay Lussac


Berdasarkan hukum Boyle dan Gay Lussac dapat
diturunkan persamaan keadaan gas yang lebih umum yang
menghubungkan besaran tekanan, volum, dan temperatur dalam
berbagai keadaan.

Hukum Boyle-Gay Lussac untuk dua keadaan dapat ditulis menjadi


sebagai berikut :

8
Pada berbagai eksperimen yang telah dilakukan dengan
mengubah tekanan, temperatur dan volume ternyata ada
kesebandingan antara hasil kali tekanan dan volum terhadap
tmperatur yaitu sebagai berikut.
PV ~ T
Demikian dengan massa sistem gas setelah divariasi dengan
tekanan, volume dan temperatur terdapat kesebandingan yaitu
sebagai berikut.
PV ~ m T
Untuk membuat persamaan di atas menjadi sempurna maka
diperlukan suatu konstanta pembanding adalah berbeda untuk
setiap gas jika kita menggunakan satuan massa. Oleh karena itu,
kita menggunakan satuan mol. Mol adalah satuan untuk jumlah zat.
Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat sebanyak 6,02 x 10 23
partikel. Bilangan tersebut dinamakan bilangan Avogadro (NA).
Dengan demikian, mol zat dapat dinyatakan, dengan jumlah
partikel sebagai berikut :

dimana:
n = jumlah zat (mol)
N = banyaknya partikel (molekul)
NA = bilangan Avogadro (6,02 x 1023)
Konstanta pembanding universal, yang berlaku untuk semua gas
adalah R (konstanta gas universal) sehingga persamaan keadaan
gas ideal dapat ditulis menjadi seperi :

P V = nRT

Oleh karena, maka persamaan keadaan gas ideal dapat

dinyatakan dalam jumlah molekul.

9
PV = RT

PV = NkT
dimana:

k= = tetapan Boltzmann (1,38 x 10-23 J/K)

P = tekanan gas (N/m2)


V = Volum gas (m3)
N = jumlah molekul
T = temperatur gas (K)
Sebenarnya, persamaan gas ideal dapat juga diturunkan secara
empiris dengan menggunakan hukum Boyle dan Gay-Lussac.
C. Hubungan antara tekanan gas, temperature, dan energi kinetik gas.
1. Hubungan tekanan gas dan energi kinetic gas
Berdasarkan asumsi-asumsi gas tentang gas ideal, serta
hubungan antara besaran-besaran maksroskopis dan mikroskopis
kita dapat menurunkan hubungan antara tekanan dan energi kinetik
partikel gas. Misalkan suatu wadah berbentuk kubus dengan rusuk
L, berisi gas sebanyak n molekul. Dinding wadah akan mengalami
tekanan karena partikel-partikel gas seanntiasa bergerak dan
menumbuk dinding wadah.
Tekanan gas di ruang tertutup disebabkan oleh benturan-benturan
pada dinidng tempat gas berada.
Terkait dengan partikel gas, faktor-faktor apa sajakah yang yang
dapat mempengaruhi besarnya tekanan?

Gambar 1
Gambar 1. a sebelum balon ditiup, 1. b sebelum balon ditiup
Perhatikan balon, jika balon ditiup, maka balon akan
semakin membesar dan perlahan menjadi keras,hal ini disebabkan
semakin banyaknya partikel udara yang berada di ruang tertutup,
maka semakin besar tekanan yang diberikan oleh udara kesegala

10
arah di dalam ruang balon. Secara matematis, bagaimana tekanan
gas di ruang tertutup dapat diturunkan?

Gambar 2. Kubus berisi partikel


Perhatikan gambar 2, tiap partikel bergerak denga arah yang
sembarang dengan kecepatan tidak sama, maka diambil terlebih
dahulu satu partikel yg bergerak dengan kecepatan v. Kecepatan v
akan diuraikan menjadi vx, vy dan vz sementara secara vektor v2 =
v2x + v2y + v2z
Membahas terlebih dahulu arah partikel dalam ara sumbu x.
Partikel tersebut akan menumbuk dinding kanan kedua kalinya

dengan selang waktu t =.

Jika di dalam kubus terdapat N partikel gas, maka tekanan gas


dalam ruang tertutup dinyatakan oleh :

P=

dimana :
P = tekanan gas
N = jumlah partikel gas
mo = massa tiap partikel gas
2
= kuadrat rata-rata kecepatan partikel gas

V = Volume gas
Perumusan di atas dapat diperoleh dengan penjelasan
sebagai berikut :

11
Wadah berbentuk kubus dengan rusuk L maka selang waktu
diantara dua tumbukan dengn dinding yang sama adalah sebagai
berikut :

Jika nilai dimasukan dalam persamaan impuls-

momentum, maka akan didapatkan gaya yang dikerjakan satu


molekul pada dinding wadah sebagai berikut :

= =

Karena di dalam wadah tersebut banyak molekul, maka total gaya


yang dikerjakan oleh seluruh molekul adalah sebagai berikut :

Pada persamaan di atas, adalah kecepatan molekul 1 dalam

arah sumbu-X, adalah kecepatan molekul 2 dalam arah

sumbu-X dan seterusnya. Dengan demikian, nilai rata-rata kuadrat


kecepatan dalam arah sumbu-X adalah sebagai berikut :

dengan demikian, perumusan gaya total di atas dapat dituliskan :

Pada kenyataanya, setiap molekul dalam wadah bergerak


tidak dalam satu arah, tetapi bergerak dalam ruang dengan

komponen kecepatannya adalah

12
Menurut teorema phytagoras, hubungan antara kuadrat
kecepatan dan kuadrat kecepatan masing-masing komponen dapat
dituliskan sebagai berikut :

= +

Karena seluruh arah gerak adalah sama, maka rata-rata kecepatan


dalam setiap komponen arah adalah sama.

=3

Melalui persamaan inilah kita dapat menurunkan persamaan


tekanan gas pada dinding wadah sebagai berikut :

P= = =

P= )

sehingga, didapatkan persamaan seperti di atas, dengan :


P = tekanan gas pada dinding (N/m2)

= massa sebuah molekul/partikel (kg)

N = banyaknya molekul/partikel

13
V = volum gas (m3)

= kecepatan kuadrat rata-rata

Hubungan tekanan gas dan energi kinetik dapat dituliskan


sebagai berikut :

P=

P= )

P= atau Ek =

Dapat diartikan bahwa tekanan gas bergantung pada energi kinetik


rata rata partikel gas. Dari persamaan

P=

dimana
N.mo menyatakan massa total dari gas tersebut, sehingga Nmo/V =

(massa jenis gas),sehngga diperoleh persamaan :

P=

2. Hubungan temperatur dan energi kinetik gas

14
Dari persamaan tekanan gas dimana PV = NKT maka

dengan memasukan nilai ini ke dalam persamaan P = atau

EK = , diperoleh :

EK =

EK =

dengan
k = tetapan Boltzman (1,38 x 10-23 J/K).
Ek = energi kinetik rata-rata molekul (J).
Dari persamaan tersebut diperoleh energi kinetik rata-rata
partikel sebanding dengan temperatur mutlak gas. Semakin tinggi
temperatur, maka makin cepat gerak molekul rata-rata
3. Kecepatan Efektif Gas Ideal
Kecapatan efektif gas ideal ditonatasikan dengan

. kecepatan efektif didefinisikan sebagai akar kuadrat dari rata-rata

kuadrat kecepatan

dengan

= kecepatan efektif gas ideal (m/s).

= rata-rata kuadrat kecepatan (m2/s2).

Seperti asumsi sebelumnya, berdasarkan teori kinetik gas,


molekul-molekul bergerak secara acak dan tidak semua partikel
memilki kecepatan sama. Misalkan dalam suatu wadah, terdapat

15
partikel N1 dengan kecepatan , partikel N2 dengan kecepatan

dan seterusnya hingga partikel Nn berkecepatan . Rata-rata

kuadrat kecepatan molekul gas dapat ditulis sebagai berikut :

Dari persamaan energi kinetik rata-rata molekul dinyatakan


bahwa besar energi kinetik adalah seperti berikut :

EK = =

Bentuk adalah rata-rata kuadrat kecepatan sehingga

kecepatan efektif untuk molekul gas dapat ditulis sebagai berikut :

Telah diketahui bahwa dan maka

hubungan massa relatif gas dengan adalah :

= =

dengan
R = tetapan gas universal
Mr = massa molekul relatif

gas dapat juga ditunjukkan dalam bentuk massa jenis gas

sebagai berikut :

16
= , Nm = massa total

dengan,

= massa jenis gas (kg/m3).

Berdasarkan persamaan di atas, bahwa kecepatan rata-rata


hanya bergantung pada massa molar dan temperatur tidak
bergantung pada kerapatan atau tekanan. Persamaan tersebut
muncul sebagai konsekuensi dari hukum Boyle , tekanan
berbanding terbalik dengan volum.
Jika dalam ruangan dengan temperatur tertentu, kemudian
tekanannya diubah, maka volume akan ikut berubah. Jika
tekanan diperbesar, maka volume akan mengecil, sehingga
kerapatan akan bertambah, sehingga perbandingan antara
kerapatan dengan P tetap. Jadi kecepatan rms dan energi
kinetiknya tetap selama temperatur tidak berubah.
D. Energi Dalam Gas Ideal
1. Derajat Kebebasan
Pada temperatur yang berbeda, molekul atau partikel gas
melakukan berbagai jenis gerakan seperti translasi, rotasi dan
vibrasi.
Misalkan sebuah partikel atau molekul dipaksakan bergerak
dalam arah sumbu-X. Energi partikel ini hanya satu macam saja

17
yaitu energi kinetik saja sebersar . Dalam hal ini dikatakan

bahwa partikel memiliki satu derajat kebebasan.


Jika partikel tersebut ditempatkan dalam suatu ruang maka
partikel itu mempunyai kemungkinan untuk bergerak dalam tiga
arah yaitu sumbu-X, sumbu-Y dan sumbu-Z. Dalam hal ini ada tiga

bentuk energi yang dimiliki oleh partikel itu yaitu

sehingga atom ini dikatakan mempunyai

tiga deajat kebebasan.


Jadi, derajat kebebasan adalah jenis gerakan yang dibuat
oleh partikel atau molekul gas karena pengaruh temperatur.
2. Teorema Ekipartisi Energi
Berdasarkan hasil analisa mekanika statistik, untuk
sejumlah besar molekul yang memenuhi hukum gerak Newton
pada suatu sistem dengan temperatur mutlak T, maka energi yang
tersedia terbagi rata pada setiap derajat kebebasan sebesar ½ KT.
Pernyataan ini selanjutnya disebut teori ekipartisi energi. Derajat
kebebasan yang dimaksud dalam teorema ekipartisi energi adalah
setiap cara bebas yang digunakan oleh partikel untuk menyerap
energi. Oleh karena itu setiap molekul dengan f derajat kebebasan,
akan memiliki energi rata-rata, yaitu :

E=f( )

Teorema ekipartisi
Tiap derajat kebebasan memiliki energi rata-rata sebesar ½
KT untuk tiap molekul atau ½ RT tiap mol gas, bila zat berada
dalam kesetimbangan.
Pengaruh temperatur terhadap kecepatan dan derajat
kebebasan adalah sebagai berikut :
a. Molekul gas monoatomik ( He, Ne, dan Ar)

18
Pada molekul gas monoatomik atau beratom tunggal
pada temperatur rendah (kurang dari 250 K) melakukan gerak
translasi sehingga energi yang ada masing-masing digunakan
untuk gerak translasi pada arah gerak sumbu x, sumbu y dan
sumbu z. Oleh karena itu molekul gas monoatomik dikatakan
memiliki tiga derajat kebebasan.

Gambar 3 (a) gas monoatomik, gerak translasi ke arah sumbu x, y


dan z.
b. Molekul gas diatomik (H2, N2, O2)
1. Pada temperatur rendah (
Pada temperatur rendah, gas diatomik hanya
melakukan 3 jenis gerakan translasi f=3 sehingga energi

kinetik rata-rata molekulnya adalah Ek = Untuk

molekul gas diatomik, disamping melakukan gerak


translasi, molekul juga melakukan gerak vibrasi dan gerak
rotasi.
2. Pada temperatur sedang (
Pada temperatur sedang sekitar 500 K, molekul gas
diatomik melakukan dua jenis gerakan (3 translasi dan 2
vibrasi) sehingga memiliki 5 derajat kebebasan atau f=5.
3. Pada temperatur tinggi (
Pada temperatur yang sangat tinggi molekul gas
diatomik selain melakukan gerak translasi dan rotasi juga
melakukan gerak vibrasi, yaitu 3 translasi, 2 rotasi dan 2

19
vibrasi. Jumlah derajat kebebasannya adalah f =7. Dalam

temperatur tinggi energi kinetik rata-rata adalah Ek =

Untuk gas diatomik terjadi gerak translasi dan gerak


rotasi ke arah sumbu x, sumbu y dan sumbu z. Untuk gerak
rotasi terhadap sumbu x, sumbu y dan sumbu z, hanya dua
yang berpengaruh yaitu sumbu x dan sumbu y. Rotasi
terhadap sumbu yang yang sejajar arah sumbu ikatan
molekul (sumbu z) dapat diabaikan sehingga hanya dua

suku energi rotasi yang dipakai yaitu dan .

sehingga persamaan untuk molekul gas diatomik adalah :

Tiap suku besarnya (KT)/2 sehingga akar rata-rata


kecepatan menjadi:

c. Molekul gas poliatomik


Untuk gas poliatomik, derajat kebebasan terhadap energi
kinetik rata-rata molekul ditulis sebagai berikut :

EK =

Apa kaitan antara tenaga kinetik partikel dengan tenaga


internal? Energi internal atau energi dalam adalah energi yang
ada dalam sistem. Energi dalam gas didefinisikan sebagai

20
jumlah energi kinetik tranlasi, rotasi dan vibrasi molekul-
molekul gas yang terdapat di dalam suatu wadah tertentu.
U = N EK
Energi tersebut merupakan mikroskopik zat yang tidak
tampak dari luar. Kita hanya bisa mengukur perubahan energi
dalam. Energi kinetik dihasilkan dari gerak translasi molekul-
molekul.

Jika energi ini diambil sebagai energi dalam total gas,


maka energi internal hanya bergantung pada temperatur saja,
tidak bergantung pada volume dan tekanannya.
Besarnya energi dalam bergantung pada jenis gas,
misalnya untuk molekul diatomik bisa diambil u = 5/2 nRT.
Energi dalam bisa saja bergantung pada volume dan tekanan.
Misalnya, gas dengan kerapatan tertinggi, terdapat interaksi
antar molekul gas, sehingga diperlukan usaha untuk menambah
atau mengurangi jarak. Dengan demikian , energi internal akan
bergantung pada volume. Perubahan energi dalam dapat
dituliskan
-
Energi dalam hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir ,
tidak tergantung pada cara untuk mencapai keadaan akhirnya
dari

keadaan awalnya.
Secara keseluruhan, energi dalam yang bergantung dari jumlah
molekul, jenis gas dan temperatur adalah sebagai berikut :
1. Gas monoatomik (f=3)
U = N EK
U = 3/2 NKT
2. Gas diatomik
 Pada temperatur rendah ( memiliki f=3 maka
U = 3/2 NKT
 Pada temperatur sedang ( memiliki f=5 maka

21
U = 5/2 NKT
 Pada temperatur tinggi ( memiliki f=7 maka
U = 7/2 NKT
3. Untuk gas poliatomik
U= N f(1/2 KT)

12. DAFTAR PUSTAKA


Halliday, David dan Robert Resnick. (1978). Fisika. Jakarta :Erlangga.
Haryadi, Bambang. (2009). Fisika untuk SMA/MA kelas 11. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Nurachmandani, Setya. (2009). Fisika 2 untuk SMA/MA kelas 11. Jakarta :
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Indrajit, Duidi. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Fisika : untuk Kelas XI
Sekolah Menengah Atas Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan
Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Widodo, Tri. (2009). Fisika untuk SMA/MA kelas 11. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Astra, I made dan Hilman Setiawan.(2007). Fisika. Jakarta : Piranti

22

Anda mungkin juga menyukai