KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsive dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
2. KOMPETENSI DASAR
3.8. Memahami teori kinetik gas dalam menjelaskan karakteristik gas pada
ruang tertutup.
3. INDIKATOR
a. Menyebutkan ciri-ciri gas ideal.
b. Merumuskan persamaan hukum Boyle.
c. Merumuskan persamaan Hukum Charles
d. Merumuskan persamaan hukum Gay Lussac.
e. Merumuskan persamaan hukum Boyle-Gay Lussac.
f. Menjelaskan hubungan tekanan dan energi kinetik.
g. Menjelaskan hubungan temperatur dan energi kinetik.
h. Menjelaskan derajat kebebasan.
i. Menjelaskan teorema ekipartisi energi.
j. Mengidentifikasi derajat kebebasan pada jenis molekul yang
berbeda.
4. MATERI POKOK
a. Gas Ideal
b. Teori Kinetik Gas
1
5. MATERI PRASYARAT
a. Fluida
b. Usaha dan Energi
6. MATERI AJAR
a. Gas Ideal
b. Persamaan gas ideal
- Hukum Boyle
- Hukum Charles
- Hukum Gay Lussac
- Hukum Boyle-Gay Lussac
c. Hubungan antara Tekanan Gas, Temperatur, dan Energi Kinetik Gas
- Hubungan tekanan gas dan energi kinetik gas
- Hubungan temperatur dan energi kinetik gas
- Kecepatan efektif gas ideal
d. Energi dalam gas ideal
- Derajat Kebebasan
- Teorema Ekipartisi Energi
7. KONSEP ESENSIAL
a. Partikel Gas
b. Tumbukan
c. Dinding Wadah
d. Momentum
e. Gas Ideal
8. PETA KONSEP
Hukum Charles
Persamaan
Gas Ideal
Hukum Gay Lussac
2
Hubungan tekanan gas dan
energi kinetik gas
Hubungan antara
tekanan gas,
temperatur, dan Hubungan temperatur dan
energi kinetik gas energi kinetik gas
Derajat Kebebasan
Energi Dalam
Gas Ideal
Teorema Ekipartisi Energi
3
ussac
2. Afektif : Tidak
menyimpan
balon yang
sudah ditiup di
bawah terik
panas
matahari dan
memakai
penutup
telinga yang
terbuat dari
busa atau
kapas ketika
pesawat land
atau take off
3. Psikomotor
:melakukan
percobaan
untuk
mengukur
tekanan udara
dengan
menggunakan
alat hokum
Boyle-Gay
Lussac
3. Hubungan √ √ √ 1. Kognitif: dapat
antara
menjelaskan
Tekanan
Gas, hubungan
Temperatur,
antara tekanan
dan Energi
Kinetik Gas gas, temperatur,
dan energi
4
kinetic
2. Afektif: Meniup
balon dengan
tekanan yang
lebih besar agar
balon cepat
mengebung
3. Psikomotor:
melakukan
percobaan
dengan
membuat balon
udara yang
system kerjanya
menggunakan
pemanasan api
4. Energi √ 1. Kognitif:
dalam gas
Menjelaskan
ideal
energi dalam
gas ideal
5
makroskopik dan mikroskopik. Hukum-hukum gas seperti hukum
Boyle,Charles, dan Gay Lussac, menunjukkan hubungan antara
besaran-besaran mikrokospik dari berbagai macam proses serta
perumusannya.
Dalam teori kinetik gas, kita akan membahas tentang perilaku
partikel-partikel gas dalam ruang yang terbatas. Partikel-partikel gas ini
kita anggap sebagai sebuah bola yang selalu bergerak. Tiap-tiap partikel
bergerak dengan arah sembarang dan dimungkinkan terjadi tumbukan
antar masing-masing partikel atau antara partikel dengan dinding
ruang.Tumbukan yang terjadi tersebut berupa tumbukan lenting
sempurna dengan sifat tumbukan yang demikian, maka tidak ada proses
kehilangan energi yang dimiliki partikel gas pada saat terjadi
tumbukan.Gas yang tersusun atas partikel-partikel dengan perilaku
seperti anggapan di atas pada kenyataannya tidak ada. Dalam bahasan
teoritik,diperlukan objek gas yang sesuai dengan anggapan tersebut.
Objek gas ini disebut sebagai gas ideal. Gas ideal adalah gas yang
memenuhi anggapan-anggapan berikut ini:
1) Gas terdiri atas partikel-partikel yang jumlahnya sangat banyak.
2) Partikel-partikel gas bergerak dengan laju dan arahyang beraneka
ragam, serta memenuhi Hukum Gerak Newton.
3) Partikel gas tersebar merata pada seluruh bagianruangan yang
ditempati.
4) Tidak ada gaya interaksi antarpartikel, kecuali ketikapartikel
bertumbukan.
5) Tumbukan yang terjadi antarpartikel atau antara partikeldengan
dinding wadah adalah lenting sempurna.
6) Ukuran partikel sangat kecil dibandingkan jarak antarapartikel,
sehingga bersama-sama volumenya dapat diabaikan terhadap
volume ruang yang ditempati.
B. Persamaan Gas Ideal
Teori kinetik gas memberikan jembatan antara tinjauan gas
secara mikroskopik dan makrokospik. Hukum-hukum gas seperti
hukum Boyle, Charles, dan Gay Lussac, menunjukkan hubungan antara
besaran-besaran makrokospik dari berbagai macam proses serta
perumusannya. Kata kinetik berasal dari adanya anggapan bahwa
molekul-molekul gas selalu bergerak.
6
1. Hukum Boyle
Hukum Boyle berbunyi : Bila massa dan temperatur suatu
gas dijaga konstan, maka volum gas akan berbanding terbalik
dengan tekanan mutlak
P1V1 = P2V2
(a) (b)
Gambar 1.1 sejumlah gas di dalam tabung yang mengalami kompresi dari keadaan a
ke keadaan b
2. Hukum Charles
Volume suatu gas akan bertambah jika temperatur
bertambah artinya volum dan temperatur akan berbanding lurus dan
secara matematis, kesebandingan tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut :
7
V = kT , k adalah suatu konstanta. Untuk gas dalam suatu wadah
yang mengalami perubahan volum (V) dan temperatur (T) dari
keadaan 1 ke keadaan 2 saat massa dan tekanan (P) dijaga konstan,
dapat dirumuskan sebagai berikut.
dengan ,
V1 = Volume gas mula-mula (m3)
V2 = Volume gas akhir (m3)
T1 = Temperatur gas mula-mula (K)
T2 = Temperatur gas akhir (K)
3. Hukum Gay Lussac
Hukum gas ketiga dikenal dengan hukum Gay-Lussac.
Joseph Gay-Lussac menyatakan bahwa pada volume konstan
tekanan gas berbanding lurus dengan Temperatur mutlak.
P T atau P = CT sehingga,
8
Pada berbagai eksperimen yang telah dilakukan dengan
mengubah tekanan, temperatur dan volume ternyata ada
kesebandingan antara hasil kali tekanan dan volum terhadap
tmperatur yaitu sebagai berikut.
PV ~ T
Demikian dengan massa sistem gas setelah divariasi dengan
tekanan, volume dan temperatur terdapat kesebandingan yaitu
sebagai berikut.
PV ~ m T
Untuk membuat persamaan di atas menjadi sempurna maka
diperlukan suatu konstanta pembanding adalah berbeda untuk
setiap gas jika kita menggunakan satuan massa. Oleh karena itu,
kita menggunakan satuan mol. Mol adalah satuan untuk jumlah zat.
Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat sebanyak 6,02 x 10 23
partikel. Bilangan tersebut dinamakan bilangan Avogadro (NA).
Dengan demikian, mol zat dapat dinyatakan, dengan jumlah
partikel sebagai berikut :
dimana:
n = jumlah zat (mol)
N = banyaknya partikel (molekul)
NA = bilangan Avogadro (6,02 x 1023)
Konstanta pembanding universal, yang berlaku untuk semua gas
adalah R (konstanta gas universal) sehingga persamaan keadaan
gas ideal dapat ditulis menjadi seperi :
P V = nRT
9
PV = RT
PV = NkT
dimana:
Gambar 1
Gambar 1. a sebelum balon ditiup, 1. b sebelum balon ditiup
Perhatikan balon, jika balon ditiup, maka balon akan
semakin membesar dan perlahan menjadi keras,hal ini disebabkan
semakin banyaknya partikel udara yang berada di ruang tertutup,
maka semakin besar tekanan yang diberikan oleh udara kesegala
10
arah di dalam ruang balon. Secara matematis, bagaimana tekanan
gas di ruang tertutup dapat diturunkan?
P=
dimana :
P = tekanan gas
N = jumlah partikel gas
mo = massa tiap partikel gas
2
= kuadrat rata-rata kecepatan partikel gas
V = Volume gas
Perumusan di atas dapat diperoleh dengan penjelasan
sebagai berikut :
11
Wadah berbentuk kubus dengan rusuk L maka selang waktu
diantara dua tumbukan dengn dinding yang sama adalah sebagai
berikut :
= =
12
Menurut teorema phytagoras, hubungan antara kuadrat
kecepatan dan kuadrat kecepatan masing-masing komponen dapat
dituliskan sebagai berikut :
= +
=3
P= = =
P= )
N = banyaknya molekul/partikel
13
V = volum gas (m3)
P=
P= )
P= atau Ek =
P=
dimana
N.mo menyatakan massa total dari gas tersebut, sehingga Nmo/V =
P=
14
Dari persamaan tekanan gas dimana PV = NKT maka
EK = , diperoleh :
EK =
EK =
dengan
k = tetapan Boltzman (1,38 x 10-23 J/K).
Ek = energi kinetik rata-rata molekul (J).
Dari persamaan tersebut diperoleh energi kinetik rata-rata
partikel sebanding dengan temperatur mutlak gas. Semakin tinggi
temperatur, maka makin cepat gerak molekul rata-rata
3. Kecepatan Efektif Gas Ideal
Kecapatan efektif gas ideal ditonatasikan dengan
kuadrat kecepatan
dengan
15
partikel N1 dengan kecepatan , partikel N2 dengan kecepatan
EK = =
= =
dengan
R = tetapan gas universal
Mr = massa molekul relatif
sebagai berikut :
16
= , Nm = massa total
dengan,
17
yaitu energi kinetik saja sebersar . Dalam hal ini dikatakan
E=f( )
Teorema ekipartisi
Tiap derajat kebebasan memiliki energi rata-rata sebesar ½
KT untuk tiap molekul atau ½ RT tiap mol gas, bila zat berada
dalam kesetimbangan.
Pengaruh temperatur terhadap kecepatan dan derajat
kebebasan adalah sebagai berikut :
a. Molekul gas monoatomik ( He, Ne, dan Ar)
18
Pada molekul gas monoatomik atau beratom tunggal
pada temperatur rendah (kurang dari 250 K) melakukan gerak
translasi sehingga energi yang ada masing-masing digunakan
untuk gerak translasi pada arah gerak sumbu x, sumbu y dan
sumbu z. Oleh karena itu molekul gas monoatomik dikatakan
memiliki tiga derajat kebebasan.
19
vibrasi. Jumlah derajat kebebasannya adalah f =7. Dalam
EK =
20
jumlah energi kinetik tranlasi, rotasi dan vibrasi molekul-
molekul gas yang terdapat di dalam suatu wadah tertentu.
U = N EK
Energi tersebut merupakan mikroskopik zat yang tidak
tampak dari luar. Kita hanya bisa mengukur perubahan energi
dalam. Energi kinetik dihasilkan dari gerak translasi molekul-
molekul.
keadaan awalnya.
Secara keseluruhan, energi dalam yang bergantung dari jumlah
molekul, jenis gas dan temperatur adalah sebagai berikut :
1. Gas monoatomik (f=3)
U = N EK
U = 3/2 NKT
2. Gas diatomik
Pada temperatur rendah ( memiliki f=3 maka
U = 3/2 NKT
Pada temperatur sedang ( memiliki f=5 maka
21
U = 5/2 NKT
Pada temperatur tinggi ( memiliki f=7 maka
U = 7/2 NKT
3. Untuk gas poliatomik
U= N f(1/2 KT)
22