Anda di halaman 1dari 3

FOTORESPIRASI

Fotorespirasi adalah proses respirasi yang berlangsung sangat cepat dan terjadi pada
organ fotosintesis yang terkena sinar matahari dan bergantung sepenuhnya pada cahaya.
Fotorespirasi merupakan satu contoh proses biokimia dalam tumbuhan yang kurang
menguntungkan bagi produktivitas tumbuhan tersebut. Hal ini disebabkan karena fotorespirasi
terjadi dengan mengkonsumsi O2 dan menghasilkan CO2 dengan cara mengoksidasi langsung
produk fotosintesis (glukosa) tanpa menghasilkan ATP ataupun karbohidrat secara langsung.
Akibat fotorespirasi, fotosintesis netto (bersih) menjadi jauh lebih rendah daripada seharusnya.
Fotorespirasi berasal dari kata “foto” yang artinya cahaya dan “respirasi” yang artinya
menghasilkan O2 dari CO2. Fotorespirasi disebut juga “asimilasi cahaya oksidatif”. Proses fotorespirasi
merupakan cabang dari jalur glikolat. Enzim utama yang terlibat adalah enzim yang sama dalam proses reaksi
gelap fotosintesis.

Mekanisme Fotorespirasi

Karbondioksida masuk jaringan tumbuhan melalui stomata yang terbuka. Namun ketika
siang hari dan cuaca sangat panas, stomata akan menutup untuk mengurangi penguapan air.
Menutupnya stomata ini mengakibatkan suplai CO2 menuju jaringan daun terganggu sehingga
dalam ruang antar sel daun terjadi penurunan konsentrasi CO2 dan peningkatan konsentrasi O2
hasil fotosintesis.
Keadaan ini akan memicu terjadinya proses fotorespirasi. Dalam keadaan normal enzim
rubisco (enzim ribulosa bifosfat karboksilase-oksigenase) akan mengikat CO2 sebagai subtrat
pada sisi aktif dan menggabungkannya dengan ribulosa bifosfat menjadi 3-fosfogliserat. Namun
ketika terjadi fotofosforilasi, rubisco justru akan mengikat O2 dan menjalani siklus calvin
menghasilkan menghasilkan CO2 amoniak (NH3) melalui jalur Gliserat dan Glikolat dan
berlangsung pada saat ada sinar matahari bersamaan dengan peristiwa fotosintesis. Peroksisom
dan mitokondria akan memecah molekul berkarbon 2 tersebut dan melepaskan CO2.
Berbeda dengan respirasi biasa yang terjadi pada mitokondria, fotorespirasi berlangsung
pada organel peroxisome. Fotorespirasi tidak menghasilkan energi berupa ATP dan NADP.
Energi yang dikeluarkan pada peristiwa ini hilang begitu saja berupa panas. Pada keadaan
konsentrasi CO2 rendah dan konsentrasi O2 tinggi RuBP lebih mudah mengikat O2 karena
afinitas O2 lebih tinggi dari pada CO2. Akibatnya laju fotosintesis pada kadar CO2 rendah
terutama pada tumbuhan C3. Untuk tumbuhan C4 hal ini tidak terjadi karena suplai CO2 dijamin
oleh asam malat melalui perubahannya menjadi asam piruvat dan CO2, sehingga efisiensi
fotosintesis lebih tinggi pada tanaman C4.

Fungsi Fotorespirasi

Walaupun dianggap tidak terlalu menguntungkan oleh manusia, proses ini tetap ada
dalam jaringan tumbuhan modern. Hal ini menjadikan banyak peneliti menjadi penasaran untuk
mengungkap apa sebenarnya fungsi dari fotorespirasi.
Beberapa pendapat mengungkapkan bahwa, fotorespirasi merupakan sisa-sisa evolusi
dari tumbuhan masa lampau. Berjuta-juta tahun yang lalu ketika atmosfir masih kaya CO2 dan
miskin O2, tumbuhan tidak memiliki mekanisme untuk mengeluarkan O2 dari sel sehingga O2
tersebut melalui fotorespirasi diubah kembali menjadi CO2. Atmosfer pada masa lampau
mengandung oksigen pada kadar yang rendah, sehingga fotorespirasi tidak terjadi seintensif
seperti masa kini.
Fotorespirasi dianggap bermanfaat karena menyediakan CO2 dan NH3 bebas untuk
diasimilasi ulang, sehingga dianggap sebagai mekanisme daur ulang (efisiensi). Pendapat lain
menyatakan bahwa fotorespirasi tidak memiliki fungsi fisiologis apa pun, baik sebagai penyedia
asam amino tertentu (serin dan glisin) maupun sebagai pelindung klorofil dari perombakan
karena fotooksidasi.
Karena tidak efisien, sejumlah tumbuhan mengembangkan mekanisme untuk mencegah
fotorespirasi. Untuk menekan fotorespirasi, tumbuhan C4 mengembangkan strategi ruang dengan
memisahkan jaringan yang melakukan reaksi terang (sel mesofil) dan reaksi gelap (sel selubung
pembuluh, atau bundle sheath). Sel-sel mesofil tumbuhan C4 tidak memiliki Rubisco. Strategi
yang diambil tumbuhan CAM bersifat waktu (temporal), yaitu memisahkan waktu untuk reaksi
terang (pada saat penyinaran penuh) dan reaksi gelap (di malam hari).
Namun belakangan juga diketahui bahwa fotorespirasi memiliki peran dalam menjaga
tumbuhan dari kerusakan akibat terlalu banyak cahaya. Tumbuhan yang tidak mampu melakukan
fotorespirasi karena kerusakan gen-gennya, akan lebih mudah rusak oleh radiasi matahari yang
berlebihan dibandingkan tumbuhan normal. Fotorespirasi akan meningkatkan kemampuan
tumbuhan dalam melindungi tubuhnya dari kerusakan akibat cahaya yang berlebihan sehingga
jaringan tumbuhan lebih terjaga kesetimbangannya. Fotorespirasi diketahui juga menjadi
pemasok beberapa komponen dasar proses fotosintesis.

Anda mungkin juga menyukai