Anda di halaman 1dari 17

PEREKONOMIAN CINA PADA MASA PERANG CANDU TAHUN

1839-1860 M
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Nilai Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Sejarah Perekonomian Dengan Dosen Pengampu Dra. Erlina
Wiyanarti, M.Pd dan Iing Yulianti, M.Pd.

Oleh

1808266 Wahyu Rahmatullah

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
D. Manfaat .........................................................................................................2
BAB II Penyebab Terjadinya Perang Candu I Tahun 1839-1842............................3
BAB III Penyebab Terjadinya Perang Candu II Tahun 1856-1860………….........6
BAB IV Keadaan Ekonomi Cina Pada Masa Perang Candu Tahun 1839-1860......7
BAB V Tingkat Peredaran Opium Cina Pada Masa Perang Candu
Tahun 1839-1860.................................................................................... 10
A. Tinjauan Peredaran Opium di Cina berdasarkan Teori Permintaan.............10
B. Tinjauan Peredaran Opium di Cina berdasarkan Teori Penawaran.............11

SIMPULAN...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

Sejarah Cina sangat terkenal di dunia dan memiliki perjalanan yang sangat
panjang, terbukti dengan adanya buku “Buku Besar Sejarah”. Proses
pengumpulan dan penyusunan buku referensi penting ini dimulai pada
permulaan zaman Dinasti Manchu (1644-1912) yang di dalamnya termuat
semua cerita tentang zaman purbakala yang ditulis sekitar 500 SM
(Wiriaatmadja, 2004: 40).
Cina sejak lama telah melakukan perdagangan ke luar daerahnya dan
terkenal sampai ke daerah Barat dengan komoditas-komaoditas utamanya
seperti teh, porselen, dan sutera. Jalur perdagangan darat yang
menghubungkan Cina dan dunia barat yang terkenal sudah ada sejak zaman
Dinasti Han Barat, sekitar abad ke-2 SM. Sehingga China sejak lama sudah
mendunia (Wicaksono, 2011: 1).
Hubungan perdagangan dengan bangsa Barat membuat Cina pedagang-
pedagang atau sudagar-saudagar saling mengunjungi dan bangsa Barat pada
saat itu memandang Cina hanya emporium saja. Namun saat Konstantinopel
dikuasai Islam akibat Perang Salib membuat kota sebagai pasar utama dari
bertemunya barang dagangan dari Barat dan Timur tersebut ditutup untuk
kaum nasrani yang notabene bangsa Barat. Hal ini membuat bangsa Barat
melakukan penjelajahan untuk mencari barang dagangan langsung dari
daerah penghasilnya.
Terdapat sejarah kelam ekonomi Cina pada masa Dinasti Qing, khususnya
pada tahun 1839-1860 yang merupakan puncak krisis mental dan moral
masyarakat Cina yang diakibatkan adanya penyelundupan opium yang
mengakibatkan masyarakat kecanduan barang tersebut. Krisis yang dihadapi
oleh masyarakat Cina kala itu dilakukan oleh kaum barat dan para pejabatan
istana. Dalam sejarah, krisis yang menimpa tersebut kita ketahui sebagai
sebuah perang untuk melawan peredaran opium yang dilakukan oleh kaum
barat akibat adanya imperialisme dan kapitalisme untuk dapat menembus
perdagangan di wilayah Cina yang saat itu mengalami kemajuan. Perang

1
tersebut dinamakan perang candu. Dalam hal ini, yang menjadi sorotan
adalah bagaimana keadaan ekonomi Cina pada masa perang candu dan
dampaknya bagi kehidupan masyarakat cina yang berakhir pada perjanjian-
perjanjian terhadap kaum barat yang isinya dinilai merugikan Cina.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang menyebabkan terjadinya perang candu I tahun 1839-1842 ?


2. Apa yang meyebabkan terjadinya perang candu II tahun 1856-1860 ?
3. Bagaimana keadaan ekonomi Cina pada masa perang candu Tahun
1839-1860 ?
4. Bagaimana tingkat peredaran opium Cina pada masa perang candu
Tahun 1839-1860 ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya perang candu I Tahun 1839-


1842.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya perang candu II tahun 1856-
1860.
3. Untuk mengetahui keadaan ekonomi Cina pada masa perang candu I
dan II
4. Untuk mengetahui tingkat peredaran opium Cina pada masa perang
candu 1839-1860

D. Manfaat

1. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengkaji Sejarah


Perekonomian khususnya didalam perekonomian cina pada masa
perang candu.

BAB II
PENYEBAB TERJADINYA PERANG CANDU I
Tahun 1839-1842

Dalam perjalanan peradabannya, Cina merupakan sebuah bangsa yang


memiliki sejarah peradaban yang besar yang telah berlangsung selama ribuan
tahun. Banyak dinasti-dinasti besar berdiri di dataran Cina yang menghasilkan

2
banyak kebudayaan yang tak jarang diadopsi oleh bangsa Asia disekitarnya
hingga disebut sebagai Mother Of Culture. Tetapi, pada masa Dinasti Qing atau
dikenal juga dengan Dinasti Manchu, terjadi krisis kebudayaan yang disebebkan
oleh sebuah barang yang dibawa oleh bangsa asing ynang disebut dengan opium
(candu).
Candu atau yang umum dikenal dengan nama opium merupakan sejenis
tanaman yang dihasilkan dari tanaman opium poppy yang berasal dari Turki.
Candu (opium) mulai dikenalkan ke Cina pada abad 4 – 7 Masehi oleh pedagang
Arab dan mulai dibudidayakan secara meluas di China. Candu (opium) ini
khususnya yang mentah mengandung morfin, kodein, noskapin dan alkaloid lain
dengan sifat analgesik dan dapat dikonsumsi secara mentah, tetapi pada umumnya
candu (opium) mentah direbus lalu dikeringkan yang kemudian dibuat rokok.
Pada mulanya, sekitar abad ke- 11 M candu (opium) di Cina digunakan
untuk pengobatan seperti diare, menginduksi tidur, dan mengurangi rasa sakit
pada penyakit seperti disentri dan kolera. Tetapi seiring berjalannya waktu,
penggunaan candu (opium) menjadi suatu barang pemenuhan nafsu masyarakat
Cina yang berujung pada krisis peradaban Cina yang besar. Yang kemudian
berdampak pada perang Cina melawan bangsa asing dalam menanggulangi krisis
tersebut.
Krisis tersebut mulai terjadi sejak adanya perdagangan Cina dengan
bangsa asing khususnya Inggris. Inggris datang ke Cina pada tahun 1637 Masehi
dan diizinkan untuk membuka stasiun perdagangan di Kanton (Guangzhou), Cina
Selatan pada 1715 Masehi. Karena Cina dikenal dengan peradaban yang sangat
tinggi dan memiliki peraturan bahwa kota-kota tertentu dilarang dimasuki oleh
bangsa asing, maka diberlakukanlah sistem kanton ( Canton Trade ) yang
berlangsung sejak abad ke- 17 – awal abad ke- 19 Masehi. Dalam sistem kanton
ini, diberlakukan aturan yang menetapkan bahwa perdagangan dengan asing
hanya dapat dilakukan di wilayah selatan Cina, tepatnya di kanton (Guangzhou),
sehingga saat itu Cina berhasil menundukkan para pedagang asing di bawah
kekuasaannya.
Tetapi Inggris yang telah membentuk kongsi dagang yakni East India
Company (EIC) bebrapa dekade sebelumnya dan telah menjalankan operasi
perdagangan tiga negara antara Inggris, India dan Cina dengan pola perdagangan
yang nantinya mengarah pada Perang Candu.

3
Karena Inggris merasa adanya ketidakmseimbangan dimana inggris harus
membayar sengan perak untuk mendapatkan barang-barang dari Cina, sehingga
Inggris mengubah komoditi dari India yang awalnya kapas menjadi candu
(opium), dan kebijakan Inggris tersebut membawa kesuksesan dimana banyak dari
masyarakat Cina yang menggemari komoditi tersebut. Hingga masyarakat Cina
pada saat itu kecanduan akan candu (opium) yang berujung pada dikeluarkannya
dekrit kekaisaran Yang Chin pada tahn 1729 Masehi karena penggunaan candu
(opium) yang semakin meningkat. Pelarangan ini dikarenakan efeknya yang
berakibat buruk. Mulai tahun 1799 Masehi larangan-larangan terhadap peredaran
dan konsumsi opium secara resmi diberlakukan.

Karena peredaran candu (opium) yang telah dilarang oleh kekaisaran


dinasti Qing, maka Inggris mencoba menjual candu (opium) kepada pengusaha
swasta Inggris yang nantinya mulai diselundupkan ke Cina melalui para pejabat
dan pedagang Cina yang korup. Diselundupkannya candu tersebut dikarenakan
meningkatnya pecandu opium di Cina sehingga mendatangkan keuntungan yang
besar bagi Inggris. Mengalami krisis yang begitu mencoreng peradaban Cina yang
agung tersebut, kaisar Daoguang mengutus seorang pejabat bernama Lin Zexu
(1785-1850) untuk mengatasi penyelundupan candu di Kanton dengan kekuasaan
penuh. Ditunjuknya Lin untuk mengatasi penyelundupan candu tersebut, karena
jarak yang jauh dari ibukota pemerintahan di bagian utara dengan daerah Kanton
di bagian selatan sehingga pemerintah pusat tidak sanggup mengendalikan para
pejabat dan pedangan Cina yang korup.

Lin meminta agar pihak Inggris agar menyerahkan candu yang ada di
tempat tersebut. Ketika Charles Elliot, kepala pedagang Inggris,
menolak tunutan ini, Lin engepung gudang tempat penyimpanan
candu, di mana di dalamnya terdapat 300 pekerja dan karyawan.
Empat pilih hari kemudian, karena kelaparan mereka akhirnya
menyerah. Candu sebanyak 22.291 peti ditenggelamkan ke laut. Lebih
jauh lagi, Lin memaksa pihak Inggris agar menanda-tangani perjanjian
untuk tidak menyelundupkan candu lagi. Selanjutnya, pada bulan Mei
1839, semua pejabat EIC (East India Company, perusahaan dagang
Inggris, semacam VOC dipaksa meninggalkan Kanton. ( Taniputera,
2009 hlm. 508 ).
Ternyata, atas tindakan yang dilakukannya kepada Inggris megakibatkan
kemarahan Inggris, sehingga pada bulan November 1839 Inggris mengirim kapal

4
perang dari India dan menembaki kapal perang Cina tanpa ada pernyataan perang
sebelumnya. Tak lama kemudia, Inggris membombardir pantai Tenggara Cina dan
dengan keunggulan dalam hal persenjatan dengan mudah Inggris dapat menguasai
kota-kota pelabuhan seperti Hongkong, Kanton, Xiamen, Ningbo, Fuzhou, dan
Shanghai. Dan pada bulan Agustus 1942, dengan kekuatan 80 kapal perang
Inggris bergerak menuju Nianjing. Kaisar Daoguang yang tidak menemukan cara
lain untuk mengatasi serangan Inggris akhirnya menyatakan menyerah pada pihak
Inggis. Pemerintah Cina pun dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Nanjing
yang isisnya sangat merugikan Cina. Sebenarnya dengan perjanjian Nanjing pun
permasalahan penyelundupan candu di Cina belum terselesikan, justru muncul
tuntutan dari Amerika dan Prancis meminta hak yang sama dengan Inggris seperti
yang tercantum dalam perjanjian Nanjing. Dan dengan ditanda-tanganinya
perjanjian Nanjing ini mengakhiri sistem kanton yang sudah diteapkan kembali
sejak abad ke-17 Masehi.

BAB III
PENYEBAB TERJADINYA PERANG CANDU II
Tahun 1856-1860

Perang Candu II adalah kelanjutan dari ambisi imperialisme Eropa di


Cina. Pihak Eropa yang telah mendapatkan hak-hak dagang khusus di Cina,
berambisi untuk memperluas kekuasaannya.
Pihak Inggris ingin memperkuat pengaruhnya di Cina dengan memaksa
Dinasti Qing memperluas wilayah perjanjian Nanjing. Pada tahun 1854, mereka
menuntut seluruh Cina dijadikan wilayah dagang terbuka bagi East India

5
Company, perdagangan candu dilegalkan, dan diperbolehkannya duta besar
Inggris ditempatkan di Beijing. Tuntutan serupa disertai datangnya dari Amerika
Serikat dan Prancis. Akan tetapi, pemerintah Dinasti Qing menolak semua
tuntutan tersebut, sehingga hubungan Cina dan Barat menjadi memanas.
Perang Candu II secara khusus dipicu oleh tindakan pejabat Dinasti Qing
yang menghentikan kapal bernama Arrow, kapal Cina yag telah diregistrasi di
Hongkong (kapal tersebut dikapteni orang Inggris dan seluruh awaknya
merupakan warga Cina). Kapal Tiongkok akan menyelundupkan sesuatu, mereka
meregistrasikan kapalnya di Hongkong, sehingga dapat berlayar di bawah bendera
Inggris dan terhindar dari jeratan hukum Cina.
Pada tanggal 8 Oktober 1856 kapal tersebut berlabuh di Kanton. Kapal
tersebut dihentikan oleh pemerintahan cina karena diduga akan menyeludupkan
sesuatu ke wilayah cina. Semua penghuni kapal ditahan, dan pemerintah inggris
tidak menerima atas tahanannya. Pihak inggris melaporkan kepada kantornya
bahwa cina telah menghina bendera inggris dan melanggar perjanjian
ekstrateritorial dengan inggris. Walaupun cina tidak merasa bahwa telah
melanggar perjanjian dan menghina bendera tetap saja oleh pihak inggris
menuntut cina meminta maaf atas tindakannya.
Pada tahun 1857 pasukan Inggris mulai menggempur kanton. Prancis ikut
bergabung karena misionaris prancis dihukum mati oleh pemerintah Cina. Kanton
berhasil dirbeut dan mereka bergerak menuju Beijing.Perang Candu II baru
berakhir setelah pihak Cina bersedia menandatangani Perjanjian Tianjin pada
bulan Juni 1858. Perjanjian tersebut adalah menandakan cina telah menyerah oleh
inggris.

BAB IV
KEADAAN EKONOMI CINA PADA MASA PERANG CANDU Tahun
1839-1860

Krisis yang dihadapi Cina dalam mengatasi peredaran opium (candu)


nampaknya berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi masyarakat di bawah
dinasti Qing saat itu. Dapat dikatakan demikian, karena terjadinya kecanduan
yang dialami rakyat Cina mengharuskannya untuk terus membeli opium tersebut.
Karena, jika tidak mengkonsumsi opium bagi mereka yang telah kecanduan akan
merasakan efek samping seperti kejang, pusing dan bahkan kematian karena nafsu

6
yang tidak terpenuhi. Karena hal tersebut segala cara dilakukan untuk
mendapatkan barang tersebut yang tak jarang berujung pada tindakan kriminal.

Terlebih lagi, opium yang dikonsumsi rakyat Cina saat itu merupakan hasil
impor dari India yang dibawa oleh pedagang Inggris bahkan pedagang asing lain
yang melihatnya sebagai peluang untuk mendapat keuntungan yang besar. Karena
impor yang semakin meningkat mngakibatkan kas negara yang merugi. Para
pedagang Cina juga terpaksa pergi berdagang keluar yang diakibatkan oleh impor
tersebut. Keadaan ekonomi Cina yang demikian pada masa perang candu
menambah daftar kesengsaraan rakyat kala itu.

Saat perang candu I selesai dengan pernyataan menyerah Cina kepada


Inggris ternyata tidak menjadikan keadaan ekonomi Cina yang lebih baik. Hal ini
dikarenakan selepas perang dihentikan, Cina dipaksa Inggris untuk
menandatangani perjanjian yang dibuat dengan perjanjian Nanjing tahun 1842
yang isinya merugikan pihak Cina. Adapun isi dari perjanjian Nanjing yang jika
dianalisis makin memperparah keadaan ekonomi Cina adalah sebagai berikut

1. Lima pelabuhan, yatitu Kanton, Amoy, Foochow, Ningpo dan Shanghai


harus dibuka bagi jalur perdagangan asing dan Inggris boleh mengangkat
konsul-konsul di setiap kota pelabuhan tersebut.
2. Wakil-wakil dari Inggris boleh mengadakan hubungan dagang atas dasar
sama derajat dengan para pembesar Cina.
3. Cina harus mengadakan dan mengumumkan tarif bea dan cukai yang tetap.
4. Penghapusan sistem Ko-Hong.
5. Hongkong diserahkan kepada Inggris.
6. Pembayaran ganti rugi kepada Inggris sebesar enam juta dolar.
(Rochiati, 2003, hlm. 225)

Berdasarkan isi perjanjian Nanjing yang dilakukan Cina dengan Inggris


jika dianalisis pada dampaknya terhadap perekonomian Cina dapat diketahui
bahwa dengan dibukanya lima pelabuhan untuk jalur perdagangan asing
mengakibatkan masyarakat yang harus bersaing dengan pedagang asing.
Walaupun ada kemungkinan dampak positif seperti semakin banyak produk lokal
Cina yang dibeli oleh pedagang asing untuk dijual kembali.

7
Selanjutnya dengan penghapusan sistem Ko-Hong ( Kanton Hong ) yang
selama ini dijalankan untuk menjaga kestabilan ekonomi Cina tanpa adanya
campur tangan asing, setelah perjanjian Nanjing ditangani nampaknya dominasi
pedagang asing akan mulai menyebar ke wilayah Cina yang lain. Dan juga kas
Cina yang merugi nampaknya belum bisa ditanggulangi oleh pemerintahan Qing
saat itu, karena dalam perjanjian Nanjin Cina diminta Inggris untuk membayar
ganti rugi sebesar enam juta dolar yang tentunya dalam pemenuhan tuntutan
tersebut uang yang diperoleh dari pajak yang diambil dari rakyat serta sektor
perdagangan yang tentunya sangat memberatkan, karena saat itu sedang krisis
kecanduan opium (candu). Sehingga dapat dilihat keadaan ekonomi Cina pada
masa perang candu I yang dipengaruhi sejak pasca, saat dan pra perang terjadi.

Setelah berakhirnya perang candu I berlanjut adanya pergolakan


pemerintah cina dengan inggris. Pergolakan yang terjadi mengakibatkan adanya
perang candu ke II. Perang candu ini permasalahannya masih berada pada
penyeludupan opium candu dan yang lainnya melebar menjadi masalah besar.
Perjanjian Tianjin adalah titik kesepakatan dan menyerahnya pemerintah cina oleh
inggris. Berikut isi dari perjanjian Tianjin:

 Inggris, Prancis, Amerika, dan Rusia diizinkan membuka kedutaan di


Beijing, yang saat itu merupakan kota tertutup bagi orang asing.
 Sepuluh pelabuhan baru dibuka bagi bangsa Barat, termasuk Danshui,
Hankou, Niuzhuang, dan Nanjing.
 Pemberian izin kunjungan orang asing ke pedalaman Cina, baik untuk
urusan dagang atau kegiatan misionaris.
 Cina harus membayar kerugian perang sebesar 4 juta tail perak pada
Inggris dan 2 juta pada Prancis.
 Pelarangan menyebut bangsa Barat sebagai yi (barbar).

Perjanjian Tianjin sangat merugikan perekonomian cina, yang pada saat itu
perdagangan cina dengan bangsa lain terhambat karena pelabuhan dikuasai oleh
pihak inggris. Pemerintah Cina harus membayar hutang yang sangat besar kepada
pemerintah Inggris. Perekonomian cina sedang mengalami penurunan pendapatan
pada saat perang candu II dan krisis mental permintaan candu semakin meluas ke
wilayah cina. Candu yang diseludupkan dan dilegalkan merugikan pihak cina

8
untuk para pedegang cina yang kecanduan untuk membeli opium candu tersebut.
Akhir dari perang candu II bahwa candu telah dilegalkan di dataran cina sampai
saat ini.

BAB V
TINGKAT PEREDARAN CANDU DI CINA PADA MASA PERANG
CANDU Tahun 1839-1860

C. Tinjauan Peredaran Opium di Cina berdasarkan Teori Permintaan

Permintaan adalah keadaan dimana jumlah barang yang akan dibeli atau
menjadi keperluan pembeli (konsumen) dengan harga tertetu. Adapun hukum
permintaan menurut Kurnia dan Made, 2015 adalah manakala keadaan
dengan kondisi semua hal dianggap sama, ketika suatu harga barang naik,
konsumen cenderung akan mengurangi kuantitas barang tersebut.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa setelah adanya hubungan dagang
dengan asing dan masuknya opium, Cina mengalami krisis yang membuat
buruk citra bangsa. Krisis yang dialami Cina nampaknya sulit teratasi karena

9
opium yang kala itu (pasca, saat maupun pra perang candu) menjadi barang
konsumsi masyarakat yang permintaannya kian meningkat. Hal ini dapat
dilihat berdasarkan grafik di bawah ini.

(Hayes, Jack Patrick.Asia Pacific Foundation of Canada. Fondation Asie


Pacifique du Canada. The Opium Wars In China).

Berdasarkan grafik diatas pada kurun waktu tahun 1839-1863 impor


opium dari India atau menurut Ivan Taniputera lebih tepatnya disebut
penyelundupan yang dibawa Inggris ke Cina meningkat dari rata-rata 1.000-
3.000 ton. Pada rentang tahun tersebut khususnya tahun 1839-1842
merupakan masa krisis dimana terjadinya perang candu I. Selanjutnya,
kenyataan bahwa pengimporan opium meningkat tentunya didasari atas
permintaan dari rakyat Cina yang semakin tinggi dikarenakan rakyat yang
telah kecanduan. Dalam buku History Of China, yang ditulis oleh Ivan
Taniputera, “ Jumlah pecandu semakin meningkat di kalangan rakyat, dan
selain itu adanya seorang pangeran yang menjadi pecandu...” ( Taniputera,
2009, hlm.507 ).

Dari pengertian dan hukum permintaan jika dihbungkan dengan peredaran


opium pada masa perang candu di Cina, dapat diketahui bahwa meningkatnya
permintaan dikarenakan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat terlebih
karena faktor kecanduan yang memaksakan masyarakat untuk terus membeli

10
opium dari pedagang asing. Belum lagi dilegalkannya opium candu di
datararan cina setelah berakhirnya perang candu II menyebabkan peredaran
dan permintaan opium candu semakin bebas dan meningkat dari sebelumnya.

D. Tinjauan Peredaran Opium di Cina berdasarkan Teori Penawaran

Penawaran adalah berbagai macam dan jumlah barang yang hendak


ditawarkan pedagang kepada pembeli dengan harga tertentu. Adapun hukum
penawaran menurut Kurnia dan Made, 2015 adalah ketika harga dari suatu
barang naik, maka mansyaratkan meningkatnya suplier (pemasokan) dengan
peningkatan kuantitas dari barang.

Pada masa krisis tersebut ( perang candu I ) nampaknya tidak menyurutkan


usaha pedagang Inggris untuk tetap menyelundupkan opium ke Cina.
Pasalnya pada tahun 1834, tepatnya 5 tahun sebelum terjadinya perang candu
I tahun 1839, Inggris menjalankan siasat ekonominya dengan menawarkan
opium dengan harga yang lebih murah. Tujuan pedagang Inggris menurunkan
harga tersebut guna menarik lebih banyak rakyat untuk mengkonsumsi
opium. Namun, setelah banyak rakyat yang kecanduan opium dan permintaan
opium semakin meningkat maka penawaran harga yang diberikan kepada
rakyat menjadi naik.

Ini mencapai titik krisis ketika, pada tahun 1834,


Perusahaan Hindia Timur Britania kehilangan monopoli
atas opium Inggris. Untuk bersaing untuk pelanggan,
penjual menurunkan harga jual mereka, yang
memudahkan lebih banyak orang di China untuk
membeli opium, sehingga menyebarkan penggunaan dan
penambahan lebih lanjut.
(Hayes, Jack Patrick.Asia Pacific Foundation of
Canada. Fondation Asie Pacifique du Canada. The
Opium Wars In China).

Siasat ekonomi tersebut terus berlanjut dan berhasil dilaksanakan karena


semakin lama semakin banyak orang mengkonsumsi opium (dapat dilihat
pada grafik sebelumnya). Sehingga dapat diketahui faktor lain yang

11
mengakibatkan meningkatnya konsumsi opium di Cina, selain adanya impor
(penyelundupan) besar-besaran yang dilakukan pedagang asing.

Kemudian, jika kita hubungkan antara hukum penawaran dengan


peredaran opium pada masa perang candu I, dapat diketahui bahwa pedagang
asing (suplier) meningkatkan penyelundupan opium dikarenakan adanya
permintaan yang tinggi sehingga diperlukannya suplier barang yang banyak,
dan karena sudah menjadi suatu kebutuhan maka siasat yang sebelumnya
dilakukan dengan menurunkan harga, selanjutnya menjadi tinggi karena
keadaan pasar yang memungkinkan. Adapun pada masa perang candu II
tingkat peredaran dan opium candu semakin bebas meningkat
barangnya,ditambah oleh opium candu yang sudah dilegalkan didataran cina
menjadikan permintaan dan jumlah peredaran opium semakin meningkat dari
sebelumnya.

SIMPULAN

Peradaban Cina adalah peradaban yang maju dan memiliki sejarah yang
panjang. Dari sejarahnya sampai sekarang cina menjadi Negara yang
perekonomiannya sangat maju disemua berbagai Negara. Dibawah pimpinan
kaisar dari banyaknya dinasti menjadi bukti kejayaan cina sampai berkembang
pesat. Akan tetapi, kekuatan kejayaan cina yang sangat maju mengalami
kemunduran yang disebabkan oleh Opium atau Candu yang menjadi titik
kelemahan masyarakat Cina pada saat itu.

Awalnya penggunaan opium digunakan untuk pengobatan di Cina, karena


adanya keserakahan dan tujuan bangsa asing untuk menghancurkan pemerintah
cina. Latar belakang bangsa asing melakukan hal tersebut karena pemerintah Cina
dalam perekonomiannya kala itu tertutup dan memiliki satu pusat di selatan Cina
dalam perdagangannya dari berbagai bangsa asing terjadi penyelewengan pada
kala itu..

12
Krisis yang dihadapi Cina saat itu, agaknya membuat pemerintah sibuk.
Sibuk dalam menanggulangi rakyat yang sudah kecanduan serta menghentikan
peredaran candu yang melemahkan sendir perekonomian Cina. Hal ini
dikarenakan karena rakyat yang kecanduan menjadi miskin karena harus membeli
candu yang jika tidak mengkonsumsi akan mengalami gejala seperti kejang,
kesakitan, pusing bahkan kematian. Sehingga kelaparan pun terjadi karena
jarangnya rakyat yang bertani dan berkebun. Serta pejabat yang korup yang ikut
menyelundupkan Candu menjadikan sendi pemerintahan semakin melemah.

Usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah cina dalam mengatasi


peredaran candu menjadikan sebuah konflik terjadinya perang yang membuat
pemerintah Cina menyerah. Kemarahan Inggris dan bertekad keras untuk
memperluas imprealisme dapat berjalan lancer di Cina. Cina akhirnya menyerah
pada perang candu II yang membuat Opium atau candu di dataran Cina di
legalkan. Opium di dataran Cina meningkat jumlahnya dan menyebar ke seluruh
masyarakat yang merugikan Negara Cina.

DAFTAR PUSTAKA

Mittler, Rana.2011. China Modern Menguasai Dunia. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Kurniawan, Paulus dan Made Kembar Sri Budi.2015. Pengantar Ekonomi Mikro
& Makro.Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Gifford,Clive. 2009. Enskilopedia Sejarah dan Budaya : Sejarah dunia jilid V.


Terj.Nino Oktorino.Jakarta:Lentera Abadi.

Taniputera, Ivan.2009.History Of China.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Wiraatmadja, Rochiati, dkk.2003.Sejarah Dan Peradaban Cina : Analisis


Filosofis-Historis Dan Sosio-Antropologis.Bandung: Humaniora.

13
Erlangga. 2009. China: Sebuah Potret Bangsa, Alam, dan Budaya. Jakarta:
Erlangga.

Zwijndregt, Van J.1958.Fasal-Fasal Ekonomi I Nilai dan Harga Pembentukan


Pendapatan.Jakarta : J.B. Wolters.

Hayes, Jack Patrick.Asia Pacific Foundation of Canada. Fondation Asie Pacifique


du Canada. The Opium Wars In China, diakses di
https://asiapacificcurriculum.ca/system/files/2017-11/The%20Opium
%20Wars%20in%20China%20-%20Background%20Reading_1.pdf, pada
22 Mei 2018.

Miron, A. Jeffrey and Chris Feige.2005. The Opium Wars, Opium Legalization,
and Opium Consumption in China. Working Paper 11355 NATIONAL
BUREAU OF ECONOMIC RESEARCH 1050 Massachusetts Avenue
Cambridge, MA 02138, diakses di http://www.nber.org/papers/w11355.
pada 22 Mei 2018.

14

Anda mungkin juga menyukai