1839-1860 M
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Nilai Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Sejarah Perekonomian Dengan Dosen Pengampu Dra. Erlina
Wiyanarti, M.Pd dan Iing Yulianti, M.Pd.
Oleh
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
D. Manfaat .........................................................................................................2
BAB II Penyebab Terjadinya Perang Candu I Tahun 1839-1842............................3
BAB III Penyebab Terjadinya Perang Candu II Tahun 1856-1860………….........6
BAB IV Keadaan Ekonomi Cina Pada Masa Perang Candu Tahun 1839-1860......7
BAB V Tingkat Peredaran Opium Cina Pada Masa Perang Candu
Tahun 1839-1860.................................................................................... 10
A. Tinjauan Peredaran Opium di Cina berdasarkan Teori Permintaan.............10
B. Tinjauan Peredaran Opium di Cina berdasarkan Teori Penawaran.............11
SIMPULAN...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Sejarah Cina sangat terkenal di dunia dan memiliki perjalanan yang sangat
panjang, terbukti dengan adanya buku “Buku Besar Sejarah”. Proses
pengumpulan dan penyusunan buku referensi penting ini dimulai pada
permulaan zaman Dinasti Manchu (1644-1912) yang di dalamnya termuat
semua cerita tentang zaman purbakala yang ditulis sekitar 500 SM
(Wiriaatmadja, 2004: 40).
Cina sejak lama telah melakukan perdagangan ke luar daerahnya dan
terkenal sampai ke daerah Barat dengan komoditas-komaoditas utamanya
seperti teh, porselen, dan sutera. Jalur perdagangan darat yang
menghubungkan Cina dan dunia barat yang terkenal sudah ada sejak zaman
Dinasti Han Barat, sekitar abad ke-2 SM. Sehingga China sejak lama sudah
mendunia (Wicaksono, 2011: 1).
Hubungan perdagangan dengan bangsa Barat membuat Cina pedagang-
pedagang atau sudagar-saudagar saling mengunjungi dan bangsa Barat pada
saat itu memandang Cina hanya emporium saja. Namun saat Konstantinopel
dikuasai Islam akibat Perang Salib membuat kota sebagai pasar utama dari
bertemunya barang dagangan dari Barat dan Timur tersebut ditutup untuk
kaum nasrani yang notabene bangsa Barat. Hal ini membuat bangsa Barat
melakukan penjelajahan untuk mencari barang dagangan langsung dari
daerah penghasilnya.
Terdapat sejarah kelam ekonomi Cina pada masa Dinasti Qing, khususnya
pada tahun 1839-1860 yang merupakan puncak krisis mental dan moral
masyarakat Cina yang diakibatkan adanya penyelundupan opium yang
mengakibatkan masyarakat kecanduan barang tersebut. Krisis yang dihadapi
oleh masyarakat Cina kala itu dilakukan oleh kaum barat dan para pejabatan
istana. Dalam sejarah, krisis yang menimpa tersebut kita ketahui sebagai
sebuah perang untuk melawan peredaran opium yang dilakukan oleh kaum
barat akibat adanya imperialisme dan kapitalisme untuk dapat menembus
perdagangan di wilayah Cina yang saat itu mengalami kemajuan. Perang
1
tersebut dinamakan perang candu. Dalam hal ini, yang menjadi sorotan
adalah bagaimana keadaan ekonomi Cina pada masa perang candu dan
dampaknya bagi kehidupan masyarakat cina yang berakhir pada perjanjian-
perjanjian terhadap kaum barat yang isinya dinilai merugikan Cina.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II
PENYEBAB TERJADINYA PERANG CANDU I
Tahun 1839-1842
2
banyak kebudayaan yang tak jarang diadopsi oleh bangsa Asia disekitarnya
hingga disebut sebagai Mother Of Culture. Tetapi, pada masa Dinasti Qing atau
dikenal juga dengan Dinasti Manchu, terjadi krisis kebudayaan yang disebebkan
oleh sebuah barang yang dibawa oleh bangsa asing ynang disebut dengan opium
(candu).
Candu atau yang umum dikenal dengan nama opium merupakan sejenis
tanaman yang dihasilkan dari tanaman opium poppy yang berasal dari Turki.
Candu (opium) mulai dikenalkan ke Cina pada abad 4 – 7 Masehi oleh pedagang
Arab dan mulai dibudidayakan secara meluas di China. Candu (opium) ini
khususnya yang mentah mengandung morfin, kodein, noskapin dan alkaloid lain
dengan sifat analgesik dan dapat dikonsumsi secara mentah, tetapi pada umumnya
candu (opium) mentah direbus lalu dikeringkan yang kemudian dibuat rokok.
Pada mulanya, sekitar abad ke- 11 M candu (opium) di Cina digunakan
untuk pengobatan seperti diare, menginduksi tidur, dan mengurangi rasa sakit
pada penyakit seperti disentri dan kolera. Tetapi seiring berjalannya waktu,
penggunaan candu (opium) menjadi suatu barang pemenuhan nafsu masyarakat
Cina yang berujung pada krisis peradaban Cina yang besar. Yang kemudian
berdampak pada perang Cina melawan bangsa asing dalam menanggulangi krisis
tersebut.
Krisis tersebut mulai terjadi sejak adanya perdagangan Cina dengan
bangsa asing khususnya Inggris. Inggris datang ke Cina pada tahun 1637 Masehi
dan diizinkan untuk membuka stasiun perdagangan di Kanton (Guangzhou), Cina
Selatan pada 1715 Masehi. Karena Cina dikenal dengan peradaban yang sangat
tinggi dan memiliki peraturan bahwa kota-kota tertentu dilarang dimasuki oleh
bangsa asing, maka diberlakukanlah sistem kanton ( Canton Trade ) yang
berlangsung sejak abad ke- 17 – awal abad ke- 19 Masehi. Dalam sistem kanton
ini, diberlakukan aturan yang menetapkan bahwa perdagangan dengan asing
hanya dapat dilakukan di wilayah selatan Cina, tepatnya di kanton (Guangzhou),
sehingga saat itu Cina berhasil menundukkan para pedagang asing di bawah
kekuasaannya.
Tetapi Inggris yang telah membentuk kongsi dagang yakni East India
Company (EIC) bebrapa dekade sebelumnya dan telah menjalankan operasi
perdagangan tiga negara antara Inggris, India dan Cina dengan pola perdagangan
yang nantinya mengarah pada Perang Candu.
3
Karena Inggris merasa adanya ketidakmseimbangan dimana inggris harus
membayar sengan perak untuk mendapatkan barang-barang dari Cina, sehingga
Inggris mengubah komoditi dari India yang awalnya kapas menjadi candu
(opium), dan kebijakan Inggris tersebut membawa kesuksesan dimana banyak dari
masyarakat Cina yang menggemari komoditi tersebut. Hingga masyarakat Cina
pada saat itu kecanduan akan candu (opium) yang berujung pada dikeluarkannya
dekrit kekaisaran Yang Chin pada tahn 1729 Masehi karena penggunaan candu
(opium) yang semakin meningkat. Pelarangan ini dikarenakan efeknya yang
berakibat buruk. Mulai tahun 1799 Masehi larangan-larangan terhadap peredaran
dan konsumsi opium secara resmi diberlakukan.
Lin meminta agar pihak Inggris agar menyerahkan candu yang ada di
tempat tersebut. Ketika Charles Elliot, kepala pedagang Inggris,
menolak tunutan ini, Lin engepung gudang tempat penyimpanan
candu, di mana di dalamnya terdapat 300 pekerja dan karyawan.
Empat pilih hari kemudian, karena kelaparan mereka akhirnya
menyerah. Candu sebanyak 22.291 peti ditenggelamkan ke laut. Lebih
jauh lagi, Lin memaksa pihak Inggris agar menanda-tangani perjanjian
untuk tidak menyelundupkan candu lagi. Selanjutnya, pada bulan Mei
1839, semua pejabat EIC (East India Company, perusahaan dagang
Inggris, semacam VOC dipaksa meninggalkan Kanton. ( Taniputera,
2009 hlm. 508 ).
Ternyata, atas tindakan yang dilakukannya kepada Inggris megakibatkan
kemarahan Inggris, sehingga pada bulan November 1839 Inggris mengirim kapal
4
perang dari India dan menembaki kapal perang Cina tanpa ada pernyataan perang
sebelumnya. Tak lama kemudia, Inggris membombardir pantai Tenggara Cina dan
dengan keunggulan dalam hal persenjatan dengan mudah Inggris dapat menguasai
kota-kota pelabuhan seperti Hongkong, Kanton, Xiamen, Ningbo, Fuzhou, dan
Shanghai. Dan pada bulan Agustus 1942, dengan kekuatan 80 kapal perang
Inggris bergerak menuju Nianjing. Kaisar Daoguang yang tidak menemukan cara
lain untuk mengatasi serangan Inggris akhirnya menyatakan menyerah pada pihak
Inggis. Pemerintah Cina pun dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Nanjing
yang isisnya sangat merugikan Cina. Sebenarnya dengan perjanjian Nanjing pun
permasalahan penyelundupan candu di Cina belum terselesikan, justru muncul
tuntutan dari Amerika dan Prancis meminta hak yang sama dengan Inggris seperti
yang tercantum dalam perjanjian Nanjing. Dan dengan ditanda-tanganinya
perjanjian Nanjing ini mengakhiri sistem kanton yang sudah diteapkan kembali
sejak abad ke-17 Masehi.
BAB III
PENYEBAB TERJADINYA PERANG CANDU II
Tahun 1856-1860
5
Company, perdagangan candu dilegalkan, dan diperbolehkannya duta besar
Inggris ditempatkan di Beijing. Tuntutan serupa disertai datangnya dari Amerika
Serikat dan Prancis. Akan tetapi, pemerintah Dinasti Qing menolak semua
tuntutan tersebut, sehingga hubungan Cina dan Barat menjadi memanas.
Perang Candu II secara khusus dipicu oleh tindakan pejabat Dinasti Qing
yang menghentikan kapal bernama Arrow, kapal Cina yag telah diregistrasi di
Hongkong (kapal tersebut dikapteni orang Inggris dan seluruh awaknya
merupakan warga Cina). Kapal Tiongkok akan menyelundupkan sesuatu, mereka
meregistrasikan kapalnya di Hongkong, sehingga dapat berlayar di bawah bendera
Inggris dan terhindar dari jeratan hukum Cina.
Pada tanggal 8 Oktober 1856 kapal tersebut berlabuh di Kanton. Kapal
tersebut dihentikan oleh pemerintahan cina karena diduga akan menyeludupkan
sesuatu ke wilayah cina. Semua penghuni kapal ditahan, dan pemerintah inggris
tidak menerima atas tahanannya. Pihak inggris melaporkan kepada kantornya
bahwa cina telah menghina bendera inggris dan melanggar perjanjian
ekstrateritorial dengan inggris. Walaupun cina tidak merasa bahwa telah
melanggar perjanjian dan menghina bendera tetap saja oleh pihak inggris
menuntut cina meminta maaf atas tindakannya.
Pada tahun 1857 pasukan Inggris mulai menggempur kanton. Prancis ikut
bergabung karena misionaris prancis dihukum mati oleh pemerintah Cina. Kanton
berhasil dirbeut dan mereka bergerak menuju Beijing.Perang Candu II baru
berakhir setelah pihak Cina bersedia menandatangani Perjanjian Tianjin pada
bulan Juni 1858. Perjanjian tersebut adalah menandakan cina telah menyerah oleh
inggris.
BAB IV
KEADAAN EKONOMI CINA PADA MASA PERANG CANDU Tahun
1839-1860
6
yang tidak terpenuhi. Karena hal tersebut segala cara dilakukan untuk
mendapatkan barang tersebut yang tak jarang berujung pada tindakan kriminal.
Terlebih lagi, opium yang dikonsumsi rakyat Cina saat itu merupakan hasil
impor dari India yang dibawa oleh pedagang Inggris bahkan pedagang asing lain
yang melihatnya sebagai peluang untuk mendapat keuntungan yang besar. Karena
impor yang semakin meningkat mngakibatkan kas negara yang merugi. Para
pedagang Cina juga terpaksa pergi berdagang keluar yang diakibatkan oleh impor
tersebut. Keadaan ekonomi Cina yang demikian pada masa perang candu
menambah daftar kesengsaraan rakyat kala itu.
7
Selanjutnya dengan penghapusan sistem Ko-Hong ( Kanton Hong ) yang
selama ini dijalankan untuk menjaga kestabilan ekonomi Cina tanpa adanya
campur tangan asing, setelah perjanjian Nanjing ditangani nampaknya dominasi
pedagang asing akan mulai menyebar ke wilayah Cina yang lain. Dan juga kas
Cina yang merugi nampaknya belum bisa ditanggulangi oleh pemerintahan Qing
saat itu, karena dalam perjanjian Nanjin Cina diminta Inggris untuk membayar
ganti rugi sebesar enam juta dolar yang tentunya dalam pemenuhan tuntutan
tersebut uang yang diperoleh dari pajak yang diambil dari rakyat serta sektor
perdagangan yang tentunya sangat memberatkan, karena saat itu sedang krisis
kecanduan opium (candu). Sehingga dapat dilihat keadaan ekonomi Cina pada
masa perang candu I yang dipengaruhi sejak pasca, saat dan pra perang terjadi.
Perjanjian Tianjin sangat merugikan perekonomian cina, yang pada saat itu
perdagangan cina dengan bangsa lain terhambat karena pelabuhan dikuasai oleh
pihak inggris. Pemerintah Cina harus membayar hutang yang sangat besar kepada
pemerintah Inggris. Perekonomian cina sedang mengalami penurunan pendapatan
pada saat perang candu II dan krisis mental permintaan candu semakin meluas ke
wilayah cina. Candu yang diseludupkan dan dilegalkan merugikan pihak cina
8
untuk para pedegang cina yang kecanduan untuk membeli opium candu tersebut.
Akhir dari perang candu II bahwa candu telah dilegalkan di dataran cina sampai
saat ini.
BAB V
TINGKAT PEREDARAN CANDU DI CINA PADA MASA PERANG
CANDU Tahun 1839-1860
Permintaan adalah keadaan dimana jumlah barang yang akan dibeli atau
menjadi keperluan pembeli (konsumen) dengan harga tertetu. Adapun hukum
permintaan menurut Kurnia dan Made, 2015 adalah manakala keadaan
dengan kondisi semua hal dianggap sama, ketika suatu harga barang naik,
konsumen cenderung akan mengurangi kuantitas barang tersebut.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa setelah adanya hubungan dagang
dengan asing dan masuknya opium, Cina mengalami krisis yang membuat
buruk citra bangsa. Krisis yang dialami Cina nampaknya sulit teratasi karena
9
opium yang kala itu (pasca, saat maupun pra perang candu) menjadi barang
konsumsi masyarakat yang permintaannya kian meningkat. Hal ini dapat
dilihat berdasarkan grafik di bawah ini.
10
opium dari pedagang asing. Belum lagi dilegalkannya opium candu di
datararan cina setelah berakhirnya perang candu II menyebabkan peredaran
dan permintaan opium candu semakin bebas dan meningkat dari sebelumnya.
11
mengakibatkan meningkatnya konsumsi opium di Cina, selain adanya impor
(penyelundupan) besar-besaran yang dilakukan pedagang asing.
SIMPULAN
Peradaban Cina adalah peradaban yang maju dan memiliki sejarah yang
panjang. Dari sejarahnya sampai sekarang cina menjadi Negara yang
perekonomiannya sangat maju disemua berbagai Negara. Dibawah pimpinan
kaisar dari banyaknya dinasti menjadi bukti kejayaan cina sampai berkembang
pesat. Akan tetapi, kekuatan kejayaan cina yang sangat maju mengalami
kemunduran yang disebabkan oleh Opium atau Candu yang menjadi titik
kelemahan masyarakat Cina pada saat itu.
12
Krisis yang dihadapi Cina saat itu, agaknya membuat pemerintah sibuk.
Sibuk dalam menanggulangi rakyat yang sudah kecanduan serta menghentikan
peredaran candu yang melemahkan sendir perekonomian Cina. Hal ini
dikarenakan karena rakyat yang kecanduan menjadi miskin karena harus membeli
candu yang jika tidak mengkonsumsi akan mengalami gejala seperti kejang,
kesakitan, pusing bahkan kematian. Sehingga kelaparan pun terjadi karena
jarangnya rakyat yang bertani dan berkebun. Serta pejabat yang korup yang ikut
menyelundupkan Candu menjadikan sendi pemerintahan semakin melemah.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, Paulus dan Made Kembar Sri Budi.2015. Pengantar Ekonomi Mikro
& Makro.Yogyakarta: CV. Andi Offset.
13
Erlangga. 2009. China: Sebuah Potret Bangsa, Alam, dan Budaya. Jakarta:
Erlangga.
Miron, A. Jeffrey and Chris Feige.2005. The Opium Wars, Opium Legalization,
and Opium Consumption in China. Working Paper 11355 NATIONAL
BUREAU OF ECONOMIC RESEARCH 1050 Massachusetts Avenue
Cambridge, MA 02138, diakses di http://www.nber.org/papers/w11355.
pada 22 Mei 2018.
14