Anda di halaman 1dari 11

PROFIL INDIKATOR AREA KLINIS

(PROFIL IAK)
INDIKATOR AREA KLINIS (IAK)
Indikator area klinis ada 11 yaitu :
1. Assesmen Pasien.
Angka ketidaklengkapan asesmen awal medis dalam 24 jam pada pasien rawat inap
2. Pelayanan Laboratorium
Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
3. Pelayanan radiology dan diagnostic imaging
Waktu tunggu hasil pelayanan foto thorax
4. Prosedur bedah
Angka infeksi luka operasi
Angka tidak dilaksanakannya checklist bedah
5. Penggunaan antibiotika dan medikasi lain
Penggunaan antibiotika pada pasien pediatric penderita demam tifoid di instalasi rawat inap seuai
dengan SPM
6. Medication errors dan near misses
Tidak ada kejadian kesalahan pemberian obat
7. Penggunaan anestesi dan sedasi
Kelengkapan assessment pre anastesi
8. Penggunaan darah dan produk darah
Angka reaksi tranfusi darah
9. Ketersediaan, konten dan penggunaan RM
Tingkat kelengkapan rekam medik
10. Pencegahan dan pengendalian infeksi, surveilans dan pelaporan
Angka kejadian infeksi jarum infus (Phlebitis)
11. Penelitian klinis

IAK 1 : ASSESMEN PASIEN


Judul Angka ketidaklengkapan asesmen awal medis dalam 24 jam pada pasien rawat inap
Dimensi Mutu Keselamatan , Kesinambungan dan Ketepatan waktu
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter dalam melakukan asesmen medis dalam 24 jam.
Definisi operasional Asesmen awal medis terhadap pasien baru adalah penilaian yang dilakukan
oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)/ dokter jaga ruangan untuk memastikan bahwa
perencanaan medis yang dilakukan tepat bagi pasien.
Kriteria Asesmen awal medis lengkap :
Identitas pasien
Anamnesis
Diagnosis
Pemeriksaan fisik/penunjang
Penatalaksanaan/perencanaan pelayanan
Tanggal/ jam
Tanda tangan dokter dan nama
Kriteria Inklusi : Seluruh lembar asesmen medis
Eksklusi : –
Tipe Indikator Proses
Jenis Indikator Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah lembar asesmen awal medis yang tidak terisi lengkap
Denumerator
(Penyebut) Jumlah lembar asesmen awal medis seluruhnya
Cara Pengukuran Jumlah lembar asesmen awal medis yang tidak terisi lengkap x 100%Jumlah
lembar asesmen awal medis seluruhnya
Target Pengukuran Indikator 0%
Sumber data Medical record
Target sampel dan Ukuran sampel (n) : Jumlah sampel per bulan 100% populasi
Tempat pengambilan data : Instalasi Rawat Inap
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Pengumpul data Staf instalasi rawat inap
Frekuensi pengumpulan data Setiap hari
Periode analisa Triwulan
Rencana analisis : Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, penanggung jawab pelayanan
akan melakukan analisis data terhadap kepatuhan dokter dalam mengisi lembar asesmen awal
medis.
Untuk bulan berikutnya analisa akan dilakukan pula terhadap kecenderungan kenaikan atau
penurunan angka capaian
Data disebarluaskan pada staf : Data berupa grafik akan dipasang di papan pengumuman IRNA

IAK 2 : PELAYANAN LABORATORIUM


Judul Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium
Definisi operasional Pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah pelayanan pemeriksaan
laboratorium rutin dan kimia darah.
Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium untuk pemeriksaan laboratorium adalah tenggang
waktu mulai pasien diambil sample sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertisi
Kriteria
Identitas pasien
Pemeriksaan lab
Tanggal/ jam datang
Tanggal/ jam hasil
Tanda tangan dan nama pemeriksa
Standar Waktu tunggu kurang atau sama dengan 140 menit laborat kimia darah dan darah rutin
Kriteria Inklusi : Seluruh hasil laboratorium
Eksklusi : –
Tipe Indikator Proses
Jenis Indikator Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium pasien
yang disurvey dalam satu bulan
Denumerator
(Penyebut) Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium yang disurvey dalam bulan tersebut.
Cara Pengukuran ∑pasien dengan waktu tunggu kurang atau sama dengan 140 menit / ∑pasien
yang disurvei laboratorium dalam 1 bulan x 100%
Target Pengukuran Indikator 100%
Sumber data Survey
Target sampel dan Ukuran sampel (n)
100% populasi
Tempat pengambilan data : Instalasi laboratorium
Metodologi Pengumpulan Data Concurrent
Pengumpul data Staf instalasi laboratorium
Frekuensi pengumpulan data Satu bulan
Periode analisa Triwulan
Rencana analisis : Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, dan akan melakukan analisa data
terhadap waktutunggu hasil laboratorium. Untuk bulan berikutnya analisa akan dilakukan pula
terhadap kecenderungan kenaikan atau penurunan angka capaian.
Data disebarluaskan pada staf : Data berupa grafik akan dipasang di papan pengumuman
instalasi laboratorium

IAK 3 : PELAYANAN RADIOLOGI DAN RADIO IMAGING


Judul Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan radiologi
Definisi operasional Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto adalah tenggang waktu mulai
pasien di foto sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertisi
Kriteria
Identitas pasien
Pemeriksaan foto thorax
Tanggal/ jam datang
Tanggal/ jam hasil
Tanda tangan dan nama pemeriksa
Standar Maksimum 3 jam
Kriteria Inklusi : Seluruh hasil laboratorium
Eksklusi : –
Tipe Indikator Proses
Jenis Indikator Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto dalam satu
bulan
Denumerator
(Penyebut) Jumlah pasien yang difoto thorax dalam bulan tersebut.
Cara Pengukuran ∑pasien dengan waktu tunggu kurang atau sama dengan 3 jam menit / ∑pasien
yang disurvei dalam 1 bulan x 100%
Target Pengukuran Indikator 100%
Sumber data Sumber data rekam medis
Target sampel dan Ukuran sampel (n) Jumlah sampel per bulan 100% populasi
Tempat pengambilan data : Instalasi Radiologi
Metodologi Pengumpulan Data Concurrent
Pengumpul data Staf instalasi Radiologi
Frekuensi pengumpulan data Satu bulan
Periode analisa Triwulan
Rencana analisis : Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, dan akan melakukan analisa data
terhadap waktu tunggu hasil thorax foto. Untuk bulan berikutnya analisa akan dilakukan pula
terhadap kecenderungan kenaikan atau penurunan angka capaian.

Data disebarluaskan pada staf : Data berupa grafik akan dipasang di papan pengumuman
instalasi Radiologi

IAK 4 : PROSEDUR BEDAH


Judul Angka kejadian infeksi luka operasi (AILO)
Dimensi Mutu Keamanan , keselamatan
Tujuan Mengetahui kejadian infeksi nosokomial pada luka operasi
Definisi operasional Adanya infeksi nosokomial pada semua kategori luka sayatan operasi bersih
yang dilaksanakan di rumah sakit ditandai rasa panas (kalor), kemerahan (rubor), pengerasan
(tumor) dan keluarnya dalam waktu lebih 3×24 jam kecuali infeksi nosokomial yang terjadi
bukan pada tempat luka.
Kriteria
Identitas pasien
Operasi tanggal / jam
Pemeriksaan luka operasi setelah 3x 24 jam
Tanda infeksi : kalor, rubor, tumor
Tanda tangan dan nama pemeriksa
Standar 0%
Kriteria Inklusi : seluruh pasien operasi bersih yang dirawat dan kontrol di poli rawat jalan
Eksklusi : seluruh pasien operasi bersih yang dirawat dan tidak kontrol di poli rawat jalan
Tipe Indikator Outcome
Jenis Indikator Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah kumulatif= banyaknya infeksi luka operasi bersih/bulan
Denumerator
(Penyebut) Jumlah operasi bersih bulan tersebut
Cara Pengukuran Angka luka infeksi luka operasi = banyaknya infeksi luka operasi bersih/bulan
x 100% Total operasi bersih bulan tersebut
Target Pengukuran Indikator 100%
Sumber data Sumber data rekam medis
Target sampel dan Ukuran sampel (n)
Jumlah sampel per bulan 100% populasi
Tempat pengambilan data : Instalasi rawat inap dan rawat jalan
Metodologi Pengumpulan Data Concurrent
Pengumpul daa Staf Instalasi rawat inap dan rawat jalan
Frekuensi pengumpulan data Satu bulan
Periode analisa Triwulan
Rencana analisis : Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, dan akan melakukan analisa data
terhadap kejadian luka infeksi operasi . Untuk bulan berikutnya analisa akan dilakukan pula
terhadap kecenderungan kenaikan atau penurunan angka capaian.
Data disebarluaskan pada staf : Data berupa grafik akan dipasang di papan pengumuman di
instalasi kamar operasi

ANGKA TIDAK DILAKSANAKANNYA CEK LIST BEDAH


Judul Angka tidak dilaksanakannya checklist bedah
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Pengelolaan kegiatan operasi yang berorientasi pada keselamatan pasien
Definisi operasional Checklist bedah adalah pendataan yang dilakukan mencakup data sign in
sebelum pasien dilakukan anestesi, time out yang dilakukan sebelum operator tindakan
melakukan sayatan operasi dan sign out yang dilakukan sebelum pasien meninggalkan ruangan
operasi.Kriteria lengkap :
Checklist sign in
Checklist time out
Checklist sign out
Tandatangan Dokter Anastesi, Operator, Perawat
Standar 0%
Kriteria Inklusi : Seluruh pelayanan bedah
Eksklusi : –
Tipe Indikator Proses
Jenis Indikator Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah checklist bedah yang tidak terisi lengkap
Denumerator
(Penyebut) Jumlah tindakan bedah dalam 1 bulan
Cara Pengukuran Jumlah checklist bedah yang tidak terisi lengkap x 100%Jumlah tindakan
bedah dalam 1 bulan
Target Pengukuran Indikator 0%
Sumber data Sumber data rekam medis
Target sampel dan Ukuran sampel (n) : Jumlah sampel per bulan 100% populasi
Tempat pengambilan data : Instalasi bedah
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Pengumpul data Staf Instalasi Bedah
Frekuensi pengumpulan data Harian
Periode analisa Bulanan
Rencana analisis : Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, PIC akan melakukan analisa data
terhadap kepatuhan dokter dalam mengisi checklist bedah. Untuk bulan berikutnya analisa akan
dilakukan pula terhadap kecenderungan kenaikan atau penurunan angka capaian.
Data disebarluaskan pada staf : Data berupa grafik akan dipasang di papan pengumuman
Instalasi Bedah

IAK 5 : PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DAN MEDIKASI LAIN


Judul Penggunaan antibiotika pada pasien pediatric penderita demam tifoid di instalasi rawat
inap seuai dengan SPM
Dimensi Mutu Keamanan dan Keselamatan
Tujuan Pengawasan penggunaan antibiotika sesuai SPM
Definisi operasional 1) Antibiotika adalah senyawa khas yang dihasilkan oleh organisme hidup,
termasuk turunan senyawa dan struktur analoginya yang dibuat secara sintetik dan dalam kadar
rendah maupun menghambat kehidupan mikroba lain.
2) Evaluasi penggunaan antibiotika meliputi jenis antibiotika, ketepatan dosis, lama pemberian
obat pada pasien demam tifoid serta interaksi obat yang terjadi dalam pengobatan.
3) Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh
Salmonella typhosa ditandai dengan demam 7 hari atau lebih, gangguan saluran pencernaan dan
gangguan kesadaran
4) Pasien pediatri yang menjalani perawatan di instalasi rawat inap adalah yang berumur 0 – 12
tahun.
Criteria yaitu
Identitas pasien
Diagnose primer tifoid
Antibiotika
Dosis
Lama pemberian
Interaksi obat
Standar 100%
Kriteria Inklusi : Seluruh pasien pediatric yang dirawat demam thyphoid
Eksklusi : –
Tipe Indikator Proses
Jenis Indikator Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah pasien pediatric penderita Demam Tifoid menggunakan
antibiotika sesuai dengan SPM
Denumerator
(Penyebut) Jumlah semua pasien pediatric penderita Demam Tifoid
Cara Pengukuran Jumlah pasien pediatric penderita Demam Tifoid yang menggunakan
antibiotika sesuai dengan SPM / Jumlah semua pasien pediatric penderita Demam Tifoid x 100%
Target Pengukuran Indikator 100%
Sumber data Sumber data rekam medis
Target sampel dan Ukuran sampel (n) : Jumlah sampel per bulan 100% populasi
Tempat pengambilan data : Instalasi Rawat Inap
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Pengumpul data Staf Instalasi Rawat Inap
Frekuensi pengumpulan data Bulanan
Periode analisa Triwulan
Rencana analisis : Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, PIC akan melakukan analisa data
terhadap kepatuhan dokter dalam menggunakan antibiotika pada pasien pediatric penderita
demam tifoid sesuai SPM . Untuk bulan berikutnya analisa akan dilakukan pula terhadap
kecenderungan kenaikan atau penurunan angka capaian.
Data disebarluaskan pada staf : Data berupa grafik akan dipasang di papan pengumuman
Instalasi Rawat Inap

IAK 6 :MEDICATION ERRORS DAN NEAR MISSES


Judul Tidak ada kejadian kesalahan pemberian obat
Dimensi Mutu Keselamatan dan kenyamanan
Tujuan Tergambarnya kejadian kesalahan dalam pemberian
Definisi operasional Kesalahan pemberian obat meliputi :
1. Salah dalam memberikan jenis obat
2. Salah dalam memberikan dosis
3. Salah orang
4. Salah jumlah
Standar 0%
Kriteria Inklusi : Seluruh pelayanan bedah
Eksklusi : –
Tipe Indikator Proses
Jenis Indikator Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah seluruh pasien instalasi farmasi yang disurvey dikurangi jumlah
pasien yang mengalami kesalahan pemberian obat
Denumerator
(Penyebut) Denominator Jumlah seluruh pasien instalasi farmasi yang disurvey
Cara Pengukuran Jumlah pasien yang mengalami kesalahan pemberian obat dalam 1 bulan
Target Pengukuran Indikator 0%
Sumber data Survei
Target sampel dan Ukuran sampel (n) : Jumlah sampel per bulan 100% populasi
Tempat pengambilan data : Instalasi Farmasi
Metodologi Pengumpulan Data concurrent
Pengumpul data Staf Instalasi Farmasi
Frekuensi pengumpulan data Bulanan
Periode analisa Triwulan
Rencana analisis : Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, PIC akan melakukan analisa data
terhadap kesalahan pemberian obat. Untuk bulan berikutnya analisa akan dilakukan pula
terhadap kecenderungan kenaikan atau penurunan angka capaian.
Data disebarluaskan pada staf : Data berupa grafik akan dipasang di papan pengumuman
Instalasi Farmasi

IAK 7 : PENGGUNAAN ANESTESI DAN SEDASI


Judul Angka ketidaklengkapan assessment pre anastesi oleh dokter ahli anastesi
Dimensi Mutu Mutu dan Keselamatan
Tujuan Meningkatkan kelengkapan assestmen per anastesi oleh dokter ahli anstesi
Definisi operasional Assestment (penilaian) pre anstesi adalah pemeriksaan sebelum tindakan
anastesi ini merupakan rangkaian kegiatan mengawali suatu operasi yang akan dilakukan .
Penilaian dilakukan dengan memeriksa fungsi vital sign
1. Melakukan penilaian terhadap fungsi nafas, fungsi kesadaran , fungsi cardivaskuler, fungsi
ginjal, dan gastrointestinal
2. Mengetahui status fisik pasien preoperasi
3. Mengetahui dan menganalisis jenis operasi
4. Memilih jenis dan tehnik anastesi yang sesuai
5. Meramalkan penyulit yang mungkin terjadi selama operasi dan atau pasca operasi
6. Mempersiapkan obat atau alat guna menanggulangi penyulit yang mungkin terjadi
Standar 100%
Kriteria Inklusi : Seluruh pasien yang akan dilakukan anastesi umum
Eksklusi : pasien yang akan dilakukan anastesi lokal
Tipe Indikator Proses
Jenis Indikator Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah ketidaklengkapan assessment pre anastesi oleh dokter ahli
anastesi
Denumerator
(Penyebut) Jumlah semua pasien yang seharusnya dilakukan assessment pre anastesi oleh dokter
ahli anastesi
Cara Pengukuran Jumlah Angka ketidaklengkapan assessment pre anastesi oleh dokter ahli
anastesi/ Jumlah semua pasien yang seharusnya dilakukan assessment pre anastesi oleh dokter
ahli anastesi x 100%
Target Pengukuran Indikator 100%
Sumber data Sumber data rekam medis
Target sampel dan Ukuran sampel (n) : Jumlah sampel per bulan 100% populasi
Tempat pengambilan data : Instalasi Bedah (OK)
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Pengumpul data Staf Instalasi Kamar operasi
Frekuensi pengumpulan data Bulanan
Periode analisa Triwulan
Rencana analisis : Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, PIC akan melakukan analisa data
terhadap Angka ketidaklengkapan assessment pre anastesi oleh dokter ahli anastesi
Untuk bulan berikutnya analisa akan dilakukan pula terhadap kecenderungan kenaikan atau
penurunan angka capaian.
Datadisebarluaskan pada staf : Data berupa grafik akan dipasang di papan pengumuman Instalasi
Kamar operasi.

IAK 8 : PENGGUNAAN DARAH DAN PRODUK DARAH


Judul Kejadian reaksi tranfusi darah
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya ketelitian DPJP dalam mengukur tingkat kebutuhan darah pasien
Definisi operasional Reaksi transfusi adalah kejadian tidak diharapkan (KTD) yang terjadi akibat
transfusi darah, dalam bentuk reaksi alergi, infeksi akibat transfusi, hemolisi akibat golongan
darah tidak sesuai, atau gangguan sistem imun sebagai akibat pemberian transfusi darah
Standar 0%
Kriteria Inklusi : Seluruh pasien yang mendapat tranfusi
Eksklusi : –
Tipe Indikator Proses
Jenis Indikator Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah kejadian reaksi transfusi dalam satu bulan

Denumerator
(Penyebut) Jumlah seluruh pasien yang mendapat transfusi dalam satu bulan
Cara Pengukuran Jumlah Angka ketidaklengkapan assessment pre anastesi oleh dokter ahli
anastesi/ Jumlah semua pasien yang seharusnya dilakukan assessment pre anastesi oleh dokter
ahli anastesix 100%
Target Pengukuran Indikator Standar <0,01%
Sumber data Rekam medis Penanggung jawab Kepala UTD
Target sampel dan Ukuran sampel (n) : Jumlah sampel per bulan 100% populasi
Tempat pengambilan data : Instalasi rawat inap
Metodologi Pengumpulan Data Concurrent
Pengumpul data Staf Instalasi rawat inap
Frekuensi pengumpulan data Bulanan
Periode analisa Triwulan
Rencana analisis : Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, PIC akan melakukan analisa data
terhadap Angka kejadian reaksi tranfusi
Untuk bulan berikutnya analisa akan dilakukan pula terhadap kecenderungan kenaikan atau
penurunan angka capaian.
Datadisebarluaskan pada staf : Data berupa grafik akan dipasang di papan pengumuman Instalasi
rawat inap

Judul Angka ketidakefektifan penggunaan darah di Instalasi Bank Darah


Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya ketelitian DPJP dalam mengukur tingkat kebutuhan darah pasien
Definisi operasional Angka ketidakefektifan penggunaan darah adalah jumlah sisa darah yang
tidak terpakai oleh pasien dari keseluruhan jumlah darah yang dipesan oleh DPJP
Standar 0%
Kriteria Inklusi : Seluruh pasien bedah
Eksklusi : –
Tipe Indikator Out come
Jenis Indikator Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah sisa darah yang dipesan dalam 1 bulan
Denumerator
(Penyebut) Jumlah pesanan darah dalam 1 bulan
Cara Pengukuran Jumlah sisa darah yang dipesan dalam 1 bulan x 100%Jumlah pesanan darah
dalam 1 bulan
Target Pengukuran Indikator 0%
Sumber data Catatan data
Target sampel dan Ukuran sampel (n) :
Jumlah sampel per bulan 100% populasi
Tempat pengambilan data : Instalasi rawat inap
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Pengumpul data Staf Instalasi rawat inap
Frekuensi pengumpulan data Harian
Periode analisa Bulanan
Rencana analisis : Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, PIC akan melakukan analisa data
terhadap ketidakefektifan penggunaan darah. Untuk bulan berikutnya analisa akan dilakukan
pula terhadap kecenderungan kenaikan atau penurunan angka capaian.
Datadisebarluaskan pada staf : Data berupa grafik akan dipasang di papan pengumuman Instalasi
rawat inap

IAK 9 : KETERSEDIAAN, ISI DAN PENGGUNAAN REKAM MEDIK


Judul Ketidaklengkapan ringkasan pulang pasien rawat inap dalam waktu 1×24 jam
Dimensi Mutu Ketepatan Waktu dan Efektivitas
Tujuan Tergambarnya kepatuhan DPJP dalam melengkapi berkas rekam medis pasien
Definisi operasional Ringkasan pulang adalah ringkasan berkas rekam medis yang
menggambarkan tindakan yang dilakukan selama pasien tinggal di rumah sakit dan harus terisi
lengkap maksimal 1×24 jam setelah pasien dinyatakan pulang. Ringkasan pulang terdiri dari:
Identitas pasien
Diagnosa masuk dan indikasi pasien dirawat
Ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir, pengobatan dan tindak lanjut
Nama dan tanda tangan dokter yang memberikan pelayanan kesehatan
Standar 100% lengkap
Kriteria Inklusi : Berkas rekam medis seluruh pasien rawat inap yang disurvei
Eksklusi : –
Tipe Indikator Outcome
Jenis Indikator Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah ringkasan pulang pasien rawat inap yang tidak terisi lengkap
Denumerator
(Penyebut) Jumlah pasien rawat inap yang pulang dan disurvei dalam 1 bulan
Cara Pengukuran Jumlah ringkasan pulang pasien raawat inap yang tidak terisi lengkap dalam 1
bulan x 100 %Jumlah pasien rawat inap yang pulang dalam 1 bulan
Target Pengukuran Indikator 0%
Sumber data Rekam medis
Target sampel dan Ukuran sampel (n) : Jumlah sampel per bulan 100% populasi
Tempat pengambilan data : Instalasi rawat inap
Metodologi Pengumpulan Data Concurrent
Pengumpul data Staf Instalasi rawat inap
Frekuensi pengumpulan data Harian
Periode analisa Bulanan
Rencana analisis : Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, PIC akan melakukan analisa data
terhadap kepatuhan DPJP dalam melengkapi ringkasan pulang. Untuk bulan berikutnya analisa
akan dilakukan pula terhadap kecenderungan kenaikan atau penurunan angka capaian.
Datadisebarluaskan pada staf : Data berupa grafik akan dipasang di papan pengumuman Instalasi
rawat inap

IAK 10 : PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI, SURVEILANS DAN


PELAPORAN
Judul Angka kejadian infeksi jarum infus (Phlebitis)
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mendapatkan data dasar endemik angka kejadian phlebitis
Menurunkan angka kejadian phlebitis
Definisi operasional Phlebitis adalah infeksi di daerah lokal tusukan/ inserta IV cateter dengan
tanda sebagai berikut : merah, bengkak, terasa seperti terbakar dan sakit bila ditekan
Kejadian phlebitis adalah jumlah kejadian infeksi jarum infus (phlebitis) pada pasien yang
terpasang IVL dibagi total jumlah hari pemasangan IVL dalam kurun waktu tertentu dikalikan
1.000
Standar 100% lengkap
Kriteria Inklusi : Semua pasien yang terpasang IVL
Eksklusi : –
Tipe Indikator Out come
Jenis Indikator Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah pasien rawat inap yang mengalami infeksi jarum infus dalam 1
bulan
Denumerator
(Penyebut) Jumlah hari pemasangan infus (IVL) dalam 1 bulan
Cara Pengukuran ∑ pasien rawat inap yang mengalami infeksi jarum infus (phlebitis) dlm 1
bulan x 1000∑ hari pemasangan infus (IVL) dalam 1 bulan
Target Pengukuran Indikator
Sumber data Catatan data
Lainnya : hasil surveilans infeksi RS
Target sampel dan Ukuran sampel (n) : Jumlah sampel per bulan 100% populasi
Tempat pengambilan data : Instalasi rawat inap
Metodologi Pengumpulan Data Concurrent
Pengumpul data Staf Instalasi rawat inap
Frekuensi pengumpulan data Harian
Periode analisa Bulanan
Rencana analisis : Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, PIC akan melakukan analisa data
terhadap angka phlebitis. Untuk bulan berikutnya analisa akan dilakukan pula terhadap
kecenderungan kenaikan atau penurunan angka capaian.
Datadisebarluaskan pada staf : Data berupa grafik akan dipasang di papan pengumuman Instalasi
rawat inap

Anda mungkin juga menyukai