Anda di halaman 1dari 32

PROFIL INDIKATOR MUTU

UPTD PUSKESMAS
BATU BASA

Tahun 2023

DINAS KESEHATAN
KABUPATEN PADANG PARIAMAN
PROFIL INDIKATOR MUTU PELAYANAN PUSKESMAS

INDIKATOR MUTU UKP


RUANG PENDAFTARAN DAN REKAM MEDIS
Rekam Medis Kembali Ke Ruang Pendaftaran Dalam Waktu 1x24 Jam

Judul Rekam Medis Kembali Ke Ruang Pendaftaran Dalam Waktu


1x24 Jam
Dasar Pemikiran Belum lengkapnya pengembalian rekam medis ke ruang
pendaftaran
Dimensi Mutu Efektifitas
Tujuan Menggambarkan tanggung jawab petugas dalam
menyediakan rekam medis pasien
Definisi Operasional Dokumen Rekam medis pasien adalah dokumen rekam
medis pasien baru atau pasien lama yang dibutuhkan pada
pelayanan rawat jalan.
Tipe Indikator Proses
Numerator Jumlah Rekam Medis Kembali Ke Ruang Pendaftaran
Dalam Waktu 1x24 Jam
Denumerator Jumlah seluruh pasien Ruang pendaftaran/ rekam medis
Standar / Target Capaian 100%
Kriteria Inklusi Rekam medis yang tidak ditemukan
Kriteria Eksklusi -
Jumlah rekam medis yang tidak ditemukan x100%
Rumus Perhitungan/ Cara
Pengukuran Jumlah seluruh pasien ruang pendaftaran/rekam medis
Metode pengumpulan data o Retrospektif
( pengamatan terhadap peristiwa yg telah terjadi
untuk mencari faktor yg berhubungan dgn penyebab)
Sumber Data Form Indikator Rekam Medis
Populasi/ Sampel Rekam Medis
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode waktu pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data Triwulan
Penyajian Data Tabel
Instrumen Pegambilan Data Form Pengumpulan Indikator Mutu
Penaggung Jawab Indikator Petugas Rekam Medis
RUANG TINDAKAN/ IGD

Kejadian Infeksi Pasca Tindakan Jahit Luka

Judul Tidak adanya kejadian Infeksi Pasca Tindakan Jahit Luka

Dasar Pemikiran Adanya kejadian infeksi pasca tindakan jahit luka


Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mencegah terjadinya infeksi pada pasien

Definisi Operasional Infeksi pada luka pasca penjahitan dapat terjadi karena
berbagai akibat salah satunya karena kelalaian petugas
dalam melakukan pelayanan kepada pasien. Kejadian Ini
dapat dicegah dengan cara menerapkan praktek pencegahan
infeksi
Tipe Indikator Output
Numerator Jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca penjahitan luka
Denumerator Jumlah pasien yang mendapatkan tindakan penjahitan luka
Standar / Target Capaian 0
Kriteria Inklusi Seluruh Pasien yang mengalami Infeksi pasca penjahitan
luka di puskesmas
Kriteria Eksklusi Pasien yang mengalami infeksi luka pasca penjahitan di
Faskes lain
Jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca penjahitan
Rumus Perhitungan/ Cara luka X 100%
Pengukuran
Jumlah pasien yang mendapatkan tindakan penjahitan
luka

Metode pengumpulan data o Retrospektif


( pengamatan terhadap peristiwa yg telah terjadi
untuk mencari faktor yg berhubungan dgn penyebab)
Sumber Data Buku Register Ruang Tindakan/ IGD
Populasi/ Sampel Pasien yang mengalami infeksi pasca penjahitan
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode waktu pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data Triwulan
Penyajian Data Tabel
Instrumen Pegambilan Data Form Penilaian Indikator Bulanan
Penaggung Jawab Indikator Petugas Ruang Tindakan
RUANG PEMERIKSAAN UMUM

Pengisian Vital Sign oleh Petugas

Judul Pengisian Vital Sign oleh Petugas


Dasar Pemikiran Belum lengkapnya pengisian vital sign pasien oleh petugas
di ruang pemeriksaan umum
Dimensi Mutu Efektivitas, Efisiensi dan kesinambungan pelayanan
Tujuan Melihat kepatuhan petugas petugas dalam mengisi vital sign
pasien
Definisi Operasional Vital sign adalah suatu prosedur mendasar bagi tim tenaga
kesehatan maupun layanan kesehatan yang bertujuan untuk
mendeteksi adanya suatu kelainan, gangguan, perubahan
fungsi organ tubuh dan masalah medis lainnya agar dapat
membantu dokter menjadi suatu diagnosa.
Tipe Indikator Output
Numerator Jumlah pengisian vital sign oleh petugas
Denumerator Jumlah seluruh pasien yang berkunjung
Standar / Target Capaian 100%
Kriteria Inklusi Pasien Ruang Pemeriksaan Umum
Kriteria Eksklusi Pasien Rawat jalan yang berkunjung ke ruang pelayanan
selain ruang pemeriksaan umum
Jumlah seluruh pasien yang berkunjung
Rumus Perhitungan/ Cara
Pengukuran
Metode pengumpulan data Retrospektif
Sumber Data Rekam Medis
Populasi/ Sampel Pasien Ruang Pemeriksaan Umum
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode waktu pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data Triwulan
Penyajian Data Tabel
Instrumen Pegambilan Data Form Penilaian Indikator Bulanan
Penaggung Jawab Indikator Petugas Ruang Pemeriksaan Umum
RUANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Pengisian Odontogram oleh Petugas

Judul Pengisian Odontogram pasien yang datang pertama kali


Dasar Pemikiran Belum lengkapnya pengisian odontogram pasien oleh
petugas diruangan
Dimensi Mutu Efektifitas
Tujuan Melihat kepatuhan petugas dalam pengisian odontogram
Definisi Operasional Odontogram adalah catatan pemeriksaan terhadap seluruh
keadaan gigi dan mulut klien yang dilakukan dan dicatat
sehingga memberikan gambaran keadaan secara keseluruhan
Tipe Indikator Output
Numerator Jumlah Pengisian odontogram oleh petugas
Denumerator Jumlah Kunjungan Ruang Gigi
Standar / Target Capaian 100%
Kriteria Inklusi Pasien ruang pemeriksaan gigi dan mulut
Kriteria Eksklusi -
Jumlah Pengisian odontogram oleh petugas
Rumus Perhitungan/ Cara X 100%
Pengukuran Jumlah Kunjungan ruang gigi
Metode pengumpulan data o Retrospektif
( pengamatan terhadap peristiwa yg telah terjadi
untuk mencari faktor yg berhubungan dgn penyebab)
Sumber Data Data register ruang kesehatan gigi dan mulut
Populasi/ Sampel Pasien yang melakukan pemeriksaan gigi dan mulut
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode waktu pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data Triwulan
Penyajian Data Tabel
Instrumen Pegambilan Data Form Penilaian Indikator Bulanan
Penaggung Jawab Indikator Petugas Ruang pemeriksaan gigi dan mulut
RUANG PEMERIKSAAN KESEHATAN ANAK
Kunjungan anak yang dilakukan DDTK

Judul Kunjungan anak yang dilakukan DDTK


Dasar Pemikiran/ Alasan Belum semua kunjungan anak dilakukan Deteksi Dini
Pengambilan Indikator Tumbuh Kembang (DDTK) sesuai umur anak
Dimensi Mutu Keefektifan
Tujuan Melihat kepatuhan dalam pengisian Formulir DDTK sesuai
umur anak
Definisi Operasional Formulir DDTK adalah formulir pengisian tentang
assesment balita, bayi dan anak
Tipe Indikator Proses
Numerator Jumlah formulir DDTK yang diisi
Denumerator Jumlah seluruh pasien anak usia 2 bulan-5 tahun
Standar / Target Capaian 100%
Kriteria Inklusi Seluruh pasien anak usia 2 bulan – 5 tahun
Kriteria Eksklusi
Jumlah formulir DDTK yang diisi
Rumus Perhitungan/ Cara X 100%
Pengukuran Jumlah pasien anak usia 2 bulan – 5 tahun
Metode pengumpulan data o Retrospektif
(pengamatan terhadap peristiwa yg telah terjadi
untuk mencari faktor yg berhubungan dgn penyebab)
Sumber Data Data register ruang KIA Anak
Populasi/ Sampel Pasien Anak Usia 2 Bulan – 5 tahun
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode waktu pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data Triwulan
Penyajian Data Tabel
Instrumen Pegambilan Data Form Penilaian Indikator Bulanan
Penaggung Jawab Indikator Petugas Ruang KIA Anak
RUANG PEMERIKSAAN KESEHATAN IBU
Pemeriksaan Ibu Hamil Triwulan 1 dan 3 oleh Dokter

Judul Pemeriksaan Ibu Hamil Triwulan 1 dan 3 oleh Dokter


Dasar Pemikiran/ Alasan Belum semua kunjungan ibu hamil TM 1 Dan TM oleh
Pengambilan Indikator dokter
Dimensi Mutu Keefektifan
Tujuan Tergambarnya jumlah ibu hamil TM 1 dan TM 3 diperiksa
oleh dokter
Definisi Operasional Pelayanan Antenatal Care ( ANC) pada masa kehamilan
normal minimal 6x dengan rincian 2x di trimester 1, 1 x di
trimester 2, dan 3x di trimester 3. Minimal 2x diperiksa oleh
dokter saat kunjungan 1 di trimester 1 dan saat kunjungan ke
5 di trimester 3.
Tipe Indikator Proses
Numerator Jumlah ibu hamil TM 1 dan TM 3 yang diperiksa dokter
Denumerator Jumlah seluruh ibu hamil TM 1 dan TM 3 yang berkunjung
Standar / Target Capaian 100%
Kriteria Inklusi Seluruh ibu hamil TM 1 dan TM 3
Kriteria Eksklusi
Jumlah ibu hamil TM 1 dan TM 3 yang diperiksa dokter
Rumus Perhitungan/ Cara X 100%
Pengukuran Jumlah seluruh ibu hamil TM 1 dan TM 3 yang berkunjung
Metode pengumpulan data o Retrospektif
(pengamatan terhadap peristiwa yg telah terjadi
untuk mencari faktor yg berhubungan dgn penyebab)
Sumber Data Data register Buku KIA
Populasi/ Sampel Ibu hamil TM 1 dan TM 3
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode waktu pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data Triwulan
Penyajian Data Tabel
Instrumen Pegambilan Data Form Penilaian Indikator Bulanan
Penaggung Jawab Indikator Petugas Ruang Ibu
RUANG FARMASI
Pemberian informasi Obat

Judul Pemberian informasi obat


Dasar Pemikiran/ Alasan Belum lengkapnya pemberian informasi obat
Pengambilan Indikator
Dimensi Mutu Efekifitas
Tujuan Melihat kepatuhan petugas dalam pemberian informasi obat
Definisi Operasional Kesalahan pemberian obat yang dimaksud salah memberikan
jenis obat, salah memberikan dosis obat, salah orang/pasien
dan salah jumlah obat
Tipe Indikator Output
Numerator Jumlah Pemberian Informasi Obat
Denumerator Jumlah semua pasien yang mengambil obat
Standar / Target Capaian 100%
Kriteria Inklusi Seluruh data pemberian informasi obat
Kriteria Eksklusi
Jumlah Pemberian Informasi Obat
Rumus Perhitungan/ Cara X 100%
Pengukuran Jumlah semua pasien yang mengambil obat
Metode pengumpulan data o Retrospektif
( pengamatan terhadap peristiwa yg telah terjadi
untuk mencari faktor yg berhubungan dgn penyebab)
Sumber Data Observasi Langsung
Populasi/ Sampel Seluruh data pemberian informasi obat
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode waktu pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data Triwulan
Penyajian Data Tabel
Instrumen Pegambilan Data Form Penilaian Indikator Bulanan
Penaggung Jawab Indikator Petugas Ruang Farmasi
RUANG LABORATORIUM
Rentang waktu penyampaian hasil sesuai SOP

Judul Rentang waktu penyampaian hasil sesuai SOP


Dasar Pemikiran/ Alasan Masih ada waktu penyampaian hasil yang belum sesuai
Pengambilan Indikator dengan SOP
Dimensi Mutu Efektifitas
Tujuan Melihat kepatuhan petugas dalam menyampaikan rantang
waktu hasil
Definisi Operasional Tenggang waktu mulai pasien diambil sampel sampai
penyerahan hasil. Agar pasien mendapatkan pelayanan yang
cepat, tepat dan akurat agar petugas ruangan dan pasien bisa
mengetahui kapan hasil laboratorium keluar.
Tipe Indikator Proses
Numerator Jumlah kejadian rentang waktu penyampaian belum sesuai
SOP
Denumerator Jumlah semua sampel yang diambil
Standar / Target Capaian 100%
Kriteria Inklusi Seluruh kejadian rentang waktu penyampaian hasil
Kriteria Eksklusi
Jumlah kejadian rentang waktu penyampaian sesuai SOP
Rumus Perhitungan/ Cara X 100%
Pengukuran Jumlah semua sampel yang diambil
Metode pengumpulan data o Retrospektif
(pengamatan terhadap peristiwa yg telah terjadi
untuk mencari faktor yg berhubungan dgn penyebab)
Sumber Data Buku Register
Populasi/ Sampel Kejadian rentang waktu penyampaian hasil
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode waktu pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data Triwulan
Penyajian Data Tabel
Instrumen Pegambilan Data Form Penilaian Indikator Bulanan
Penaggung Jawab Indikator Petugas Ruang Laboratorium
RUANG KONSULTASI GIZI
Pelayanan Konseling Gizi Ibu Hamil

Judul Pelayanan Konseling Gizi pada Ibu Hamil KEK


Dasar Pemikiran Tergambarnya jumlah ibu hamil yang mendapat konseling
Dimensi Mutu Akses
Tujuan Mencegah terjadinya kekurangan energi kronik pada ibu
hamil sehingga komplikasi selama kehamilan dapat dihindari
Definisi Operasional Konseling Gizi adalah konsultasi gizi yang diberikan kepada
ibu hamil untuk meningkatkan asupan gizi selama kehamilan
Tipe Indikator Input
Numerator Jumlah ibu hamil yang berkunjung ke puskesmas
Denumerator Jumlah ibu hamil yang mendapatkan konseling gizi
Standar / Target Capaian 100%
Kriteria Inklusi Seluruh ibu hamil yang berkunjung ke puskesmas
Kriteria Eksklusi
Jumlah ibu hamil yang diberikan konseling gizi
Rumus Perhitungan/ Cara X 100%
Pengukuran Jumlah ibu hamil yang berkunjung ke puskesmas

Metode pengumpulan data  Retrospektif


(pengamatan terhadap peristiwa yg telah terjadi
untuk mencari faktor yg berhubungan dgn penyebab)
Sumber Data Register Konseling Gizi, Register Ibu hamil
Populasi/ Sampel Ibu Hamil
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode waktu pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data Triwulan
Penyajian Data Tabel
Instrumen Pegambilan Data Form Penilaian Indikator Bulanan
Penaggung Jawab Indikator Petugas Ruang Konsultasi Gizi
PROFIL INDIKATOR MUTU PRIORITAS PUSKESMAS
RUANG FARMASI

Pemberian informasi Obat

Judul Pemberian informasi obat


Dasar Pemikiran/ Alasan Belum lengkapnya pemberian informasi obat
Pengambilan Indikator
Dimensi Mutu Efekifitas
Tujuan Melihat kepatuhan petugas dalam pemberian informasi obat
Definisi Operasional Kesalahan pemberian obat yang dimaksud salah memberikan
jenis obat, salah memberikan dosis obat, salah orang/pasien
dan salah jumlah obat
Tipe Indikator Output
Numerator Jumlah Pemberian Informasi Obat
Denumerator Jumlah semua pasien yang mengambil obat
Standar / Target Capaian 100%
Kriteria Inklusi Seluruh data pemberian informasi obat
Kriteria Eksklusi
Jumlah Pemberian Informasi Obat
Rumus Perhitungan/ Cara X 100%
Pengukuran Jumlah semua pasien yang mengambil obat
Metode pengumpulan data o Retrospektif
( pengamatan terhadap peristiwa yg telah terjadi
untuk mencari faktor yg berhubungan dgn penyebab)
Sumber Data Observasi Langsung
Populasi/ Sampel Seluruh data pemberian informasi obat
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode waktu pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data Triwulan
Penyajian Data Tabel
Instrumen Pegambilan Data Form Penilaian Indikator Bulanan
Penaggung Jawab Indikator Petugas Ruang Farmasi
PROFIL INDIKATOR NASIONAL MUTU

Kepatuhan Kebersihan Tangan


Judul Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan
Dasar Pemikiran 1. Permenkes No.11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien pada pasal 5 ayat 5
mengamanatkan bahwa setiap fasyankes
harus mengurangi resiko infeksi akibat
perawatan kesehatan
2. Permenkes No.27 tahun 2017 tentang
Pencegahan dan pengendalian infeksi di
Fasyankes, pasal 3 ayat 1 setiap Fasyankes
harus melaksanakan program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI).

Dimensi Mutu Keselamatan


Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan
sebagai dasar untuk memperbaiki dan
meningkatkan kepatuhan agar dapat menjamin
keselamatan pasien dengan cara mengurangi
risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan
Definisi Operasional 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci
tangan menggunakan sabun dan air mengalir
bila tangan jelas kotor atau terkena cairan
tubuh, atau menggunakan alkohol (alcohol-
based handrubs) bila tangan tidak tampak
kotor.
2. Kebersihan tangan dilakukan dengan 5
indikasi (Five moments) dan momen lainnya
serta 6 langkah kebersihan tangan (WHO).
3. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah
penilaian kepatuhan terhadap petugas yang
melakukan kebersihan tangan sesuai dengan 5
indikasi (Five moments) yang terdiri dari :
a Sebelum kontak dengan pasien, yaitu
sebelum menyentuh pasien (permukaan
tubuh atau pakaian pasien).
b Sesudah Kontak dengan pasien yaitu
setelah menyentuh pasien (permukaan
tubuh atau pakaian pasien ).
c Sebelum melakukan Prosedur aseptik
contoh: Pemasangan intra vena kateter
(infus), perawatan luka, pemasangan
kateter, pemberian suntikan dan lain lain
d Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh
pasien seperti muntah, darah, nanah,
urin, feces, produksi drain, dan
setelah melepas sarung tangan
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan
pasien meliputi: menyentuh tempat tidur
pasien, linen yang terpasang di tempat
tidur, alat-alat di sekitar pasien atau
peralatan lain yang digunakan pasien,
kertas/lembar untuk menulis yang ada di
sekitar pasien.
e Selain itu, kebersihan tangan juga
dilakukan pada saat:
1) Melepas sarung tangan steril
2) Melepas APD
3) Setelah kontak dengan permukaan
benda mati dan objek termasuk
peralatan medis
4) Setelah melepaskan sarung tangan
steril.
4. Sebelum menangani obat-obatan atau
menyiapkan makanan. Moment adalah
penilaian saat pelaksanaan kebersihan tangan
harus dilakukan
5. Pemberi Pelayanan Kesehatan yang dinilai
adalah semua tenaga medis dan tenaga
kesehatan yang bertugas di ruang
pelayanan/perawatan pasien serta tenaga
penunjang yang bekerja sebagai cleaning
service, pemulasaran jenazah, sopir ambulan,
dan tenaga penunjang yang kontak erat dengan
pasien / spesimen.
Auditor adalah orang yang paham dan memiliki
kompetensi untuk melakukanpenilaian
kepatuhan kebersihan tangan denganmetode
dan tool yang telah ditentukan.
7. Sesi adalah lama waktu untuk observasi yang
dihitung sejak mulai sampai selesai
8. Pengamatan dilakukan maksimal 15 menit
dalam satu periode pengamatan
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah orang yang melakukan kebersihan
tangan sesuai dengan 5 Indikasi

Denumerator Jumlah orang yang diamati/observasi


Target Pencapaian ≥ 85%
Kriteria: Kriteria Inklusi :
Seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan yang
bertugas di ruang pelayanan/ perawatan pasien serta
tenaga penunjang yang bekerja sebagai cleaning
service, pemulasaran jenazah, sopir ambulan, dan
tenaga penunjang yang kontak erat dengan
pasien/spesimen yang akan di observasi

Kriteria Ekslusi :
Tidak ada
Formula

Desain Pengumpulan Data Concurrent (Survei harian)


Sumber Data Hasil observasi

Instrumen PengambilanData Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan

Besar Sampel Jumlah seluruh tenaga medis dan tenaga


kesehatan yang bertugas di ruang pelayanan/
perawatan pasien serta tenaga penunjang yang
bekerja sebagai cleaning service, pemulasaran
jenazah, sopir ambulan, dan tenaga penunjang yang
kontak erat dengan pasien/spesimen yang akan di
observasi yang dibagi dalam beberapa
Periode
Frekuensi Pengumpulan Data Harian
Periode Pelaporan Data Bulanan

Periode Analisis Data Triwulan


Penyajian Data □ Tabel
□ Control chart □ Run chart

Penanggung Jawab PJ INM


Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


Dasar Pemikiran 1. Permenkes No.11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien pada pasal 5 ayat 5
mengamanatkan bahwa setiap fasyankes harus
mengurangi resiko infeksi akibat perawatan
kesehatan
2. Permenkes No.27 tahun 2017 tentang
Pencegahan dan pengendalian infeksi di
Fasyankes, pasal 3 ayat 1 setiap Fasyankes harus
melaksanakan program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI).
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. HK.01.07/Menkes/413/2020
Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
4. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD)
dalam menghadapi wabah Covid 19 (Dirjen
Yankes tahun 2020)
5. Rumah Sakit harus memperhatikan kepatuhan
pemberi pelayanan dalam
menggunakan APD sesuai dengan prosedur.
Dimensi Mutu Keselamatan, Efektif
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas
dalam menggunakan APD
2. Menjamin keselamatan petugas dan
pengguna layanan dengan cara mengurangi risiko
infeksi
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran

Numerator (pembilang) Jumlah petugas kesehatan yang menggunakan


APD sesuai indikasi dan standar dalam periode
Pengamatan
Denumerator Jumlah petugas kesehatan diamati
(penyebut)

Target 100%
Pencapaian

Kriteria: Kriteria Inklusi:


Semua petugas yang terindikasi harus
menggunakan APD

Kriteria Eksklusi: Tidak ada


Formula

Desain Pengumpulan Data Concurrent (Survei harian)

Sumber Data Sumber data primer yaitu melalui observasi

Instrumen Pengambilan Data Formulir observasi

Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik

Frekuens Pengumpulan Harian


Data

Periode Bulanan
Pelaporan Data
Periode Analisis Triwulan
Data

Penyajian Data □ Tabel


□ Control chart □ Run chart

Penanggung Tim PPI


Jawab
Kepatuhan Identifikasi Pasien

Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien pada pasal
5 ayat 5 bahwa salah satu Sasaran Keselamatan Pasien
adalah mengidentifikasi pasien dengan benar.
2. Ketepatan identifikasi menjadi sangat penting untuk
menjamin keselamatan pasien selama proses
pelayanan dan mencegah insiden keselamatan
pasien. Untuk menjamin kepatuhan identifikasi maka
diperlukan indikator yang mengukur dan memonitor
tingkat kepatuhan pemberi pelayanan dalam
melakukan proses identifikasi. Sehingga pemberi
pelayanan akan menjadikan identifikasi sebagai proses
rutin dalam proses
pelayanan pasien.

Dimensi Mutu Keselamatan


Tujuan Meningkatkan kepatuhan pemberi layanan dalam
melaksanakan proses identifikasi pasien dalam pelayanan.

Definisi 1. Identifikasi pasien secara benar adalah proses


Operasional mencocokkan identitas pasien menggunakan minimal
dua dari tiga identitas yang tercantum pada gelang,
label atau bentuk alat identifikasi lainnya sebelum
memberikan pelayanan dan sesuai dengan regulasi
yang berlaku di Puskesmas.
2. Proses identifikasi pasien oleh petugas dilakukan secara
aktif dengan visual dan atau verbal.
3. Peluang adalah indikasi dilakukan identifikasi pasien
secara benar pada saat :
a. Pemberian pengobatan : pemberian obat,
pemberian cairan intravena, pengambilan sampel
dan nutrisi.
b. Prosedur tindakan : tindakan operasi atau tindakan
invasif lainnya sesuai kebijakan yang di tetapkan
Puskesmas.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran

Numerator Jumlah proses identifikasi pasien yang dilakukan secara


(pembilang) benar

Denumerator Jumlah total peluang yang di observasi

Target 100%
Pencapaian

Kriteria: Kriteria Inklusi:


Semua pasien yang mendapatkan pelayanan di rumah sakit

Kriteria Eksklusi: Tidak


ada

Formula

Desain Pengumpulan Concurrent (Survei harian)


Data
Sumber Data Data primer
Instrumen Pengambilan Formulir Observasi
Data
Besar Sampel Menggunakan populasi atau sampel minimal
sesuai dengan referensi

Frekuensi Pengumpulan Harian


Data

Periode Bulanan
Pelaporan Data
Periode Analisis Triwulan
Data

Penyajian Data □ Tabel


□ Control chart □ Run chart

Penanggung Tim KP
Jawab
Ibu Hamil Yang Mendapatkan Pelayanan Anc Sesuai Standar

Judul Indikator Ibu Hamil Yang Mendapatkan Pelayanan ANC Sesuai Standar

Dasar pemikiran 1. Peraturan Presiden RI tentang RPJMN


2. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Kesehatan Ibu
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Puskesmas
5. Hasil SUPAS 2015 menyebutkan Angka Kematian Ibu (AKI)
305/100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan pada akhir SGDs
2030 adalah 131/100.000 KH
6. Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar
maka risiko pada kehamilan dapat sejak awal diketahui dan
dilakukan tata laksana, sehingga factor risiko dapat dikurangi
agar tidak terjadi komplikasi.
7. ANC sangat penting dilakukan untuk kelangsungan hidup baik
bagi ibu maupun bayi serta bayi dapat lahir dengan sehat,
berkualitas dan tercegah dari risikostunting
Dimensi Mutu 1. Efektif
2. Keselamatan
3. Fokus kepada pasien

Tujuan Penurunan angka kematian ibu di Indonesia


Definisi Operasional 1. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar
adalah ibu hamil yang telah mendapat pelayanan ANC lengkap
sesuai dengan standar kuantitas dan standar kualitas selama
periode kehamilan di wilayah kerja Puskesmas pada tahun
berjalan
2. Standar kuantitas adalah kunjungan 6 kali selama periode
kehamilan (K4) terdiri dari:
a. 2 kali kunjungan sedini mungkin pada trimesterke-1/
0-12 minggu
b. 1 kali kunjungan pada trimester ke-2/ ˃ 12-24
minggu
c. 3 kali kunjungan pada trimester ke-3/ 24 minggu
sampai dengan kelahiran
Minimal 2 kali diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di
Trimester 1 dan saat kunjungan ke 5 di Trimester 3.
3. Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang memenuhi
10T meliputi:
a. Timbang BB dan TB
b. Ukur Tekanan Darah
c. Nilai status Gizi (LILA)
d. Ukur tinggi fundus uteri (setelah kehamilan 24minggu)
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
f. Skrining status imunisasi dan berikan suntikantetanus
toksoid (TT) bila diperlukan
g. Beri tablet tambah darah
Pemeriksaan laboratorium meliputi:
1) Golongan darah
2) Kadar haemoglobin
3) Gluko-protein urin
4) Termasuk pemeriksaan HIV (indikator SPM)

h.Tata laksana
i. Temu wicara/ konseling
4. Waktu pemeriksan 10T mengikuti daftar pemeriksaan ANC sesuai
ketentuan yang berlaku.
5. Sasaran indicator adalah semua ibu bersalin yang telah
mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai standar pada tahun
berjalan

Tipe Indikator Hasil


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah ibu hamil bersalin yang telah mendapatkan pelayanan
(pembilang) ANC lengkap sesuai standar pada tahun berjalan
Denumerator Jumlah ibu hamil bersalin di wilayah kerja Puskesmas pada
(penyebut) tahun berjalan
Target Pencapaian 100%
Kriteria: Kriteria Inklusi
- Inklusi Seluruh ibu hamil beersalin di wilayah kerja Puskesmas padatahun
- Eksklusi berjalan
Kriteria Eksklusi:
1. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1
2. Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)
3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan kehamilan (abortus)
4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki catatan riwayat
kehamilan lengkap
5. Ibu hamil meninggal sebelum bersalin

Formula Jumlah ibu hamil bersalin yang telah


mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai
standar di wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan x 100%
Jumlah seluruh ibu hamil bersalin di wilayah puskesmas
Desain Pengumpulan Retrospektif
Data
Sumber data Kohort Ibu. Kartu Ibu, PWS KIA, Buku Register Ibu
Besar Sampel Jumlah ibu hamil bersalin yang berada di wilayah kerja
Puskesmas
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Periode Pelaporan Bulanan, Triwulan, Tahunan
Data
Periode Analisa Data Bulanan, Triwulan, tahunan
Penyajian Data □ Control Chart
□ Run chart
□ Tabel

Insrumen Data Skunder


Pengambilan Data
Penanggung Jawab Penanggung Jawab program KIA
Angka Keberhasilan Pengobatan Pasien TB Semua Kasus Sensitif Obat (SO)

Judul Indikator Angka Keberhasilan Pengobatan Pasien TB Semua Kasus Sensitif


Obat (SO)

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Pemerintah RI tentang RPJMN


2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 43 Tahun 2019 tentang
Puskesmas
3. Angka keberhasilan pengobatan TB semua kasus minimal 90%
dengan memperhatikan upaya penurunan angka putus obat, gagal,
meninggal dan pasien tidak dilakukan evaluasi.
Dimensi Mutu 1. Efisien
2. Efektif
3. Tepat waktu

Tujuan Untuk mengetahui jumlah keberhasilan pengobatan pasien TB


semua kasus sensitive obat dan mengurangi angka penularan
penyakit TB

Definisi 1. Tuberculosis yang selanjutnta disingkat TB adalah


Operasional penyakit menular yang disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis, yang dapat menyerang paru dan organ
lainnya.
2. TB Sensitif Obat (SO) adalah penderita TB yang
berdasarkan hasil pemeriksaan uji kepekaan atau Tes
Cepat Mikroskopis (TCM) menunjukkan hasil masih
sensitive terhadap obat anti tuberculosis (OAT) lini I
(pertama)
3. Obat Anti Tuberculosis (OAT) lini I adalah obat anti
tuberculosis yang terdiri dari Isoniazid (H), Rifampisin
(R), Pirazinamid (Z), Etambutol (E) dan streptomosin
(S)
4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB adalah angka
yang menunjukkan persentase semua pasien TB
yang sembuh dan pengobatan lengkap diantara semua
pasien TB yang diobati dan dilaporkan sesuai dengan
peiodesasi waktu pengobatan TB. Angka ini merupakan
penjumlahan dari angka kesembuhan semua kasus dan
angka pengobatan lengkap semua ksaus yang
mengambarkan kualitas pengobatan TB.
5. Sembuh adalah pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan
bacteriologis positif pada awal pengobatan yang hasil
pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan menjadi
negative dan pada salah satu pemeriksaan sebelumnya
.
6. Upaya peningkatan mutu keberhasilan pengobatan
pasien TB dilihat menurut alur pengobatan mulai dari
pasien dinyatakan positif sebagai pasien TB
berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis lainnya
sampai dengan pasien dinyatakan sembuh dan
pengobatan lengkap.
7. Upaya peningkatan mutu meliputi:
a. Pemeriksaan dahak yang tepat dan benar dengan
hasil dokumentasi
b. Pelaksanaan Komunikasi Informasi Edukasi
(KIE) TB kepada pasien TB dan keluarga,
pembuatan kesepakatan pasien dalam
menjalankan pengobatan TB termasuk Pengawas
Minum Obat (PMO).
c. Pemberian regimen dan dosis obat yang tepat.
d. Pemantauan kemajuan pengobatan termasuk
penanganan efek samping obat.
e. Pencatanan Rekan Medis secara lengkap dan
benar disetiap tahapan pengobatan.
8. Sembuh adalah pasien TB paru dengan hasil
pemeriksaan bakteriologis positif pada awal
pengobatan yang hasil pemeriksaan bakteriologis pada
akhir pengobatan TB menjadi negative dan pada salah
satu pemeriksaan
sebelumnya.
9.Pengobatan lengkap adalah pasien TB yang telah
menyelesaikan pengobatan secara lengkap dimana pada
salah satu pemeriksaan sebelum akhir pengobatan
hasilnya negative dan diakhir pengobatan tidak ada bukti
hasil pemeriksaan bakteriologis (tidak dilakukan
pemeriksaan bakteriologis diakhir pengobatan.
Jenis Indikator Hasil

Satuan Pengukuran Persentase


Numerator Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan pengobatan
lengkap pada tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas

Denumerator Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun berjalan


di wilayah kerja Puskesmas

Target 90%
Pencapaian

Kriteria Kriteria Inklusi:


Semua pasien TB SO yang dinyatakan sembuh dan menjalani
pengobatan secara lengkap di wilayah kerja Puskesmas pada
tahun berjalan.

Kriteria eksklusi
1. Pasien TB RO
2. Pasien TB pindahan yang tidak dilengkapi dengan TBC.09
dan hasil pengobatan pasien TB pindahan dengan TB.10
3. Pasien TB dengan hasil positif pada bulan ke 5 atau ke 6

Formula Jumlah pasien TB SO yang sembuh dan pengobatan lengkap


pada tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas × 100%
Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun berjalan
di wilayah kerja Puskesmas
Desain Retrospektif
Pengumpulan Data
Sumber Data Formulir:
TB.01, TB.03, TB.04, TB.05, TB.06, TB.09 dan TB.10
Instrumen Data Sekunder
Pengambilan Data
Sampel/Populasi Populasi

Frekuensi Harian
Pengumpulan Data

Periode Bulanan, triwulanan, tahunan


Pelaporan
Data
Periode Bulanan, triwulanan, tahunan
Analisis Data

Penyajian □ Tabel
Data □ Control chart
□ Run chart

Penanggung Penanggung Jawab TB


jawab
Kepuasan Pengguna Layanan

Judul Indikator Kepuasan Pengguna Layanan


Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
pada pasal 29 ayat 1 disebutkan bahwa Setiap Rumah
Sakit mempunyai kewajiban untuk memberi pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi dan
efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai
dengan standar pelayanan Rumah Sakit.
2. Permen PAN-RB No. 14 Tahun 2017
menyebutkan bahwa penyelenggara
pelayanan publik wajib melakukan Survei
Kepuasan Masyarakat secara berkala minimal
1 kali tahun dan wajib mempublikasikan hasilnya,
sebagai pelaksanaan amanah UU No.25 tahun 2009
tentang Pelayanan Publik.
Dimensi Mutu Berorientasi Pada Pasien
Tujuan Mengukur tingkat kepuasan pasien dan keluarga sebagai
dasar upaya-upaya peningkatan mutu dan terselenggaranya
pelayanan di semua unit
yang mampu memberikan kepuasan pelanggan.

Definisi 1. Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan


Operasional terhadap jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
rumah sakit. Kepuasan pelanggan dapat dicapai apabila
pelayanan yang diberikan sesuai atau
melampaui harapan pelanggan. Hal ini dapat diketahui
dengan melakukan survei kepuasan pelanggan untuk
mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dengan mengacu
pada kepuasan pelanggan berdasarkan Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM).
2. Pemantauan dan pengukuran kepuasan pasien dan
keluarga adalah kegiatan untuk mengukur tingkat
kesenjangan pelayanan rumah sakit yang diberikan
dengan harapan pasien dan keluarga di rawat jalan, rawat
inap dan gawat darurat
3. Pelayanan yang diukur berdasarkan persepsi dan
pengalaman pasien dan keluarga terhadap:
a Fasilitas : sarana, prasarana, alat
b SDM: perawat, dokter, petugas lain
c Farmasi: kecepatan, sikap petugas,
penjelasan penggunaan obat
d Administrasi : pendaftaran, ruang
tunggu dan pelayanan: kecepatan,
kemudahan, kenyamanan

Jenis Indikator Output


Satuan Pengukuran Nilai Indeks

Numerator Sesuai dengan formula perhitungan survei


kepuasan masyarakat berdasarkan Permenpan
No. 14 Tahun 2017
Denumerator Sesuai dengan formula perhitungan survei
kepuasan masyarakat berdasarkan Permenpan
No. 14 Tahun 2017
Target Pencapaian >76,60

Kriteria: Kriteri Inklusi :


Semua pasien, keluarga, pengunjung

Kriteria Ekslusi : Tidak ada


Formula Sesuai dengan formula perhitungan survei
kepuasan masyarakat berdasarkan Permenpan
No. 14 Tahun 2017
Desain Pengumpulan Data Concurrent (Survei Harian)

Sumber Data Kuesioner kepuasan

Instrumen Pengambilan Data Kuesioner kepuasan pasien


Besar Sampel Sesuai dengan formula perhitungan jumlah sampel
dalam survei kepuasan masyarakat berdasarkan
Permenpan No. 14 Tahun 2017 tentang Pedoman
Penyusunan Survei Kepuasan
Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik
Frekuensi Pengumpulan Minimal satu kali dalam 6 bulan
Data

Periode Pelaporan Data setiap 6 (enam) bulan

Periode Analisis Data setiap 6 (enam) bulan

Penyajian Data □ Tabel


□ Control chart □ Run chart
Penanggung PJ INM
Jawab

Anda mungkin juga menyukai