Anda di halaman 1dari 12

ABSTRAK

PENGARUH BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH


TERHADAP SIKAP NASIONALISME SISWA

Oleh

(Okta Darmayati, Irawan Suntoro, Hermi Yanzi)

Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan bagaimana pengaruh budaya dan


lingkungan sekolah terhadap sikap nasionalisme siswa kelas X SMK Negeri 2
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 60 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan angket
dan analisis data menggunakan SPSS 20 dengan menggunakan metode regresi
linier.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh yang signifikan
antara budaya sekolah (X1) terhadap sikap nasionalisme siswa (Y) dengan
koefisien determinasi sebesar 32,6%, (2) Terdapat pengaruh yang signifikan
antara lingkungan sekolah (X2) terhadap sikap nasionalisme siswa (Y) dengan
koefisien determinasi sebesar 30,4%. (3) Terdapat pengaruh yang signifikan
antara budaya (X1) dan lingkungan sekolah (X2) terhadap sikap nasionalisme
siswa (Y) dengan koefisien determinasi sebesar 35,5%.

Kata kunci: budaya sekolah, lingkungan sekolah, sikap nasionalisme siswa


ABSTRACT

INFLUENCE OF SCHOOL’S CULTURE AND SCHOOL’S


ENVIRONTMENT ON STUDENT’S NATIONALISM ATTITUDE

(Okta Darmayati, Irawan Suntoro, Hermi Yanzi)

The aim of this research was to explain how the influence of culture and school
environment on student’s nationalism attitude of X grade at SMK N 2 Bandar
Lampung in 2014/2015. The method that used in this research was quantitative
descriptive method. The sample of this research were 60 students. The technique
to collect the data was using questionnaire and the data analysis used SPSS 20 by
using linear regression.

The result of this research showed that: (1) there was significant influence of
school’s culture (X1) on student’s nationalism attitude (Y) with the value of
determination coefficient was 32,6%. (2) there was significant influence of
school’s environment (X2) on student’s nationalism attitude (Y) with the value of
determination coefficient was 30,4%. (3) there was significant influence of
school’s culture (X1) and school’s environment (X2) on student’s nationalism
attitude (Y) with the value of determination coefficient was 35,5%.

Keywords: school’s culture, school’s environment, student’s nationalism attitude.


PENDAHULUAN memajukan, melestarikan, melindungi
serta menjaga segala sesuatu yang
Latar Belakang Masalah dimiliki oleh negaranya.

Bangsa Indonesia merupakan suatu Berdasarkan cita-cita luhur dan tujuan


bangsa yang majemuk, yang terdiri nasional bangsa Indonesia, maka
dari berbagai keragaman sosial, suku untuk mengisi dan meneruskan hasil
bangsa, kelompok etnis, budaya, adat kemerdekaan saat ini, dibutuhkan
istiadat, bahasa, agama, aspirasi sikap nasionalisme yang tinggi dari
politik dan lain-lain. Oleh karena itu, setiap warga negara. Untuk
prinsip negara Indonesia adalah memaknai penanaman sikap
sebagai negara bhinneka tunggal ika nasionalisme tersebut dibutuhkan
yang mencerminkan bahwa meskipun suatu upaya dari bangsa Indonesia
Indonesia adalah negara yang terdiri untuk berperilaku yang mengarah
dari berbagai suku bangsa, kelompok pada nilai-nilai Pancasila.
etnis, budaya, adat istiadat, bahasa
dan agama, tetapi terintegrasi dalam Pendidikan dalam penanaman sikap
keikaan dan kesatuan. nasionalisme bertujuan untuk
menciptakan generasi-generasi yang
Ajaran tentang kebangsaan sebagai sadar akan kebersamaan yang
suatu pergerakan perjuangan menjunjung tinggi rasa cinta tanah air
kemerdekaan memperoleh landasan (nasionalisme). Dalam hal ini,
kultural yang mendalam, sehingga pentingnya sikap nasionalisme bagi
pergerakkan kemerdekaan dan generasi muda untuk menjunjung
pembangunan bangsa itupun tinggi identitas nasional, sangat
merupakan bagian daripada membutuhkan penanaman sikap
kebudayaan sebagai perjuangan. nasionalisme yang tinggi. Adanya
Kebudayaan itu untuk karakter siswa yang berbeda-beda
mempersatukan dan tidak memecah mengakibatkan munculnya
belah. Namun pelestarian kebudayaan pandangan dan pemikiran yang
Indonesia masih lemah dan berbeda-beda pula yang akan
pertumbuhan peradaban kebudayaan mengakibatkan lunturnya sikap
global berkembang dengan amat nasionalisme.
cepat. Dengan adanya hal ini, rasa
kebanggaan terhadap identitas Berdasarkan hasil wawancara yang
nasional sangat dibutuhkan. Rasa dilakukan dengan siswa-siswi SMK
kebanggaan ini akan menimbulkan Negeri 2 Bandar Lampung ditemukan
sikap nasionalisme. bahwa masih banyak kendala yang
berkaitan dengan pembentukan serta
Nasionalisme merupakan suatu penanaman sikap nasionalisme.
paham kebangsaan yang mengandung Secara umum persoalan tersebut
makna sebagai suatu kesadaran dan meliputi: masih rendahnya
semangat cinta tanah air, kebanggaan pembentukan sikap nasionalisme
atas bangsanya, memelihara siswa mulai dari diri sendiri maupun
kehormatan bangsa serta memiliki di dalam lingkungan sekolah. Salah
rasa persatuan dan kesatuan. Sikap satu contohnya yaitu siswa tidak
nasionalisme ini akan tergambar hapal lagu kemerdekaan Indonesia,
dalam perilaku menghormati, mereka menyanyikannya dengan lirik
yang terbalik, dan kurang tertibnya TINJAUAN PUSTAKA
siswa dalam mengikuti upacara
bendera setiap hari senin. Penurunan Pengertian Sikap Nasionalisme
sikap nasionalisme dapat terjadi Menurut Slameto (2010: 188) “Sikap
karena banyak faktor seperti: budaya merupakan sesuatu yang dipelajari,
sekolah, lingkungan sekolah yang dan sikap menentukan bagaimana
berupa kurangnya implementasi nilai- individu bereaksi terhadap situasi
nilai nasionalisme di sekolah, serta menentukan apa yang dicari
pemahaman siswa terhadap nilai-nilai individu dalam kehidupan.”
nasionalisme, media yang banyak
memberikan informasi nilai asing. Berdasarkan pendapat diatas,
disimpulkan bahwa sikap merupakan
Dalam perkembangan dan arus suatu reaksi atau respons perasaan
globalisasi, sikap nasionalisme seseorang terhadap suatu objek.
bangsa saat ini sangat
memprihatinkan, terutama bagi siswa Slameto (2010: 191) menyatakan
yang cepat mendapat pengaruh dari bahwa “Perubahan zaman akan
dalam negeri maupun luar negeri. membawa perubahan dalam hal-hal
Rasa cinta terhadap tanah air yang dibutuhkan dan diinginkan oleh
(nasionalisme) dapat ditumbuhkan orang-orang pada saat tertentu, juga
dengan memberi pengetahuan dan akan terjadi perubahan dalam sikap
implementasi tentang nilai-nilai mereka terhadap berbagai objek.”
nasionalisme serta pengembangan
sikap nasionalisme melalui Pengertian Nasionalisme
pembelajaran di kelas dan melalui Nasionalisme berasal dari kata nation
ekstrakurikuler, salah satu contohnya (bangsa). Nasionalisme adalah suatu
yaitu ekstrakurikuler Pasukan paham yang berpendapat bahwa
Pengibar Bendera (PASKIBRA). kesetiaan yang tertinggi terdapat
harus diserahkan pada negara
Melalui pendidikan dan kebiasaan kebangsaan. Taniredja (2013: 185)
yang dilakukan di dalam lingkungan menyebutkan bahwa “Perasaan
sekolah, sikap nasionalisme siswa mendalam akan suatu ikatan yang erat
akan tumbuh dan berkembang. Sikap dengan tanah tumpah darahnya. Dan
nasionalisme dapat ditunjukan dengan nasionalisme tersebut semakin lama
adanya rasa bersatu antar warga semakin kuat peranannya dalam
sekolah yang beraneka ragam suku membentuk semua segi kehidupan,
dan agama yang secara bersama-sama baik yang bersifat umum maupun
membangun nilai-nilai, semangat, dan yang bersifat pribadi.”
patriotisme yang diletakan dalam
semangat pembelaan dan cinta Hertz dalam Taniredja (2013: 199)
terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan menyebutkan bahwa, Nasionalisme
keadilan dengan mempertahankan adalah suatu ideologi yang meletakan
kedaulatan, integritas, dan identitas bangsa dipusat masalahnya dan
bangsa yang diterapkan di sekolah. berupaya mempertinggi keberadannya
untuk mencapai dan mempertahankan
otonomi, kesatuan, dan identitas
bangsa.
Hayes dalam Taniredja (2013: 187) Soegito (2006: 95) menyatakan
membedakan empat arti nasionalisme bahwa aspek sikap nasionalisme yang
yaitu: dikembangkan adalah:
1. Sebagai suatu proses sejarah 1. cinta tanah air,
aktual, yaitu proses sejarah 2. rela berkorban,
pembentukan nasionalitas sebagai 3. persatuan dan kesatuan,
unit-unit politik, pembentukan 4. pantang menyerah.
suku dan imperium kelembagaan
negara nasional modern. Nasionalisme menandakan sikap
2. Sebagai suatu teori, prinsip atau kebangsaan yang positif, yakni
implikasi ideal dalam proses mempertahankan kemerdekaan dan
sejarah aktual. harga diri bangsa dan sekaligus
3. Nasionalisme menaruh kepedulian menghormati bangsa lain.
terhadap kegiatan-kegiatan politik, Nasionalisme sangat berguna untuk
seperti kegiatan partai politik membina rasa bersatu antar penduduk
tertentu, penggabungan proses negara yang heterogen (karena
historis dan suatu teori politik. perbedaan suku, agama dan asal usul)
4. Sebagai suatu sentimen, yaitu dan berfungsi untuk membina rasa
menunjukan keadaan pikiran di identitas dan kebersamaan dalam
antara satu nasionalitas. negara serta bermanfaat untuk
mengisi kemerdekaan yang sudah
Menurut Hitler dalam Chotib dan diperoleh.
Djazuli (2007: 24) nasionalisme
adalah sikap dan semangat berkorban Pengertian Budaya Sekolah
untuk melawan bangsa lain,
chauvinisme adalah masa kebangsaan Selo Soemardjan dan Soelaiman
yang bersemangat dan bertindak Soemardi dalam Gunawan (2010: 16)
agresif terhadap bangsa lain. mengatakan budaya atau kebudayaan
Sedangkan menurut Budiyanto dalam dalam arti etimologi adalah segala
Nurhayati (2013: 7) nasionalisme sesuatu yang dihasilkan oleh kekuatan
adalah perasaan cinta atau bangga budi manusia. Karena itu tidak hanya
terhadap tanah air dan bangsanya bekerja dengan kekuatan budinya
dengan tetap menghormati bangsa melainkan juga dengan imajinasi,
lain karena merasa sebagai bagian perasaan dan kehendaknya menjadi
dari bangsa lain di dunia. lebih lengkap jika kebudayaan
diungkapkan sebagai cipta, rasa, dan
Indikator dari sikap nasionalisme karsa masyarakat.
menurut Agustarini dalam Nurhayati
(2013: 7) yaitu: Kemudian menurut E.B. Taylor
1. Menjaga dan melindungi Negara dalam Gunawan (2010: 16)
2. Sikap rela berkorban/ patriotism kebudayaan adalah suatu keseluruhan
3. Indonesia bersatu yang kompleks yang mencangkup
4. Melestarikan budaya Indonesia pengetahuan, kepercayaan, seni,
5. Cinta tanah air moral, hukum, adat istiadat, dan
6. Bangga berbangsa Indonesia kecakapan-kecakapan serta
7. Menjunjung tinggi nilai kebiasaan-kebiasaan lainnya yang
kemanusiaan diperoleh/dihasilkan manusia sebagai
anggota masyarakat.
Hassan dalam Pidarta (2009: 165) menuju dan merealisasikan
mengatakan kebudayaan berisi: masyarakat Pancasila yang diidam-
1) Norma-norma, idamkan.”
2) Folkways yang mencangkup
kebiasaan, adat, dan tradisi, Menurut Wuradji dalam Pidarta
3) Mores. (2009: 179) menyebutkan bahwa,
sekolah sebagai kontrol sosial dan
Berdasarkan pendapat diatas, perubah sosial. Sebagai kontrol sosial
bahwasanya kebudayaan yaitu cara antara lain dengan memperbaiki
hidup dan tingkah laku manusia yang kebiasaan-kebiasaan jelek anak-anak
berupa pengetahuan, kepercayaan, di rumah dan di masyarakat. Dan
seni, moral, hukum, adat istiadat, dan sebagai perubah sosial antara lain
kebiasaan-kebiasaan. dengan menyeleksi nilai-nilai,
menghasilkan warganegara yang baik,
Salah satu lingkungan yang terbukti dan menciptakan ilmu dan teknologi
sangat berperan dalam pembentukan baru.
kepribadian siswa adalah sekolah.
Tu’u (2004: 18) menegaskan bahwa Menurut Abu Ahmadi dalam Ihsan
“Di sekolah diadakan kegiatan (2008: 187), kebudayaan sekolah
pendidikan, pembelajaran dan terdiri dari berbagai unsur yaitu:
latihan.” 1. Letak lingkungan dan prasarana
sekolah
Gunawan (2010: 64-70) mengatakan 2. Kurikulum sekolah memuat
“tugas-tugas sekolah antara lain”: gagasan atau fakta keseluruhan
1) Sekolah memberikan bekal demi program pendidikan
pengetahuan dan keterampilan 3. Pribadi-pribadi siswa yang
2) Sekolah merupakan persemaian merupakan warga sekolah terdiri
kader-kader karyawan sampai atas guru dan siswa
pemimpin 4. Nilai-nilai, norma dan sistem
3) Sekolah merupakan tempat untuk peraturan.
mengantisipasi mobilitas sosial
4) Sekolah membantu memecahkan Hannay dalam Glover (2005: 12)
masalah-masalah sosial mengatakan bahwa, pembudayaan
5) Sekolah merupakan agen-agen kelas dan sekolah tidak dapat dicapai
penerus dan pengembang dengan mudah. Jika pengaruh masa
kebudayaan lalu tetapi terlalu kuat dan cara hidup
6) Sekolah dapat membantu orang dan kerja tetap dipatok oleh citra
tua mengendalikan dan masa lalu mengenai organisasi itu
mengarahkan anak apa.

Gunawan (2010: 71) menegaskan Berdasarkan pendapat dan teori yang


bahwa “Sekolah memegang peranan telah dikemukakan, dapat
penting dalam sosialisasi anak, disimpulkan bahwa budaya sekolah
sehingga dapat menjadi anggota ialah keadaan yang merangkumi
masyarakat yang baik sesuai harapan norma-norma, nilai-nilai,
masyarakatnya. Bahkan mungkin kepercayaan-kepecayaan, dan tradisi-
lebih dari itu, sekolah dapat menjadi tradisi yang membentuk peraturan-
motor penggerak masyarakat untuk peraturan yang ada di dalam sekolah.
Pengertian Lingkungan Sekolah dalam Glover (2005: 49) mengatakan
hubungan timbal balik antara sekolah
Menurut Purwanto (1995: 72) dan lingkungannya mempengaruhi
“lingkungan (environment) adalah pengajaran dan pembelajaran karena
semua kondisi dalam dunia ini yang perekrutan siswa semakin terkait
dengan cara-cara tertentu dengan sukses atau tidaknya sekolah
mempengaruhi tingkah laku kita, sebagaimana dicerap orang.
pertumbuhan, perkembangan atau life
processes kita kecuali gen-gen.” Lackney dalam Glover (2005: 49)
Kemudian Menurut Daradjat (1996: menyarankan bahwa ada tiga unsur
63) “lingkungan mencangkup iklim, dalam lingkungan sekolah yaitu:
tempat tinggal, adat istiadat, 1) Kesehatan dan keamanan,
pengetahuan, pendidikan, dan alam.” 2) Lingkungan sekitar,
3) Faktor-faktor berdasarkan
Dari teori dan pendapat diatas, dapat kurikulum.
disimpulkan bahwa lingkungan
merupakan segala sesuatu di luar diri Tujuan Penelitian
individu (eksternal) dan merupakan
sumber informasi yang diperolehnya Penelitian ini bertujuan untuk
melalui panca inderanya yang mengetahui dan menganalisis
berpengaruh terhadap pengaruh budaya dan lingkungan
perkembangannya. sekolah terhadap sikap nasionalisme
siswa kelas X di SMK Negeri 2
Lingkungan berperan penting dalam Bandar Lampung Tahun Pelajaran
perilaku manusia khususnya sekolah, 2014/2015.
sebab dari sinilah perlakukan-
perlauan yang terus menerus dan METODOLOGI PENELITIAN
terstruktur diberikan kepada anak,
sehingga anak diharapkan dapat Metode yang digunakan dalam
merubah perilakunya sesuai yang penelitian ini adalah metode
diharapkan. Sekolah yang telah deskriptif kuantitatif, untuk
memberikan lingkungan yang mengetahui pengaruh antara variabel
menunjang bagi kesuksesan yang satu dengan variabel yang
pendidikan maka sekolah itu secara lainnya yang dideskripsikan secara
langsung dan tidak langsung sistematis. Sampel dalam penelitian
memberikan sentuhan perlakuan ini berjumlah 60 responden. Teknik
kepada anak. pengumpulan data yang digunakan
adalah angket dengan cara
Menurut Toy dan Miskel dalam memberikan seperangkat pertanyaan
Glover (2005: 49) lingkungan adalah tertutup untuk dijawab oleh
gabungan faktor-faktor geografi dan responden. Teknik pengumulan data
sosial ekonomi yang mempengaruhi ini didukung dengan teknik
hubungan sekolah dengan wawancara, kepustakaan, observasi,
masyarakatnya, entah sebagai sebuah dan dokumentasi. Teknik analisis
asal para murid atau sebagai data menggunakan SPSS 20 dengan
pangkalan sumber peralatan bagi menggunakan regresi linier.
sekolah. Hammond & Deninison
HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Penyajian data mengenai pengaruh


budaya dan lingkungan sekolah
terhadap sikap nasionalisme siswa
kelas X di SMK Negeri 2 Bandar
Lampung.

1. Penyajian data mengenai sikap Nasionalisme


Tabel 4.4 Distribusi frekuensi sikap Nasionalisme
No. Kelas Interval Frekuensi Persentase Kategori
1. 19 – 22 19 31,67% Lemah
2. 23 – 26 31 51,67% Sedang
3. 27 – 29 10 16,66% Kuat
Jumlah 60 100%
Sumber: Data analisis hasil sebaran angket

2. Penyajian data mengenai Budaya Sekolah

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi budaya sekolah


No. Kelas Interval Frekuensi Persentase Kategori
1. 13 – 17 1 1,67% Kurang Baik
2. 18 – 22 23 38,33% Cukup Baik
3. 23 – 28 36 60% Sangat Baik
Jumlah 60 100%
Sumber: Data analisis hasil sebaran angket

3. Penyajian data mengenai Lingkungan Sekolah


Tabel 4.10 Distribusi frekuensi lingkungan sekolah
No. Kelas Interval Frekuensi Persentase Kategori
1. 14 – 18 5 8.33% Kurang Baik
2. 19 – 22 34 56,67% Cukup Baik
3. 23 – 26 21 35% Sangat Baik
Jumlah 60 100%
Sumber: Data analisis hasil sebaran angket
PEMBAHASAN

1. Pengaruh Budaya Sekolah (X1) tanah air, rasa persatuan dan


Terhadap Sikap Nasionalisme kesatuan, serta bangga terhadap
Siswa (Y) identitas bangsa sehinga siswa dapat
merasakan betapa pentingnya kita
Berdasarkan hasil pengolahan data untuk memiliki dan menumbuhkan
dan pengujian hipotesis diketahui sikap Nasionalisme. Rasa kebangsaan
bahwa ada pengaruh signifikan antara serta Nasionalisme dari suatu bangsa
budaya sekolah terhadap sikap terbentuk dalam rasa cinta tanah air
Nasionalisme siswa dengan sangatlah penting dalam menjaga
koefisiensi determinasi sebesar 0,326 ketahanan dan keamanan negara.
atau 32,6%. Budaya sekolah di
lingkungan sekolah menyebabkan Upaya sekolah dalam menumbuhkan
warga sekolah terpengaruh dalam rasa cinta terhadap tanah air
menumbuhkan sikap (Nasionalisme) yaitu dengan memberi
Nasionalismenya. pengetahuan dan implementasi
tentang nilai-nilai Nasionalisme serta
Dengan adanya budaya sekolah yang pengembangan sikap Nasionalisme
berupa budaya tertib dan kebiasaan di melalui pembelajaran di kelas,
dalam sekolah seperti upacara peringatan hari-hari besar nasional,
bendera setiap hari senin, perayaan upacara bendera dan melalui
hari-hari besar nasional, kesopan ekstrakurikuler, salah satu contohnya
santunan siswa terhadap guru dan yaitu ekstrakurikuler Pasukan
orang yang lebih tua yang berada di Pengibar Bendera (PASKIBRA) dan
dalam lingkungan sekolah harus Ekstrakurikuler Seni Budaya.
dipertahankan dan rasa cinta tanah air
akan tumbuh dalam diri masing- 2. Pengaruh Lingkungan Sekolah
masing siswa untuk selalu (X2) Terhadap Sikap
menghargai, menghormati, dan Nasionalisme Siswa (Y)
mempertahankan kedaulatan,
integritas, dan identitas bangsa Lingkungan sekolah merupakan
Indonesia yang diterapkan dalam sarana pendidikan yang paling
lingkungan sekolah. Banyaknya penting dalam pembangunan nasional
budaya sekolah yang menerapkan dan untuk meningkatkan kualitas
sikap Nasionalisme menyebabkan hidup manusia baik dalam bidang
siswa terpengaruh dalam kognitif (pengetahuan), afektif (sikap)
menumbuhkan sikap Nasionalisme. maupun psikomotorik (keterampilan).
Hal ini menunjukkan bahwa budaya Oleh sebab itu, peranan sekolah
sekolah memiliki peran yang sangat sangat besar dalam menumbuh
berpengaruh dalam menumbuhkan kembangkan sikap Nasionalisme
sikap Nasionalisme. siswa, karena sekolah yang berperan
dalam mengembangkan potensi siswa
Menerapkan sikap Nasionalisme untuk memiliki kekuatan spiritual
diperlukan karena ketika dalam keagamaan, pengendalian diri,
menjaga dan melindungi Negara serta kepribadian, kecerdasan, akhlak
identitas nasional, siswa harus mulia, serta keterampilan yang
memiliki rasa kebersamaan, cinta diperlukan.
Berdasarkan hasil penelitian dan kehidupan sosial yang berbeda dan
pengujian hipotesis, diketahui bahwa saling berinteraksi secara
ada pengaruh signifikan antara berkelanjutan, sehingga membentuk
Lingkungan Sekolah Terhadap Sikap sistem nilai yang membudaya dan
Nasionalisme Siswa dengan menjadi milik bersama di sekolah.
koefisiensi determinasi sebesar 0,304 Budaya sekolah yang berintikan tata
atau 30,4%. Dengan demikian nilai mempunyai fungsi dalam
menurut Hammond & Deninison memberikan kerangka dan landasan
dalam Glover (2005: 49) hubungan yang berupa ide, semangat, gagasan
timbal balik antara sekolah dan dan cita-cita bagi seluruh warga
lingkungannya mempengaruhi sekolah.
pengajaran dan pembelajaran karena
perekrutan siswa semakin terkait Lingkungan berperan penting dalam
dengan sukses atau tidaknya sekolah perilaku manusia khususnya sekolah,
sebagaimana dicerap orang. Banyak sebab dari sinilah perlakukan-
siswa yang terpengaruh oleh perlakuan yang terus menerus dan
kebiasaan-kebiasaan yang terjadi terstruktur diberikan kepada anak,
dalam lingkungan sekolah serta sehingga anak diharapkan dapat
kebiasan-kebiasaan orang terdekat, merubah perilakunya sesuai yang
seperti: orang tua, teman-teman dan diharapkan. Sekolah yang telah
lingkungan sekitar terhadap memberikan lingkungan yang
pembentukan sikap Nasionalisme. menunjang bagi kesuksesan
Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan maka sekolah itu secara
lingkungan sekolah sangat langsung dan tidak langsung
berpengaruh terhadap sikap memberikan sentuhan perlakuan
Nasionalisme siswa. kepada anak. Menurut Hammond &
Deninison dalam Glover (2005: 49)
Sikap Nasionalisme siswa sangat hubungan timbal balik antara sekolah
dibutuhkan dalam menjaga ketahanan dan lingkungannya mempengaruhi
dan keamanan negara, melindungi pengajaran dan pembelajaran karena
Negara serta identitas nasional. perekrutan siswa semakin terkait
Seharusnya siswa dapat menyikapi dengan sukses atau tidaknya sekolah
kebiasaan-kebiasaan lingkungan sebagaimana dicerap orang.
sekitar dengan baik, sehingga dalam
pembentukan sikap Nasionalisme, Berdasarkan hasil penelitian dan
siswa dapat menumbuhkan dan pengujian hipotesis, diketahui bahwa
menambah pengetahuan, sikap dan ada pengaruh secara signifikan
keterampilannya terhadap cinta tanah budaya dan lingkungan sekolah
air. terhadap sikap Nasionalisme siswa
kelas X di SMK Negeri 2 Bandar
3. Pengaruh Budaya (X1) dan Lampung. Hal ini ditunjukkan dengan
Lingkungan Sekolah (X2) pengujian hipotesis kedua dengan uji
Terhadap Sikap Nasionalisme F, dimana nilai Fhitung = 15,696 dan
Siswa (Y) sig sebesar 0,000 yang kurang dari
0,05. Pada taraf nyata 0,05 dk
Kondisi sekolah yang dinamis pembilang p – 1, dan dk penyebut n –
merupakan perpaduan seluruh warga p diperoleh Ftabel = 3,16. Hal ini
sekolah yang memilki latar belakang menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel
(15,696>3,16) yang berarti H0 ditolak Pengibar Bendera (PASKIBRA) dan
atau terdapat pengaruh X1 dan X2 ekstrakurikuler Seni Budaya.
terhadap Y. Hal ini menjelaskan
kontribusi budaya dan lingkungan KESIMPULAN DAN SARAN
sekolah mempengaruhi sikap
Nasionalisme siswa kelas X di SMK Kesimpulan
Negeri 2 Bandar Lampung sebesar
35,5% sedangkan sisanya Berdasarkan analisis data,
dipengaruhi oleh faktor lain. pembahasan hasil penelitian,
khususnya analisis data yang telah
H0 ditolak H1 diterima berarti terdapat diuraikan mengenai pengaruh budaya
pengaruh yang positif dan signifikan dan lingkungan sekolah terhadap
antara budaya dan lingkungan sekolah sikap nasionalisme siswa kelas X
terhadap sikap Nasionalisme siswa SMK Negeri 2 Bandar Lampung
Kelas X di SMK Negeri 2 Bandar Tahun Pelajaran 2014/2015. maka
Lampung Tahun Pelajaran ditarik kesimpulan sebagai berikut:
2014/2015. 1. Terdapat pengaruh budaya sekolah
terhadap sikap nasionalisme siswa
Berdasarkan pengujian hipotesis kelas X SMK Negeri 2 Bandar
tersebut dapat disimpulkan bahwa Lampung Tahun Pelajaran
budaya dan lingkungan sekolah 2014/2015..
merupakan suatu hal yang berkaitan, 2. Terdapat pengaruh lingkungan
karena lingkungan sekolah sekolah terhadap sikap
merupakan wadah yang digunakan nasionalisme siswa kelas X SMK
dalam penerapan budaya sekolah. Negeri 2 Bandar Lampung Tahun
Banyak siswa yang terpengaruh oleh Pelajaran 2014/2015.
kebiasaan-kebiasaan yang terjadi 3. Terdapat pengaruh budaya dan
dalam lingkungan sekolah dalam lingkungan sekolah terhadap sikap
pembentukan sikap Nasionalisme. nasionalisme siswa kelas X SMK
Hal ini menunjukkan bahwa budaya Negeri 2 Bandar Lampung Tahun
dan lingkungan sekolah sangat Pelajaran 2014/2015.
berpengaruh terhadap sikap
Nasionalisme siswa. Saran

Upaya sekolah dalam menumbuhkan Berdasarkan hasil penelitian dan


rasa cinta terhadap tanah air analisis data mengenai pengaruh
(Nasionalisme) di dalam lingkungan budaya dan lingkungan sekolah
sekolah melalui pembudayaan di terhadap sikap nasionalisme siswa
sekolah yaitu dengan memberi kelas X SMK Negeri 2 Bandar
pengetahuan dan implementasi Lampung Tahun Pelajaran
tentang nilai-nilai Nasionalisme serta 2014/2015. maka peneliti
pengembangan sikap Nasionalisme mengemukakan beberapa saran
melalui pembelajaran di kelas, sebagai berikut:
peringatan hari-hari besar nasional, 1. Bagi siswa agar selalu menambah
upacara bendera dan melalui wawasan dan pengetahuannya
ekstrakurikuler, salah satu contohnya tentang sikap nasionalisme, tidak
yaitu ekstrakurikuler Pasukan hanya tentang cinta dan bangga
terhadap tanah air, tetapi juga
tentang menjaga dan Professional Practice in
mempertahankan identitas bangsa. Secondary Schools. Jakarta:
Dengan begitu siswa akan peduli Grasindo.
dengan negarannya dan
menentukan nasib negaranya Gunawan, Ary H. 2010. Sosiologi
berdasarkan wawasan, Pendidikan. Jakarta: Rineka
pengetahuan, keterampilan dan Cipta.
sikap yang dimiliki, yang
menurutnya baik untuk negaranya Ihsan, Fuad. 2008. Dasar-dasar
bukan karena pengaruh budaya Kependidikan. Jakarta: PT. Asdi
dari Negara asing. Mahasatya.
2. Bagi guru agar dapat membantu
siswa untuk memberikan arahan Nurhayati, Yanti. 2013. Pengaruh
dan bimbingan yang tepat dalam Upacara Bendera Terhadap
menumbuhkan sikap nasionalisme. Sikap Nasionalisme Di SMP N
Hal tersebut dapat dilakukan 14 Bandung. Bandung:
dengan memberikan pembelajaran Universitas Pendidikan
tentang wawasan nusantara dan Indonesia.
identitas nasional, tidak hanya
memberikan pembelajarannya saja Pidarta, Made. 2009. Landasan
tetapi guru juga harus menjelaskan Kependidikan Stimulus Ilmu
pentingnya sikap nasionalisme Pendidikan Bercorak Indonesia
dalam menjaga dan Edisi II. Jakarta: Rineka Cipta.
mempertahankan keutuhan bangsa
yang merupakan kewajiban bagi Purwanto, M. Ngalim. 1995. Ilmu
setiap warga negara. Pendidikan Teoritis Dan
3. Bagi sekolah agar dapat Praktis. Bandung: PT. Remaja
memberikan dukungan kepada Rosda Karya.
setiap siswanya dengan
mengadakan sosialisasi tentang Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-
pentingya sikap nasionalisme, agar faktor yang Mempengaruhinya.
terciptanya Negara yang aman Jakarta: Rineka Cipta.
yang dilindungi oleh generasi
muda yang tangguh. Soegito A. T. 2006. Pendidikan
Pancasila. UNNES-UNNES:
DAFTAR PUSTAKA Press

Chotib. 2007. Sikap Nasionalisme. Taniredja, Tukiran. 2013. Konsep


Jakarta: Bumi Citra. Dasar Pendidikan
Kewarganegaraan. Yogyakarta:
Daradjat, Zakiyah. 1996. Ilmu Penerbit Ombak.
Pendidikan Islam. Jakarta:
Bumi Aksara. Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin
pada Perilaku dan Prestasi
Glover, Derek dan Sue Law. 2005. Siswa. Jakarta: Rineka Cipta.
Improving Learning

Anda mungkin juga menyukai