Anda di halaman 1dari 11

HYDRAULIC SYSTEM EXCAVATOR

Resume discussion Overhaul Hydraulic System


Komatsu Excavator
I. TECHNICAL TERMINOLOGI

1. Circuit Open Centre (OLSS- Open center Load Sensing System)


Flow dicharge pump akan dikembalikan ke tank pada saat control valve posisi netral,
sehingga pressure pump cenderung kecil (pada unit yang menggunakan type
variable piston pump, sudut pump akan dperkecil sehingga flow discharge pump
juga kecil.)
2. Circuit Close Centre
Flow dicharge pump tidak dikembalikan ke tank spool pada saat control valve posisi
netral, sehingga selalu terdapat standby pressure dan agar tidak terjadi kenaikan
pressure yang berlebihan maka oli akan dibebaskan melalui relief valve (pilot circuit)
atau unloader valve (main circuit) untuk membatasi besarnya pressure. Dengan
adanya standby pressure maka pergerakan attachment responsive sesuai gerakan
PPC valve atau lever control.
3. Stand by Pressure
Karena flow dicharge pump tidak dikembalikan ke tank pada saat control valve posisi
netral, sehingga pressure akan terjadi, untuk mengatur besar pressure dibatasi oleh
relief valve (pilot circuit) atau unloader valve (main circuit). Dengan adanya standby
pressure maka pergerakan actuator responsive sesuai pergerakan lever control.
4. Pressurized Tank
Hydraulic tank yang breathernya menggunakan pressure valve (+ vaccum vaccum),
sehingga pressure dalam tank dipertahankan pada cracking pressure (nilai tension
spring pressure valve), dengan tujuan membantu kerja pump untuk mencegah
terjadinya cavitasi.
5. Hydraulic Lock
Suatu valve (spool) tidak bisa bergerak (jammed) karena adanya pressure yang
bekerja atau menekan valve secara tidak merata, sehingga terjadi kecenderungan
valve ditekan hanya pada satu sisi. Untuk mencegah terjadinya hydraulic lock, maka
pada spool atau valve dibuatkan alur melingkar atau Groove.
6. Hydraulic Relief Losses
Kehilangan tenaga engine pada saat relief pressure tercapai, sedangkan flow
discharge pump masih besar. Saat relief pressure tercapai, attachment sudah tidak
dapat bergerak, sehingga akan terjadi kerugian, jika pump masih menghasilkan flow
yang besar dan kelebihan flow oli akan dibebaskan melalui relief valve, sehingga
dapat menyebabkan overheat. Sehingga untuk mencegah hal tersebut maka sudut
pump diperkecil dengan fungsi CUT-OFF.
7. Setting Pressure of Relief Valve
Hasil pembacaan pressure gauge pada saat control valve (PPC valve) digerakkan,
sedangkan actuator (hydraulic cylinder atau motor) tidak bergerak. Besarnya Setting
pressure bervariasi sesuai dengan Flow discharge pump (setting pressure saat low
idle akan lebih kecil dibanding saat high idle atau adanya perbedaan sudut pump)
8. Cracking Pressure of Relief Valve
Besarnya pressure pada saat awal valve mulai terbuka, yang nilai pressurenya
diatas nilai tension springnya. Cracking pressure akan berubah hanya pada saat
dilakukan adjustment.
9. Pick Up Pressure
Plug atau coupler untuk memasang pressure gauge (hose adapter) saat
measurement.
10. Flow Rate
Besar max flow discharge pump dalam satuan liter per menit.
11. Back Pressure
Pressure dalam system yang terjadi karena adanya resistance atau orifice.

12. Fixed Displacement Pump


Type pump dimana satu putaran shaft pump menghasilkan flow discharge yang
konstan atau tidak dapat berubah.
13. Variable Displacement Pump
Type pump dimana satu putaran shaft pump menghasilkan flow discharge yang
dapat berubah sesuai sudut pump.
14. Axial Piston Pump
Piston pump yang pergerakan pistonnya searah dengan sumbu, Tipe ini banyak
digunakan karena selain mampu bekerja pada pressure tinggi, juga konstruksinya
lebih sederhana dibandingkan Radial piston pump yang memerlukan mekanisme
inlet-outlet valve.
15. Swash Plate
Suatu mekanisme yang digunakan untuk mengatur dan merubah sudut piston pump,
swash plate digerakkan oleh servo piston yang diatur servo valve.
16. Axial pistol Pump.bend axis
Type piston pump yang sudut pumpnya terbentuk karena drive shaft dengan cylinder
barrel shaft tidak segaris, hal ini dapat dilihat dari bentuk housingnya yang bengkok.
Karena torsional force yang terjadi pada shaft pump relative besar sehingga bearing
yang digunakan sebagai tumpuan shaft, jumlahnya lebih banyak dan ukurannya
besar, jika disbanding yang digunakan pada axial piston pump swash plate.
17. 5/4 Spool Control Valve
Suatu system spool control valve yang mempunyai 5 port yang terdiri : port Inlet
Bypass, Inlet standby, Outlet bypass (tank) dan 2 port Outlet-Inlet actuator, spool
dapat digerakkan pada 4 posisi pergerakan spool, misal Raise, Hold, Float dan
Lower.
18. Groove
Untuk mencegah terjadinya hydraulic lock, maka pada spool dibuatkan alur
melingkar (groove). Agar valve (spool) bisa bergerak karena pressure akan bekerja
atau menekan sekeliling spool sehingga memposisikan spool ditengah (segaris
dengan sumbu).
19. Directional Control Valve
Suatu valve yang berfungsi untuk mengarahkan aliran oli ke actuator, sehingga
attachment dapat bergerak sesuai yang diinginkan.
20. Flow Control Valve
Suatu valve yang berfungsi untuk mengatur jumlah (quantity) aliran yang diperlukan
oleh suatu system (actuator- attachment)
21. Pressure Control Valve
Suatu valve yang berfungsi untuk membatasi pressure maksimal dalam suatu
system.
22. Free Length of spring
Ukuran panjang spring pada kondisi bebas, tidak terpasang.
23. Installed Length of Spring
Ukuran panjang spring pada kondisi terpasang atau saat dibebani dengan beban
tertentu.
24. Installed Load of spring
Besar beban tertentu yang diberikan pada spring, yang besar bebannya sebanding
dengan beban saat pemasangan spring.
25. Main Spool Valve
Spool yang dipasang dalam housing control valve dan berfungsi sebagai directional
valve. Main spool digerakkan oleh pilot pressure pada kedua sisinya. Pada spool
terdapat Groove untuk mencegah terjadinya hydraulic lock dan Notch (coakan pada
bidang bukaan) yang berfungsi untuk mendapatkan efek Fine Control saat
pergerakan spool dan flow oli, sehingga actuator (attachment) dapat digerakkan
dengan smooth.

26. Aeration
Masuknya udara kedalam system saat melakukan pekerjaan repair, assembling atau
mounting komponen hydraulic, sehingga dapat menimbulkan cavitasi, untuk
menghilangkan udara yang terjebak harus dilakukan Air bleeding.
27. Hydraulic Cushion Cylinder
Suatu mekanisme cushion yang dipasang pada sisi head dan atau sisi bottom
cylinder hydraulic, yang berfungsi untuk mencegah terjadinya benturan antara rod
piston dengan cylinder housing, pada saat rod piston mendekati akhir langkah (end
stroke) dengan cara menjebak oli dan membebaskannya secara bertahap.
28. Hydraulic Circuit parallel
Control valve dengan sistem pembagian flow oli yang merata, sehingga beberapa
actuator dapat digerakkan secara bersamaan. Sehingga diperlukan flow discharge
yang relative besar untuk dapat menggerakkan semua attachment secara
bersamaan.
30. Hydraulic Circuit Tandem
Control valve dengan sistem pembagian flow oli lebih prioritas pada spool (actuator)
pertama, sehingga untuk dapat menggerakkan actuator kedua, spool pertama harus
diposisikan netral. Contoh : sirkuit hydraulic pada Wheel loader- 1st spool ; bucket,
2nd spool : lift
31. Coating material
Bahan yang dioleskan ke komponen sebagai pelapis untuk mencegah kebocoran,
perekat, anti karat, dsb, (Adhessive, gasket sealant, lubricant, grease) contoh :
Loctite, dsb.
32. Press fit
Suaian sesak
33. Bending
Kebengkokan rod cylinder yang biasanya disebabkan accident, benturan atau
beban dari luar. Sedangkan untuk yang double cylinder, faktor bending cenderung
lebih besar, terutama yang menggunakan independent link (link terpisah antar
cylinder), karena saat salah satu cylinder bekerja tidak normal, maka akan
menimbulkan torsional force.
34. Pitting
Kerusakan pada permukaan komponen berupa bopeng, yang disebabkan cavitasi
(udara terjebak dalam fluida)
35. Shringking fit
Metode yang digunakan untuk memasang komponen press fit, dengan cara
menyusutkan atau memuaikan komponen yang akan dipasang. Contoh: bushing
disusutkan, bearing dimuaikan.
36. Flatness
Kerataan permukaan suatu komponen.
37. Roudness
Kebulatan suatu shaft yang ditentukan oleh pengukuran X – Y pada penampang
melintang.
38. Scratch
Kerusakan pada permukaan komponen berupa baret atau goresan yang biasanya
memanjang yang disebabkan gesekan yang berlebihan atau ada material asing
yang terjepit diantara dua komponen yang bergerak.
39. Chipping
Kerusakan pada permukaan komponen yang disebabkan benturan yang keras
sehingga rompal.
40. Marking
Pemberian tanda pada komponen untuk mempermudah pemasangan kembali
sehingga mencegah salah pemasangan serta menghindarkan pekerjaan berulang.
41. Crack
Kerusakan pada komponen berupa keretakan yang disebabkan material fatique,
overload, overheat, benturan, dsb.

42. Standard size


Ukuran akhir dari suatu komponen yang masih baru atau yang sudah direpair
43. Repair limit
Batas ukuran dari suatu komponen yang mengalami perubahan ukuran karena
keausan, jika telah mencapai repair limit, komponen harus diganti agar komponen
masih dapat direpair.
44. Tolerance
Batas penyimpangan atau perbedaan ukuran yang diijinkan dari ukuran yang
direncanakan, dan tolerance dituliskan berupa angka kecil dibelakang angka
Nominal
45. Standard clearance (standard range)
Celah bebas atau kerenggangan antara dua komponen, sesuai dengan besar
tolerancenya, sehinga nilai standard clearance bervariasi dalam range minimal dan
maksimal.
46. Flushing
Membersihkan kandungan material asing atau kontaminan di dalam sistem (fluida).
47. Air Bleeding
Melakukan pembuangan angin yang terjebak dalam cylinder, motor, pump dan
komponen lainnya setelah penggantian ataupun pelepasan, sehingga tidak terjadi
cavitasi pada komponen dan pergerakan work equipment tidak tersendat sendat.
48. EPC valve (Electronic Proportional Control)
Variable Solenoid yang bekerja berdasarkan arus perintah (listrik) untuk
menggerakkan hydraulic valve sehingga output pressurenya bervariasi sesuai
(proportional) dengan besarnya arus perintah yang mengalir menuju solenoid.
49. 2 Stage relief valve
Relief valve yang mempunyai 2 tingkat setting pressure (1 st = 320 kg/cm2, 2nd =
350kg/cm2), yang bertujuan untuk meningkatkan tenaga (power) attachment. Prinsip
kerja 2 stage relief valve adalah memperkuat tension spring main relief dengan
mekanisme piston yang digerakkan oleh pilot pressure. Agar speed attachment tetap
dapat dipertahankan maka sudut pump akan dipertahankan dengan menCancel CO
valve.
50. Cranking of screw piston cylinder
No reference
51. Backlash
Internal leakage pada gear pump yang terjadi pada bidang kontak teeth drive dan
driven gear.
52. Top Clearance
Internal leakage pada gear pump yang disebabkan keausan yang terjadi pada
bagian atas hosuing sisi suction yang disebabkan adanya gaya tekan terhadap gear
karena pressure pada sisi discharge dan untuk mengurangi internal leakage
tersebut, maka dipasang Side plate yang akan memanfaatkan sebagian pressure
discharge pump untuk dialirkan menuju sisi suction melalui V- groove sebagai
balancing pressure.
53. Side Clearence
Internal leakage pada gear pump yang disebabkan keausan yang terjadi pada sisi
samping gear dengan housing dan untuk mengurangi internal leakage tersebut,
maka dipasang Side plate yang akan menekan kontak permukaan dengan sisi gear,
memanfaatkan pressure discharge pump.
54. Cylindricity
Perbedaan diameter inner atau outer suatu komponen yang diukur pada beberapa
titik pengukuran (minimal 3 titik), sehingga dapat diketahui ketirusan karena keausan
tidak merata searah axial.
55. Spring out of square
Ketegaklurusan spring terhadap bidang tumpuan.
56. Spring pitch
Lebar gang suatu spring.

57. Scuffing
Kerusakan pada permukaan komponen berupa goresan melingkar karena bidang
kontaknya bersinggungan dan berputar. (misal : antara bushing dengan shaft,
pressure plate dengan cylinder barrel)

II. STRUCTURE & FUNCTION

1. PPC Valve
Suatu valve yang terletak dikabin dan dioperasikan secara manual dengan
menggerakkan joystick (lever control) atau pedal.
Pada Unit RH120 untuk Attachment PPC valve terdiri dari 4 independent set valve
dan 6 port, sedangkan Clamp & Travel PPC valve terdiri dari 2 independent set
valve dan 4 port.
Pada Unit PC1100 untuk Attachment PPC valve dan Travel PPC valve terdiri dari 4
independent set valve dan 6 port.
Saat joystick dioperasikan, pressure dari Servo pump-40 bar RH120 (Charging
pump -35 kg/cm2 PC1100) akan dialirkan sebagai pilot pressure penggerak spool
control valve, besarnya pressure output sesuai dan proportional dengan sudut
pergerakan joystick, sehingga actuator dapat digerakkan sesuai keinginan operator.
2. Swivel Joint PC1100
Suatu komponen yang dipasang pada upper structure yang terdiri housing cylinder
dan shaft, yang mempunyai 7 port. Housing diikat dengan upper structure dan shaft
diikat pada lower structure, sehingga flow oli untuk travel circuit dari upper structure
dapat menuju ke lower structure dan sebaliknya. Dengan demikian travel unit dapat
dilakukan upper structure diputar.
4. Main Relief Valve
Suatu valve type pilot poppet yang dipasang pada Housing C/V yang berfungsi
untuk membatasi pressure maksimum dalam circuit system pada saat control valve
digerakkan sedangkan actuator tidak bergerak karena end stroke atau overload.
5. Safety Valve
Suatu valve type pilot poppet yang dipasang control valve block dan swing/ travel
motor , didalam circuit valve ini dipasang diantara spool control valve dan actuator,
yang berfungsi untuk membatasi pressure maksimum dalam circuit actuator saat
mendapat beban dari luar, sehingga tidak terjadi kerusakan pada actuator.
6. Suction valve
Suatu valve yang dipasang pada circuit cylinder dan berfungsi untuk mencegah
terjadinya kevakuman pada satu salah satu cylinder saat terjadi beban dari luar dan
terjadi keabnormalan pressure, sehingga secondary valve akan bekerja untuk
membebaskan pressure dengan konsekwensi cylinder akan bergerak extend atau
retract.
Pada beberapa circuit, suction valve menjadi satu kesatuan dengan safety valve,
sehingga namanya menjadi safety valve with suction
Pada circuit motor, suction (check) valve dipasang untuk mencegah terjadinya
kevakuman yang terjadi pada saat putaran motor dihentikan, akan terjadi abnormal
pressure karena gaya inertia yang terjadi, sehingga saat safety valve bekerja untuk
membebaskan abnormal pressure, motor dapat berputar, agar tidak terjadi
kevakuman pada motor, maka suction valve akan terbuka.
7. Load holding valve
Check valve yang dipasang dalam circuit antara pump dengan sisi inlet spool control
valve (actuator), dan berfungsi untuk mencegah terjadinya hydraulic drift (penurunan
atau pergerakan attachment yang tidak diharapkan), sesaat control valve digerakkan
kembali ke sedangkan pada circuit actuator terjadi holding pressure (pressure yang
terjadi karena berat attachment).

8. Shuttle Valve
Suatu component yang mempunyai 2 port input dengan 1 port output, perbedaan
pressure pada kedua sisi input akan menggerakkan valve dan menutup port
pressure yang lebih rendah dan membuka port pressure yang lebih tinggi menuju
port outputnya.Jika pressure port input sama , maka valve berada pada posisi
ditengah dan dapat mengalirkan kedua pressure input menuju ke port output.
9. Accumulator (for PPC valve) PC1100
Sebuah tabung yang berisi gas nitrogen dalam bladder dengan pressure 14-24 bar ,
dipasang dalam circuit antara servo / charge pump dan PPC valve. Sifat gas
nitrogen yang mampu menerima dan menyimpan pressure dengan perubahan
volumenya tanpa terjadi kenaikan temperature, sehingga saat servo pump tidak
bekerja (engine mati), pressure 35-40 bar masih terjaga dan dapat digunakan untuk
menggerakkan spool control valve, untuk menurunkan attachment berdasarkan
beratnya sendiri.
10. Line Oil Filter PC1100
Filter yang terpasang diantara hydraulic pump dan control valve, yang berfungsi
untuk menyaring kotoran sehingga oli yang menuju ke dalam system menjadi bersih.
Filter terbuat serat baja yang tahan dengan pressure tinggi + 330 bar.
11. Swing priority solenoid valve PC1100
Solenoid valve yang bekerja berdasarkan arus perintah dari Pump controller saat
swing priority switch di-ON-kan, untuk mengalirkan pilot pressure dari control pump
(+35 kg/cm2) menuju boom spool pada Swing 4-spool C/V, sehingga saat Boom
diposisikan Raise dan dikombinasikan dengan Swing, maka spool boom tidak akan
bisa bergerak, dengan demikian Flow dari pump No.3 semuanya menuju ke Swing
circuit, sedangkan Boom circuit disuplai oleh RH-4 spool C/V dan LH- 5 spool C/V.
12. Hydraulic Pump
Pada unit PC1100, tipe pump yang digunakan untuk Main Pump adalah Variable
displacement Axial piston pump Swash plate dan dipasang pada PTO, sehingga
saat engine hidup, pump dapat berputar dan menghisap oli dari hydraulic tank dan
menghasilkan flow oli untuk dialirkan melalui High Pressure Filter menuju ke system
hydraulic unit. Flow discharge pump dapat bervariasi untuk menyesuaikan dengan
beban yang terjadi, dengan mengatur sudut swash plate sesuai dengan besarnya
pressure pilot control (Pecn). Dalam Main system terdapat 3 buah main pump : No.1
main pump HPV95, No.2 main pump HPV95 dan No.3 swing pump HPV160, dimana
setiap pump terdiri dari Rear Pump dan Front Pump.
Disamping itu juga terdapat fixed displacement gear pump (triple pump) yang
dipasang pada center drive PTO, yang terdiri Control pump SAR100 + Aftercooler
fan drive pump SAR20 dan PTO lubricating SAR10.
Pada unit RH120, tipe pump yang digunakan untuk Main Pump adalah Variable
displacement Bent-axis piston pump Swash plate type A4V SO 355 X 4, swing
pump type A4V G 90 X 2. Servo- and swing charge pump A 10 VO 60 X2, Hydraulic
pump - fan drive oil-cooling A10 VO – 45 X 2. Disamping itu juga terdapat fixed
displacement gear pump W9A2-11-05-R X 2 untuk PTO lubricating.
13. Hydraulic Cylinder
Suatu komponen yang terdiri dari rod, piston dan cylinder housing, didalam system
hydraulic dipasang setelah control valve sebagai actuator penggerak attachment.
Hydraulic cylinder mempunyai port bottom (piston side) dan port head, saat
pressure oli masuk melalui port bottom, maka rod akan bergerak keluar (extend),
sebaliknya saat pressure oli masuk melalui port head, maka rod akan bergerak
masuk ke dalam cylinder (retract). Pergerakan retract dan extend rod cylinder
digunakan untuk menggerakkan attachment unit. Sehingga pada dasarnya hydraulic
cylinder berfungsi merubah tenaga hydraulis menjadi tenaga mekanis.

Pada beberapa type unit, cylinder dilengkapi dengan piston cushion pada kedua
sisinya, atau hanya pada satu sisi cylinder. Cushion berfungsi untuk mencegah
terjadinya benturan secara langsung antara piston rod dengan cylinder housing pada
saat mencapai akhir langkahnya (end stroke) dengan cara menjebak oli dan
membebaskannya secara bertahap.
14. Control Pump
Type fixed displacement gear pump SAR 100 (bagian depan Triple gear pump), dan
dipasang pada center drive PTO, sehingga saat engine hidup, pump akan
menghisap oli dari hydraulic tank dan menghasilkan flow oli yang dialirkan melewati
pilot oil filter menuju pilot control circuit unit yang meliputi : Pilot Control Pump, PPC
valve, dan input pressure solenoid valve block. Karena circuit control unit adalah
Closed center, agar pressure tidak berlebihan dan dapat dipertahankan dalam range
kerja, maka maksimal pressurenya dibatasi oleh PPC charge valve sebesar 35
kg/cm2 (high idle).
15. TVC Valve (Torque Variable Control) PC1100
Suatu valve yang dipasang pada Main pump (Rear Pump No.1) dan didalam OLSS
hanya terdapat satu TVC valve. Terdapat port Psv yang berasal dari Charging pump
sebagai input pressure, port PA1, PA2 dan PA3 yang berasal dari ketiga Main Pump
Pressure (Front, Rear dan No.3) sebagai signal pressure, port Pdr yang
berhubungan dengan sirkuit drain, serta port Pe sebagai output pressure yang
menuju ke CO valve. Disamping itu juga terdapat proportional solenoid valve.
TVC bekerja untuk mengatur sudut main pump (flow dicharge pump) agar tenaga
yang diserap oleh system hydraulic selalu sesuai dengan tenaga engine pada Rated
speed (HP max), berdasarkan arus perintah dari pump controller (Engine speed
sensing). Pada saat Working mode diposisikan G atau prolix switch diONkan, TVC
valve bekerja berdasarkan signal pressure dari ketiga main pressure PA1, PA2,
PA3. (Constant Torque Control).
Jadi pada dasarnya TVC valve akan mengatur flow dicharge pump sesuai dengan
beban kerja (Load Pressure), saat load ringan atau pressure rendah, flow discharge
diperbesar, sebaliknya saat load membesar ( pressure semakin tinggi) flow
discharge pump diperkecil.
HP max Engine / Rated Speed = HP hyd dipertahankan konstan,
HP hyd = P X Q, sehingga Q (flow discharge) berbanding terbalik dengan P
(pressure system)
16. CO Valve (Cut-Off valve)
Suatu valve yang dipasang pada Main pump (Front & Rear Pump No.1 dan Rear
pump No.3) menempel pada servo valve dan menjadi satu block dengan NC valve.
Terdapat port Pe output pressure TVC valve sebagai input pressure CO valve, port
PA dari pump pressure sebagai signal pressure, port Pdr yang berhubungan dengan
sirkuit drain, port Pec sebagai output pressure dan port Pc yang berasal dari
solenoid CO cancel.
CO valve bekerja untuk memperkecil sudut main pump (flow discharge) sesaat
sebelum relief pressure tercapai, sehingga akan menghilangkan relief loss, kerugian
kehilangan tenaga engine secara percuma saat relief pressure tercapai (attachment
tidak bisa bergerak), sedangkan pump masih mensuplai flow discharge yang besar.
CO valve bekerja untuk memperkecil pressure Pec berdasarkan signal pressure PA.
Saat pilot pressure Pc dari solenoid CO cancel mengalir, CO valve tidak bisa
bekerja untuk memperkecil sudut main pump, sehingga flow discharge
dipertahankan untuk mendapatkan tenaga hydraulic yang lebih besar (Heavy lift &
Drawbar pull) dengan juga menaikkan setting main relief valve menjadi 350 kg/cm2
(2nd stage) saat operasi pengangkatan berat atau unit travel.
17. NC Valve PC1100
Neutral Control Valve dipasang menempel pada servo valve main pump dan
menjadi satu block valve dengan CO valve dan didalam system OLSS PC1100
terdapat 3 buah NC valve (Front, Rear dan No.1 pump). Terdapat port Pec output
pressure CO valve sebagai input pressure NC valve, port Pdr yang berhubungan
dengan sirkuit drain dan port Pt – Pd sebagai signal pressure dari Jet sensor.
Perbedaan pressure Pt-Pd akan maksimal saat lever posisi netral dan semakin
mengecil sesuai (proportional) dengan semakin besarnya sudut pergerakan,
sedangkan saat lever PPC posisi full stroke, maka perbedaan pressure Pt-Pd
menjadi hilang (maks.1 kg/cm2). Perbedaan pressure Pt-Pd yang propotional
dengan pergerakan spool C/V (sudut pergerakan lever PPC valve) itulah yang
digunakan untuk mengatur sudut main pump, sehingga flow discharge pump sesuai
pergerakan lever PPC
Dengan demikian, kecepatan gerak actuator dapat sesuai dengan sudut pergerakan
lever PPC.
18. Cushion Cylinder
Pada unit PC1100, arm cylinder dan bucket cylinder mempunyai cushion pada
kedua sisinya, sedangkan pada boom cylinder hanya terdapat pada sisi headnya.
Cushion berfungsi untuk mencegah terjadinya benturan secara langsung antara
piston rod dengan cylinder housing pada saat mencapai akhir langkahnya (end
stroke) dengan cara menjebak oli dan membebaskannya secara bertahap.
19. Control valve
Pada unit PC1100, terdapat RH-4 spool C/V, LH-5 spool C/V dan Swing-4 spool
C/V, yang dioperasikan dengan pilot pressure yang berasal dari PPC valve, sesuai
dengan pergerakan attachment yang diinginkan.
Pada dasarnya spool control valve berfungsi untuk mengarahkan aliran flow oli yang
dihasilkan pump menuju ke masing masing cylinder hydraulic (sebagai directional
valve), agar cylinder dapat bergerak extend atau retract, sehingga attachment dapat
bergerak sesuai yang diinginkan . Pada control valve juga terdapat relief valve untuk
membatasi maksimal pressure dalam system, juga terdapat safety valve dan suction
valve yang berfungsi sebagai pengaman actuator saat attachment mendapat beban
dari luar, dengan cara membebaskan pressure abnormal dan mencegah terjadinya
kevakuman.
20. Pressure compensation valve (CLSS small PC -6 & 7)
Suatu valve yang dipasang pada port outlet control valve untuk menyeimbangkan
beban kerja (Load). Pada saat dua atau lebih actuator digerakkan secara
bersamaan, LS pressure yang tertinggi digunakan untuk mengatur bidang bukaan
pressure compensation valve, sehingga perbedaan pressure (P) antara upstream
(port inlet) dengan downstream (port outlet) pada setiap spool control valve menjadi
sama tanpa memperhatikan besarnya pressure (load) yang terjadi. Dengan
demikian, flow discharge pump akan dibagi secara proportional dengan luas bidang
pembukaan masing masing spool valve, sehingga didapatkan cycle time (actuator
speed) yang cenderung konstan, tidak dipengaruhi oleh besarnya beban.
21. Variable pressure conpensation valve (CLSS small PC -6 & 7)
Valve ini dipasang jika service spool digunakan untuk actuator tambahan (misal
breaker, stone hammer), sehingga dapat dilakukan adjustment flow yang dialirkan
menuju service spool, saat dioperasikan bersamaan dengan main control valve
(misal, boom Raise, arm In)
22. Unload valve (CLSS small PC -6 & 7, Auger System An Bin/ Anfo Mixer)
Suatu valve yang dipasang pada port inlet control valve, yang bekerja berdasarkan
LS pressure circuit. Pada saat control valve posisi netral, LS pressure circcuit = 0
kg/cm2, sehingga flow discharge pump mampu mengalahkan cracking spring unload
valve dan menghubungkan dengan circuit drain, dengan demikian dalam CLSS
terdapat standby pressure sebesar + 35 kg/cm 2. Sedangkan saat control valve
digerakkan, pada LS pressure circuit akan terdapat pressure yang sebanding
dengan load, sehingga Unload valve menutup hubungan port Inlet dengan circuit
drain, maka flow discharge pump dialirkan ke circuit actuator.
Jadi pada dasarnya Unload valve berfungsi untuk membatasi maksimal pressure
dalam system saat control valve posisi netral dengan membebaskan flow discharge
pump kembali ke hydraulic tank.
23. Pump merger/devider valve (CLSS small PC -6 & 7)
Suatu valve yang dipasang pada control valve dan berfungsi untuk menggabungkan
atau memisahkan (mengalirkan ke masing masing ke control valve) flow discharge
kedua pump (Front & Rear). Dan pada saat yang bersamaan juga menggabungkan
atau memisahkan LS circuit pressure. Valve ini bekerja berdasarkan signal pressure
dari pump merge/devider solenoid valve yang mendapat arus perintah dari pump
controller.
24. Self reducing valve (CLSS small PC -6 & 7, Auger System An Bin/ Anfo Mixer)
Suatu valve yang dipasang pada port inlet control valve, dan berfungsi untuk
menurunkan main pressure menjadi pilot pressure untuk digunakan sebagai control
pressure solenoid valve, PPC valve dsb. Sehingga pada system CLSS tidak perlu
lagi menggunakan Charging pump.
25. Lift check valve
Suatu valve yang dipasang pada control valve dan bekerja dengan menimbulkan
back pressure pada circuit drain untuk mencegah terjadinya kevakuman atau
negative pressure pada actuator work equipment (cylinder dan motor).
26. Travel junction valve
Suatu valve yang dipasang pada control valve, dan didalam circuit hydraulic
dipasang diantara kedua control valve travel dan kedua travel motor. Saat travel
dioperasikan bersama dengan attachment, solenoid akan OFF untuk menghilangkan
pilot pressure penggerak travel junction valve, sehingga valve menghubungkan
kedua circuit travel (kanan & kiri), akibatnya flow oli dialirkan secara merata menuju
kedua travel motor, sehingga unit dapat travel lurus tanpa terjadi deviasi.
27. Ls shuttle valve (CLSS small PC -6 & 7, Auger System An Bin/ Anfo Mixer)
Shuttle valve yang dipasang pada circuit LS pada semua spool control valve, dan
berfungsi sebagai pemilih pressure yang lebih tinggi, sehingga pressure LS tertinggi
yang mengalir sebagai pilot pressure control pump.
28. Ls by pass valve
Suatu valve yang dipasang pada control valve, yang mempunyai orifice untuk
membebaskan pressure yang tersisa pada LS circuit, sehingga mengurangi
kecepatan kenaikan pressure LS dan mencegah terjadi perubahan pressure LS
secara mendadak. Selanjutnya penurunan pressure akan disebabkan oleh
hambatan antara throttle main spool dan LS shuttle valve sesuai dengan besar flow
yang dibebaskan oleh LS bypass valve, akibatnya effektivitas LS berkurang dan
kestabilan pergerakan actuator semakin meningkat.
29. Boom regeneration valve PC1100
Valve yang dalam circuit dipasang antara spool Boom dan sisi bottom Boom
cylinder, dan bekerja berdasarkan pilot pressure dari PPC valve Boom Lower,
sehingga saat posisi Boom Lower akan membypasskan sebagian oli dari sisi bottom
menuju sisi head Boom cylinder, dengan demikian akan mempercepat kecepatan
turun boom frame (attachment) dan mencegah terjadinya kevakuman pada sisi head
boom cylinder.
30. Boom & Arm holding valve (CLSS small PC -6 & 7)
Valve yang dalam circuit dipasang antara spool Boom dan sisi bottom Boom
cylinder, dan antara spool Arm dan sisi head Arm cylinder. Valve bekerja
berdasarkan pilot pressure dari PPC valve Boom Lower atau Arm Out, dan berfungsi
untuk mencegah penurunan attachment secara tiba-tiba jika terjadi kebocoran piping
atau hose diantara control valve dan cylinder saat unit operasi, dengan menutup oli
yang kembali dari sisi bottom cylinder sehingga meningkatkan factor keamanan
operasi.
31. Arm Regeneration circuit and check valve
Suatu check valve yang dalam circuit dipasang antara spool Arm dan sisi Head Arm
cylinder, dan bekerja berdasarkan perbedaan pressure pada kedua sisi cylinder,
sehingga saat posisi Arm In, check valve akan terbuka dan membypasskan
sebagian oli dari sisi head menuju sisi bottom Arm cylinder, dengan demikian akan
mempercepat kecepatan gerak Arm In dan mencegah terjadinya kevakuman pada
sisi bottom Arm cylinder.
32. Hydraulic cylinder PC1100

Pada unit PC1100, arm cylinder dan bucket cylinder mempunyai cushion pada
kedua sisinya, sedangkan pada boom cylinder hanya terdapat pada sisi headnya.
Cushion berfungsi untuk mencegah terjadinya benturan secara langsung antara
piston rod dengan cylinder housing pada saat mencapai akhir langkahnya (end
stroke) dengan cara menjebak oli dan membebaskannya secara bertahap.

Anda mungkin juga menyukai