Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

MANAJEMEN STRATEGI

PT. NYONYA MENEER

Nama Mahasiswa : NURLAELA

Nomor Pokok Mahasiswa : 2016 01 057

Program Studi : Manajemen

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)

MUHAMMADIYAH MAMUJU

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas
dari mata kuliah Manajemen Strategi dengan judul “PT. Nyonya Meneer”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Mamuju, Mei 2019

Penulis,

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................ i


Daftar Isi ................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.3. Tujuan ............................................................................................ 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Pengaturan Kepailitan ........................................ 4
2.2. Tujuan kepailitan ........................................................................... 5
2.3. Profil & Sejarah PT. Jamu Nyonya Meneer .................................. 6
2.4. Aturan Yang Dilanggar PT. Nyonya Meneer ................................. 11
2.5. Penyebab PT. Nyonya Meneer Tak Mampu Membayar Utang .... 12
2.6. Permohonan Kasasi Pailit PT. Nyonya Meneer ............................ 17
2.7. Dampak yang ditimbulkan ............................................................ 19
2.8. Solusi yang ditawarkan .................................................................. 21
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan ................................................................................ 23
3.2. Saran ......................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Krisis moneter yang melanda bangsa Indonesia pada
pertengahan tahun 1997 telah menimbulkan kesulitan perekenomian
yang begitu besar dampaknya yang hingga masih terasa sampai
saat ini. Kondisi seperti ini tentu saja membuat dunia usaha dalam
mengembangkan usahanya sangat terganggu, bahkan untuk
mempertahankan kelangsungan kegiatan usahanya untuk terus
berjalan bahkan berkembang juga bukanlah sesuatu hal yang
mudah, tentu saja hal tersebut sangat mempengaruhi kemampuan
untuk memenuhi kewajiban pembayaran utangnya. Keadaan
tersebut akan berakibat timbulnya masalahmasalah yang berantai,
yang apabila tidak segera diselesaikan akan berdampak lebih luas,
antara lain hilangnya lapangan kerja dan permasalahan sosial
lainnya. Kegiatan usaha dapat dikatakan sebagai penunjang
perekonomian Indonesia karena dari kegiatan usaha tersebut bisa
memberikan pemasukan juga bagi bangsa Indonesia. Semakin besar
kegiatan usaha juga maka akan menyediakan lapangan kerja yang
semakin besar juga bagi masyarakat. Keadaan seperti itu tentu saja
dapat meningkatkan perekonomian bangsa Inondesiadan tentu saja
akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penjelasan Undang-
Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang. Kegiatan usaha yang ada di
Indonesia sangatlah beragam serta bermacam-macam. Dari segi
makanan, minuman, transportasi, pakaian,dan masih banyak lagi.
Dari yang skala kecil (Rumahan) sampai skala besar (pabrik), baik
yang baru berdiri maupun yang sudah sejak lama berdiri. Mereka
selalu bersaing satu sama lain dalam menawarkan produk kepada
masyarakat agar usaha mereka dapat terus berjalan dan agar dapat

1
terus diminati oleh masyarakat banyak. Banyak kegiatan usaha yang
sudah lama bergerak di Indonesia akan tetapi untuk
mempertahankannya untuk tetap berdiri dan berjalan bukanlah
sesuatu yang mudah. Dalam sebuah perjalanan tentu saja ada
masalah yang timbul baik masalah yang terjadi didalam usaha
tersebut ataupun masalah yang timbul diluar. Masalah yang timbul
dari dalam itu biasanya mengenai perebutan kekuasaan antar
pemilik yang tentu saja ini membuat pondasi didalam usaha itupun
goyang, sedangkan masalah yang timbul dari luar itu biasanya
persaingan usaha yang semakin ketat serta semakin majunya
perkembangan jaman. Kegiatan usaha yang besar serta sudah
berdiri lama di Indonesia salah satunya yaitu PT.Nyonya Meneer
salah satu produsen jamu terbesar di Indonesia dan sudah banyak
dikenal oleh masyarakat Indonesia. Banyak faktor yang
menyebabkan PT.Nyonya Meneer mengalami masalah tersebut
seperti keserakahan tiap orang didalam keluarga Nyonya Meneer
dalam perebutan kekuasaan, kurang cepatnya beradaptasi dengan
perkembangan teknologi dan kurang cepat dalam mengeluarkan
inovasi-inovasi baru dalam produknya dan juga dikarenakan adanya
tuntutan perubahan kemajuan jaman. “Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang
Brodjonegoro, menuturkan, secara umum ada masa perusahaan
datang dan pergi.

1.2. Rumusan Masalah


1) Apa pengertian dan pengaturan Kepailitan ?
2) Apa tujuan dari Kepailitan ?
3) Bagaimana profil dan sejarah PT. Nyonya Meneer ?
4) Apa aturan yang dilanggar oleh PT. Nyonya Meneer sehingga
terjadi kepailitan ?

2
5) Apa penyebab PT. Nyonya Meneer tak mampu membayar
utang ?
6) Bagaimana permohonan kasasi pailit PT. Nyonya Meneer ?
7) Apa dampak yang ditimbulkan dari pailitnya PT. Nyonya
Meneer ?
8) Apa solusi yang ditawarkan untuk dapat mengatasi masalah
yang terjadi pada PT. Nyonya Meneer ?

1.3. Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dan pengaturan Kepailitan
2) Untuk mengetahui tujuan dari Kepailitan
3) Untuk mengetahui bagaimana profil dan sejarah PT. Nyonya
Meneer
4) Untuk mengetahui aturan apa yang dilanggar oleh PT. Nyonya
Meneer sehingga terjadi kepailitan
5) Untuk mengetahui apa penyebab PT. Nyonya Meneer tak
mampu membayar utang
6) Untuk mengetahui bagaimana proses permohonan kasasi pailit
PT. Nyonya Meneer
7) Untuk mengetahui apa dampak yang ditimbulkan dari pailitnya
PT. Nyonya Meneer
8) Untuk mengetahui apa solusi yang ditawarkan untuk dapat
mengatasi masalah yang terjadi pada PT. Nyonya Meneer

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Pengaturan Kepailitan


Pengertian dan pengaturan kepailitan Kepailitan di Indonesia diatur
dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan
dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dan Undang-Undang
tersebut sekaligus menjadi dasar dalam setiap kasus kepailitan.
Kepailitan berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37
Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang mengatakan: ”Kepailitan adalah sita umum atas
semua kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan pemberesannya
dilakukan oleh kurator dibawah pengawasan Hakim Pengawas
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.” Dari pengertian
diatas dapat dilihat bahwa debitor yang sudah diputus pailit oleh
pengadilan, maka seluruh harta yang dimilikinya disita lalu
dikumpulkan dan dilelang yang akan diurus oleh kurator dengan
tujuan agar harta yang dimiliki debitor secara keseluruhan dapat
dibagi kepada para kreditor. 19 Menurut Khairandy dalam bukunya,
kepailitan memiliki arti: “Esensi kepailitan secara singkat dapat
dikatakan sebagai sita umum atas harta kekayaan debitor baik yang
pada waktu pernyataan pailit maupun yang diperoleh selama
kepailitan berlangsung untuk kepentingan semua kreditor yang pada
waktu kreditor dinyatakan pailit mempunyai hutang, yang dilakukan
dengan pengawasan pihak yang berwajib.”10 Pengertian diatas tidak
jauh berbeda dengan pengertian yang ada pada Pasal 1 Ayat (1)
yang mengatakan bahwa debitor yang sudah diputus pailit oleh
pengadilan maka semua hartanya disita oleh kurator dan kemudian
diurus guna untuk melunasi utang-utangnya kepada para kreditor.
Bedanya hanya pada jika menurut Khairandy lebih diperjelas
mengenai waktu harta debitor tersebut diperoleh.

4
2.2. Tujuan kepailitan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang memang
tidak dituangkan secara jelas bahwa kepailitan mempunyai tujuan
untuk memberikan perlindungan hukum kepada pihak kreditor dan
debitor. Jika dilihatroh dari Undang-Undang tersebut maka barulah
terlihat bahwa tujuan kepailitan dapat dikatakan untuk memberikan
perlindungan hukum kepada kedua belah pihak baik pihak kreditor
dan pihak debitor. Dapat dilihat juga apabila diinterpetasi secara
gramatikal Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang itu
memberikan perlindungan hukum kepada kedua belah pihak karena
jika dilihat dari pihak-pihak yang dapat mengajukan didalam Undang-
Undang tersebut dikatakan bahwa kreditor dan debitor dapat
mengajukan kepailitan dan tentu saja dapat dikatakan memiliki hak
yang sama untuk mengajukan kepailitan, dari situlah terlihat bahwa
tujuan dari kepailitan itu memberikan perlindungan hukum kepada
kedua belah pihak yaitu pihak kreditor dan pihak debitor karena
setiap pihak sama-sama dapat mengajukan apabila merasa
dirugikan oleh salah satu pihak dan tentu saja dengan begitu pihak
yang dirugikan itu baik pihak kreditor dan debitor terlindungi oleh
hukum sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan dari kepailitan itu
adalah memberikan perlindungan hukum kepada kedua belah pihak
baik pihak kreditor maupun pihak debitor. Undang- 30 undang
tersebut muncul karena memang digunakan untuk menyelesaikan
masalah tentang kepailitan dan tentu saja sebuah peraturan yang
sudah ditetapkan menjadi sebuah Undang-undang memiliki tujuan
yang jelas dan tentu akan tetap menegakkan keadilan dalam
menyelesaikan suatu masalah.

5
2.3. Profil & Sejarah PT. Jamu Nyonya Meneer
Nyonya Meneer, perempuan keturunan Tionghoa kelahiran
Sidoarjo tahun 1895 ini terlahir sebagai Lauw Ping Nio. Nama
Meneer yang disandangnya bukan karena ia adalah istri seorang
meneer Belanda, melainkan berasal dari nama beras menir, yaitu
sisa butir halus penumbukan padi. Saat masih berada dalam
kandungan, ibunya mengidam dan memakan beras ini sehingga
anak ketiga dari lima bersaudara ini kemudian diberi nama Menir.
Karena pengaruh bahasa Belanda, kata menir akhirnya ditulis
menjadi "Meneer". Meneer kemudian menikah dengan seorang pria
asal Surabaya bernama Ong Bian Wan. Setelah menikah, ia
diboyong sang suami pindah ke Semarang, Jawa Tengah. Di awal
abad-20, rakyat Indonesia berada di masa-masa yang amat
memprihatinkan akibat perlakuan kejam pemerintah kolonial
Belanda. Suami Nyonya Meneer pun tak luput menjadi korbannya, ia
jatuh sakit dan sulit sembuh. Namun justru ketika berada di tengah
keterbatasan dan keprihatinan itulah, Nyonya Meneer membuktikan
bakat dan kepiawaiannya meracik jamu. Ternyata ramuan itu
mujarab padahal berbagai pengobatan tidak mampu memulihkan
kondisi suami tercinta.
Setelah suaminya berhasil sembuh, ia semakin bersemangat
untuk mengasah dan mempraktikan ilmu dan pengetahuan meracik
jamu yang merupakan warisan dari orang tuanya. Nyonya Meneer
yang ringan tangan dan sangat peduli pada orang-orang di
sekitarnya ini dengan senang hati meracik jamu untuk keluarga,
tetangga, kerabat maupun masyarakat sekitar yang demam, sakit
kepala, masuk angin dan berbagai penyakit ringan lainnya. Sebagian
besar dari mereka mengaku puas setelah merasakan khasiat jamu
buatan Nyonya Meneer. Seiring berjalannya waktu, Meneer semakin
percaya diri meramu rempah-rempah dan tanaman berkhasiat
lainnya. Perlahan namun pasti, jamu racikannya mulai merambah ke

6
kota-kota lain di sekitar Semarang. Semakin banyak pula permintaan
yang datang padanya untuk mengantarkan sendiri jamu racikannya
itu. Kesibukan Nyonya Meneer di dapur tidak memungkinkan untuk
memenuhi permintaan itu. Dengan berat hati ia minta maaf dan
sebagai gantinya, ia mencantumkan fotonya pada kemasan jamu
buatannya. Tak ada yang keberatan, tak ada pula yang menduga
bahwa di kemudian hari, jamu dengan potret seorang
wanita ini begitu melegenda dan masih dipertahankan hingga kini
sebagai simbol perusahaan. Berbekal perabotan dapur biasa, usaha
keluarga ini terus memperluas daerah penjualan. Hingga akhirnya,
pada tahun 1919, demi mendukung kemampuan mengagumkan ibu
empat anak ini dalam menolong orang lain dengan racikan jamunya
yang berkhasiat tersebut, suami dan keluarganya mendukung
pendirian sebuah usaha yang dinamai "Jamu Cap Potret Nyonya
Meneer" di Semarang.
Untuk memberikan pelayanan terbaik pada pelanggannya,
Meneer juga membuka toko di Jalan Pedamaran 92, Semarang.
Dengan bantuan anak-anaknya, perusahaan itu terus berkembang
pesat. Jamu Nyonya Meneer tercatat mulai merambah pasar Jakarta
saat putrinya yang bernama Nonnie pada tahun 1940 memutuskan
untuk hijrah ke Jakarta dan membuka gerai Nyonya Meneer, di Jalan
Juanda, Pasar Baru, yang merupakan salah satu pusat kegiatan
ekonomi. Jamu yang tadinya muncul dari keterbatasan dan
keprihatinan ini pun masuk ke ibukota dan meluas hingga ke seluruh
penjuru negeri. Pada tahun 1967, Nyonya Meneer duduk sebagai
Direktur Utama, meskipun secara formal perusahaan dipercayakan
kepada salah satu putranya, Hans Ramana. Sedangkan tiga anak
lainnya yakni Lucy Saerang, Marie Kalalo, dan Hans Pangemanan
diangkat menjadi anggota dewan komisi perusahaan. Sementara itu,
untuk model manajemen masih mengikuti model yang diajarkan sang
pendiri yang berorientasi pada keuntungan besar. Perusahaan juga

7
masih menggunakan sistem pengelolaan yang sederhana dan
tradisional.
Memasuki dekade 1970-an, persaingan di industri jamu mulai ketat.
Banyak pesaing Nyonya Meneer yang bermunculan di pasar.
Pertarungan sengit antar produsen jamu dari segi harga, peluncuran
jenis produk yang serupa, hingga pertarungan untuk memperebutkan
pangsa pasar terlihat sangat kentara pada masa itu. Dua
perusahaan yang merupakan pesaing agresif bagi jamu Cap Nyonya
Meneer adalah PT Sido Muncul dan PT Air Mancur.
Oleh sebab itu, perusahaan Jamu Cap Nyonya Meneer yang
awalnya hanya mengandalkan produk minuman jamu seperti
temulawak, awet ayu, dan jamu habis bersalin, lambat laun mulai
melakukan diversifikasi produk agar tidak tergilas roda persaingan
usaha. Untuk memperkaya varian yang sudah ada, diciptakanlah
beberapa jenis produk yang lain seperti minyak pijat, pengharum
badan, scrubb untuk mandi, bedak wajah, param, hingga buste
cream. Produk perusahaan Nyonya Meneer sebagian besar
merupakan produk untuk kepentingan wanita. Terdapat 254 merek
meliputi 120 macam produk berbentuk pil, kapsul, serbuk, dan cairan
dan terbagi dalam tiga jenis, untuk perawatan tubuh, kecantikan, dan
penyembuhan. Semua produk itu dipasarkan ke daerah-daerah di
seluruh penjuru Tanah Air. Di tangan ibu dan anak, Nyonya Meneer
dan Hans Ramana, perusahaan jamu ini berkembang pesat.
Nyonya Meneer meninggal dunia di tahun 1978, menyusul kepergian
putranya Hans yang meninggal terlebih dahulu pada tahun 1976.
Operasional perusahaan kemudian diteruskan oleh generasi ketiga
yakni kelima cucu Nyonya Meneer. Keperkasaan dan
kecemerlangan prestasi perusahaan yang mencapai usaha hampir 1
abad ini juga sempat diwarnai kisah perseteruan internal yang khas
terjadi dalam sebuah perusahaan keluarga. Konflik keluarga itu
berawal di tahun 1985, saat terjadi perseteruan di antara kelima

8
orang cucu pewaris tahta perusahaan yang belakangan berubah
nama menjadi PT. Nyonya Meneer itu. Imbasnya, ratusan karyawan
kurang diperhatikan. Bahkan Cosmas Batubara, Menteri Tenaga
Kerja saat itu ikut turun tangan menjadi penengah. Konflik kedua
terjadi sejak tahun 1989 hingga 1994, yang berujung pelepasan
saham anggota keluarga pada 1995. Kini perusahaan murni dimiliki
dan dikendalikan salah satu cucu Nyonya Meneer yaitu Charles
Saerang. Sedangkan keempat orang saudaranya memilih untuk
berpisah setelah menerima bagian masing-masing. Kasus
perusahaan keluarga Nyonya Meneer itu kemudian dibukukan
sebagai studi kasus, versi bahasa Inggrisnya dipublikasikan Equinox
dan dipergunakan sebagai studi kasus ilmu pemasaran dan
manajemen di sejumlah universitas di Amerika. Buku yang berjudul
"bisnis Keluarga: Studi Kasus Nyonya Meneer, Sebagai Salah Satu
Perusahaan Obat Tradisional di Indonesia yang Tersukses" (Family
Business: A Case Study of Nyonya Meneer, One of Indonesia's Most
Successful Traditional Medicine Companies) diluncurkan di Puri
Agung, Hotel Sahid Jaya Jakarta bertepatan dengan perayaan 88
tahun berdirinya Perusahaan Nyonya Meneer.
Penerbitan buku yang menceritakan PT Nyonya Meneer dari
usaha minoritas menjadi mayoritas dan konflik yang terjadi di
perusahaan keluarga ini kabarnya sempat ditentang oleh keturunan
Meneer karena secara jelas menceritakan strategi pemasaran
produk jamu tradisional itu hingga merambah ke berbagai belahan
dunia. Pada 18 Januari 1984 didirikan Museum jamu Nyonya Meneer
di Semarang yang sekaligus menjadi museum jamu pertama di
Indonesia. Pendirian museum ini selain ditujukan sebagai cagar
budaya, juga merupakan pusat informasi, pendidikan, promosi, serta
sebagai media untuk melestarikan warisan budaya tradisional,
tentang jamu yang berkhasiat dimana semua bahannya didapat dari
Tanah Air.

9
Museum yang menempati lahan seluas 150 m² ini menyimpan
berbagai koleksi benda budaya tentang jamu serta koleksi pribadi
Nyonya Meneer berupa foto-foto dan sejarah cara pembuatan jamu
dengan menggunakan alat-alat tradisional, seperti lumpang dan alu,
pepesan, cuwo, panel dan bothekan yakni tempat menyimpan resep
asli ramuan jamu. Pengunjung juga dapat menyaksikan pemutaran
slide tentang tata cara proses pembuatan jamu serta dapat mencoba
Jamu Nyonya Meneer. Untuk mengunjungi museum yang dibagi
menjadi dua bagian ini, pengunjung tidak dipungut biaya. Kini, PT.
Nyonya Meneer telah dianggap sebagai ikon industri nasional jamu
dan kosmetik tradisional terbesar dan tertua di Tanah Air.
Pemasaran pun mulai dilakukan secara modern disesuaikan dengan
perkembangan zaman. Salah satunya dengan mendirikan Meneer
Cafe di Jalan Hasanuddin, Solo, yang saat ini sudah mulai
bertebaran di beberapa pusat perbelanjaan. Perusahaan tersebut
juga telah melebarkan sayapnya ke pasar internasional dengan
berusaha memenuhi permintaan ekspor ke sejumlah negara. Pada
tahun 2006, PT Nyonya Meneer berhasil memperluas pemasaran ke
Taiwan sebagai bagian ekspansi perusahaan ke pasar luar negeri
setelah sebelumnya berhasil memasuki Malaysia, Brunei

10
Darussalam, Singapura, Australia, Belanda, Arab Saudi dan Amerika
Serikat.

2.4. Aturan Yang Dilanggar PT. Nyonya Meneer


Perusahaan jamu PT Nyonya Meneer dinyatakan pailit oleh
Pengadilan Negeri Semarang karena tidak sanggup membayar
utang. Sebelumnya, pernah dilaporkan kalau perusahaan legendaris
ini memiliki hutang pajak sejak tahun 2009-2012, hutang kepada
karyawan-karyawannya bahkan terancam di pailitkan oleh
karyawannya sendiri. Ancaman itu muncul saat ribuan karyawan
perusahaan jamu yang terletak di Jalan Raya Kaligawe Semarang
tersebut berdemonstrasi, akibat perusahaan telah menunggak
pembayaran gaji kepada ribuan karyawannya selama lima bulan.
Selain tunggakan upah karyawan, perusahaan juga dikabarkan
menunggak uang makan serta iuran Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial(BPJS) Ketenagakerjaan sejak 2012. Gabungan Pengusaha
Jamu menyampaikan keprihatinan atas keputusan pengadilan
tersebut. Pabrik jamu Nyonya Meneer bangkrut setelah gagal
membayar utang Rp 7,04 miliar kepada kreditornya.
Menurut Ketua Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat
Tradisional Dwi Ranny Pertiwi, perusahaan jamu tak dapat
dipungkiri memiliki masalah dalam hal keuangan ataupun
kepemilikan. Sebelum bangkrut dan dinyatakan pailit, perusahaan
jamu yang akan berusia 100 tahun dua tahun lagi itu malah
mengalihkan kepemilikan. Sebelumnya, Pengadilan Negeri
Semarang memutuskan Perusahaan jamu PT Nyonya Meneer
untuk dipailitkan, akibat kegagalan membayarkan kewajiban utang
kepada krediturnya. Putusan itu dijatuhkan dalam sidang pada
Kamis, 3 Agustus 2017. Pemohon menyatakan PT Nyonya Meneer
tidak memenuhi kewajiban untuk membayar utangnya sebesar Rp
7,04 miliar. Kurator juga telah ditunjuk untuk menyelesaikan

11
kewajiban Nyonya Meneer kepada kreditor. Nyonya Meneer juga
masih berutang Rp 10 miliar kepada para karyawan yang
diberhentikan. Dwi Ranny menuturkan, sejumlah perusahaan jamu
di Indonesia dirintis secara turun temurun. Seperti misalnya Jamu
Jago yang saat ini dimiliki oleh Seniman Jaya Suprana, merupakan
pewaris dari usaha keluarga yang dirintis oleh pasangan suami istri
Phoa Tjong Kwan (TK Suprana) dan Tjia Kiat Nio yang membuat
bisnis Djamoe Djago yang dirintis sejak 1910. Menurut Dwi Ranny,
masalah lain yang menjadi pemicu tutupnya pabrik jamu bisa dipicu
oleh penerusnya. Pada awal dirintis pertama, mungkin jamu
tersebut dirintis oleh sang ayah, ibu atau keduanya. Namun pada
generasi kedua, mereka memiliki anak keturunan, begitu juga pada
generasi ketiga, yang memunculkan cucu dari perintis yang
membuat konflik internal di perusahaan tak dapat dihindarkan.
Perusahaan jamu legendaris itu dinyatakan pailit karena terbukti
tidak sanggup membayar utang.

2.5. Penyebab PT. Nyonya Meneer Tak Mampu Membayar Utang


Perusahaan Jamu Cap Potret Nyonya Meneer tersebut ternyata
mengalami banyak masalah hingga akhirnya kepailitan
meresmikannya tutup dan tak lagi beroperasi.
1. Krisis Panjang
Sebelum dililit banyak hutang, perusahaan jamu Nyonya Meneer
mengalami krisis panjang dari tahun 1984 hingga 2000. Selama
16 tahun, perusahaan mengalami banyak masalah operasional
akibat perebutan kepemilikan yang terjadi pada generasi ketiga
atau cucu dari Lauw Ping Nio alias Nyonya Meneer. Akibat
berebutnya lima orang cucu pada hak waris perusahaan,
operasional usaha jamu menjadi berantakan. Padahal saat itu
perusahaan Nyonya Meneer tengah berkembang sangat pesat.
Masalah bisnis keluarga tersebut bahkan sempat dibawa ke

12
meja hijau. Perebutan kekuasaan antar cucu Nyonya Meneer
kala itu sangat sengit hingga menjadi sorotan nasional. Bahkan
dalam Indopos.co.id disebutkan, Menteri Tenaga Kerja saat itu,
Cosmas Batubara ikut turut tangan membantu menyelesaikan
konflik bisnis keluarga tersebut. Pasalnya, pertikaian antar
saudara tersebut telah melibatkan dan berakibat besar pada
ribuan pekerja dan buruh perusahaan. Krisis operasional baru
usai ketika salah seorang cucu Nyonya Meneer, Charles
Saerang, mengambil alih seluruh perusahaan dengan membeli
semua warisan cucu yang lain. Dengannya, berakhirlah
pertikaian sedarah dan manajemen perusahaan dapat kembali
normal di bawah kepemimpinan Charles Saerang.
2. Banyak Masalah
Selain sengketa keluarga, masalah pekerja juga pernah
menggoncang perusahaan Nyonya Meneer. Dikabarkan
Merdeka.com, beberapa masalah pekerja tersebut yakni
pemogokan dan tuntutan buruh yang berkepanjangan.
“Media pernah mencatat beberapa kali masalah-masalah pekerja
dan pemogokan buruh terjadi pada tahun 2000-2001 di
perusahaan jamu ini. Di antara lain, penuntutan pembayaran
THR, pemogokan kerja, masalah HAM, dan demonstrasi.”
3. Tak Mampu Berinovasi
Berhutang menjadi hal wajar di dalam bisnis usaha. Namun
berhutang menjadi masalah ketika perusahaan tak mampu
membayarnya. Mengapa perusahaan jamu Nyonya Meneer yang
besar itu tak mampu membayar hutang, maka itulah yang jadi
pertanyaan.
Menurut Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian
Perindustrian, Gati Wibawaningsih, perusahaan Nyonya Meneer
seharusnya melakukan inovasi agar dapat bertahan dalam
persaingan usaha. Ia menyayangkan bangkrutnya Nyonya

13
Meneer padahal perusahaan jamu tersebut akan berusia satu
abad pada dua tahun mendatang. “Sejak awal 2000-an sudah
ada masalah internal, kepemilikan, dan lain-lain,” ujarnya dilansir
tempo.co.
Senada, Direktur Keuangan Sido Muncul, Venancia Sri Indijati
menyatakan perusahaannya tak mampu mengakuisisi Nyonya
Meneer karena telah dinyatakan pailit. Ia pun menuturkan bahwa
kinerja keuangan perusahaan seharusnya bisa ditingkatkan
dengan melakukan inovasi. Inovasi pula harus dilakukan
perusahaan jamu agar tetap bertahan. “Produk dia (Nyonya
Meneer) beda, jadi kalau mungkin Nyonya Meneer masih
bergerak di tradisional jamu, kalau porsi kita kira-kira cuma 15
persen. Sisanya modern seperti tolak angin dan sejenisnya,”
ujarnya, dikutip kumparan. Pun menurut Analis Valbury Sekuritas
Indonesia, Nico Omer. Ia menyayangkan perusahaan jamu
Nyonya Meneer berujung bangkrut. Padahall industri jamu masih
memiliki prospek yang baik asal dapat berinovasi. “Itu sebetulnya
menyedihkan karena itu nenek dan buyutnya dari kecil, sekarang
pailit sayang sekali. Masih menjanjikan, sektor konsumer di
industri jamu itu bisa baik kalau inovatif,” ujarnya kepada
akurat.co.
4. Tak Mengikuti Zaman
Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional Bambang
Brodjonegoro melihat pailitnya perusahaan jamu Nyonya Meneer
merupakan hal biasa dalam dunia bisnis. Menurutnya,
perusahaan datang dan pergi akibat tuntutan zaman. Suatu
perusahaan dapat bertahan jika mampu mengikuti proses
perubahan di tengah cepatnya perkembangan dunia modern.
“Di negara maju seperti AS pun banyak perusahaan besar tidak
berdaya menghadapi gejala perubahan yang luar biasa dan
kemudian menggantikan peran mereka. Kita nggak bisa

14
menyalahkan dunia usaha lesu kalau transaksi tetap berjalan.
Kalau soal jamu, kita lihat ada merek lain yang disebut bisa
melakukan adjustment dengan baik, keuntungan dan omzet pun
meningkat,” ujarnya, dilansir laman Tempo.
5. Kalah Bersaing
Bisnis jamu Nyonya Meneer nampak sehat di luar namun
ternyata memiliki penyakit di dalam strategi menjalankan bisnis.
Tak adanya inovasi produk dan tak sanggup mengikuti tuntutan
zaman menjadikan perusahaan yang berlokasi di Semarang
tersebut kalah bersaing dengan produk modern yang inovatif.
Sebagaimana disampaikan Ketua Umum Gabungan Pengusaha
Jamu dan Obat Tradisional, Dwi Ranny Pertiwi Zarman. Ia
mengatakan, industri obat tradisional harus menghadapi
persaingan yang tinggi dengan produk domestik dan luar negeri.
Terlebih perusahaan Nyonya Meneer yang juga dihadapkan
masalah dengan adanya jamu ilegal.
“Industri jamu seperti PT Nyonya Meneer harus bersaing dengan
jamu ilegal. Banyak produk ilegal didistribusikan secara online.
Sementara itu, iklan produk legal dikendalikan demi regulasi,”
tuturnya kepada Tempo Interaktif.
Demikian lima penyebab jatuhnya perusahaan jamu Nyonya Meneer
yang akhirnya resmi gulung tikar setelah dinyatakan pailit. Masalah
dan tantangan terus dihadapi perusahaan. Namun ternyata puncak
masalah pun terjadi dengan menumpuknya hutang yang tak
terbayarkan.
Sebagaimana dikabarkan banyak media, PT Nyonya Meneer digugat
pailit karena tersangkut hutang dengan 35 kreditur senilai Rp 89
miliar. Dalam Pengadilan Niaga Semarang, kasus tersebut sempat
dilakukan perjanjian perdamaian pada tahun 2015 lalu. Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pun dihasilkan.

15
Namun ternyata PT Nyonya Meneer tak menunjukkan tanda-tanda
dapat membayar hutang. Akhirnya, sang kreditur menggugat
perusahaan melalui pengadilan negeri. Sidang pun digelar dan
hasilnya perjanjian perdamaian dibatalkan oleh majelis hakim
Pengadilan Negeri Semarang pada Kamis (3/8/2017) lalu.
“Mengabulkan permohonan pemohon untuk seluruhnya dan
menyatakan batal perjanjian perdamaian yang telah dilakukan, serta
menyatakan PT Nyonya Meneer dalam keadaan pailit,” ujar hakim
ketua, Nani Indarwati dalam amar putusan, dikutip merdeka.com.
Setelah putusan tersebut, semua aset PT Nyonya Meneer dibekukan
dan akan dilelang oleh kurator. Hasil lelang ditujukan untuk
membayar hutang dan sisanya untuk para karyawan. Perusahaan
berusia 98 tahun tersebut benar-benar ditutup dan tinggal kenangan.
Saat ini kondisi pabrik Nyonya Meneer telah sepi tak ada aktivitas
berarti. Para karyawan dan buruh sempat menggelar doa bersama
karena harus kehilangan mata pencaharian. Pendistribusian produk
jamu pun dihentikan. Akibatnya depot-depot jamu mulai kehabisan
stok produk Nyonya Meneer.
Cukup menyedihkan jika mengingat usaha Lauw Ping Nio atau
Nyonya Meneer saat merintis bisnis di tahun 1990-an, di tengah
kesulitan era penjajahan Belanda. Berawal dari obat yang ia racik
untuk suaminya, Meneer memulai usaha rumahan dengan menjual
jamu tradisional di kalangan kerabat dan tetangga.
Di tahun 1919, Meneer pun berhasil mendirikan perusahaan yang ia
beri nama Jamu Cap Potret Nyonya Meneer. Tak hanya
memproduksi, ia pun membuka tokonya di Jalan Pedamaran
Semarang. Perusahaannya berkembang pesat ketika mendapat
bantuan dari putranya, Hans Ramana.
Kesuksesan terakhir PT Nyonya Meneer tercatat di tahun 2006.
Yakni ketika pemasaran jamu mereka berhasil menembus pasar
Taiwan. Tahun-tahun sebelumnya, ekspansi mereka bahkan telah

16
tembus pasar Malaysia, Brunei Darussalam, Australia, Belanda,
Amerika Serikat dan lain sebagainya. Perusahaan Jamu Nyonya
Meneer begitu sukses selama ini. Karena itulah banyak pihak
menyayangkan pailitnya bisnis ramuan tradisional tersebut.

2.6. Permohonan Kasasi Pailit PT. Nyonya Meneer


PT. Nyonya Meneer mengajukan PT Nyonya Meneer mengaku
keberatan dengan putusan pailit yang diketuk oleh majelis hakim
Pengadilan Niaga Semarang pada 3 Agustus lalu. Kuasa hukum
Nyonya Meneer, La Ode Kudus mengatakan vonis itu tidak memiliki
dasar yang jelas, bahkan cenderung berat sebelah tanpa melihat
berbagai fakta yang muncul di lapangan.
Oleh sebab itu, Nyonya Meneer mengajukan kasasi ke Mahkamah
Agung (MA) dengan harapan vonis pailit dapat dikaji ulang.
“Klien kami mengajukan kasasi sekaligus memori mulai tanggal 10
Agustus melalui Kepaniteraan Pengadilan Niaga PN
Semarang. Deadline waktunya delapan hari usai putusan dibacakan
Jumat kemarin,” ujar La Ode.
Kliennya sebagai debitur selama ini sudah berusaha keras untuk
melunasi semua kewajiban utangnya. Ia berpendapat hal itu sesuai
perjanjian damai dengan kreditur. “Itu kan sudah disahkan hakim
Pengadilan Niaga Semarang. Sudah tercapai dalam sidang
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Pengadilan
Niaga Semarang pada 27 Mei 2015," kata dia. La Ode menjelaskan
jika kliennya sudah membayar tunggakan utang Rp 400 juta dari nilai
utang Rp 7 miliar. Pembayaran dilakukan sejak 8 Juli 2015 sebanyak
14 kali. Kali terakhir pembayaran dilakukan pada 22 Juni 2017.
Pembayaran itu sesuai kesepakatan dengan kreditur dan diberi
tenggat waktu pelunasan selama lima tahun.

17
"Yang penting kan Nyonya Meneer sudah melaksanakan
kewajibannya selama lima tahun. Jika tidak memenuhi kewajiban
baru bisa dikatakan wan prestasi," kata dia.
Sementara, enam aset milik PT Nyonya Meneer di Semarang
akhirnya dibekukan. Pembekuan aset dilakukan atas rekomendasi
kurator setempat. Perwakilan kurator Nyonya Meneer, Wahyu
Hidayat mengatakan pembekuan aset otomatis dilakukan pihaknya
setelah dilakukan penyitaan sejak Rabu kemarin. Keenam aset
pabrik jamu yang dibekukan, antara lain lahan dan bangunan Jalan
Raden Patah Nomor 197-199 Semarang, Jalan Raden Patah Nomor
191-193 Semarang, Jalan Raden Patah Nomor 177 Semarang, Jalan
Kaligawe KM 4 Kota Semarang, Jalan Letjen Suprapto Nomor 39,
dan Jalan Soekarno-Hatta KM 28 Bergas Kidul Ungaran.
Ia mengaku pihaknya masih menghitung ulang semua hutang yang
harus ditanggung oleh Nyonya Meneer. "Kami akan memulai
memverifikasi sekaligus menyarankan kepada kreditur supaya
melapor ke kurator maksimal 21 Agustus nanti. Ini penting biar dapat
dilakukan pengecekan hutang-hutang yang harus dibayar pihak
terlapor," ujar Wahyu usai bertemu dengan kreditur di ruang sidang
Pengadilan Niaga Semarang pada Jumat sore, 11 Agustus.
Kendati demikian, ia mengatakan sampai detik ini belum bisa
bertemu dengan Direktur Utama Nyonya Maneer, Charles Saerang.
Padahal, ia sudah berulang kali menghubungi Charles untuk
menghadiri pertemuan bersama para kreditur. Tetapi hasilnya nihil.
Demikian juga dengan surat panggilan ke rumah Charles, juga tidak
direspons. "Kami ingin minta dokumen kepemilikan asetnya," kata
dia.
Sedangkan menurut Hakim Pengawas PN Semarang, Edi Suwanto,
pihaknya sengaja menggelar pertemuan perdana dengan para
kreditur untuk menuntaskan kasus kepailitan yang membelit Nyonya
Meneer. Pertemuan selanjutnya akan digelar kembali terkait

18
pelaporan atau pendaftaran tagihan dengan tenggat waktu 21
Agustus 2017. "Jika ada yang mengajukan tagihan, bisa melalui
kurator, tanggal 21 Agustus pukul 16:00 WIB," ujarnya.
Dari data yang berhasil dihimpun, sejauh ini baru tiga kreditur yang
melapor ke kurator. Mereka adalah 18 pegawai Taman Jamu, PT
JNE dengan tagihan Rp 107 juta dan seorang kreditur bernama M
Azhar dengan tagihan Rp 3,396 miliar. –

2.7. Dampak yang ditimbulkan


Putusan pailit oleh Pengadilan Negeri Semarang itu tentu
menimbulkan banyak dampak yang dapat dilihat dan dirasakan bagi
pihak debitor maupun pihak kreditor, seperti:
1) Pihak Debitor
 Hilangnya seluruh aset yang dimiliki Setelah diputus pailit
tentu saja seluruh harta yang dimiliki oleh debitor (aset) akan
dikelola kurator dan dijual untuk membayar utang-utang tentu
saja debitor akan kehilangan seluruh hartanya.
 Pabrik tidak dapat beroperasi Pabrik yang sudah puluhan
tahun berdiri dan beroperasi tentu saja tidak akan dapat
beroperasi lagi karena PT. Nyonya Meneer sudah dinyatakan
pailit dan tentu saja tidak akan bisa beroperasi kembali.
2) Pihak Kreditor
Dalam pihak kreditor disini terbagi menjadi karyawan PT.Nyonya
Meneer dan perorangan, berupa:
 Perorangan
Tidak mendapat pembayaran secara penuh Perorangan yang
memiliki piutang kepada PT. Nyonya Meneer pun tentu
terkena dampak karena mereka pun tentu tidak akan
mendapata pembayaran secara penuh atas piutangnya
karena banyak kreditor dari PT. Nyonya Meneer serta jumlah
utang yang sangat besar.

19
 Negara Negara tentu saja terkena dampak dari putusan pailit
pada PT. Nyonya Meneer, seperti:
a. Meningkatnya angka pengangguran di Indonesia
PT.Nyonya Meneer merupakan PT yang besar dan sudah
lama berdiri tentu mempunyai pegawai yang sangat
bannyak akan tetapi dengan dipailitkannya PT.Nyonya
Meneer tentu saja pegawai yang begitu banyak pun tentu
dirumahkan dan tentu menjadi pengangguran tentu saja
semakin menambah dan meningkatnya angka
pengangguran di Indonesia,padahal angka pengangguran
di Indonesia sendiri sudah tinggi dengan ditambah ini jelas
semakin meningkat dan semakin tinggi angka
pengangguran di Indonesia.
b. Menurunnya pendapatan daerah PT.Nyonya Meneer
merupakan besar tentu saja ikut meningkatkan
pendapatan daerah tetapi dengan pailitnya PT.Nyonya
Meneer tentu saja menurunkan pendapatan daerah.
c. Menurunkan Perekonomian Indonesia Tentu saja
menurunkan perekonomian Indonesia karena banyaknya
pegawai yang di rumahkan dan tentu saja menurunkan
perekonomian Indonesia juga karena kesejahteraan rakyat
pun menurun dan hilangnya PT.Nyonya Meneer yang
besar.
d. Meningkatnya angka kriminalitas Memang
kemungkinannya kecil tetapi dengan semakin banyaknya
pengangguran tentu semakin banyak orang yang
kehidupannya semakin susah untuk memenuhi kebutuhan
sehari-harinya dan bisa saja mereka menghalalkan segala
cara untuk memenuhi kebutuhannya.
e. Hilangnya salah satu aset negara PT.Nyonya Meneer ini
merupakan salah satu perusahaan jamu besar dan sudah

20
berdiri lama yang ada di Indonesia dan produknya sudah
banyak dikenal orang dan sangat dipercaya masyarakat
baik dalam negeri maupun luar negeri. Bisa dikatakan ini
merupakan salah satu aset negara yang bersifat
tradisional tetapi dengan dipailitkannya perusahaan ini
tentu saja hilang salah satu aset negara. Banyak dampak
yang ditimbulkan tetapi kami sebagai Majelis Hakim hanya
memandang dari segi normatif dan apabila syarat normatif
sudah terpenuhi maka kami dapat memutus untuk
dipailitkan karena kepailitan juga dapat dikatakan sebagai
jalan keluar dari masalah-masalah yang terjadi dalam
sebuah Perseroan Terbatas, selain itu kami juga tidak
boleh mengabaikan hak-hak kreditor, karena segala
sesuatu tentu ada dampak yang ditimbulkan. Memang
benar bahwa kepailitan bisa dikatakan sebagai jalan keluar
dari masalah-masalah yang terjadi dalam Perseroan
Terbatas (PT) karena sebelum PT.Nyonya Meneer ini
dipailitkan hampir sebagian karyawan PT.Nyonya Meneer
belum menerima upah beberapa bulan tetapi dengan
dipailitkan maka tentu para karyawan pun mendapatkan
haknya sebagai karyawan karena mereka akan menjadi
kreditor separatis.

2.8. Solusi yang ditawarkan


Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Semarang memutuskan
pabrik jamu legendaris PT Nyonya Meneer pailit karena tak mampu
membayar utang. Keputusan itu harus ditindaklanjuti dengan
pembekuan aset-aset yang dimiliki oleh pabrik yang berdiri sejak
tahun 1919 itu. Hakim PN Semarang Wismonoto yang ikut dalam
proses persidangan di PN Semarang menyatakan keputusan pailit
oleh majelis hakim PN Semarang yang dipimpin oleh Ketua Majelis

21
Hakim Indrawati harus ditindaklanjuti dengan membekukan aset
pabrik jamu PT Nyonya Meneer Semarang.
"Dengan adanya keputusan ini, ada aset Nyonya Meneer yang harus
dibekukan," tegas Wismonoto kepada merdeka.com Jumat (4/8).
Wismonoto menjelaskan, seluruh aset pabrik jamu PT Nyonya
Meneer Semarang ini nanti akan dikelola olah kurator. Kurator ini
nantinya akan melakukan proses investigasi. Proses investigasi ini
untuk mendata seberapa banyak utang-utang dari pihak kreditur
yang harus dilunasi.
"Kalau begitu dinyatakan pailit, semua asset-aset Nyonya Meneer
harus dikelola oleh semacam kurator itu. Kemudian nanti
diinvestigasi kreditur mana yang harus dilunasi utang-
utangnya,"jelasnya. Wismonoto membeberkan, usai aset dibekukan
dan dilakukan investigasi beban utang PT Nyonya Meneer baik
kepada kreditur maupun karyawanya kemudian aset akan dijual
dengan cara dilelang. Hasil lelang itulah akan diberikan kepada
kreditur dan karyawan.
"Kemudian aset-aset yang ada di Nyonya Meneer kemudian diambil
alih dijual (dengan cara) dilelang. Kemudian nanti uang hasil lelang
dibayarkan ke masing-masing kreditur sesuai proporsinya,"
bebernya.
Wismonoto menambahkan jika mulai dari proses pembekuan,
pelelangan dan pembayaran nantinya akan memerlukan proses yang
cukup lama. Sebab, dalam perjalanannya akan ada beberapa proses
di antaranya rapat kreditur dalam rangka pelunasan utang
PT. Nyonya Meneer.
"Kalau begitu tidak ada tenggang waktu nanti terserah kurator. Kalau
dijual asetnya cepat dibeli kemudian kreditur-kreditur dalam itu nanti
ada rapat kreditur. Kemudian relatif lama masalahnya," pungkas
Wismonoto.

22
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pengertian dan pengaturan kepailitan Kepailitan di Indonesia diatur
dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan
dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dan Undang-Undang
tersebut sekaligus menjadi dasar dalam setiap kasus kepailitan.
Kepailitan berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37
Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang mengatakan: ”Kepailitan adalah sita umum atas
semua kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan pemberesannya
dilakukan oleh kurator dibawah pengawasan Hakim Pengawas
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.” Nyonya Meneer,
perempuan keturunan Tionghoa kelahiran Sidoarjo tahun 1895 ini
terlahir sebagai Lauw Ping Nio. Nama Meneer yang disandangnya
bukan karena ia adalah istri seorang meneer Belanda, melainkan
berasal dari nama beras menir, yaitu sisa butir halus penumbukan
padi.

3.2. Saran
Suatu persaingan yang menjajikan pada suatu perusahaan tertentu
bagi para pesaing sudah menjadi hal yang wajar, namun ini adalah
bagaimana cara kita berupaya untuk menghadapi persaingan itu
secara sehat agar mencapai tujuan dari suatu perusahaan tersebut.

23
DAFTAR PUSTAKA

http://e-journal.uajy.ac.id/16371/2/HK115211.pdf
http://editanndaqila.blogspot.com/2017/11/pabrik-nyonya-meneer-
bangkrut-tulisan.html
https://www.merdeka.com/peristiwa/pailit-aset-pt-nyonya-meneer-harus-
dilelang-untuk-lunasi-utang.html

24

Anda mungkin juga menyukai