Anda di halaman 1dari 4

BIAS DAN KESALAHAN UMUM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Bias merupakan kesalahan sistematis yang dapat merusak penilaian umum kita. Bias biasanya
bersifat Non Rasional.Berikut bias-bias paling umum dalam pengambilak keputusan

Bias Terlalu Percaya Diri

Riset terkini terus menyimpukan bahwa kita cenderung teralu percaya diri dengan
kemampuan kita dan kemampuan orang lain. Individu yang mempunyai kecerdasan
intelektual  dan interpersonal paling lemah, paling mungkin berlebihan dalam mengestimasi
kinerja dan kemampuannya. Adapaun hubungan negative antara optimalisasi wirausaha dan
kinerja bisnis barunya, dapat dikatakan bahwa semakin optimis semakin tidak sukses.
Kecenderungan untuk teralu percaya diri akan ide-ide mereka mungkin menyebabkan tidak
direncanakannya bagaimana menghindari masalah yang muncul.

Bias Jangkar (anchoring bias)

Merupaka kecenderungan untuk bertahan pada informasi awal dan gagal menyesuaikan
dengan informasi selanjutnya secara adekuat. Pikiran kita tampaknya memberikan jumlah
penekanan yang tidak seimbang pada informasi pertama yang dirterima. Jangkar secara luas
digunakan oleh orang-orang dalam profesi di mana kealihan persuasive penting. Beberapa
riset menyatakan orang berpikir membuat penyesuaian sesudah jangkar ditetapkan sebagai
penggenapan angka. Jika Anda menyatakan gaji 55.000, atasan Anda akan
mempertimbangkan 50.000 samapi 60.000 kisaran yang wajar untuk negosiasi, tetapi jika
Anda menyebutkan 55.5660, atasan Anda ebih mengkin untuk memprtimbangkan 55.000-
56.000 sebagai kisaran yang mungkin.
 
Bias Konfirmasi (confirmation bias)

Kecenderungan untuk mencari informasi yang membenarkan pilihan-pilihan masal


lampau dan untuk mengurangi informasi yang menentang penilaian masa lampau. Kita paling
rentan pada bias konfirmasi ketika kita percaya bahwa kita sumber informasi yang kita miliki
informasi cenderung dianggap baik dan dengan kuat berpegang pada opini kita. Untungnya,
mereka yang merasa ada kebutuhan yang kuat untuk akurat dalam pengambilan keputusan
kurang rentan pada bias konfirmasi.
Bias Ketersediaan (availability bias)

Merupakan kecenderungan orang untuk mendasarkan penilaiaan pada informasi yang


siap tersedia bagi mereka. Riset terbaru mengidikasikan bahwa sebuah kombinasi atas
informasi yang siap sedia dan pengalaman langsung kita dengan informasi yang sama
khususnya sangat berdampak pada pengambilan keputsan kita. 

Eskalasi Komitmen

Eskalasi Komitmen merujuk pada bertahannya kita dengan keputusan sekalipun ada
bukti yang jelas bahwa itu salah. Komitmen yang meningkat untuk sebuah keputusan
meskipun terdapat informasi negatif. Contoh :Seorang pria telah berpacaran dengan seorang
wanitanya kurang lebih 4 tahun.Meskipun pria ini mengatakan bahwa banyak masalah dalam
hubungan mereka, namun pria ini mengatakan bahwa tetap akan menikahi wanita tersebut.

Kesalahan Acak (Randomness Error )

Kecenderungan individu untuk percaya bahwa mereka dapat memprediksi hasil dari
peristiwa-peristiwa yang tidak disengaja. Contoh : Ketika sekelompok individu diberi
informasi harga saham, individu-individu ini kurang lebih 65 persen yakin bahwa mereka
bisa memprediksi arah perubahan saham. Pada keadaan yang sebenarnya, individu-individu
ini hanya benar 49 persen pada saat itu.
 
Aversi Resiko (Risk Aversion)

Kecenderungan individu untuk lebih menyukai keuntungan rata-rata jika ada faktor
resiko, meskipun jika resiko diambil dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
Contoh : Para investor menghindari pembelian instrumen beresiko tinggi dan beralih ke
instrumen yang beresiko rendah, (Emas guna menyelamatkan asset mereka ditengah
ketidakpastian pasar).

Bias Retrospeksi

Kecenderungan kita untuk pura-pura yakin bahwa kita telah memprediksi hasil dari
sebuah peristiwa secara akurat, setelah hasil tersebut benar-benar diketahui. Contoh : semakin
banyak individu yang sepertinya telah yakin akan siapa yang memenagkan Super Bowl pada
hari setelah pertandingan bila dibandingkan dengan individu yang yakin pada hal itu sebelum
pertandingan.
Perbedaan Individu

Kepribadian
Riset menunujukan bahwa kepribadian seseorang memngaruhi keputusan kita. Riset
menyatakan bahwa orang-orang yang berjuang dalam pencapainya lebih mungkin
mengeskalasi komitmenya, sedangkan orang-orang yang patuh lebih tidak mungkin.
Mengapa? Umumnya, orang-orang berorientasi pada pencapaian tidak suka gagal, meskipun
demikian mereka lebih cenderung untuk melakukan hal yang terbaik bagi organisasi. Kedua,
pribadi yang mengejar pencapaian akan lebih rentan terkena bias instropeksi, mungkin karena
mereka perlu menjustififkasi tindakanya.

Jenis Kelamin
Riset menunjukan bahwa perbedaan gender memengaruhi cara seseorang mengambil
keputusan. Wanita dianggap dua kali lebih berhati-hati dalam hal berpikir dan mengambil
tindakan dari pada pria. Tetapi terkadang kehati-hatian ini juga dapat menghambat kinerja
organisasi. Sedangkan pria cenderung lebih cepat dalam mengambil keputusan meskipun
juga memilki dampak negatif bahwasanyu keputusan yang mereka ambil rentan kesalahan.

Kemampuan Mental
Orang-orang dengan kemampuan menta lebih tinggi biasanya cenderung lebih cepat
menyerap informasi dan juga mengambil keputusan. Tetapi tidak menutup kemungkinan
terdapat kekurangan terhadap keputusan yang mereka ambil. Contohnya mereka cenderung
lebih sering terjebak oleh rasa percaya diri yang terlalu tinggi dan juga eskalasi komitmen.

Perbedayaan Budaya
Riset tidak mendukung bahwasanya perbedaan budaya dapat memengaruhi perbedaan
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Tetapi pada kenyataannya ketika kita
melihat realita yang terjadi adalah terdapat perbedaan yang terjadi. Seperti contohnya
perbedaan cara pengambilan keputusan yang terjadi diantara masyarakat Australia dan
Indonesia dalam menyikapi masalah tertentu.

Batasan Organisasi

Evaluasi Kinerja. Yaitu manajer dibatasi oleh kriteria yang mnejadi dasar mereka
dievaluasi. Yang kedua adalah sistem Imbalan. Sistem imbalan organisasi memengaruhi
prngambilan keputusan dengan menyarankan pilihan apa yang memiliki pembayaran pribadi
yang lebih baik. Pengaturan baku. Organisasi membuat suatu aturan yang telah
terstandarisasi dalam rangka menarahkan perilaku dari Individu-individu yang ada
didalamnya. Batasan waktu akibat sistem. Suatu keputusan yang baik merupakan
keputusan yang muncul pada sebelum tenggat waktu yang diberikan. Contoh Historis.
Keputusan merupakan gabungan dari pengambilan keputusan sekarang dan juga estimasi
perkiraan kegagalan dimasa lampau.

Sumber : Robbins, Stephen P & Judge, Timothy A, 2014, Organizational Behavior, 16th
Edition, McGraw-Hill

Anda mungkin juga menyukai