Id Doc: 589c885781944dbf0f493f52
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kemampuan Kognitif
bagian dari intelegensi. Apabila kognitif tinggi maka intelegensi tinggi pula.
oleh guru untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak sesuai dengan tahap
syaraf. Sejalan dengan hal itu Beaty (dalam Wahyudin dan Agustin, 2011 : 37)
bermain dengan tiga cara yaitu memanipulasi (meniru) apa yang terjadi dan apa
yang dilakukan oleh orang dewasa atau objek yang ada disekitar anak, mastery
yaitu menguasai suatu aktivitas dengan mengulangi suatu kegiatan yang tentunya
menjadi kesenangan dan memberikan kebermaknaan dalam diri anak dan terakhir
kognitif (untuk anak berbakat kognitif) yaitu antara lain mudah menangkap
pelajaran, ingatan baik, perbendaharaan kata luas, penalaran tajam (berfikir logis,
Dicetak pada tanggal 2018-11-23
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f52 9
ungkapan diri lancar dan jelas, pengamat yang cermat, senang memepelajari
kekeliruan atau kesalahan, cepat menemukan asas dalam suatu uraian, daya
abstraksi tinggi, selalu sibuk menangani berbagai hal, mampu membaca pada usia
tertentu: besar, kecil, panjang, pendek dan memberikan warna yang “pantas” pada
warna, bentuk ataupun sesuatu yang sesuai dengan kondisi alaminya) (Jamaris
dipecahkan.
kognitif adalah hal yang harus dicapai pada aspek kognitif dalam hal ini ialah
sains.
membangun makna atas dunia mereka. Pada usia ini anak-anak sangat egosentris
menyadari sudut pandang mereka sendiri dari pada sudut pandang orang lain
(Piaget dalam Carol dan Barbara, 2008 : 78). Cara berfikir dan bernalar anak-anak
usia empat tahun itu konkrit dan biasanya mereka berfikir dari yang khusus
kepada yang umum. Pada usia lima tahun meskipun anak egosentris dalam
berfikir, tapi mereka mulai sadar akan perasaan dan sudut pandang orang lain.
Selain itu juga pada usia lima tahun anak-anak belum mengembangkan strategi
sejumlah kategori, mereka cenderung fokus pada satu aspek dari benda itu dan
Dicetak pada tanggal 2018-11-23
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f52 11
mengabaikan ciri-ciri khas lainnya. Pada usia ini juga bila anak-anak mensortir
benda berdasarkan satu sifat. Pada saat anak berusia lima tahun, penalarannya
masih konkret, namun mereka agak kurang bernalar dari yang khusus ke yang
khusus (Gelman, dalam Carol dan Barbara, 2008 : 79-81). Pada usia empat tahun,
anak-anak juga mulai mengembangkan makna tentang apa yang nyata dan apa
yang tidak nyata ini disebut pembedaan penampilan atau kenyataan (Flavel dalam
Miller & Miller dalam Carol dan Barbara, 2008 : 82). Anak usia lima tahun bisa
belajar abjad jika itu dihubungkan dengan pengalaman yang akrab dengan
mereka. Mereka juga bisa mengingat bagian sebuah cerita sesudah cerita itu
dibaca dua kali (Marrow dan Smith dalam Carol dan Barbara, 2008 : 83). Bagi
anak usia lima tahun memahami konsep waktu masih merupakan tantangan
(Flavell, Green dan Flavel dalam Carol dan Barbara, 2008 : 79).
Jamaris (http://repository.unib.ac.id/8495/1/I,II,III,I-14-ver-FK.pdf. 27
Maret 2016) membagi karakteristik kemampuan kognitif anak usia taman kanak–
4) Proses berpikir selalu dikaitkan dengan apa yang ditangkap oleh panca
sebernanya.
2) Tertarik dengan huruf dan angka. Ada yang sudah mampu menulisnya atau
menyalinnya,serta menghitungnya.
4) Mulai mengerti tentang waktu, kapan harus pergi ke sekolaha dan pulang
6) Pada akhir usia 6 tahun, anak sudah mulai mampu membaca,menulis dan
berhitung
Menurut Soemanto (dalam Sujiono 2009 :28) pada usia 4-5 tahun yaitu
masa belajar matematika. Dalam tahap ini anak sudah mulai belajar matematika
diatas/dibawah.
c. Mampu memadankan bentuk lingkaran atau persegi dengan objek nyata atau
gambar.
k. Mampu memahami apa yang harus dilakukan jika tali sepatu lepas.
mobil dll.
dilakukan.
p. Mengenali dan membaca tulisan yang sering kali dilihat disekolah dan
dirumah.
Dicetak pada tanggal 2018-11-23
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f52 14
memadai.
Anak usia 4-5 tahun berada pada tahap perkembangan kogniti pra-
Tabel 2. 1
Karakteristik Deskripsi
Egosentris Anak yang berada pada tahap ini menganggap bahwa
anak-anak yang lain juga dapat merasakan, berfikir dan
merasa sama seperti diri mereka sendiri. Menurut piaget
keadaan ini didasari atas pembatasan-pembatasan yang
lain dalam tahap ini.
Berfikir animistis Anak pada tahap ini menganggap bahwa benda-benda
mati memiliki kehidupan, sama seperti mereka sendiri.
Persepsi- Anak pada tahap ini selalu membuat penilaian dengan
lompatan terburu-buru, berdasarkan penampilan dari objek
pemikiran tersebut.
Pemusatan Anak pada tahap ini cenderung memperhatikan pusat
pikiran pada satu dari suatu aspek dalam suatu situasi dan mengabaikan
aspek hal-hal lain yang lebih penting.
Dicetak pada tanggal 2018-11-23
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f52 15
Bagian dari Anak pada tahap ini hanya dapat memfokuskan dirinya
sesuatu vs dalam waktu yang cepat, dimana kelemahan mereka
perubahan bentuk adalah terlalu cepat dalam mempertimbangkan
perubahan-perubahan bentuk dinamis disekitar mereka.
Tidak dapat Anak pada tahap ini tidak dapat berfikir dengan cara
diubah yang berurutan dalam suatu masalah dan lalu mundur
kembali, tetapi haruslah dimulai kembali dari awal.
Alasan transduktif Anak pada tahap ini kurang dapat memperhatikan
keterangan yang didasarkan atas fakta-fakta.
Tidak dapat Anak pada tahap inii mendapat kesulitan dalam
mengklasifikasi mengelompokkan benda-benda berdasarkan kelas-kelas
secara hierarkis dan subkelasnya.
Nomor 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 PAUD mengenai indikator
simbolik anak usia 3-5 tahun pada aspek kognitif diantaranya yaitu:
a. Faktor hereditas/keturunan
Teori hereditas atau nativisme yang dipelopori oleh seorang ahli filsafat
tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Taraf intelegensi sudah
ditentukan sejak lahir. Para ahli psikologi Loehlin, Lindzer dan Spuhler
keturunan.
b. Faktor lingkungan
seperti kertas putih yang belum ternoda, dikenal dengan teori tabula rasa. Taraf
lingkungan hidupnya.
c. Faktor Kematangan
Tiap organ (fisik maupun psikis) dikatakan matang jika telah mencapai
usia kronologis.
d. Faktor pembentuk
alam sekitar).
Dicetak pada tanggal 2018-11-23
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f52 17
untuk berbuat lebih giat dan lebih baik lagi. Sedangkan bakat diartikan sebagai
kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih
Artinya seseorang yang memiliki bakat tertentu maka akan semakin mudah dan
cepat ia mempelajarinya.
f. Faktor kebebasan
yang berarti bahwa manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan
faktor utama yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif pada anak. Faktor
fungsinya dalam kehidupan. Selain itu, terdapat faktor lingkungan dalam hal ini
adalah pengalaman.
kurang gizi pada anak usia dini, salah satunya tercermin dari keadaan stunting,
Stunting dapat menyebabkan anak kehilangan IQ sebesar 5-11 poin. Stunting pada
Dicetak pada tanggal 2018-11-23
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f52 18
anak usia dini dikaitkan dengan kemampuan kognitif yang rendah di akhir masa
B. Konsep Bilangan
paling penting dipelajari anak usia tiga, empat dan lima tahun. Bilangan adalah
bagian dari pengalaman anak-anak sehari-hari (Carol dan Barbara 2008 : 393).
Sejalan dengan pertumbuhan dan pengalaman , anak-anak usia tiga, empat dan
lima tahun awalnya mengembangkan konsep “satu” dan “lebih dari satu”
(Unglaub 1997, dalam Carol dan Barbara 2008 : 393). Ketika kepekaan terhadap
bilangan berkembang, anak-anak usia empat tahun mulai mengerti bahwa kata
“satu” menunjuk satu benda tunggal dan bahwa “lebih banyak dari satu”
dan seterusnya.
Konsep bilangan dan keselarasan bilangan satu lawan satu menjadi lebih
solid bagi anak-anak usia lima tahun anak-anak melakukan lebih banyak usaha
untuk menetapkan nilai bilangan pada benda yang mereka hitung. Anak usia lima
tahun mengembangkan pengertian lebih baik tentang bilangan dan nama bilangan
mungkin akan berkata “5 gajah lebih banyak dari lima semut” karena gajah lebih
besar dari semut. Anakk belajar menunjukan angka dengan tiga cara yaitu sering
bilangan.
nama yang sesuai dengan bilangan juga merupakan bagian dari belajar tata cara
mengukur kemampuan mengenal konsep bilangan anak usia tiga, empat dan lima
tahun yaitu:
c. Anak dapat memahami hubungan satu lawan satu antara bilangan dengan
benda.
Anak usia 4-5 tahun berada pada masa peka dan dengan karakternya yang
unik. Rasa ingin tahu anak yang tinggi memberikan peluang yang cukup baik
Dicetak pada tanggal 2018-11-23
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f52 20
mendasar menuju hal yang kompleks. Adapun cara pengenalan konsep bilang bisa
kemudian guru mengatakan anak laki-laki lebih banyak dari anak perempuan.
anak, mengajak anak untuk menulis angka untuk tinggi dan berat badan dll.
Hal ini diperkuat oleh pandangan Montolalu (2008 : 64) bahwa, anak usia
4-5 tahun perlu dikembangkan kemampuan berpikir logis, kritis, memberi alasan,
pasangannya.
g. Mencoba menceritakan apa yang terjadi jika warna dicampur, biji ditanam,
C. Bermain Grafik
tanpa mempertimbangkan hasil akhir, dilakukan secara suka rela dan tidak ada
Grafik adalah penyajian data dalam bentuk grafik yang terdiri atas garis
vertikal dan horizontal. Grafik sendiri merupakan bentuk perluasan dari memilih
Menurut Carol dan Barbara (2008 : 402) bermain grafik merupakan bentuk
penyajian data dengan menggunakan benda konkret dan gambar yang mana data
anak.
informasi dalam bentuk yang berlainan. Pada anak usia dini bermain grafik dapat
dilakukan dengan cara memadukan kedalam aneka kegiatan. Misal ketika anak-
warna dan buat grafik dari tiap warna sepatu bot. Pada waktu makan, grafikan
pilihan anak-anak untuk susu, sari buah, dan air. Tanyakan pada anak pilihan
Pada anak usia dini banyak benda yang bisa diterapkan menjadi permainan
grafik diantaranya:
Adapun alat bahan bermain grafik berdasarkan warna yang disukai antara lain:
kertas kap kue warna-warni, lem, papan grafik (grafik bisa juga dibuat di
kertas HVS).
3) Minta anak menempel kertas kap kue tersebut diatas papan grafik atau
kertas HVS yang telah guru buat grafik, dengan keterangan angka pada
perbandingan dari hasil pengamatan terhadap suatu objek (dalam bentuk visual).
Menurut Whitin (dalam Carol dan Barbara 2008 : 401) anak-anak belia
Menurut Carol dan Barbara (2008 : 401-403) pada anak usia tiga, empat
dan lima tahun penting untuk membuat grafik sederhana yang berhubungan
Dicetak pada tanggal 2018-11-23
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f52 24
jumlah benda didalam sebuah kategori membantu anak untuk mengerti konsep-
konsep seperti “lebih banyak”, “kurang dari” dan “sama” dan semua hal itu akan
Bermain Grafik
konsep bilangan pada anak pra sekolah dapat dilakukan dengan membilang 1-10,
The Princple and Standards for School Mathematics (prinsip dan standar
harapan matematika yang dapat dipahami untuk anak usia tiga, empat dan lima
simbol atau lambang. Penguasaan jumlah merupakan dasar dimana anak sudah
dapat memakai konsep bilangan atau angka dengan menggunakan media yang
menyenangkan. Selain menarik Alat permainan yang digunakan juga harus sesuai
dengan tingkat perkembangan anak. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan Eliyawati (2005 : 62). alat permainan yang digunakan berupa benda
lancar, teratur, efektif dan efisien sehingga tercapai tujuan pendidikan serta dapat
sama hal nya dengan alat permainan Grafik. Bermain Grafik dipilih karena jarang
pada permainan grafik dimana anak yang belum mengenal konsep bilangan, anak
tersebut akan melihat langsung angka yang tertera pada grafik. Selain itu anak
juga mengenal konsep bilangan lainnya yaitu mengenal kuantitas benda yang
sesuai dengan bilangan sehingga anak dapat menghitung dengan sendirinya maka
Dicetak pada tanggal 2018-11-23
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f52 26
konsep bilangan “lebih banyak”, “sama” dan “kurang banyak” juga dapat
“sama” dan “kurang banyak”, mengenal satu lawan satu antara bilangan dengan
benda.
bilangannya baik. Pada siklus I, mencapai 56,53% atau 13 anak, pada siklus II
yang dilaksanakan dalam dua siklus tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan
kemampuan matematika anak usia dini melalui jam pintar di taman kanak-
kemapuan mengenal konsep bilangan melalui permainan jam pintar. Hal ini
maupun hasil belajar yang dicapai oleh anak, yang mana pada siklus I anak
memperoleh nilai rata-rata amat baik 42% dan pada siklus II meningkat
hasil belajar yang sesuai maka pelaksanaan pada setiap siklus dapat berjalan
dengan lancar. Hal ini cocok dengan pendapat Depdiknas bahwa konsep
salah satu cara untuk meningkatkan pengenalan konsep angka, karena dengan
(2008:2) bermain adalah aktivitas yang dilakukan karena ingin bukan karena
memenuhi tujuan atau keinginan orang lain. Tigkat kesenangan belajar anak
juga dapat diperkuat dengan elihat hasil wawancara yang diberikan secara
Dicetak pada tanggal 2018-11-23
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f52 28
langsung kepada anak dengan menggunakan tiga pertanyaan terlihat nilai rata-
rata anak pada siklus II melebihi 75%. Hasil ini membuktikan bahwa
yang lebih baik, karena didukung oleh hasil wawancara. Berdasarkai uraian
bahwa penelitian yang akan dilakukan peneliti akan berhasil dikarenakan terdapat
kesamaan pada penelitian diatas dengan penelitian yang akan peneliti lakukan.
Namun juga terdapat perbedaan yakni pada subjek penelitian, waktu penelitian
bidang matematika yaitu bilangan. Yang mana alat penelitian berupa permainan
nya pun walaupun tidak serupa namun permainan ini konsepnya sama. Hal itu
terlihat pada permainan yang sama-sama tertera angka, yang mana melalui angka
ini anak akan mengenal konsep bilangan sehingga terjadi peningkatan pada
F. Kerangka Pemikiran
penafsiran kuantitas “lebih banyak” “kurang banyak”, mengenal satu lawan satu
angka 1-10. Kemampuan dipengaruhi faktor internal (dari dalam diri anak) dan
eksternal (lingkungan).
berikut:
Gambar 2.1
G. Hipotesis