Anda di halaman 1dari 4

TUGAS ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

PERJANJIAN DAN PERIKATAN

Disusun Oleh :

1. Akbar Alif Hutama 041511233038


2. Inal Wicaksono 041511233068
3. Muhammad Khoirul Umam 041511233157
4. Pitri Hermawan Widodo 041511233190
5. Happy Agta Sela Wardhani 041511233242
6. Mohammad Firda Ari Sanjaya 041511233266

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Airlangga

2018
PERJANJIAN
Definisi Perjanjian menurut ahli :
1. Menurut Sudikno, perjanjian adalah hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasar
kata sepakat untuk menimbulkan suatu akibat hukum.
2. Menurut R. Subekti perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seseorang berjanji kepada
orang lain, atau di mana dua orang saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.
3. Menurut Prof. R. Wirjono prodjodikoro, SH Perjanjian adalah Hubungan hukum dimana
seorang tertentu, berdasarkan atas suatu janji, wajib untuk melakukan suatu hal dan orang lain
tertentu berhak menuntu kewajiban itu.
4. Menurut R. Setiawan Perjanjian adalah suatu perbuatan hukum di mana satu orang atau
lebih mengikatkan dirinya atau saling mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.
5. Menurut Sri Soedewi Masjchoen Sofwan adalah perjanjian merupakan perbuatan hukum
dimana seseorang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap seorang lain atau lebih.

Perjanjian Menurut KUHP


Perjanjian atau kontrak adalah suatu peristiwa di mana seorang atau satu pihak berjanji kepada
seorang atau pihak lain atau di mana dua orang atau dua pihak itu saling berjanji untuk
melaksanakan suatu hal (Pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata Indonesia).

Asas Dalam Hukum Perjanjian


1. Asas kebebasan berkontrak
2. Asas Konsensuil
3. Asas Pacta Sunt Servanda
4. Asas Itikad Baik

Jenis-jenis Perjanjian Menurut Kartini Mulyadi dan Gunawan Widjaya, perjanjian dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:
1) Perjanjian timbal balik
Perjanjian timbal balik adalah perjanjian yang menimbulkan kewajiban pokok bagi
kedua belah pihak, seperti perjanjian jual beli.
2) Perjanjian sepihak
Perjanjian sepihak adalah perjanjian yang dibuat dengan meletakkan kewajiban pada
salah satu pihak saja. Misalnya perjanjian hibah.
3) Perjanjian cuma-cuma
Menurut ketentuan Pasal 1314 ayat (1) KUH Perdata, suatu persetujuan dibuat dengan
cuma-cuma atau atas beban. Ketentuan Pasal 1314 ayat (2) dijelaskan lebih lanjut bahwa suatu
persetujuan dengan cuma-cuma adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu
memberikan suatu keuntungan kepada, pihak yang lain, tanpa menerima suatu manfaat bagi
dirinya sendiri.
4) Perjanjian konsensuil
Perjanjian konsensuil adalah perjanjian yang dianggap sah apabila telah terjadi
kesepakatan antara pihak yang membuat perjanjian. 5) Perjanjian bernama (Bonoemd)
Perjanjian bernama atau khusus adalah perjanjian yang telah diatur dalam KUHPerdata.
Misalnya perjanjian jual beli, sewa menyewa, hibah dan lain-lain. Perjanjian tak bernama
adalah perjanjian yang tidak diatur secara khusus dalam undang-undang.

Syarat Sahnya Perjanjian


Pasal 1320 KUHPerdata menyatakan bahwa ada empat hal yang menjadi syarat sahnya
suatu perjanjian, yaitu :
1) Kesepakatan para pihak
Sepakat mengandung arti persesuaian kehendak di antara pihak- pihak yang
mengikatkan diri ke dalam perjanjian.
2) Kecakapan para pihak untuk membuat satu perikatan
Orang-orang yang dinyatakan tidak cakap diantaranya orang yang belum dewasa,
mereka yang ditaruh di bawah pengampuan (Pasal 1330 KUHPerdata. Orang yang tidak cakap
adalah orang yang tidak mampu membuat perjanjian dan menanggung akibat hukum yang
timbul dari perjanjian tersebut.
3) Suatu pokok persoalan tertentu
Suatu hal tertentu memiliki arti sebagai obyek perjanjian/pokok perikatan/ prestasi atau
kadang juga diartikan sebagai pokok prestasi.
4) Suatu sebab yang tidak terlarang
Pasal 1337 KUHPerdata menyatakan bahwa suatu sebab adalah terlarang, jika sebab
itu dilarang oleh undang-undang atau bila sebab itu bertentangan dengan kesusilaan atau
dengan ketertiban umum.
PERIKATAN
Perikatan adalah hubungan hukum khususnya dalam lapangan harta kekayaan antara dua pihak
dimana pihak yang satu berhak atas sesuatu dan pihak yang lain berkewajiban memenuhinya.

Hukum Perikatan menurut Para Ahli


● Hukum perikatan menurut Pitlo adalah “suatu hubungan hukum yang bersifat harta
kekayaan antara dua orang atau lebih, atas dasar mana pihak yang satu memiliki hak
(kreditur) dan pihak yang lain memiliki kewajiban (debitur) atas suatu prestasi”.
● Hukum perikatan menurut Hofmann adalah “suatu hubungan hukum antara sejumlah
terbatas subjek-subjek hukum sehubungan dengan itu seorang atau beberapa orang
daripadanya mengikatkan dirinya untuk bersikap menurut cara-cara tertentu terhadap
pihak yang lain, yang berhak atas sikap yang demikian itu.

Sumber-Sumber Perikatan
1. Perjanjian
2. UU

Unsur-Unsur Perikatan
1. Adanya hubungan hukum
2. Antara 1 orang dengan satu atau beberapa orang
3. Melakukan atau tidak melakukan dan memberikan sesuatu

Syarat Sahnya Kontrak


1. Sepakat mengikatkan diri
2. Cakap untuk membuat perjanjian
3. Suatu hal tertentu
4. Causa yang diperbolehkan

Anda mungkin juga menyukai