3
makhluk metologi yang dipercaya dll.) atau terdokumentasikan selain records
masyarakat Cirebon menjadi sebuah batik. yang tidak disiapkan khusus atas
permintaan peneliti (Alwasilah, 2002:
METODOLOGI
155).
Artikel jurnal ini menggunakan penelitian
Kajian teori dalam penelitian ini: Batik
bersifat deskriptif, dengan
Cirebon merupakan salah satu
mendeskripsikan motif dan ornamen yang
peninggalan. kebudayaan Cirebon adalah
berkaitan dengan hewan mitologi, makna
kebudayaan Hindu-Budha. Warisan
dan filosofi. Terkait dengan lingkup dan
kebudayaan tersebut dapat dilihat dari
batasan penelitian, penelitian ini tergolong
hiasan bangunan keraton yang didirikan
kajian bersifat makro dengan membahas
oleh keturunan-keturunan Tumenggung
berbagai aspek diantaranya; jenis motif
Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati)
batik, memahami makna simbolik dan
pada saat itu pun, mulai mempengaruhi
makna filosofis motif batik tersebut.
perkembangan ragam motif batik cirebon
Penelitian dilakukan wilayah studi, yaitu
dengan adanya penerapan motif makhluk
di Keraton Kasepuhan Cirebon dan Gua
mitologi yang masih dipercaya hingga
Sunyaragi, Berdasarkan permasalahan
islam masuk dan menjadi motif batik yang
yang diajukan dalam penelitian ini, yang
setiap motif didukung dengan motif
ditekankan dalam analisis atau penelitian
wadasan dan menjadi keunikan pada motif
tentang kajian motif batik yang
batiknya dan setiap motif batik cirebob
didalamnya terdapat bentuk atau simbol
saling berhungan satu sama lain dan selain
simbol yang mengandung unsur Agama,
itu kultur budaya sangat mempengaruhi
Spiritual, Budaya, dan makna-makna
lainnya yang saling berkaitan. PEMBAHASAN
Pengumpulan data yang dianalisis dengan
1. Singobarong
pendekatan teori seni dan sejarah. Teknik
pengumpulan data wawancara, observasi ,
dan studi dokumentasi, ini dilakukan untuk
mengumpulkan data yang bersumber dari
arsip dan dokumen yang ada dimana
kegiatan tersebut dilakukan. Yang
dimaksud dokumen dalam penelitian ini
Kereta Kencana Singobarong
adalah barang yang tertulis (barang koleksi
adalah benda artefak peninggalan
Keraton, motif batik, foto-foto ragam hias,
4
Sarif Hidayatulah yang merupakan pendukung juga memiliki filosofi
Sultan Cirebon Abad 12 M. Kereta dan beriringan dengan motif hewan
tersebut merupakan kendaraan mitologi.
Sunan Gunung Jati ketika
melakukan safari dalam syiar 2. Pengembangan Motif Batik
Agama Islam di Pulau Jawa.
Kereta Kencana Singobarong kini
di simpan di Musium Keraton
Kasepuhan Cirebon (Irianto,2012)
Kereta Kencana Singobarong
merupakan kereta tunggangan
Sunan Gunung Jati dalam
a. Motif Batik Wadasan-
berdakwah di seluruh pulau Jawa.
Kraton Cirebon
5
menyerupai pola “mega mendung
dalam posisi vertical.
Di keraton Kasepuhan, ornamen
batu karang ini dijadikan ornamen
hias di dinding atau tembok
keraton yang digambarkan dalam
pola imajinasi menyerupai pola
mega mendung dalam posisi
(Sumber : https://kepulauanbatik.com)
vertikal. Ragam hias Batik
Wadasan ini ditemukan di semua
Batik Keraton Cirebon memiliki
jenis Batik Keraton ada yang
ciri khas yang tidak terdapat dalam
menggunakan Motif Wadasan ini
batik dari daerah manapun, yaitu
sebagai ragam hias utama, ada
adanya ragam hias yang disebut
yang menggunakannya sebagai
“Wadasan”. Wadasan berasal dari
ragam hias pendamping saja.Batik
kata “wadas”, artinya adalah batu
yang menggunakan “wadasan”
karang atau batu cadas. Ragam
sebagai ragam hias utama
hias berupa batu karang atau batu
kemudian dikenal dengan “Batik
cadas ini terinspirasi dari panorama
Wadasan”. Beberapa contohnya
alam daerah Cirebon sebagai
adalah Motif Rajegwesi, Motif
daerah pesisir yang di pantainya
Panji Semirang, Motif Wadas
banyak terdapat batu karang.
Grompol. Kata Rajeg pada Motif
Ragam hias berupa batu karang ini
Rajegwesi memiliki arti,
ditemukan di keraton-keraton
sedangkan kata Wesi artinya besi.
Cirebon, seperti keraton
Rajegwesi memiliki filosofi bahwa
Kasepuhan dan keraton Kanoman
agar kehidupan aman dari
sebagai ornamen penghias taman
gangguan luar, harus memiliki
yang disandingkan dengan patung-
pengaman yang kuat dan kokoh.
patung singa. Di keraton
Bagi masyarakat Cirebon yang
Kasepuhan, ornamen batu karang
mayoritas beragama Islam, Motif
ini dijadikan ornamen hias di
Wadasan merupakan perlambang
dinding / tembok keraton yang
agar dalam kehidupan setiap
digambarkan dalam pola imajinasi
manusia memiliki dasar yang
kokoh sekokoh batu karang, yaitu
6
berupa iman dan akidah agama, Liman, karena bentuknya yang
yang tidak boleh goyah dan juga merupakan perwujudan 3
senantiasa istiqomah dalam binatang.
menghadapai godaan dari luar. Belalai gajah di bagian kepala –
yang melambangkan
b. Motif Batik Singa-Barong persahabatan dengan India
yang beragama Hindu. Belalai
gajah yang mencuat ke atas
memegang trisula seperti
halnya pada belalai gajah di
Kereta Paksi Naga Liman.
Berkepala naga – yang
melambangkan persahabatan
dengan Cina yang beragama
(Sumber : https://kepulauanbatik.com)
Budha
Badan berbentuk buraq (hewan
Kalau Keraton Kanoman Cirebon
dalam kisah Islam yang
memiliki kereta kencana yang
bersayap) – yang
diberi nama Kereta Paksi Naga
melambangkan persahabatan
Liman, maka Keraton Kasepuhan
dengan Mesir yang beragama
Cirebon memiliki Kereta Singa
Islam
Barong sebagai kereta kencana
milik sultan.
Kereta Singa Barong ini dibuat
pada tahun 1549, merupakan hasil
desain oleh designer kereta
Panembahan Losari dan pemahat
Ki Notoguna dari Kaliwulu, yang
dibuat atas prakarsa Sultan Cirebon
Panembahan Ratu Pakungwati I (Sumber : https://kepulauanbatik.com)
(1526-1649).
Sekilas, bentuk Kereta Singa Di sinilah terdapat perbedaan
Barong ini memang terlihat hampir antara Kereta Singa Barong dan
sama dengan Kereta Paksi Naga Kereta Paksi Naga Liman. Sayap
7
pada Singa Barong adalah sayap
buraq, sedangkan pada Paksi Naga
Liman adalah sayap garuda (paksi).
Badan Singa Barong adalah badan
buraq, sedangkan pada Paksi Naga
Liman adalah badan gajah. (Sumber : https://kepulauanbatik.com)
Seperti halnya Kereta Paksi Naga
Liman, Kereta Singa Barong ini Motif batik naga seba merupakan
juga menjadi salah satu ragam hias salah satu cirikhas motif batik
yang digunakan dalam batik Cirebon yang merupakan berasal
Cirebon yang beraliran keraton. dari makhluk mitologi yang ada
Kemiripan desain antara Kereta pada kisa atau cerita di Cirebon
Singa Barong dan Kereta Paksi terutama dilingkungan kraton,
Naga Liman ini juga berarti filosofi motif naga seba berasal dari
yang digambarkannya sama – yaitu Adanya hubungan kekerabatan
seorang Sultan memiliki peran antara Kota Cirebon dengan negeri
sebagai pengayom dan harus Cina sudah terjadi sejak berabad-
memiliki ketajaman dalam abad yang lalu jelas membawa
menguasai tiga kekuatan alam pengaruh pada ragam hias yang
pikiran manusia, yaitu cipta, rasa berkembang di Kota Cirebon.
dan karsa. Salah satu ragam hias yang
c. Motif Batik Naga Seba ditemukan di keraton adalah
bentuk hewan dalam mitologi Cina,
yaitu naga.
(Sumber : https://kepulauanbatik.com)
8
Di dunia, hewan mitologi naga dan mata), gajah (belalai), garuda
secara umum hanya dikenal di 2 (sayap), naga (kepala). Dibuat pada
budaya, yaitu Cina dan Eropa, akan tahun 1571 Saka atau 1649 Masehi.
tetapi digambarkan dalam rupa Kereta ini digunakan untuk
yang berbeda. Naga di Eropa keperluan Sultan. Ditarik oleh 4
digambarkan bersayap, sedangkan kerbau putih (kebo bule).
naga Cina digambarkan tidak
bersayap dan bentuk tubuh yang
menyerupai ular.
Dalam khazanah Batik Cirebon
dengan aliran keraton, dikenal
motif yang mengadaptasi naga
Cina yang diberi nama Motif Naga
(Sumber : https://kepulauanbatik.com)
Seba. Tetapi meskipun Motif Naga
Seba ini mengadaptasi ragam hias
Sedangkan Kereta Paksi Naga
naga Cina, naga Cirebon ini
Liman, dari namanya sudah jelas
digambarkan sebagai naga yang
bahwa kereta ini penggabungan
memiliki sayap.
dari 3 jenis hewan yaitu, Paksi
Bentuk Naga Seba juga disamarkan
adalah burung (sayap), Naga
dengan gambar-gambar daun dan
(tanduk) Liman adalah gajah
wadasan (ragam hias yang
(belalai) . Dibuat pada tahun 1350
berbentuk batu karang). Naga Seba
Saka atau 1428 Masehi. Kereta ini
yang bersayap ini dianggap sebagai
digunaka oleh Sunan Gunung Jati
perpaduan antara naga dan paksi
untung berkeliling keraton.
(burung garuda) yang juga
merupakan hewan yang terdapat
pada Kereta Paksi Naga Liman
(Keraton Kanoman) dan Kereta
Singa Baron (Keraton Kasepuhan),
Cirebon.
Kereta Singa Barong adalah Kereta
Kencana yang bentuknya
penggabungan dari 4 bagian (Sumber : Dok Pribadi)
hewan, singa / macan (tubuh, kaki
9
Penggambaran makhluk fisik berasal dari perpaduan antara
antara naga atau ular dan paksi budaya asli Cirebon dan cina yang
juga terdapat berupa patung yang sering muncul pada cerita cerita
terdapan di gua sunyaragi yang Cirebon dan sering digambarkan
memiliki filoshofi dan mithologi pada benda-benda artefak kraton,
yang menggambarkan kehidupan dan penggambaran batiknya mirip
dan keselarasan pada masa itu, seperti naga yang ada di kereta
penggunaan simbol naga, ular, kerajaan walau ada pewujudan
maupun burung di masa Sunan patungnya yaitu patung antara naga
Gunung Jati sekitar tahun 1479 atau ular dan paksi.
hingga 1568.
Penggunaan simbol-simbol
tersebut dipengaruhi pula oleh
TEMUAN
peradaban Kerajaan Majapahit
yang bercorak Hindu-Buddha, Yang Penulis dapat setelah menganalisis
sedangkan di Cirebon mulai masuk bangunan Kesultanan keraton Cirebon dan
di zaman Panembahan Losari. Gua Sunyaragi ternayata banyak motif-
Buktinya adalah adanya kereta motif yang mengandung Unsur-unsur
Singa Barong dibuat oleh mahluk mitologi yang terdapat pada
Panembahan Losari, Panembahan kontruksi bangunan dan benda benda
Losari ini merupakan cucu dari keraton yang dijadikan sebagai motif batik
Sunan Gunung Jati. Kemudian ada yang memiliki nilai estetik, folosofi dan
juga kereta Paksi Nagaliman. nilai kebudayaan yang cukup kental dan
Bentuknya memiliki kemiripan mendalam dengan pengaruh kebudayaan
dengan artefak (kepala naga) luar yang telah berkulturisasi terutama
Motif seperti itu juga banyak ditiru pengaruh kebudaya Cina, islam, budha,
pada cerita pewayangan. Arda dan hindu dimana setiap kebudayaan
Walika itu berperan sebagai raja meninggalkan filosofi dan terukir di setiap
naga yang menguasai Alas Amer. ornament dengan adanya hewan mitologi
Mahkotan Binokasih. Dalam cerita yang dipercaya setiap kebudayaan terukir
pewayangan versi Cirebonan, indah dan bersatu dengan benda-benda
penguasa Alas Amer ini dikalahkan peninggalan cirebon. Jadi setiap motif
oleh Bima. Maka dari itu, batik Cirebon selalu memiliki hubungan
munculnya motif batik naga seba erat dengan kisah-kisah mitologi di daerah
10
Cirebon yang memiliki nilai luhur dan kebudayaan asli Cirebo dan cukup terjaga
patut dilestarikan untuk pengetahuan yang tradisinya.
dapat disebarkan dan wajib untuk
KESIMPULAN
diketahui banyak orang, khususnya orang
Cirebon itu sendiri. Dan dari temuan Batik Keraton Cirebon memiliki ciri khas
penulis yang dapat disampaikan lewat isi yang tidak terdapat dalam batik dari
jurnal yang berupa beberapa ragam hias daerah manapun, yaitu adanya ragam hias
yang terlihat, rata-rata ciri yang dapat yang disebut “Wadasan”. Wadasan berasal
terlihat dalam batik-batik yang diambil dari kata “wadas”, artinya adalah batu
dari tempat dan mahluk mitologi yang ada karang atau batu cadas. Ragam hias
ditempatnya dan mahluk mitologinya lebih berupa batu karang atau batu cadas ini
ke hewan gajah, singa, paksi (burung terinspirasi dari panorama alam daerah
garuda), naga, dan buraq, hingga isen-isen Cirebon sebagai daerah pesisir yang di
yang diberikan pastinya memiliki motif pantainya banyak terdapat batu karang.
wadasan yang terinspirasi dari batu batu Motif batik “Wadasan” dan “Mega
dan karang yang disusun di kraton dan Mendung” merupakan motif batik Cirebon
sekitar Cirebon yang merupakan daerah yang sangat populer saat ini bahkan
pesisir, sulur-suluran dan memfokuskan menjadi ikon “Batik Cirebonan” yang
gambar yang paling besar menjadi dikenal hingga mancanegara. Motif
centernya. Walau motif wadasan lebih tersebut baru muncul secara bebas dalam
sering menjadi motif pendukung tapi motif pasaran perbatikan Cirebon dimulai pada
wadasan pun mempunyai motif tersendiri, era tahun 1970an. Sebelumnya motif
selain motif pendukung wadasan Wadasan dan Megamendung adalah motif
sebenarnya ada lagi yaitu motif tumbuhan batik Keraton Cirebon yang bersifat
cirikhas Cirebon atau yang ada di kraton. “Sakral”. Sepanjang penelian penulis
Maka pada zaman sekarang Cirebon berdasarkan foto-foto lama pakaian para
memiliki cirikhas motif pada batik yang bangsawan Keraton Cirebon di era tahun
sekali melihat bisa langsung mengenal, 1930-1940an tidak diketemukan kedua
dengan nilai cerita dan filosofi yang motif batik tersebut dipakai oleh para
menarik di setiap motifnya. Motif batik bangsawan Keraton Cirebon saat itu. Motif
Cirebon dan ornamennya sangngat batik “Wadasan” berasal dari kata Wadas
menarik untuk dipelajari dan dikaji dan masyarakat Cirebon memaknainya “Tanah
seni motif batik Cirebon sangat pesat yang sangat keras” atau “Batu Cadas”.
perkembangannya dengan mengangkat Inspirasi motif Wadasan didapat dari
11
panorama alam Cirebon sebagai negeri Kereta Paksi Naga Liman, dari namanya
pesisir yang banyak dijumpai “Batu sudah jelas bahwa kereta ini
Cadas” atau “Batu Karang” di pantai yang penggabungan dari 3 jenis hewan yaitu,
tegar menahan gempuran ombak lautan. Paksi adalah burung (sayap) Naga (tanduk)
Motif Wadasan selalu digunakan untuk Liman adalah gajah (belalai) . Dibuat pada
motif hias batik “Keratonan” Cirebon. tahun 1350 Saka atau 1428 Masehi. Kereta
Motif ini selain sebagai hiasan pembantu ini digunaka oleh Sunan Gunung Jati
juga digunakan pula sebagai pokok hiasan. untung berkeliling keraton.
Motif batik yang menggunakan pokok
hiasan Wadasan adalah motif “Rajeg
Wesi”, “Wadas Grompol”, dan “Panji DAFTAR PUSTAKA
Sumirang”.
https://www.kompasiana.com/mustaqimast
Motif batik naga seba merupakan salah
eja/552964c16ea834e80f8b4587/trusmi-
satu cirikhas motif batik Cirebon yang
motif-dan-filosofi-batik-cirebon, (Diakses
merupakan berasal dari makhluk mitologi
pada Senin, 3 Desember 2018)
yang ada pada kisa atau cerita di Cirebon
https://kepulauanbatik.com/2016/03/31/bat
terutama dilingkungan kraton, motif naga
ik-keraton-cirebon-1-wadasan/, (diakses
seba berasal dari Adanya hubungan
pada Senin,3 Desember 2018)
kekerabatan antara Kota Cirebon dengan
https://infobatik.id/motif-batik-keraton-
negeri Cina sudah terjadi sejak berabad-
cirebon-naga-seba/, (diakses pada Senin,3
abad yang lalu jelas membawa pengaruh
Desember 2018)
pada ragam hias yang berkembang di Kota
https://kepulauanbatik.com/2016/04/06/mo
Cirebon. Salah satu ragam hias yang
tif-keraton-cirebon-4-naga-seba/, (diakses
ditemukan di keraton adalah bentuk hewan
pada Senin,3 Desember 2018)
dalam mitologi Cina, yaitu naga.
E-Journal, “RUPA RAGAM HIAS
Kereta Singa Barong adalah Kereta BERNUANSA ISLAM KERATON
Kencana yang bentuknya penggabungan CIREBON SETELAH MASA PRA-
dari 4 bagian hewan, singa / macan (tubuh, ISLAM”, Bulan Prizilla, Aquamila
kaki dan mata), gajah (belalai), garuda Casta dan Taruna. 2007. Batik Cirebon:
(sayap), naga (kepala). Dibuat pada tahun Sebuah Pengantar Apresiasi, Motif, dan
1571 Saka atau 1649 Masehi. Kereta ini Makna Simboliknya. Cirebon: Badan
digunakan untuk keperluan Sultan. Ditarik Komunikasi, Kebudayaan dan
oleh 4 kerbau putih (kebo bule). Pariwisata Kabupaten Cirebon,
12
Hassanudin. 2001. Batik Pesisiran
Melacak Etos Dagang Santri pada Ragam
Hias Batik. Bandung: PT. Kiblat Buku
Utama,
Djoemena, Nian S.. 1986. Ungkapan
Sehelai Batik. Jakarta: Djembatan,
Soeharto. 1997. Indonesia Indah:
Mengenai Latar Belakang Kehidupan
Bangsa
Indonesia Adat Istiadat Dan Seni
Kebuudayaan. Jakarta: Yayasan
Harapan Kita/BP 3 TMII,
13