Masalah Operasi Pada Pembangkitan Tenaga Listrik (Plta, Pltu)
Masalah Operasi Pada Pembangkitan Tenaga Listrik (Plta, Pltu)
TM - 4
PLTA
Tenaga hidro ke tenaga listrik
Sejarah
digunakannya
energi hidro
untuk
menghasilkan
energi mekanis
atau listrik,
adalah dengan
menggunakan
kincir air
4
Energi hidro adalah konversi dari energi gravitasi/
energi potensial, energi kinetik, energi mekanik dan
energi listrik
Bagaimana PLTA bekerja
Electrical
Potential Energy
Energy
Electricity
Kinetic
Energy
Mechanical
Energy
Klasifikasi PLTA berdasarkan
kapasitasnya
• Pico hidro PLTPH
– Sampai dengan 10kW, di daerah terpencil jauh dari jaringan
• Mikro hidro PLTMH
– Kapasitas 10kW s/d 300kW, di daerah terpencil ada yang
terisolasi dan ada yang tersambung ke jaringan
• Small hidro
– Kapasitas 300kW to 1MW
• Mini hidro PLTM
– kapasitas diatas 1MW s/d 15 MW
• Medium hidro
– 15 MW - 100 MW
• Large hidro
– Lebih dari 100 MW
Klasifikasi PLTA
1. Berdasarkan jumlah ketersediaan air
2. Berdasarkan tinggi jatuh air (head)
3. Berdasarkan jenis pembebanan
12
Micro Run-of-River Hydropower
14
Skema PLTA dengan Waduk
Dam-dam terbesar di dunia
Max Annual
Name Country Year Generation Production
16
“Hydroelectricity,” Wikipedia.org
Three Gorges Dam (China)
17
Itaipú Dam (Brazil & Paraguay)
18
“Itaipu,” Wikipedia.org
Guri Dam (Venezuela)
19
http://www.infodestinations.com/venezuela/espanol/puerto_ordaz/index.shtml
Grand Coulee Dam (US)
20
www.swehs.co.uk/ docs/coulee.html
Klasifikasi PLTA
Berdasarkan tinggi jatuh air (head) :
a. PLTA dengan head rendah ( < 30 meter )
Bisa menggunakan waduk/ dam kecil dan rendah atau tanpa waduk.
Umumnya PLTA jenis run-of-river memiliki head < 30 meter.
Kapasitas pembangkitnya dapat sampai 25 MW
b. PLTA dengan head medium ( antara 30 m s/d 300 meter)
Umumnya menggunakan Dam besar, seperti pada PLTA Saguling,
PLTA Cirata dan PLTA Jatiluhur. Kapasitas pembangkitnya besar (PLTA
Cirata 1008 MW)
c. PLTA dengan head tinggi ( > 300 meter )
Umumnya menggunakan waduk dengan Dam besar yang terletak di
ketinggian pegunungan
Types of Hydroelectric Installation
22
Klasifikasi PLTA
Berdasarkan jenis pembebanan :
a. PLTA pemikul beban dasar (base load)
PLTA dipakai sebagai pemikul beban dasar, apabila dapat
menyediakan daya secara terus menerus sepanjang hari dan
sepanjang tahun. PLTA jenis run-of-river umumnya dioperasikan
sebagai base load, karena apabila air sungai yang tersedia tidak
dimanfaatkan maka air tsb akan dibuang percuma, padahal biaya
operasi PLTA sangat murah. PLTA waduk dapat juga dioperasikan
sebagai base load apabila kapasitas air di waduk mencukupi.
b. PLTA pemikul beban puncak (peak load)
sebagian kapasitas PLTA waduk umumnya digunakan sebagai peak
load, yaitu sebagai pengganti PLTG minyak yang umumnya
dioperasikan sebagai peaker. PLTA pumped storage dirancang khusus
sebagai PLTA peak load.
PLTA jenis pompa – turbin (pumped-storage)
masuk kategori PLTA pemikul beban puncak
PLTA jenis pumped - storage
• PLTA jenis ini membutuhkan dua buah kolam pengatur. Saat kebutuhan
listrik meningkat (malam hari), air akan dialirkan dari kolam pengendali
atas dan ditampung di kolam pengendali yang bawah. Energi potensial
aliran air inilah yang dimanfaatkan menjadi energi listrik.
• Sedangkan saat beban sistem rendah (siang/ pagi hari) , listrik yang
dihasilkan pembangkit listrik lain yang murah (batubara) digunakan untuk
memompa balik air ke kolam penampung diatas untuk digunakan kembali
saat dibutuhkan. Pada periode ini generator difungsikan sebagai motor dan
turbin difungsikan sebagai pompa.
• Di Indonesia pembangkit ini cocok dikembangkan karena pada saat malam
hari, semua orang serempak menggunakan listrik sehingga beban melonjak
secara seketika, sedangkan siang hari hanya sedikit orang yang
menggunakan listrik. Pembangkit ini bertujuan untuk menyimpan energi
listrik sisa yang dibangkitkan. Sisa listrik yang dibangkitkan oleh PLTU
lainnya digunakan untuk memompa air dan digunakan saat beban puncak
di malam hari.
Pumped Storage System
26
Boyle, Renewable Energy, 2nd edition, Oxford University Press, 2003
Cruachan Pumped Storage
(Scotland)
27
Pumped Storage Power Spectrum
28
PLTA cascade (bertingkat)
PLTA Hydroseries atau cascade atau berurutan/ bertingkat
Pada suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) tertentu dapat dibangun
beberapa PLTA mulai dari hilir sungai hingga ke hulu sungai,
dengan menggunakan aliran sungai yang sama. Misalnya :
– PLTA Saguling – Cirata - Jatiluhur pada DAS sungai Citarum
– PLTA Wlingi – Sengguruh – Sutami pada DAS sungai Brantas
– PLTA Selorejo – Mendalan – Siman pada DAS kali Konto
Bahkan di beberapa negara dapat dibuat PLTA cascade hingga
lebih dari 5 PLTA, misalnya :
– DAS sungai Yangste di China ada 8 PLTA
– DAS sungai ........... Di Swedia hingga 9 PLTA
PLTA cascade (bertingkat)
PLTA SELOREJO
PLTA Cascade di Sungai Yangtze China
Klasifikasi Turbin Air
1. Berdasarkan jenis aliran air
a. Axial flow : memiliki aliran sepanjang poros
b. Inward radial flow : aie mengalir sepanjang radius
c. Tangensial or peripheral flow : air mengalir dari arah tangensial
d. Mixed flow : air masuk dari arah radial dan keluar dari arah axial
2. Berdasarkan gerakan air dalam memutar turbin :
a. Turbin impuls (Impulse turbine)
b. Turbin reaksi (Reaction turbine)
3. Berdasarkan nama penemunya :
a. Turbin Pelton
b. Turbin Francis
c. Turbin Kaplan
Impulse Turbines
44
Kurva pemilihan turbin
Generator pada PLTA
a. Generator yang digunakan umumnya jenis generator sinkron,
tipe rotor salient. Tegangan keluaran bervariasi beberapa kV
tergantung besar kecilnya kapasitas generator.
b. Sistem eksitasi , merupakan instalasi arus medan penguat, yang
menghasilkan fluksi pada celah udara antara rotor dan stator
generator. Biasanya dihasilkan dari generator DC yang seporos
dengan generator utama.
c. Perkembangan saat ini menggunakan sistem eksitasi bertingkat
tanpa sikat, terdapat generator penguat pertama (pilot exciter)
dan generator penguat kedua (main exciter) yang dihubungkan
dengan Automatic Voltage Regulator (AVR)
SALIENT POLE SYNCHRONOUS MACHINES
p n p
fe n
2 60 120
To produce 50 Hz electricity
p=12, n=500 rpm
p=24, n=250 rpm
Konversi Energi pada PLTA
Daya yang dibangkitkan generator pada PLTA :
(m3/det)
Crossflow
80
Efficiency (%)
60 Francis
Propeller
40
20
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Flow as a Proportion of Design Flow
Operasi dan Pemeliharaan PLTA
• Untuk PLTA waduk besar fungsi serbaguna, yaitu sebagai
penyedia air irigasi, pengendalian banjir, pembangkit listrik,
perikanan, pariwisata. Perlu ada koordinasi pengoperasiannya yang
melibatkan banyak pihak.
• Waduk didesain bisa tahan beberapa puluh tahun, dengan dasar
laju sedimentasi tertentu. Perlu dijaga pelestarian hutan di daerah
aliran sungai (DAS). Hutan diarea DAS rusak, tanahnya tidak mampu
menyimpan air, terjadi erosi yang meningkatkan laju sedimentasi,
yang dapat mengurangi umur waduk.
• Keuntungan pengoperasian PLTA, mudah start-stop, biaya operasi
rendah, perubahan beban mudah, angka gangguan rendah,
pemeliharaan mudah, umumnya dapat dipakai black start.
• Pembebanan pada PLTA biasanya dibatasi minimum 25% agar tidak
terjadi gejala kavitasi pada draugh tube (pipa air keluar turbin),
sehingga menjadi keropos
Operasi dan Pemeliharaan PLTA
• Masalah operasi lain yang sering terjadi pada PLTA di Indonesia
adalah terjadinya penyumbatan pada intake baik oleh sampah
maupun oleh tanaman enceng gondok
• Efisiensi keseluruhan suatu PLTA (turbin, generator dan
pemakaian sendiri) sekitar 90%
• Energi yang dihasilkan PLTA tergantung pada curah hujan dan
kemampuan waduk menampung air pada waktu musim hujan.
Karakteristik curah hujan setiap tahun berubah-ubah, ada tahun
basah, ada tahun kering.
• Apabila kapasitas waduk tidak bisa menampung air pada waktu
tahun basah, maka akan terjadi pembuangan air melalui limpas.
Sebaliknya apabila air masuk ke waduk lebih sedikit dari kapasitas
waduk, maka PLTA tidak bisa berbeban penuh sepanjang tahun.
• Untuk itu perlu ada pola pengendalian air waduk, agar tidak
limpas dan tidak kekurangan air. Hal ini sangat penting pada
pengoperasian PLTA cascade, (misal pada DAS Citarum).
Duga Muka Air (DMA) waduk
TMA ( m dpl. )
99,0
DMA Waduk 98,9
Cirata 97,8
222
94,0 94,1 220,0
218
TMA ( m dpl. )
214
213,5 90,8 212,6
210
89,0 210
87,5
207,4
206
206,0
202
84,0
Jan Jan FebFeb MarMar AprApr Mei
Mei Jun
Jun JulJul AguAgu SepSep Okt Okt Nop NopDes Des
• H = 25 m
• Q = 600 ℓ/min × 1 m3/1000 ℓ × 1 min/60sec
Q = 0.01 m3/sec
• = 0.83
55
Contoh 2
Berapa banyak energi (E) yang akan diproduksi selama setahun?
•E = P×t
E = 2.1 kW × 24 jam/hari × 365 hari/thn
E = 18,396 kWh
Berapa banyak rumah yang dapat dialiri listrik bila tiap rumah
membutuhkan 600 kWh per tahunnya ?(hanya untuk
penerangan)
• P 10QH = 10(0.83)(6000)(100)
P 498 MW
• E = P×t = 498 MW × 24 × 365
E = 4.362, 50 GWh
• Bila tiap rumah di kota rata-rata membutuhkan listrik 3000
kWh per tahun.
• Jumlah rumah = E÷3000 = 4.362,5 GWh / 3,000 kWh
People = 1.45 juta rumah
57
PLTU
Prinsip kerja PLTU
62
Siklus Carnot
Carnot Cycle
Process Description
1-2 Isothermal heat addition
2-3 Isentropic expansion
3-4 Isothermal heat rejection
4-1 Isentropic compression
P2
a b
P1 2 P3
1
4 3
entropi
Efisiensi siklus Rankine < efisiensi siklus Carnot
(pada rentang temperatur kerja kedua siklus sama)
bandingkan luas bidang 1-b-2-3-4-1 (untuk siklus Rankine) terhadap luas bidang 1-a-
b-2-3-4-1 (untuk siklus Carnot)
Siklus Rankine (PLTU)
Diagram siklus Rankine Ideal : Gambar (a) P-V diagram ; Gambar (b) T-S diagram
Garis 1-2-3-4-B-1 = garis siklus saturated steam
Garis 1’-2’-3-4-B-1’ = garis siklus superheated steam
CP = critical point
Siklus Rankine modifikasi
• Untuk menghindari adanya dua phase fluida dalam siklus, dapat
dilakukan dengan mengkondensasikan seluruh uap yang keluar dari
turbin menjadi cairan yang saturated liquid sebelum ditekan oleh pompa.
T 3
1 4
s
69
The simple ideal Rankine cycle.
Siklus pemanasan ulang
• Pada siklus pemanasan ulang (reheating), dilakukan dengan
menaikkan tekanan boiler tanpa menurunkan kualitas uap
yang keluar turbin
• Berdampak pada naiknya thermal efisiensi dari siklus
Siklus Regeneratif
• Melakukan pemanasan awal uap yang masuk boiler
menggunakan feedwater heater, guna menaikkan
efficiency
– Also deaerates the fluid and reduces large volume flow
rates at turbine exit.
A more complicated cycle…
Siklus Uap dan Air
Pada PLTU gas buang sisa pembakaran bahan bakar pada boiler,
masih memiliki temperatur yang cukup tinggi diatas 400 oC.
Sebelum dikeluarkan melalui cerobong, gas buang ini masih
dapat dimanfaatkan, antara lain :
• Pemanas lanjut (superheater), gas buang untuk memanaskan
uap yang keluar dari steam drum, sehingga suhu uap naik, dan
uapnya menjadi lebih kering.
• Pemanas ulang (reheater), uap air yang sdh digunakan untuk
menggerakkan turbin tekanan tinggi, sebelum memasuki
turbin tingkat berikutnya, dilewatkan dulu pada saluran gas
buang sehingga suhu uapnya meningkat.
• Economizer, air yang akan disupplay ke boiler dilewatkan dulu
pada saluran gas buang, agar suhu air naik, sehingga
dibutuhkan bahan bakar lebih sedikit untuk menguapkan air
Peningkatan efisiensi siklus air pada boiler
Masalah Operasi PLTU
• Waktu yang dibutuhkan PLTU start dari dingin hingga beban penuh : 6 – 8
jam dari keadaan dingin (cold start). Bila PLTU sdh beroperasi dihentikan
krn suatu sebab, selama suhu dan tekanan uap dijaga tetap sekitar 500 oC
dan 100 kg/cm2, waktu yang dibutuhkan untuk kembali berbeban penuh :
1 jam (hot start). Lamanya waktu tersebut guna menghasilkan uap dengan
jumlah yang cukup.
• Pada waktu start yang perlu diperhatikan adalah menjaga agar perubahan
suhu turbin tidak mendadak dan dijaga supaya perubahannya merata.
• Apabila turbin sedang berbeban penuh mendadak harus berhenti, maka
agar tidak terjadi over speed, aliran uap ke turbin harus segera ditutup.
Langkah selanjutnya adalah mengurangi produksi uap dari boiler, dengan
mamatikan nyala api pada ruang bakar boiler.
• Mengingat cukup rumitnya pengoperasian PLTU, maka umumnya PLTU
dioperasikan tidak dengan perubahan beban yang besar. Disamping itu
karena perubahan daya persatuan waktu dari PLTU relatif rendah sekitar 5
% per menit.
Masalah Operasi PLTU
• Dalam keadaan normal beban maksimum pada PLTU adalah 100%
kapasitas mesinnya, namun biasanya terdapat spesifikasi beban
maksimum untuk operasi kontinu dan beban maksimum untuk operasi
dlm waktu tertentu (110%)
• Beban minimum adalah 25% dari kapasitas mesin, hal ini lebih
dikarenakan masalah kontrol, karena sifat tidak liniernya peralatan kontrol,
dibawah 25% PLTU tersebut menjadi sulit dikendalikan
• Kecepatan perubahan beban sangta tergantung pada kondisi beban
permulaan, karena jumlah burner dan pompa pengisian air boiler yg
dioperasikan tergantung pada besar pembebanannya.
Masalah pemeliharaan PLTU
• Bagian PLTU yang harus dilakukan pemeliharaan periodik a.l :
• Bagian yang berhubungan dengan gas buang (pipa boiler dan pipa air
pendingin). Pipa boiler perlu dibersihkan agar tidak menghambat proses
perpindahan panas. Semua peralatan yang berada dalam saluran gas
buang juga perlu dibersihkan secara periodik, seperti, superheater,
reheater, economizer.
• Saluran air pendingin yang menggunakan air laut, sering ditempeli
binatang laut. Pada PLTU terdapat Chlorination Plant yang akan
menyuntikkan gas Chlor kedalam air pendingin, guna menghilangkan
binatang laut tesebut. Pipa kondensor PLTU yang penampangnya lebih
kecil harus lebih sering dibersihkan. Pipa kondensor ada yang terbuat dari
tembaga dan ada yang titanium, pipa tembaga daya hantar panasnya lebih
baik tetapi kekuatan mekanisnya tidak sebaik titanium. Oleh karena itu
pembersihan pipa titanium harus lebih sering, biasanya dengan bola-
pembersih.
Masalah pemeliharaan PLTU
• Sambungan pipa kondensor PLTU, rawan kebocoran yang dapat
mengkontaminasi NaCl pada air boiler. Sehingga air masuk boiler harus di
periksa daya hantar listriknya untuk menyetahui tingkat kebocoran
kondensor
• Bagian-bagian PLTU yang rawan kerusakan dan perlu diperiksa secara
periodik antara lain : bantalan, roda gigi, penukar panas, pompa-pompa,
saklar dan relai.
• Oleh karena pemeliharaan teesebut diatas umumnya mangharuskan PLTU
dalam keadaan mati, maka biasanya dilakukan bersamaan dengan
pekerjaan overhaul tahunan. Kecuali untuk turbin biasanya memerlukan
pemeliharaan yang lebih lama.
• Siklus pemeliharaan rutin suatu PLTU adalah sbb :
– Simple Inspection
– Mean Inspection
– Simple inspection
– Serius Inspection
Coal vs. Hydro Kinetic Energy Conversion
35% 95%
Teknologi PLTU Supercritical
• Kondisi superkritikal adalah kondisi pada suhu dan tekanan di atas titik
kritikal termodinamika.
• Ketika suhu dan tekanan dari uap aktif meningkat melebihi titik jenuh air,
sifat dari uap akan berubah secara dramatis. Titik jenuh air berada pada
374 °C dan 221.2 bar (218 atm), Di atas titik jenuhnya, air tidak mengalami
fase perubahan menjadi uap air, namun menjadi air supercritical. Air
supercritical tidak berbentuk gas atau air, namun berada pada dua fase
tersebut. Air supercritical memiliki daya pelarut seperti air, namun sifat
perpindahannya seperti gas.
• Teknologi super-critical adalah teknologi baru yang memungkinkan emisi
karbon dioksida dari pembangkit menjadi lebih rendah. Teknologi ini
dianggap salah satu cara yang paling praktis baik untuk mengurangi emisi
maupun menggunakan batubara dengan lebih efisien.
• Fasilitas pembakar batubara yang beroperasi pada suhu yang lebih tinggi
dapat meningkatkan efisiensi hingga 20% untuk Super-critical steam plants
dan sebanyak 45% untuk Ultra Super-critical steam plants.
Teknologi PLTU Supercritical
Dengan penggunaan batubara
yag lebih efisien, emisi dapat
diturunkan dengan teknologi :
• Emisi Nox dapat diturunkan
dengan kombinasi low NOx
burner dan catalytic
reduction technology
• Emsisi SOx dan NO2 dapat
dikurangi dengan
penangkapan partikel sulfur
yaitu wet limestone-gypsum
flue gas desuphurization.
• Emisi partikel lain dapat
Sub critical : 400-540 C, 10-150 bar dikurangi dengan
Supercritical : 600 C, 240 bar
electrostatic precipitator
Tugas - 3
Jelaskan masing-masing untuk PLTA RoR dan PLTA waduk aspek-
aspek :
a. Optimasi pemilihan turbin air berdasarkan debit air,
tinggi jatuh air dan kapasitas daya
b. Komponen instalasi PLTA mulai air di ambil dari sungai
hingga kembali ke sungai
c. Pola operasi PLTA harian
Pada suatu PLTA, air mengalir pada pipa pesat yang berdiamater
85 cm, dengan kecepatan air 40 m/detik. Tinggi jatuh air adalah
20 meter. Apabila ρ = 1000 kg/m3 dan grafitasi = 10 m/detik2.
Tentukan :
i. Debit air
ii. Daya yang dihasilkan PLTA
iii. Energi yang diproduksi PLTA selama setahun apabila capacity
factornya 30%