Anda di halaman 1dari 6

TAFSIR TARBAWI

Pendidikan Perasaan (Emosi)

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. H. Salman Harun

Disusun oleh:

Nabilah Khoirunnisa 11180110000071

Radhwa Nabilla 11180110000033

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
QS Yunus : 109
َ‫َّللاُ ۚ َو ُه َو َخ ْي ُر ْال َحا ِك ِمين‬ ْ ‫َواتَّبِ ْع َما يُو َح ٰى إِلَيْكَ َوا‬
َّ ‫صبِ ْر َحت َّ ٰى يَحْ ُك َم‬
“Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga Allah memutuskan
dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya.”

Dalam buku tafsir Al-Mishbah ayat ini dijelaskan1 bahwa banyak perintah dan larangan yang
telah dikemukakan sebelum ini. Untuk itu, sebagai penutup uraian surah, ayat terakhirnya
memerintahkan Nabi Muhammad SAW menyampaikan bahwa perintah dan larangan itu adalah untuk
kepentingan masing-masing.
Setelah memberi tuntunan dan peringatan untuk semua manusia, ayat ini diakhiri dengan
tuntunan untuk Nabi Muhammad saw. yakni: Dan, hai Muhammad, setelah engkau menyampaikan
tuntunan dan peringatan ini, ikutilah dengan bersungguh-sungguh dan dalam semua kegiatanmu apa
yang diwahyukan, yakni yang dituntut, dianjurkan oleh Allah SWT kepadamu, dan bersabarlah dalam
menyampaikan wahyu itu dan dalam menghadapi segala macam tantangan hingga Allah memutuskan
antara kamu dan mereka yang durhaka, dan Dia adalah sebaik-baiknya Hakim, karena Dia Maha
Mengetahui yang lahir dan yang batin, Maha Adil lagi Maha Bijaksana.
Demikian penutup surah ini bertemu dengan mukadimahnya. Keduanya berbicara tentang
wahyu Al-Qur’an. Dan kalau pada awalnya disebutkan penolakan kaum musyrikin dan tuduhannya
terhadap Nabi Muhammad saw. maka pada akhirnya Nabi Muhammad saw. diperintahkan untuk
konsisten mengikuti wahyu Al-Qur’an serta sabar dalam melaksanakan tuntunan wahyu itu dan tabah
menghadapi segala tantangan yang ditimbulkan oleh mereka yang meragukannya.
Kemudian dalam tafsir Ibn Katsir juga dijelaskan bahwa ayat ini:2
“Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu dan bersabarlah” Maksudnya, berpeganglah kepada
apa yang diturunkan dan diwahyukan kepadamu dan bersabarlah atas pengingkaran orang-orang yang
mengingkarimu.
“Hingga Allah memberi keputusan” Maksudnya, membuka antara kamu dengan mereka.
“Dan Allahlah sebaik-baik hakim” Allahlah sebaik-baik pembuka dengan keadilan-Nya dan hikmah-
Nya.
Sebagai penutup surat Yunus, ayat ini memerintahkan para nabi untuk mengikuti wahyu yang
telah diturunkan kepada mereka. Tidak hanya sekadar mengikuti, tapi dalam upaya mengikuti ini harus

1
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati, 2002),
hal. 528-529
2
Unknown, Tasir Ibnu Katsir Yunus ayat 108-109, http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/108-109-
katakanlah-hai-manusia.html (diakses pada tanggal 16 Juni pukul 21.12)
disertai dengan kesabaran. Bila ada perselisihan, maka semua harus dikembalikan kepada Allah dan
Dia yang memutuskan segalanya. Karena Allah adalah Zat yang paling adil dalam menghakimi.3
Sekalipun ayat ini berbicara kepada Nabi Muhammad Saw, tapi sebagaimana ayat-ayat
sebelumnya, perintah ini juga berlaku bagi umat Islam. Kepada kaum Muslimin diminta untuk
mengikuti al-Quran sebagai wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Dalam
mengamalkan al-Quran, mereka diminta untuk bersabar, begitu juga ketika muncul perselisihan, maka
masalahnya harus dikembalikan kepada Allah Swt dalam bentuk al-Quran. Karena seluruh isi al-Quran
memuat kebenaran dan diturunkan dari sisi Allah.4

Dari ayat di atas terdapat pelajaran yang dapat dipetik:


a. Setiap manusia, baik itu mukmin atau kafir, tetap membutuhkan al-Quran sebagai wahyu yang
berisikan perintah-perintah Allah Swt.
b. Para nabi harus diikuti, karena mereka berserah diri atas setiap perintah wahyu.
c. Dalam mengikuti wahyu, manusia membutuhkan kesabaran.
d. Seorang pemimpin harus sabar.
e. Ilmu menjadi syarat dalam beramal dam istiqamah merupakan syarat untuk meraih
kemenangan.
f. Kita tidak boleh mengkhawatirkan masa depan. Karena Allah Swt sebagai hakim terbaik.

QS. Al-Isra’ : 15

“Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk
(keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi
(kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami
tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.”

Dalam tafsir Jalalain ayat ini dijelaskan bahwa:5 (Barang siapa berbuat sesuai dengan hidayah
Allah, maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk keselamatan dirinya) karena pahala hidayahnya itu dia
sendirilah yang memetiknya (dan barang siapa yang sesat, maka sesungguhnya dia tersesat bagi

3
www.haji.com, Tafsir al-Qur’an, Surat Yunus Ayat 107-109, http://www.hajij.com/id/the-noble-
quran/item/1288-tafsir-al-quran-surat-yunus-ayat-107-109- (diakses pada tanggal 16 Juni pukul 21.15)
4
Ibid.
5
Risalah Muslim, Tafsir Surah Al-Isra ayat 15, https://risalahmuslim.id/quran/al-israa/17-15/ (diakses pada
tanggal 16 Juni pukul 22.05)
kerugian dirinya sendiri) karena sesungguhnya dia sendirilah yang menanggung dosa sesatnya itu. (Dan
tidak dapat menanggung) seseorang (yang berdosa) pelaku dosa; artinya ia tidak dapat menanggung
(dosa) orang lain, (dan Kami tidak akan mengazab) seorang pun (sebelum Kami mengutus seorang
rasul) yang menjelaskan kepadanya apa yang seharusnya ia lakukan.
Kemudian dalam buku tafsir Al-Mishbah juga dijelaskan bahwa ayat ini:6 Barangsiapa
mengikuti jalan yang benar, maka sesungguhnya manfaatnya akan kembali kepada dirinya sendiri. Dan
barangsiapa keluar dari jalan kebenaran, maka dosa ketersesatannya itu kembali kepada dirinya pula.
Seorang manusia yang berdosa tidak akan menanggung dosa manusia lainnya. Tidaklah benar bagi
Kami untuk menyiksa seseorang karena perbuatan buruknya, padahal Kami belum mengutus kepadanya
seorang utusan Kami yang menunjukkan kepada kebenaran dan mencegah kebatilan.
Ayat ini menjelaskan bahwa ganjaran dari pengajaran atau rintisan amal yang dilakukan
seseorang akan diperolehnya pula walau yang bersankutan sendiri tidak mengamalkannya lagi. Kami
tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul dipahami oleh banyak ulama sebagai
kemurahan Ilahi sehingga siapa yang tidak dapat mengetahui tentang kehadiran ajaran Rasul utusan
Allah, ia tidak dituntut untuk mempertanggung-jawabkan amalnya yang melanggar karena kesalahan
yang dilakukannya lahir dari ketidaktahuan dan ketidakmampuan untuk mengetahui. Adapun yang tidak
mengetahui tetapi ia berpotensi untuk tahu, ia tidak sepenuhnya bebas dari tanggung jawab.7
Sementara ulama memahami kata rasul pada ayat di atas dalam arti akal sehingga seseorang
yang memiliki potensi itu untuk mengetahui dan mengamalkan kebenaran, ia tetap akan dituntut
pertanggungjawabannya walaupun ia tidak mengetahui tentang kehadiran rasul yang membawa ajaran-
ajaran kebenaran.8

QS. At Taubah : 72
‫ٱّللِ أ َ ۡكبَ ۚ ُر ذَ ٰ⁠لِكَ ه َُو‬ ۡ ‫ع ۡد ۚن َو ِر‬
َّ َ‫ض َو ٰ⁠ن ِمن‬ َ َ‫س ٰـكِن‬
ِ ‫ط ِيبَة فِی َجنَّ ٰـ‬
َ ‫ت‬ ِ ‫ٱّللُ ۡٱل ُم ۡؤمِ نِينَ َو ۡٱل ُم ۡؤمِ نَ ٰـ‬
َ ‫ت َجنَّ ٰـت ت َۡج ِری مِ ن ت َۡحتِ َها ۡٱۡل َ ۡن َه ٰـ ُر َخ ٰـ ِلدِينَ فِي َها َو َم‬ َّ َ‫عد‬
َ ‫(و‬
َ
)‫ۡٱلف َۡو ُز ٱلعَظِ ي ُم‬
ۡ

“Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan (mendapat) tempat yang baik di
surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah lebih besar. Itulah kemenangan yang agung.”

Dalam tafsir Al Misbah9, pada ayat ini Allah menegaskan janjiNya yang pasti kepada orang-orang
mukmin yang mantap keimanannya, laki-laki dan perempuan. Bahwa mereka akan dianugerahi surga
yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, yang akan mereka nikmati secara terus menerus. Kekal di

6
Risalah Muslim, Tafsir Surah Al-Isra ayat 15, https://risalahmuslim.id/quran/al-israa/17-15/ diakses pada
tanggal 16 Juni pukul 22.05)
7
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta: 2002), hal. 47
8
Ibid.
9
Ibid. h. 163
dalamnya menempati istana-istana di Surga 'Adn. Disamping itu, mereka pun mendapat keridhoan
Allah yang nilainya lebih besar dan lebih agung daripada nikmat yang lain. Karena itu adalah
keberuntungan yang besar dan tiada keberuntungan yang melebihinya.
Daftar Pustaka
Shihab, M Quraish. 2002. Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an. Jakarta: Lentera
Hati.
http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/108-109-katakanlah-hai-manusia.html
www.haji.com. Tafsir al-Qur’an, Surat Yunus Ayat 107-109. http://www.hajij.com/id/the-noble-
quran/item/1288-tafsir-al-quran-surat-yunus-ayat-107-109-
Risalah Muslim. Tafsir Surah Al-Isra ayat 15. https://risalahmuslim.id/quran/al-israa/17-15/

Anda mungkin juga menyukai