Anda di halaman 1dari 23

PERKENALAN

NIDA ADILA RAMDHINI


10120337
KELAS E2
PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS TEKNOLOGI DIGITAL


Jl. Cibogo Indah III, Rancasari, Ciwastra, Bandung
40613
Jl. Buah Batu No. 26, Burangrang, Lengkong,
Bandung 40262
2023
PERKENALAN
TUGAS EVALUASI AKHIR
SEMESTER 5
MATA KULIAH PENDIDIKAN
AGAMA 5
DOSEN PENGAMPU:
Maman Suryaman, M.E
UNIVERSITAS TEKNOLOGI DIGITAL
Jl. Cibogo Indah III, Rancasari, Ciwastra, Bandung
40613
Jl. Buah Batu No. 26, Burangrang, Lengkong,
Bandung 40262
2023
Universitas Teknologi Digital

MAKNA
MUSIBAH
DALAM
Pendidikan Agama 5
01
LATAR
BELAKANG
Musibah pada hakikatnya, bagian dari seluruh rencana Allah SWT dalam penciptaan alam semesta, termasuk manusia.
Selain itu, Allah SWT juga telah menetapkan sebelumnya, tentang semua hal yang sudah terjadi dan yang akan terjadi
di Lauhil Mahfuz. Musibah juga peringatan dari Allah SWT kepada manusia, agar tidak lalai dalam beribadah kepada-
Nya, dan menjaga segala sesuatu yang diciptakan-Nya.
Pemahaman musibah yang lebih mendalam, sebagaimana yang ada di dalam Al-Qur’an akan membawa pemahaman
dan kesadaran tentang makna dan hakikat dibalik sebuah musibah. Oleh karena itu, di antara anjuran ketika terjadi
musibah adalah bersabar, berdo’a dan tawakkal kepada Allah SWT.
Setiap musibah yang terjadi bukan tanpa pelajaran, oleh karena itu kita dianjurkan senantiasa mengambil hikmah
dari musibah yang terjadi. Tak hanya agar musibah tidak terulang, namun juga untuk meminimalisir dampak buruk
yang ditimbulkan akibat bencana tersebut.
PENGERTIAN
MUSIBAH
01
PENGERTIAN
Kata musibah sudah sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
musibah diartikan dengan; (1) kejadian (peristiwa) menyedihkan yang menimpa; (2) malapetaka; bencana.
Musibah merupakan semua kejadian atau peristiwa yang menimpa manusia, baik yang bersifat ringan maupun yang
berat atau sering juga disebut oleh msayarakat umum sebagai bencana, sebagian manusia mengatakan ini sebagai
ujian Allah SWT dan sebagian lagi mengatakan bahwa ini adalah cobaan, bahkan ada yang menganggapnya sebagai
siksa.
MUSIBAH
DALAM AL-
QUR’AN
01
Jika menelaah Alquran, maka kata musibah, yang berasal dari akar kata Asaba ini beserta derivasinya cukup banyak
ditemukan, yakni ada 77 kali disebutkan. Dan khusus kata musibah disebutkan dalam Alquran sebanyak 10 kali. Ini
menunjukkan bahwa kata tersebut memiliki nilai yang penting bagi manusia. Sebagai contoh kata musibah dikemukakan
dalam QS. at-Taghabun [64]:11:
 
‫َي ْه ِد َقْلَب ٗه ۗ َوال ٰلّهُ بِ ُك ِّل َش ْي ٍء َعِل ْي ٌم‬ ‫َو َم ْن ُّيْؤ ِم ۢ ْن بِال ٰلّ ِه‬ ۗ ‫ص ْيَب ٍة ِااَّل بِِا ْذ ِن ال ٰلّ ِه‬
ِ ‫مٓا َاصاب ِمن ُّم‬
ْ َ َ َ
Artinya: Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman
kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala.

Musibah dalam pengertian ujian yang diberikan Allah swt kepada manusia, tidak hanya berupa penderitaan saja, tetapi bisa
jadi berupa kebaikan, sebagaimana ditegaskan dalam QS al-Anbiya’ [21]:35:

‫الش ِّر َواْل َخ ْي ِر ِفتَْن ًة ۗ َوِالَ ْيَنا تُْرَج ُع ْو َن‬


َّ ِ‫ت وَنْبلُو ُكم ب‬
ِ ۗ ‫س َذۤا ِٕى َقةُ اْلمو‬
ٍ ‫ُك ُّل َن ْف‬
ْ ْ َ َْ
Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai
cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan.
02
PENJELASAN
Bila ditelaah lebih lanjut, bahwa musibah yang diturunkan Allah swt,
sebagaimana informasi Alquran, setidaknya ada empat konteks pemahaman, yaitu:
1. Sebagai ujian bagi orang Mukmin
2. Sebagai peringatan atau teguran bagi umat manusia pada umumnya
3. Sebagai azab atau siksa bagi manusia yang banyak berbuat dosa dan maksiat, dan
4. Sebagai kasih sayang bagi orang Mukmin.
03
1. SEBAGAI UJIAN
Pertama, jadi sebagai ujian bagi orang-orang mukmin, hal ini dapat dilihat
dalam QS al-Baqarah [2]:155-156:

 ‫ي‬‫ر‬ِ ِ
‫ب‬ ٰ ‫ت وَب ِّش ِر‬
‫الص‬ ِ ۗ ‫س والثَّم ٰر‬
ِ ‫ف‬
ُ ‫ن‬
ْ َ‫اْل‬‫ا‬‫و‬ ِ
‫ال‬‫و‬‫م‬ َ ‫اْل‬‫ا‬ ‫ن‬ ‫م‬
ِّ ٍ
‫ص‬ ‫ق‬
ْ ‫ن‬
َ‫و‬ ‫ع‬
ِ ‫و‬ ‫ج‬ ‫ل‬
ْ ‫ا‬
‫و‬ ِ
‫ف‬ ‫و‬ ‫خ‬
َ ‫ل‬
ْ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫م‬
ِّ ٍ
‫ء‬ ‫ي‬ ‫ش‬
َ ِ‫َنولََنْبلُوَّن ُكم ب‬
ْ ّ َ َ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َ ْ ْ َ َ
 
‫ٰرِج ُع ْو ۗ َن‬ ‫َوِاَّنٓا ِالَ ْي ِه‬ ‫ص ْيَبةٌ ۗ َقالُْٓوا ِاَّنا ِل ٰلّ ِه‬
ِ ‫اَلَِّذ ْين ِا َذٓا اَصابتْهم ُّم‬
ُْ َ َ َ
Artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang
yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa
ilaihi raaji`uun"
04
2. SEBAGAI
PERINGATAN
Kedua, sebagai peringatan atau teguran bagi umat manusia pada umumnya, hal ini dapat dilihat dalam QS Ali Imran
[3]:165:
 
‫ص ْبتُ ْم ِّم ْثلَ ْيهَ ۙا ُقْلتُ ْم اَ ّٰنى ٰه َذا ۗ ُق ْل ُه َو ِم ْن ِع ْن ِد اَ ْنفُ ِس ُك ْم ۗ ِا َّن ال ٰلّ َه َع ٰلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬
َ ‫ا‬
َ ‫د‬
ْ ‫ق‬
َ ‫ة‬
ٌ ‫ب‬ ‫ي‬‫ص‬ِ
َ ْ ‫ص َابتْ ُك ْم ُّم‬
َ َ‫اَ َولَ َّمٓا ا‬
Artinya: Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan
kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar) kamu berkata: "Dari mana datangnya
(kekalahan) ini?" Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri". Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.
Ayat di atas memberikan informasi kepada manusia tentang dua hal. Yang pertama, Allah tidak menimpakan bencana
yang menghancurkan suatu negeri, kecuali Dia sudah memberikan peringatan kepada penduduknya. Yang kedua,
bencana itu berfungsi sebagai peringatan, agar manusia segera bertaubat.
05
3. SEBAGAI
AZAB/SIKSA
Ketiga, sebagai azab atau siksa bagi manusia yang banyak berbuat dosa
dan maksiat, tentang hal ini dapat dilihat pada QS al-Maidah [5]:49:
 
‫اعلَ ْم اََّن َما ُي ِرْي ُد‬‫ف‬ ‫ا‬
‫و‬ َّ
‫ل‬‫و‬ ‫ت‬ ‫ن‬‫ا‬ِ‫ف‬ ‫ك‬
َ ۗ ‫ي‬‫ل‬ ِ
‫ا‬ ‫ه‬ ٰ ‫ض مٓا انزل ال‬
‫ل‬ ِ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ن‬ْ ۢ ‫واَ ِن احكم بينهم بِمٓا اَنزل ال ٰلّه واَل تتَّبِع اَهوۤاءهم واح َذرهم اَن َّيفتِنوك ع‬
َ
ْ َ ْ ََ ْ َ ْ ُ َ َ ْ َ ّ َ ْ َ َ َ ُْ ْ ْ ْ ُ ْ ْ َ ْ ُ َ َ ْ ْ َ ٰ َ ُ َ َ ْ َ ُْ َ َْ ْ ُ ْ َ
ِ
‫اس َل ٰفسقُ ْو َن‬ ِ
َّ ‫ض ُذ ُن ْوبِ ِه ْم ۗ َوِا َّن َكث ْي ًار ِّم َن‬
ِ ‫الن‬ ِ
ِ ‫اللّهُ اَ ْن ُّيص ْيَبهُ ْم بَِب ْع‬

Artinya: dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka


menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak
memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu.
Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka
ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah
kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya
kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.
06
4. SEBAGAI KASIH
SAYANG
Keempat, sebagai kasih sayang (rahmat) bagi orang Mukmin, ini dapat dipahami dari QS at-Taghabun
[64]:11:
 
‫َي ْهِد َقْلَب ٗه ۗ َوال ٰلّهُ بِ ُك ِّل َش ْي ٍء َعِل ْي ٌم‬ ‫َو َم ْن ُّيْؤ ِم ۢ ْن بِال ٰلّ ِه‬ ۗ ‫ص ْيَب ٍة ِااَّل بِِا ْذ ِن ال ٰلّ ِه‬
ِ ‫مٓا اَصاب ِم ْن ُّم‬
َ َ َ

Artinya: Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan
barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
ETIKA
MENGHADAP
I MUSIBAH
01
Al-Qur’an sebagai kitab suci yang raẖmatan lil `âlamîn telah memberikan tuntunan yang seharusnya bagi manusia
dalam menghadapi musibah yang menimpa, baik yang menimpa diri sendiri maupun manimpa orang lain. Al-Qur’an
memberikan tuntunan bagaimana etika dalam menghadapi musibah, di antaranya sebagai berikut:

1. Sabar
Berkaitan dengan sabar dalam menghadapi musibah ini, Allah SWT berfirman Dalam:

‫ي‬‫ر‬ِ ِ
‫ب‬ ٰ ‫ت وَب ِّش ِر‬
‫الص‬ ۗ ‫س والثَّم ٰر‬
ِ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫ا‬‫و‬ ِ
‫ال‬‫و‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫م‬ ٍ
‫ص‬ ‫ق‬ ‫ن‬‫و‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫ج‬ ‫ل‬ ‫ا‬
‫و‬ ِ
‫ف‬ ‫و‬‫خ‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫م‬ ٍ
‫ء‬ ‫ي‬ ِ َّ
ْ ّ ِ
َ َ َ ُ ْ َ ‫اْل‬ َ َْ َ‫اْل‬ َ ِّ ْ َ ِ ُ
َ ْ َ ْْ َ ْ َ ِّ ْ ْ ‫َن َوَلَنْبلُ َو‬
‫ش‬
َ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ك‬
ُ ‫ن‬

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS Al Baqarah ayat 155).
02 2. Syukur
Dengan bersyukur, maka pahala musibah itu akan jauh lebih besar dari pada musibah itu sendiri, sebab musibah di
dunia ini pada dasarnya merupakan jalan yang mesti manusia lewati dalam perjalanannya menuju akhirat.

3. Tawakkal
Bersikap tawakkal dalam menghadapi musibah merupakan panduan Allah SWT melalui Al-Qur’an, sebagai suatu
keniscayaan akan adanya dalam setiap sisi kehidupan manusia, musibah dengan aneka ragam bentuknya, sebaiknya
diterima denga sikap tawakkal. Dalam Al-Qur’an Allah SWT mengajarkan sikap tawakkal dalam menghadapi
musibah, sebagaimana firman-Nya:
 
‫ُه َو َم ْوٰل َىنا َو َعَلى ال ٰلّ ِه َفْلَيتََو َّك ِل اْل ُمْؤ ِم ُن ْو َن‬ ‫ب ال ٰلّهُ لََن ۚا‬
َ ‫ت‬
َ ‫ك‬
َ ‫ا‬ ‫م‬
َ
‫اَّل‬‫ا‬ِ ‫صيبنٓا‬
ََ ْ ِ ُّ
‫ي‬ ‫ن‬ َّ
ْ ‫ُق ْل ل‬

“Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah
pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal." (QS. At-Taubah[9]: 51)
HIKMAH
MUSIBAH
01
1. Sebagai Ujian Keimanan
Musibah/bencana merupakan salah satu ujian keimanan, Allah menguji hambanya. Kita harus menerima semua
ketentuan dari Allah ta’ala dengan ikhlas dan penuh kesabaran karena bisa jadi musibah yang kita dapatkan
menjadi penghalang terjadinya musibah yang lebih besar lagi. Musibah juga mengajarkan kepada kita untuk
menguatkan keimanan karena milik Allah lah segala yang ada dibumi dan langit, manusia hanya mampu
berupaya tetapi Allah yang telah mentakdirkannya. Melalui musibah dapat menjadi washilah meningkatnya
keimanan.

2. Sebagai Penggugur Dosa


Musibah yang terjadi dapat menjadi sarana penggugur dosa asal bisa diterima dengan ikhlas, sebagaimana
hadits Rasulullah SAW Apa saja musibah yang menimpa kamu maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu
sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS asy-Syura: 30). Senantiasa
berpikir positif terhadap musibah yang terjadi menjadi ladang amal bagi yang mengalaminya.
02
3. Sarana Muhasabah
Ketika tertimpa musibah hendaknya memperbanyak istighfar dan berdoa, bukan justru  mengeluh atau berputus
asa. Mengeluh tidak akan menyelesaikan musibah apapun bahkan akan menambah beban secara psikologis.
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis
dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
 
‫اَ ْنفُ ِس ُك ْم ِااَّل ِف ْي ِك ٰت ٍب ِّم ْن َقْب ِل اَ ْن َّن ْب َاَر َها ِۗا َّن ٰذِل َك َعَلى ال ٰلّ ِه َي ِس ْي ۖ ٌر‬ ‫ض َواَل ِف ْٓي‬
ِ ‫ص ْيَب ٍة ِفى ااْل َ ْر‬
ِ ‫مٓا اَصاب ِمن ُّم‬
ْ َ َ َ
 
ٍ َ‫ب ُك َّل م ْخت‬
‫ال َف ُخ ْو ۙ ٍر‬ ُّ ِ ‫تَ ْفرحوا بِمٓا ٰا ٰتى ُكم ۗوال ٰلّه اَل ي‬
‫ح‬ ‫لِّ َك ْياَل تَْأ َس ْوا َع ٰلى َما فَاتَ ُك ْم َواَل‬
ُ ُ ُ َْ َ ُْ َ
Artinya: “Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu)
supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira
terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi
membanggakan diri.” (QS. Al-Hadid [57] : 22-23).
03

4. Ladang beramal sholeh


Musibah salah satu sarana untuk beramal sholeh, bagi yang mendapat musibah dengan menerima secara ikhlas.
Sedangkan bagi yang Allah beri nikmat keselamatan dengan cara membantu orang yang sedang mengalami
kesusahan. Dengan berbuat baik akan menjadikan dirinya semakin dekat kepada Allah SWT.
Barang siapa melapangkan seorang mukmin dari satu kesusahan dunia, Allah akan melapangkannya dari salah
satu  kesusahan di hari kiamat. Barangsiapa meringankan penderitaan seseorang, Allah akan meringankan
penderitaannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi
(aib)nya di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba selama hamba itu mau menolong
saudaranya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
KESIMPULAN
Hakikat musibah menurut Al-Qur’an adalah segala sesuatu yang menimpa, baik berupa kesenangan maupun
kesedihan, mencakup segala sesuatu yang terjadi, berupa kebaikan maupun keburukan, anugerah maupun bencana.
Musibah yang menimpa manusia terlepas muslim atau tidak, tua atau muda, perseorangan ataupun secara
keseluruhan manusia pasti akan merasakannya, dapat berupa hal yang baik ataupun yang buruk. Namun perlu
diingat bahwa, suatu hal yang baik atau buruk menurut manusia bukanlah sesuatu yang mutlak, sebab suatu yang
dianggap baik oleh manusia belum tentu baik menurut Allah, begitupun dengan keburukan, karena sesungguhnya
hanya Allah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu.
Bencana dalam al-Qur’an telah disebutkan dengan berbagai macam makna, antara lain musibah, bala’/ujian,
fitnah/cobaan. Karenanya, sebagai manusia yang hanya diciptakan Tuhan hendaknya senantiasa sadar dan mawas
diri untuk selalu bersangka baik terhadap Tuhan dan juga sesama manusia. Hal ini dimaksudkan untuk selalu
berfikir secara bijaksana dalam menyikapi bentuk-bentuk bencana yang ada. Manusia hanya mampu bersandar
kepada Tuhan melalui media agama.
TERIMA KASIH
UNIVERSITAS TEKNOLOGI DIGITAL
Jl. Cibogo Indah III, Rancasari, Ciwastra, Bandung
40613
Jl. Buah Batu No. 26, Burangrang, Lengkong,
Bandung 40262
2023

Anda mungkin juga menyukai