MAKNA
MUSIBAH
DALAM
Pendidikan Agama 5
01
LATAR
BELAKANG
Musibah pada hakikatnya, bagian dari seluruh rencana Allah SWT dalam penciptaan alam semesta, termasuk manusia.
Selain itu, Allah SWT juga telah menetapkan sebelumnya, tentang semua hal yang sudah terjadi dan yang akan terjadi
di Lauhil Mahfuz. Musibah juga peringatan dari Allah SWT kepada manusia, agar tidak lalai dalam beribadah kepada-
Nya, dan menjaga segala sesuatu yang diciptakan-Nya.
Pemahaman musibah yang lebih mendalam, sebagaimana yang ada di dalam Al-Qur’an akan membawa pemahaman
dan kesadaran tentang makna dan hakikat dibalik sebuah musibah. Oleh karena itu, di antara anjuran ketika terjadi
musibah adalah bersabar, berdo’a dan tawakkal kepada Allah SWT.
Setiap musibah yang terjadi bukan tanpa pelajaran, oleh karena itu kita dianjurkan senantiasa mengambil hikmah
dari musibah yang terjadi. Tak hanya agar musibah tidak terulang, namun juga untuk meminimalisir dampak buruk
yang ditimbulkan akibat bencana tersebut.
PENGERTIAN
MUSIBAH
01
PENGERTIAN
Kata musibah sudah sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
musibah diartikan dengan; (1) kejadian (peristiwa) menyedihkan yang menimpa; (2) malapetaka; bencana.
Musibah merupakan semua kejadian atau peristiwa yang menimpa manusia, baik yang bersifat ringan maupun yang
berat atau sering juga disebut oleh msayarakat umum sebagai bencana, sebagian manusia mengatakan ini sebagai
ujian Allah SWT dan sebagian lagi mengatakan bahwa ini adalah cobaan, bahkan ada yang menganggapnya sebagai
siksa.
MUSIBAH
DALAM AL-
QUR’AN
01
Jika menelaah Alquran, maka kata musibah, yang berasal dari akar kata Asaba ini beserta derivasinya cukup banyak
ditemukan, yakni ada 77 kali disebutkan. Dan khusus kata musibah disebutkan dalam Alquran sebanyak 10 kali. Ini
menunjukkan bahwa kata tersebut memiliki nilai yang penting bagi manusia. Sebagai contoh kata musibah dikemukakan
dalam QS. at-Taghabun [64]:11:
َي ْه ِد َقْلَب ٗه ۗ َوال ٰلّهُ بِ ُك ِّل َش ْي ٍء َعِل ْي ٌم َو َم ْن ُّيْؤ ِم ۢ ْن بِال ٰلّ ِه ۗ ص ْيَب ٍة ِااَّل بِِا ْذ ِن ال ٰلّ ِه
ِ مٓا َاصاب ِمن ُّم
ْ َ َ َ
Artinya: Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman
kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala.
Musibah dalam pengertian ujian yang diberikan Allah swt kepada manusia, tidak hanya berupa penderitaan saja, tetapi bisa
jadi berupa kebaikan, sebagaimana ditegaskan dalam QS al-Anbiya’ [21]:35:
يرِ ِ
ب ٰ ت وَب ِّش ِر
الص ِ ۗ س والثَّم ٰر
ِ ف
ُ ن
ْ َاْلاو ِ
الوم َ اْلا ن م
ِّ ٍ
ص ق
ْ ن
َو ع
ِ و ج ل
ْ ا
و ِ
ف و خ
َ ل
ْ ا ن م
ِّ ٍ
ء ي ش
َ َِنولََنْبلُوَّن ُكم ب
ْ ّ َ َ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َ ْ ْ َ َ
ٰرِج ُع ْو ۗ َن َوِاَّنٓا ِالَ ْي ِه ص ْيَبةٌ ۗ َقالُْٓوا ِاَّنا ِل ٰلّ ِه
ِ اَلَِّذ ْين ِا َذٓا اَصابتْهم ُّم
ُْ َ َ َ
Artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang
yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa
ilaihi raaji`uun"
04
2. SEBAGAI
PERINGATAN
Kedua, sebagai peringatan atau teguran bagi umat manusia pada umumnya, hal ini dapat dilihat dalam QS Ali Imran
[3]:165:
ص ْبتُ ْم ِّم ْثلَ ْيهَ ۙا ُقْلتُ ْم اَ ّٰنى ٰه َذا ۗ ُق ْل ُه َو ِم ْن ِع ْن ِد اَ ْنفُ ِس ُك ْم ۗ ِا َّن ال ٰلّ َه َع ٰلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر
َ ا
َ د
ْ ق
َ ة
ٌ ب يصِ
َ ْ ص َابتْ ُك ْم ُّم
َ َاَ َولَ َّمٓا ا
Artinya: Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan
kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar) kamu berkata: "Dari mana datangnya
(kekalahan) ini?" Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri". Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.
Ayat di atas memberikan informasi kepada manusia tentang dua hal. Yang pertama, Allah tidak menimpakan bencana
yang menghancurkan suatu negeri, kecuali Dia sudah memberikan peringatan kepada penduduknya. Yang kedua,
bencana itu berfungsi sebagai peringatan, agar manusia segera bertaubat.
05
3. SEBAGAI
AZAB/SIKSA
Ketiga, sebagai azab atau siksa bagi manusia yang banyak berbuat dosa
dan maksiat, tentang hal ini dapat dilihat pada QS al-Maidah [5]:49:
اعلَ ْم اََّن َما ُي ِرْي ُدف ا
و َّ
لو ت ناِف ك
َ ۗ يل ِ
ا ه ٰ ض مٓا انزل ال
ل ِ ع ب نْ ۢ واَ ِن احكم بينهم بِمٓا اَنزل ال ٰلّه واَل تتَّبِع اَهوۤاءهم واح َذرهم اَن َّيفتِنوك ع
َ
ْ َ ْ ََ ْ َ ْ ُ َ َ ْ َ ّ َ ْ َ َ َ ُْ ْ ْ ْ ُ ْ ْ َ ْ ُ َ َ ْ ْ َ ٰ َ ُ َ َ ْ َ ُْ َ َْ ْ ُ ْ َ
ِ
اس َل ٰفسقُ ْو َن ِ
َّ ض ُذ ُن ْوبِ ِه ْم ۗ َوِا َّن َكث ْي ًار ِّم َن
ِ الن ِ
ِ اللّهُ اَ ْن ُّيص ْيَبهُ ْم بَِب ْع
Artinya: Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan
barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
ETIKA
MENGHADAP
I MUSIBAH
01
Al-Qur’an sebagai kitab suci yang raẖmatan lil `âlamîn telah memberikan tuntunan yang seharusnya bagi manusia
dalam menghadapi musibah yang menimpa, baik yang menimpa diri sendiri maupun manimpa orang lain. Al-Qur’an
memberikan tuntunan bagaimana etika dalam menghadapi musibah, di antaranya sebagai berikut:
1. Sabar
Berkaitan dengan sabar dalam menghadapi musibah ini, Allah SWT berfirman Dalam:
يرِ ِ
ب ٰ ت وَب ِّش ِر
الص ۗ س والثَّم ٰر
ِ ف ن او ِ
الو م ا ن م ٍ
ص ق نو ع و ج ل ا
و ِ
ف وخ ل ا ن م ٍ
ء ي ِ َّ
ْ ّ ِ
َ َ َ ُ ْ َ اْل َ َْ َاْل َ ِّ ْ َ ِ ُ
َ ْ َ ْْ َ ْ َ ِّ ْ ْ َن َوَلَنْبلُ َو
ش
َ ب م ك
ُ ن
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS Al Baqarah ayat 155).
02 2. Syukur
Dengan bersyukur, maka pahala musibah itu akan jauh lebih besar dari pada musibah itu sendiri, sebab musibah di
dunia ini pada dasarnya merupakan jalan yang mesti manusia lewati dalam perjalanannya menuju akhirat.
3. Tawakkal
Bersikap tawakkal dalam menghadapi musibah merupakan panduan Allah SWT melalui Al-Qur’an, sebagai suatu
keniscayaan akan adanya dalam setiap sisi kehidupan manusia, musibah dengan aneka ragam bentuknya, sebaiknya
diterima denga sikap tawakkal. Dalam Al-Qur’an Allah SWT mengajarkan sikap tawakkal dalam menghadapi
musibah, sebagaimana firman-Nya:
ُه َو َم ْوٰل َىنا َو َعَلى ال ٰلّ ِه َفْلَيتََو َّك ِل اْل ُمْؤ ِم ُن ْو َن ب ال ٰلّهُ لََن ۚا
َ ت
َ ك
َ ا م
َ
اَّلاِ صيبنٓا
ََ ْ ِ ُّ
ي ن َّ
ْ ُق ْل ل
“Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah
pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal." (QS. At-Taubah[9]: 51)
HIKMAH
MUSIBAH
01
1. Sebagai Ujian Keimanan
Musibah/bencana merupakan salah satu ujian keimanan, Allah menguji hambanya. Kita harus menerima semua
ketentuan dari Allah ta’ala dengan ikhlas dan penuh kesabaran karena bisa jadi musibah yang kita dapatkan
menjadi penghalang terjadinya musibah yang lebih besar lagi. Musibah juga mengajarkan kepada kita untuk
menguatkan keimanan karena milik Allah lah segala yang ada dibumi dan langit, manusia hanya mampu
berupaya tetapi Allah yang telah mentakdirkannya. Melalui musibah dapat menjadi washilah meningkatnya
keimanan.