Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN FOTOTERAPI PADA ANAK

1. Pengertian fototerapi
Foto terapi merupakan modalitas terapi dengan menggunakan sinar yang dapat
digunakn untuk pengobtan hiperbilirubinemia pada neonatus. Fototerapi digunakan untuk
menurunkan kadar bilirubin serum pada neonatus dengan hyperbilirubinemia jinak hingga
moderat. Fototerapi dapat menyebabkan terjadinya isomerisasi bilirubin indirect yang
mudah larut di dalam plasma dan lebih mudah di ekskresi oleh hati ke dalam saluran
empedu. Meningkatnya foto bilirubin dalam empedu menyebabkan bertambahnya
pengeluaran cairann empedu ke dalam usus sehingga peristaltic usus meningkat dan
bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus.
2. Tujuan fototerapi
Tujuan fototerapi untuk membatasi peningkatan bilirubin serum dan mencegah
penumpukan bilirubin di jaringan otak yang dapat menyebabkan komplikasi neurologis yang
dikenal sebagai karnikterus.

3. Gambar alat dan anatomi tubuh yang berkaitan

Alat Thototerapi
Penutup Mata

Termometer

Basinet atau Inkubator


4. Indikasi tindakan keperawatan
 Menurunkan kadar bilirubin pada bayi dengan hiperbilirubinemia/ikterus nonfisiologis.
 Penggunaan fototerapi sesuai anjuran dokter biasanya pada neonatus dengan kadar
bilirubun indirect lebih dari 10mg% sebelum transfusi tukar atau sesudah transfusi tukar.
 Kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau
berdasarkan berat badan pada neonatus prematur (sesuai dengan American Academy of
Pediatrics).
5. Kontraindikasi tindakan keperawatan
Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar
bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice
6. Asuhan keperawatan

NO DIAGNOSA OUTCOME INTERVENSI

(NOC) (NIC)

1. Kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan 3x24 jam NIC : Pengecekan kulit
diharapkan kerusakan integritas
Definisi : 1. Periksa kulit dan
kulit teratasi, dengan kriteria hasil:
selaput lendir
.Kerusakan pada epidermis dan/atau
dermis NOC: Integritas jaringan: kulit & 2. Amati warna dan
membran mukosa kehangatan
Faktor yang berhubungan:
3. Monitor kulit
Eksternal No Indikator Tujuan
untuk adanya
 Agens farmaseutikal 1. Suhu kulit 5 kekeringan yang
 Cedera kimiawi kulit
 Faktor mekanisme berlebiha dan
2. Integritas 5
kelembapan
Internal kulit
4. Gunakan alat
 Gangguan metabolisme
pengkajian untuk
 Gangguan pigmentasi 3. Perfusi 5
 Gangguan tugor kulit jaringan mengindentifikasi
pasien yang
Keterangan : beresiko
mengalami
1 = Sangata terganggu
kerusakan kulit
2 = banyak terganggu

3 = Cukup terganggu

4 = Sedikit terganggu

5 = Tidak terganggu

7. Persiapan tindakan
 Tahap pra interaksi
1) Identifikasi kebutuhan pasien yang akan dilakukan tindakan
2) Perawat mencuci tangan
3) Mempersiapkan alat
 Penutup mata (kacamata khusus atau kassa yang dimodifikasi)
 Termometer
 Basinet atau inkubator serta alasnya
 Alat fhototerapi dengan ketentuan :
- Menggunakan panjang gelombang 425-475 nm
- Intensitas cahay yang biasa digunakan adalah 6-12 m watt/cm2 per nm
- Bola lampu biru (F20T12), cahaya biru khusus (F20T12/BB) atau daylight
fluorescent tubes
- Terdapat aliran listrik.
 Tahap orientasi dan interaksi
1) Mengucapkan salam (Assalamualaikum)
2) Mengucapkan basmallah (Bismillahirohmanirohim)
3) Perawat memperkenalkan diri
4) Identifikasi sambil melihat gelang identitas pasien untuk nama pasien, tanggal lahir,
dst
5) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan serta mempersilahkan keluarga untuk
bertanya
6) Mengkonfirmasi ketersediaan informed consent (disesuaikan dengan tindakan yang
akan dilakukan)
7) Perawat mencuci tangan
8) Mendekatkan alat
9) Menjaga privasi pasien (menutup scareroom, gorden, memasang sampiran).

8. Prosedur tindakan
 Tahap kerja
1) Mencuci tangan
2) Hangatkan ruangan tempat unit terapi sinar ditempatkan, sehingga suhu di bawah
lampu antara 38oC sampai 30oC
3) Nyalakan mesin untuk memastikan semua tabung fluoresens berfungsi dengan baik.
Kemudian matikan
4) Ganti tabung/lampu fluoresens yang telah rusak atau berkelip-kelip (flickering)
5) Tempatkan bayi di bawah sinar terapi sinar (bila berat bayi 2 kg atau lebih, tempatkan
bayi dalam keadaan telanjang pada basinet, tempatkan bayi yang lebih kecil dalam
incubator)
6) Tutupi mata bayi dengan penutup mata pastikan lubang hidung bayi tidak ikut
tertutup
7) Nyalakan kembali dan atur timer pemberian terapi sinar
8) Balikkan bayi setiap 3 jam
9) Pastikan bayi diberi makan dan minum (menyusu) setiap minimal 3 jam sekali
10) Selama menyusui, pindahkan bayi dari unit terapi sinar dan lepaskan penutup mata
(bila bayi menerima cairan per IV atau makanan melalui NGT, tidak perlu pindahkan
bayi dari sinar terapi sinar)
11) Ukur suhu bayi dan suhu udara di bawah sinar terapi sinar setiap 3 jam
12) Bila suhu bayi lebih dari normal, sesuaikan suhu ruangan atau untuk sementara
pindahkan bayi dari unit terapi sinar sampai suhu bayi kembali normal
13) Ukur kadar bilirubin serum setiap 24 jam
14) Hentikan terapi sinar bila kadar serum bilirubin < 13mg/dL
15) Bila bilirubin serum tidak bisa diperiksa, hentikan terapi sinar setelah 3 hari
16) Setelah terapi sinar dihentikan, lanjutkan observasi bayi selama 24 jam dan diulangi
pemeriksaan bilirubin serum.

9. Daftar Pustaka
Maisels J., McDonagh, A.2008.“Phototherapy For Neonatal Jaundice‖.JournalNursing
England Medical. No.358 pp920 -928
http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMct0708376,Diakses 26 Maret 2012
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Maternal dan Neonatal. Jakarta:
JPNKR-POGI
Wong, D.L. 2009.Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Diterjemahkan oleh Agus S.,
Neti J., Kuncoro., Vol. 1. Edisi 6. Cetakan 1., Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC

Anda mungkin juga menyukai