TINJAUAN PELAKSANAAN
A. Lokasi Proyek
Proyek pembangunan bendung Kolidoki II terletak di Desa Raknamo
Kecamatan Amabi Oefeto Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur.
B. Data Proyek
Adapun data proyek dapat dilihat pada tabel berikut.
Nama Proyek : Lanjutan Pembangunan Jaringan Irigasi D.I
Raknamo
Pemilik Proyek : Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II
Lokasi Proyek : Kab. Kupang Prov. Nusa Tenggara Timur
Nilai Kontrak : Rp. 30,620,000,000.00 (Tiga Puluh Milyar Enam
Ratus Dua Puluh Juta Rupiah) termasuk PPN 10%
Sumber Dana : APBN
Waktu Pelaksanaan : 300 (Tiga Ratus) Hari Kalender
Kontraktor Pelaksana : PT. Selosari
Konsultan Perencana : PT. Mulya Sakti Wijaya
(Sumber. Pemilik Proyek)
11
3.1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan Proyek
A. Persiapan
1) Mobilisasi / demobilisasi
2) pengeringan
3) Papan nama proyek
4) Dokumentasi dan pelaporan
12
C. Pekerjaan Saluran
1) Pekerjaan saluran induk BR. 4 – BK. 1 3 M
2) Pekerjaan saluran sekunder BK.2.1-BP1M
3) Pekerjaan saluran sekunder BR. 13 – BR. 14
4) Pekerjaan bangunan air
5) Pekerjaan bangunan Pelengkap
2) H. Koontz (1982)
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin dan
mengendalikan kegiatan anggota serta sumberdaya yang lain untuk
mencapai sasaran organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan.
Yang dimaksud dengan proses adalah mengerjakan sesuatu dengan
pendekatan yang sistematis, sedangkan sumberdaya perusahaan terdiri
dari tenaga keahlian, peralatan, dan informasi.
3) H. Kerzner (1982)
Dilihat dari wawasan manajemen berdasarkan fungsi dan bila
digabungkan dengan pendekatan sistem akan menjadi sebagai berikut.
Manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin,
dan mengndalikan sumberdaya perusahaan untuk mencapai sasaran
jangka pendek yang telah ditentukan lebih jauh manajemen proyek
13
menggunakan pendekatan sistem dan hirarki (arus kegiatan) vertikal
maupun horizontal.
A. Pemilik Proyek
Pemilik Proyek adalah orang atau perusahaan yang berbadan hukum atau
instansi pemerintah maupun swasta yang mempunyai gagasan melaksanakan
14
proyek tertentu, modal, dan berhak memborongkan suatu pekerjaan sesuai
dengan kontrak atau apa yang tercantum dalam lembar kerja. Pemilik proyek
lanjutan pembangunan jaringan irigasi D.I Raknamo di Kab. Kupang adalah
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum.
Berikut adalah Struktur Organisasi Pemilik Proyek
STRUKTUR ORGANISASI
BALAI WILAYAH SUNGAI NUSA TENGGARA II
SATUAN KERJA PJPA SDA NT II PROVINSI NTT
IRIGASI DAN RAWA I
15
2. Kepala Satuan Kerja PJPA SDA NT II Provinsi Nusa Tenggar Timur
Uraian tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a) Melaksanakan seluruh tugas Satuan Kerja terutama pelaksanaan
rencana kerja yang telah ditetapkan dan dituangkan dalam Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).
b) Memimpin pelaksanaan seluruh rencana kerja yang telah
ditetapkan dan dituangkan dalam DIPA.
c) Melaporkan kepada Kepala Balai Besar Wilayah Sungai sebelum
penetapan pemenang penyedia barang/jasa.
d) Melaporkan seluruh kegiatan yang akan/sedang/selesai
dilaksanakan kepada Kepala Balai Besar Wilayah Sungai, sesuai
aturan yang berlaku.
e) Koordinasi dengan Pejabat Inti Balai Besar Wilayah Sungai sesuai
bidang masing – masing dalam pelaksanaan prakontrak dan
kontrak.
f) Bertanggungjawab atas seluruh pelaksanaan kegiatan/rencana
kerja yang tertuang dalam DIPA.
16
c) Menetapkan dan mengesahkan hasil pengadaan barang dan jasa
dari panitia/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan sesuai
kewenangan yang sebelumnya dikoordinasikan dengan Kepala
Bidang terkait.
17
b) Memeriksa kelengkapan berkas SPP, mengisi Check-list
kelengkapan berkas SPP dan mencatat dalam buku pengawasan
penerimaan SPP.
c) Memeriksa sacara rinci keabsahan dokumen pendukung SPP
sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
d) Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk
memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas.
7. Pengawas D.I Raknamo
Uraian tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a) Melakasanaan pengawasan dan memberikan pengarahan teknis
dalam rangka pelaksanaan dalam pekerjaan.
b) Memberikan petunjuk, bimbingan dan saran kepada penyedia jasa
atas pelaksanaan pekerjaan yang sedang berjalan, supaya dapat
mencapai hasil sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
surat perjanjian / dokumen kontrak pekerjaan.
c) Mengadakan hubungan kerja serta koordinasi hasil pekerjaan
secara berkala dengan penyedia jasa.
d) Membuat laporan atas hasil pelaksanaan tugas secara berkala
kepada PPK.
B. Konsultan
Konsultan dapat dibagi menjadi dua bagian menurut tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing antara lain :
1) Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah orang yang mengerjakan perencanaan
pembangunan suatu konstruksi.
Tugas utama konsultan perencana yaitu:
a) Merencanakan proyek dengan sebaik mungkin tanpa dipengaruhi
oleh pihak lain.
b) Selalu bekerja sama dengan pemberi tugas terutama dalam hal
memberi keputusan atas perkembangan proyek jika terdapat
perubahan terhadap rencana awal.
18
c) Membuat daftar Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan jadwal
pekerjaan.
2) Konsutan Pengawas
Konsultan pengawas merupakan suatu badan yang mengawasi
pelaksanaan proyek dan juga mempunyai peranan dalam mengarahkan
dan membimbing pelaksanaan proyek sehingga dapat sesuai dengan
spesifikasi dan mutu yang telah ditentukan.
Konsultan pengawas pada proyek lanjutan pembangunan jaringan irigasi
D.I Raknamo di Kabupaten Kupang adalah PT. Mulya Sakti Wijaya.
Tugas dan tanggung jawab Konsultan Pengawas adalah :
a) Mengawasi pekerjaan dan menjamin bahwa pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja.
b) Bersama pihak kontraktor melakukan pemeriksaan dan
pengukuran kemajuan proyek.
c) Membuat laporan proyek secara berkala.
C. Kontraktor
Kontraktor adalah orang atau perusahaan yang berbadan hukum yang
menerima tugas/pekerjaan dari pemilik proyek untuk mewujudkan fisik
bangunan di lapangan/dibidang pelaksanaan konstruksi sesuai dengan rencana
dan persyaratan yang telah ditentukan. Sebagai pelaksana proyek, kontraktor
berada dibawah pengawasan konsultan pengawas.
Kontraktor yang bertanggung jawab melakukan pekerjaan proyek
lanjutan pembangunan jaringan irigasi D.I Raknamo di Kabupaten Kupang
adalah PT. Selosari.
Berikut adalah Struktur Organisasi Pelaksana Proyek
19
PEMIMPIN KSO
KEPALA PROYEK
BUDI WALUYO, ST
QC / QS
JANUAR K.
PELAKSANA
MULIADI, ST
SAPTA WIBAWA,ST JURU GAMBAR
YAHYA ADIWIJAYA,ST
A.NADJAJI
PEMBANTU
JURU UKUR LOGISTIK KEUANGAN ADMINISTRASI
PELAKSANA
MANDOR MANDOR
20
3. Pelaksana
Uraian tugas dan tanggung jawabnya adalah sebgai berikut :
a) Melakukan Koordinasi dengan semua bidang yang dibawahinya.
b) Melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang dibuat
c) Memeriksa mempelajari dan menetapkan langkah-langkah
pelaksanaan pekerjaan di lapangan
d) Memeriksa, mempelajari dan menetapkan hasil analisa dan
evaluasi yang telah dibuat oleh masing-masing bidang
e) Memeriksa setiap kegiatan yang dilakukan semua bidang yang
dibawahinya
f) Menyusun laporan perkembangan / progres pekerjaan secara
berkala
g) Menyusun laporan akhir pekerjaan
h) Koordinasi dengan aparat setempat
4. Pembantu Pelaksana
Uraian tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :
a) Mengadakan pengukuran kemajuan fisik lapangan
b) Memberikan laporan kepada Kepala Pelaksana
c) Mengawasi secara langsung pekerjaan di lapangan
d) Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan
e) Berkoordinasi dengan kepala pelaksanaa
f) Membawahi semua mandor dan kepala tukang
5. Juru Ukur / Surveyor
Uraian tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :
a) Melakukan pengukuran
b) Membuat profil untuk pelaksanaan
c) Melakukan Perhitungan Ulang MC 0 %
d) Melakukan Survey Jalan Masuk Lokasi yang akan didahului oleh
Alat Berat dan Angkutan Material.
21
Pihak-pihak yang terlibat dalam proyek lanjutan pembangunan jaringan
irigasi D.I Raknamo di Kabupaten Kupang, dapat digambarkan melalui
struktur organisasi penyelenggara sebagai berikut.
Pemilik Proyek
Keterangan :
Hubungan Kontraktural
Hubungan Koordinasi
22
Balai : Wilayah Sungai Nusa Tenggara II
Satuan Kerja : NVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Nusa Tenggara II Provinsi NTT
Pekerjaan : Lanjutan Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Raknamo di Kab. Kupang
Sumber Dana : APBN
Tahun Anggaran : 2018
WAKTU PELAKSANAAN
KONTRAK AMANDEMEN I AMANDEMEN II
JAN. FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
23
III.4 PEKERJAAN JARINGAN INTAKE SUPLESI M1 - - 443.09 1.98
1 Pembersihan / Pengupasan M2 - - 5,222.62 0.13 0.03 0.03 0.03 0.03
2 Galian Tanah Termasuk Perapihan Hasil Galian M3 - - 20,030.07 1.85 0.26 0.26 0.26 0.21 0.21 0.10 0.54
3 Galian Batu Termasuk Perapihan Hasil Galian M3 - - - -
4 Timbunan Tanah Termasuk Pemadatan M3 - - - -
5 Timbunan Tanah Kembali M3 - - - -
6 Beton Mutu FC = 7,4 Mpa (Beton K-100) M3 - - - - AMANDEMEN I
7 Beton Mutu FC = 19,3 Mpa (Beton K-225) M3 - - - -
7.a Pembesian dengan Wire Mesh 0 - - - -
8 Pembuatan Dan Pemasangan Beton Pra Cetak Type V (Beton K-225) M3 - - - -
9 Pemasangan Dan Pembongkaran Perancah M2 - - - -
10 Pemasangan Dan Pembongkaran Bekisting M2 - - - -
10a Pemasangan Dan Pembongkaran Bekisting M2 - - - -
11 Beton Mutu FC = 9,8 Mpa (Beton K-125) M3 - - - -
-
IV PEKERJAAN BANGUNAN AIR Bh 5.10 5.10 9.00 4.61 8.00 3.63
1 Galian Tanah Termasuk Perapihan Hasil Galian M3 0.02 0.02 315.00 0.03 267.29 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2 Galian Batu Termasuk Perapihan Hasil Galian M3 0.00 0.00 4.05 0.00 - -
3 Timbunan Tanah Kembali M3 0.03 0.03 473.49 0.04 26.61 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
4 Timbunan Tanah Termasuk Pemadatan M3 0.11 0.11 710.24 0.13 951.78 0.17 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
5 Pasangan Batu Kali / Gunung 1 Semen : 3 Pasir M3 1.88 1.88 746.98 2.21 648.17 1.90 0.24 0.24 0.24 0.24 0.24 0.24 0.24 0.24
6 Plesteran 1 Semen : 3 Pasir M2 0.22 0.22 1,541.47 0.26 1,380.05 0.23 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03
7 Beton Mutu FC = 14,5 Mpa (Beton K-175) M3 1.36 1.36 150.00 0.66 6.80 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
8 Pembesian Kg 0.07 0.07 217.00 0.02 383.98 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
8a Pembesian Kg - - - - - - AMANDEMEN I
9 Pemasangan Dan Pembongkaran Perancah M2 0.14 0.14 149.00 0.16 30.22 0.03 23 APRIL 2018 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
10 Pemasangan Dan Pembongkaran Bekisting M2 0.22 0.22 358.00 0.26 31.95 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
10a Pemasangan Dan Pembongkaran Bekisting M2 - - - - - -
11 Pemasangan Ruber Waterstop 0.20 - 0.30 m M1 0.05 0.05 100.00 0.06 - -
12 Pemasangan Peil Scale w = 0.12 m M1 0.01 0.01 1.00 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
12a Pemasangan Peil Scale w = 0.12 m M1 - - - - 12.95 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
13 Pemasangan Pintu Sorong b = 0.30 m h = 0.80 m H = 2.20 m Bh 0.14 0.14 1.00 0.08 - - 50
13a Pemasangan Pintu Sorong b = 0.30 m h = 0.80 m H = 2.20 m Bh - - - - - -
14 Pemasangan Pintu Sorong b = 0.40 m h = 0.80 m H = 2.20 m Bh 0.15 0.15 1.00 0.09 - -
14a Pemasangan Pintu Sorong b = 0.40 m h = 0.80 m H = 2.20 m Bh - - - - - - KONTRAK
15 Pemasangan Pintu Sorong b = 0.30 m h = 0.65 m H = 2.05 m Bh 0.12 0.12 1.00 0.07 - -
15a Pemasangan Pintu Sorong b = 0.30 m h = 0.65 m H = 2.05 m Bh - - - - - -
16 Pemasangan Pintu Sorong b = 0.40 m h = 0.65 m H = 2.05 m Bh 0.13 0.13 1.00 0.07 - - REALISASI
16a Pemasangan Pintu Sorong b = 0.40 m h = 0.65 m H = 2.05 m Bh - - - - - -
17 Pemasangan Pintu Sorong b = 0.30 m h = 0.60 m H = 2.00 m Bh 0.06 0.06 1.00 0.07 - -
17a Pemasangan Pintu Sorong b = 0.30 m h = 0.60 m H = 2.00 m Bh - - - - - -
18 Pemasangan Pintu Sorong b = 0.40 m h = 0.60 m H = 2.00 m Bh 0.06 0.06 1.00 0.07 - -
18a Pemasangan Pintu Sorong b = 0.40 m h = 0.60 m H = 2.00 m Bh - - - - - -
19 Pemasangan Pintu Sorong b = 0.30 m h = 0.50 m H = 1.90 m Bh 0.05 0.05 1.00 0.06 - -
19a Pemasangan Pintu Sorong b = 0.30 m h = 0.50 m H = 1.90 m Bh - - - - - -
20 Pemasangan Pintu Sorong b = 0.40 m h = 0.45 m H = 1.85 m Bh 0.11 0.11 1.00 0.06 - -
20a Pemasangan Pintu Sorong b = 0.40 m h = 0.45 m H = 1.85 m Bh - - - - - -
21 Pemasangan Pintu Sorong b = 0.30 m h = 0.45 m H = 1.85 m Bh 0.05 0.05 1.00 0.06 - -
21a Pemasangan Pintu Sorong b = 0.30 m h = 0.45 m H = 1.85 m Bh - - - - - -
22 Pemasangan Pintu Sorong b = 0.40 m h = 0.35 m H = 1.65 m Bh 0.04 0.04 1.00 0.05 - -
22a Pemasangan Pintu Sorong b = 0.40 m h = 0.35 m H = 1.65 m Bh - - - - - -
23 Pemasangan Pintu Sorong b = 0.40 m h = 0.45 m H = 1.75 m Bh 0.05 0.05 1.00 0.06 - -
25
3.3 Tinjauan Khusus
Tinjauan pelaksanaan pekerjaan dinding penahan (counterfort) bendung Kolidoki II pada proyek lanjutan pembangunan
jaringan irigasi D.I Raknamo di Kab. Kupang.
+49.50
+54.50
Bronjong
Riprap
32.00
+47.50 +45.50
22.00
Elv. Dasar Sungai : +47.50
C Elv. Dasar Sungai : +47.50
A A
D
Elv. Dasar Sungai : +47.20
+47.50
ELv. Dinding Hilir +53.80
B +47.20
+47.30
Bronjong Bronjong
+54.50
+48.40 + 53.80
+54.50
Side Drain
B
+47.40
Side Drain
+47.70
+49.75
+54.50 +48.00
C E Mistar Ukur
E
+48.40
+48.20 1.00
+48.10 +48.00
Si
de
Dr
ai
n
Side Drain
26
3.3.1 Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Dinding Penahan (counterfort)
Pelaksanaan pekerjaan dinding penahan (counterfort) hulu dan hilir
membutuhkan waktu selama hampir 3 (tiga) bulan.
Perincian waktu pelaksanaan pekerjaan dinding penahan (counterfort) bendung
Kolidoki II pada proyek lanjutan pembangunan jaringan irigasi D.I Raknamo
di Kabupaten Kupang, dapat dilihat pada kurfa S.
27
e) Pekerja
2) Peralatan
a) Theodolit
b) Excavator
c) Dump Truck
3) Metode Pekerjaan
a) Surveyor akan mengukura dan memasang bowplank atau
menentukan kedalaman galian
b) Galian dilakukan dengan excavator
c) Selanjutnya material hasil galian dimasukan ke dump truck
d) Dump truck akan membuang material hasil galian ke tempat yang
sudah dutentukan.
28
c) Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai
rencana (10 cm),
d) Buat adukan beton dengan bahan yang tersedia sesuai takaran
campuran K-100 sebanyak volume pekerjaan,
e) Pastika bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah
terdapat urugan pasir dengan ketebalan yang sesuai rencana dan
telah diratakan,
f) Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau
kotoran
g) Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai
acuan untuk menentukan ketebalan. Bisah juga terlebih dahulu
dibuat kepalan dengan jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
h) Tuangkan adukan beton K-100 ke area lantai kerja melalui talang
cor, jika kondisi lapangan tidak memungkinkan maka bisa
menggunakan bucket excavator.
i) Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul
maupun sekop sampai ketinggian yang telah ditentukan tercapai.
5) Sketsa dan Perhitungan Volume
Diketahui :
P = 17,5 m + 4.5 m + 3,3 m + 24 m + 8 m = 57.3 m
L=7m
T = 0.1 m
Ditanya :
Volume pekerjaan lantai kerja (Vol)
Vol = P x L x T
= 57. 3 m x 7 m x 0.1 m
= 40.11 m3
29
D. Pekerjaa Lipatan Besi dan Perangkaian Tulangan Pondasi
1) Tenaga kerja
a) Mandor
b) Tukang besi
c) Pekerja
2) Peralatan
a) Pemotong Besi
b) Genset
c) Penekuk besi
d) Kakatua
3) Bahan
a) Besi beton D 19
b) Besi beton D 16
c) Kawat ikat
4) Prosedur Pelaksanaan
Pekerjaan lipatan besi
a) Mengukur dan memotong besi sesuai gambar kerja,
b) Mandor akan menentukan titik lipatan serta derajat lipatan besi,
pekerja akan melipat besi sesuai dengan perecanaan,
c) Besi yang sudah siap digunakan kemudian di angkut menggunakan
truck untuk dibawah ke lokasi pekerjaan pondasi.
Pekerjaan perangkaian tulangan pondasi
a) Pekerja terlebih dahulu akan merangkai tulangan pokok bagian
bawah dengan tulangan bagi pada pondasi,
b) Selanjutnya rangkaikan tulangan pokok bagian atas dengan
tulangan bagi,
c) Ikat dengan kawat pada tiap-tiap pertemuan kedua tulangan.
30
5) Sketsa dan Perhitungan Volume
31
1). Tulangan Pokok D19
diketahui :
> Panjang pondasi = 57.300 m
> Panjang Tulangan 1 = 8.680 m
> Panjang Tulangan 2 = 8.710 m
> Jarak tulangan pokok = 0.150 m
> Panjang Besi Dipasaran = 12 m
Ditanya :
> Berat kebutuhan besi D19 (kg)….?
Penyelesaian :
> Berat Besi D19 (kg/m')
= 1/4 x π * (Ø) 2 x BJ Besi / 100000
= (0.25 x 3.14 x (19)2 7850 kg/m3)/1000000
= 2.227 kg/m'
> Jumlah Tulangan pokokD19
= Pjg Pondasi / jarak
= 57.3 m / 0.15 m
= 382 batang
> Panjang total tulangan pokok D19
= 8.680 m
= 8.71 m
= 17.39 m
> Berat total tulangan pokok D19
= jlh tul * Pjg total tul * berat (kg/m')
= 382 btg * 17.39 m * 2.227 kg/m'
= 14791.236 kg
> jumlah staf besi (D19)….?
> Jumlah Tulangan pokok
= 382 batang
> Panjang total tulangan pokok
= 17.39 m
> kebutuhan besi D19 dalam Staf
= jlh tul * pjg tul / pjg besi di pasaran
= 382 btg * 17.39 m / 12 m
= 553.5817 staaf
32
Tulangan bagi
2). D16
diketahui :
> Panjang Tulangan 1 = 8.680 m
> Panjang Tulangan 2 = 8.710 m
> Total panjang tul pokok = 17.390 m
> Jarak tulangan bagi = 0.20 m
> Panjang Besi Dipasaran = 12 m
Ditanya :
Penyelesaian :
> Berat Besi D16 (kg/m')
= 1/4 x π * (Ø) 2 x BJ Besi / 100000
= (0.25 x 3.14 x (16)2 7850 kg/m3)/1000000
= 1.579 kg/m'
> Jumlah Tulangan bagi D16
= Pjg / jarak
= 17.39 m / 0.2 m
= 87 batang
> Panjang total tulangan bagi D16
= 57.3 m
> Berat total tulangan Bagi D16
= jlh tul * P total tul * berat (kg/m’)
= 87 btg * 17.39 m * 1.579 kg/m’
= 7867 kg
> Jumlah besi D16 (staf)….?
> Jumlah Tulangan bagi D16
= 87 batang
> Panjang total tulangan bagi D16
= 57.3 m
> kebutuhan besi D16 dalam Staf
= jlh tul * pjg tul / pjg besi di pasaran
= 87 btg * 57.3 m / 12 m
= 415 staaf
33
2. Peralatan
a) Pemotong besi
b) Genset
c) Penekuk besi
d) Kakatua
3. Bahan
a) Besi beton D 22
b) Besi beton D 16
c) Besi beton D 13
d) Kawat ikat
4. Prosedur Pelaksanaan
Pekerjaan Lipatan Besi
a) Mengukur dan memotong besi sesuai gambar kerja,
b) Mandor akan menentuakn titik lipatan serta derajat lipatan besi,
pekerja akan melipat besi sesuai dengan perecanaan,
c) Besi yang sudah siap digunakan kemudian di angkut menggunakan
truck untuk dibawah ke lokasi pekerjaan dindin penahan.
Pekerjaan Perangkaian Tulangan Dinding
a) Pekerja terlebih dahulu akan merangkai tulangan pokok dinding
dengan arah vertical,
b) Ikat dengan kawat menggunakan kakatua pada tiap-tiap pertemuan
tulangan (dinding dan pondasi),
c) Selanjutnya pekerja akan merangkai tulangan bagi yang akan diikat
pada tulangan pokok dinding dengan arah horizontal,
d) Ikat dengan kawat menggunakan kakatua pada tiap-tiap pertemuan
kedua tulangan (bagi dan pokok).
34
5. Sketsa dan Perhitungan Volume
35
> Berat total tulangan Pokok D22
= jlh tul * P tul pokok D22 * berat D22 (kg/m')
= 422 btg * 9.54 m * 2.985 kg/m'
= 79743.60 kg
> Berat Besi D16 (kg/m')
= 1/4 x π * (Ø) 2 x BJ Besi / 100000
= (0.25 x 3.14 x (16)2 7850 kg/m3)/1000000
= 1.579 kg/m'
> Jumlah Tulangan pokok D16
= Pjg / jarak
= 63.3 m / 0.15 m
= 422 batang
> Berat total tulangan pokok D16
= jlh tul * P tul pokok D16 * berat D16 (kg/m')
= 422 btg * 9.27 m * 1.579 kg/m'
= 6176.841 kg
> jumlah besi D22 (staf)….?
> Jumlah Tulangan pokok D22
= 422 batang
> Panjang tulangan pokok D22
= 9.5 m
> kebutuhan besi D22 dalam Staf
= jlh tul * pjg tul / pjg besi di pasaran
= 422 btg * 9.54 m / 12 m
= 335 staaf
> jumlah besi D16 (staf)….?
> Jumlah Tulangan pokok D16
= 422 batang
> Panjang tulangan pokok D16
= 9.27 m
> kebutuhan besi D16 dalam Staf
= jlh tul * pjg tul / pjg besi di pasaran
= 422 btg * 9.54 m / 12 m
= 326 staaf
36
Ditanya :
> Berat kebutuhan besi D16 & D13 (kg)….?
> Jumlah Besi D22 & D16 (staf)….?
Penyelesaian
> Berat Besi D16 (kg/m')
= 1/4 x π * (Ø) 2 x BJ Besi / 100000
= (0.25 x 3.14 x (16)2 7850 kg/m3)/1000000
= 1.579 kg/m'
> Jumlah Tulangan bagi D16
= T dinding / jarak
= 7 m / 0.20 m
= 35 batang
> Berat total tulangan bagi D16
= jlh tul * P tul D16 * berat D16 (kg/m')
= 35 btg * 63.3 m * 1.579 kg/m'
= 3498.211 kg
> Berat Besi 13 (kg/m')
= 1/4 x π * (Ø) 2 x BJ Besi / 100000
= (0.25 x 3.14 x (13)2 7850 kg/m3)/1000000
= 1.042 kg/m'
> Jumlah Tulangan bagi D13
= T dinding / jarak
= 7 m / 0.20 m
= 35 batang
> Berat total tulangan bagi D13
= jlh tul * P tul D13 * berat D13 (kg/m')
= 35 btg * 63.3 m * 1.043 kg/m'
= 2309.366 kg
37
> jumlah besi D13 (staf)….?
> Jumlah Tulangan pokok D13
= 35 batang
> Panjang tulangan pokok D13
= 63.3 m
> kebutuhan besi D13 dalam Staf
= jlh tul * pjg tul / pjg besi di pasaran
= 35 btg * 63.3 m / 12 m
= 184.6 staaf
38
Pekerjaan perangkaian tulangan pondasi
a) Pekerja terlebih dahulu akan merangkai tulangan pokok skoor
dengan arah vertical,
b) Ikat dengan kawat menggunakan kakatua pada tiap-tiap pertemuan
tulangan skoor dan pondasi,
c) Selanjutnya pekerja akan merangkai tulangan bagi pada tulangan
pokok skoor dengan arah horizontal,
d) Ikat dengan kawat menggunakan kakatua pada tiap-tiap pertemuan
kedua tulangan (bagi dan pokok)
e) Sketsa dan perhitungan Volume
0.50
0.75
0.75
39
55.98
8m 8m 8m 8m 8.75 m 4.4 m
0.50
0.75
TAMPAK BELAKANG
TAMPAK ATAS
40
> Berat total tulangan pokok
= Panjang total tul * berat (kg/m')
= 74.82 m * 1.579 kg/m'
= 118 kg
> pada 1 bh skoor terdapat 2 sisi yg
dipasang tul pokok
> maka
= 2 sisi * berat tulangan pokok
= 2 sis * 118 kg
= 236 kg
> berat 1 buah skoor
> jumlah skoor pada pekerjaan dinding penahan
= 6 bh skoor
> jadi :
= jumlah skoor * berat 1 buah skoor
= 6 bh * 236 kg
= 1417.664 kg
> jumlah besi D16 (staf)….?
> Panjang total 1 sisi tulangan pokok D16
= panjang 1 sisi * 2 sisi
= 149.640 m
> kebutuhan besi D16 dalam Staf
= jumlah sisi * pjg tul / pjg besi di pasaran
= 6 sisi * 149.640 m / 12 m
= 74.8 staaf
41
= P / jarak
= 6.5 m / 0.38 m
= 17 batang
> Berat 1 sisi tulangan bagi D13
= P total tul * berat besi D13 (kg/m')
= 45.16 m * 1.043 kg/m'
= 47.073 kg
> pada 1 bh skoor terdapat 2 sisi yg
dipasang tul pokok
> maka
= 2 sisi * berat 1 sisi tulangan bagi D13
= 2 sis * 47.073 kg
= 94.147 kg
> berat tulangan bagi D13 pada 1 bh skoor
> jumlah skoor pada pekerjaan dinding penahan
= 6 bh skoor
> jadi :
= jumlah skoor * berat tul bagi D13
= 6 bh * 94.147 kg
= 564.880 kg
> jumlah besi D13 (staf)….?
> Panjang total tulangan bagi D13 pada 1 bh skoor
= panjang 1 sisi * 2 sisi
= 90.320 m
> kebutuhan besi D13 dalam Staf
= jumlah sisi * pjg tul / pjg besi di pasaran
= 6 sisi * 90.320 m / 12 m
= 45.2 staaf
42
3. Bahan (Beton K-225)
a) Semen
b) Pasir
c) Kerikil
d) Air
e) Triplek
f) Usuk 5/7 cm
g) Paku
4. Prosedur Pelaksanaan
Pemasangan Bekisting Cor
a) Sebelum dilakukan pengecoran, pekerja akan terlebih dahulu
membuat bekisting sebagai acuan pengecoran yang akan
mengelilingi area pondasi dengan bahan yang tersedia,
b) Jika perlu, gunakan kayu dolken < Ø 10 cm untuk menopang
bekisting cor agar lebih kuat saat adukan beton dimasukan,
c) Pondasi siap untuk dicor
Pengecoran Pondasi
a) Pekerja akan terlebih dahulu mempersiapkan talang cor,
b) Satu orang pekerja akan bertugas pada bagian paling atas talang
untuk mengatur keluarnya adukan beton dari ready mix yang
melewati talang cor,
c) Pekerja yang lainnya akan berada tepat pada area pondasi yang
dicor untuk meratakan beton menggunakan sekop maupun cangkul
kemudian akan dipadatkan dengan vibrator.
5. Sketsa dan Perhitungan Volume
43
55.98
8m 8m 8m 8m 8.75 m 4.4 m
TAMPAK BELAKANG
7.00
TAMPAK ATAS
44
2). volume pengecoran pondasi (Beton K-225)
diketahui :
> L = 7 m
> P = 55.98 m
T sisi lebar ( diambil rata-rata)
= 1.275 m
> Semen = 371 kg
> Pasir = 698 kg
> kerikil = 1047 kg
Ditanya :
> Volume kebutuhan bahan…?
Penyelesaian
> volume pengecoran
= PxLxT
= 55.98 m * 7 m * 1.275 m
= 499.6 m3
> kebutuhan bahan
Semen
= 371 kg/m3 * 499.6 m3
= 185359.577 kg
= 185359.577 kg / 40 kg/zak
= 4633.989 sak
Pasir
= 698 kg/m3 * 499.6 m3
= 348735.807 kg
Kerikil
= 1047 kg/m3 * 499.6 m3
= 523103.711 kg
45
f) Vibrator
g) Ember
h) Talang cor
3. Bahan
a) Triplek
b) Besi Hollow 40 x 60 x 6 m
c) Sekrup
d) Kawat ikat
e) Semen
f) Pasir
g) Kerikil
h) Air
4. Prosedur Pelaksanaan
Pamasangan Bekisting
a) Tukang besi akan terlebih dahulu mengelas rangka bekisting,
kemudian rangka tersebut akan dipasanga triplek yang diikat
dengan sekrup,
b) Bekisting yang sudah jadi akan di bawa ke lokasi pekerjaan untuk
kemudian pekerja akan memasang bekisting pada area yang akan
dicor,
c) Ikat dengan kawat agar bekisting cor tetap kuat saat dicor, Jika
perlu gunakan kayu dolken besi hollow untuk menopang bekisting
cor.
d) Pengecoran sipa dilakukan.
e) Pemasangan beskisting cor dilakukan secara bertahap, setelah
pengecoran tahap awal selesai yaitu setinggi bagian lebar bekisting
(1.22 m)
Pengecoran Dinding
a) Pekerja akan terlebih dahulu mempersiapkan talang cor,
b) Satu orang pekerja akan bertugas pada bagian paling atas talang
untuk mengatur keluarnya adukan beton dari ready mix yang
melewati talang cor,
46
c) Pekerja yang lainnya akan berada tepat pada area pengecoran
dinding yang dicor untuk meratakan beton menggunakan sekop
maupun cangkul kemudian akan dipadatkan dengan vibrator.
0.50 0.50
7.00 7.00
5.71
1.25 1.25
3.32
47
27.5 m 3.18m 27.3 m 8.25 m
TAMPAK ATAS
I II
7.00
Bekisting
III
1.22
V
IV Bekisting
TAMPAK DEPAN
Bekisting
0.50
0.75
TAMPAK BELAKANG
Gambar 3.11 : Sketsa model bekisting rangka hollow dan pemasangan beskisting cor
pada dinding
(sumber : hasil pengukuran dilapangan)
48
Penyelesaian :
> Menghitung berat besi hollow (kg/m')
= ((L+T)*2)*B*BJ
= ((0.04+0.06)*2)*0.002mm*7850 kg/m'
= 3.14 kg/m'
> panjang total besi hollow / 1 lembar triplex (m)
= (7 btg x 1.22 m)+(2 btg * 2.44 m)
= 13.42 m
> kebutuhan besi hollow / 1 lembar triplex (kg)
= P total besi * berat besi (kg/m')
= 13.42 m * 3.14 kg/m'
= 42.1388 kg
> kebutuhan besi hollow / 1 lembar triplex (m)
= pgj pada 1 lembar / pjgn di pasaran
= 13.42 m / 6 m
= 2.23667 btg
49
> volume dinding
= total luasan dinding * rata-rata lebar
= 384.86 m2 * 0.875 m
= 336.7525 m3
3). Volume pengecoran skoor
Ditanya :
> Volume kebutuhan bahan…?
penyelesaian :
> menghitung lusana dinding
Tinggi = 5.74 m
Alas = 3.32 m
Lebar = 0.5 m
Jlh skoor = 6 bh
Vol 1 bh = ((1/2*3.32m)*5.74m)*0.5m
= 4.7642 m3
Vol 6 bh = jlh skoor * volume 1 bh skoor
= 6 bh * 4.7642 m3
= 28.5852 m2
Total Vol = vol. dinding + volume skoor
= 336.7525 m3 + 28.5852m3
= 365.3377 m3
> kebutuhan bahan
Semen
= 371 kg/m3 * 365.338 m3
= 135540.287 kg
= 135540.287 kg / 40 kg/zak
= 3388.507 sak
Pasir
= 698 kg/m3 * 365.338 m3
= 255005.715 kg
Kerikil
= 1047 kg/m3 * 365.338 m3
= 382508.572 kg
50
3.4 Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan
51
(RAB) yang telah disusun sesuai rencana. Pengendalian biaya biasa dilakukan
dengan membuat rekapitulasi biaya yang telah dikeluarkan. Sementara
pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan memeriksa daftar absensi
pekerja. Total biaya ini akan digunakan untuk menyusun kurva S realisasi dan
juga memperkirakan prosentase pekerjaan proyek yang telah dicapai.
52