Anda di halaman 1dari 4

Assignment 12: The Dilemma

Rahmat Sujana
55118110186

Jelaskan apa yang harus dilakukan ketika dalam pengambilan keputusan terdapat Ethical
Dilemma. Gunakan referensi untuk mendukung pendapat anda dan berikan contoh untuk
memperjelas argumentasi anda.

Pengertian Ethical Dilemma


Apa itu Ethical Dilemma, Ethical Dilemma merupakan suatu keadaan atau situasi ketika
seseorang dihadapkan pada keputusan mengenai perilaku yang layak yang harus di buat. Dilema
etik dapat bersifat personal ataupun profesional. Dilema sulit dipecahkan bila memerlukan
pemilihan keputusan tepat diantara dua atau lebih prinsip etis. Penetapan keputusan terhadap satu
pilihan, dan harus membuang yang lain menjadi sulit karena keduanya sama-sama memiliki
kebaikan dan keburukan apalagi jika tak satupun keputusan memenuhi semua kriteria.
Berhadapan dengan dilema etis bertambah runyam bila ditambah dengan adanya dampak
emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan keputusan
rasional.Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan untuk menghadapi dilema etika tersebut.
Enam pendekatan dapat dilakukan orang yang sedang menghadapi dilema tersebut, yaitu:
(Arens, 1991)
1. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan
2. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta
3. Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi dilemma
4. Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema
5. Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternative
6. Menetapkan tindakan yang tepat.

Dengan menerapkan enam pendekatan tersebut maka dapat meminimalisasi atau menghindari
rasionalisasi perilaku etis yang meliputi:
(1) semua orang melakukannya,
(2) jika legal maka disana terdapat keetisan dan
(3) kemungkinan ketahuan dan konsekwensinya.
Pada dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan
stress pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk
melakukannya. (Kallman, 1996)

Contoh Kasus
Contoh kasus dilemma etik yang pernah saya alami selama bekerja:
Saat itu saya ada dalam satu tim project pembangunan site manufacturing baru di perusahaan
saya. Kemudian untuk salah satu pekerjaan pada saat itu kita putuskan untuk tidak dikerjakan
sendiri lalu kami putuskan dilempar ke pihak supplier. Akhirnya perusahaan menyetujuinya,
kemudian melui purchasing internal perusahaan dipilihlah bebrapa alternatif supplier untuk
mengerjakan pekerjaan tersebut diatas. Pada saat itu ada 3 alternatif supplier, kemudian pihak
purchasing membantu untuk membuatkan komparasi dari ketiga alternatif supplier tersebut,
mulai dari metode pengerjaan, spesifikasi material, waktu penerjaan dan juga perbandingan
harga. Kemudian komparasi tersebut dikembalikan ke user, atau dalam kata lain tim kami yang
memutuskan untuk memilih salah satu dari ketiga alternatif tersebut, karena menurut purchasing
ketiga supplier tersebut layak dipakai.
Pada saat itu kemi dihadapkan pada dilemma etik, dimana dari ketiganya salah satu supplier
merupakan kenalan baik bahkan masih ada hubungan keluarga salah satu dari pertinggi
perusahaan dan sedikit banyak secara tidak langsung memberikan intervensi pada pemilihan tim.
Walaupun secara komparasi spesifikasi pekerjaan supplier yang memiliki hubungan keluarga
dengan petinggi tersebut tersebut kami nilai bukanlah yang terbaik dari ketiganya.

Pembahasan kasus
Kasus diatas menjadi suatu dilema etik bagi seorang pekerja dimana dilema etik itu didefinisikan
sebagai suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan moral suatu tindakan tetapi tidak
dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan suatu kondisi dimana setiap alternatif tindakan
memiliki landasan moral atau prinsip. Pada dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar
atau salah dan dapat menimbulkan kebingungan, dalam konteks kasus ini apakah harus lebih
cenderung pada atasan atau memilih lebih berpihak kepada kepentingan perusahaan, namun ada
rintangan untuk melakukannya. dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak
ada alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif yang memuaskan atau tidak
memuaskan sebanding. Untuk membuat keputusan yang etis, seorang perawat harus bisa berpikir
rasional dan bukan emosional.
Penyelesaian dilema etik pada kasus di atas diperlukan strategi untuk mengatasinya karena tidak
menutup kemungkinan akan terjadi perbedaan pendapat dalam tim yang terlibat. Jika perbedaan
pendapat ini terus berlanjut maka akan timbul masalah komunikasi dan kerjasama antar tim. Hal
ini jelas akan membawa dampak ketidaknyamanan dalam tim bahkan keputusan yang diambil
dapat merugikan perusahaan. Berbagai model pendekatan bisa digunakan untuk menyelesaikan
masalah dilema etik ini salah satunya dengan pendekatan model Megan.Berdasarkan pendekatan
model Megan, maka kasus dilema etik pemilihan supplier di atas dapat dibentuk kerangka
penyelesaian sebagai berikut : (Ferrell, 2004)
a. Mengkaji situasi
Dalam hal ini tim penilai atau pengambil keputusan mengidentifikasi masalah/situasi dan
menganalisa situasi. Dari kasus diatas dapat ditemukan permasalahan atau situasi sebagai
berikut:
 Ada tiga pilihan supplier, sebut saja supplier A, supplier B dan supplier C.
 Menurut spesifikasi pengerjaan dan harga supplier A merupakan supplier terbaik
 Sementara supplier B merupakan supplier yang masih memiliki hubungan kerluarga
dengan salah satu dari prtinggi perusahaan.
Tim penilai atau pengambil keputusan merasa bingung dan dilema dihadapkan pada dua
pilihan dimana dia harus memilih supplier yang masih ada hubungan keluarga dengan salah
satu petinggi dari perusahaan, tapi disisi lain dia juga dihadapkan dengan kepentingan
perusahaan dimana tim harus bersifat professional untuk keuntungan perusahaan.

b. Mendiagnosa masalah etik moral


Berdasarkan kasus dan analisa situasi diatas maka bisa menimbulkan permasalahan etik moral
ketika tim memutuskan supplier yang dipakai adalah supplier B yang pada dasarnya masih
meiliki hubungan keluarga atau kerabat dengan seorang petinggi perusahaan, terkait dengan
profesionalisme tim terhadap perusahaan.
c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
Alternatif-alternatif rencana harus dipikirkan dan direncanakan oleh tim yang lain dalam
mengatasi permasalahan dilema etik seperti ini. Adapun alternatif rencana yang bisa dilakukan
antara lain :
 Membuat analisa yang mendalam mengenai kekurangan dan kelebihan dari masing-
masing supplier tersebut.
 Analisa kekurangan dan kelebihan tersebut harus bersifat data analitik dan dituangkan
dalam suatu laporan kemudian dilakukan penjelasan dan approval secara benjenjang
sesuai dengan hierarki struktur perusahaan.
 Laporan tersebut ditembuskan kepada atasan tertinggi tersebut yang pada kasus diatas
sedikit memberikan intervensi terhadap pemilihan tim
 Mencari waktu yang tepat untuk persentasi dengan turut serta mengundang petinggi yang
mengintervensi tersebut dalam perentasi.
d. Melaksanakan rencana
Alternatif-alternatif rencana tersebut harus dipertimbangkan dan didiskusikan dengan tim
yang terlibat supaya tidak melanggar etika yang ada ataupun aturan yang berlaku dalam
perusahaan. Sehingga bisa diputuskan mana alternatif yang akan diambil. Entah semua
rencana akan dijalankan atau kombinasi dari beberapa rencana saja yang akan dijalankan.
e. Mengevaluasi hasil
Alternatif yang dilaksanakan kemudian dimonitoring dan dievaluasi sejauh mana keberhasilan
dari rencana yang sudah dijalankan, kemudian respon dari petinggi tersebut. Kemudian jika
ada tindakan tambahan yang mesti dilakukan maka disusun ulang sebagai rencana dan dikaji
terlebih dahulu dampaknya jika dilaksanakan.

Kesimpulan
Ethical dilemma sangat memungkinkan terjadi pada kegiatan kita di lapangan termasuk yang
terkait dengan pekerjaan seperti contoh kasus di atas. Dalam kasus diatas perusahaan dituntun
untuk membiasakan pengambilan keputusan terutama yang mempunyai kepentingan finansial
harus dilakukan secara transparan agar semua pihak dapat mengerti dasar dari pengambilan
keputusan.
Pada ethical dilemma, permasalahan bisa menyangkut penentuan antara memenangkan
kepentingan salah satu pihak atau bersifat professional untuk kepentingan perusahaan.
Keputusan etis harus didasarkan pada prinsip dan kode etik bukan berdasar pada emosi, pikiran,
kebijakan tetap.

DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin dan Loebbecke, James.1991. “Auditing, an integrated approach”, 4th
edition. New Jersey: Prentice Hall.
Ferrell, OC dan Fraedrich, John. 2004. “Business Ethics : Ethical Decision Making and Cases”.
Cengage Learning
Kallman, E.A. dan Grillo, J.P. 1996. “Ethical Decision Making and Information Technology: An
Introduction with Cases”. New York: McGraw Hill.

Anda mungkin juga menyukai