Anda di halaman 1dari 2

Nama : Raden Hatta Fatamillah

Jurusan : Teknik Sipil

Prodi : TPJJ

Kelas : TPJJ-1B

Pengalaman Belajar Mengarang di Sekolah

Semua ini kami kembali mengingatkan pelajaran mengarang


disekolah. Kalau ada pelajaran mengarang disekolah apalagi mengarang
bebas pasti judulnya seputar “Liburan” atau “Bertamasya” bentuk
mengarang bebas yang paling mudah tapi giliran diminta menulis karangan
yang berbau isu lingkungan dan pengangguran jadi merasa blank sama
sekali. Pasti tidak ada ide bahkan kertas pun masih putih , bersih dari
goresan tinta sedikitpun.
Belajar menulis memang butuh pengalaman dan imajinasi. Kalaupun
bisa menulis hendaknya menulis dengan alur yang jelas. Tidak bertele-tele
dan terkesan muter – muter gak jelas tidak ketemu ide atau pokok
pemikiran dari tulisan yang sudah ditulis. Jadi ternyata menulis tidak
gampang, disamping itu menulis kadang mudah dan kadang sulit. Menulis
perlu memangkas tulisan – tulisan yang kurang efektif.
Padahal pada zaman sekolah ada jenis karangan yang berbau
argumentasi , deskriminasi , narasi , eksposisi dan persuasif. Tetapi ketika
menulis seolah – olah teori itu hilang begitu saja tanpa bekas menulis
sehingga ada label tulisan masih berbau ecek – ecek.
Memang mengarang sangat bermanfaat kali,hasil karangan kita bisa
ditempelkan di mading atau membuat kliping dari surat kabar .Memang
hasil karangan saya sering saya tempelkan di mading sekolah maupun di
perpustakaan sekolah,tidak disekolah saja saya tempelkan,di dinding kamar
saya juga saya tempelkan,sehingga kamar saya diisi dengan tempelan
karangan saya.
Memang mengarang kesukaan saya sejak dari kecil, sehingga kertas
karangan saya banyak sekali dikamar, karna saya suka mengarang sebab
karangan itu menggunakan imajinasi yang tinggi

Anda mungkin juga menyukai