Anda di halaman 1dari 2

Batasan Fonetik dan Fonemik

Fonetik adalah ilmu yang mempelajari produksi bunyi bahasa. Ilmu ini
berangkat dari teori fisika dasar yang mendeskripsikan bahwa bunyi pada
hakikatnya adalah gejala yang timbul akibat adanya benda yang bergetar dan
menggetarkan udara di sekelilingnya. Oleh karena bunyi bahasa juga merupakan
bunyi, bunyi bahasa tentunya diciptakan dari adanya getaran suatu benda yang
menyebabkan udara ikut bergetar. Perbedaan antara bunyi bahasa dengan bunyi
lainnya menurut fonetik adalah bunyi bahasa tercipta atas getaran alat-alat ucap
manusia sedangkan bunyi biasa tercipta dari getaran benda-benda selain alat ucap
manusia. Namun demikian, pada dasarnya deskripsi bunyi bahasa fonetik ini masih
kurang lengkap sehingga akan dilengkapi oleh deskripsi bunyi bahasa menurut
fonemik. Dalam fonetik, bunyi bahasa dianggap setara dengan bunyi, yaitu sebuah
gejala fisika yang dapat diamati proses produksinya. Fonetik memang berorientasi
dalam deskripsi produksi bunyi bahasa serta cara-cara yang dapat mengubah bunyi
bahasa itu dalam produksinya. Oleh karena itu, fonetik bertugas mendeskripsikan
bunyi-bunyi bahasa yang terdapat di dalam suatu bahasa. Salah satu contoh
konkretnya adalah identifikasi bunyi-bunyi kontoid dan vokoid dalam suatu bahasa.
Namun demikian, pada dasarnya deskripsi bunyi bahasa fonetik ini masih kurang
lengkap sehingga akan dilengkapi oleh deskripsi bunyi bahasa menurut fonemik.
Fonemik sendiri adalah ilmu yang mempelajari fungsi bunyi bahasa sebagai
pembeda makna. Pada dasarnya, setiap kata atau kalimat yang diucapkan manusia
itu berupa runtutan bunyi bahasa. Pengubahan suatu bunyi dalam deretan itu dapat
mengakibatkan perubahan makna. Perubahan makna yang dimaksud bisa berganti
makna atau kehilangan makna. Contoh:

s a p i ‘binatang berkaki empat’

↓ ↓

P a p i sebutan lain untuk ayah

Pada contoh di atas, kata babi memiliki dua konsonan [s] yang menjadi awal suku
kata pertama dan [p] menjadi suku kata kedua, sedangkan kata papi memiliki
konsonan [p] sebagai awal suku kata pertama dan keduanya. Selain kedua bunyi itu,
bunyi lainnya dan posisi/urutan bunyi lain itu sama. Perbedaan bunyi [s] dan [p] pada
posisi/urutan yang sama dapat mengubah makna kata, inilah yang dikaji oleh
fonemik.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa batasan antara fonetik dan
fonemik adalah fonetik merupakan ilmu yang mempelajari produksi bunyi bahasa
dengan menghiraukan perbedaan makna, sebaliknya fonemik merupakan ilmu yang
mempelajari fungsi bahasa sebagai pembeda makna.
Konsonan Bersuara dan Konsonan Tidak Bersuara
Konsonan adalah bunyi yang dihasilkan dengan mempergunakan artikulasi
pada salah satu bagian alat bicara. Contoh huruf konsonan adalah B, C, D, F, G, H,
J, K, L, M, N, P, Q, R, S, T, V, W, X, Y, dan Z. Secara fisiologis antara konsonan
satu dengan yang lain lebih mudah dibedakan daripada vokal. Konsonan dibedakan
menurut :
1. Cara dihambat (cara artikulasi).
2. Tempat hambatan (tempat artikulasi).
3. Hubungan posisional antara penghambat-penghambatanya atau hubungan
antara arikulator aktif dengan pasif (striktur).
4. Bergetar tidaknya pita suara dan dilengkapi pula dengan arah arus udara dan
mekanisme waktu konsonan diucapkan.
Pembahasan mengenai konsonan bersuara dan konsonan tidak bersuara akan
dijelaskan pada poin ke-4 yaitu konsonan yang dibedakan menurut bergetar
tidaknya pita suara. Berdasarkan hal tersebut, konsonan dibedakan menjadi dua,
yaitu :
1. Konsonan bersuara
Konsonan bersuara merupakan konsonan yang apabila diucapkan akan
menggetarkan pita suara.
Contohnya : [b], [m], [v], [d], [r], [n], [j], [h], [g], [w], dan [r].
2. Konsonan tidak bersuara.
Konsonan tidak bersuara merupakan konsonan yang apabila diucapkan tidak
menggetarkan pita suara.
Contohnya : [p], [t], [c], [k], [f], [S], [x] dan [h].

Anda mungkin juga menyukai