BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja
Puskesmas Wolasi agar terwujud derajat kesehatan yang setingi-tingginya.
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya
Kesehatan Masyarakat, sehingga Puskesmas mempunyai fungsi sebagai:
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Keadaan Geografi
Puskesmas Wolasi merupakan Puskesmas induk non-perawatan yang definitif berdiri sejak 2 Mei
2007 diatas lahan seluas 3245 m2 (55 M x 51 M + 440m²) yang terletak di Desa Wolasi atau kurang
lebih 27 meter dari Jl. poros Kendari-Andoolo. Puskesmas dapat dijangkau oleh masyarakat yang
berdomisili di Kec.Wolasi dengan berjalan kaki tetapi untuk masyarakat di dua Desa lainnya yaitu
Desa Aunupe dan Lelekaharus menempuh perjalanan lebih panjang yaitu dengan kendaraan Roda
Dua.
Wilayah kerja Puskesmas Wolasi mencakup 7 Desa yaitu :
1. Desa Wolasi
2. Desa Aoma
3. Desa Amoito Jaya
4. Desa Leleka
5. Desa Ranowila
6. Desa Aunupe
7. Desa Mata Wolasi
Luas wilayah kerja Puskesmas Wolasi secara keseluruhan menjadi 15.745.628 M2. Sebagian
besar wilayah kerja merupakan daerah dataran rendah dengan sedikit bukit sehingga sebagian besar
rumah penduduk di bangun di daerah dataran tersebut. Adapun Batas Wilayah kerja:
• Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Konda
• Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Moramo
• Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Laeya
• Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Ranomeeto.
B. Demografi
1. Kependudukan
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Wolasi pada tahun 2017, dapat dilihat pada tabel 1
sebagai berikut :
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Indikator untuk menilai derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari keberhasilan atau hasil
pencapaian program kesehatan di wilayah kerja Puskesmas, yang terutama menjadi pusat perhatian
adalah program kesehatan ibu dan anak (KIA) dan program Gizi masyarakat, yang meliputi unsur-
unsur penilaian terhadap angka kematian ibu, angka kematian anak dan balita, status gizi bayi dan
balita serta SKDN
Program kesehatan lainnya tetap menjadi fokus pelayanan terutama untuk Pencegahan Penyakit
Menular (P2M) terhadap beberapa penyakit yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB)
seperti : Diare,Demam Berdarah, Malaria,TB Paru. Program P2M juga terwujudkan melalui pelayanan
imunisasi dasar dan lanjutan secara rutin kepada sasaran bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas
Wolasi.
Mencermati hal tersebut, derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Wolasi
tahun 2017 dapat digambarkan dalam beberapa indikator utama sesuai dengan hasil pencapaian
standar program kesehatan, sebagai berikut :
• Angka Kematian Bayi ( AKB ) : 2 (terjadi pada bulan februari)
• Angka Kematian Ibu (AKI) : 0 (tidak ada kasus)
• Angka Kesakitan :
A. Angka Kelahiran
Angka kelahiran merupakan bilangan yang menunjukkan jumlah bayi yang lahir hidup dari
setiap seribu penduduk dalam satu tahun. Angka Kelahiran di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi pada
tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 3. Angka Kelahiran Menurut Jenis Kelamin Tahun 2017
Gambar 3 di atas menunjukkan bahwa angka kelahiran menurut jenis kelamin di Wilayah Kerja
Puskesmas Wolasi pada tahun 2017 diantaranya jumlah kelahiran hidup di desa wolasi sebanyak 11
orang, desa aoma sebanyak 16 orang, desa amoito jaya sebanyak 18 orang, desa leleka sebanyak 19
orang, desa ranowila sebanyak 20 orang, desa mata wolasi sebanyak 18 orang dan desa aunupe
sebanyak 19 orang. Dan angka kematian bayi yang lahir di tahun 2017 tidak ada.
B. Angka Kematian
Kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberi gambaran
perkembangan derajat kesehatan masyarakat atau da[pat digunakan sebagai indicator penilaian
keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.tinggi rendahnya
angka kematian, secara umum dipengaruhi erat dengan tingkat kesakitan bayi, balita dan ibu maternal
(hamil, melahirkan, nifas). Angka kematian dapat dilihat pada uraian dibawah ini :
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk mengukur
keberhasilan program berbagai penyebab kematian maupun program kesehatan ibu dan anak sebab
angka kematian bayi ini berkaitan erat dengan tingkat kesehatan ibu dan anak. Adapun target Angka
Kematian Bayi meneurut MDG’s tahun 2015 adalah 23/1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian bayi
(IMR) per. 1.000 kelahiran hidup di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi cenderung tidak mengalami
peningkatan dengan adanya kasus kematian bayi pada tahun 2016.
2. Angka Kematian Balita (AKABA)
Angka kematian Balita adalah jumlah kematian anak umur 0-4 tahun per 1000 kelahiran
hidup.Angka kematian balita menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan factor-faktor
lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan
kecelakaan. Angka Kematian Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas
Wolasi pada tahun 2017,dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 4 Angka Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun tahun 2017
Gambar 4 di atas menunjukkan bahwa angka kematian bayi dan balita menurut jenis kelamin di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi pada tahun 2017 diantaranya kematian bayi dan balita yang
meninggal berada pada desa aunupe dengan jumlah kematian 1 orang.
melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Indikator ini secara
langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait kehamilan.
Angka kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu pada kehamilan, melahirkan dan nifas per
100.000 kelahiran hidup.Menurut MDG’s tahun 2015, targer untuk AKI yaitu sebesar 102/100.0000
KH. Angka Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur di wilayah kerja Puskesmas Wolasi pada tahun
2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 5. Angka Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur di wilayah kerja Puskesmas
Wolasi pada tahun 2017
Gambar 5 di atas menunjukkan bahwa angka kematian ibu menurut kelompok umur di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolasi pada tahun 2017 tidak ada kasus kematian. Menunjukan bahwa NAKES
sudah bekerja dengan maksimal untuk meminimalkan angka kematian ibu.
C. Angka Kesakitan
Angka kesakitan di wilayah kerja Puskesmas Wolasi tahun 2017 dapat dilihat dari data 10 besar
penyakit pada tabel berikut :
Gambar 6. 10 Besar Penyakit di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 6 diatas bahwa angka kesakitan di wilayah kerja Puskesmas Wolasi yang terbanyak
adalah Penyakit gastritis (549) dan terendah adalah penyakit TBC (43), penyakit yang berpotensi
menyebabkan wabah yaitu TBC. hal ini dapat dilihat dari jumlah pasien TBC yang semakin meningkat
secara signifikan dari tahun ke tahun, perlunya peningkatan kewaspadaan diwilayah kerja Puskesmas
terhadap kemungkinan terjadinya wabah dan peningkatan upaya-upaya yang dapat mencegah
terjadinya wabah seperti menanamkan perilaku hidup sehat dan memelihara kebersihan lingkungan.
1. Angka Kesakitan Penyakit Acute Flaccid Paralysis (AFP)
Acute Flaccid Paralysis (AFP) adalah kelumpuhan atau paralisis secara lokal yang onsetnya akut
tanpa penyebab lain yang nyata seperti trauma. Kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) di wilayah Kerja
Puskesmas Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 7. Jumlah Kasus AFP di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 7 di atas menunjukkan bahwa jumlah kasus AFP di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi
pada tahun 2017 tidak ada kasus yang ditemukan.
2. Angka Kesakitan Penyakit TB Paru
Tuberculosis adalah jenis penyakit infeksius yang meyerang paru-paru, ditandai dengan
pembentukan granuloma dan timbulya nekrosis jaringan. Penyakit tuberculosis ini bersifat menahun
dan bisa menular.Angka kejadian penyakit TB paru di wilayah kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017,
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 8. Jumlah Kasus Baru Tb Bta+, Seluruh Kasus Tb, Kasus Tb Pada Anak di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 8 di atas menunjukkan bahwa jumlah penyakit TB paru di Wilayah Kerja Puskesmas
Wolasi pada tahun 2017 mengalami peningkatan yang ditemukan di desa aoma sebanyak 3 kasus.
perlu di lakukan skring lebih dini untuk mengurangi jumlah penyebaran penyakit TB.
3. Angka Kesakitan Penyakit Pneumonia Balita
Pneumonia balita adalah sebuah penyakit infeksi yang mendadak (akut) kurang dari 2 minggu,
menyerang jaringan paru-paru pada anak usia di bawah 5 (lima) tahun. Angka Kejadian Penyakit
Pneumonia balita di wilayah kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
Gambar 9 di atas menunjukkan bahwa jumlah penemuan kasus pneumonia balita menurut jenis
kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi pada tahun 2017 yaitu ada pada desa Wolasi 1 orang,
desa leleka 1 orang dan desa aunupe 1 orang, semuanya berjenis kelamin perempuan dengan total
jumalh balita terkena pneumonia sebanyak 3 orang.
4. Angka Kesakitan Penyakit HIV/AIDS
Hiv adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia
dan menyerang system kekebalan (imunitas) tubuh sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan
infeksi
. Kasus HIV/AIDS di wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Gambar 10 . Jumlah Penemuan Kasus HIV/AIDS Menurut Jenis Kelamin di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 10 di atas menunjukkan bahwa jumlah penemuan kasus HIV/AIDS menurut jenis kelamin
di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi pada tahun 2017 tidak ada kasus HIV/AIDS.
5. Angka Kesakitan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang di sebabkan oleh virus dengue ditularkan
kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus.Angka kejadian
demam berdarah dengue di wilayah kerja Puskesmas Wolasi tahun 2017 dapat dilihat pada tabel
berikut :
Gambar 11. Angka Kejadian Demam Berdarah Menurut Jenis Kelamin di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 11 di atas menunjukkan kejadian demam berdarah dengue menurut jenis kelamin di
wilayah kerja puskesmas wolasi tahun 2017 yaitu desa wolasi terjadi sebanyak 1 kasus DBD, desa
aoma sebanyak 1 kasus, amoito jaya sebanyak 2 kasus dan leleka sebanyak 2 kasus dalam kururn
waktu setahun. Namun ada kematian di desa wolasi sebanyak 1 kasus dengan jenis kelamin
perempuan.
6. Angka Kesakitan Penyakit Diare
Menurut WHO Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi
feses selama dan frekuensi buang air besar. Angka Kejadian Penyakit Diare di wilayah kerja
Puskesmas Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 12. Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin Tahun 2017
Gambar di atas menunjukkan jumlah kasus diare di wilayah kerja puskesmas wolasi yaitu desa
wolasi yang tertinggi sebanyak 40 kasus, desa aoma sebanyak 30 kasus, desa ranowila sebanyak 21
kasus, desa mata wolasi sebanyak 17 kasus, amoito jaya sebanyak 10 kasus, desa leleka sebanyak 8
kasus dan desa aunupe sebanyak 6 kasus. menunjukan perlunya dilakukan penyuluhan masalah
penanggulangan diare di masyarkat kecamatan wolasi.
7. Angka Kesakitan Penyakit Malaria
Menurut WHO Penyakit Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasite malaria
(plasmodium) bentuk aseksual yang masuk ke dalam tubuh manusia yang ditularkan oleh nyamuk
malaria (Anopheles spp) betina. Angka Kejadian Penyakit Malaria di wilayah kerja Puskesmas Wolasi
Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 13. Angka Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 13 di atas menunjukkan bahwa angka kejadian malaria di Wilayah Kerja Puskesmas
Wolasi pada tahun 2017 tidak ada kasus malaria.
8. Angka Kesakitan Penyakit Kusta
Penyakit kusta adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh kuman kusta
(Mycobacterium Leprae) yang menyerang syaraf tepi, kulit, dan jaringan tubuh lainnya.
Angka Kejadian Penyakit Kusta di wilayah kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut :
Gambar 14. Angka Kejadian Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar di atas menunjukkan bahwa angka kejadian kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi
pada tahun 2017 terjadi pada desa ranowila sebanyak 1 orang berjenis kelamin perempuan dan desa
mata wolasi sebnayak 1 orang berjenis kelamin laki-laki.
9. Angka Kesakitan Penyakit Filariasis
Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing
filarial dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles, Culex, Armigeres. Cacing tersebut hidup di
saluran dan kelenjar getah bening dengan manifestasi klinik akut berupa demam tulang, peradangan
saluran dan saluran kelenjar getah bening. Angka Kejadian Penyakit Filariasis di wilayah kerja
Puskesmas Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 15. Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin diWilayah Kerja
Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 15 di atas menunjukkan bahwa angka kejadian penderita filariasis ditangani di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolasi pada tahun 2017 tidak ditemukan kasus.
10. Angka Kesakitan Penyakit Hepatitis
Hepatitis adalah proses terjadinya inflamasi dan atau nekrosis jaringan hati yang dapat
disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, toksin, gangguan metabolic, maupun kelainan autoimun.
Terdapat sedikitnya 6 jenis virus hepatotropik pentebab utama infeksi akut, yaitu virus hepatitis A, B,
C, D, E dan G (ghanaei, et al.,2013). Angka Kejadian Penyakit Hepatitis di wilayah kerja Puskesmas
Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 16. Penderita Hepatitis Ditangani Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Kerja
Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 16 di atas menunjukkan bahwa penderita hepatitis di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi
pada tahun 2017 terjadi pada desa mata wolasi dengan jumlah kasus baru sebanyak 3 orang
perempuan.
11. Angka Kesakitan Penyakit Rabies
Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit menular yang akut, menyerang susunan
syaraf pusat, disebabkan oleh virus rabies jenis Rhabdho virus yang dapat menyerang semua hewan
berdarah panas dan manusia. Angka Kejadian Penyakit Rabies di wilayah kerja Puskesmas Wolasi
Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 17. Penderita Suspek Rabies Ditangani Menurut Jenis Kelamin di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 17 di atas menunjukkan bahwa Kejadian Penyakit Rabies di Wilayah Kerja Puskesmas
Wolasi pada tahun 2017 yang tetinggi di desa Amoito Jaya dengan jumlah kasus sebanyak 8 orang
(gigitan anjing), desa Leleka sebanyak 2 orang (gigitan anjing) dan desa Mata wolasi sebanyak 1
orang (gigitan kucing).
Gambar 18. Pengukuran Tekanan Darah Penduduk ≥ 18 Tahun Menurut Jenis Kelamin
di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar di atas menunjukkan bahwa Kejadian Penyakit Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Wolasi pada tahun 2017 sebanyak 445 orang yang di dominasi berjenis kelamin perempuan sebanyak
381 orang. Ini di disebabkan masih banyaknya masyrakat yang belum mengetahui bahaya penyakit
hipertensi dan beberapa faktor penyebabnya
13. Angka Kesakitan Penyakit Diabetes Melitus
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi
etiologic yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insulin. Angka Kejadian Penyakit
Diabetes Melitus (DM) di wilayah kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Gambar 19. Penderita Diabetes Melitus Ditangani Menurut Jenis Kelamin di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 19 di atas menunjukkan bahwa Kejadian kasus diabetes melitus di Wilayah Kerja
Puskesmas Wolasi pada tahun 2017 terjadi pada desa wolasi sebanyak 1 orang, desa aoma
sebanyak 1 orang, desa amoito jaya sebanyak 1 orang, desa leleka sebanyak 1 orang, dan desa
aunupe sebanyak 1 orang.
14. Angka Kesakitan Kesehatan Jiwa
Saat ini gangguan jiwa di definisikan dan ditangani sebagai masalah medis. Gangguan jiwa
menurut Depkes RI (2010) adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya
gangguan pada fungsi jiwa yang menimbulkan penderitaan pada individu dan hambatan dalam
melaksanakan peran sosial.Pelayanan gangguan Kesehatan Jiwa adalah pelayanan pada pasien yang
mengalami gangguan, yang meliputi gangguan pada perasaan proses berpikir dan perilaku yang
menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya.
Sementara pelayanan kesehatan jiwa meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif pada gangguan mental emotional, psikosomatik dan psikotik pada masyarakat yang
diberikan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi teknis.Jumlah kunjungan rawat jalan, rawat
inap, dan kunjungan gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
Gambar 20. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, Dan Kunjungan Gangguan
Jiwa Di Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi
Tahun 2017
Gambar 20 di atas menunjukkan bahwa kunjungan rawat jalan, rawat inap dan kunjungan
gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi pada tahun 2017
sebanyak 9 kasus.
15. Angka Kesakitan Kesehatan Usia Lanjut
Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut menurut jenis kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas
Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 21. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 21 diatas menunjukan jumlah USILA > 60 tahun yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sebanyak 341 orang terdiri dari laki-laki 85 orang dan perempuan 256 orang, yang mana di
dominasi oleh perempuan yang harus memilki perhatian khusus bagi NAKES puskesmas wolasi.
Gambar 22 di atas mununjukan di wilayah kerja puskesmas wolasi tanun 2017 kasus pelayanan
gigi dan mulut di dominasi kasus pencaputan gigi tetap dengan total sebanyak 46 orang.
D. Status Gizi
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang di indikasikn
oleh berta badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang
dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien (beck dalam creasoft, 2008).
Kelompok bayi dan anak balita adalah salah satu kelompok umur yang rentan terhadap penyakit-
penyakit kekurangan gizi, oleh sebab itu indikator yang paling baik untuk mengukur status gizi
masyarakat adalah dengan melalui pengukuran status gizi balita (supariasa, 2002).
1. Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (Bblr) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada
saat kelahiran kurang dari 2.500 gram. Kasus Bayi Berat Badan Lahir Rendah (Bblr) di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 23. Kasus Bayi Berat Badan Lahir Rendah (Bblr) Menurut Jenis Kelamin di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 23 di atas mununjukan di wilayah kerja puskesmas wolasi tanun 2017 kasus Bayi
berat badan lahir rendah (BBLR) sebanyak 4 orang yaitu dari desa Aunupe dan Mata Wolasi.
2. Status Gizi Balita
Kelompok bayi dan anak balita adalah salah satu kelompok umur yang rentan terhadap
penyakit-penyakit kekurangan gizi, oleh sebab itu indikator yang paling baik untuk mengukur status
gizi masyarakat adalah dengan melalui pengukuran status gizi balita (Supariasa, 2002). Cakupan
kasus balita gizi burukyang mendapat perawatan menurut jenis kelamin di Wilayah Kerja
Puskesmas Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 24. Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut
Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 24 diatas menunjukan kasus balita gizi buruk tidak terjadi di tahun 2017.
BAB IV
Gambar 25 di atas menunjukkan bahwa cakupan kunjungan ibu hamil, persalinan ditolong
tenaga kesehatan, dan pelayanan kesehatan ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi pada
tahun 2017 diantaranya jumlah ibu hamil di desa wolasi sebanyak, K1 sebanyak 15, K4 sebanyak 12,
jumlah bulin sebanyak 14, persalinan ditolong nakes sebanyak 11, mendapat yankes nifas sebanyak
11 dan mendapat vit A sebanyak 11. Di desa aoma sebanyak, K1 sebanyak 16, K4 sebanyak 14,
jumlah bulin sebanyak 15, persalinan ditolong nakes sebanyak 14, mendapat yankes nifas sebanyak
14 dan mendapat vit A sebanyak 14. Di desa amoito jaya sebanyak, K1 sebanyak 19, K4 sebanyak
17, jumlah bulin sebanyak 18, persalinan ditolong nakes sebanyak 18, mendapat yankes nifas
sebanyak 18 dan mendapat vit A sebanyak 18. Di desa leleka sebanyak, K1 sebanyak 16, K4
sebanyak 14, jumlah bulin sebanyak 19, persalinan ditolong nakes sebanyak 19, mendapat yankes
nifas sebanyak 19 dan mendapat vit A sebanyak 19. Di desa ranowila sebanyak, K1 sebanyak 24, K4
sebanyak 19, jumlah bulin sebanyak 20, persalinan ditolong nakes sebanyak 20, mendapat yankes
nifas sebanyak 20 dan mendapat vit A sebanyak 20. Di desa mata wolasi sebanyak, K1 sebanyak 15,
K4 sebanyak 15, jumlah bulin sebanyak 17, persalinan ditolong nakes sebanyak 17, mendapat yankes
nifas sebanyak 17 dan mendapat vit A sebanyak 17. Di desa aunupe sebanyak, K1 sebanyak 22, K4
sebanyak 13, jumlah bulin sebanyak 19, persalinan ditolong nakes sebanyak 18, mendapat yankes
nifas sebanyak 18 dan mendapat vit A sebanyak 18.
2. Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan
Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong agar setiap persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan dilakukan di pelayanan kesehatan. Pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi
terbukti berkontribusi terhadap turunnya risiko kematian ibu. demikian pula dengan tempat / fasilitas
kesehata1n, juga akan semakin menekan risiko kematian ibu.
3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu
(Saifuddin, 2005 : 122). Di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi bidan desa memberikan pelayanan
selama masa nifas melalui kunjungan rumah untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui
penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan
penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan
bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.
4. Kunjungan Neonatus
Kunjungan neonatus merupakan pelayanan kesehatan sesuai standart yang di berikan oleh
tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai 28
hari setelah lahir, baik di fasilitas maupun kunjungan rumah. Cakupan kunjungan neonatal menurut
jenis kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
Gambar 26. Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Kerja
Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 26 di atas menunjukkan bahwa cakupan kunjungan neonatal menurut jenis kelamin di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi pada tahun 2017 diantaranya di desa wolasi jumlah bayi sebanyak
11 orang dengan kunjungan neonatal sebanyak 11 orang dan kunjungan neonatal lengkap sebanyak
11 orang. Di desa aoma jumlah bayi sebanyak 16 orang dengan kunjungan neonatal sebanyak 16
orang dan kunjungan neonatal lengkap sebanyak 16 orang. Di desa Amoito jaya jumlah bayi sebanyak
18 orang dengan kunjungan neonatal sebanyak 18 orang dan kunjungan neonatal lengkap sebanyak
18 orang. Di desa Leleka jumlah bayi sebanyak 19 orang dengan kunjungan neonatal sebanyak 19
orang dan kunjungan neonatal lengkap sebanyak 19 orang. Di desa ranowila jumlah bayi sebanyak 20
orang dengan kunjungan neonatal sebanyak 20 orang dan kunjungan neonatal lengkap sebanyak 20
orang. Di desa mata wolasi jumlah bayi sebanyak 17 orang dengan kunjungan neonatal sebanyak 17
orang dan kunjungan neonatal lengkap sebanyak 16 orang. Di desa aunupe jumlah bayi sebanyak 19
orang dengan kunjungan neonatal sebanyak 19 orang dan kunjungan neonatal lengkap sebanyak 18
orang.
5. Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani
Neonatal dengan komplikasi yang ditangani adalah jumlah neonatus dengan komplikasi yang
ditolong dan dilayani oleh tenaga kesehatan terlatih (dokter dan bidan) di sarana pelayanan
kesehatan. Jumlah dan persentase penanganan komplikasi kebidanan dan komplikasi neonatal di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 27. Jumlah dan persentase penanganan komplikasi kebidanan dan komplikasi
neonatal di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 28 di atas menunjukkan bahwa proporsi peserta Kb aktif menurut jenis kontrasepsi di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi pada tahun 2017 di desa wolasi peserta Kb aktif berupa suntik
sebanyak 64 orang dan pil sebanyak 12 orang, desa aoma peserta Kb aktif berupa suntik sebanyak
89 orang dan pil sebanyak 21 orang, desa amoito jaya peserta Kb aktif berupa suntik sebanyak 100
orang dan pil sebanyak 17 orang, desa leleka peserta Kb aktif berupa suntik sebanyak 55 orang dan
pil sebanyak 10 orang, desa ranowila peserta Kb aktif berupa suntik sebanyak 70 orang dan pil
sebanyak 12 orang, desa mata wolasi peserta Kb aktif berupa suntik sebanyak 131 orang dan pil
sebanyak 8 orang, dan desa aunupe peserta Kb aktif berupa suntik sebanyak 620 orang dan pil
sebanyak 85 orang.
7. Pelayanan Imunisasi
Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara
memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah dilemahkan, dibunuh atau bagian-bagian
dari bakteri (virus) tersebut telah di modifikasi. Jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah dan
bisa di dapatkan secara gratis di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi yaitu: BCG, Hepatitis B, Polio,
DPT, Campak. Adapun cakupan imunisasi dpt-hb/dpt-hb-hib, polio, campak, dan imunisasi dasar
lengkap pada bayi menurut jenis kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017, dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :
Cakupan imunisasi hepatitis b < 7 hari dan bcg pada bayi menurut jenis kelamin di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 30. Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari Dan Bcg Pada Bayi Menurut Jenis
Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 30 di atas menunjukkan Cakupan imunisasi hepatitis b < 7 hari dan bcg pada bayi
menurut jenis kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017 diantaranya desa wolasi Hb <
7 hari sebanyak 15 orang dan BCG sebanyak 17 orang. Desa aoma Hb < 7 hari sebanyak 18 orang
dan BCG sebanyak 18 orang. Desa amoito jaya Hb < 7 hari sebanyak 15 orang dan BCG sebanyak
14 orang. Desa leleka Hb < 7 hari sebanyak 23 orang dan BCG sebanyak 25 orang. Desa ranowila Hb
< 7 hari sebanyak 19 orang dan BCG sebanyak 21 orang. Desa mata wolasi Hb < 7 hari sebanyak 22
orang dan BCG sebanyak 10 orang. Desa aunupe Hb < 7 hari sebanyak 11 orang dan BCG sebanyak
16 orang.
Persentase cakupan imunisasi TT pada ibu hamil menurut desa di Wilayah Kerja Puskesmas
Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 31. Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Desa Di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 31 di atas menunjukkan cakupan imunisasi TT pada ibu hamil menurut desa di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017 diantaranya Desa wolasi dengan jumlah ibu hamil
sebanyak 21 orang dan jumlah imunisasi tetanus toksoid yaitu TT1 tidak ada, TT2 sebanyak 5 orang,
TT3 sebanyak 5 orang, TT4 sebanyak 5 orang, TT5 sebanyak 3 orang, TT2+ sebanyak 6 orang. Desa
aoma dengan jumlah ibu hamil sebanyak 22 orang dan jumlah imunisasi tetanus toksoid yaitu TT1
sebanyak 2 orang, TT2 sebanyak 6 orang, TT3 sebanyak 6 orang, TT4 sebanyak 5 orang, TT5
sebanyak 1 orang, TT2+ sebanyak 13 orang. Desa amoito jaya dengan jumlah ibu hamil sebanyak 36
orang dan jumlah imunisasi tetanus toksoid yaitu TT1 tidak ada, TT2 sebanyak 2 orang, TT3 sebanyak
6 orang, TT4 sebanyak 5 orang, TT5 sebanyak 3 orang, TT2+ sebanyak 14 orang. Desa leleka
dengan jumlah ibu hamil sebanyak 24 orang dan jumlah imunisasi tetanus toksoid yaitu TT1 sebanyak
2 orang, TT2 sebanyak 2 orang, TT3 sebanyak 9 orang, TT4 sebanyak 11 orang, TT5 sebanyak 1
orang, TT2+ sebanyak 19 orang. Desa ranowila dengan jumlah ibu hamil sebanyak 38 orang dan
jumlah imunisasi tetanus toksoid yaitu TT1 sebanyak 1 orang, TT2 sebanyak 4 orang, TT3 sebanyak 8
orang, TT4 sebanyak 9 orang, TT5 sebanyak 3 orang, TT2+ sebanyak 16 orang. Desa mata wolasi
dengan jumlah ibu hamil sebanyak 25 orang dan jumlah imunisasi tetanus toksoid yaitu TT1 tidak ada,
TT2 sebanyak 6 orang, TT3 sebanyak 9 orang, TT4 sebanyak 7 orang, TT5 sebanyak 4 orang, TT2+
sebanyak 20 orang. Desa aunupe dengan jumlah ibu hamil sebanyak 27 orang dan jumlah imunisasi
tetanus toksoid yaitu TT1 sebanyak 1 orang, TT2 sebanyak 4 orang, TT3 sebanyak 11 orang, TT4
sebanyak 7 orang, TT5 sebanyak 4 orang, TT2+ sebanyak 12 orang.
Persentase cakupan imunisasi TT pada wanita usia subur(WUS) di Wilayah Kerja Puskesmas
Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 32. Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur (WUS) Di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 32 di atas menunjukkan cakupan imunisasi TT pada Wanita usia subur (WUS) di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017 diantaranya yang cakupannya tinggi berada pada desa
leleka dengan jumlah wus sebanyak 350 orang, dan yang rendah berada di desa aunupe sebanyak 85
orang. Hal ini terjadi disebabkan distribusi jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas wolasi tidak
merata, terlebih lagi desa aunupe merupakan desa pemekaran baru yang jumlah penduduknya masih
sedikit.
Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) menurut jenis kelamin di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 33. Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
Menurut Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 33 di atas menunjukkan tidak ada kasus penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I) menurut jenis kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017.
Cakupan desa/kelurahan universal child immunization (UCI) di Wilayah Kerja Puskesmas
Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 34. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
disini, menggambarkan berapa jumlah partisipasi masyarakat di desa tersebut yang telah tercapai.
Jumlah balita ditimbang menurut jenis kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017, dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 35. Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja
Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 35 di atas menunjukkan cakupan balita di wilayah kerja puskesmas wolasi yang
datang posyandu sudah baik, dari semua jumlah balita yang dilaporkan semuanya juga datang
posyandu dan ditimbang berat badannya. Adapun 1 kasus BGM yang terjadi di desa Amoito Jaya dan
desa aunupe.
Jumlah anak 0-23 bulan ditimbang menurut jenis kelamindi Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi
Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 36. Jumlah Anak 0-23 Bulan Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Kerja
Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 36 di atas menunjukkan cakupan baduta di wilayah kerja puskesmas wolasi yang
datang posyandu sudah baik, dari semua jumlah baduta yang dilaporkan semuanya juga datang
posyandu dan ditimbang berat badannya. Adapun 1 kasus BGM yang terjadi di desa Amoito Jaya dan
desa aunupe.
Gambar 37 di atas menunjukkan cakupan pemberian vitamin A pada bayi di wilayah kerja
puskesmas wolasi yang datang posyandu sudah baik, dari semua jumlah bayi yang menjadi sasaran
semuanya mendapatkan vitamin A. Berikut cakupan pemberian vitamin A pada balita.
Gambar 38. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Balita Menurut Jenis Di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 39 di atas menunjukan cakupan pemberian tablet Fe1 dan Fe3 pada ibu hamil di
wilayah kerja puskesmas wolasi sudah baik, hal ini dapat dilihat dari jumlah ibu yang mendapatkan
tablet Fe melebihi dari sasaran jumlah ibu hamil yang ada.
ASI merupakan sumber nutrisi pada bayi. Komposisi yang terkandung di dalam ASI
menunjang tumbuh kembang bayi apalagi terdapat kandungan antibodi alami yang dapat membantu
dalam mencegah infeksi dan ganguuan kesehatan pada bayi. Jumlah bayi yang diberi asi eksklusif
menurut jenis kelamindi Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Gambar 40. Jumlah Bayi Yang Diberi Asi Eksklusif Menurut Jenis Kelamin di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 40 di atas menunjukan cakupan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja puskesmas
wolasi masih kurang, banyaknya pengaruh faktor internal dan eksternal membuat banyak ibu
menyusui yang tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayinya.
C. Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Akses ke pelayanan kesehatan merupakan pusat dari penyelenggaraan sistem pelayanan
kesehatan. Untuk akses pelayanan kesehatan di wilayah Kerja Puskesmas Wolasi dapat dicapai
oleh masyarakat, tidak terhalang dengan keadaan geografis, sosial, ekonomi, organisasi dan
bahasa. Dalam hal ini untuk masyarakat yang jarak tempuhnya jauh dari puskesmas bisa
melakukan pemeriksaan pada bidan desa yang tinggal di setiap desa di Wilayah Kerja
Puskesmas Wolasi.
1. Cakupan Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK) adalah salah satu program jamsostek yang saat
ini bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Setiap tenaga kerja atau karyawan yang
mengikuti program JPK akan mendapatkan kartu pemeliharaan kesehatan (KPK) sebagai bukti
diri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di kantor-kantor pelayanan kesehatan. Untuk di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi masih jarang warga yang menggunakan BPJS
Ketenagakerjaan dikarenakan sebagian besar pendapatan yang diperoleh dari masyarakat
berasal dari hasil pertanian.
Jumlah kunjungan rawat jalan di wilayah Kerja Puskesmas Wolasi di tahun 2017
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016 dikarenakan meningkatnya jumlah pasien
konseling (kunjungan sehat).
3. Cakupan Rujukan
Upaya pelayanan kesehatan terus ditingkatkan kualitas dan ketersediaannya guna
memperbaiki cakupan pelayanan kesehatan. Pada tahun 2017 Jumlah Rujukan di Wilayah Kerja
Puskesmas Wolasi mengalami penurunan.
4. Sarana Pelayanan Kesehatan yang Memiliki Labotorium Kesehatan dan Tujuh Spesialis
Dasar
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dan menyediakan
pelayanan medis dasar dan atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga
kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis (Permenkes RI No.9, 2014). Di Wilayah Kerja
Puskesmas Wolasi belum memiliki labotorium kesehatan yang memadai.
D. Perilaku Hidup Masyarakat
1. Rumah Tangga ber-PHBS
Di wilayah Kerja Puskesmas Wolasi secara rutin tiap tahun dilakukan pendataan rumah
tangga ber-PHBS untuk menilai perilaku masyarakat sehubungan dengan masalah kesehatan
yang terjadi.Penilaian dilakukan dengan menggunakan 10 indikator perilaku hidup bersih dan
sehat.Hasil penilaian tiap indikator digunakan untuk menentukan klasifikasi tiap rumah
tangga.dimana Indikator PHBS yang dipakai adalah:
1 Persalinan oleh tenaga kesehatan
2 Balita diberi ASI Esklusif (di usia 0 - 6 bulan)
3 Balita dibawa keposyandu dalam 3 bulan terakhir
4 Anggota RT merokok di dalam rumah
5 Melakukan aktifitas fisik
6 Anggota RT mengkonsumsi sayur dan buah
7 Anggota RT mencuci tangan sebelum makan
8 Menggunakan air bersih
9 Penampungan air bebas jentik
10 Buang Air Besar (BAB) menggunakan Jamban.
Metode pendataan yang digunakan dengan cara menggunakan kuisioner dengan sampel
semua rumah tangga dalam satu desa. Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan
sehat (ber-phbs) menurut desa di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut :
Gambar 41. Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Ber-
Phbs) Menurut Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 41 di atas menunjukan persentase rumah tangga ber PHBS menurut desa di
wilayah kerja puskesmas wolasi masih dalam kategori belum baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah
rumah yang dipantau masih banyak rumah yang belum memenuhi kategori ber-PHBS. Masih
kurangnya pengetahuan dan empati masyarakat mengenai kesehatan, sehingga dalam 10
indikator PHBS masih Banyak yang belum terpenuhi dan dilakukan.
2. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. Jumlah posyandu menurut strata di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 42. Jumlah Posyandu Menurut Strata di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi
Tahun 2017
Gambar 42 di atas menunjukan jumlah posyandu di wilayah kerja puskesmas wolasi yaitu
posyandu dengan strata purnama sebanyak 9 posyandu dan posyandu dengan strata madya
sebanyak 3 posyandu.
Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM).
Jadi posyandu merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang kesehatan. Berikut jumlah
upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (ukbm) di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun
2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 43. Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 43 di atas menunjukan upaya kesehatan yang bersumber UKBM di wilayah kerja
puskesmas wolasi seperti polindes berada pada desa Wolasi, Amoito Jaya, Leleka dan Aunupe
masing-masing 1 gedung polindes masih dalam keadaan baik, senagkan untuk posbindu berada
pada semua desa.
3. Kelurahan/Desa Siaga Aktif
keberadaan kader pemberdayaan masyarakat/ kader kesehatan desa siaga aktif di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi tidak ada.
E. Penyehatan Lingkungan
1. Pemantauan/Pemeriksaan Rumah Sehat
Pemeriksaan rumah sehat dan sanitasi adalah rangkaian kegiatan dalam melakukan
penilaian lingkungan terhadap rumah dan saran ssnitasi yang dimiliki tiap keluarga, guna
mendapatkan kesimpulan memenuhi syarat atau tidak memenuhi persyarat kesehatan.
2. Keluarga yang Memiliki Akses terhadap Air Bersih
Keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi
Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 43. Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas
(Layak) di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
Gambar 43 di atas menunjukkan penduduk dengan akses terhadap air minum di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017 diantaranya desa wolasi yang menggunakan sumber sumur gali
terlindungi sebanyak 86 keluarga, sumur bor dengan pompa sebanyak 1 keluarga, mata air terlindungi
sebanyak 1 keluarga. Desa aoma yang menggunakan sumber sumur gali terlindungi sebanyak 67
keluarga dan mata air terlindungi sebanyak 6 keluarga. Desa amoito jaya yang menggunakan sumber
sumur gali terlindungi sebanyak 65 keluarga, mata air terlindungi sebanyak 1 keluarga. Desa leleka
yang menggunakan sumber sumur gali terlindungi sebanyak 98 keluarga, sumur bor dengan pompa
sebanyak 1 keluarga, mata air terlindungi sebanyak 2 keluarga. Desa ranowila yang menggunakan
sumber sumur gali terlindungi sebanyak 87 keluarga, mata air terlindungi sebanyak 1 keluarga. Desa
mata wolasi yang menggunakan sumber sumur gali terlindungi sebanyak 23 keluarga, mata air
terlindungi sebanyak 1 keluarga. Dan desa aunupe yang menggunakan sumber sumur gali terlindungi
sebanyak 68 keluarga, sumur bor dengan pompa sebanyak 1 keluarga.
3. Pemantauan Sarana Sanitasi Dasar Keluarga
Sarana sanitasi dasar yang sudah dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi meliputi
jamban keluarga (Jaga), Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), Tempat Pembuangan Sampah
(TPS), Penampungan Air, Keadaan Rumah.
4. Desa yang melaksanakan STBM
Desa yang melaksanakan STBM di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017, dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gambar 44. Penduduk Dengan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
BAB V
Demi menunjang segala aspek dalam kesehatan, maka perlu adanya pembangunan sarana
dan prasarana kesehatan. Hal ini akan memiliki dampak positif dalam menghasilkan sumber daya
manusia (SDM) yang berpotensi. Hal utama yang harus diperhatikan adalah kesehatan, maka dari itu
segala bentuk hal yang bertujuan untuk menjadikan Indonesia sehat adalah dimulai dengan
membangun sarana dan prasarananya. Saat ini, titik berat dari capaian sarana dan prasarana
kesehatan Kemenkes 2016-2017 adalah, pembangunan fisik dan penyediaan sarana dan prasarana
puskesmas, penyediaan sarana dan prasarana untuk layanan rujukan, hingga penyediaan sarana dan
prasarana untuk instalasi farmasi.
1. Gedung Puskesmas
Saat ini gedung puskesmas yang berfungsi sebanyak 2 (dua) gedung diantaranya gedung
induk Jumlah seluruh ruangan sebanyak 11 ruangan dengan luas sangat bervariasi, dari seluruh
ruangan tersebut difungsikan sebagai Ruang Kepala Puskesmas, Ruang Tata Usaha, Ruang
Bendahara, Ruang Kartu, Ruang Poliklinik Umum, Ruang Tindakan (UGD), Ruang Apotik dan gudang
obat, Ruang Poliklinik Gigi dan Mulut, Ruang Imunisasi/P2M/PKM, Ruang Gizi, Kamar Mandi/WC 2,
kamar mandi untuk pasien dan 1 kamar mandi untuk petugas. Sedangkan gedung Kia Jumlah seluruh
ruangan sebanyak 6 ruangan yang difungsikan sebagai Ruang Poli Kia, Ruang Bersalin, Ruang Jaga,
Ruang penjaga, Ruang Dapur, Kamar Mandi/WC 1. Berikut Fungsi, ukuran dan keadaan ruangan
Puskesmas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 45. Jumlah dan Keadaan Ruangan Puskesmas Tahun 2017
No Ruangan yang Ada Ukura Kondisi Kelengkapan
n (m 2)
1. Ruangan Ka. Puskesmas 12 m2 Baik 1 Bh Lemari, 1 Meja Biro
2. Ruangan Tata Usaha 6 m2 Baik 2 Bh Lemari, 2 Meja Biro
2
3. Ruangan Bendahara 6 m Baik 2 Bh Lemari, 2 Meja Biro, 2 Komputer
2
4. Ruangan Kartu 6m Baik 1 Meja, 1 Lemari
2
5. Ruang Poliklinik Umum 12 m Baik 1 Lemari Kaca, 1 Brankar, 1 Meja Biro, 1
Timbangan
6. Ruang Tindakan (UGD) 9 m2 Baik 1 Lemari Kaca, 2 Brankar
7, Ruang Apotik dan gudang obat, 18 m2 Baik 1 Meja, 2 Bh Lemari, 1 Lemari Kaca
8. Ruang Poliklinik Gigi dan Mulut 9 m2 Baik 1 Unit Dental Set, 1 Meja
9. Ruang Imunisasi/P2M/PKM 6 m2 Baik 1 Lemari , 1 Kulkas, 1 Meja
10 Ruang Gizi, 6 m2 Baik 1 Lemari, 1 Meja
.
11. Ruang Rapat 18 m2 Baik Kursi besi 3 set
Dari Tabel 45 di atas nampak bahwa secara kuantitatif jumlah ruangan masih kurang dan
perlu penambahan, misalnya; ruangan program, sebaiknya 1 program satu ruangan sehingga
segala bahan ataupun pencatatan yang bersangkutan dengan program tidak campur aduk.Secara
kualitatif, sejumlah ruangan ukurannya sangat kecil sehingga menimbulkan keterbatasan dalam
pelayanan.
Secara Umum kondisi semua ruangan dalam keadaan baik, namun sejumlah ruangan
tidak bisa berfungsi optimal karena selain ukurannya yang sempit, masih ada ruangan yang tidak
dilengkapi dengan meubeler (meja, kursi, lemari arsip). Namun dengan segala keterbatasan di
atas, semua staf tetap punya komitmen untuk memberikan pelayanan maksimal kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Posbindu
Kegiatan Posbindu adalah kegiatan yang melibatkan peran serta masyarakat dalam
rangka deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut dini faktor risiko penyakit tidak menular secara
mandiri dan berkesinambungan. Posbindu bisa dikatakan sebagai kegiatan UKBM, upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat. Manfaat atau tujuan dari posbindu umumnya lebih kepada
meningkatkan kesejahteraan hidup bagi mereka yang sudah berumur, termasuk juga lansia. dan
lebih di kedepankan terhadap kontrol PTM. Biasanya dengan adanya kegiatan posbindu di
masyarakat maka mereka yang memiliki penyakit diabete, DM, dll akan dapat terkontrol sehingga
derajat hidup mereka akan semakin baik. kegiatan yang biasanya sering dilakukan dalam
pelaksanaan kegiatan posbindu di masyarakat ini adalah pemeriksaan fisik, mulai dari urin, darah,
berat badan, tinggi badan. Jika ada keluhan maka bisa dirujuk ke Puskesmas. Biasanya petugas
puskesmas akan ikut membina kegiatan ini karena ini juga menjadi salah satu program UKM yang
bersumber daya dari masyarakat itu sendiri. Selain pemeriksaan ada juga kegiatan seperti senam
lansia. Selain upaya kesehatan fisik mereka juga diajak untuk hidup sehat bersama yang lain dan
satu sama lain saling memberikan dorongan untuk menjaga kesehatan masing masing. Di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi terdapat 7 posyandu lansia, dan 1 kelompok senam lansia.
3. Puskesmas Keliling
Puskesmas keliling adalah kegiatan puskesmas yang bertujuan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan terutama yang berhubungan dengan promotif dan preventif. Unit pelayanan
kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda 4 atau roda 2 dan peralatan
kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari Puskesmas. Fungsinya
menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan Puskesmas dalam wilayah kerjanya
yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Akan tetapi di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi
tidak terdapat puskesmas keliling.
B. Tenaga Kesehatan
1. Jumlah Tenaga Kesehatan (PNS dan Non PNS)
Jumlah tenaga kesehatan (PNS dan Non PNS) di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun
2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 46. Jumlah Tenaga Kesehatan (PNS) di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun
2017
NO NAMA / NIP GOL PENDIDIKAN
Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun
2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 48. Jumlah Tenaga Medis di Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Wolasi Tahun 2017
NO Puskesmas DOKTER DOKTER DOKTER GIGI DOKTER
UMUM UMUM (PNS) GIGI (PTT)
(PNS) (PTT)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L
+
P
1 Wolasi 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
JUMLAH I 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
(PUSKESMA
S)
Sumber :Data Primer yang di olah 2017
Tabel 48 di atas nampak bahwa jumlah tenaga medis di wilayah kerja puskesmas wolasi
tahun 2017 sebanyak 2 orang diantaranya 1 orang dokter umum dan 1 orang dokter gigi.
Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi
Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 49. Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja
Puskesmas Wolasi Tahun 2017
NO Puskesm BIDAN BIDAN D BIDAN S2 PERAWATa PERAWA
as D1 III DIV/S1 KEBIDAN T GIGI
AN
PN PT PN PT PN PT PN PT SPK S1 KEP NERS L P L
S T S T S T S T +
P
L P L+ L P L+ L P L+
P P P
1 Wolasi 0 0 8 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
JUML 0 0 8 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
AH
Sumber :Data Primer yang di olah 2017
Dari Tabel 49 di atas nampak bahwa jumlah tenaga keperawatan di wilayah kerja
puskesmas wolasi tahun 2017 sebanyak 3 orang diantaranya 1 orang perawat (SPK), 1 orang S1
keperawatan.
Jumlah Tenaga Kefarmasian Di Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun
2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 50. Jumlah Tenaga Kefarmasian Di Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja
Puskesmas Wolasi Tahun 2017
NO PUSKEMAS TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA APOTEKER TOTAL
TEKNIS
KEFARMASIANa
Analis Farmasi Asisten S1. FARM
Apoteker
L P L L P L L P L+ L P L+ L P L
+ + P P +
P P P
1 Wolasi 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLA 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
H
Sumber : Data Primer yang di olah 2017
Tabel 50 di atas nampak bahwa jumlah tenaga kefarmasian di wilayah kerja puskesmas
wolasi tahun 2017 sebanyak 1 orang.
Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Dan Kesehatan Lingkungan Di Fasilitas Kesehatan
di Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
1 Wolasi 0 4 4 0 2 2
JUMLA 0 4 4 0 2 2
H
Sumber : Data Primer yang di olah 2017
Tabel 51 di atas nampak bahwa jumlah tenaga kesehatan masyarakat di wilayah kerja
puskesmas wolasi tahun 2017 sebanyak 4 orang dan kesehatan lingkungan sebanyak 2 orang.
Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja
Puskesmas Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 52. Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Wolasi Tahun 2017
NO Puskesmas NUTRISIONIS DIETISIE TOTAL
N
L P L+P L P L+P L P L+P
1 Wolasi 1 4 5 0 0 0 0 0 0
1 4 5 0 0 0 0 0 0
JUMLAH
Sumber : Data Primer yang di olah 2017
Tabel 52 di atas nampak bahwa jumlah tenaga gizi masyarakat di wilayah kerja
puskesmas wolasi tahun 2017 sebanyak 5 orang.
Jumlah Tenaga Keterapian Fisik Di Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 53. Jumlah Tenaga Keterapian Fisik Di Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja
Puskesmas Wolasi Tahun 2017
NO Puskesma TENAGA KETERAPIAN FISIK TOTAL
s
FISIOTERAPIS OKUPAS TERAPI AKUPUNKTU
I S R
TERAPIS WICARA
L P L L P L L P L L P L L P L
+ + + + +
P P P P P
1 Wolasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
H
Sumber : Data Primer yang di olah 2017
Tabel 53 di atas nampak bahwa jumlah tenaga keterapian fisik di wilayah kerja puskesmas
wolasi tahun 2017 tidak ada.
Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja
Puskesmas Wolasi Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 54. Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolasi Tahun 2017
NO PUSKESMAS TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN
PEJABAT STAF JAFATAN STAF JURU TENAGA
STRUKTURAL PENUNJANG FUNGSIONAL PENUNJANG PENUNJANG
ADMINISTRASI PERENCANAAN KESEHATAN
C. Pembiayaan Kesehatan
1. Pembiayaan
Pembiayaan Program kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas Wolasi berasal darii
beberapa sumber yakni:
1.1.Dana APBD (anggaran pendapatan belanja daerah)
Jumlah anggaran dari dana APBN dan realisasi program di wilayah kerja
Puskesmas Wolasi Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 55. Pembiayaan Program di Puskesmas Wolasi Tahun 2017 yang Berasal Dari
Dana APBD
JUMLAH
NO. URAIAN DANA BELANJA ANGARAN REALISASI SALDO
(Rp)
1. Pembayaran Rekening Tagihan Listrik
- Januari
- Februari
- Maret
- April
- Mei
- Juni
- Juli
- Agustus
- September 163.788.00
- Oktober 153.178.00
- Nopember 246.927.00
- Desember 208.594.00
Jumlah Total 772.487.00
Tabel 54 di atas menunjukkan jumlah dana APBD Hanya di peruntukan pembayaran Rekening
Listrik Puskesmas dan pembelian Bahan Bakar Minyak untuk Ambulance.
Tabel 56. Planing 0f Action ( POA ) Dana BOK Anggaran Februari s/d Desember
Puskesmas Wolasi Tahun 2017
1. PROGRAM KESEHATAN
PRIORITAS
POS
1 Posyandu Bumil Posy. Dekat 1 12 12 Bln Jan-des Rp 50.000 Rp 7.200.000 BOK
Y
Trans. Pet. Dlm Rangka Maret,Ju
1 7 Desa 4 Bln Rp 50.000 Rp 1.350.000
2 Kelas Ibu Hamil Bumil Desa Dekat ni, BOK
Konsumsi + Snack 46 0rg 4 Bln Sept,Des Rp 15.000 Rp 2.760.000
Maret,Ju
Transport petugas Dalam
3 Bumil Desa Dekat 1 7 Desa 4 Bln ni, Sept, Rp 50.000 Rp 1.400.000 BOK
Rangka Sweeping K1
Nov
Trans. Pet. Dlm Rangka
4 1 7 Desa 3 Bln Rp 50.000 Rp 1.050.000
Kelas Ibu Balita Ibu April,Juli
Desa Dekat BOK
Snack Dalam Rangka Balita , Nov
50 0rg 3 Bln Rp 15.000 Rp 2.250.000
PR Kelas Ibu Balita
OG Trans. Pet. Dlm Rangka
RA 5 Kunjungan Rumah PUS Ibu Desa 1 7 Desa 1 Bln Feb Rp 50.000 Rp 350.000 BOK
M tdk ber KB / DO
KI Trans. Pet. Dlm Rangka bumil/Du April,Juli
A 6 Desa Dekat 1 3 Desa 3 Bln Rp 50.000 Rp 450.000 BOK
Kemitraan Bidan & Dukun kun ,Sept,
Transport Petugas Dalam Desa Dekat 2 6 Desa 2 Bln Rp 50.000 Rp 600.000
Bidan April &
7 Rangka Supervisi Kapus & Desa Sedang 2 4 Desa 2 Bln Rp 65.000 Rp 520.000 BOK
Desa Sept
Bikor Desa jauh 2 4 Desa 2 Bln Rp 80.000 Rp 640.000
Sekolah sekol
5 15 1 Bln Rp 50.000 Rp 750.000
Dekat ah
Sekolah sekol
5 20 1 Bln Rp 65.000 Rp 1.300.000
Anak Sedang ah
8 Penjaringan Anak Sekolah Agustus BOK
Sekolah Sekolah sekol
2 2 1 Bln Rp 65.000 Rp 130.000
Sedang ah
sekol
Sekolah jauh 5 15 1 Bln Rp 80.000 Rp 1.200.000
ah
PR Posy.Dekat 1 4 Posy. 12 Bln Rp 50.000 Rp 2.400.000
OG Bayi, Posy.Sedang 1 4 Posy. 12 Bln Rp 65.000 Rp 3.120.000
1 Posyandu ( Imunisasi ) Jan - Des BOK
RA Balita
Posy. jauh 1 4 Posy. 12 Bln Rp 80.000 Rp 3.840.000
M
IM Transort Petugas Dalam Desa Dekat 1 3 Desa 12 Bln Rp 50.000 Rp 1.800.000
UN Bayi,
2 Rangka Sweeping Desa Sedang 1 2 Desa 12 Bln jan-des Rp 65.000 Rp 1.560.000 BOK
ISA Balita
Imunisasi Desa jauh 1 2 Desa 12 Bln Rp 80.000 Rp 1.920.000
SI
SD Dekat 2 4 SD 2 Bln Septembe Rp 50.000 Rp 400.000
Transport Petugas Dalam
4 Anak SD SD Sedang 2 6 SD 2 Bln r & Rp 65.000 Rp 780.000 BOK
Rangka kegiatan Bias
SD Jauh 2 4 SD 2 Bln Oktober Rp 80.000 Rp 640.000
Jan,Feb,
Transport Petugas Dalam Apr,Mei,
5 Rangka Pengambian Dinkes Dinkes 1 1 SD 8 Bln Juli,Agus Rp 85.000 Rp 680.000 BOK
Vaksin Rutin t,Okt,No
v
Transport Petugas Dalam
Septembe
6 Rangka Pengambian Dinkes Dinkes 1 1 SD 1 Bln Rp 85.000 Rp 85.000 BOK
r
Vaksin Bias
Posy.Dekat 1 4 Posy. 12 Bln Rp 50.000 Rp 2.400.000
Bayi,Bali
1 Posyandu Posy.Sedang 1 4 Posy. 12 Bln Jan - des Rp 65.000 Rp 3.120.000 BOK
ta
Posy. jauh 1 4 Posy. 12 Bln Rp 80.000 Rp 3.840.000
Ibu
Maret s/d
2 PMT Penyuluhan bayi Posy. 12 Posy. 10 Bln Rp 200.000 Rp 24.000.000 BOK
Des
/Balita
Tranport Petugas Dalam Posy.Dekat 1 4 Posy. 10 Bln Rp 50.000 Rp 2.000.000
Ketua Maret s/d
4 Rangka Pemberian PMT Posy.Sedang 1 4 Posy. 10 Bln Rp 65.000 Rp 2.600.000 BOK
Kader Des
Penyuluhan Posy. jauh 1 4 Posy. 10 Bln Rp 80.000 Rp 3.200.000
Transport Petugas Dalam Balita Desa Dekat 1 3 Desa 2 Bln Feb,Agus Rp 50.000 Rp 300.000 BOK
5 Desa Sedang 1 2 Desa 2 Bln Rp 65.000 Rp 260.000
PR Rangka Sweeping Vit. A t
OG Desa jauh 1 2 Desa 2 Bln Rp 80.000 Rp 320.000
RA Transport Petugas Dalam TK Dekat 2 6 Desa 2 Bln Rp 50.000 Rp 600.000
M Feb &
6 Rangka Distribusi Vit.A Apras TK/PAUD 2 4 Desa 2 Bln Rp 65.000 Rp 260.000 BOK
GI Agust.
Dan SDIDTK dan Apras TK Jauh 2 4 Desa 2 Bln Rp 80.000 Rp 640.000
ZI
Transport Petugas Dalam Desa Dekat 1 3 Desa 2 Bln April,No Rp 50.000 Rp 300.000
Rangka Pelacakan Gizi Bayi, Desa Sedang 1 2 Desa 2 Bln v Rp 65.000 Rp 260.000
7 BOK
Buruk / Gizi Kurang dan Balita
Konfirmasi kasus Desa jauh 1 2 Desa 2 Bln Rp 80.000 Rp 320.000
Transport Petugas Dalam Desa Dekat 1 3 Desa 1 Bln Rp 50.000 Rp 150.000
8 Rangka Pemantauan Status Balita Desa Sedang 1 2 Desa 1 Bln Mei Rp 65.000 Rp 130.000 BOK
Gizi (PSG) Desa jauh 1 2 Desa 1 Bln Rp 80.000 Rp 160.000
Desa Dekat 2 1 Desa 1 Bln Rp 50.000 Rp 100.000
Transport pet,dalam rangka Bayi,
9 Desa Sedang 2 2 Desa 1 Bln Agustus Rp 65.000 Rp 260.000
Validasi kasus Gizi Kurang Balita
Desa jauh 2 1 Desa 1 Bln Rp 80.000 Rp 160.000
10 Bumil Desa Dekat 1 3 Desa 3 Bln Rp 50.000 Rp 450.000 BOK
Sekolah
1 3 1 Bln Rp 50.000 150.000
Trans.Petugas dalam Dekat
Siswa/Sis Sekolah Septembe
13 rangka sosialisasi 1 5 1 Bln Rp 65.000 325.000
wi Sedang r
penyalahgunaan Obat
Sekolah Jauh 1 3 1 Bln Rp 80.000 240.000
KE Transport Pet.dalam rangka Kelompo Septembe
1 Desa Dekat 2 6 Desa 1 Bln Rp 50.000 Rp 300.000 BOK
SJ pendataan k r
AO kesehatan kerja dan Desa Sedang 2 4 Desa 1 Bln Rp 65.000 Rp 260.000
Informal
R Olahraga Desa jauh 2 4 Desa 1 Bln Rp 80.000 Rp 320.000
PR Trans. Petugas dlm rangka Desa Dekat 2 6 Desa 2 Bln Rp 50.000 Rp 600.000
OG Pemeriksaan Kontak Masyarak Maret,
1 Desa Sedang 2 4 Desa 2 Bln Rp 65.000 Rp 520.000 BOK
RA Serumah & Dan at Nov
M Pengambilan Spesimen Desa jauh 2 4 Desa 2 1 Rp 80.000 Rp 640.000
P2P Transport Petugas Dalam
(T Masyarak April,
2 Rangka Kunjungan Rumah Desa Dekat 1 1 Desa 2 Bln Rp 50.000 Rp 100.000 BOK
B at Sept
Bagi Pasien TB Mangkir
PA Transport Petugas Dalam
RU April,
3 Rangka Pengambilan Obat Dinkes Dinkes 1 1 SD 2 Bln Rp 85.000 Rp 170.000 BOK
) Sept
TB
PR Desa Dekat 2 6 Desa 1 Bln Rp 50.000 Rp 300.000
Transport Petugas Dalam
OG Masyarak
1 Rangka Pelacakkan Kasus Desa Sedang 2 4 Desa 1 Bln Mei, Rp 65.000 Rp 260.000 BOK
RA at
Kusta
M Desa jauh 2 4 Desa 1 Bln Rp 80.000 Rp 320.000
P2P Transport Petugas Dalam
(K Rangka Kunjungan Rumah Masyarak
US 2 Desa Dekat 1 1 Desa 2 Bln sept,Nov Rp 50.000 Rp 100.000 BOK
Bagi Pasien Kusta Yang at
TA) Mangkir Minum Obat
•Pembuatan Spanduk
80 X 120 2 Buah 1 Kali Rp 150.000 Rp 300.000
Update Peta Sanitasi
Transport Petugas Dalam Masyarak Septembe
5 Desa Dekat 2 1 Desa 1 Kali Rp 50.000 Rp 100.000 BOK
rangka Kampanye CTPS at r
Transport Petugas Dalam
Anak Sekolah sekol Septembe
6 Rangka Kampanye Higiene 2 1 1 Bln Rp 50.000 Rp 100.000 BOK
Sekolah Dekat ah r
Sanitasi sekolah
Transport Petugas
Verifikasi Desa Stop Masyarak
7 Desa Dekat 2 2 Desa 4 OT Nov BOK
Buang Air Besar at
Sembarangan (SBS)
Trans. Petugas dlm rangka Desa Dekat 3 9 Desa 1 Bln Rp 50.000 Rp 450.000
Masyarak
11 Survei Jentik & Pemberian Desa Sedang 3 6 Desa 1 Bln Maret Rp 65.000 Rp 390.000 BOK
at
Abate Desa jauh 3 6 Desa 1 Bln Rp 80.000 Rp 480.000
2. MANAJEMEN PUSKESMAS
1 Akomodasi Minlok Staf Pusk 35 1 Kali 1 Bln Jan Rp 50.000 Rp 1.750.000 BOK
Puskesmas (Konsumsi +
Snack)
Feb,April
,
Akomodasi Minlok
Mei,Juni,
2 Puskesmas (Konsumsi + Staf Pusk 42 1 Kali 8 Bln Rp2.100.000 Rp 16.800.000 BOK
Agust,Se
Snack)
p, Okt,
& Des
Akomodasi Minlok Lintas
Lintas Maret,
3 Sektoral (Konsumsi & Pusk 50 1 Kali 3 Bln Rp2.500.000 Rp 7.500.000 BOK
Sektor Juli,Nov
Snack )
4 Kontrak Tenaga Promkes 1 kali 11 Bln Feb-Des Rp 500.000 Rp 5.500.000 BOK
Trans pet. Dlm Rangka
5 penyetoran lap. bulanan Dinkes 1 Kali 6 Bln Feb-Juli Rp 85.000 Rp 510.000 BOK
puskesmas
Konsultasi Laporan
6 Dinkes 1 Kali 5 Bln Agt-Des Rp 85.000 Rp 425.000 BOK
Bulanan
Trans pet. Dlm Rangka
Januari-
7 Penyetoran LPJ BOK ke Dinkes 1 kali 12 Bln Rp 85.000 Rp 1.020.000 BOK
des
dinkes
Trans Kapus Dlm Rangka
8 Dinkes 2 Kali 12 Bln Jan-des Rp 85.000 Rp 2.040.000 BOK
Konsultasi BOK ke dinkes
Trans Pengelola Dlm
9 Rangka Konsultasi BOK Dinkes 2 Kali 12 Bln Jan-des Rp 85.000 Rp 2.040.000 BOK
ke dinkes
Transort Petugas Dalam
Septembe
10 Rangka Konsultasi Renbut Dinkes 1 kali 1 Bln Rp 85.000 Rp 85.000
r
SDMK
11 ATK Puskesmas 1 Kali 12 Bln Jan-des Rp 650.000 Rp 7.715.000 BOK
12 Penggandaan Puskesmas 1 Kali 12 Bln Jan-des Rp 400.000 Rp 4.965.000 BOK
JUMLAH Rp 281.863.800
2. Penarikan Dana
Penarikan Dana BPJS yang dilakukan oleh pengelola berdasarkan hasil Rekomendasi
oleh tim Verifikator Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan. Adapun tahapan penarikan
dana yang dilakukan tiap Puskesmas yaitu :
1. Menyetor Laporan Pertanggung Jawaban Bulan Sebelumnya ke Dinas Kesehatan Kabipaten
Konawe Selatan, dan Mengambil rekomendasi dari Tim Verifikator.
2. Menandatangani Cek dalam hal ini Kepala Puskesmas dan Bendahara Puskesmas yang telah
di sediakan oleh Pihak Bank BPD cabang Puunggaluku.
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan, dimana sangat di butuhkan
Sumber Daya Manusia yang mau dan mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal, Selain SDM yang baik, ketersediaan Dana merupakan salah satu f aktor yang
mempengaruhi Proses pelayanan yang baik dan Optimal.
B. Saran
Untuk menuju tercapainya Visi dan Misi di bidang pelayanan kesehatan maka di harapkan
kepada jenjang yang lebih tinggi untuk memberikan kontribusi yang baik terhadap pembinaan
Sumber Daya Manuasia dan Sumber Dana yang Optimal.