Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK

PT. BEIERSDORF INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

Berikut merupakan latar belakang, lingkup observasi, serta manfaat diadakannya


Kuliah Kerja Nyata-Praktek (KKNP).

1.1 LATAR BELAKANG


Kegiatan Kuliah Kerja Nyata-Praktek (KKN-P) merupakan salah satu program kuliah
wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa Jurusan Teknik Industri Universitas
Brawijaya dan sebagai salah satu syarat kelulusan mahasiswa S-1 Teknik Industri. Kegiatan
ini dilaksanakan sebagi bentuk penerapan atas ilmu-ilmu yang telah didapatkan oleh
mahasiswa selama proses pembelajaran secara teori di perkuliahaan kedalam dunia kerja
secara langsung di lapangan. Melalui kegiatan KKN-P mahasiswa dapat mengetahui,
memahami, mempelajari serta mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam perusahaan
tersebut. Dan mendapat gambaran nyata bentuk aplikasi ilmu di dunia kerja.
Dalam kegiatan KKN-P, mahasiswa diharapkan lebih memahami teori dan praktek
yang terkait dengan sistem industri, mahasiswa mampu memahami realita di lapangan
sehingga mampu menjadi tenaga kerja yang berkompeten dan berdaya saing serta mampu
bertanggung jawab dan disiplin. Selain itu kegiatan KKN-P ini juga dapat mempererat
hubungan antara pihak perusahaan dengan pihak Universitas Brawijaya.
Pada kesempatan kali ini, kegiatan KKN-P dilaksanakan di PT. Beiersdorf Indonesia
yang berlokasi di Jalan Raya Randu Agung KM 75 Singosari, Malang. PT.Beiersdorf
Indonesia merupakan salah satu anggota dari Beierdorf AG Jerman yang merupakan
perusahaan multinasional yang bergerak dalam bidang kosmetika, farmasi dan produk
kesehatan lainnya. PT Beiersdorf Indonesia sendiri merupakan produsen, importir dan
distributor dengan produk utama Nivea dan Hansaplast.

1.2 LINGKUP OBSERVASI


Berikut merupakan lingkup observasi Kuliah Kerja Nyata Praktek (KKN-P) di PT.
Beiersdorf Indonesia ini meliputi:
1. Gambaran umum Perusahaan PT. Beiersdorf Indonesia
2. Organisasi dan manajemen dari Perusahaan PT. Beiersdorf Indonesia
3. Alur serta proses produksi Perusahaan PT. Beiersdorf Indonesia

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 1


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

4. Topik khusus KKN-P di Perusahaan PT. Beiersdorf Indonesia yaitu “Pengukuran


Kerja pada proses Manual Packing Produksi Hansaplast”

1.3 MANFAAT KULIAH KERJA NYATA-PRAKTEK


Adapun Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata
Praktik (KKN-P) ini adalah:
1. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan dan metodologinya yang selama ini
telah diterima di perkuliahan pada dunia kerja
2. Menguji kemampuan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah diperoleh.
3. Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai keadaan dunia kerja nyata
sehingga memotivasi untuk mempersiapkan dirinya.
4. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa dalam mengenal prosses kerja di
lapangan sehingga dapat memahami serta mengidentifikasi masalah dan berupaya
menyelasikan dan memberi solusi atas permasalaahan yang ada di perusahaan
5. Menjembatani hubungan kerjasama antara Perusahaan dengan Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya Malang

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 2


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI

Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum organisasi PT. Beiersdorf
Indonesia seperti sejarah perusahaan, sejarah perkembangan produk, profil PT Beiersdorf
Indonesia, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, deskripsi produk,
flowchart proses produksi dan deskripsi proses produksi.

2.1 SEJARAH PERUSAHAAN DAN LINI MASA PERKEMBANGAN


PERUSAHAAN
Sejarah Beiersdorf dimulai dari sebuah apotek kecil di dekat gereja St. Michael di
Hamburg, Jerman. Nama Beiersdorf sendiri di ambil dari nama pemiliknya yaitu Paul C.
Beiersdorf. Sebelumnya, ia merupakan direktur Teknik pabrik Galvanis di Moskow, yang
kemudian menjadi pemilik bersama sebuah perusahaan manufaktur peralatan di Berlin,
kemudian menjadi pemilik apotek di Bärwalde dan kemudian di Silesian Grünberg. Dengan
membeli apotek di dekat gereja St. Michael di Hamburg yang ia berharap bisnis nya dapat
berkembang dan menguntungkan. Sebagai seorang ahli fisika ia kemudian mendirikan
laboratorium dan menawarkan jasa nya kepada para dokter. Salah satu nya yaitu Prof. Paul
Gerson Unna, seorang dokter kulit yang terkemuka pada saat itu. Berkat kerjasama kedua
nya mereka berhasil mengembangkan proses produksi plester medis dan mendaftarkan hak
paten pertama nya tersebut pada tanggal 28 maret 1882 yang kemudian dianggap sebagai
tanggan pendirian perusahaan Beiersdorf.

Gambar 2.1 Spesifikasi paten sebagai dokumen pendiri perusahaan

Setahun berikutnya, Beiersdorf menjual apotek tersebut, dan memindahkan


laboratorium ke Altona, yang sekarang merupakan bagian dari kota Hamburg. Pada tahun
1890 seorang apoteker bernama Dr. Oscar Troplowitz mengakuisisi laboratorium tersebut

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 3


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

dari Paul C. Beiersdorf dan dengan cepat mengembangkannya menjadi perusahaan barang
bermerek terkemuka. Pada tahun 1892, dia membangun pabrik baru di Hanburg-Eimsbüttel,
yang sampai saat ini merupakan lokasi kantor pusat perusahaan Beiersdorf. Dari pabrik
tersebutlah diproduksi merek barang konsumsi seperti Labello dan NIVEA serta plester dan
produk farmasi. Sejak awal Troplowitz memiliki jiwa pengusaha sejati, dia berorientasi
pelanggan dan pasar dan berpikir secara internasional. Dia melanjutkan kerja sama Paul C.
Beiersdorf dengan Prof. Paul Gerson Unna dan merekrut ahli kimia Dr. Isaac Lifschütz atas
rekomendasi Unna. Lifschütz adalah penemu bahan pengemulsi Eucerit, bahan dasar dan
kunci dari sifat unik dari NIVEA Crème. Keberhasilan perusahaan dalam linkup
internasional dimulai pada tahun 1893 dimana perusahan Beiersdorf menandatagani kontrak
dengan perusahaan perdagangan Amerika Serikat yaotu Lehn&Fink.

Gambar 2. 2 Surat perjanjian kerja sama internasional pertama dengan perusahaan perdagangan New
York Lehn & Fink

Pada tahun 1906 Dr. Otto Hanns Mankuewics yang meruakan saudara ipar dari
Troplowitz menjadi mitra perusahaan. Mankiewicsz sendiri berfokus pada masalah merek
dagang di Perusahaan. Dari kemitraan tersebuk keduanya membuat prestasi yang paling
signifikan saat itu. Keduanya berhasil menciptakan merek yang begitu terkenal saat ini,
seperti Labello (1909) dan NIVEA (1911). Didorong oleh inovasi, mereka menciptakan
barang bermerek dengan kualitas yang dapat diandalkan secara konsisten dan manfaat nyata
bagi konsumen yang luas. Troplowitz yakin bahwa ini akan menjadi konsep yang sukses
untuk masa depan. Dia melihat banyak peluang untuk produk perawatan kosmetik pada
khususnya. Hal ini yang dijadikan fondasi untuk orientasi strategis perusahaan sampai daat
ini

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 4


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Gambar 2.3 Produk Labello lip balm pertama

Dalam perjalanan 20 tahun berikutnya, Troplowitz mendirikan kantor perwakilan dan


afiliasinya di semua benua di dunia. Ini membawa produk bermerek Beiersdorf kepada
pelanggan internasional. 34 kantor perwakilan telah didirikan pada awal Perang Dunia
Pertama dan dua afiliasi yang terdaftar di Inggris dan Austria.
Merek kosmetik baru seperti NIVEA dan Labello dan merek plester, Hansaplast dan
Leukoplast, merupakan keberhasilan internasional yang dicapai perusahaan pada tahun
1920-an dan 1930-an. Terutama bisnis NIVEA membuat kemajuan luar biasa saat ini.
Dengan banyaknya peluncuran produk baru, NIVEA menjadi merek Beiersdorf yang paling
sukses. Salah satu hasil dari perkembangan positif dari merek di pasar internasional adalah
ekspansi besar kapasitas manufaktur.
Pada tahun 1930, Beiersdorf memiliki production center di 23 negara di seluruh dunia.
Brosur perusahaan dari tahun 1929 menyatakan bahwa kantor perwakilan dapat ditemukan
di "hampir setiap negara beradab di dunia". Pada pemasarannya, semua produk Beiersdorf
yang dijual di pasar internasional memiliki kemasan dalam bahasa lokal, yang sebagian besar
diproduksi di Hamburg dan kemudian dikirim ke seluruh dunia.
Pada awal Perang Dunia Kedua, jaringan perusahaan internasional telah diciptakan di
seluruh dunia. Setelah perang, hampir semua perusahaan ini disita sebagai properti musuh
dan merek dagang NIVEA dijual di masing-masing negara hal ini merupaka pukulan serius
bagi bisnis internasional Beiersdorf.

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 5


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Gambar 2.4 Surat hubungan bisnis di 34 negara.

Seiring dengan upayanya untuk membangun kembali bisnisnya, Beiersdorf mencoba


memulihkan merek dagangnya di setiap negara yang bersangkutan, seperti:
1. 1952 Belanda
2. 1958 Argentina, Swiss, Brasil
3. 1961 Swedia
4. 1963 Meksiko
5. 1966 Finlandia
6. 1966 Denmark
7. 1968 negara-negara Persemakmuran Afrika (kecuali Afrika Selatan)
8. 1973 AS
9. 1974 Prancis termasuk bekas koloni (sekarang Chad, Mali, Kamerun, dan Kongo)
10. 1977 Hong Kong, Thailand, Malaysia, Singapura, Gibraltar, Siprus, Malta, Bermuda,
Bahama, Jamaika, Barbados, dan Trinidad dan Tobago
11. 1985 Norwegia
12. 1992 Kerajaan Inggris, Irlandia, Kanada, Afrika Selatan, Selandia Baru, India,
Pakistan, Israel, Australia
13. 1993 Rumania
14. 1997 Polandia
Proses ini selesai pada tahun 1997 dengan pembelian kembali merek dagang NIVEA
untuk Polandia. Beiersdorf sekarang memiliki merek dagang NIVEA di seluruh dunia lagi.
Selain itu, pasar baru didirikan dan afiliasi didirikan sejak tahun 1950 dan seterusnya.
Sebagai hasilnya, Perusahaan memiliki 74 afiliasi internasional pada akhir tahun 1990-an
dan menghasilkan hampir 70% dari penjualannya di luar Jerman. Saat ini, jumlah afiliasi
internasional telah meningkat lagi menjadi lebih dari 160. Merek NIVEA, Eucerin, dan La

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 6


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Prairie yang sukses adalah kunci keberhasilan internasional ini dan memungkinkan
Beiersdorf berada di seluruh dunia.

2.2 SEJARAH PRODUK


Dalam memproduksi produknya PT Beiersdorf tak luput dari berbagai inovasi hal ini
bertujuan untuk tetap meningkatkan kualitas nya ataupun mengeluarkan produk baru yang
dapat memenuhi kebutuhan konsumen setiap zaman dan di berbagai negara. Berikut
merupakan sejarah perkembangan dari produk PT Beierdorf yakni produk Nivea dan produk
Hansaplast
2.2.1 Sejarah Produk NIVEA

Gambar 2.5 Produk NIVEA Creme pertama.

Sejarah produk NIVEA berawal dari kesukseskan produk NIVEA Crème pada tahun
1911. Produk tersebut merupakan hasil dari campuran eucerit, minyak dan air. Eucerit
sendiri merupakan hasil temuan dari Dr Isaac Lifschütz, zat tersebut bertindak sebagai
pengemulsi untuk menggabungkan minyak dan air menjadi campuran yang sangat haslus
dan stabil. Dermatologist Professor Paul Gerson Unna mengagumi pengetahuan spesialis Dr.
Lifschütz di bidang ini dan mempresentasikannya kepada Dr Oscar Troplowitz, seorang ahli
kimia dan pendiri Beiersdorf. Dia menyadari bahwa emulsi air dalam minyak akan
membentuk dasar sempurna untuk krim kulit kosmetik. Nama NIVEA, berasal dari kata
Latin "nix, nivis" dan berarti "salju". Ketika diterjemahkan, NIVEA secara harfiah berarti
"salju putih pemberian nama tersebut terinspirasi dari warna hasil emulsi yang bewarna
putih salju. NIVEA berhasil menjadi perawatan kulit pertama yang dapat dieskpor ke seluruh
dunia tanpa kehilangan kualitas dan konsistensinya.

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 7


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Gambar 2.6 Surat permohonan paten diajukan untuk Eucerit

Tiga tahun setelah NIVEA Crème megawali debutnya di Hamburg, tersedia disetiap
benua dan hamper setengah dan penjualan NIVEA berasal dari luar negeri. Pada tahun 1914
NIVEA membuat pusat produksi tidak hanya di Hamburg saja tapi juga di Buenos Aires,
Kopenhagen, Meksiko, Moskow, New York, Paris dan Sidney Dalam pemasaranya NIVEA
berusaha untuk menyesuaikan dengan kebutuhan perawatan Kulit orang dan berbagai negara.
Hal ini lah yang mendasari inovasi dan pemasaran produk NIVEA lainnya Seperti, di negara-
negara dingin NIVEA menekankan kemampuan produk nya untuk melindungi kulit dari
salju, angina dan hujan. Selain itu , pada tahun 1930-an untuk memenuhi permintaan pasar
di Asia yang menginginkan produk perawatan kulit yang bisa meringankan kulit makan
NIVEA menciptkan NIVEA Whitening Paste. Adapaun untuk negara dengan iklim yang
lebih panas maka NIVEA Sun jauh lebih banyak dipasarkan.
Pada tahun 1960-an karavan NIVEA dan bola NIVEA menjadi ikon di tempat-tempat
wisata seperti pantai. Pada saat itu pulalah bahwa para ilmuwan pertama kali menemukan
hubungan antara paparan sinar matahari, kanker kulit, dan kerusakan kulit, seperti penuaan
dini. Penemuan ini mendorong peneliti kami untuk mengembangkan produk inovatif yang
dapat melindungi orang dari efek ini, dan membuat kita bisa menikmati sinar matahari
dengan aman. Selama beberapa dekade berikutnya, terobosan mereka menyebabkan
sejumlah inovasi perawatan kulit ttermasuk:
• Tabir surya dengan SPF
• Tabir surya semprot
• Krim pelembab sinar matahari, seperti rangkaian NIVEA Sun Visage
• Produk khusus untuk anak-anak, bayi dan kulit sensitive

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 8


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Sejak awal peluncuran produk NIVEA sudah menyadari adanya kebutuhan perawatan
kulit pria yang sama seperti wanita. Sehingga pada tahun 1922 pun NIVEA memperkenalkan
produk perawatan pertama untuk pria yaitu NIVEA Shaving Soap. Tetapi mereka menyadari
adanya kebutuhan lainnya yang harus di tangani maka pada tahun 1980 menetapkan tren lain
dengan meluncurkan produk After-shave balm sehingga para pria dapat merasakan
kenyamanan dan menghilangkan iritasi saat bercukur. Pada tahun 1986 NIVEA kembali
meluncurkkan produk NIVEA for Men yang merupakan rangkaian perawatan kulit yang
diciptakan khusus untuk pria. Dari krim hingga alat cukur listrik dari kontrol minyak sampai
anti penuaan. Dari scrub wajah hingga body wash. Lini produk NIVEA for Men telah
berlipat ganda sejak sabun pencukur pertama itu. Dan itu akan terus berkembang seiring
kebutuhan perawatan kulit pria yang selalu berubah. Pada tahun 1998 NIVEA berhasil
mengembangkan Q10 sebagai anti penuaan dan memperkenalkanya ke pasar. Pada tahun
2000an mulai dari tahun 2011 NIVEA telah mempekerjakan lebih dari 850 ilmuwan dan
Skin Research yang berada di Hamburg telah diakui sebagai salah satu institusi perawatan
kulit tercanggih di dunia.
Selama bertahun-tahun atas dedikasi dan prestasi NIVEA menghasilkan kemajuan
perawatan kulit mulai dari krim kulit, body lotion, SPF sunscreen, aftershave bebas alkohol,
perawatan kulit untuk kulit dewasa, produk anti penuaan dengan Q10, deodorant dan lain-
lain yang dapat diterima masyarakat hingga saat ini. Hal ini dikarenakan dalam
mengembangkan produknya NIVEA diuji pada banyak orang dalam berbagai situasi
sebelum mulai dijual, ini dilakukan utnuk menciptakan produk perawatann kulit yang sesuai
dengan banyak faktor termasuk jenis kulit, ras, jenis kelamin, usia dan budaya serta tempat
tinggal. Dan untuk kedepannya NIVEA akan teteap berinovasi unutk menciptakan terobosan
perawatan kulit lainnya.

2.2.2 Sejarah Produk Hansaplast


Sejarah Hansaplast dimulai pada tahun 1922 perkembanganya didasari oleh maasih
sedikitnya plester yang ada. Kemudian, pada tahun 1930 plester anti bakteri pertama
diperkenalkan mengandung perak halus dengan tujuan pengurangan bakteri yang diberi
nama Hansaplast Silver, namun karena produksi terlalu mahal, produk ditarik kembali dari
pasar. Pada tahun 1953 Hansaplast memperkenalkan plester anti air dan bagi jari untuk
pertama kalinya. Sebagai bentuk inovasi pada tahun 1960 Hansaplast mengeluarkan produk
hansalast Setrip dalam kemasan individu dan steril.

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 9


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Gambar 2.7 Produk Hansaplast pertama diluncurkan

Pada tahun 1978 Plester pertama khusus untuk apotek diperkenalkan, khusus untuk
perawatan kulit sensitif yang dikenal sebagai Hansamed. Pada tahun 1984 Hansaplast
mengeluarkan produk plester elastis pertama nya. Pada tahun 1996 hansaplast mengeluarkan
produk setrip Aqua Protect sebagai bentuk inovasi plaster tahan air. Tahun 1999 lini produk
hansaplast mulai berkembang mencakup perban persendian untuk tangan, siku, kaki dan
lutut 2002 Plester besar dan jenis pereda rasa sakit yang berbeda: plester terapi panas ABC
untuk nyeri punggung dan leher bergabung dengan Hansaplast dan sejak saat itu membawa
nama merk. 2007 Perawatan kaki juga merupakan topik Hansaplast. Gel pencegah lecet
diperkenalkan. 2009 Hansaplast memulai jajaran perawatan kaki dengan krim kaki "Velvet
Feet".

2.3 SEJARAH DAN PROFIL PERUSAHAAN PT BEIERSDORF INDONESIA


PT. Beiersdorf Indonesia adalah salah satu anggota dari Beierdorf AG Jerman yang
merupakan perusahaan multinasional yang bergerak dalam bidang produksi, importir dan
distributor kosmetik, farmasi dan produk kesehatan lainnya. PT Beiersdorf Indonesia
memiliki dua bisnis utama, yaitu produksi Nivea dan Hansaplast. Pabrik PT.Beiersdorf
Indonesia dibangun pada tahun 1979 dan mulai beroperasi sejak tahun 1980 yang awalnya
hanya memiliki sepuluh karyawan yang bekerja untuk dua produk, yaitu Nivea Creme dan
Hansaplast Strip Elastic. PT Beiersdorf sendiri di Indonesia berada di dua tempat yaitu di
Jakarta sebagai kantor pusat dan pusat produksi (production center) yang bertempat di
Malang
PC (production center) Malang terletak di Jalan Raya Randuagung KM.75, Kec.
Singosari, Kab. Malang, Jawa Timur, disisi jalan utama Malang – Surabaya. Luas dari PC
Malang adalah lebih dari 4 hektar, yang terdiri dari bangunan kantor, ruang produksi Nivea

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 10


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

dan Hansaplast, Warehouse, jalan, serta ruang penunjang produksi dan personalia yang
berupa kantin, sport room, smoking area, area parkir, dan ruang hijau dengan banyak pohon
pohon untuk menjaga resapan air. Selain itu terdapat pula Waste Water Treatment Plant
(WWTP) di perusahaan untuk mengelola dan menjaga limbah cair baik yang berasal dari
hasil produksi maupun domestik mengikuti peraturan pemerintah dan zero discharge.
Dalam menunjang serta memperbaiki kinerja nya dari waktu ke waktu PC Malang
memiliki budaya organisasi dimana setiap bagian dari PT.Beiersdorf Indonesia melaporkan
setiap kegiatan yang di lakukan dan hasil yang didapat setiap hari dalam daily fit meeting.
Waktu pertemuan tersebut berlangsung 15-30 menit di setiap pagi. Daily fit meeting
dilakukan untuk membahas semua permasalahan yang terjadi pada proses produksi, cara
pemecahan masalah, prestasi, serta kinerja untuk membahas isu –isu penting terkait dengan
bisnis perusahaan. Selain daily fit meeting pada produksi Hansaplast juga dilakukan meeting
setiap pergantian shift nya hal ini dilakukan unutk membahas dan mengetahui efisiensi dari
mesin, down time mesin, serta jumlah output produk dari setiap batch yang telah dikerjakan.
Program ini menjadi agenda penting bagi budaya PT. Beiersdorf Indonesia yang sejak lama
dipertahankan, karena hal ini dapat dikembangkan menjadi sarana yang tepat untuk
berkomunikasi dan membangun kerja sama tim dari PC Malang

2.4 VISI DAN MISI PERUSAHAAN


PT Beiersdorf sendiri memiliki visi dan misi perusahaan yang diberi nama Blue Agenda.
Berikut merupakan visi dan misi perusahaan PT Beiersdorf.

Gambar 2.8 Visi dan Misi Blue Agenda PT Beiersdorf

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 11


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Penjelasan dari visi dan misi perusahaan adalah sebagai berikut.


1. Kami akan menjadi perusahaan perawatan kulit nomor satu di kategori kami dan
pasar kami yang relevan.
Kami adalah Skin Care (perawatan kulit)
Dekat dengan pasar
2. Kami menggabungkan merek terkemuka, inovasi besar dan periklanan kelas dunia
Menjadi merek terkemuka
Inovasi yang besar
Strategi pengiklanan berskala internasional
Konektivitas dengan para pembeli
3. Kami kecil dan bertindak dengan fokus maksimal, kecepatan dan efisiensi
Cepat dan fleksibel
Lean dan efisien
4. Kita beiersorf, kita unik
Satu tim
Bakat terbaik
Nilai dan Budaya.

2.5 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN


Untuk dapat berjalan dengan baik maka suatu perusahaan harus memiliki struktur
organisasi yang dapat membagi tugas dan menempatkan semua sumber daya perusahaan
teruma SDM dalam posisi yang tepat sesuai keahlian masing-masing. Sehingga para pekerja
dapat memahami kedudukan, fungsi, hak dan kewajibanya. Selain itu struktur organisasi
dibutuhkan agar perusahaan dapat bergerak secara efektif dan efisien serta berfungsi secara
optimal.
Dalam penerapan organisasi perusahaan, PT Beiersdorf fokus terhadap aspek
keberlanjutan perusahaan dan menjadikan hal itu sangat penting. Untuk mewujudkan hal
tersebut secara global maka dibutuhkan suatu struktur yang dapat memangatur perusahaan
dan memandu tindakan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan baik perusahaan
pusat maupun afiliasi yang ada diberbagai negara di seluruh dunia.
Hal itu ditunjang dengan adanya, dewan korporasi dari masing-masing perusahaan
Beiersdrof yang didirikan, baik secara structural dan organisasional dimana bertujuan
mengontrol dan memantau langkah-langkah yang diterapkan, dan melapor langsung kepada

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 12


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Anggota Dewan Eksekutif masing-masing. Selama implementasi keberlanjutan perusahaan


juga didasari oleh adanya jaringan ahli dan promotor keberlanjutan yang berkontribusi
dengan keahlian mereka, misalnya dalam sumber daya manusia (SDM), pemasaran, dan
rantai pasokan, dan membantu kami mencapai tujuan keberlanjutan kami di tingkat lokal.
Selain itu, dengan mengintegrasikan tujuan keberlanjutan perusahaan lebih banyak lagi ke
dalam proses inti dalam kerangka manajemen inovasi kami dengan secara teratur memberi
tahu karyawan tentang strategi dan tujuan perusahaan serta proyek dan inisiatif yang berbeda
dalam program keterlibatan yang ada di seluruh perusahaan. PT Beiersdorf berupaya dalam
mengajak para karyawan untuk berpartisipasi dan terlibat secara proaktif. Dengan cara ini
perusahaan dapat mengintegrasikan tujuan perusahaan ke dalam pekerjaan sehari-hari demi
keberlanjutan perusahaan.
Berikut adalah struktur organisasi umum PT. Beiersdorf AG, PT. Beiersdorf Indonesia
Pusat, dan PT. Beiersdorf Indonesia PC Malang.

2.5.1 Struktur Organisasi PT Beiersdorf AG.


Struktur Organisasi dari PT Beiersdrof AG terdiri dari jajaran Dewan Eksekutif dan
jajaran Supervisor.
1. Dewan Eksekutif
Dewan Eksekutif mengarahkan perusahaan dan mengelola bisnis dengan bertindak
demi kepentingan terbaik perusahaan sekaligus meningkatkan nilai mutu jangka
panjang perushaan. Selain itu Dewan Eksekutif memiliki kepentingan untuk
mengatur keuntungan maksimal dari keahlian cross-brand dari banyak sinergi dan
terstruktur untuk menciptakan kesan yang koheren dan konsisten dari perusahaan.
Adapun tugas utama yang dilakukan oleh Dewan Eksekutif sebagai berikut
a. Mengembangkan strategi Perusahaan dan menerapkannya sesuai dengan
perstujuan Supervisor
b. Perencanaan tahunan dan jangka panjang Perusahaan
c. Mempersiapkan laporan keuangan triwulanan, tahunan, dan konsolidasi
d. Menetapkan manajemen risiko dan sistem pengendalian risiko yang tepat
e. Laporan berkala, tepat waktu, dan mendalam kepada Supervisor

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 13


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

BOARD OF
COMMISSIONERS

THE EXCLUSIVE
HIGHEST OFFICIALS

Chief Executive Officer

MEMBER OF
EXSECUTIVE BOARD MEMBER OF MEMBER OF MEMBER OF MEMBER OF
Deputy of Executive EXSECUTIVE BOARD EXSECUTIVE BOARD EXSECUTIVE BOARD EXSECUTIVE BOARD
Board Chairman Branding, Reseacrh and
Development, Afiliasi Afiliasi wilayah Eropa Human Resource Finance and Quality Pharmacy and Selectif
wilayah Asia Pasifik

Gambar 2.9 Struktur Organisasi PT. Beiersdorf AG


Berikut merupakan tabel posisi dan peranan dari para anggota Dewan Eksekutif
Tabel 2.1 Dewan Eksekutif PT. Beiersdorf AG
Posisi Peran dan Tanggung Jawab
Chief Executive Officer Melakukan audit internal
Mengembangkan strategi perushaan
Bertanggung jawab terhadap supply chain (pembelian, produksi,
logistic) produk Beiersdorf untuk wilayah Jerman, Swiss dan
Jepang
Deputy of Executive Board Mengembangkan strategi perushaan
Chairman Bertanggung jawab terhadap supply chain (pembelian, produksi,
logistic) untuk wilayah Amerika (Amerika Latin dan Amerika
Utara), Afrika, India, Russia
Member of Executive Board Manajemen Branding (Merek Konsumen)
Penelitian & Pengembangan / Digital
Bertanggung jawab terhadap supply chain produk wilayah Asia
Pasifik (Timur Laut dan Asia Tenggara (diluar Jepang dan India),
Australia)
Member of Executive Board Bertanggung jawab terhadap supply chain produk wilayah Eropa
(kecuali Jerman dan Swiss)
Member of Executive Board Manajemen Sumber Daya Manusia / Komunikasi Perusahaan
(Sumber Daya Manusia / Komunikasi Perusahaan / Keberlanjutan /
Layanan Umum & Real Estate)
Direktur Hubungan Ketenagakerjaan
Member of Executive Board Manajemen Finansial dan Kualitas (Keuangan / Pengendalian /
Hukum / Kepatuhan / Jaminan Mutu TI)
Member of Executive Board Manajemen Farmasi & Selektif (Eucerin / Plaster / La Prairie)

2. Supervisor and Comitee


Tujuan Supervisor adalah memberi nasihat kepada Dewan Eksekutif tentang manajemen
perusahaan dan mengawasi kegiatannya sesuai dengan undang-undang, Anggaran Dasar,
dan peraturannya. Anggotanya terlibat dalam keputusan yang sangat penting bagi
perusahaan dan bekerja erat dengan Dewan Eksekutif demi kepentingan terbaik
perusahaan. Jajaran Supervisor terdiri dari dua belas anggota, yang semuanya dipilih
untuk jangka waktu lima tahun. enam dipilih pada Rapat Umum Tahunan (sesuai dengan
Aktiengesetz - Undang-Undang Perusahaan Saham Jerman), dan enam dipilih oleh

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 14


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

karyawan (sesuai dengan Mitbestimmungsgesetz - Undang-Undang Penentuan Bersama


Jerman). Masa jabatan Supervisor saat ini berakhir pada penutupan Rapat Umum
Tahunan yang memutuskan tentang persetujuan kegiatan mereka untuk tahun fiskal 2018.
2.5.2 Struktur Organisasi PT. Beiersdorf Indonesia Pusat
PT Beiersdorf Indonesia Pusat yang berlokasi di Jakarta sendiri merupakan pusat
distribusi. Berikut merupakan struktur organisasi perusahaan PT Beiersdorf Indonesia Pusat

MANAGER
DIRECTOR

FINANCE &
SALES DIRECTOR HUMAN RESOURCE MARKETING SUPPLY CHAIN PC DIRECTOR
ACCOUNTING

Gambar 2.10 Struktur Organisasi PT. Beiersdorf Indonesia Pusat

2.5.3 Struktur Organisasi PT. Beiersdorf Indonesia PC Malang


PT Beiersdorf Indonesia Production Center Malang merupakan tempat dimana produk
Beiersdorf yaitu NIVEA dan Hansaplast di produksi. Mulai dari logistik material, produksi
NIVEA, Produksi Hansaplast, logistik produk jadi, kontrol kualitas dilakukan di Production
Center Malang. Berikut merupakan struktur organisasi PT Beiersdorf Indonesia Production
Center Malang.

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 15


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

PLASTER
PRODUCTION

COSMETIC
PRODUCTION

QUALITY
MANAGEMENT

PROCUREMENT

PC DIRECTOR TECHNICAL

SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT

MASTER PLAN

HUMAN RESOURCE

SHE &
SUSTAINABILITY

Gambar 2.11 Struktur Organisasi PT. Beiersdorf Indonesia PC Malang

2.6 DESKRIPSI PRODUK PT. BEIERSDORF INDONESIA


PT. Beiersdorf Indonesia merupakan perusahaan yang memproduksi produk kecantikan
dan kesehatan kulit yang telah banyak digunakan oleh masyarakat yaitu produk dengan
brands NIVEA dan Hansaplast. Berikut penjelasan mengenai produk Nivea dan produk
Hansaplast yang di produksi.
2.6.1 Produk NIVEA
Produk NIVEA merupakan produk kecantikan, perawatan, dan kesehatan kulit yang
teridiri dari bebagai jenis produk seperti; deodorant, hand body lotion, lip balm, facial wash
(sabun wajah pria/wanita), sun block, dan lain sebagainya.

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 16


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Gambar 2.12 Berbagai jenis produk NIVEA

2.6.2 Produk Hansaplast


Produk Hansaplastmerupakan produk perlindungan dan kesehatan terhadap kulit
khususnya pada luka yang terdiri dari berbagai jenis produk seperti; plaster luka, plaster roll,
plaster kaki, pereda pegal & nyeri otot (koyo), dan lain sebagainya.

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 17


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Gambar 2.13 Berbagai jenis produk Hansaplast

2.7 FLOWCHART PROSES PRODUKSI


Flowchart dapat diartikan sebagai suatu simbol / bagan yang menggambarkan urutan-
urutan penyelesaian permasalahan, dimana terjadi hubungan antara proses yang satu dengan
yang lainnya. Flowchart dituangkan ke dalam bentuk gambar-gambar atau simbol yang telah
menjadi kesepakatan didalam penyusunan program komputer. (RAHAYUDI, 2011: 7)
Proses produksi di PT Beiersdorf Indonesia sendiri terdiri dari 2 unit produk yaitu
produksi NIVEA dan produksi Hansaplast. Berikut merupakan flowchart dari masing-
masing proses produksi.

2.7.1 Flowchart Produksi Produk NIVEA


Berikut merupakan flowchart dari proses produksi NIVEA

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 18


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

START

Input Raw Material

Penimbangan berbagai material yang


digunakan sesuai kebutuhan

Pencampuran material

Pengujian material yang No


Diolah menjadi air bersih
telah dicampur

Yes
Filling material
(tube, bottle, jar)

Packaging

Output Produk Jadi

FINISH

Gambar 2.14 Flowchart produksi produk NIVEA

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 19


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

2.7.2 Flowchart Produksi Produk Hansaplast


Berikut merupakan flowchart dari proses produksi Hansaplast

START

Input Raw Material

Clothes Inspection Weighing Guillotine dan Granulatory

Penggabungan Material
dengan bahan perekat/getah
No karet
Scrap Inspeksi kain (mixing)

Yes Penggabaungan material mixing


dengan kain plester
(coating)

Pemotongan kain plaster yang


telah berisi bahan perekat
disesuaikan dengan ukuran
(sliting)

Proses penggabungan seluruh


kompenen yaitu kain plaster
yang telah dipotong, bahan
pelindung luka, dan bungkus
plaster
(Dressing )

No
Inspeksi produk jadi Reject

Yes

Packaging

Output Produk Jadi

FINISH

Gambar 2.15 Flowchart produksi produk Hansaplast

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 20


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

2.8 DESKRIPSI PROSES PEMBUATAN PRODUK


Berikut merupakan penjelasan menganasi flowchart dari proses pembuatan produk
NIVEA dan produk Hansaplast
2.8.1 Deskripsi Proses Pembuatan Produk NIVEA
Pada proses produksi produk NIVEA di PT. Beiersdorf Indonesia PC Malang dimulai
dari penyiapan material produk yang terdiri dari berbagai macam material kimia seperti
(produk Deodorant); Aqua, Alumunium Chloruhydrate, Paralfinum Liquidum, Parfum, dll.
Selanjutnya material-material tersebut ditimbang sesuai takaran produk yang akan
diproduksi yang nantinya dicampur menggunakan mesin mixer. Material-material yang telah
lolos dari tahap penimbangan selanjutnya masuk kedalam mesin mixer untuk dicampur agar
menjadi satu komponen isi dari produk tersebut. Setelah material tercampur, selanjutnya
dilakukan uji laboratorium untuk menentukan apakah hasil campuran material tersebut lolos
uji atau tidak. Kemudian setelah hasil campuran (komponen utama/isi produk) dinyatakan
lolos uji, maka komponen tersebut sudah bisa dimasukkan kedalam botol/kemasan produk
menggunakan sistem mesin, tapi apabila hasil campuran material dinyatakan tidak lolos uji,
maka hasil campuran tersebut akan dihancurkan dan diolah menjadi air bersih untuk
kebutuhan perusahaan. Produk yang telah dikemas kedalam botol/kemasan selanjutnya
masuk tahap packaging kardus yang disesuaikan dengan standart isi produk tersebut, setelah
proses packaging seluruh kardus akan dibawa ke gudang penyimpanan yang nantinya akan
didistribusikan ke gudang Hub Surabaya dan gudang Hub Jakarta.

2.8.2 Deskripsi Proses Pembuatan Produk Hansaplast


Pada proses produksi produk HansaplastT di PT. Beiersdorf Indonesia PC Malang
dimulai dari penyiapan material produk yang terdiri dari berbagai macam material utama
seperti; Getah (karet) pohon pinus yang telah padat, karet alam lainnya, bahan pelindung
luka (wound pad), dan kain plaster nilon. Dilakukan penimbangan terlebih dahulu terhadap
material (proses weighing) Selanjutnya getah karet yang padat tersebut dihancurkan
menggunakan mesin granulator yang nantinya getah karet tersebut menjadi potongan kecil
seukuran obat kapsul. Potongan getah karet tersebut bersama dengan material lainya
kemudia di campur pada proses mixing, disamping itu material kain plaster nilon juga
disiapkan dan digulung serta dilakukan pengecekan terhadap motif dan kecacatan kain
apabila terdapat kecacatan pada kain maka kain tersrebut menjadi produk reject (scrap).
Setelah kedua material tersebut telah siap maka akan digabungkan didalam ruang coating,

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 21


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

cairan karet akan direkatkan pada kain plaster dengan suhu 129oC dan langsung didinginkan
menggunakan mesin pendingin dan hasilnya adalah gulungan kain yang telah berisi perekat.
Proses selanjutnya yaitu penyiapan bahan pelindung luka (wound pad), bahan tersebut
dipotong kecil sesuai ukuran menggunakan mesin slitting. Kemudian gulungan kain yang
telah berisi perekat (jumbo roll) dipotong menjadi beberapa bagian sesuai ukuran plaster.
Proses selanjutnya yaitu penggabungan kain plaster yang telah berisi perekat (made roll),
bahan pelindung luka (wound pad), dan sampul plaster yang dinamakan proses dressing
menggunakan sistem mesin. Setelah proses dressing, selanjutnya produk plaster diinspeksi,
apabila lolos maka produk masuk tahap packaging kardus yang disesuaikan dengan jenis
produk, dan apabila tidak lolos produk akan di reject. Setelah proses packaging seluruh
kardus akan dibawa ke gudang penyimpanan yang nantinya akan didistribusikan ke gudang
Hub Surabaya dan gudang Hub Jakarta.

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 22


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

BAB III
PELAKSANAAN KKN-P

Pada bab ini akan dibahas mengenai waktu dan tempat KKNP, jurnal kegiatan KKNP,
metode penelitian, serta langkah-langkah penelitian.

3.1 WAKTU DAN TEMPAT KKN-P


Program Kuliah Kerja Nyata-Praktik ini dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2018
hingga 24 Agustus 2018, atau dengan rentang waktu selama 4 (empat) minggu. Program
Kuliah Kerja Nyata-Praktik (KKN-P) ini dilaksanakan di PT. Beiersdorf Indonesia yang
beralamat di Jl. Raya Randuagung Km 75 Singosari, Malang. Kegiatan tersebut berlangsung
selama 5 hari dalam seminggu yaitu mulai hari senin sampai hari jumat dengan mengikuti
jam kerja mulai jam 08.00 WIB sampai jam 16.30 WIB dan kegiatan KKN-P berada di
bawah Departemen Safety Health and Enviromentaly and Sustainbility

3.2 JURNAL KEGIATAN KKN-P


Berikut merupakan jurnal kegiatan selama kegiatan KKN-P berlangsung, yang
berisikan daftar aktivitas:
Tabel 3. 1 Jurnal Kegiatan KKN-P
No Hari, Tanggal Uraian Kegiatan
1. Senin, 30 Juli 2018 Safety Induction, pembagian topik dari pihak
perusahaan
2. Selasa, 31 Juli 2018 Explore pabrik, GM training
3. Rabu, 1 Agustus 2018 Discuss permasalahan manual packing produksi
hansaplast
4. Kamis, 2 Agustus 2018 Mengambil data manual packing produksi hansaplast
berdasarkan flowrate (jumlah output yang dihasilkan
operator per menit)
5. Jumat, 3 Agustus 2018 Mengambil data manual packing produksi hansaplast
6. Selasa, 7 Agustus 2018 Time study manual packing untuk produk Elastoplast
7. Rabu. 8 Agustus 2018 Time study manual packing untuk produk Hansaplast
elastis standard
8. Kamis, 9 Agustus 2018 Time study manual packing untuk produk hansaplast
roll standard
9. Senin, 13 Agustus 2018 Time study manual packing untuk produk hansaplast
roll jumbo
10. Rabu, 15 Agustus 2018 Pengolahan data time study, work sampling indirect
avtivities (helper)
11. Kamis, 16 Agustus 2018 Work sampling indirect activities, Time study produk
fixomul, Time study koyo resealable
12. Senin, 20 Agustus 2018 Updating HIRA (Hazard Identification and Risk
Assesment)
13. Rabu, 22 Agustus 2018 Updating MSDS (Material Safety Data Sheet)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 23


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Tabel 3. 1 Jurnal Kegiatan KKN-P (Lanjutan)


No Hari, Tanggal Uraian Kegiatan
14. Kamis, 23 Agustus 2018 Updating MSDS (Material Safety Data Sheet)
15. Jumat, 24 Agustus 2018 Updating MSDS (Material Safety Data Sheet) dan
pengukuran noise mapping

3.3 METODE PENELITIAN


Dalam penelitian pada kegiatan KKN-P ini, digunakan dua metode pengumpulan data.
Adapun metode praktik yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan jalan studi literatur dengan
membaca sumber-sumber data informasi lainnya yang berhubungan dengan
pembahasan. Sehingga dengan penelitian kepustakaan ini, permasalahan yang dibahas
dapat diselesaikan dengan teori yang ada.
2. Metode Penelitian lapangan (Field Research)
Metode ini digunakan dalam pengumpulan data, dimana penyelidik secara langsung
terjun pada proyek penelitian, sedangkan cara lain yang dipakai dalam Field Research
ini adalah:
a. Interview, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab sepihak
yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandasakan tujuan penyelidikan (Hadi,
2000:136). Hal ini dapat dilakukan kepada pihak helper di produksi Hansaplast
mengenai pekerjaan yang dilakukannya.
b. Observasi, yaitu suatu metode pengamatan dan pencatatan yang sistematis
terhadap gejala yang diteliti (Usman, 2000:54). Metode ini digunakan untuk
mengetahui jumlah output yang dihasilkan setiap operator cutter dan packer
setiap satu menit nya, serta mengamati lama nya waktu dari setiap elemen kerja
operator dalam menghasilkan satu finished good
c. Dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data dengan cara mencatat data-data
yang dimiliki oleh perusahaan, maupun pengambilan foto/gambar yang dapat
diambil untuk dokumentasi pelengkap data Kuliah Kerja Nyata – Praktik.

3.4 LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN


Berikut ini merupakan langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam kegiatan
KKN-P yang dilaksanakan di PT. Beiersdorf Indonesia.
1. Studi Lapangan

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 24


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi nyata dan situasi saat ini dari
perusahaan. Selain itu, studi lapangan juga berfungsi untuk memahami alur proses
pengerjaan serta wewenang dari setiap divisi yang ada.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka berfungsi untuk menjadi dasar yang memperkuat analisa terhadap
permasalahan yang dihadapi. Adanya studi pustaka membantu penulis maupun pembaca
untuk memahami permasalahan secara teoritis kemudian dibandingkan dengan masalah
yang ada di perusahaan dan implementasi metode yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
3. Identifikasi Masalah
Tahap ini merupakan tahap penentuan masalah yang terjadi di perusahaan. Adanya
dukungan dari tahap studi lapangan dan studi pustaka menjadikan penentuan masalah
di perusahaan dapat menjadi lebih objektif karena sudah mengetahui kondisi di
perusahaan serta adanya teori yang mendukung untuk menjadi dasar permasalahan
tersebut.
4. Perumusan Masalah
Setelah melakukan identifikasi terhadap masalah yang dialami perusahaan, selanjutnya
akan dilakukan perumusan masalah yang bertujuan untuk merumuskan berbagai
pertanyaan mengenai masalah yang ingin dianalisis. Tahap ini akan mempermudah
penulis untuk memberikan poin-poin penting mengenai pengamatan suatu masalah.
5. Penetapan Tujuan Penelitian
Setelah masalah yang ingin diamati telah selesai dirumuskan, selanjutnya penulis
melakukan penetapan tujuan penelitian. Tahap ini merupakan jawaban dari masalah
yang telah dirumuskan sebelumnya.
6. Pengumpulan Data
Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan
laporan dan proses analisis permasalahan yang dialami perusahaan. Data-data yang
dikumpulkan antara lain:
a. Profil perusahaan dari PT. Beiersdorf Indonesia.
b. Produk NIVEA dan Hansaplast PT. Beiersdorf
c. Langkah proses pembuatan produk NIVEA dan Hansaplast PT Beiersdorf
d. Data target produksi per hari
e. Data routing operator

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 25


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

f. Lamanya waktu di manual packing yang dibutuhkan operator dalam melakukan


pekerjaanya
g. Jumlah output yang di hasilkan 1 operator per menit
h. Jobdesc yang dilakukan para helper di produksi Hansaplast
7. Pengolahan Data
Data-data yang telah dikumpulkan kemudian diolah untuk mengetahui hasil yang
optimal untuk penyelesaian masalah. Pengolahan data terdiri dari:
a. Perhitungan waktu rata-rata yang dibutuhkan operator untuk setiap produk yang
dikerjakan
b. Perhitungan performance rating, allowance, waktu normal, waktu standart, dan
output standart yang dihasilkan operator
c. Menghitung efisiensi dari setiap line di manual packing Hansaplast
8. Analisis dan Pembahasan
Pada tahap ini dilakukan analisis bottleneck dari setiap elemen kerja yang dilakukan,
dimana bottleneck tersebut dilihat dari elemen kerja yang membutuhkan waktu terlama.
Selain itu dari hasil perhitungan hasil actual yang didapat dari hasil time study
dibandingkan dengan data routing yang ada dari perusahaan dan dicari output ideal nya.
Sehingga untuk mencapai hal tersebut maka dibutuhkan new planning workflow yang
dapat dijadikan sebagai dasar masukan untuk manual packing produksi Hansaplast PT
Beiersdorf.
Berikut merupakan diagram alir mengenai langkah-langkah penelitian yang
dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3.1 di bawah ini.

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 26


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Mulai

Studi Lapangan

Studi Pustaka

Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah

Penetapan Tujuan
Penelitian

Pengumpulan Data

1. Profil perusahaan dari PT. Beiersdorf Indonesia.


2. Produk NIVEA dan Hansaplast PT. Beiersdorf
3. Langkah proses pembuatan produk NIVEA dan
Hansaplast PT Beiersdorf Indonesia
4. Data target produksi per hari
5. Data routing operator
6. Lamanya waktu di manual packing yang dibutuhkan
operator dalam melakukan pekerjaanya
7. Jumlah output yang di hasilkan 1 operator per menit
8. Jobdesc yang dilakukan para helper di produksi
Hansaplast

Pengolahan Data

1. Perhitungan waktu rata-rata yang dibutuhkan operator


untuk setiap produk yang dikerjakan
2. Perhitungan performance rating, allowance, waktu normal, waktu
standart, dan output standart yang dihasilkan operator
3. Menghitung efisiensi dari setiap line di manual packing
Hansaplast

Analisis dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian KKN-P

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 27


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

BAB IV
ANALISIS PENGUKURAN KERJA PADA PROSES
MANUAL PACKING PRODUKSI HANSAPLAST

Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan, asumsi, tinjauan pustaka, pengumpulan data, pengolahan data, analisis
perthitungan dan saran perbaikan untuk proses manual packing.

4.1 LATAR BELAKANG


Hansaplast merupakan salah satu produk yang telah melekat di hati masyarakat dan
telah dipercaya masyarakat Indonesia sebagai produk plester penutup luka selama lebih dari
tiga dekade. Pada tahun 2017 pangsa pasar Hansaplast telah mencapai 95% hal tersebut telah
menjadikan Hansaplast sebagai market leader untuk produk plester penutup luka. Selain
produk plester penutup luka, pada tahun 2014 Hansaplast memulai inovasi nya dengna
meluncurkan produk Koyo. Kemunculan produk ini didasari oleh ada nya potensi dari
penetrasi koyo di Indonesia yakni sebesar 30% dimana tingkat penetrasi dan category value
yang tidak jauh berbeda dengan penetrasi plester penutup luka di Indonesia.
Selain menguasai pemasaran plester di Indonesia, Hansaplast juga merambah kawasan
Asean lainnya seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Myanmar, Kamboja dan Vietnam.
Dalam memenuhi pasar dalam negerti maupun eksport tersebut produksi dilakukan di
lakukan di Production Center PT Beiersdorf yang ada di Singosari, Malang. Adanya
keinginan dari pihak perusahaan dalam setiap tahunnya untuk meningkatan pangsa pasarnya
maka selain dari inovasi juga dibutuhkan distribusi yang kuat untuk dapat terus memenuhi
kebutuhan pasar.
Untuk memenuhi tingginya distribusi maka kapasitas produksi pun perlu ditingkatkan.
Terlebih pada produksi Hansaplast tersendiri untuk proses pacakaging masih terbilang
manual mengandalkan tenaga manusia disbanding dengan proses lainnya yang sudah
menggunakan mesin. Oleh karena itu keinginan untuk meningkatkan hasil produksi
terhitung dari finished good yang dihasilkanya tanpa melakukan penambahan mesin pada
proses packing serta pemotongan jumlah tenaga kerja sehingga diperlukan pengukuran kerja
untuk setiap elemen kerja proses manual packing hansaplast guna mencari bottle neck dari
prosesnya, mengetahui jumlah ouput yang dihasilkan para pekerjanya dalam satuan waktu

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 28


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

dan upaya untuk mengefesiensikan proses, yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan
output dari proses manual packing.

4.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah merupakan permasalahan yang diteliti oleh penulis. Berdasarkan
latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah yaitu:
1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan para pekerja di manual packing produksi Hansaplast
dalam menghasilkan satu finished good?
2. Bagaimana utilitas dari para helper yang ada di produksi Hansaplast?
3. Berapa jumlah output yang seharusnya dapat dihasilkan oleh para pekerja di manual
packing produksi Hansaplast per satuan waktu?
4. Bagaimana proses manual packing produksi Hansaplast apakah terdapat bottleneck
diantara prosesnya? Hal apa yang bisa dilakukan untuk memperbaikinya?

4.3 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan penelitian merupakan hal yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mampu mengetahui waktu standart yang dibutuhkan pada proses manual packing.
2. Mengetahui seberapa besar utilitas dari para helper yang ada di produksi Hansaplast.
3. Mampu mengatahui output standar dari para pekerja di manual packing.
4. Mampu mengetahui proses manual packing produksi Hansaplast dan mengidentifikasi
bottleneck dari proses manual packing. Dan memberikan saran perbaikan.

4.4 BATASAN
Batasan masalah merupakan aktivitas terbatas yang tidak dapat dilakukan pada
penelitian. Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Proses yang diamati hanya proses manual packing produksi Hansaplast

4.5 ASUMSI
Asumsi merupakaan dugaan yang diterima dan digunakan sebagai dasar dalam
penelitian. Asumsi dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Proses produksi hansaplast di PT. Beiersdorf Indonesia berlangsung dalam keadaan
normal.

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 29


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

2. Data yang diambil diasumsikan cukup dan mewakili keseluruhan proses manual
packing produksi Hansaplast.

4.6 TINJAUAN PUSTAKA


Pada subab ini akan menjelaskan teori-teori dan referensi yang mendukung pembahasan
guna menganalisis dan mengolah data pada penelitian ini. Tinjauan pustaka berasal dari
jurnal, penelitian terdahulu, buku, internet dan sumber-sumber lain.
4.6.1 PENGUKURAN KERJA
Pemgukuran kerja merupakan usaha untuk mengetahui dan menentukan lamanya waktu
kerja yang dibutuhkan seorang pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik
pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu.
Pengukuran waktu kerja berhubungan dengan usaha-usaha untuk menentukan waktu
standar/waktu baku yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiki tingkat kemampuan
rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Proses pengukuran dan pembakuan waktu dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa cara, seperti estimasi analisis past performance, atau
dengan pengukuran secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung dapat
dilakukan dengan menggunakan metode Pengukuran Jam Henti (Stopwatch time study) dan
Sampling Kerja (Work Sampling). Sedangkan pengukuran tidak langsung dapat dilakukan
menggunakan metode Data Waktu Baku (Standard Data), Data Waktu Gerakan (Predetermined
Time System), dan analisis regresi.

4.6.2 STOPWATCH TIME STUDY


Stopwatch time study atau dikenal juga dengan istilah pengukuran waktu kerja dengan
jam henti merupakan salah satu metode pengukuran kerja. Metode ini pertama kali
diperkenalkan oleh Frederick W. Taylor sekitar abad ke 19. Stopwatch time study cocok
digunakan untuk melakukan pengukuran waktu pekerjaan yang berlangsung singkat dan
berulang-ulang (repetitive) (Wignjosoebroto, 2000).
Dari hasil pengukuran akan diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus
pekerjaan yang akan dipergunakan sebagai waktu standar penyelesaian suatu pekerjaan bagi
semua pekerja. Metode pengukuran waktu yang digunakan untuk mengukur waktu elemen
kerja metode stopwatch time study antara lain:
1) Pengukuran Waktu Secara Terus Menerus (Continuous Timing)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 30


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Tombol stopwatch ditekan pada saat awal elemen kerja dan terus dibiarkan berjalan
selama periode studi. Waktu setiap elemen kerja akan diperoleh dengan cara pengurangan
dan dilakukan setelah studi pengukuran kerja selesai dilaksanakan.
2) Pengukuran Waktu Secara Berulang (Snap-Back Method)
Jarum penunjuk stopwatch selalu dikembalikan ke posisi nol setiap kali satu elemen
kegiatan selesai dilaksanakan. Waktu yang diamati dan dicatat merupakan waktu yang
sebenarnya.
3) Pengukuran Waktu Secara Penjumlahan (Accumulative Timing)
Merupakan kombinasi cara pengukuran dengan metode continuous dan snap-back
(pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan dua atau lebih stopwatch yang bekerja
secara bergantian).
4.6.3 METODE SAMPLING KERJA (WORK SAMPLING)
Work Sampling adalah suatu aktifitas pengukuran kerja untuk mengestimasikan
proporsi waktu yang hilang (idle/delay) selama siklus kerja berlangsung atau untuk melihat
proporsi kegiatan tidak produktif yang terjadi (ratio delay study). Pengamatan dilaksanakan
secara random selama siklus kerja berlangsung untuk beberapa saat tertentu.
4.6.4 WESTING HOUSE SYSTEM’S RATING
Performance rating adalah aktifitas untuk menilai dan mengevaluasi kecepatan operator
untuk menyelesaikan produknya. Tujuan dari performance rating adalah untuk
menormalkan waktu kerja yang disebabkan oleh ketidakwajaran (Sutalaksana,1979).
Westing house system’s rating merupakan sistem yang digunakan untuk mengukur
performansi dengan mempertimbangkan 4 faktor, yaitu Skill (Keahlian yang dimiliki
operator), Effort (Usaha atau kesungguhan yang ditunjukkan operator ketika bekerja),
Kondisi Kerja atau Condition (Kondisi lingkungan fisik seperti pencahayaan, temperatur,
dan kebisingan ruangan), dan Konsistensi atau Consistency (kestabilan saat menyelesaikan
pekerjaan). (Hari, 2003).
Sistem ini merupakan sistem yang cukup lama dan sering digunakan dalam sistem
rating yang diperkenalkan oleh Westing House Company. Westing house system rating
berisikan nilai – nilai angka yang berdasarkan tingkatan yang ada untuk masing – masing
faktor tersebut. Gambar dari performance rating tersebut dapat dilihat pada gambar berikut

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 31


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Gambar 4.1 Westing house system rating


Sumber: Rahmaniyah (2016)

4.6.5 PENENTUAN WAKTU LONGGAR (ALLOWANCES)


Dalam melakukan suatu proses produksi pada kenyataannya operator akan sering
menghentikan kerja dan membutuhkan waktu-waktu khusus untuk keperluan seperti
personal needs, istirahat melepas lelah, Waktu longgar yang dibutuhkan akan menginterupsi
proses produksi dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Personal Needs Allowance
Kelonggaran dimana mempertimbangkan waktu bagi pekerja untuk mengurus
kebutuhan pribadi. Contoh: ke kamar kecil, minum, mengobrol dengan rekan kerja, dan
lain-lain.
2. Fatigue Allowance
Kelonggaran untuk rasa fatigue sangatlah penting untuk diperhatikan dalam suatu
proses produksi, karena apabila rasa kelelahan ini terus-menerus diforsir oleh pekerja,
maka hasil atau kualitas dari produk tidaklah baik.
3. Delay Allowance
Merupakan kelonggaran yang tidak dapat dihindari karena disebabkan diluar kendali
pekerja. Hambatan ini tidak bisa dihilangkan dan akan tetap ada, oleh karena itu harus
diperhitungkan dalam waktu standar
4.6.6 WAKTU STANDAR DAN OUTPUT STANDAR
Pada subbab ini dijelaskan mengenai waktu siklus, waktu normal, waktu standar, dan
output standar
1. Waktu Siklus

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 32


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Waktu siklus adalah waktu maksimum yang boleh dihabiskan suatu produk di setiap
stasiun kerja (Heizer & Render, 2009).
Waktu produksi yang tersedia per hari
Waktu siklus = Units yang dihasilkan per hari

Sumber: Heize & Render (2009)


Waktu siklus berbeda dengan waktu baku karena waktu siklus merupakan waktu
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan per unit produk. Sedangkan waktu baku
merupakan waktu siklus yang sudah disesuaikan dengan penilaian performa kerja
karyawan (waktu normal) dan kelonggaran waktu.
2. Waktu Normal
Waktu normal adalah semata-mata menunjukkan bahwa seorang operator yang
berkualifikasi baik akan bekerja menyelesaikan pekerjaan pada kecepatan/tempo
kerja yang normal (Wignjosoebroto, 2006). Waktu normal adalah rata-rata waktu
pengamatan yang disesuaikan dengan kecepatan (Heizer & Render, 2009).
Waktu normal dapat dihitung dengan rumus berikut:
Waktu Normal (Wn) = Waktu Siklus x Performance Rating
Sumber: Wignjosoebroto (2006)
3. Waktu Standar
Waktu standar secara definitif dinyatakan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh
seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan. Waktu standar tersebut sudah mencakup kelonggaran waktu yang
diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang harus diselesaikan.
(Wignjosoebroto, 2003)
Ada beberapa macam cara untuk mengukur dan menetapkan waktu standar. Dalam
beberapa kasus seringkali industri hanya sekedar membuat estimasi waktu dengan
berdasar pengalaman historis. Umumnya penetapan waktu standar dilaksanakan
dengan cara pengukuran kerja seperti:
· Stopwatch time study
· Work sampling
· Standar data
· Predetermined motion time system
Waktu standard dapat di rumuskan :
100%
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑥 100%−% 𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑒𝑛𝑐𝑒
Sumber: Wignjosoebroto (2006)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 33


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

4. Output Standard
Tingkat ketelitian data yang diperoleh akan mempengaruhi hasil penetapan standar
yang telah didapat. Setelah mendapatkan waktu standar selanjutnya kita dapat
menghitung output standarnya dengan rumus dibawah ini:
1
Output Standar = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
Sumber: Wignjosoebroto (2006)

4.7 PENGUMPULAN DATA


Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap proses manual
packing produksi Hansaplast. Data pengamatan diambil menggunakan metode stopwatch
time study dengan membagi proses manual packing menjadi beberapa elemen kerja. Data
yang di ambil antara lain data proses manual packing Hansaplast Standart 10928, proses
manual packing Hansaplast Roll Jumbo 1226, proses manual packing Hansaplast Roll
Standart 1989. Berikut merupakan data hasil pengamatan.
4.7.1 Data pengamatan manual packing Hansaplast Elastic Standart 10928
Pada proses manual packing Hansaplast Elastic Standart jumlah operator yang bekerja
sebanyak 6 orang terdiri dari 2 orang cutter dan 4 orang packer. Berikut merupakan elemen
kerja dan rekapitulasi data (Terlampir)
Tabel 4.1 Elemen Kerja Manual packing Hansaplast Elastic Standart Jumbo 10928
Operator Elemen Kerja
mengambil raw material
Cutter menghitung dan memotong
menaruh ke dalam tray
membuka envelope+memasukan strip
menstiker envelope
Packer membuka display box
menghitung dan menyusun envelope
menutup dan menstiker display box

4.7.2 Data pengamatan manual packing Hansaplast Roll Standart 1989


Pada proses manual packing Hansaplast Roll Standart jumlah packer yang bekerja
sebanyak 3 orang dengan elemen kerja yang sama yaitu memasukan snapring dan
memasukan ke dalam display box, membuka displasy box dan menutup display box. Berikut
merpakan rekapitulasi data. (Terlampir)
4.7.3 Data pengamatan manual packing Hansaplast Roll Jumbo 1226

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 34


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Pada proses manual packing Hansaplast Roll Jumbo jumlah packer yang bekerja
sebanyak 2 orang dengan elemen kerja yang sama yaitu membuka display box, memasukan
snapring ke display box, menutup display box dan menutup snapring. Berikut merupakan
rekapitulasi data. (Terlampir)
4.7.4 Data pengamatan manual packing Hansaplast Jumbo 47754
Pada proses manual packing Hansaplast Jumbo 47755 jumlah packer yang bekerja
sebanyak 3 orang dengan elemen kerja berbeda. Berikut merupakan elemen kerja packer dan
rekapitulasi data (Terlampir).
Tabel 4.2 Tabel Elemen Kerja Manual packing Hansaplast Jumbo 47754
Packer Elemen Kerja
Membuka Folding Box
A
Mengelem Folding Box
Memotong strip jumbo
B
Memasukkan hasil potongan
Mengambil Folding Box yang terisi
C Mengelem FD
Memasukkan FD (/5box)

4.7.5 Data pengamatan manual packing Fixomul


Pada proses manual packing Fixomul jumlah packer yang bekerja sebanyak 2 orang
dengan elemen kerja yang sama yaitu, membuka display box, mengambil dan memasukan
kedalam display box, menutup display box dan menstiker, dan menyusun ke dalam shipping
carton. Berikut merupakan rekapitulasi data. (Terlampir)
4.7.6 Data pengamatan Helper
Selain menggunakan stopwatch time study digunakan pula metode work sampling untuk
melihat produktifitas dari para helper di produksi Hansaplast. Dimana helper sendiri
bertugas untuk mendistribusikan raw material, packaging material dan finished good manual
packing dengan waktu kerja 1 shift selama 465 menit. Berikut merupakan rekapitulasi data
masing-masing helper.
Tabel 4.3 Tabel Jobdesk Helper Raw Material
Waktu Total
Jobdesk Helper Raw Material Waktu Unit Kedatangan
(menit)
Pengisian Raw Material ketiga Mesin (22,21,24) 10 menit 3 mesin 4 sequence 120
Mengisi RM ke mesin 17 15 menit 1 mesin 15
Pengisian Raw Material ke Mesin Jumbo 15 menit 1 mesin 15
Pengisian Raw Material ke Mesin Koyo 15 menit 1 mesin 4 sequence 60
Handling FG di ruangan SAM Packing 5 menit 11 pallet 55
Mengisi RM di Buffer Room 30 menit 30
Total Waktu Kerja 295

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 35


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Tabel 4.4 Tabel Jobdesk Helper Packaging Material


Total Time
Jobdesk Helper Packaging Material Waktu Unit
(menit)
Melakukan check stock yang ada di dalam PM storage 20 menit 20
Melakukan pengecekan barang yang diterima 9 menit 10 pallet 90
Memberitahukan kepada admin mengenai PM/RM yang harus di stock 30 menit 30
Melakukan Return PM/RM 3 menit 5 pallet 15
Handling RM yang datang dari WH 1 menit 2 pallet 2
Handling PM yang datang dari WH 3 menit 8 pallet 24
Handling FG dari FG Storage ke tempat pengangkutan 1 menit 18 pallet 18
Total Waktu Kerja 397

Tabel 4.5 Tabel Jobdesk Helper Manual packing


Total Time
Jobdesk Helper Manual packing Waktu Kapasitas Unit
(menit)
Membawa WIP dan RM dari PM Storage 13
Membawa dan menyiapkan Shipping carton 12 detik 60 SC 5 pallet 1
Menempelkan sticker IPRS di Shipping carton 12 detik 60 SC 5 pallet 1
Melakban Shipping carton yang berisi FG 6 detik 60 SC 5 pallet 0.5
Menimbang Shipping carton 17 detik 60 SC 5 pallet 1.4167
Membawa FG hasil Manual packing ke FG Storage 8 menit 5 pallet 40
Membuang barang reject dari Manual packing 10
Total Waktu Kerja 67

4.8 PENGOLAHAN DATA


Setelah tahap pengumpulan data, maka selanjutnya dilakukan pengolahan data. Pada
tahap ini data yang telah diperoleh akan melalui beberapa pengolahan data terlebih dahulu,
antara lain:
4.8.1 Menghitung waktu rata-rata pada setiap line manual packing
Waktu rata-rata dipergunakan untuk mengetahui rata-rata yang dibutuhkan oleh semua
operator dalam melakuan proses manual packing berdasarkan elemen kerja yang
dilakukannya. Berikut merupakan data pengolahan waktu rata-rata proses manual packing.
1. Manual packing Hansaplast Standart 10928
Berikut merupakan perhitungan waktu rata-rata dalam menghasilkan 1 output
display box produk Hansaplast Standart 10928
Tabel 4.6 Tabel Perhitungan Waktu Line Manual packing Hansaplast Standart 10928
Operator Elemen Kerja Rata-rata waktu kerja line 1 Rata-rata waktu kerja line 2
(detik) (detik)
Mengambil 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
gulungan 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
Cutter 4174 115,2
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
10 20
AVG= 4,174 AVG= 5.76

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 36


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Tabel 4.6 Tabel Perhitungan Waktu Line Manual packing Hansaplast Standart 10928 (Lanjutan)
Operator Elemen Kerja Rata-rata waktu kerja line 1 Rata-rata waktu kerja line 2
(detik) (detik)
Menghitung dan 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
memotong gulungan 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
menjadi 10 strip 12,61 28,7
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
10 20
AVG= 1,26 AVG= 1,43
Cutter
Menaruh kedalam 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
tray 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
29,1 68
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
10 20
AVG= 2,91 AVG= 3,4
Membuka envelope 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
+ memasukan strip 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
125.5 98,2
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
50 40
AVG= 2,51 AVG= 2.46
Menstiker envelope 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
78,38 47,1
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
50 39
AVG= 1,57 AVG= 1,21
Membuka display 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
box 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
packer 40,04 4174
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
22 10
AVG= 1,82 AVG= 2,76
Menghitung dan 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
menyusun envelope 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
sebanyak 30 876,9 1300,86
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
23 22
AVG= 38,13 AVG= 59,73
Menutup dan 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
menstiker display 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
box 227,7 216,3
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
30 35
AVG= 7,59 AVG= 6,18

Dari perhitungan lamanya waktu pengerjaan setiap elemen kerja pada proses
manual packing produk Hansaplast Elastic Standart 10928 dari kedua line maka didapat
rata-rata waktu pengerjaan sebagai berikut.
Tabel 4.7 Tabel Waktu Rata-Rata Hansaplast Elastic Standart 10928
Operator Elemen kerja Waktu rata-rata (detik)
Mengambil gulungan 4,967
Menghitung dan memotong gulungan menjadi 10 1,348
Cutter
strip
Menaruh kedalam tray 3,155
Membuka envelope + memasukan strip 2,48
Packer
Menstiker envelope 1,39

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 37


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Tabel 4.7 Tabel Waktu Rata-Rata Hansaplast Elastic Standart 10928 (Lanjutan)
Operator Elemen Kerja Waktu rata-rata (detik)
Membuka folding box 2,29
Packer Menghitung dan menyusun envelope sebanyak 30 48,93
Menutup dan menstiker display box 6,89

Waktu rata-rata tersebut merupakan waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk


menghasilkan 1 envelope. Perhitungan ouput dihitung berdasarkan satuan display box
dimana 1 display box berisi 30 envelope. Dari perhitungan terebut maka dilakukan
perhitungan lebih lanjut untuk mengetahui rata-rata waktu keseluruhan untuk
memproses 30 envelope menjadi 1 display box sebagai finished good produk Hansaplast
Elastic Standart 10928 sebagai berikut.
Tabel 4.8 Tabel Perhitungan Waktu Rata-rata Hansalast Elastic Standart 10928per 30 Envelope
Operator Elemen kerja Waktu rata-rata Waktu rata-rata per 30
(detik) envelope (detik)
Cutter Mengambil gulungan 4,967 4,967 x 3 = 14,901
(1 kali pengambilan
gulungan = 10 envelope)
Menghitung dan memotong 1,348 1,348 x 30 = 40,44
gulungan menjadi 10 strip
Menaruh kedalam tray 3,155 3,155 x 6 = 18,93
(meletakkan ke dalam tray
setiap 5 envelope)
Packer Membuka envelope + 2,48 2,48 x 30 = 74,475
memasukan strip
Menstiker envelope 1,39 1,39 x 30 = 41,614
Membuka folding box 2,29 2,29
Menghitung dan menyusun 48,93 48,93
envelope sebanyak 30
Menutup dan menstiker 6,89 6,89
display box
248.4760611 detik/ display
Total waktu 1 display box
box

Dari perhitungan tersebut di diketahui lama waktu pengerjaan manual packing


produk Hansaplast Standar Elastic yaitu selama 248.4760611 detik/ display box.
2. Manual packing Hansaplast Roll Standart 1989
Berikut merupakan perhitungan waktu rata-rata dalam menghasilkan 1 output
display box produk Hansaplast Roll Standart 1989

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 38


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Tabel 4.9 Tabel Perhitungan Waktu Rata-Rata Manual packing Hansaplast Roll Standart 1989
Rata-rata waktu kerja line 1 Rata-rata waktu kerja line 2
Elemen Kerja
(detik) (detik)
memasukan 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
snapring dan 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
1294,4 786,32
memasukan ke 𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
30 20
dalam DB AVG= 43,1467 AVG= 39,316

Membuka 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛


display box 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
Packer 100,7 32,96
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
30 20
AVG= 3,356 AVG= 1,613
Menutup 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
display box 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
117,3 89,44
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
30 20
AVG= 3,91 AVG= 4,472
Total waktu/display box 50,413 45,402

Berdasarkan perhitungan rata-rata waktu kerja yang di butuhkan pada tiap line yaitu
sebesar 50,413 detik pada line 1 dan 45,402 pada line 2. Dari kedua line tersebut maka
di dapat rata-rata waktu pengerjaan manual packing produk Hansaplast Roll Standart
1989 dalam menyeselsaikan 1 finished good dalam satuan display box, dimana tiap
display box berisi 20 rol yaitu selama 47.9075 detik.
3. Manual packing Hansaplast Roll Jumbo 1226
Berikut merupakan perhitungan waktu rata-rata dalam menghasilkan 1 output
display box produk Hansaplast Roll Jumbo 1226
Tabel 4.10 Tabel Perhitungan Waktu Rata-Rata Manual packing Hansaplast Roll Jumbo 1226
operator Elemen Kerja Rata-rata waktu kerja line 1 Rata-rata waktu kerja line 2
(detik) (detik)
Membuka 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
display box 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
23,655 69,6
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
15 30
AVG= 1,577 AVG= 2,32
Packer
Memasuka 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
snapring 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
ke display 105,5 180.69
box 𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
15 30
AVG= 7,05 AVG= 6,023

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 39


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Tabel 4.10 Tabel Perhitungan Waktu Rata-Rata Manual packing Hansaplast Roll Jumbo 1226
(Lanjutan)
operator Elemen Kerja Rata-rata waktu kerja line 1 Rata-rata waktu kerja line 2
(detik) (detik)
Menutup display 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
box 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
60,15 135,3
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
15 30
AVG= 4,01 AVG= 4,51
Packer
Menutup 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
snapring 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
26,2 39,9
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
20 30
AVG= 1,31 AVG= 1,33
Total waktu/display box 13,947 14,183

Berdasarkan perhitungan rata-rata waktu kerja yang di butuhkan pada tiap line yaitu
sebesar 13,947 detik pada line 1 dan 14,183 pada line 2. Dari kedua line tersebut maka
di dapat rata-rata waktu pengerjaan manual packing produk Hansaplast Roll Jumbo
1226 dalam menyeselsaikan 1 finished good dalam satuan display box, dimana tiap
display box berisi 10 rol yaitu selama 25,9375 detik.
4. Manual packing Hansaplast Jumbo 47754
Berikut merupakan perhitungan waktu rata-rata dalam menghasilkan 1 output
display boz produk Hansaplast Jumbo 47754
Tabel 4.11 Tabel Perhitungan Waktu Rata-Rata Manual packing Hansaplast Jumbo 47754
Packer Elemen Kerja Waktu Rata-Rata
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
Membuka display box 32,5
𝐴𝑉𝐺 =
10
AVG= 3,25
A
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
Mengelem display box 42,7
𝐴𝑉𝐺 =
10
AVG= 4,27
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
B Memotong strip jumbo 45,2
𝐴𝑉𝐺 =
10
AVG= 4,52

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 40


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Tabel 4.11 Tabel Perhitungan Waktu Rata-Rata Manual packing Hansaplast Jumbo 47754 (Lanjutan)
Packer Elemen Kerja Waktu Rata-Rata
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
Memasukkan hasil potongan 34,5
𝐴𝑉𝐺 =
10
AVG=3,45
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
Mengambil display box 26,1
𝐴𝑉𝐺 =
10
AVG= 2,61
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
C Mengelem display box 26,2
𝐴𝑉𝐺 =
10
AVG= 2,62
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
Memasukan display box kedalam shipping 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
carton 23,655
(memasukan per 5 box) 𝐴𝑉𝐺 =
50
AVG= 0,836
Total Waktu/Display box 21,556 detik

Berdasarkan perhitungan rata-rata waktu kerja yang di butuhkan dala pengerjaan


manual packing produk Hansaplast Jumbo 47754 yaitu dalam menyeselsaikan 1
finished good dalam satuan display box selama 21,556 detik.
5. Manual packing Fixomul
Berikut merupakan perhitungan waktu rata-rata dalam menghasilkan 1 output
display box produk Fixomul
Tabel 4.12 Tabel Perhitungan Waktu Rata-Rata Manual packing Fixomul
Operator Elemen Kerja Rata-rata waktu kerja line 1 Rata-rata waktu kerja line 2
(detik) (detik)
Membuka display box 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
23,05 16,6
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
10 10
AVG= 2,305 AVG= 1,66
Packer
Mengambil dan 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
memasukan ke 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
dalam display box 16,28 31,18
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
10 10
AVG= 1,628 AVG= 3,118

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 41


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Tabel 4.12 Tabel Perhitungan Waktu Rata-Rata Manual packing Fixomul (Lanjutan)
Operator Elemen Kerja Rata-rata waktu kerja line 1 Rata-rata waktu kerja line 2
(detik) (detik)
Menutup display box 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
dan menstiker 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
49,8 78,71
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
10 10
AVG= 4,98 AVG= 7,871
Packer
Menutup display box 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
ke dalam shipping 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
carton 6,637 18,98
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
10 10
AVG= 0,7374 AVG= 1,898
Total waktu/display box 9,65 detik 14,553

Berdasarkan perhitungan rata-rata waktu kerja yang di butuhkan pada tiap line yaitu
sebesar 9,65 detik pada line 1 dan 14,553 pada line 2. Dari kedua line tersebut maka di
dapat rata-rata waktu pengerjaan manual packing dalam menyeselsaikan 1 finished good
dalam satuan display box.produk Fixomul yaitu selama 12,10 detik.
6. Utilitas Helper
Berikut merupakan perhitungan utilisasi para helper
Tabel 4.13 Tabel Perhitungan Utilisasi Helper
Helper Raw Material Helper Manual packing Helper Packaging
material
Waktu 465 menit 465 menit 465 menit
kerja
Waktu 397 menit 67 menit 295 menit
produktif
Waktu 68 menit 398 menit 170 menit
non
produktif
%produktifitas = %produktifitas = %produktifitas =
397 67 295
𝑥 100 = 85% 𝑥 100 = 14% 𝑥 100 = 63%
utilitas 465 465 465
%Nonproduktif = %Nonproduktif = %Nonproduktif =
68 398 170
𝑥 100 = 15% 𝑥 100 = 86% 𝑥 100 = 37%
465 465 465

4.8.2 Menentukan Perfomance Rating


Berikut ini adalah nilai performance rating yang diperoleh dari masing-masing
workstation saat praktikum.
Tabel 4.14 Performance Rating Operator Manual packing
Klasifikasi Rating Nilai
Skill A1 +0,15
Effort A1 +0,13
Condition A +0,06
Consistency A +0,04
Total 0,18

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 42


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Nilai skill diperoleh A1 dikarenakan operator memiliki kemampuan yang excellent


dalam melakukan pekerjaanya. Operator juga sudah sangat mengusahakan yang terbaik
dalam proses manual packing sehingga rating yang diberikan A1. Nilai kondisi pada
workstation manual packing diperoleh A kondisi lingkungan seperti suhu, pencahayaan
dianggap kondisi terbaik dan mendukung, serta kondisi kebisingan yang masih berada pada
batas wajar sehingga tidak mengganngu aktivitas operator. Waktu yang dibutuhkan operator
untuk menyelesaikan setiap elemen kerja stabil sehingga diperoleh nilai A. Sehingga didapat
total westing house system rating sebesar 0,38. Maka nilai performance rating dapat
ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
PR = (1 + 0,38) x 100
PR = 138%
Nilai performance rating yang diperoleh sebesar 138%
4.8.3 Menentukan Allowance
Allowance atau waktu longgar digunakan untuk menghentikan kerja operator untuk
keperluan khusus seperti personal needs, istirahat melepas lelah, dan alasan lain yang di luar
kontrolnya.
Tabel 4.15 Nilai Allowance Operator Manual packing
Katergori Allowance Besar Allowance
Personal Needs Allowance 1%
Fatigue Allowance 2%
Delay Allowance 1%

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 3 jenis allowance yang diberikan yaitu,
personal needs allowance sebesar 1% dikarenakan seperti kelonggaran untuk minum dan ke
kamar mandi jarang terjadi dan dalam pengamatan perhitungan waktu sudah termasuk dalam
kondisi operartor mengobrol dengan rekan kerja dan tidak mempengaruhi pekerjaannya,
fatigue allowance 2% karena pekerjaan yang dilakukan bukanlah pekerjaan yang berat,
tetapi masih adanya kemungkinan kelelahan mata operator untuk tetap fokus melihat hal
yang berulang-ulang dan kelelahan posisi duduk yang cukup lama sehingga membutuhkan
waktu untuk menghilangkan rasa lelah. Delay allowance sebesar 1% dikarenakan jarang
terjadi dan tidak menghambat pekerjaan sehingga total allowance yang diberikan sebesar
4%.
4.8.4 Menentukan waktu standart dan ouput standart
Perhitungan waktu standart bertujuan untuk mengetahui jumlah ouput standart yang
dapat dihasilkan oleh operator dalam kemampuan terbaiknya dengan kondisi kerja yang

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 43


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

optimal, berikut merupakan perhitungan waktu standart dan output standart untuk setiap
proses manual packing produksi Hansaplast.
4.8.4.1 Hansaplast Elastic Standart 10928
1. Waktu Observasi
Waktu observasi didapat dari rata-rata waktu pengamatan dari kedua line manual
packing, untuk waktu observasi setiap elemen kerja pada manual packing produk
Hansaplast Elastic Standart 10928 merupakan waktu untuk menghasilkan 30
envelope, berikut tabel waktu observasi.
Tabel 4.16 Tabel Waktu Observasi Produk Hansaplast Elastic Standart 10928
Elemen kerja Waktu Obsevasi
(detik)
Mengambil gulungan 14,901
Menghitung dan memotong gulungan menjadi 10 strip 40,44
Menaruh kedalam tray 18,93
Membuka envelope + memasukan strip 74,475
Menstiker envelope 41,614
Membuka folding box 2,29
Menghitung dan menyusun envelope sebanyak 30 48,93
Menutup dan menstiker display box 6,89
Total 248,47

2. Waktu Normal
Contoh perhitungan waktu normal pada elemen kerja proses manual packing produk
Hansaplast Elastic Standart 10928
Waktu Normal = Waktu Observasi x Performance rating
Waktu Normal = 14,901 x 138%
Waktu Normal = 20,56338
Berikut merupakan tabel rekap perhitungan waktu normal pada proses manual
packing produk Hansaplast Elastic Standart 10928
Tabel 4.17 Tabel Waktu Normal Produk Hansaplast Elastic Standart 10928
Elemen Kerja Waktu Observasi Performance Waktu Normal
(detik) Rating (detik)
Mengambil gulungan 14.901 138% 20,56338
Menghitung dan memotong gulungan 138%
menjadi 10 strip 40.44 55.8072
Menaruh kedalam tray 18.93 138% 26.1234
Membuka envelope + memasukan strip 74.475 138% 102.7755
Menstiker envelope 41.614 138% 57.42732
Membuka folding box 2.29 138% 3.1602
Menghitung dan menyusun envelope 138%
sebanyak 30 48.93 67.5234
Menutup dan menstiker display box 6.89 138% 9.5082
Total 248.47 342.8886

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 44


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

3. Waktu Standart
Contoh perhitungan waktu standart pada elemen kerja proses manual packing
produk Hansaplast Elastic Standart 10928
100%
Waktu Standart = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑥 100%−% 𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑒𝑛𝑐𝑒
100%
Waktu Standart = 20,56338 𝑥 100%−4%

Waktu Standart = 21,40648


Berikut merupakan tabel rekap perhitungan waktu standart pada elemen kerja
proses manual packing produk Hansaplast Elastic Standart 10928
Tabel 4.18 Tabel Waktu Standart Produk Hansaplast Elastic Standart 10928
Elemen kerja Allowance Waktu Normal Waktu Standart
(%) (detik) (detik)
Mengambil gulungan 4% 20.56338 21.40648
Menghitung dan memotong gulungan menjadi 4%
10 strip 55.8072 58.0953
Menaruh kedalam tray 4% 26.1234 27.19446
Membuka envelope + memasukan strip 4% 102.7755 106.9893
Menstiker envelope 4% 57.42732 59.78184
Membuka folding box 4% 3.1602 3.289768
Menghitung dan menyusun envelope sebanyak 4%
30 67.5234 70.29186
Menutup dan menstiker display box 4% 9.5082 9.898036
Total 342.8886 356.947

4. Ouput standart
Berikut merupakan perhitungan ouput standart untuk produk Hansaplast Elastic
Standart 10928
(waktu kerja shift 1 = 27900)
27900 : 356.947= 78,16286 Display box
1 line terdiri dari 6 operator maka
Maka output standart tiap operator
78,16286: 6 = 13,02714
= 14 display box
4.8.4.2 Hansaplast Roll Standart 1989
1. Waktu Observasi
Waktu observasi didapat dari rata-rata waktu pengamatan dari kedua line manual
packing, produk Hansaplast Roll Standart 1989 merupakan waktu untuk
menghasilkan 1 display box yang berisikan 10 roll, berikut tabel waktu observasi

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 45


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Tabel 4.19 Tabel Waktu Standart Produk Hansaplast Roll Standart 1989
Elemen kerja Waktu Obsevasi
(detik)
memasukan snapring dan memasukan ke dalam DB 41.231
Membuka display box 2.485
Menutup display box 4.191
Total 47.907

2. Waktu Normal
Contoh perhitungan waktu normal pada elemen kerja proses manual packing
produk Hansaplast Roll Standart 1989
Waktu Normal = Waktu Observasi x Performance rating
Waktu Normal = 41,231 x 138%
Waktu Normal = 56,89878
Berikut merupakan tabel rekap perhitungan waktu normal pada proses manual
packing produk Hansaplast Roll Standart 1989
Tabel 4.20 Tabel Waktu Normal Produk Hansaplast Roll Standart 1989
Elemen Kerja Waktu Performance Waktu Normal
Observasi Rating (detik)
(detik)
memasukan snapring dan memasukan ke dalam 138%
DB 41.231 56.89878
Membuka display box 2.485 138% 3.4293
Menutup display box 4.191 138% 5.78358
Total 47.907 66.11166

3. Waktu Standart
Contoh perhitungan waktu standart pada elemen kerja proses manual packing
produk Hansaplast Roll Standart 1989
100%
Waktu Standart = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑥 100%−% 𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑒𝑛𝑐𝑒
100%
Waktu Standart =56,89878 𝑥 100%−4%

Waktu Standart = 59,23163


Berikut merupakan tabel rekap perhitungan waktu standart pada elemen kerja
proses manual packing produk Hansaplast Roll Standart 1989
Tabel 4.21 Tabel Waktu Standart Produk Hansaplast Roll Standart 1989
Elemen kerja Allowance Waktu Normal Waktu
(%) (detik) Standart
(detik)
memasukan snapring dan memasukan ke dalam 4%
DB 56.89878 59.23163
Membuka display box 4% 3.4293 3.569901
Menutup display box 4% 5.78358 6.020707
Total 66.11166 68.82224

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 46


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

4. Ouput standart
Berikut merupakan perhitungan output standart untuk produk Hansaplast Roll
Standart 1989
Output standart = 3600 : 68.82224
= 52.30867
= 53 display box/operator/jam
4.8.4.3 Hansaplast Roll Jumbo 1226
1. Waktu Observasi
Waktu observasi didapat dari rata-rata waktu pengamatan dari kedua line manual
packing, produk Hansaplast Roll Jumbo 1226 merupakan waktu untuk
menghasilkan 1 display box yang berisikan 10 roll, berikut tabel waktu observasi
Tabel 4.22 Tabel Waktu Observasi Produk Hansaplast Roll Jumbo 1226
Elemen kerja Waktu Obsevasi
(detik)
Membuka display box 1.945
Memasuka snapring ke display box 6.536
Menutup display box 4.26
Menutup snapring 1.32
Total 14.061

2. Waktu Normal
Contoh perhitungan waktu normal pada elemen kerja proses manual packing
produk Hansaplast Roll Jumbo 1226
Waktu Normal = Waktu Observasi x Performance rating
Waktu Normal = 1,945 x 138%
Waktu Normal = 2,6841
Berikut merupakan tabel rekap perhitungan waktu normal pada proses manual
packing produk Hansaplast Roll Jumbo 1226
Tabel 4.23 Tabel Waktu Normal Produk Hansaplast Roll Jumbo 1226
Elemen Kerja Waktu Observasi Performance Waktu Normal
(detik) Rating (detik)
Membuka display box 1.945 138% 2.6841
Memasuka snapring ke display 138%
box 6.536 9.01968
Menutup display box 4.26 138% 5.8788
Menutup snapring 1.32 138% 1.8216
Total 14.061 19.40418

3. Waktu Standart
Contoh perhitungan waktu standart pada elemen kerja proses manual packing
produk Hansaplast Roll Jumbo 1226

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 47


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

100%
Waktu Standart = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑥 100%−% 𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑒𝑛𝑐𝑒
100%
Waktu Standart =2,6841 𝑥 100%−4%

Waktu Standart = 2,794148


Berikut merupakan tabel rekap perhitungan waktu standart pada elemen kerja
proses manual packing produk Hansaplast Roll Jumbo 1226
Tabel 4.24 Tabel Waktu Standart Produk Hansaplast Roll Jumbo 1226
Elemen kerja Allowance Waktu Normal Waktu Standart
(%) (detik) (detik)
Membuka display box 4% 2.6841 2.794148
Memasuka snapring ke display box 4% 9.01968 9.389487
Menutup display box 4% 5.8788 6.119831
Menutup snapring 4% 1.8216 1.896286
Total 19.40418 20.19975

4. Ouput Standart
Berikut merupakan perhitungan output standart untuk produk Hansaplast Roll
Standart 1989
Output standart = 3600 : 20.19975
= 178.22
= 179
4.8.4.4 Hansaplast Jumbo 47754
1. Waktu Observasi
Waktu observasi didapat dari rata-rata waktu pengamatan dari proses manual
packing produk Hansaplast Jumbo 47754, berikut tabel waktu observasi
Tabel 4.25 Tabel Waktu Observasi Produk Jumbo 47754
Elemen kerja Waktu Obsevasi
(detik)
Membuka display box 3.25
Mengelem display box 4.27
Memotong strip jumbo 4.52
Memasukkan hasil potongan 3.45
Mengambil display box 2.61
Mengelem display box 2.62
Memasukan display box kedalam shipping carton
(memasukan per 5 box) 0.836
Total 21.556

2. Waktu Normal
Contoh perhitungan waktu normal pada elemen kerja proses manual packing
produk Hansaplast Jumbo 47754
Waktu Normal = Waktu Observasi x Performance rating

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 48


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Waktu Normal = 3.25 x 138%


Waktu Normal = 4,485
Berikut merupakan tabel rekap perhitungan waktu normal pada proses manual
packing produk Hansaplast Jumbo 47754
Tabel 4.26 Tabel Waktu Normal Produk Jumbo 47754
Elemen Kerja Waktu Observasi Performance Waktu Normal
(detik) Rating (detik)
Membuka display box 3.25 138% 4.485
Mengelem display box 4.27 138% 5.8926
Memotong strip jumbo 4.52 138% 6.2376
Memasukkan hasil potongan 3.45 138% 4.761
Mengambil display box 2.61 138% 3.6018
Mengelem display box 2.62 138% 3.6156
Memasukan display box kedalam shipping 138%
carton
(memasukan per 5 box) 0.836 1.15368
Total 21.556 29.74728

3. Waktu Standart
Contoh perhitungan waktu standart pada elemen kerja proses manual packing
produk Hansaplast Jumbo 47754
100%
Waktu Standart = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑥 100%−% 𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑒𝑛𝑐𝑒
100%
Waktu Standart = 4,485 𝑥 100%−4%

Waktu Standart = 4,668885


Berikut merupakan tabel rekap perhitungan waktu standart pada elemen kerja
proses manual packing produk Hansaplast Jumbo 47754
Tabel 4.27 Tabel Waktu Standart Produk Jumbo 47754
Elemen kerja Allowance (%) Waktu Normal Waktu
(detik) Standart
(detik)
Membuka display box 4% 4.485 4.668885
Mengelem display box 4% 5.8926 6.134197
Memotong strip jumbo 4% 6.2376 6.493342
Memasukkan hasil potongan 4% 4.761 4.956201
Mengambil display box 4% 3.6018 3.749474
Mengelem display box 4% 3.6156 3.76384
Memasukan display box kedalam shipping carton 4%
(memasukan per 5 box) 1.15368 1.200981
Total 29.74728 30.96692

4. Ouput standart
Berikut merupakan perhitungan output standart untuk produk Hansaplast Jumbo
47754

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 49


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Output standart = 3600 : 30.96692


= 116.2531
= 117
4.8.4.5 Fixomul
1. Waktu Observasi
Waktu observasi didapat dari rata-rata waktu pengamatan dari kedua line proses
manual produk Fixomul, berikut tabel waktu observasi
Tabel 4.28 Tabel Waktu Observasi Produk Fixomul
Elemen kerja Waktu Obsevasi
(detik)
Membuka display box 1.982
Mengambil dan memasukan ke dalam display box 2.373
Menutup display box dan menstiker 6.425
Menutup display box ke dalam shipping carton 1.317
Total 12.097

2. Waktu Normal
Contoh perhitungan waktu normal pada elemen kerja proses manual packing
produk Fixomul
Waktu Normal = Waktu Observasi x Performance rating
Waktu Normal = 1,982 x 138%
Waktu Normal = 2,73516
Berikut merupakan tabel rekap perhitungan waktu normal pada proses manual
packing produk Fixomul.
Tabel 4.29 Tabel Waktu Normal Produk Fixomul
Elemen Kerja Waktu Observasi Performance Waktu Normal
(detik) Rating (detik)
Membuka display box 1.982 138% 2.73516
Mengambil dan memasukan ke dalam display 138%
box 2.373 3.27474
Menutup display box dan menstiker 6.425 138% 8.8665
Menutup display box ke dalam shipping carton 1.317 138% 1.81746
Total 12.097 16.69386

3. Waktu Standart
Contoh perhitungan waktu standart pada elemen kerja proses manual packing
produk Fixomul
100%
Waktu Standart = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑥 100%−% 𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑒𝑛𝑐𝑒
100%
Waktu Standart = 2,73516 𝑥 100%−4%

Waktu Standart = 2,847302

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 50


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Berikut merupakan tabel rekap perhitungan waktu standart pada elemen kerja
proses manual packing produk Fixomul.
Tabel 4.30 Tabel Waktu Standart Produk Fixomul
Elemen kerja Allowance Waktu Normal Waktu
(%) (detik) Standart
(detik)
Membuka display box 4% 2.73516 2.847302
Mengambil dan memasukan ke dalam display box 4% 3.27474 3.409004
Menutup display box dan menstiker 4% 8.8665 9.230027
Menutup display box ke dalam shipping carton 4% 1.81746 1.891976
Total 16.69386 17.37831

4. Ouput standart
Berikut merupakan perhitungan output standart untuk produk Hansaplast Roll
Standart 1989
Output standart = 3600 : 17,37831
= 207.1548
= 208
4.9 ANALISIS PENGUKURAN WAKTU STANDART DAN OUTPUT STANDART
Dari hasil pengukuran waktu standart dari setiap proses manual packing pada produksi
Hansaplast dapat deiketahui output standart yang dapat di hasilkan operator untuk setiap
jenis produk nya. Untuk produk Hansaplast Elastic Standart 10928 waktu standart sebesar
356,947 detik/display box, maka output standart yang dapat di hasilkan satu operator
sebanyak 14 display box/jam. Untuk produk Hansaplast Roll Standart waktu standart sebesar
68,82224 detik/display boz, maka output standart yang dapat dihasilkan satu operator
sebanyak 53 display box/jam. Untuk produk Hansaplast Roll Jumbo 1226 waktu standart
sebesar 20,19975 detik/ display box, maka ouput standart yang dapat dihasilkan satu
operator sebanyak 179 display box/jam. Untuk produk Hansaplast Jumbo 47754 waktu
standart sebesar 30,96692 detik/display box, maka output standart yang dapat dihasilkan satu
operator sebanyak 117 display box/jam. Untuk produk fixomul waktu standart sebesar
17,37831 detik/display box, maka output standart yang dapat dihasilkan satu operator
sebanyak 208 display box/jam.
Dari hasil perhitungan output kemudia dibandingkan dengan ouput aktual sehingga
dapat diketahui Overall Production Efficien dengan membagi data aktual dari standart target
harian produksi dengan perhitungan ouput standar x 100%. Berikut merupakan tabel
perbandingan

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 51


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

Tabel 4.31 Tabel Perbandingan Data Aktual dan Perhitungan Output Standar
Produk Data Aktual Perhitungan Output OPE
Standart
Hansaplast Elastic Standart 10928 11 display box/jam 14 display box/jam 78,6%
Hansaplast Roll Standart 1989 45 display box/jam 53 display box/jam 85%
Hansaplast Roll Jumbo 1226 96 display box/jam 179 display box/jam 53,6%
Hansaplast Jumbo 47754 116 display box/jam 117 display box/jam 99,1%
FIxomul 154 display box/jam 208 display box/jam 74%

Perhitungan waktu standart mempertimbangkan faktor allowance dan performance


rating. Bobot penilaian allowance dan performance rating untuk semua operator dianggap
sama hal ini dikarenakan operator bekerja sudah terbiasa melakukan pekerjaan tersebut
sehingga memiliki kemampuan kerja sangat baik dan berusaha semaksimal mungkin sdapat
memenuhi taget serta waktu yang dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan konsisten dan
pekerjaan diakukan di satu tempat dengan kondisi kerja yang baik. Allowance untuk semua
operator sama yakni sebesar 4% dikarenakan pekerjaan yang dilakukan merupakan jenis
pekerjaan ringan dan tidak banyak hambatan pekerjaan yang disebabkan oleh personal needs,
fatigue maupun delay.

4.10 SARAN PERBAIKAN PROSES MANUAL PACKING


Perbaikan di tujukan untuk dapat meningkatkan hasil ouput dari para pekerja nya selain
itu perbaikan proses dilakukan juga untuk mengeefesiensikan elem-elemen kerja yang
dianggap sebagai bottle neck. Berikut merupakan saran perbaikan untuk prose manual
packing produksi Hansaplast.
1. Pada proses manual packing produk Hansaplast Elastic Standard 10928 terdapat bottle
neck pada proses memasukan 30 envelope ke dalam display box. Dimana pada proses
tersebut envelope dibiarkan menumpuk terlebih dahulu oleh para packer. Adapun saran
yang dapat diberikan berupa perubahan work flow dengan memisahkan elemen kerja
tersebut menjadi elemen kerja tersendiri yang dapat dilakukan oleh packer yang lainnya.
Berikut merupakan perbandingan work flow manual packing produk Hansaplat Elastic
Standard 10928 yang lama dengan yang di sarankan.

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 52


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

mulai mulai

Cutter
Cutter
1. Mengambil gulungan
1. Mengambil gulungan 2. Menghitung dan memotong
2. Menghitung dan memotong gulungan menjadi 10 strip
gulungan menjadi 10 strip 3.Menaruh kedalam tray
3.Menaruh kedalam tray

Packer A
1. Membuka envelope + memasukan
Packer A strip
1. Membuka envelope + memasukan 2. Menstiker envelope
strip
2. Menstiker envelope
3. Membuka folding box
4. Menghitung dan menyusun envelope Packer B
1. Membuka folding box
sebanyak 30
2. Menghitung dan menyusun envelope
5. Menutup dan menstiker display box
sebanyak 30
3. Menutup dan menstiker display box

Selesai Selesai

Gambar 4. 2 Flowchart Manual packing Hansaplast Elastic Standart Sebelum dan Sesudah Perbaikan

2. Ada nya bantuan dari helper manual packing dikarenakan utilisasi dari persen
produktifitas mereka yang rendah karena terdapat banyak idle sehingga tenaga mereka
dapat dialokasikan untuk membantu packer dalam melakukan pekerjaanya sehingga
output yang didapat bisa meningkat. Selain itu dapat pula meningkatkan produktifitas
dari helper manual packing itu sendiri.

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 53


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

BAB V
PENUTUP

Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang didapatkan dari pengumpulan
serta pengolahan data serta saran yang dapat diberikan oleh penulis.
5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penjelasan dan proses analisis data di atas,
adalah sebagai berikut:
1. Dalam proses produksi nya PT Beiersdorf Indonesia tak hanya mengandalkan
efisiensi kerja dari mesin saja tetapi dari tenaga sumber daya manusia nya, terutama
dalam proses manual packing pada produksi Hansaplast, oleh karena itu terdapat
banyak factor yang mempengaruhi kinerja sumber daya manusia nya tersendiri
sehingga dapat mempengaruhi produktifitas dan lama nya pengerjaan manual
packing yang dilakukan para pekerjanya. Dari kelima produk dapat diketahui
lamanya waktu standart dalam menghasilkan 1 finished good setiap produk, yaitu
selama 356,947 detik menit untuk output 1 display box Hansaplast Elastic Standart
10928, waktu standart selama 68,82224 detik untuk output 1 display box Hansaplast
Roll Standart 1989, waktu standart 20,19975 detik untuk output 1 display box
Hansaplast Roll Jumbo 1226, waktu standart selama 30,96692 detik untuk ouput 1
display box Hansaplast Jumbo 47754 dan waktu standart selama 17,37831 detik
untuk output 1 display box Fixomul
2. Pada proses produksi Hansaplast terdapat selain operator mesin dan operator manual
packing terdapat pula helper antara lain helper raw material, helper manual packing
dan helper packaging material. Ketiganya memiliki utilitas masing-masing dimana
utilitas produktifitas untuk helper raw material sebesar 85%, utilitas produktifitas
helper manual packing sebesar 14% dan utilitas helper packaging material sebesar
63%.
3. PT Beiersdorf Indonesia yang setiap hari nya selalu melakukan proses produksi guna
memenuhi permintaan, dimana ouput produksi berdasarkan target hariannya. Dari
lama nya waktu pengerjan ketiga jenis produk Hansaplast Elastic Standart 10928,
Hansaplast Roll Standart 1989, dan Hansaplast Roll Jumbo 1226 maka dapat
diketahui output ideal yang seharusnya dapat dihasilkan, yaitu Hansaplast Elastic
Standart 10928 sebanyak 14 display box/jam/operator, outptut Hansaplast Roll
Standart 1989 sebanyak 53 display box/jam/operator, output Hansaplast Roll Jumbo

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 54


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA – PRAKTEK
PT. BEIERSDORF INDONESIA

1226 sebanyak 179 display box/jam/operator, output Hansaplast Jumbo 47754


sebanyak 117 display box/jam/operator, dan ouput Fixomul sebanyak 208 display
box/jam/operator Berdasarkan perhitungan output ideal tersebut, perusahaan dapat
meningkat target hariannya berdasarkan jumlah perhitungan output ideal dan waktu
ideal dari para pekerja agar kapasitas produksi meningkat.
4. Dari kelima proses manual packing dari kelima produk tersebut dimana setiap proses
pengerjaanya berbeda-beda, dan dapat diketahui bottleneck hanya terdapat pada
proses manual packing produk Hansaplast Elastic Standart 10928 pada elemen kerja
memasukan envelope ke dalam display box, karena pada proses tersebut envelope
dibiarkan menumpuk terlebih dahulu baru kemudia disusun sebanyak 30 envelope
untuk kemudian dimasukan ke dalam display box, sehingga diperlukan perencanaan
baru mengenai workflow manual packing produk Hansaplast Elastic Standart. Yaitu
dengan membagi packer manjadi 2 yaitu packer A dengan elemen kerja s membuka
envelope, memasukan strip dan menstiker envelope dan packer B dengan elemen
kerja membuka display box, menghitung dan menyusun 30 envelope, dan menutup
menstiker display box. Dari kondisi awal dimana semua packer melakukan
keseluruhan elemen kerja. Selain itu terdapat saran perbaikan untuk menggunakan
helper manual packing unutk membantu melakukan pekerjaan para packer.
5.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan terkait dengan penjelasan dan proses analisis data diatas,
adalah sebagai berikut.
1. Untuk penulis sebaiknya dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya pada saat
melakukan kegiatan KKN-P agar dapat menambah ilmu dan wawasan terkait
penerapan ilmu yang selama ini telah dipelajari dalam sistem nyata, sehingga memiliki
pengalaman yang berguna saat bekerja nanti.
2. Dengan adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, kepada peneliti diharapkan
untuk mengadakan penelitian sejenis lebih lanjut dan bisa digunakan sebagai bahan
skripsi, dengan mengambil cakupan penelitian yang lebih luas, sampel yang lebih
banyak dan menggunakan metode penelitian yang lebih kompleks.

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 55


Praktek Kerja Nyata PT Beiersdorf Indonesia

Anda mungkin juga menyukai