BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum organisasi PT. Beiersdorf
Indonesia seperti sejarah perusahaan, sejarah perkembangan produk, profil PT Beiersdorf
Indonesia, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, deskripsi produk,
flowchart proses produksi dan deskripsi proses produksi.
dari Paul C. Beiersdorf dan dengan cepat mengembangkannya menjadi perusahaan barang
bermerek terkemuka. Pada tahun 1892, dia membangun pabrik baru di Hanburg-Eimsbüttel,
yang sampai saat ini merupakan lokasi kantor pusat perusahaan Beiersdorf. Dari pabrik
tersebutlah diproduksi merek barang konsumsi seperti Labello dan NIVEA serta plester dan
produk farmasi. Sejak awal Troplowitz memiliki jiwa pengusaha sejati, dia berorientasi
pelanggan dan pasar dan berpikir secara internasional. Dia melanjutkan kerja sama Paul C.
Beiersdorf dengan Prof. Paul Gerson Unna dan merekrut ahli kimia Dr. Isaac Lifschütz atas
rekomendasi Unna. Lifschütz adalah penemu bahan pengemulsi Eucerit, bahan dasar dan
kunci dari sifat unik dari NIVEA Crème. Keberhasilan perusahaan dalam linkup
internasional dimulai pada tahun 1893 dimana perusahan Beiersdorf menandatagani kontrak
dengan perusahaan perdagangan Amerika Serikat yaotu Lehn&Fink.
Gambar 2. 2 Surat perjanjian kerja sama internasional pertama dengan perusahaan perdagangan New
York Lehn & Fink
Pada tahun 1906 Dr. Otto Hanns Mankuewics yang meruakan saudara ipar dari
Troplowitz menjadi mitra perusahaan. Mankiewicsz sendiri berfokus pada masalah merek
dagang di Perusahaan. Dari kemitraan tersebuk keduanya membuat prestasi yang paling
signifikan saat itu. Keduanya berhasil menciptakan merek yang begitu terkenal saat ini,
seperti Labello (1909) dan NIVEA (1911). Didorong oleh inovasi, mereka menciptakan
barang bermerek dengan kualitas yang dapat diandalkan secara konsisten dan manfaat nyata
bagi konsumen yang luas. Troplowitz yakin bahwa ini akan menjadi konsep yang sukses
untuk masa depan. Dia melihat banyak peluang untuk produk perawatan kosmetik pada
khususnya. Hal ini yang dijadikan fondasi untuk orientasi strategis perusahaan sampai daat
ini
Prairie yang sukses adalah kunci keberhasilan internasional ini dan memungkinkan
Beiersdorf berada di seluruh dunia.
Sejarah produk NIVEA berawal dari kesukseskan produk NIVEA Crème pada tahun
1911. Produk tersebut merupakan hasil dari campuran eucerit, minyak dan air. Eucerit
sendiri merupakan hasil temuan dari Dr Isaac Lifschütz, zat tersebut bertindak sebagai
pengemulsi untuk menggabungkan minyak dan air menjadi campuran yang sangat haslus
dan stabil. Dermatologist Professor Paul Gerson Unna mengagumi pengetahuan spesialis Dr.
Lifschütz di bidang ini dan mempresentasikannya kepada Dr Oscar Troplowitz, seorang ahli
kimia dan pendiri Beiersdorf. Dia menyadari bahwa emulsi air dalam minyak akan
membentuk dasar sempurna untuk krim kulit kosmetik. Nama NIVEA, berasal dari kata
Latin "nix, nivis" dan berarti "salju". Ketika diterjemahkan, NIVEA secara harfiah berarti
"salju putih pemberian nama tersebut terinspirasi dari warna hasil emulsi yang bewarna
putih salju. NIVEA berhasil menjadi perawatan kulit pertama yang dapat dieskpor ke seluruh
dunia tanpa kehilangan kualitas dan konsistensinya.
Tiga tahun setelah NIVEA Crème megawali debutnya di Hamburg, tersedia disetiap
benua dan hamper setengah dan penjualan NIVEA berasal dari luar negeri. Pada tahun 1914
NIVEA membuat pusat produksi tidak hanya di Hamburg saja tapi juga di Buenos Aires,
Kopenhagen, Meksiko, Moskow, New York, Paris dan Sidney Dalam pemasaranya NIVEA
berusaha untuk menyesuaikan dengan kebutuhan perawatan Kulit orang dan berbagai negara.
Hal ini lah yang mendasari inovasi dan pemasaran produk NIVEA lainnya Seperti, di negara-
negara dingin NIVEA menekankan kemampuan produk nya untuk melindungi kulit dari
salju, angina dan hujan. Selain itu , pada tahun 1930-an untuk memenuhi permintaan pasar
di Asia yang menginginkan produk perawatan kulit yang bisa meringankan kulit makan
NIVEA menciptkan NIVEA Whitening Paste. Adapaun untuk negara dengan iklim yang
lebih panas maka NIVEA Sun jauh lebih banyak dipasarkan.
Pada tahun 1960-an karavan NIVEA dan bola NIVEA menjadi ikon di tempat-tempat
wisata seperti pantai. Pada saat itu pulalah bahwa para ilmuwan pertama kali menemukan
hubungan antara paparan sinar matahari, kanker kulit, dan kerusakan kulit, seperti penuaan
dini. Penemuan ini mendorong peneliti kami untuk mengembangkan produk inovatif yang
dapat melindungi orang dari efek ini, dan membuat kita bisa menikmati sinar matahari
dengan aman. Selama beberapa dekade berikutnya, terobosan mereka menyebabkan
sejumlah inovasi perawatan kulit ttermasuk:
• Tabir surya dengan SPF
• Tabir surya semprot
• Krim pelembab sinar matahari, seperti rangkaian NIVEA Sun Visage
• Produk khusus untuk anak-anak, bayi dan kulit sensitive
Sejak awal peluncuran produk NIVEA sudah menyadari adanya kebutuhan perawatan
kulit pria yang sama seperti wanita. Sehingga pada tahun 1922 pun NIVEA memperkenalkan
produk perawatan pertama untuk pria yaitu NIVEA Shaving Soap. Tetapi mereka menyadari
adanya kebutuhan lainnya yang harus di tangani maka pada tahun 1980 menetapkan tren lain
dengan meluncurkan produk After-shave balm sehingga para pria dapat merasakan
kenyamanan dan menghilangkan iritasi saat bercukur. Pada tahun 1986 NIVEA kembali
meluncurkkan produk NIVEA for Men yang merupakan rangkaian perawatan kulit yang
diciptakan khusus untuk pria. Dari krim hingga alat cukur listrik dari kontrol minyak sampai
anti penuaan. Dari scrub wajah hingga body wash. Lini produk NIVEA for Men telah
berlipat ganda sejak sabun pencukur pertama itu. Dan itu akan terus berkembang seiring
kebutuhan perawatan kulit pria yang selalu berubah. Pada tahun 1998 NIVEA berhasil
mengembangkan Q10 sebagai anti penuaan dan memperkenalkanya ke pasar. Pada tahun
2000an mulai dari tahun 2011 NIVEA telah mempekerjakan lebih dari 850 ilmuwan dan
Skin Research yang berada di Hamburg telah diakui sebagai salah satu institusi perawatan
kulit tercanggih di dunia.
Selama bertahun-tahun atas dedikasi dan prestasi NIVEA menghasilkan kemajuan
perawatan kulit mulai dari krim kulit, body lotion, SPF sunscreen, aftershave bebas alkohol,
perawatan kulit untuk kulit dewasa, produk anti penuaan dengan Q10, deodorant dan lain-
lain yang dapat diterima masyarakat hingga saat ini. Hal ini dikarenakan dalam
mengembangkan produknya NIVEA diuji pada banyak orang dalam berbagai situasi
sebelum mulai dijual, ini dilakukan utnuk menciptakan produk perawatann kulit yang sesuai
dengan banyak faktor termasuk jenis kulit, ras, jenis kelamin, usia dan budaya serta tempat
tinggal. Dan untuk kedepannya NIVEA akan teteap berinovasi unutk menciptakan terobosan
perawatan kulit lainnya.
Pada tahun 1978 Plester pertama khusus untuk apotek diperkenalkan, khusus untuk
perawatan kulit sensitif yang dikenal sebagai Hansamed. Pada tahun 1984 Hansaplast
mengeluarkan produk plester elastis pertama nya. Pada tahun 1996 hansaplast mengeluarkan
produk setrip Aqua Protect sebagai bentuk inovasi plaster tahan air. Tahun 1999 lini produk
hansaplast mulai berkembang mencakup perban persendian untuk tangan, siku, kaki dan
lutut 2002 Plester besar dan jenis pereda rasa sakit yang berbeda: plester terapi panas ABC
untuk nyeri punggung dan leher bergabung dengan Hansaplast dan sejak saat itu membawa
nama merk. 2007 Perawatan kaki juga merupakan topik Hansaplast. Gel pencegah lecet
diperkenalkan. 2009 Hansaplast memulai jajaran perawatan kaki dengan krim kaki "Velvet
Feet".
dan Hansaplast, Warehouse, jalan, serta ruang penunjang produksi dan personalia yang
berupa kantin, sport room, smoking area, area parkir, dan ruang hijau dengan banyak pohon
pohon untuk menjaga resapan air. Selain itu terdapat pula Waste Water Treatment Plant
(WWTP) di perusahaan untuk mengelola dan menjaga limbah cair baik yang berasal dari
hasil produksi maupun domestik mengikuti peraturan pemerintah dan zero discharge.
Dalam menunjang serta memperbaiki kinerja nya dari waktu ke waktu PC Malang
memiliki budaya organisasi dimana setiap bagian dari PT.Beiersdorf Indonesia melaporkan
setiap kegiatan yang di lakukan dan hasil yang didapat setiap hari dalam daily fit meeting.
Waktu pertemuan tersebut berlangsung 15-30 menit di setiap pagi. Daily fit meeting
dilakukan untuk membahas semua permasalahan yang terjadi pada proses produksi, cara
pemecahan masalah, prestasi, serta kinerja untuk membahas isu –isu penting terkait dengan
bisnis perusahaan. Selain daily fit meeting pada produksi Hansaplast juga dilakukan meeting
setiap pergantian shift nya hal ini dilakukan unutk membahas dan mengetahui efisiensi dari
mesin, down time mesin, serta jumlah output produk dari setiap batch yang telah dikerjakan.
Program ini menjadi agenda penting bagi budaya PT. Beiersdorf Indonesia yang sejak lama
dipertahankan, karena hal ini dapat dikembangkan menjadi sarana yang tepat untuk
berkomunikasi dan membangun kerja sama tim dari PC Malang
BOARD OF
COMMISSIONERS
THE EXCLUSIVE
HIGHEST OFFICIALS
MEMBER OF
EXSECUTIVE BOARD MEMBER OF MEMBER OF MEMBER OF MEMBER OF
Deputy of Executive EXSECUTIVE BOARD EXSECUTIVE BOARD EXSECUTIVE BOARD EXSECUTIVE BOARD
Board Chairman Branding, Reseacrh and
Development, Afiliasi Afiliasi wilayah Eropa Human Resource Finance and Quality Pharmacy and Selectif
wilayah Asia Pasifik
MANAGER
DIRECTOR
FINANCE &
SALES DIRECTOR HUMAN RESOURCE MARKETING SUPPLY CHAIN PC DIRECTOR
ACCOUNTING
PLASTER
PRODUCTION
COSMETIC
PRODUCTION
QUALITY
MANAGEMENT
PROCUREMENT
PC DIRECTOR TECHNICAL
SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT
MASTER PLAN
HUMAN RESOURCE
SHE &
SUSTAINABILITY
START
Pencampuran material
Yes
Filling material
(tube, bottle, jar)
Packaging
FINISH
START
Penggabungan Material
dengan bahan perekat/getah
No karet
Scrap Inspeksi kain (mixing)
No
Inspeksi produk jadi Reject
Yes
Packaging
FINISH
cairan karet akan direkatkan pada kain plaster dengan suhu 129oC dan langsung didinginkan
menggunakan mesin pendingin dan hasilnya adalah gulungan kain yang telah berisi perekat.
Proses selanjutnya yaitu penyiapan bahan pelindung luka (wound pad), bahan tersebut
dipotong kecil sesuai ukuran menggunakan mesin slitting. Kemudian gulungan kain yang
telah berisi perekat (jumbo roll) dipotong menjadi beberapa bagian sesuai ukuran plaster.
Proses selanjutnya yaitu penggabungan kain plaster yang telah berisi perekat (made roll),
bahan pelindung luka (wound pad), dan sampul plaster yang dinamakan proses dressing
menggunakan sistem mesin. Setelah proses dressing, selanjutnya produk plaster diinspeksi,
apabila lolos maka produk masuk tahap packaging kardus yang disesuaikan dengan jenis
produk, dan apabila tidak lolos produk akan di reject. Setelah proses packaging seluruh
kardus akan dibawa ke gudang penyimpanan yang nantinya akan didistribusikan ke gudang
Hub Surabaya dan gudang Hub Jakarta.
BAB III
PELAKSANAAN KKN-P
Pada bab ini akan dibahas mengenai waktu dan tempat KKNP, jurnal kegiatan KKNP,
metode penelitian, serta langkah-langkah penelitian.
Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi nyata dan situasi saat ini dari
perusahaan. Selain itu, studi lapangan juga berfungsi untuk memahami alur proses
pengerjaan serta wewenang dari setiap divisi yang ada.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka berfungsi untuk menjadi dasar yang memperkuat analisa terhadap
permasalahan yang dihadapi. Adanya studi pustaka membantu penulis maupun pembaca
untuk memahami permasalahan secara teoritis kemudian dibandingkan dengan masalah
yang ada di perusahaan dan implementasi metode yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
3. Identifikasi Masalah
Tahap ini merupakan tahap penentuan masalah yang terjadi di perusahaan. Adanya
dukungan dari tahap studi lapangan dan studi pustaka menjadikan penentuan masalah
di perusahaan dapat menjadi lebih objektif karena sudah mengetahui kondisi di
perusahaan serta adanya teori yang mendukung untuk menjadi dasar permasalahan
tersebut.
4. Perumusan Masalah
Setelah melakukan identifikasi terhadap masalah yang dialami perusahaan, selanjutnya
akan dilakukan perumusan masalah yang bertujuan untuk merumuskan berbagai
pertanyaan mengenai masalah yang ingin dianalisis. Tahap ini akan mempermudah
penulis untuk memberikan poin-poin penting mengenai pengamatan suatu masalah.
5. Penetapan Tujuan Penelitian
Setelah masalah yang ingin diamati telah selesai dirumuskan, selanjutnya penulis
melakukan penetapan tujuan penelitian. Tahap ini merupakan jawaban dari masalah
yang telah dirumuskan sebelumnya.
6. Pengumpulan Data
Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan
laporan dan proses analisis permasalahan yang dialami perusahaan. Data-data yang
dikumpulkan antara lain:
a. Profil perusahaan dari PT. Beiersdorf Indonesia.
b. Produk NIVEA dan Hansaplast PT. Beiersdorf
c. Langkah proses pembuatan produk NIVEA dan Hansaplast PT Beiersdorf
d. Data target produksi per hari
e. Data routing operator
Mulai
Studi Lapangan
Studi Pustaka
Identifikasi Masalah
Perumusan Masalah
Penetapan Tujuan
Penelitian
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Selesai
BAB IV
ANALISIS PENGUKURAN KERJA PADA PROSES
MANUAL PACKING PRODUKSI HANSAPLAST
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan, asumsi, tinjauan pustaka, pengumpulan data, pengolahan data, analisis
perthitungan dan saran perbaikan untuk proses manual packing.
dan upaya untuk mengefesiensikan proses, yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan
output dari proses manual packing.
4.4 BATASAN
Batasan masalah merupakan aktivitas terbatas yang tidak dapat dilakukan pada
penelitian. Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Proses yang diamati hanya proses manual packing produksi Hansaplast
4.5 ASUMSI
Asumsi merupakaan dugaan yang diterima dan digunakan sebagai dasar dalam
penelitian. Asumsi dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Proses produksi hansaplast di PT. Beiersdorf Indonesia berlangsung dalam keadaan
normal.
2. Data yang diambil diasumsikan cukup dan mewakili keseluruhan proses manual
packing produksi Hansaplast.
Tombol stopwatch ditekan pada saat awal elemen kerja dan terus dibiarkan berjalan
selama periode studi. Waktu setiap elemen kerja akan diperoleh dengan cara pengurangan
dan dilakukan setelah studi pengukuran kerja selesai dilaksanakan.
2) Pengukuran Waktu Secara Berulang (Snap-Back Method)
Jarum penunjuk stopwatch selalu dikembalikan ke posisi nol setiap kali satu elemen
kegiatan selesai dilaksanakan. Waktu yang diamati dan dicatat merupakan waktu yang
sebenarnya.
3) Pengukuran Waktu Secara Penjumlahan (Accumulative Timing)
Merupakan kombinasi cara pengukuran dengan metode continuous dan snap-back
(pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan dua atau lebih stopwatch yang bekerja
secara bergantian).
4.6.3 METODE SAMPLING KERJA (WORK SAMPLING)
Work Sampling adalah suatu aktifitas pengukuran kerja untuk mengestimasikan
proporsi waktu yang hilang (idle/delay) selama siklus kerja berlangsung atau untuk melihat
proporsi kegiatan tidak produktif yang terjadi (ratio delay study). Pengamatan dilaksanakan
secara random selama siklus kerja berlangsung untuk beberapa saat tertentu.
4.6.4 WESTING HOUSE SYSTEM’S RATING
Performance rating adalah aktifitas untuk menilai dan mengevaluasi kecepatan operator
untuk menyelesaikan produknya. Tujuan dari performance rating adalah untuk
menormalkan waktu kerja yang disebabkan oleh ketidakwajaran (Sutalaksana,1979).
Westing house system’s rating merupakan sistem yang digunakan untuk mengukur
performansi dengan mempertimbangkan 4 faktor, yaitu Skill (Keahlian yang dimiliki
operator), Effort (Usaha atau kesungguhan yang ditunjukkan operator ketika bekerja),
Kondisi Kerja atau Condition (Kondisi lingkungan fisik seperti pencahayaan, temperatur,
dan kebisingan ruangan), dan Konsistensi atau Consistency (kestabilan saat menyelesaikan
pekerjaan). (Hari, 2003).
Sistem ini merupakan sistem yang cukup lama dan sering digunakan dalam sistem
rating yang diperkenalkan oleh Westing House Company. Westing house system rating
berisikan nilai – nilai angka yang berdasarkan tingkatan yang ada untuk masing – masing
faktor tersebut. Gambar dari performance rating tersebut dapat dilihat pada gambar berikut
Waktu siklus adalah waktu maksimum yang boleh dihabiskan suatu produk di setiap
stasiun kerja (Heizer & Render, 2009).
Waktu produksi yang tersedia per hari
Waktu siklus = Units yang dihasilkan per hari
4. Output Standard
Tingkat ketelitian data yang diperoleh akan mempengaruhi hasil penetapan standar
yang telah didapat. Setelah mendapatkan waktu standar selanjutnya kita dapat
menghitung output standarnya dengan rumus dibawah ini:
1
Output Standar = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
Sumber: Wignjosoebroto (2006)
Pada proses manual packing Hansaplast Roll Jumbo jumlah packer yang bekerja
sebanyak 2 orang dengan elemen kerja yang sama yaitu membuka display box, memasukan
snapring ke display box, menutup display box dan menutup snapring. Berikut merupakan
rekapitulasi data. (Terlampir)
4.7.4 Data pengamatan manual packing Hansaplast Jumbo 47754
Pada proses manual packing Hansaplast Jumbo 47755 jumlah packer yang bekerja
sebanyak 3 orang dengan elemen kerja berbeda. Berikut merupakan elemen kerja packer dan
rekapitulasi data (Terlampir).
Tabel 4.2 Tabel Elemen Kerja Manual packing Hansaplast Jumbo 47754
Packer Elemen Kerja
Membuka Folding Box
A
Mengelem Folding Box
Memotong strip jumbo
B
Memasukkan hasil potongan
Mengambil Folding Box yang terisi
C Mengelem FD
Memasukkan FD (/5box)
Tabel 4.6 Tabel Perhitungan Waktu Line Manual packing Hansaplast Standart 10928 (Lanjutan)
Operator Elemen Kerja Rata-rata waktu kerja line 1 Rata-rata waktu kerja line 2
(detik) (detik)
Menghitung dan 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
memotong gulungan 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
menjadi 10 strip 12,61 28,7
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
10 20
AVG= 1,26 AVG= 1,43
Cutter
Menaruh kedalam 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
tray 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
29,1 68
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
10 20
AVG= 2,91 AVG= 3,4
Membuka envelope 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
+ memasukan strip 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
125.5 98,2
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
50 40
AVG= 2,51 AVG= 2.46
Menstiker envelope 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
78,38 47,1
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
50 39
AVG= 1,57 AVG= 1,21
Membuka display 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
box 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
packer 40,04 4174
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
22 10
AVG= 1,82 AVG= 2,76
Menghitung dan 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
menyusun envelope 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
sebanyak 30 876,9 1300,86
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
23 22
AVG= 38,13 AVG= 59,73
Menutup dan 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
menstiker display 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
box 227,7 216,3
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
30 35
AVG= 7,59 AVG= 6,18
Dari perhitungan lamanya waktu pengerjaan setiap elemen kerja pada proses
manual packing produk Hansaplast Elastic Standart 10928 dari kedua line maka didapat
rata-rata waktu pengerjaan sebagai berikut.
Tabel 4.7 Tabel Waktu Rata-Rata Hansaplast Elastic Standart 10928
Operator Elemen kerja Waktu rata-rata (detik)
Mengambil gulungan 4,967
Menghitung dan memotong gulungan menjadi 10 1,348
Cutter
strip
Menaruh kedalam tray 3,155
Membuka envelope + memasukan strip 2,48
Packer
Menstiker envelope 1,39
Tabel 4.7 Tabel Waktu Rata-Rata Hansaplast Elastic Standart 10928 (Lanjutan)
Operator Elemen Kerja Waktu rata-rata (detik)
Membuka folding box 2,29
Packer Menghitung dan menyusun envelope sebanyak 30 48,93
Menutup dan menstiker display box 6,89
Tabel 4.9 Tabel Perhitungan Waktu Rata-Rata Manual packing Hansaplast Roll Standart 1989
Rata-rata waktu kerja line 1 Rata-rata waktu kerja line 2
Elemen Kerja
(detik) (detik)
memasukan 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
snapring dan 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
1294,4 786,32
memasukan ke 𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
30 20
dalam DB AVG= 43,1467 AVG= 39,316
Berdasarkan perhitungan rata-rata waktu kerja yang di butuhkan pada tiap line yaitu
sebesar 50,413 detik pada line 1 dan 45,402 pada line 2. Dari kedua line tersebut maka
di dapat rata-rata waktu pengerjaan manual packing produk Hansaplast Roll Standart
1989 dalam menyeselsaikan 1 finished good dalam satuan display box, dimana tiap
display box berisi 20 rol yaitu selama 47.9075 detik.
3. Manual packing Hansaplast Roll Jumbo 1226
Berikut merupakan perhitungan waktu rata-rata dalam menghasilkan 1 output
display box produk Hansaplast Roll Jumbo 1226
Tabel 4.10 Tabel Perhitungan Waktu Rata-Rata Manual packing Hansaplast Roll Jumbo 1226
operator Elemen Kerja Rata-rata waktu kerja line 1 Rata-rata waktu kerja line 2
(detik) (detik)
Membuka 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
display box 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
23,655 69,6
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
15 30
AVG= 1,577 AVG= 2,32
Packer
Memasuka 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
snapring 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
ke display 105,5 180.69
box 𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
15 30
AVG= 7,05 AVG= 6,023
Tabel 4.10 Tabel Perhitungan Waktu Rata-Rata Manual packing Hansaplast Roll Jumbo 1226
(Lanjutan)
operator Elemen Kerja Rata-rata waktu kerja line 1 Rata-rata waktu kerja line 2
(detik) (detik)
Menutup display 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
box 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
60,15 135,3
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
15 30
AVG= 4,01 AVG= 4,51
Packer
Menutup 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
snapring 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
26,2 39,9
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
20 30
AVG= 1,31 AVG= 1,33
Total waktu/display box 13,947 14,183
Berdasarkan perhitungan rata-rata waktu kerja yang di butuhkan pada tiap line yaitu
sebesar 13,947 detik pada line 1 dan 14,183 pada line 2. Dari kedua line tersebut maka
di dapat rata-rata waktu pengerjaan manual packing produk Hansaplast Roll Jumbo
1226 dalam menyeselsaikan 1 finished good dalam satuan display box, dimana tiap
display box berisi 10 rol yaitu selama 25,9375 detik.
4. Manual packing Hansaplast Jumbo 47754
Berikut merupakan perhitungan waktu rata-rata dalam menghasilkan 1 output
display boz produk Hansaplast Jumbo 47754
Tabel 4.11 Tabel Perhitungan Waktu Rata-Rata Manual packing Hansaplast Jumbo 47754
Packer Elemen Kerja Waktu Rata-Rata
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
Membuka display box 32,5
𝐴𝑉𝐺 =
10
AVG= 3,25
A
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
Mengelem display box 42,7
𝐴𝑉𝐺 =
10
AVG= 4,27
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
B Memotong strip jumbo 45,2
𝐴𝑉𝐺 =
10
AVG= 4,52
Tabel 4.11 Tabel Perhitungan Waktu Rata-Rata Manual packing Hansaplast Jumbo 47754 (Lanjutan)
Packer Elemen Kerja Waktu Rata-Rata
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
Memasukkan hasil potongan 34,5
𝐴𝑉𝐺 =
10
AVG=3,45
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
Mengambil display box 26,1
𝐴𝑉𝐺 =
10
AVG= 2,61
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
C Mengelem display box 26,2
𝐴𝑉𝐺 =
10
AVG= 2,62
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
Memasukan display box kedalam shipping 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
carton 23,655
(memasukan per 5 box) 𝐴𝑉𝐺 =
50
AVG= 0,836
Total Waktu/Display box 21,556 detik
Tabel 4.12 Tabel Perhitungan Waktu Rata-Rata Manual packing Fixomul (Lanjutan)
Operator Elemen Kerja Rata-rata waktu kerja line 1 Rata-rata waktu kerja line 2
(detik) (detik)
Menutup display box 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
dan menstiker 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
49,8 78,71
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
10 10
AVG= 4,98 AVG= 7,871
Packer
Menutup display box 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
ke dalam shipping 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
carton 6,637 18,98
𝐴𝑉𝐺 = 𝐴𝑉𝐺 =
10 10
AVG= 0,7374 AVG= 1,898
Total waktu/display box 9,65 detik 14,553
Berdasarkan perhitungan rata-rata waktu kerja yang di butuhkan pada tiap line yaitu
sebesar 9,65 detik pada line 1 dan 14,553 pada line 2. Dari kedua line tersebut maka di
dapat rata-rata waktu pengerjaan manual packing dalam menyeselsaikan 1 finished good
dalam satuan display box.produk Fixomul yaitu selama 12,10 detik.
6. Utilitas Helper
Berikut merupakan perhitungan utilisasi para helper
Tabel 4.13 Tabel Perhitungan Utilisasi Helper
Helper Raw Material Helper Manual packing Helper Packaging
material
Waktu 465 menit 465 menit 465 menit
kerja
Waktu 397 menit 67 menit 295 menit
produktif
Waktu 68 menit 398 menit 170 menit
non
produktif
%produktifitas = %produktifitas = %produktifitas =
397 67 295
𝑥 100 = 85% 𝑥 100 = 14% 𝑥 100 = 63%
utilitas 465 465 465
%Nonproduktif = %Nonproduktif = %Nonproduktif =
68 398 170
𝑥 100 = 15% 𝑥 100 = 86% 𝑥 100 = 37%
465 465 465
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 3 jenis allowance yang diberikan yaitu,
personal needs allowance sebesar 1% dikarenakan seperti kelonggaran untuk minum dan ke
kamar mandi jarang terjadi dan dalam pengamatan perhitungan waktu sudah termasuk dalam
kondisi operartor mengobrol dengan rekan kerja dan tidak mempengaruhi pekerjaannya,
fatigue allowance 2% karena pekerjaan yang dilakukan bukanlah pekerjaan yang berat,
tetapi masih adanya kemungkinan kelelahan mata operator untuk tetap fokus melihat hal
yang berulang-ulang dan kelelahan posisi duduk yang cukup lama sehingga membutuhkan
waktu untuk menghilangkan rasa lelah. Delay allowance sebesar 1% dikarenakan jarang
terjadi dan tidak menghambat pekerjaan sehingga total allowance yang diberikan sebesar
4%.
4.8.4 Menentukan waktu standart dan ouput standart
Perhitungan waktu standart bertujuan untuk mengetahui jumlah ouput standart yang
dapat dihasilkan oleh operator dalam kemampuan terbaiknya dengan kondisi kerja yang
optimal, berikut merupakan perhitungan waktu standart dan output standart untuk setiap
proses manual packing produksi Hansaplast.
4.8.4.1 Hansaplast Elastic Standart 10928
1. Waktu Observasi
Waktu observasi didapat dari rata-rata waktu pengamatan dari kedua line manual
packing, untuk waktu observasi setiap elemen kerja pada manual packing produk
Hansaplast Elastic Standart 10928 merupakan waktu untuk menghasilkan 30
envelope, berikut tabel waktu observasi.
Tabel 4.16 Tabel Waktu Observasi Produk Hansaplast Elastic Standart 10928
Elemen kerja Waktu Obsevasi
(detik)
Mengambil gulungan 14,901
Menghitung dan memotong gulungan menjadi 10 strip 40,44
Menaruh kedalam tray 18,93
Membuka envelope + memasukan strip 74,475
Menstiker envelope 41,614
Membuka folding box 2,29
Menghitung dan menyusun envelope sebanyak 30 48,93
Menutup dan menstiker display box 6,89
Total 248,47
2. Waktu Normal
Contoh perhitungan waktu normal pada elemen kerja proses manual packing produk
Hansaplast Elastic Standart 10928
Waktu Normal = Waktu Observasi x Performance rating
Waktu Normal = 14,901 x 138%
Waktu Normal = 20,56338
Berikut merupakan tabel rekap perhitungan waktu normal pada proses manual
packing produk Hansaplast Elastic Standart 10928
Tabel 4.17 Tabel Waktu Normal Produk Hansaplast Elastic Standart 10928
Elemen Kerja Waktu Observasi Performance Waktu Normal
(detik) Rating (detik)
Mengambil gulungan 14.901 138% 20,56338
Menghitung dan memotong gulungan 138%
menjadi 10 strip 40.44 55.8072
Menaruh kedalam tray 18.93 138% 26.1234
Membuka envelope + memasukan strip 74.475 138% 102.7755
Menstiker envelope 41.614 138% 57.42732
Membuka folding box 2.29 138% 3.1602
Menghitung dan menyusun envelope 138%
sebanyak 30 48.93 67.5234
Menutup dan menstiker display box 6.89 138% 9.5082
Total 248.47 342.8886
3. Waktu Standart
Contoh perhitungan waktu standart pada elemen kerja proses manual packing
produk Hansaplast Elastic Standart 10928
100%
Waktu Standart = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑥 100%−% 𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑒𝑛𝑐𝑒
100%
Waktu Standart = 20,56338 𝑥 100%−4%
4. Ouput standart
Berikut merupakan perhitungan ouput standart untuk produk Hansaplast Elastic
Standart 10928
(waktu kerja shift 1 = 27900)
27900 : 356.947= 78,16286 Display box
1 line terdiri dari 6 operator maka
Maka output standart tiap operator
78,16286: 6 = 13,02714
= 14 display box
4.8.4.2 Hansaplast Roll Standart 1989
1. Waktu Observasi
Waktu observasi didapat dari rata-rata waktu pengamatan dari kedua line manual
packing, produk Hansaplast Roll Standart 1989 merupakan waktu untuk
menghasilkan 1 display box yang berisikan 10 roll, berikut tabel waktu observasi
Tabel 4.19 Tabel Waktu Standart Produk Hansaplast Roll Standart 1989
Elemen kerja Waktu Obsevasi
(detik)
memasukan snapring dan memasukan ke dalam DB 41.231
Membuka display box 2.485
Menutup display box 4.191
Total 47.907
2. Waktu Normal
Contoh perhitungan waktu normal pada elemen kerja proses manual packing
produk Hansaplast Roll Standart 1989
Waktu Normal = Waktu Observasi x Performance rating
Waktu Normal = 41,231 x 138%
Waktu Normal = 56,89878
Berikut merupakan tabel rekap perhitungan waktu normal pada proses manual
packing produk Hansaplast Roll Standart 1989
Tabel 4.20 Tabel Waktu Normal Produk Hansaplast Roll Standart 1989
Elemen Kerja Waktu Performance Waktu Normal
Observasi Rating (detik)
(detik)
memasukan snapring dan memasukan ke dalam 138%
DB 41.231 56.89878
Membuka display box 2.485 138% 3.4293
Menutup display box 4.191 138% 5.78358
Total 47.907 66.11166
3. Waktu Standart
Contoh perhitungan waktu standart pada elemen kerja proses manual packing
produk Hansaplast Roll Standart 1989
100%
Waktu Standart = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑥 100%−% 𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑒𝑛𝑐𝑒
100%
Waktu Standart =56,89878 𝑥 100%−4%
4. Ouput standart
Berikut merupakan perhitungan output standart untuk produk Hansaplast Roll
Standart 1989
Output standart = 3600 : 68.82224
= 52.30867
= 53 display box/operator/jam
4.8.4.3 Hansaplast Roll Jumbo 1226
1. Waktu Observasi
Waktu observasi didapat dari rata-rata waktu pengamatan dari kedua line manual
packing, produk Hansaplast Roll Jumbo 1226 merupakan waktu untuk
menghasilkan 1 display box yang berisikan 10 roll, berikut tabel waktu observasi
Tabel 4.22 Tabel Waktu Observasi Produk Hansaplast Roll Jumbo 1226
Elemen kerja Waktu Obsevasi
(detik)
Membuka display box 1.945
Memasuka snapring ke display box 6.536
Menutup display box 4.26
Menutup snapring 1.32
Total 14.061
2. Waktu Normal
Contoh perhitungan waktu normal pada elemen kerja proses manual packing
produk Hansaplast Roll Jumbo 1226
Waktu Normal = Waktu Observasi x Performance rating
Waktu Normal = 1,945 x 138%
Waktu Normal = 2,6841
Berikut merupakan tabel rekap perhitungan waktu normal pada proses manual
packing produk Hansaplast Roll Jumbo 1226
Tabel 4.23 Tabel Waktu Normal Produk Hansaplast Roll Jumbo 1226
Elemen Kerja Waktu Observasi Performance Waktu Normal
(detik) Rating (detik)
Membuka display box 1.945 138% 2.6841
Memasuka snapring ke display 138%
box 6.536 9.01968
Menutup display box 4.26 138% 5.8788
Menutup snapring 1.32 138% 1.8216
Total 14.061 19.40418
3. Waktu Standart
Contoh perhitungan waktu standart pada elemen kerja proses manual packing
produk Hansaplast Roll Jumbo 1226
100%
Waktu Standart = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑥 100%−% 𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑒𝑛𝑐𝑒
100%
Waktu Standart =2,6841 𝑥 100%−4%
4. Ouput Standart
Berikut merupakan perhitungan output standart untuk produk Hansaplast Roll
Standart 1989
Output standart = 3600 : 20.19975
= 178.22
= 179
4.8.4.4 Hansaplast Jumbo 47754
1. Waktu Observasi
Waktu observasi didapat dari rata-rata waktu pengamatan dari proses manual
packing produk Hansaplast Jumbo 47754, berikut tabel waktu observasi
Tabel 4.25 Tabel Waktu Observasi Produk Jumbo 47754
Elemen kerja Waktu Obsevasi
(detik)
Membuka display box 3.25
Mengelem display box 4.27
Memotong strip jumbo 4.52
Memasukkan hasil potongan 3.45
Mengambil display box 2.61
Mengelem display box 2.62
Memasukan display box kedalam shipping carton
(memasukan per 5 box) 0.836
Total 21.556
2. Waktu Normal
Contoh perhitungan waktu normal pada elemen kerja proses manual packing
produk Hansaplast Jumbo 47754
Waktu Normal = Waktu Observasi x Performance rating
3. Waktu Standart
Contoh perhitungan waktu standart pada elemen kerja proses manual packing
produk Hansaplast Jumbo 47754
100%
Waktu Standart = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑥 100%−% 𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑒𝑛𝑐𝑒
100%
Waktu Standart = 4,485 𝑥 100%−4%
4. Ouput standart
Berikut merupakan perhitungan output standart untuk produk Hansaplast Jumbo
47754
2. Waktu Normal
Contoh perhitungan waktu normal pada elemen kerja proses manual packing
produk Fixomul
Waktu Normal = Waktu Observasi x Performance rating
Waktu Normal = 1,982 x 138%
Waktu Normal = 2,73516
Berikut merupakan tabel rekap perhitungan waktu normal pada proses manual
packing produk Fixomul.
Tabel 4.29 Tabel Waktu Normal Produk Fixomul
Elemen Kerja Waktu Observasi Performance Waktu Normal
(detik) Rating (detik)
Membuka display box 1.982 138% 2.73516
Mengambil dan memasukan ke dalam display 138%
box 2.373 3.27474
Menutup display box dan menstiker 6.425 138% 8.8665
Menutup display box ke dalam shipping carton 1.317 138% 1.81746
Total 12.097 16.69386
3. Waktu Standart
Contoh perhitungan waktu standart pada elemen kerja proses manual packing
produk Fixomul
100%
Waktu Standart = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑥 100%−% 𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑒𝑛𝑐𝑒
100%
Waktu Standart = 2,73516 𝑥 100%−4%
Berikut merupakan tabel rekap perhitungan waktu standart pada elemen kerja
proses manual packing produk Fixomul.
Tabel 4.30 Tabel Waktu Standart Produk Fixomul
Elemen kerja Allowance Waktu Normal Waktu
(%) (detik) Standart
(detik)
Membuka display box 4% 2.73516 2.847302
Mengambil dan memasukan ke dalam display box 4% 3.27474 3.409004
Menutup display box dan menstiker 4% 8.8665 9.230027
Menutup display box ke dalam shipping carton 4% 1.81746 1.891976
Total 16.69386 17.37831
4. Ouput standart
Berikut merupakan perhitungan output standart untuk produk Hansaplast Roll
Standart 1989
Output standart = 3600 : 17,37831
= 207.1548
= 208
4.9 ANALISIS PENGUKURAN WAKTU STANDART DAN OUTPUT STANDART
Dari hasil pengukuran waktu standart dari setiap proses manual packing pada produksi
Hansaplast dapat deiketahui output standart yang dapat di hasilkan operator untuk setiap
jenis produk nya. Untuk produk Hansaplast Elastic Standart 10928 waktu standart sebesar
356,947 detik/display box, maka output standart yang dapat di hasilkan satu operator
sebanyak 14 display box/jam. Untuk produk Hansaplast Roll Standart waktu standart sebesar
68,82224 detik/display boz, maka output standart yang dapat dihasilkan satu operator
sebanyak 53 display box/jam. Untuk produk Hansaplast Roll Jumbo 1226 waktu standart
sebesar 20,19975 detik/ display box, maka ouput standart yang dapat dihasilkan satu
operator sebanyak 179 display box/jam. Untuk produk Hansaplast Jumbo 47754 waktu
standart sebesar 30,96692 detik/display box, maka output standart yang dapat dihasilkan satu
operator sebanyak 117 display box/jam. Untuk produk fixomul waktu standart sebesar
17,37831 detik/display box, maka output standart yang dapat dihasilkan satu operator
sebanyak 208 display box/jam.
Dari hasil perhitungan output kemudia dibandingkan dengan ouput aktual sehingga
dapat diketahui Overall Production Efficien dengan membagi data aktual dari standart target
harian produksi dengan perhitungan ouput standar x 100%. Berikut merupakan tabel
perbandingan
Tabel 4.31 Tabel Perbandingan Data Aktual dan Perhitungan Output Standar
Produk Data Aktual Perhitungan Output OPE
Standart
Hansaplast Elastic Standart 10928 11 display box/jam 14 display box/jam 78,6%
Hansaplast Roll Standart 1989 45 display box/jam 53 display box/jam 85%
Hansaplast Roll Jumbo 1226 96 display box/jam 179 display box/jam 53,6%
Hansaplast Jumbo 47754 116 display box/jam 117 display box/jam 99,1%
FIxomul 154 display box/jam 208 display box/jam 74%
mulai mulai
Cutter
Cutter
1. Mengambil gulungan
1. Mengambil gulungan 2. Menghitung dan memotong
2. Menghitung dan memotong gulungan menjadi 10 strip
gulungan menjadi 10 strip 3.Menaruh kedalam tray
3.Menaruh kedalam tray
Packer A
1. Membuka envelope + memasukan
Packer A strip
1. Membuka envelope + memasukan 2. Menstiker envelope
strip
2. Menstiker envelope
3. Membuka folding box
4. Menghitung dan menyusun envelope Packer B
1. Membuka folding box
sebanyak 30
2. Menghitung dan menyusun envelope
5. Menutup dan menstiker display box
sebanyak 30
3. Menutup dan menstiker display box
Selesai Selesai
Gambar 4. 2 Flowchart Manual packing Hansaplast Elastic Standart Sebelum dan Sesudah Perbaikan
2. Ada nya bantuan dari helper manual packing dikarenakan utilisasi dari persen
produktifitas mereka yang rendah karena terdapat banyak idle sehingga tenaga mereka
dapat dialokasikan untuk membantu packer dalam melakukan pekerjaanya sehingga
output yang didapat bisa meningkat. Selain itu dapat pula meningkatkan produktifitas
dari helper manual packing itu sendiri.
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang didapatkan dari pengumpulan
serta pengolahan data serta saran yang dapat diberikan oleh penulis.
5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penjelasan dan proses analisis data di atas,
adalah sebagai berikut:
1. Dalam proses produksi nya PT Beiersdorf Indonesia tak hanya mengandalkan
efisiensi kerja dari mesin saja tetapi dari tenaga sumber daya manusia nya, terutama
dalam proses manual packing pada produksi Hansaplast, oleh karena itu terdapat
banyak factor yang mempengaruhi kinerja sumber daya manusia nya tersendiri
sehingga dapat mempengaruhi produktifitas dan lama nya pengerjaan manual
packing yang dilakukan para pekerjanya. Dari kelima produk dapat diketahui
lamanya waktu standart dalam menghasilkan 1 finished good setiap produk, yaitu
selama 356,947 detik menit untuk output 1 display box Hansaplast Elastic Standart
10928, waktu standart selama 68,82224 detik untuk output 1 display box Hansaplast
Roll Standart 1989, waktu standart 20,19975 detik untuk output 1 display box
Hansaplast Roll Jumbo 1226, waktu standart selama 30,96692 detik untuk ouput 1
display box Hansaplast Jumbo 47754 dan waktu standart selama 17,37831 detik
untuk output 1 display box Fixomul
2. Pada proses produksi Hansaplast terdapat selain operator mesin dan operator manual
packing terdapat pula helper antara lain helper raw material, helper manual packing
dan helper packaging material. Ketiganya memiliki utilitas masing-masing dimana
utilitas produktifitas untuk helper raw material sebesar 85%, utilitas produktifitas
helper manual packing sebesar 14% dan utilitas helper packaging material sebesar
63%.
3. PT Beiersdorf Indonesia yang setiap hari nya selalu melakukan proses produksi guna
memenuhi permintaan, dimana ouput produksi berdasarkan target hariannya. Dari
lama nya waktu pengerjan ketiga jenis produk Hansaplast Elastic Standart 10928,
Hansaplast Roll Standart 1989, dan Hansaplast Roll Jumbo 1226 maka dapat
diketahui output ideal yang seharusnya dapat dihasilkan, yaitu Hansaplast Elastic
Standart 10928 sebanyak 14 display box/jam/operator, outptut Hansaplast Roll
Standart 1989 sebanyak 53 display box/jam/operator, output Hansaplast Roll Jumbo