Makalah Kulit Kelamin
Makalah Kulit Kelamin
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
Anggota :
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
penyusunan makalah ini sebagai tugas mata kuliah Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin.
mungkin.Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan
atas bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami.Sehingga
kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan
inshaAllah sesuai yang kami harapkan. Dan kami ucapkan terimakasih pula
kepada rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.
kepada kita semua dan semoga makalah ini dapat bermanfaat serta dapat
memerlukan. Amin.
Penulis
1
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Masalah......................................................................................................... 5
BAB II................................................................................................................................. 6
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 6
2.1 Definisi Infeksi Menular Seksual ............................................................................ 6
2.2 Jenis-Jenis Penyakit Infeksi Virus .......................................................................... 6
2.2.1 Herpes Zozter ..................................................................................................... 6
2.2.2 Herpes Simplex ................................................................................................ 13
2.2.3 Varisela ............................................................................................................ 16
2.2.4 Variola.............................................................................................................. 20
2.2.5 Kondiloma Akuminatum.................................................................................. 23
2.2.6 Moluskum Kontangiosum ................................................................................ 25
BAB III ............................................................................................................................. 30
PENUTUP ........................................................................................................................ 30
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 30
DAFTRA PUSTAKA ....................................................................................................... 31
2
BAB I
PENDAHULUAN
Kulit merupakan organ tubuh pada manusia yang sangat penting karena
terletak pada bagain luar tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsangan
seperti sentuhan, rasa sakit dan pengaruh lainnya dari luar.kulit tubuh seseorang
sering dianggap remeh karena sifatnya yang cenderung tidak berbahaya dan tidak
disebabkan karena infeksi bakteri, jamur, virus dan karena dasar alergi (Putri dkk,
2018).
menjalar dengan perkembangan penularan yang sangat cepat, penyakit ini dapat
melumpuhkan semua daya tahan tubuh terhadap berbagai bakteri protozoa, jamur
dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen
membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan
3
kematian pada sel yang diinfekinya. Dalam beberapa kasus, infeksi virus sering
bermanifestasi pada kulit seperti herpes zoster, herpes simplek, veruka, varisela,
dll.
antara lain dari faktor internal meliputi umur, pendidikan, pengetahuan tentang
infeksi virus, status pernikahan, pekerjaan sebagai pekerja seks komersil, individu
yang beresiko tinggi adalah individu yang sering berganti pasangan seksual dan
infeksi menular seksual dikalangan remaja dan dewasa muda, terutama wanita,
merupakan bukti bahwa masih rendahnya pengetahuan remaja akan infeksi virus.
Wanita dalam hal ini sering menjadi korban dari infeksi virus yang menular. Hal
4
1.3 Tujuan Masalah
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen
membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan
kematian pada sel yang diinfekinya. Dalam beberapa kasus, infeksi virus sering
bermanifestasi pada kulit seperti herpes zoster, herpes simplek, veruka, varisela,
dll.
a. Definisi
Herpes zoster adalah radang kulit akut yang bersifat khas seperti
Herpes Zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela yg
menyerang kulit dan mukosa, infeksi, ini merupakan keaktifan virus yang terjadi
setelah infeksi primer (ilmu penyakit kulit dan kelamin). Herpes zoster yaitu sutau
infeksi yang dialami oleh seseorang yang tidak mempunyai kekebalan terhadap
6
varicella (misalnya seseorang yang sebelumnya tidak terinfeksi oleh varicella
dalam bentuk cacar air). Varisela adalah infeksi virus akut yang di tandai dengan
adanya vesikel pada kulit yang sangat menular. Penyakit ini disebut juga
denga chicken pox, Cacar air, atau varisela Zoster. Herpes Zoster mempunyai
b. Etiologi
Penyebab dari Herpes Zoster ini secara umum adalah Virus Varicella
zoster. Varicella zoster adalah agens virus penyebab dari cacar air dan herpes
zoster. Setelah sembuh dari cacar air, virus Varicella tetap ada dalam tubuh dalam
tetapi potensial untuk aktif kembali. Pada tahap reaktivitas, Varicella muncul
sebagai Herpes zoster yang sering disebut sebagai shingles. Virus varicella zoster
terdiri dari kapsid berbentuk ikosahedral dengan diameter 100 nm. Kapsid
tersusun atas 162 sub unit protein-virion yang lengkap dengan diameternya 150-
200 nm, dan hanya virion yang terselubung yang bersifat infeksius. Infeksiositas
virus ini dengan cepat dihancurkan oleh bahan organik, deterjen, enzim
proteolitik, panas dan suasana Ph yang tinggi. Masa inkubasinya 14-21 hari.
1. Usia lebih dari 50 tahun, infeksi ini sering terjadi pada usia ini akibat daya
tahan tubuhnya melemah. Makin tua usia penderita herpes zoster makin tinggi
7
2. Orang yang mengalami penurunan kekebalan (immunocompromised) seperti
HIV dan leukemia. Adanya lesi pada ODHA merupakan manifestasi pertama
dari immunocompromised.
1. Trauma/ luka
2. Kelelahan
3. Demam
4. Alkohol
5. Gangguan pencernaan
6. Obat-obatan
7. Sinar ultraviolet
8. Haid
9. Stress
8
c. Gejala Klinis
nusea, rash, kemerahan, sensitive, sore skin (rasa terbakar atau tertusuk), gatal
dan kesemutan.
2. Erupsi kulit hampir selalu unilateral dan biasanya terbatas pada daerah yang
dipersarafi oleh satu ganglion sensorik. Erupsi dapat terjadi diseluruh bagian
9
3. Lesi dimulai dengan macula eritroskuamosa, kemudian terbentuk papul-papul
dan dalam waktu 12-24 jam lesi berkembang menjadi vesikel. Pada hari ketiga
berubah menjadi pastul yang akan mengering menjadi krusta dalam 7-10 hari.
Krusta dapat bertahan sampai 2-3 minggu kemudian mengelupas. Pada saat ini
4. Lesi baru dapat terus muncul sampai hari ke-4 dan kadang-kadang sampai hari
ke-7.
6. Pada lansia biasanya mengalami lesi yang lebih parah dan mereka lebih
d. Pemeriksaan Penunjang
2. Kultur dari cairan vesikel dan tes antibody: digunakan untuk membedakan
4. Pemeriksaan histopatologik
6. Kultur virus
10
Cairan dari lepuh yang baru pecah dapat diambil dan dimasukkan ke
dalam media virus untuk segera dianalisa di laboratorium virologi. Apabila waktu
pengiriman cukup lama, sampel dapat diletakkan pada es cair. Pertumbuhan virus
varicella-zoster akan memakan waktu 3-14 hari dan uji ini memiliki tingkat
dibandingkan dengan teknik kultur sel. Sel dari ruam atau lesi diambil dengan
menggunakan scapel (semacam pisau) atau jarum kemudian dioleskan pada kaca
9. Uji serologi, Uji serologi yang sering digunakan untuk mendeteksi herpes
10. PCR, PCR digunakan untuk mendeteksi DNA virus varicella-zoster di dalam
e. Pengobatan
a) Pengobatan topical
Pada stadium vesicular diberi bedak salicyl 2% atau bedak kocok kalamin
untuk mencegah vesikel pecah. Bila vesikel pecah dan basah, diberikan kompres
terbuka dengan larutan antiseptic atau kompres dingin dengan larutan burrow 3x
11
sehari selama 20 menit. Apabila lesi berkrusta dan agak basah dapat diberikan
3x sehari.
b) Pengobatan sistemik
virus dan replikasinya. Meski tidak menyembuhkan infeksi herpes namun dapat
menurunkan keparahan penyakit dan nyeri. Dapat diberikan secara oral, topical,
atau parenteral. Pemberian lebih efektif pada hari pertama dan kedua pasca
(Ara-A Vira-A) dapat diberika lewat infuse intravena atau salep mata.
f. Diagnosa Banding
Herpes simplek
Varicella
12
Bulos pumfigord
a. Definisi
Herpes simpleks adalah penyakit berbentuk lesi pada kulit disebabkan oleh
Herpes Simplex Virus (HSV) yang menimbulkan infeksi akut yang ditandai
b. Etiologi
Herpes simpleks disebabkan oleh HVS atau herpes virus harmonis (HVH),
melalui hubungan badan atau penyakit ini juga disebut infeksi menular seksual.
Infeksi primer biasanya terjadi dalam waktu 2-21 hari setelah hubungan
seksual (oral maupun anal). Setelah terjadinya infeksi primer klinis atau subklinis,
pada suatu waktu infeksi ini akan menjdai rekuren , karna adanya factor pencetus,
c. Gejala klinis
13
- Nyeri pada rectum, tenesmus
Tanda-tanda:
- Eritem, vesikel, pustule, ulserasi multiple, erosi, lesi dengan krusta pada
tingkat infeksi
- Limfadenopati inguinal
- Faringitis
- Servisitis
Herpes Simplex Virus tipe 1 : pada umumnya menyebabkan lesi atau luka
Herpes Simplex Virus tipe 2 : umumnya lesi pada genital dan sekitarnya
14
d. Patogenesis
terdiri terutama dari DNA, berukuran kira-kira 10 µm, tetapi memiliki sarung
yang mudah larut, sehingga organisme tampak dua kali lebih besar dari ukuran
yang pada umumnya tidak bernyawa dan sering hanya bersifat sementara)
- Kerusakan sel
Perubahan sitologi terdiri dari penggabungan sel yang normal dengan sel
yang terinfeksi, untuk membentuk masa sinsisial yang kecil (giant sel) dengan
nukleus lebih dari satu. Pada beberapa keadaan, dapat terjadi pembelahan nuklei
yang lain. Sel-sel ini terlihat jelas pada hapusan sel lesi herpes dan sering disebut
sebagai mulbery sel. Di antara tanda-tanda histologi dari lesi herpes, sitolisis
merupakan tanda yang paling jelas, dengan disertai pembentukan vesikel intra
epitelial. Epitelial dasar vesikel dapat sangat rusak sehingga vesikel terletak
subepitelial. Sel-sel pada tepi vesikel dapat menunjukan tanda-tanda seperti di atas
tetapi tanda tersebut terlalu jelas terlihat pada pemeriksaan histologi. Infeksi
Herpes varisela – infeksi Zooster mirip dengan herpes simpleks, yaitu pada
struktur virus, pola infeksi (terdapat kontak primer, infeksi sistemis akut/infeksi
15
ulang), maupun patologi lesi epitelial. Selain itu pada tiap lesi berubag dari
makula menjadi papula dan vesikel, yang membentuk borok dan infeksi sekunder.
tes sederhana yaitu Tes Tzank diwarnai dengan pengecatan giemsa atau wright,
akan terlihat raksasa berinti banyak. Pemeriksaan laboratorium yang lain yaitu
f. Pengobatan
1. Acyclovir cream
3. Isoprinosin
4. Simptomatis
2.2.3 Varisela
a. Definisi
disebabkan oleh virus varisela-zoster (V-Z virus) yang sangat menular bersifat
akut yang umumnya menganai anak, yang ditandai oleh demam yang mendadak,
malese, dan erupsi kulit berupa makulopapular untuk beberapa jam yang
kemudian berubah menjadi vesikel selama 3-4 hari dan dapat meninggalkan
keropeng.
16
Sedangkan menurut Adhi Djuanda varisela yang mempunyai sinonim
cacar air atau chickenpox adalah infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster
yang menyerang kulit dan mukosa yang secara klinis terdapat gejala konstitusi,
b. Etiologi
Penyebab dari penyakit cacar air adalah infeksi suatu virus yang bernama
virus varicella zoster yang disebarkan manusia melalui cairan percikan ludah
maupun dari cairan yang berasal dari lepuhan kulit orang yang menderita penyakit
cacar air. Seseorang yang terkena kontaminasi virus cacar air varicella zoster ini
sekitarnya mulai dari munculnya lepuhan di kulitnya sampai dengan lepuhan kulit
c. Gejala Klinis
Pada anak-anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya berupa sakit kepala,
demam sedang dan rasa tidak enak badan. Gejala tersebut biasanya tidak
ditemukan pada anak-anak yang lebih muda, gejala pada dewasa biasanya lebih
berat.
24-36 jam setelah timbulnya gejala awal, muncul bintik-bintik merah datar
berisi cairan (vesikel) yang terasa gatal, yang akhirnya akan mengering. Proses ini
memakan waktu selama 6-8 jam. Selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan
lepuhan yang baru. Pada hari kelima, biasanya sudah tidak terbentuk lagi lepuhan
17
yang baru, seluruh lepuhan akan mengering pada hari keenam dan menghilang
Papula di wajah, lengan dan tungkai relatif lebih sedikit; biasanya banyak
ditemukan pada batang tubuh bagian atas (dada, punggung, bahu). Bintik-bintik
sering ditemukan di kulit kepala. Papula di mulut cepat pecah dan membentuk
luka terbuka (ulkus), yang seringkali menyebabkan gangguan menelan. Ulkus juga
bisa ditemukan di kelopak mata, saluran pernafasan bagian atas, rektum dan
vagina.
Papula pada pita suara dan saluran pernafasan atas kadang menyebabkan
bagian samping.
hanya berupa lekukan kecil di sekitar mata. Luka cacar air bisa terinfeksi akibat
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Tzank smear
Preparat di ambil dari dicreaping dasar fesikel yang masih baru. Kemudian di
Tes ini tidak dapat membedakan antara virus varicella zoster dengan herpes
simpleks virus.
18
2. Direct Flourescent Assay (DFA)
Preparat di ambil dari scraping dasar fesikel tetapi apabila sudah berbentuk
Dengan metode ini dapat digunakan berbagai jenis preparat seperti scraping
dasar fesikel dan apabila sudah berbentuk krusta dapat juga digunakan sebagai
Sensitfitasnya 97-100%.
Tes ini dapat menemukan nucleus acid dari virus varisella zoster.
4. Biopsi kulit
degenerasi sel epidermal dan acantholytis. Pada dermis bagian atas di jumpai
19
e. Pengobatan
Pada saatiniacyclovirtelahterbuktibermanfaatuntukpengobatanvarisela,
Obatinidapatdigunakan:
Secara intravena: Pada kasus dengan komplikasi berat atau dengan gangguan
sistem kekebalan.
Sedang pada pemberian oral dapat digunakan pada anak yang tanpa
komplikasi. Begitupun harus diingat bahwa penyakit ini dapat sembuh sendiri.
2.2.4 Variola
a. Definisi
Variola atau cacar adalah penyakit menular pada manusia yang disebabkan
oleh virus Variola major atau Variola minor. Penyakit ini dikenal dengan
nama Latinnya, Variola atau Variola vera, yang berasal dari kata Latin varius,
kemudian luka berisi cairan. V. major menyebabkan penyakit yang lebih serius
ringan (dikenal juga dengan alastrim, cottonpox, milkpox, whitepox, dan Cuban
infeksi V. major adalah bekas luka, umumnya di wajah, yang terjadi pada 65–85%
penderita. Variola ialah penyakit virus yang disertai keadaan umum yang buruk,
20
dapat menyebabkan kematian, eflorosensinya dapat monomorf terutama diperifer
tubuh.
b. Etiologi
Penyebab variola ialah virus poks (pox virus variolae). Dikenal 2 tipe virus
yang hamper identik tetapi menyebabkan 2 tipe variola, yaitu variola mayor dan
variola minor (alastrim) Perbedaan kedua tipe virus tersebut adalah bahwa virus
menyebabkan variola minor tumbuh di bawah suhu 38 derajat C. Virus ini sangat
stabil pada suhu ruangan, sehingga dapat hidup di luar tubuh selama berbulan-
bulan.
c. Gejala Klinis
Terdapat nyeri kepala, nyeri tulang dan sendi disertai demam tinggi ,
21
Stadium makulo-papular
terutama dimuka dan ekstremitas, termasuk telapak tangan dan telapak kaki. Pada
stadium ini suhu tubuh normal kembali dan penderita merasa sehat kembali dan
Stadium vesikulo-pustulosa
pustule-pustul dan pada saat ini suhu tubuh meningkat lagi. Pada kelainan tersebut
timbul umbilikasi.
Stadium resolusi
disebabkan depresi hematopoetik dan disebut sebagai black variola yang sering
Cara penularan
primernya selalu melalui hawa napas. Virusnya yang terdapat di udara, berasal
dari debu pakaian, tempat tidur dari keropeng yang jatuh di tanah ataupun dari
d. Pengobatan
22
Penderita harus dikarantinakan. Sistemik dapat diberikan obat antiviral
diberikan globulin gama. Kecuali itu obat yang bersifat simtomatik, misalnya
maupun infeksi nosokomial, serta cairan tubuh dan elektrolit. Jika dimulut masih
a. Definisi
berlangsung antara 1-8 bulan (rata-rata 2-3 bulan). Penyakit ini terutama terdapat
predileksinya di perineum dan sekitar anus, sulkus koronarius, glans penis, muara
uretra eksterna, korpus, dan pangkal penis. Pada wanita di daerah vulva dan
b. Etiologi
tipe 16 dan 18, yang menyerang leher rahim tetapi tidak menyebabkan kutil pada
alat kelamin luar dan bisa menyebabkan kanker leher rahim. Virus tipe ini dan
virus papiloma lainnya bisa menyebabkan tumor intra-epitel pada leher rahim
23
(ditunjukkan dengan hasil Pap-smear yang abnormal) atau kanker pada vagina,
c. Gejala Klinis
Kutil genitalis paling sering tumbuh di permukaan tubuh yang hangat dan
lembap.Pada pria, area yang sering terkena adalah ujung dan batang penis dan
dibawah kulit depannya (jika tidak disunat).Pada wanita, kutil timbul di vulva,
dinding vagina, leher rahim (serviks) dan kulit di sekeliling vagina.Kutil genitalis
juga bisa terjadi di daerah sekeliling anus dan rektum, terutama pada pria
Kutil biasanya muncul dalam waktu 1-6 bulan setelah terinfeksi, dimulai
sebagai pembengkakan kecil yang lembut, lembap, berwarna merah atau pink.
Mereka tumbuh dengan cepat dan bisa memiliki tangkai.Pada suatu daerah
Pada wanita hamil, pada gangguan sistem kekebalan (penderita AIDS atau
pengobatan dengan obat yang menekan sistem kekebalan) dan pada orang yang
24
d. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan acetowhite
digunakan untuk mendeteksi infeksi HPV subklinis. Dalam waktu 1-5 menit lesi
akan berubah warna menjadi putih. Histopatologi pada epitel yang terinfeksi HPV
skuamosa matur dengan daerah perinukleus besar dan bening, mungkin tersebar
e. Pengobatan
2. Kemoterapi
Imiquimod
a. Definisi
berupa papul bertentuk kubah, berkilat, dan pada permukaan nya terdapat lekukan
25
b. Etiologi
merupakan virus double stranded DNA, berbentuk lonjong dengan ukuran 230 x
330 nm.
c. Gejala Klinis
Pada kulit akan tampak lesi umbilikata yang multipel. Lesi tersebut papul
berbatas tegas, licin, dan berbentuk kubah (dome shaped) sewarna kulit. Ukuran
papul bervariasi dari 2-6 milimeter. Di bagian tengah lesi, biasanya terdapat
lekukan(delle) kecil, berisi bahan seperti nasi dan berwarna putih yang
Benjolan biasanya tidak terasa gatal, tidak terasa nyeri.Namun papul bisa
bisa di wajah, badan, kadang-kadang pada perut, bagian bawah perut, dan
genitalia.
26
dengan anak tanpadermatitis atopik, tetapi dalam suatu penelitian Seize, dkk
d. Pemeriksaan Penunjang
akan ditemukan epidermis hipertropi dan hiperplastik. Di atas lapisan basal, dapat
e. Pengobatan
pasien dengan keluarga pada fase jinak karena moluskum kontagiosum sendiri
27
diaplikasikan pada pasien moluskum kontagiosum seperti kuretase dan kryoterapi,
Bedah Beku (Cryosurgery) merupakan salah satu terapi yang umum dan
predileksi perianal dan perigenital. Bahan yang digunakan adalah nitrogen cair.
Aplikasi menggunakan lidi kapas pada masing-masing lesi selama 10-15 detik.
Pemberian terapi dapat diulang dengan interval 2-3 minggu. Efek samping
meliputi rasa nyeri saat pemberian terapi, erosi, ulserasi serta terbentuknya
suntik. Penggunaan metode ini kebanyakan tidak dapat ditoleransi oleh anak-anak.
terapi dapat diulang sekali seminggu. Terapi ini membutuhkan perhatian khusus
karena mengandung mutagen yaitu quercetin dan kaempherol. Efek samping lokal
akibat penggunaan bahan ini meliputi erosi pada permukaan kulit normal serta
timbulnya jaringan parut. Efek samping sistemik akibat penggunaan secara luas
pada permukaan mukosa berupa neuropati saraf perifer, gangguan ginjal, ileus,
28
pada lesi 2 kali sehari selama 3 hari. Kontraindikasi absolut kedua bahan ini pada
wanita hamil.
bahan ini terbatas pada puncak lesi serta didiamkan selama kurang lebih 4 jam
sebelum lesi dicuci. Cantharidin menginduksi lepuhan pada kulit sehingga perlu
dilakukan tes terlebih dahulu pada lesi sebelum digunakan. Bila pasien mampu
menoleransi bahan ini, terapi dapat diulang sekali seminggu sampai lesi hilang.
Efek samping pemberian terapi meliputi eritema, pruritus serta rasa nyeri dan
cimetidine dosis 40 mg / kgBB / oral / hari dosis terbagi dua pada pengobatan
29
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
manusia, karena dengan kondisi tubuh yang sehat, manusia dapat melakukan
melakukan pola hidup bersih dan sehat agar dapat terhindar dari segala macam
bentuk penyakit. Dimana penyakit – penyakit itu sangat banyak dan bermacam –
macam. Sehingga perlu adanya suatu pencegahan penyakit agar kondisi manusia
tetap bisa sesuai dengan kondisi yang sehat dan tidak terjangkit penyakit menular.
penderita, melalui binatang perantara, udara, makanan dan minuman, atau benda-
benda yang sudah tercemar oleh bakteri, virus, cendawan, atau jamur.
30
DAFTRA PUSTAKA
Adhi Djuanda (1993). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Kedua, FK
Anonymous.2005.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/47513/3/Chapt
Anonymous.2005.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31374/4/Chapt
WIB]
Blume A. et al, 2008. Should Men with Asymptomatic Non Specific Uretritis be
Jakarta
Djuanda A. dkk, 2008. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 5. Jakarta
31
June M. Thomson, et. al. (1986). Clinical Nursing Practice, The C.V. Mosby
Company, Toronto.
Mandal, Wilkins, dan Dunbar. 2000. Lecture Notes : penyakit Infeksi edisi ke
Viruses (excluding eipstein bar virus), 4th ed, Oxford Text Book Of
2011.h. 140-5
32