Dokumen - Tips - Dokumen Rba Puskesmas Danasari 2015
Dokumen - Tips - Dokumen Rba Puskesmas Danasari 2015
RENCANA BISNIS
DAN ANGGARAN
(R B A)
TAHUN 2015
LEMBAR PENGESAHAN
RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)
PUSKESMAS DANASARI
TAHUN ANGGARAN 2015
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke-Hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan ridho-Nya UPTD
Puskesmas Danasari telah berhasil menyelesaikan penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran Tahun 2015
sebagai dasar pelaksanaan kegiatan dan program BLU.
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK BLU) merupakan konsep baru dalam pengelolaan
keuangan negara. Konsep ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan
fleksibilitas pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi, produktivitas, dan penerapan praktik bisnis
yang sehat sebagaimana dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
Fleksibilitas yang diberikan antara lain adalah kewenangan untuk mengelola langsung pendapatan
yang diperoleh dari masyarakat maupun dari hasil kerja sama atau hibah. Namun pada BLU juga diterapkan
sistem pengendalian yang khusus pada tahap perencanaan dan penganggaran serta pada tahap
pertanggungjawaban. Dalam proses perencanaan dan penganggaran tersebut, satker Puskesmas menyusun
Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) dengan mengacu kepada Rencana Strategis Bisnis.
Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Badan Layanan Umum adalah dokumen perencanaan bisnis
dan penganggaran yang berisi program, kegiatan, target kinerja, dan anggaran suatu satker BLUD. RBA
disusun berdasarkan basis kinerja dan perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanannya, kebutuhan dan
kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan diterima dari masyarakat, badan lain, dan APBN, dan basis
akrual. Jika RSB (Rencana Strategis Bisnis) disusun untuk jangka waktu 5 tahun, namun RBA disusun per
tahun.
Kami menyadari bahwa Rencana Bisnis dan Anggaran tahun 2015 yang kami susun masih jauh dari
sempurna, sehingga kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan, kemudian kepada semua pihak
yang telah menyumbangkan pikiran dan tenaganya dalam penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran tahun
2015, kami sampaikan terima kasih.
dr. Maun
NIP. 19710101 200501 1 022
3
RINGKASAN EKSEKUTIF
Puskesmas Danasari sebagai salah satu Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat tingkat dasar di
Kabupaten Tegal yang sudah berdiri sejak tahun 2008. Kegiatan Utama Puskesmas Danasari adalah dalam
usaha pelayanan kesehatan perorangan dengan pendekatan pelayanan medis, tindakan medik dan
keperawatan, pelayanan penunjang medik, dan upaya rujukan.
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, Puskesmas Danasari berpedoman pada visi dan
misi Puskesmas serta enjunjung budaya kerja di Puskesmas Danasari. Visi Puskesmas Danasari adalah : “
Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Dasar Yang Bermutu, Mandiri dan Unggul Demi Tercapainya Masyarakat
di Wilayah Puskesmas Danasari yang Sehat.” Puskesmas Danasari berkembang mmenjadi Puskesmas yang
menganut PPK-BLUD dengan maksud dan tujuan meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas Danasari
terpenuhinya kebutuhan atas pelayanan, sarana, dan prasarana P u s k e s m a s yang berstandar
Akreditasi nasional, tercapainya kesinambungan sarana dan prasarana guna mendukung pelayanan yang
bermutu, terselenggaranya pembinaan kompetensi dan karakter Karyawan secara berkelanjutan
serta terbangunnya sistem pengelolaan yang profesional, transparan, dan akuntabel.Pelaksanaan PPK-
BLUD di Puskesmas Danasari ini dikelola oleh Tim yang terdiri dari pimpinan BLUD, pejabat keuangan dan
pejabat administrasi. Selain itu juga di dilakukan pengawasan baik oleh Dewan Pengawas maupun Satuan
Pengawas Internal Puskesmas.
Terlihat dari hasil analisis SWOT, Posisi Puskesmas Danasari di Kuadran I dengan titik koordinat (18,
13) atau pada kuadran Agressive tumbuh. Puskesmas Danasari dalam posisi sehat dalam pertumbuhannya
sehingga Puskesmas Danasari dapat menggunakan seluruh kekuatannya serta memanfaatkan peluang
yang ada untuk masuk dalam kompetisi pasar dengan kemampuan dan jenis pelayanan selalu
berkembang dari tahun ke tahun. RBA Puskesmas Danasari tahun 2014 didasarkan atas asumsi-asumsi
yang bersifat makro dan mikro. Identifikasi masing-masing asumsi tersebut berdasarkan : (1) Pertumbuhan
ekonomi; (2) Tingkat Inflasi; (3) Nilai Tukar Rupiah; (4) Pertumbuhan Penduduk.
Pencapaian Kinerja Puskesmas Danasari tahun 2014 dan target tahun 2015 meliputi Non Keuangan
dan Keuangan. Kinerja dan target non keuangan berdasarkan pada indikator-indikator kegiatan program yang
berlandaskan pada SPM. Sedangkan kinerja dan target keuangan terdiri dari realisasi pendapatan, realisasi
bbiaya dan oencapaian program investasi dan pendanaan di Puskesmas Danasari.
Informasi yang perlu disampaikan mengenai Puskesmas Danasari adalah bahwa Puskesmas
Danasari sedang menjalani proses akreditasi nasional yang rencananya akan dilaksanakan penilaian pada
tahun 2015. Selain itu, Puskesmas Danasari juga diusulkan menjadi Puskesmas Rawat Inap pada tahun
2015. Besaran ambang batas dalam RBA ini adalalah 22,08 % dari anggaran belanja yang bersumber dari
pendapatan jasa layanan.
4
Dokumen Rencana Bisnis dan Anggaran Tahun Anggaran 2014 disusun sebagai penjabaran
dari Rencana Strategis Bisnis Puskesmas Danasari Tahun 2015-2019, sehingga upaya pencapaian target
pelayanan mengikuti RSB yang telah ditetapkan. Agar dalam pelaksanaan RBA tahun 2014 berjalan
dengan baik dibutuhkan perbaikan manajemen, baik dalam tata kelola keuangan, manajemen pengadaan
barang dan jasa, serta manajemen pemeliharaan sarana dan prasarana Puskesmas sehingga akan
dicapai efisiensi untuk mencapai tujuan Puskesmas Danasari.
DAFTAR ISI
5
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................................
A. HAL-HAL YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN DALAM IMPLEMENTASI KEGIATAN
BLUD ..................................................................................................................................
........................................................................................................................................56
B. KESIMPULAN ....................................................................................................................
........................................................................................................................................56
LAMPIRAN .........................................................................................................................................
RINGKASAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK KONSOLIDASI DENGAN APBD/RKA-SKPD
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM
6
pengoptimalan sumber daya dan fasilitas yang ada, sehingga dapat menampung kebutuhan
masyarakat akan kesehatan dan mampu bersaing dengan pelayanan kesehatan lain terutama di
wilayah Danasari dan sekitarnya.
Dalam upaya menghadapi persaingan global, terutama terhadap kompetitor layanan
sejenis di Kabupaten Tegal, Puskesmas Danasari berusaha memenangkan persaingan dengan
cara menjaga mutu layanan; Leader dalam SDM dan Sarana Prasarana, dan terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat.
Selain itu, masih banyak peluang-peluang usaha yang belum digali atau belum optimal.
Apabila hal tersebut diolah, dimanfaatkan dan lebih diberdayakan, tentu saja akan dapat
meningkatkan core bisnis, dan dapat mendatangkan tambahan income sehingga Puskesmas
Danasari dapat menjadi Puskesmas yang mandiri.
Untuk kepentingan di atas, selain adanya potensi yang ada tentulah masih banyak
kelemahan dan kekurangan dalam hal memberikan pelayanan. Misalnya: kurang ramahnya
petugas, waktu tunggu pasien terlalu lama dan lain-lain, yang perlu disikapi dan diperbaiki agar
dapat meningkatkan mutu pelayanan. Jika mutu pelayanan meningkat, maka diharapkan akan
lebih meningkatkan kunjungan yang berdampak pada peningkatan pendapatan Puskesmas.
2. Lokasi Puskesmas Danasari
Puskesmas Danasari merupakan salah satu Puskesmas yang terletak di Kecamatan
Bojong Kabupaten Tegal. Kecamatan Bojong merupakan daerah di daerah agraris, dalam peta
daerah Kabupaten Tegal mempunyai batas batas wilayah sebagai berikut:
- sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Pemalang,
- sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Balapulang
- sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kecamatan Bojong,
- sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kecamatan Jatinegara,
Wilayah Kecamatan Bojong mencakup 17 Desa meliputi 2 wilayah kerja Puskesmas yaitu
Puskesmas Bojong dan Puskesmas Danasari. Luas wilayah kerja Puskesmas Danasari adalah
21,35 km2 dengan jumlah desa sebanyak 8 desa binaan yaitu Desa Batunyana, Sangkanayu,
Gunungjati, Pucangluwuk, Kajenengan, Kalijambu, Danasari dan Cikura yang semuanya masuk
dalam wilayah Kabupaten Tegal dengan jumlah penduduk pada tahun 2013 sebanyak 25.501 jiwa,
dengan rincian sebagai berikut:
1 Batunyana 1.762
2 Sangkanayu 1.191
3 Gunungjati 2.324
4 Pucangluwuk 4.312
5 Kajenengan 4.631
6 Kalijambu 2.395
7 Danasari 4.556
8 Cikura 4.330
7
Jumlah 25.501
Semua desa di wilayah kerja Puskesmas Danasari sudah dapat dilalui semua sarana transportasi
dan sarana informasi.
3. Landasan hukum
Dalam operasionalnya, Puskesmas Danasari Kabupaten Tegal didasarkan kepada
peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
Landasan Idiil : Pancasila
8
Landasan Konstitusional : Undang-Undang Dasar 1945, khususnya pasal-pasal
sebagai berikut:
a. Pasal 28 A: setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
b. Pasal 28 B ayat (2) : setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang.
c. Pasal 28 C ayat (1) : setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya
dan demi kesejahteraan umat manusia.
d. Pasal 28 H ayat (1) : setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan, dan ayat (3); setiap orang berhak atas jaminan
sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat.
e. Pasal 34 ayat (2); negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat
dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan, dan ayat (3); Negara bertanggung jawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Landasan Operasional
a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara tahun
2009 Nomor 144);
b. Undang – undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah;
c. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaga Negara Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438).
d. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan.
e. Undang–Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan SosialNasional
(SJSN)
f. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana PembangunanJangka
Panjang Nasional (RPJMN).
g. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana PembangunanJangka
Panjang Nasional (RPJMN).
h. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, danPemerintahan
Daerah Kabupaten / Kota.
i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 yang mengatur Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
9
j. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RINomor 239/IX/6/8/2003
tanggal 25 Maret 2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
k. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota.
l. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502)
m. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum
n. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran
Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 264,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5372).
o. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 29)
p. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 131/MENKES/ SK/II/2004
tentang Sistem Kesehatan Nasional.
q. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1457/ MENKES/SK/X/2003
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
r. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Nomor 71 Tahun 2013
tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional.
s. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 Tentang
Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Dan
Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan
t. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/Menkes/SK/VIII/2013
Tentang Formularium Nasional;
u. Surat Edaran Nomor HK/ Menkes/ 31/I/2014 tentang Pelaksanaan Standar Tarif
Pelayanan Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas
Kesehatan Tingkat Lanjutan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
v. Surat Edaran Nomor HK/ Menkes/ 32/I/2014 tentang Pelaksanaan Pelayanan
Kesehatan bagi Peserta BPJS Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan
Kesehatan
w. Peraturan Daerah Kabupaten Tegal Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Organisasi Dinas-dinas Daerah Di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal;
10
x. Peraturan Bupati Tegal Nomor 13 Tahun 2008, tanggal 5 Juni 2008 tentang
Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja di Lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten Tegal.
Peraturan-peraturan yang mendasari operasional Pola Pengelolaan Badan Layanan
Umum Daerah di Puskesmas Danasari Kabupaten Tegal terdiri dari:
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004, tentang Perbendaharaan Negara;
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, tentang Kesehatan;
c. Keputusan Menteri Kesehatan RI no. 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar
Pusat Kesehatan Masyarakat
d. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, Tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
g. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66/PMK.02/2006, tentang Tata Cara
Penyusunan, Pengajuan, Penetapan dan Perubahan Rencana Bisnis dan Anggaran
serta dokumen pelaksanaan Badan Layanan Umum;
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007, tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
11
6). Pelayanan Kesehatan Jiwa (Dinkes Jateng, 2005).
b. Fungsi Puskesmas
Puskesmas memiliki fungsi yang penting dalam mendukung tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan nasional. Fungsi penting tersebut antara lain:
1) Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
Dalam hal ini puskesmas berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di
wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan berwawasan kesehatan.
Puskesmas harus aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya serta
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan dan pemulihan.
2) Puskesmas merupakan pusat pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini puskesmas
berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat
memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk pembiayaan serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau
pelaksanaan program kesehatan.
3) Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Dalam hal ini
puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dalam bentuk pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
12
ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatujabatan negeri,
atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
b. Pegawai Tidak Tetap;
Pegawai Tidak Tetap Pemerintah adalah warga negara Indonesia yang memenuhi persyaratan
dan diangkat oleh pejabat yang berwenang sebagai Pegawai ASN dengan status pegawai tidak
tetap dengan perjanjian kerja untuk menjalankan pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan
tugas pembangunan tertentu dalam masa kerja tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pegawai Tidak Tetap Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b merupakan
pegawai yang diangkat dengan perjanjian kerja dalam jangka waktu paling singkat 12 (dua belas)
bulan pada Instansi dan Perwakilan. Yang dimaksud dengan “Pegawai Tidak Tetap Pemerintah”
antara lain tenaga ahli, dokter dan perawat yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja.
c. Pegawai Harian Lepas
Pekerja Harian Lepas adalah pekerja borongan yang telah memenuhi persyaratan administrasi,
keterampilan untuk mengerjakan tugas harian tertentudan menerima upah harian. Upah tersebut
dapat diterima secara mingguan atau bulanan berdasarkan hasil kerjanya, termasuk juga pekerja
harian yang dibayar berdasarkan volume/hasil kerja yang dilakukan atau secara borongan.
Jumlah hari/orang diperoleh dengan cara mengalikan jumlah hari kerja dengan rata-rata jumlah
pekerja per hari kerja.
Jumlah Ketenagaan Puskesmas Danasari di jelaskan sebagai berikut:
1) Pegawai Tetap (PNS)
Jumlah pegawai tetap (PNS) ada 13 orang dengan perincian sebagai berikut:
13
Jumlah 7 orang
Sumber: Data Kepegawaian Puskesmas Danasari, 2013
3) Tenaga Harian Lepas
Jumlah tenaga harian lepas (THL) ada 13 orang dengan perincian berikut:
14
D. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan yang ingin dicapai oleh Puskesmas Danasari menerapkan PPK-BLUD adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas Danasari
2. Terpenuhinya kebutuhan atas pelayanan, sarana, dan prasarana Puskesmas yang berstandar
Akreditasi nasional;
3. Tercapainya kesinambungan sarana dan prasarana guna mendukung pelayanan yang bermutu;
4. Terselenggaranya pembinaan kompetensi dan karakter karyawan secara berkelanjutan;
5. Terbangunnya sistem pengelolaan yang profesional, transparan, dan akuntabel.
15
c. Anggota : drg. Irma S Soulisa
Mustakim
Agus Karyono
Edining
16
STRUKTUR ORGANISASI KEPEGAWAIAN UPTD PUSKESMAS DANASARI
Sesuai Kepmenkes Nomor : 128/MENKES/SK/II/2004
Kepala Puskesmas Danasari
dr. Maun
NIP : 19710101 200501 1 022
Kepala Subag Tata Usaha Unit Pelaksana Teknis Fungsional Jaringan Pelayanan Puskesmas
M. Watum Marzuqi
KIA & KB : Kholasoh, Amd. Keb BP. Umum : Mustakim, SKM Ds. Ds. Kalijambu
Keuangan NIP : 19760928 200701 2 009 NIP : 19670928198803 1 001 Sangkanayu Mundiroh
Bendahara Pel. Anak : Siti Munawaroh, Amd. Keb
Gizi : Hesti Purwandari,
Ds. Gunungjati Ds. Danasari
SGz.
Eva
Pelayanan Kesehatan Dasar Pel. KB : Eva E, Amd. Keb
P2P : Agus Karyono Iis S Endraningsih
NIP : 19781219 200801 2 008 Ds. Pucangluwuk
NIP : 19660821 198703 1 004 Ds. Cikura
Laili Hardiani
JKN Pengelola Farmasi : Khapidoh
BOK
RBA Puskesmas Danasari Tahun 2014 15
Laboratorium : Agung Sri S Loket : Pencatatan & Pelaporan :
16
(1) Mengkoordinir kegiatan dan program pelayanan di unit upaya kesehatan wajib
(2) Mengkoordinir kegiatan dan program pelayanan di unit upaya kesehatan
pengembangan
(3) Mengkoordinir kegiatan dan program pelayanan di unit upaya kesehatan
penunjang.
3) Kepala Unit Tata Usaha, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Melaksanakan pelayanan administrasi umum dan kepegawaian dan melaksanakan
kegiatan pelayanan informasi dan telekomunikasi di Puskesmas.
b) Tugas Pokok:
(1) Mengkoordinasikan penyusunan program kerja UPTD Puskesmas.
(2) Melaksanakan penyusunan program kerja berdasarkan tugas pokok dan fungsi
Sub Unit Tata Usaha.
(3) Membagi tugas pekerjaan kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab masing-masing.
(4) Memonitor dan mengevaluasi kinerja Sub Unit Tata Usaha.
(5) Memberikan petunjuk teknis secara rinci dan jelas mengenai tugas yang akan
dilaksanakan bawahan.
(6) Melaksanakan pengelolaan administrasi umum dan kearsipan UPTD
Puskesmas.
(7) Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan kearsipan UPTD
Puskesmas.
(8) Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian UPTD Puskesmas.
(9) Mengkaji alternatif pemecahan masalah atas konsep naskah dinas yang
berkaiatan dengan pelaksanaan tugas Sub Unit Tata Usaha sebagai bahan
kebijakan teknis pimpinan.
(10) Menyusun laporan kinerja Sub Unit Tata Usaha.
(11) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas secara tertulis dan lisan kepada Kepala
UPTD Puskesmas.
(12) Melaksanakan kegiatan publikasi.
(13) Melaksanakan dan mengkoordinasikan pemberitaan dan pendapat umum yang
berkaitan dengan Puskesmas.
(14) Membina hubungan kerja teknis antar unit kerja UPTD Puskesmas dengan
semua instansi terkait.
(15) Mengelola kegiatan pelayanan informasi dan telekomunikasi internal maupun
eksternal.
(16) Menerima, meneruskan dan memantau penyampaian informasi secara ekstern
dan intern.
(17) Mengkoordinasikan, mengendalikan dan memantau pelaksanaan kegiatan di
lingkungan Humas.
(18) Menyusun protap (tata kerja) dan uraian tugas di Humas.
4) Koordinator Upaya Kesehatan Wajib, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Mengkoordinir kegiatan upaya kesehatan wajib sesuai pedoman kerja di Puskesmas
b) Tugas Pokok:
(1) Menyusun rencana kegiatan upaya kesehatan wajib berdasarkan data program
Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai
pedoman kerja.
17
(2) Membagi tugas kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat dilaksanakan
sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(3) Membantu pelaksanakan kegiatan Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan,
Peningkatan Gizi Masyarakat, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk KB,
Pencegahan Penyakit Menular ( P2M) dan Pengobatan Dasar.
(4) Mengevaluasi hasil kegiatan upaya kesehatan wajib secara keseluruhan.
(5) Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan
informasi dan pertanggungjawaban kepada atasan.
(6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
5) Koordinator Upaya Kesehatan Pengembangan, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Mengkoordinir kegiatan upaya kesehatan pengembangan sesuai pedoman kerja di
Puskesmas
b) Tugas Pokok:
(1) Menyusun rencana kegiatan upaya kesehatan pengembangan berdasarkan data
program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku sebagai pedoman kerja.
(2) Membagi tugas kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat dilaksanakan
sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(3) Membantu pelaksanakan kegiatan upaya kesehatan pengembangan sesuai
kebutuhan dan kemampuan seperti Program Kesehatan Gigi dan Mulut, UKS /
UKGS, Kesehatan Mata, Kesehatan Jiwa, Perkesmas, Kesehatan Lansia,
Kesehatan Olah Raga dan Usaha Kesehatan Kerja.
(4) Mengevaluasi hasil kegiatan upaya kesehatan pengembangan secara
keseluruhan.
(5) Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan
informasi dan pertanggungjawaban kepada atasan.
(6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
6) Koordinator Upaya Kesehatan Penunjang, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Mengkoordinir pelaksanakan kegiatan upaya kesehatan penunjang pelayanan
kesehatan di Puskesmas
b) Tugas Pokok:
(1) Menyusun rencana kegiatan upaya kesehatan penunjang berdasarkan data
program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku sebagai pedoman kerja.
(2) Membagi tugas kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat dilaksanakan
sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(3) Membantu pelaksanakan kegiatan upaya kesehatan penunjang sesuai
kebutuhan seperti Gudang Farmasi, Apotik, Laboratorium Sederhana dan Loket.
(4) Mengevaluasi hasil kegiatan upaya kesehatan penunjang secara keseluruhan.
(5) Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan
informasi dan pertanggungjawaban kepada atasan.
(6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
7) Bendahara, mempunyai tugas sebagai berikut:
18
a) Fungsi Pokok:
Membantu Kepala Puskesmas dalam menyelenggarakan atau mengelola keuangan
Puskesmas
b) Tugas Pokok:
(1) Menerima dan membukukan dalam Buku Kas Umum Penerimaan.
(2) Mencatat dan membukukan dalam buku Kas Umum semua pengeluaran
Puskesmas.
(3) Membuat laporan keuangan penerimaan pengembalian setoran dan pengeluran
Puskesmas serta SPJ dan pendukung lainnya.
(4) Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat perencanaan penggunaan dana
Puskesmas.
(5) Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat laporan keuangan Puskesmas.
8) Bendahara JKN, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Membantu Kepala Puskesmas dalam menyelenggarakan atau mengelola keuangan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas
b) Tugas Pokok:
(1) Melakukan pencatatan dan pembukuan Kas dan buku bantu penerimaan dan
pengeluaran dana Jamkesmas dan proyek lainnya.
(2) Membuat laporan keuangan (Penerimaan dan Pengeluaran) dan laporan
kegiatan Jamkesmas dan kegiatan proyek lainnya sesuai format yang telah
ditentukan.
(3) Membuat SPJ dan pendukung lainnya.
(4) Bertanggungjawab kepada Bendahara Umum /Koordinator.
(5) Menerima dan merekap biaya retribusi pasien Jamkesmas rawat jalan dan
rawat inap pasien Jamkesmas.
9) Kepegawaian dan Bagian Umum, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Mengkoordinir dan melaksanakan tugas-tugas di bidang kepegawaian dan urusan
Rumah Tangga.
b) Tugas Pokok:
(1) Menyusun rencana kegiatan kepegawaian berdasarkan data program
puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
sebagai pedoman kerja.
(2) Melaksanakan pengelolaan kepegawaian sesuai dengan prosedur dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Mengevaluasi hasil kegiatan kepegawaian secara keseluruhan.
(4) Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan
informasi dan pertanggungjawaban kepada atasan.
(5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
10) Koordinator SP2TP, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Melaksanakan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu di Puskesmas
b) Tugas Pokok:
(1) Mengkoodinir seluruh laporan puskesmas dan melaporkannya ke Dinas
Kesehatan atau Dinas terkait lainnya,
(2) Membantu membina petugas puskesmas dalam pelaksanaan SIMPUS,
(3) Membantu kepala Puskesmas dalam pengelolaan data (pengumpulan,
pengolahan dan penyajian data),
(4) Menyusun RUK, RPK, laporan kinerja dan Profil Puskesmas,
19
(5) Melaksanakan koordinasi dengan lintas sektoral terkait dalam pengumpulan
data kesehatan dan data kpendudukan serta data lain yang terkait dengan
program kesehatan,
(6) Memelihara dan mengembangkan perangkat keras dan perangkat lunak yang
digunakan dalam pengelolaan data,
(7) Membantu petugas dalam pengelolaan data di unit masing-masing.
11) Dokter Umum, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Penanggung jawab tindakan medis di Puskesmas
b) Tugas Pokok:
(1) Sebagai Ketua Tim Mutu Puskesmas, mengkoordinir seluruh kegiatan
manajemen mutu di Puskesmas.
(2) Menerima konsultasj tentang pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh
pasien dan keluarga pasien
(3) Memberikan pelayanan surat-surat yang berhubungan dengan hasil
pemeriksaan kesehatan
(4) Melaksanakari tugas pelayanan kepada pasien Puskesmas.
(5) Menghadiri pertemuan atau rapat terkait dengan pelayanan kesehatan
(6) Membentu manajemen dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Puskesmas.
(7) Membantu manajemen membina karyawan-karyawati dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari.
(8) Membantu menyusun perencanaan kegiatan Puskesmas.
(9) Membantu manajemen dan memonitor dan mengevaluasi kegiatan
puskesmas.
(10) Membina petugas dalam meningkatkan mutu pelayanan (QA).
(11) Membina perawat bidan dalam pelaksanaan MTBS.
(12) Membantu manajemen melakukan supervisi dalam pelaksanaan kegiatan di
Puskesmas induk, Pustu, Pos Puskesling, Polindes, Posyandu dan di
Masyarakat.
(13) Membantu mengkoordinir kegiatan Sistem informasi Kesehatan.
12) Dokter Gigi, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Mengkoordinir dan melaksanakan pengobatan kesehatan gigi dan mulut.
b) Tugas Pokok:
(1) Bertanggung jawab atas kegiatan pelayanan BP Gigi.
(2) Melaksanakan pelayanan pemeriksaan dan pengobatan pasien gigi dan
membina unit BP Gigi dalam pelaksanaanjaminan mutu.
(3) Membantu Kepala Puskesmas dalàm peningkatan mutu pelayanan (Jaminan
mutu).
(4) Membantu Kepala Puskesmas dalam melakukan koordinasj dengan Dinas
Lintas Sektoral terkait dalam upaya kerjasama dalam melaksanakan kegiatan
pembangunan kesehatan.
(5) Melaksanakan kegiatan lapangan dalam kegiatan UKS/UKGS/ UKGMD
pembinaan kader kesehatan, guru UKS dan Dokter Kecil.
(6) Membantu Kepala Puskesmas dalam menyusun perencanaan dan laporan
kegiatan Puskesmas.
(7) Membantu Kepala Puskesmas dalam membina karyawan di bidang medis
Petugas.
13) Promosi Kesehatan, mempunyai tugas sebagai berikut:
20
a) Fungsi Pokok:
Mengkoordinir dan melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan promosi
kesehatan.
b) Tugas Pokok:
(1) Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat pelaksanaan kegiatan.
(2) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan PKM dan PSM.
(3) Membina Batra dan upaya-upaya pengembangan obat tradisional.
(4) Membina Posyandu balita dan Posyandu lansia.
14) Petugas Kesehatan Lingkungan, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan lingkungan di wilayah Puskesmas
Danasari Kecamatan Kramat Kab. Tegal
b) Tugas Pokok:
(1) Membuat perencanaan kegiatan Kesling (Kesehatan Lingkungan).
(2) Melaksanakan pembinaan dan pemeriksaan TTU (Tempat-Tempat Umum),
TP2M (Tempat Pembuatan dan Penjualan Makanan), TP3 (Tempat
Penyimpanan dan Penjualan Pestisida), home industri, salon dan pabrik
perusahaan.
(3) Melaksanakan Pelaksanaan Jentik Berkala (PJB) dan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN), bersama lintas program dan lintas sektoral serta masyarakat.
(4) Melaksanaan pendataan dan pembinaan SAMIJAGA (Sarana Air Minum dan
Jamban Keluarga) dan SPAL (Sarana Pembuangan Air Lirnbah).
(5) Melaksanakan penyuluhan kesehatan lingkungan bersama dengan petugas
lintas program dan lintas sektoral terkait.
(6) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan kesling.
15) Bidan Koordinator, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan KIA dan KB Puskesmas.
b) Tugas Pokok:
(1) Sebagai bidan koordinator kegiatan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak).
(2) Melaksanakan kegiatan pemeriksaanlpembinaan kepada ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas. ibu menyusui, bayi dan balita.
(3) Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan Keluarga Berencana.
(4) Membina dan mensupervisi bidan swasta yang ada di wilayah Puskesmas.
(5) Mengkoordinasikan kegiatan lapangan dalam kegiatan Posyandu, Pembinaan
kader kesehatan dan dukun bayi.
(6) Bertanggung jawab atas kebersihan dan penataan ruang KIA/KB/R13.
(7) Membantu Kepala Puskesmas dalam menyusun rencana kegiatan KIA /KB.
(8) Melaksanakan kegiatan Pelayanan KIA / KB meliputi ANC, PNC, perawatan
Neonatus, pelayanan KB, penyuluhan KIA/KB dan koordinasi lintas program
terkait sesuai dengan prosedur.
(9) Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat laporan kegiatan.
(10) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap pencatatan dan pelaporan
program KIA dan KB
(11) Membina pelaksanaan posyandu
(12) Membina pelaksanaan PKD
(13) Melakukan ANC dan PNC di Puskesmas
(14) Menyampaikan penyuluhan kesehatan dalam bidang KIA/KB
(15) Melakukan konseling, pemeriksaan dan imunisasi pada calon pengantin
(16) Mendeteksi dan merujuk bumil dan bayi resiko tinggi
(17) Memberi layanan akseptor alat KB invisif (AKD dan AKBK)
(18) Melaksanakan audit hasil otopsi verbal atas kejadian kematian perinatal.
21
(19) Menerima laporan dan Bidan desa
(20) Melaporkan kegiatan program kpada Kepala Puskesmas
(21) Memberikan penyuluhan dalam kegiatan lints sektor terkait KIA dan KB
(22) Melakukan akan tugas lain yang diberikan oleh atasan
16) Bidan Desa, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan KIA, KB di desa binaan wilayah kerja
Puskesmas Danasari.
b) Tugas Pokok:
(1) Sebagai bidan koordinator penanggung jawab kegiatan Keluarga Berencana.
(2) Melaksanakan laporan kegiatan pemeriksaan pembinaan, pertolongan
kepada Ibu Hamil, Ibu Bersalin, Ibu Nifas, Ibu Menyusui, bayi dan balita.
(3) Melakukan kegiatan pelayanan Keluarga Berencana.
(4) Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengamanan alat medis dan
umum non medis KB.
(5) Bertanggung jawab atas kebersihan dan penataan ruang KIAIKB/RB.
(6) Melaksanakan kegiatan koordinasi dengan PKK dan Lintas Sektoral terkait
dalam kegiatan GSI (Gerakan Sayang Ibu) dan kegiatan dalam upaya
peningkatan kesehatan perempuan.
(7) Membantu Kepala Puskesmas dalam menyusun rencana kegiatan.
(8) Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat laporan kegiatan.
(9) Melaksanakan kegiatan Puskesmas.
(10) Melaksanakan kegiatan Posyandu Lansia.
(11) Membina anak pra sekolah, Taman Kanak-Kanak.
(12) Melakukan pemantauan kelainan tumbuh kembang balita.
(13) Membina unit KIA dan KB dalam pelaksanaan QA.
(14) Membantu kegiatan Lintas Sektoral terutama dalam pemberantasan penyakit
dan dalam kegiatan penyuluhan masyarakat.
(15) Koordinator Program Kesehatan Lansia di wilayabnya.
(16) Membantu kegiatan Posyandu Balita dan Lansia.
(17) Membantu pelaksanaan dan pelaporan KIA dan KB.
17) Petugas Gizi, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Menyelenggarakan kegiatan Perbaikan Gizi masyarakat
b) Tugas Pokok:
(1) Membuat perencanaan kegiatan program Gizi, bersama petugas lintas
program dan lintas sektoral terkait.
(2) Melaksanakan kegiatan dalam rangka Usaha Perbaikan Gizi Keluarga
(UPGK), mengkoordinir kegiatan penimbangan dan penyuluhan gizi di
posyandu.
(3) Melaksanakan pendataan sasaran dan distribusi Vitamin A, kapsul Yodiol dan
tablet besi (Fe).
(4) Melaksanakan Pemantauan Status Gizi (PSG).
(5) Bersama dengan petugas lintas program dan lintas sektoral melaksanakan
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG).
(6) Melaksanakan pemantauan garam beryodium.
(7) Mendeteksi dan melaporkan adanya balita KEP.
(8) Mengkoordinir pelaksanaan PMT penyuluhan dan PMT Pemulihan Balita
KEP.
(9) Melaksanakan konseling Gizi di klinik Gizi maupun di Posyandu.
(10) Membina Gizi Institusi (sekolah, pondok pesantren, panti asuhan dll).
22
(11) Bersama petugas lintas sektoral merencanakan, memonitor dan
mengevaluasi pelaksanaan PMT-ASI.
(12) Bersama dinas lintas sektoral terkait melaksanakan Sistem Kewaspadaan
Pangan dan Gizi (SKPG).
(13) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan program gizi.
18) Perawat, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Melaksanakan asuhan keperawatan pasien dan keluarga di dalam dan luar gedung
b) Tugas Pokok:
(1) Melaksanakan tugas asuhan keperawatan didalam gedung maupun diluar
gedung.
(2) Bertanggung jawab atas kebersihan dan penataan ruang BP/IGD.
(3) Bertanggungjawab atas pemeliharaan dan pengamanan alat medis dan non
medis di ruang BP/IGD.
(4) Membantu kegiatan lintas program antara lain dalam kegiatan pemberantasan
penyalit, UKS, Penyukuhan Kesehatan Masyarakat dan kegiatan lapangan
lainnya.
(5) Melaksanakan kegiatan Puskesmas diluar gedung.
(6) Membantu pelaksanaan kegiatan Posyandu balita dan Posyandu lansia.
(7) Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat perencanaan kegiatan.
(8) Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat laporan kegiatan.
(9) Membantu pelaksanaan pelacakan kelainan mata, jiwa dan tumbuh kembang
anak balita.
19) Koordinator P2P, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Mengkoordinir penyusunan rencana pencegahan dan pemberantasan penyakit
b) Tugas Pokok:
(1) Mengkoordinjr kegiatan pemberantasan penyalit menular dan tidak menular,
yang meliputi kegiatan P2TB, P2 Malaria, P2DBD, P2 Diare, P2 ISPA, P2 Kusta
serta penyakit potensial wabah lainnya.
(2) Mengumpulkan data kegiatan pemberantasan penyakit menular dan tidak
menular.
(3) Mengkoordinir kegiatan surveilans pemberantasan penyakit dan mendeteksi
adanya Kejadian Luar Biasa (KLB).
(4) Mengkoordinir kegiatan Penyelidikan Epidemologi (PE).
(5) Melakukan koordinasj dengan petugas PKM dan petugas Lintas Program yang
lain dalam melaksanalcan p,myuluhan kesehatan, terutama dalam hal
pencegahan dan penanggulangari penyakit menular dan tidak menular.
(6) Mengkoordinir laporan kegiatan pemberantasan penyakit menular dan tidak
menular, laporan adanya KLB (W1), laporan PE dan laporan W2 (Laporan
Penyakit Potensial Wabah).
20) Petugas P2TB, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Mengkoordinir dan menyusun rencana pencegahan dan pemberantasan penyakit
TB.
b) Tugas Pokok:
(1) Membuat perencanaan kegiatan P2TB bersama petugas lintas program
terkait.
(2) Melaksanakan kegiatan P2TB bersama petugas lainnya (Petugas BP,
termasuk Pengawas Minum Obat(PMO), Tokoh Masyarakat, kader, LSM, dll)
23
(3) Membantu merencanakan kebutuhan obat TB dan sarana alat dalam
pelaksanaan kegiatan P2TB.
(4) Melaksanakan surveilans, monitoring dan evaluasi kegiatan P2TB.
(5) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan P2TB.
21) Petugas P2 Malaria, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit Malaria.
b) Tugas Pokok:
(1) Membuat perencanaan kegiatan P2 Malaria, bersama petugas lintas program
dan lintas sektoral terkajt.
(2) Melaksanakan surveilans dan mendeteksj adanya KLB.
(3) Melakukan PE (bila terjadi KEB) bersama petugas terkait lainnya.
(4) Melaksanakan monitoring dan evaluasi program P2 Malaria.
(5) Membantu merencanakan kebutuhan obat malaria dan sarana/alat dalam
kegiatan P2 Malaria.
(6) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan P2 Malaria, laporan PE dan
laporan KLB (bila terjadi Kejadian Luar biasa).
22) Petugas P2 Diare, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit Diare.
b) Tugas Pokok:
(1) Membuat perencanaan kegiatan P2 Diare bersama lintas program terkait.
(2) Melaksanakan kegiatan surveilans dan mendeteksi KLB.
(3) Melaksanakan PE (bila terjadi KLB) bersama petugas terkait lainnya.
(4) Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan P2 Diare.
(5) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan P2 Diare, laporan PE dan
KLB (bila terjadi KLB).
23) Petugas P2 ISPA, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit ISPA.
b) Tugas Pokok:
(1) Membuat perencanaan kegiatan P2ISPA bersama petugas lintas program
terkait.
(2) Melaksanakan kegiatan surveilans, monitoring dan evaluasi.
(3) Melaksanakan kegiatan penyuluhan bersama petugas lintas program terkait.
(4) Membantu perencanaan kebutuhan obat dan sarana/alat dalam kegiatan
P2ISPA.
24) Petugas P2 DBD, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit DBD.
b) Tugas Pokok:
(1) Membuat pelaksanaan kegiatan P2DBD bersama petugas lintas program
terkait.
(2) Melaksanakan surveilans, monitoring dan evaluasi kegiatan P2DBD.
(3) Mandeteksi KLB dan melaksanakan PE (bila teijadi KLB).
(4) Melaksanakan penyuluhan bersama dengan petugas program terkait.
(5) Melaksanakan perencanaan dan pelaporan kegiatan P2DBD, laporan PE dan
KLB (bila terjadi KLB).
24
25) Petugas P2 Kusta, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit Kusta.
b) Tugas Pokok:
(1) Membuat perencanaan kegiatan P2 Kusta bersama petugas lintas program
terkait.
(2) Melaksanakan kegiatan penemuan penderita bersama petugas lintas progran
dan lintas sektoral terkait.
(3) Melaksanakan surveilans, monitoring dan evaluasi kegiatan P2 Kusta.
(4) Melaksanakan penyuluhan bersama petugas lintas program terkait.
(5) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan P2 Kusta.
26) Petugas Imunisasi, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan pelayanan imunisasi di Puskesmas.
b) Tugas Pokok:
(1) Menyusun rencana kegiatan imunisasi berdasarkan data program puskesmas
dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman
kerja.
(2) Melaksanakan kegiatan imunisasi meliputi pemberian imunisasi, swepping
Imunisasi, penyuluhan imunisasi, penanganan KIPI dan koordinasi lintas
program terkait sesuai dengan pro sedur dan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(3) Mengevaluasi hasil kegiatan imunisasi secara keseluruhan.
(4) Membuat catatan dan laporan kegiatan di bidang tugasnya sebagai bahan
informasi dan pertanggungjawaban kepada atasan.
(5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
25
(3) Melakukan tindakan pengobatan sesuai standar puskesmas sebagai pelayanan
kesehatan tingkat pertama serta memberi penyuluhan kepada pasien dan
keluarganya.
(4) Merencanakan kebutuhan dan mendayagunakan alat, obat dan bahan lainnya
secara efektif dan efisien
(5) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan.
(6) Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
29) Petugas Kesehatan lanjut usia, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Melaksanakan pelayanan kesehatan usia lanjut di Puskesmas
b) Tugas Pokok:
(1) Mengkoordinir kegiatan Kesehätan Lansia melalui Posyandu lansia dan
kegiatan lain.
(2) Membina dan memantau kegiatan Posyandu lansia.
(3) Melakukan skrining dan konseling lansia, dibantu petugas lainnya.
(4) Membuat prencanaan kegiatan kesehatan lansia.
(5) Pencatatan dan pelaporan kegiatan kesehatan lansia.
26
(3) Melaksanakan kegiatan pemeriksaanlaboratorium sesuai prosedur.
(4) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan laboratorium.
33) Petugas Pengelola Obat, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Melaksanakan pengelolaan obat yang ada di Puskesmas
b) Tugas Pokok:
(1) Bertanggung jawab atas kegiatan pelayanan di ruang pelayanan obat.
(2) Melaksanakan pelayanan pemberian obat di ruang pelayanan obat.
(3) Melaksanakan monitoring obat di Pustu dan Pos Puskesmas Keliling.
(4) Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat perencanaan kebutuhan obat
Puskesmas.
(5) Membina unit pelayanan obat dalam pelaksanaan jaminan mutu.
(6) Entry data SIMPUS.
34) Petugas Gudang Obat, mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Fungsi Pokok:
Melaksanakan pengelolaan logistik dan pendistribusian obat di Puskesmas
b) Tugas Pokok:
(1) Melaksanakan pencatatan keluar masuknya barang pada buku inventaris
barang/alat medis dan non medis.
(2) Membuat laporan inventaris barang/alat medis dan non medis.
(3) Memonitor penggunaan barang/alat dan melaporkan kondisi/keadaan alat
tersebut.
(4) Membuat RKBU (Rencana Kebutuhan Buku Unit).
(5) Membuat Kartu Inventrais Ruang (KIR) dan memasangnya disetiap ruangan.
27
BAB II
KINERJA BLUD TAHUN ANGGARAN 2014 DAN
RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN (RBA) TAHUN 2015
Kekuatan Kelemahan
No Obyek yang dianalisa
1 2 3 -1 -2 -3
1 Dalam proses akreditasi X
2 Hasil survei IKM baik X
3 memiliki SPO sebagai standar dalam x
memberikan pelayanan
5 Promosi pelayanan kurang X
6 Pelayanan laboratorium terbatas X
Semua pelayanan sudah X
terdokumentasi
7 Pelayanan sesuai dengan jadwal yang X
ditetapkan
8 Lama pelayanan sudah sesuai dengan X
standar
Jumlah 13 -2
Nilai 11
28
5 Ada SDM yang tidak sesuai dengan X
jobdescription
Jumlah 6 -5
Nilai 1
c. Keuangan
Kekuatan Kelemahan
No Obyek yang dianalisa
1 2 3 -1 -2 -3
1 Pendanaan dari pedapatan Puskesmas X
dan subsidi Pemerintah
2 Anggaran untuk kesehatan setiap tahun X
meningkat
3 Belum terbentuk SPI X
4 Sistem akuntansi belum dilaksanakan X
secara accrual
Jumlah 6 -2
Nilai 4
d. Sarana Prasarana
Kekuatan Kelemahan
No Obyek yang dianalisa
1 2 3 -1 -2 -3
1 Memiliki simpus X
2 Alat medis dalam jenis dan jumlah x
lengkap
3 Sarana Transportasi Lengkap x
4 Belum memiliki ruang pertemuan x
5 Ruang pendaftaran ditempat terbuka x
6 Jumlah ruang pelayanan belum x
memadai
7 Alat dan perlengkapan laboratorium x
belum lengkap
8 Peralatan kantor kurang memadai x
9 Sarana penunjang kurang memadai x
(mushola,kantin,lahan parkir)
Jumlah 8 -6
Nilai 2
29
Kekuatan Kelemahan Nilai
1 Pelayanan 13 -2 11
2 Organisasi dan SDM 6 -5 1
3 Keuangan 6 -2 4
4 Sarana Prasarana 8 -6 2
33 -15 18
Peluang Ancaman
No Obyek yang dianalisa
1 2 3 -1 -2 -3
1 Jenis kebutuhan terhadap pelayanan X
kesehatan semakin berkembang
2 Adanya peluang rujukan masuk X
pelayanan laboratorium
3 Peluang diversifikasi produk pelayanan X
4 Adanya peluang rujukan masuk X
pelayanan konsultasi
5 Tuntutan pelayanan prima dari X
masyarakat
6 Semakin banyaknya institusi pelayanan X
kesehatan swasta
Jumlah 4 -2
Nilai 2
Peluang Ancaman
No Obyek yang dianalisa
1 2 3 -1 -2 -3
1 Peluang kerjasama dengan pihak III X
2 Perubahan status sebagai pelaksana X
PPK-BLU
3 Adanya kepercayaan institusi lain X
bekerjasama sebagai lahan praktek
mahasiswa
4 Peluang rekuritmen pegawai sesuai X
dengan kebutuhan
5 Adanya peluang pegawai mencari x
kesejahteraan pada institusi lain
Jumlah 4 -1
30
Nilai 3
c. Keuangan
Peluang Ancaman
No Obyek yang dianalisa
1 2 3 -1 -2 -3
1 Peluang perubahan pola pengelolaan X
keuangan lebih mandiri
2 Peluang pengembangan UBS (Unit X
Bisnis Strategis)
3 Masih adanya subsidi pemerintah untuk X
pembiayaan masyarakat miskin
4 Subsidi pemerintah semakin berkurang X
Jumlah 9 -1
Nilai 8
d. Sarana Prasana
Peluang Ancaman
No Obyek yang dianalisa
1 2 3 -1 -2 -3
1 Pengembangan fasilitas X
2 Bantuan peralatan dari pihak X
pemerintah
3 Sarana prasarana mengikuti X
perkembangan IPTEK
4 Kerusakan sarana prasarana x
Jumlah 4 -1
Nilai 3
31
Posisi Puskesmas dalam SWOT Analisis SW dan OT
Kekuatan
(18,13)
18
Ancaman Peluang
13
Kelemahan
Terlihat dari hasil analisis SWOT, Posisi Puskesmas Danasari di Kuadran I dengan titik koordinat (18,
13) atau pada kuadran Agressive tumbuh
Hasil identifikasi berdasarkan analisis SWOT Puskesmas Danasari adalah sebagai berikut:
a. Faktor internal
32
Hasil Identifikasi Faktor Internal
No. Bidang identifikasi Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
b. Faktor Eksternal
Identifikasi faktor eksternal dilakukan secara profesional djugement terhadap empat bidang yang
dianggap berpengaruh bagi Puskesmas untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi saat
ini. Dari hasil pengamatan dan profesional djugement yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
33
1. Pelayanan 1. Jenis kebutuhan pelayanan 1. Tuntutan Pelayanan
kesehatan berkembang prima dari masyarakat
2. Adanya peluang rujukan 2. Semakin banyaknya
masuk Pelayanan institusi pelayanan
Laboratorium kesehatan swasta
3. Adanya peluang rujukan
masuk pelayanan konsultasi
4. Peluang diversifikasi produk
pelayanan
34
yaitu strategi yang mengedepankan pelayanan yang bermutu, diikuti dengan semangat etos kerja yang
tinggi, ramah, sehingga warga bangga akan Puskesmas. Dalam mencapai kinerja juga ditempuh inovasi
layanan dan cara pelayanan, dimana semua pelayanan tersebut terjangkau oleh semua lapisan
masyarakat. Sebagai core bisnis, ditetapkan pelayanan kesehatan yang prima kepada masyarakat
sebagai produk unggulan Puskesmas Danasari.
Dalam mencapai kinerja, juga mengedepankan aspek kerjasama semua lini, lintas program dan
lintas sector, dengan menyediakan sarana prasarana yang aman, apik dan asri sehingga nyaman
ditempati. Juga ditempuh upaya rujukan pasien maupun specimen, sehingga tercipta pelayanan pasien
yang paripurna dan akhirnya informasi semua kegiatan Puskesmas Danasari dapat diakses oleh pihak-
pihak yang berkepentingan.
Pendekatan strategi tersebut mencakup kondisi internal dan eksternal yang antara lain sebagai
berikut :
1. Kondisi Internal
a. Pelayanan
Dari aspek pelayanan, Puskesmas Danasari masih dala proses akreditasi nasional
sehingga setiap kegiatan dan tindakan yang dilaksanakan berasarkan pada Standar Prosedur
Operasional (SPO) yang telah disusun dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. Seua pelayanan
sudah terdokumentasi dengan baik, pelayanan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, lama
pelayanan juga sudah sesuai dengan standar. Selain itu, berdasarkan hasil survey IKM,
pelayanan di Puskesmas Danasari sudah cukup. Namun demikian masih ada beberapa hal
yang perlu dibenahi yaitu promosi pelayanan yang masih kurang serta pelayanan laboratorium
yang masih terbatas.
b. Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Puskesmas Danasari merupakan lembaga teknis daerah, secara kelembagaan sebagai
UPT, berada langsung dibawah Dinas Kesehatan. Secara umum tidak banyak berperan dalam
menentukan kebijakan kesehatan di Kabupaten Tegal, karena kewenangan ada pada Dinas
Kesehatan.
Secara organisatoris, dari sudut pandang eselonisasi, lebih banyak sebagai pelaksana
teknis, sehingga masih mempunyai kelemahan dalam bargaining dengan pemerintah dalam hal
pencarian dana-dana, dan sumber daya lainnya.
Faktor sumberdaya manusia di Puskesmas sangat dominan. Dokter berperan utama
dalam pelayanan, sehingga dalam mencapai kinerja yang telah ditentukan, mengedepankan
kecepatan pelayanan dan kelangsungan. Puskesmas Danasari memiliki 2 dokter umum dan 1
dokter gigi. Salah satu dokter umum memiliki tugas tambahan sebagai Kepala Puskesmas.
Sedangkan untuk tenaga non medis, di Puskesmas Danasari telah tersedia tenaga
pelayanan kesehatan masyarakat seperti Sanitarian, Nutrisionis, Promkes, P2P dan koordinator
KIA. Selain tenaga medis dan non medis tersebut juga tersedia tenaga laboratorium.
Meskipun demikian, Puskesmas Danasari masih membutuhkan beberapa tenaga seperti
tenaga farmasi, tenaga rekam medis, akuntan, dan staf TU untuk memperlancar kegiatan
35
pelayanan di Puskesmas yang hingga saat ini belum terpenuhi.
c. Sarana Prasarana
Dalam mencapai target kinerja, Puskesmas dilengkapi dengan sarana-prasarana yang
mencukupi, terutama untuk alat medis. Selain itu, Puskesmas Danasari juga sudah dilengkapi
dengan beberapa sarana prasarana penunjang seperti simpus, SPO, sarana transportasi
(pusling dan motor) yang dapat memperlancar kegiatan pelayanan. Keandalan dan keamanan
sarana-prasarana yang ada sangat mendukung dalam kinerja Puskesmas.
Hambatan yang ada adalah masih minimnya alat dan perlengkapan laboratorium, serta
sarana prasarana penunjang lainnya yang belum memadai, seperti belum adanya ruang
pertemuan, ruang pendaftaran yang masih terbuka, jumlah ruang pelayanan yang masih
kurang, perlengkapan kantor yang kurang memadai, sarana penunjang lain yang belum lengkap
seperti mushola, kantin, lahan parkir, dan gudang.
d. Keuangan
Bahwa operasional Puskesmas memerlukan dana yang besar untuk memenuhi
kebutuhan pembiayaan pembelian obat, bahan medis habis pakai, jasa pelayanan, bahan
makan pasien, operasional kendaraan, pemeliharaan, gaji karyawan dan lain sebagainya.
Pendanaan di Puskesmas berasal dari subsidi pemerintah dan pendapatan Puskesmas.
Oleh sebab itu pengelolaan keuangan terbentur pada aturan pengelolaan keuangan
berdasarkan Peraturan daerah yang berlaku, sehingga seringkali Puskesmas menghadapi
kendala biaya operasional, dan terhambat pencapaian kinerjanya. Adanya alokasi anggaran
yang semakin meningkat merupakan kekuatan bagi Puskesmas untuk meningkatkan pelayanan.
Beberapa hal yang perlu dibenahi adalah belum terbentuknya dan sistem akuntansi belum
dilaksanakan secara acrrual.
2. Kondisi Eksternal
Pencapaian kinerja sangat dipengaruhi oleh peraturan perundang-undang; kebijakan
pemerintah; keadaan persaingan; keadaan perekonomian daerah dan nasional; perkembangan
sosial budaya; dan perkembangan teknologi. Yaitu :
a. Undang-undang dan peraturan
1) Permendagri
Dalam aturan Menteri Dalam Negeri khususnya dalam penatausahaan keuangan,
semua pengeluaran belanja berdasarkan program dan kegiatan. Dalam format aturan
tersebut, bisa dimungkinkan penambahan program dan kegiatan berdasarkan kewenangan
dan kemampuan daerah. Namun dalam kenyataannya, pemerintah daerah sangat restriksi
dengan program dan kegiatan yang sudah ada di Permendagri. Dengan demikian banyak
program dan kegiatan upaya kesehatan perorangan yang tidak bisa masuk dalam
penganggaran.
Hal ini menyulitkan manajemen dalam penganggaran belanja, contoh konkrit adalah
belanja untuk jasa pelayanan, sampai saat ini belum ada aturan, format baku atau kode
36
rekening tentang jasa pelayanan, sehingga manajemen Puskesmas kesulitan dalam
menyusun penganggaran jasa pelayanan, sementara pemerintah daerah ragu-ragu untuk
membuat program, kegiatan dan kode rekening baru untuk dapat mewadahi belanja
tersebut.
2) Peraturan Menteri Keuangan
Dasar hukum pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum di daerah yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban
daerah diatur dalam BAB XV Pasal 324, Pasal 325, Pasal 326, Pasal 327, Pasal 328 dan
Pasal 329.
Pasal 68 dan Pasal 69 UU No. 1 ahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara telah
membuka koridor baru kepada departemen/lembaga/provinsi/kabupaten/kota yang
bertugas memberikan pelayanan publik seperti layanan kesehatan, pendidikan,
pengelolaan kawasan, lisensi untuk menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel
melalui pembentukan Badan Layanan Umum yang diatur lebih lanjut dalam PP 23 tahun
2005.
Permasalahan lain timbul ketika satuan kerja tersebut menerima dana dari APBN
seperti pada kasus Puskesmas sebagai BLU yang mendapat dana dari APBN/APBD.
Selain sebagai BLU juga berfungsi sebagai satker yang wajib menyusun Laporan
Keuangan tahunan atas dana APBN/APBD yang diterima sesuai dengan Sistem Akuntansi
dimana Laporan Keuangannya disebut Laporan Keuangan BLU.
37
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tanggal 13 Juni
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) pasal 26 antara lain
menyatakan setiap transaksi keuangan BLU harus diakuntansikan dan dokumen
pendukungnya dikelola secara tertib dan Akuntansi dan Laporan Keuangan BLU
diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh
asosiasi profesi akuntansi indonesia.
Sementara itu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06 /2005 tanggal 20 Juli
2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat Bab VIII
Laporan Keuangan Kementrian Negara/Lembaga pasal 32 antara lain Laporan Keuangan
Kementrian Negara/Lembaga Tahunan dilampiri Laporan Keuangan BLU yang berada
dilingkungan Kementrian Negara/Lembaga. Laporan Keuangan BLU sebagaimana
dimaksud disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
38
d. Perkembangan Teknologi Kesehatan
Dengan semakin berkembangnya teknologi kesehatan, banyak alat-alat kesehatan
yang sudah cukup umur tidak diproduksi lagi, dan sekaligus tidak ada suku cadangnya, hal itu
menyulitkan Puskesmas dalam pemeliharaan alat yang dimiliki karena sebagian besar alat-alat
kesehatan yang ada sudah out of date.
Artinya perkembangan teknologi kesehatan khususnya alat-alat medis disamping
dapat meningkatkan kinerja Puskesmas tetapi juga dapat menghambat kinerja Puskesmas,
karena ada beberapa alat kesehatan untuk kerja pelayanan yang tidak sustainable lagi.
e. Perkembangan Teknologi Informasi
Teknologi informasi, mau tidak mau harus dikuasi oleh Puskesmas. Untuk perangkat
kerasnya, bagi kebanyakan Puskesmas daerah tidak ada kendala, namun dalam pemeliharaan,
software, petugas informasi dan pemeliharaannya membutuhkan dana yang besar. Sementera
kebanyakan SDM Puskesmas masih berorientasi klerikal, dan kurang peduli dengan data dan
informasi.
Dengan adanya teknologi informasi, akan memudahkan manajemen dalam
mengambil keputusan, karena semua informasi dapat diterangkan dalam sistem informasi
manajemen secara terintegrasi.
f. Tingkat Inflasi, dan Nilai Kurs
Tingkat inflasi mempengaruhi operasional puskesmas dalam mengadakan bahan habis
pakai untuk operasional pelayanan, walaupun secara tidak secara langsung berdampak pada
kinerja puskesmas, namun ada kekawatiran adanya pengurangan pendanaan dari berbagai
sumber pendapatan puskesmas, yang kemudian akan mengubah prediksi kinerja. Nilai kurs
rupiah terhadap mata usang asing utama juga memacu fluktuasi harga-harga pasar terutama
barang-barang untuk kesehatan dari luar negeri apalagi dengan seringnya kebijakan
pemerintah dalam menaikkan harga BBM, yang membuat harga-harga domestik melambung.
Dengan melihat posisi bisnis puskesmas, maka dapat disimpulkan bahwa pada posisi
tersebut menguntungkan, puskesmas mempunyai peluang dan sekaligus kekuatan sehingga
puskesmas dapat memanfaatkan peluang yang ada, serta mampu mengerahkan semua
sumberdaya yang masih menganggur dan belum optimal menjadi maksimal.Puskesmas dapat
memilih strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif dengan mengakomodir
isue-isue yang relevan yang sesuai dengan Visi dan Misi
39
1) Pertumbuhan Ekonomi
Perbaikan kondisi ekonomi makro selama beberapa tahun terakhir diperkirakan
akan tetap berlangsung meskipun dihadapkan pada tantangan yang berat di sektor
eksternal terutama dari tingginya harga minyak dan melambatnya pertumbuhan ekonomi
dunia.
Dalam enam tahun terakhir (2008-2013), perekonomian nasional mampu tumbuh
dengan cukup kuat dengan rata rata pertumbuhan sebesar 5,85 persen. Pada tahun 2008
ekonomi Indonesia tumbuh 6,0 persendengan dorongan dari permintaan domestic yang
cukup tinggi. Namun pada tahun 2009 perekonomian nasional mengalami perlambatan
yang cukup signifikan akibat dampak krisis global yang mempengaruhi sisi eksternal,
dengan kontraksi ekspor-impor karena menurunnya pertumbuhan ekonomi dan volume
perdagangan dunia sehinggahanya tumbuh 4,6 persen. Akan tetapi pada tahun-tahun
berikutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu tumbuh meningkat dan stabil,
bahkan pertumbuhan ekonomi berada di atas 6,0 persenuntuk tahun 2010 hingga tahun
2012, dan sempat mengalami penurunan sedikit pada tahun 2013.
Bahwa kondisi ekonomi yang terus membaik ini, tidak diikuti oleh penurunan
inflasi, sehingga dimungkinkan adanya kenaikan harga-harga dasar, serta adanya
kebutuhan kebutuhan masyarakat secara nasional semisal kebutuhan pendidikan,
sandang, pangan dan perumahan yang semakin meningkat, maka dimungkinkan alokasi
konsumsi kesehatan penduduk menurun, dan harga-harga yang semakin naik akan
menyebabkan meningginya unit cost layanan kesehatan.
2) Tingkat Inflasi
Stabilitas makroekonomi Indonesia untuk 5 tahun terakhir memang tergolong baik.
Kondisi makro ekonomi suatu negara bisa dilihat dari beberapa indikator makro ekonomi
yang diantaranya tingkat inflasi dan nilai tukar mata uang.
Laju inflasi pada Januari 2013 tercatat sebesar 1,03 persen, yang merupakan
angka tertinggi sejak 2009. Inflasi pada bulan ini cukup tinggi dibandingkan bulan yang
sama dalam empat tahun terakhir. Gambaran inflasi Indonesia tahun 2005 s/d 2013
adalah sebagai berikut:
Grafik 2.1 Laju Inflasi tahun 2005-2013
40
saham. Fundamental perekonomian Indonesia yang membaik berdampak positif pada
meredanya tekanan depresiasi nilai tukar rupiah di triwulan IV 2013 dan berlanjutpada
Januari 2014. Nilai tukar rupiah secara point to point pada triwulan laporan tercatat
melemah 4,85% (qtq), lebih rendah dibandingkan dengan pelemahan pada triwulan III
2013 sebesar 14,29 (qtq). Memasuki bulan Januari 2014, tekanan depresiasi nilai
tukarterus mereda. Pada Januari 2014, rupiah ditutup di level Rp12.210 per dolar AS,
melemah 0,33% dibandingkan dengan akhir Desember 2013, lebih kecil dari pelemahan
pada Desember 2013 sebesar 1,71%.
Nilai tukar rupiah merupakan satu indikator ekonomi makro yang terkait dengan
besaran APBN. Asumsi nilai tukar rupiah berhubungan dengan banyaknya transaksi
dalam APBN yang terkait dengan mata uang asing, seperti penerimaan pinjaman dan
pembayaran utang luar negeri, penerimaan minyak dan pemberian subsidi BBM. Dengan
demikian, variabel asumsi dasar ekonomi makro tersebut sangat menentukan besarnya
penerimaan dan pengeluaran negara, termasuk dana perimbangan serta besarnya
pembiayaan anggaran.
4) Harga BBM
Dalam Industri Kesehatan, Harga Bahan Bakar Minyak Mentah Dunia sangat
mempengaruhi operasional dan pemeliharaan Puskesmas. Hampir semua bahan dasar
untuk operasional Puskesmas dipengaruhi oleh harga BBM.
Dampak dari kenaikan harga BBM tersebut bagi Puskesmas sangat membebani
dan menurunkan potensi kapasitas produksi layanan, karena kebanyakan Puskesmas
pemerintah diserbu oleh pelanggan terdampak, yang nota bene adalah pembengkakan
cost layanan.
41
Peraturan Menteri Dalam negeri No. 13 tahun 2006, mengharuskan pemerintah
daerah, dan Satuan Kerja Perangkat Daerah, merubah pola pengelolaan keuangannya
mulai dari perencanaan, sampai pertanggungjawabannya, sehingga dimungkinkan waktu
pelaksanaan kegiatan mundur dari yang sudah dijawdalkan. Kemudian adanya wacana
baru badan Layanan Umum Daerah, turut andil dalam dinamika kinerja Puskesmas
Daerah. Karena bagaimanapun juga, sebagai layanan publik harus turut berubah sesuai
kondisi yang menyertai.
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah.
Pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan
pengawasan keuangan daearh. Untuk maksud tersebut perlu sistem keuangan daerah
yaitu akuntansi keuangan daerah. Akuntansi keuangan daerah adalah sistem informasi
keuangan daerah yang menghasilkan laporan bagi berbagai pihak yang berkepentingan.
2) Peraturan Daerah
a) Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi keuangan daerah adalah merupakan prinsip, dasar,
konvensi, aturan dan praktik yang diterapkan dalam rangka penyusunan dan
penyajian laporan keuangan daerah. Kebijakan akuntansi ini digunakan sebagai
dasar dalam pengakuan, pengukuran, dan pelaporan atas aset, kewajiban, ekuitas,
pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta pelaporan keuangan daerah.
Laporan keuangan daerah (termasuk laporan keuangan SKPD) merupakan
laporan pertanggungjawaban bupati (kepala SKPD) atas kegiatan keuangan dan
sumberdaya ekonomis yang dipercayaka serta menunjukkan posisi keuangan yang
sesuai dengan kebijakan akuntansi keuangan daerah
Dalam peraturan pengelolaan keuangan dan sistem akuntansi yang
diterapkan. Sistim pencatatan keuangan berdasarkan akrual (acrual base) yaitu
asumsi akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lain pada saat
kejadian, bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar dan dicatat
dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode
yang bersangkutan.
Sedangkan entitas pelaporan adalah pemerintah daerah Sleman dan seluruh
SKPD yang menurut peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan termasuk Puskesmas Danasari.
Dalam kebijakan akuntansi keuangan Daerah Kabupaten Tegal, laporan
keuangan yang pokok terdiri dari :
(1) Laporan Realisasi Anggaran
Yaitu laporan realisasi anggaran yang menyajikan iktisar sumber, alokasi, dan
pemakaian sumberdaya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah daerah, yang
menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam suatu
periode pelaporan.
42
(2) Neraca
Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan mengenai
aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu
(3) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi mengenai
sumber, penggunaan, dan perubahan kas selama satu periode akuntansi serta
saldo kas pada tanggal pelaporan.
(4) Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan alata laporan keuangan meliputi pejelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam realisasi anggaran, neraca dan laporan arus kas.
Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di Kabupaten Tegal adalah anggapan
yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa dibuktikan agar kebijakan akuntansi dapat
diterapkan. Sejalan dengan itu, asumsi dasar yang diterapkan di Puskesmas Danasari
meliputi :
1) Subsidi Pemerintah untuk belanja Operasonal Puskesmas
Dalam Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan
Kesehatan dan Retribusi Pelayanan Kesehatan, pada pasal 43 ayat (2) dinyatakan
bahwa Dana yang berasal dari retribusi pelayanan kesehatan dapat digunakan untuk
membiayai kegiatan operasional, jasa sarana, jasa pelayanan, pembinaan manajemen
pelayanan kesehatan, pengembangan sumber daya manusia, pembinaan pelayanan
kesehatan dan kegiatan lain yang diperlukan. Pada kenyataannya subsidi yang
diterima oleh Puskesmas hanya gaji pegawai, yang jelas-jelas merupakan limpahan
wewenang dari pemerintah Pusat, artinya gaji pegawai bukan merupakan subsidi, tapi
sudah merupakan hak dari Puskesmas.
Dengan diberlakukannya otonomi daerah maka pengelolaan anggaran di
daerah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah sepenuhnya, pemerintah pusat
hanya memberikan alokasi dana dalam bentuk dana alokasi umum (DAU) yang harus
diterima daerah untuk diatur , diolah,dan dikelola sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi daerah.
Dengan berlakunya otonomi maka subsidi dari pemerintah pusat yang diterima
selama ini tidak akan ada lagi dan selanjutnya menjadi tanggung jawab pemerintah
daerah, dengan menggunakan DAU yang diterima.
Salah satu cara yang bisa ditempuh untuk mengevaluasi dasar dan jumlah
subsidi yang diberikan bagi Puskesmas, apabila subsidi Pemerintah Daerah tidak
mencukupi, maka tidak ada jalan lain bagi Puskesmas selain melakukan evaluasi
terhadap struktur tarif yang ada. Hal ini harus dilakukan dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan Puskesmas agar lebih maksimal.
2) Tarif Retribusi
Tarif retribusi pelayanan kesehatan Puskesmas Danasari yang berlaku saat ini,
dibuat dan ditetapkan sejak tahun 2011, Peraturan yang mendasarinya adalah
Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kesehatan dan
Retribusi Pelayanan Kesehatan
Struktur tarif di Puskesmas yang dapat untuk mengatasi keterbatasan subsidi
dan harga pasaran yang berlaku adalah dengan pendekatan unit cost, yaitu
43
perhitungan tarif yang didasarkan pada biaya-biaya senyatanya yang dikeluarkan
dalam rangka pemberian pelayanan kepada masyarakat. Penghitungan tarif retribusi
Puskesmas yang didasarkan pada penghitungan unit cost ini menggunakan nilai indek
dan harga dasar hasil perhitungan unit cost pada jenis-jenis pelayanan kesehatan
yang diberikan, dengan kesesuaian pada harga rupiah yang berlaku.
b) Asumsi Mikro
1) Volume Pelayanan
Asumsi volume pelayanan utama di Puskesmas Danasari adalah mencakup
kurang lebih 6,87% dari jumlah penduduk kecamatan Bojong atau 0,37% dari jumlah
penduduk Kabupaten Tegal. Asumsi jumlah penduduk Kabupaten Tegal yang bermasalah
kesehatan diperkirakan sebanyak 15% dari total jumlah penduduk.
Dari asumsi tersebut, secara kuantitative minimal ada 3.502 jumlah kunjungan ke
Puskesmas. Dari jumlah kunjungan, diprediksikan 81,3% dari rawat jalan BP Umum, 8,4%
dari BP Gigi, dan Laborat 5,3% dan sisanya dari pelayanan lainnya
2) Inovasi Pelayanan
Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, serta memenuhi kebutuhan
kesehatan masyarakat, ada beberapa inovasi pelayanan misalnya:
a) Rujukan pasien dari BP Umum, KIA, BP Gigi untuk diperiksa lebih lanjut di
Laboratorium apabila terdapat indikasi medis dalam rangka untuk menegakkan
diagnosa penyakit.
b) Pengoptimalkan layanan konseling antara lain:
- Konseling gizi, baik untuk pasien yang dirujuk dari BP Umum, KIA, BP Gigi,
posyandu, maupun caten, ataupun dari masyarakat yang memang membutuhkan
konsultasi gizi.
- Konseling kesehatan lingkungan, baik untuk pasien yang dirujuk dari BP Umum,
KIA, terutama bagi pasien yang menderita penyakit berbasis lingkungan, ataupun
dari masyarakat yang memang membutuhkan konsultasi kesehatan lingkungan.
- Konseling PHBS dan konseling berhenti merokok.
c) Mengembangkan dan memberdayakan posyandu usila di seluruh desa di wilayah
Puskesmas Danasari
d) Pengembangan pelayanan terhadap kelompok pekerja sektor informal.
e) Peningkatan cakupan sasaran penjaringan anak sekolah (screening).
f) Mengoptimalkan sistem rujukan dari Puskesmas Pembantu ke Puskesmas Induk bagi
pasien yang memerlukan pelayanan kesehatan lebih lanjut, misalnya pemeriksaan
laborat, konseling dan lain-lain.
g) Mengoptimalkan keberadaan posyandu, yang selama ini belum dimanfaatkan
masyarakat secara maksimal.
h) Meningkatkan promosi tentang Puskesmas Danasari dan fasilitasnya, melalui berbagai
media.
44
i) Mengoptimalkan pelayanan Puskesmas Ramah Remaja.
j) Mengembangkan pelayanan kesehatan gigi, misalnya: pemberdayaan UKGMD,
pengembangan perawatan gigi lanjutan.
k) Mengembangkan pelayanan KIA, misalnya: pelatihan senam bumil melalui kelas ibu,
pengawalan bumil resti.
3) Total Pendapatan
Dalam rencana strategik ini, total pendapatan Puskesmas Danasari berasal dari
Pendapatan fungsional, dan subsidi dari pemerintah daerah serta dari pemerintah pusat.
Total pendapatan fungsional dikelola langsung oleh Puskesmas tanpa harus setor ke kas
pemerintah daerah, dan hanya dalam bentuk laporan keuangan saja. Pendapatan dari
Pemerintah Daerah adalah berupa subsidi operasional, belanja tidak langsung (gaji
pegawai Negeri) dan investasi, sedangkan pendapatan dari Pemerintah Pusat sebagai
pendapatan untuk operasional dan Investasi.
4) Total Biaya
Total biaya berupa biaya operasional, dan biaya investasi. Biaya operasional
berupa biaya pegawai, dan biaya belanja barang dan jasa. Biaya investasi adalah biaya
untuk pembelian sarana prasarana, serta pengembangan.
Total pendapatan fungsional Puskesmas Danasari dipakai untuk biaya pegawai
dan biaya belanja barang dan jasa. Sedangkan sisa lebih anggaran dipakai untuk biaya
operasional Puskesmas tahun selanjutnya.
5) Total Output
Total output dari kegiatan BLUD Puskesmas Danasari yaitu, 100 % pasien gakin
terlayani; pendapatan fungsional naik rata-rata 5 % per tahun, kunjungan meningkat 5% per
tahun.
6) Unit Cost
Tarif per jenis layanan disesuaikan dengan analisis unit cost, dengan menerapkan
subsidi silang. Unit cost disusun setiap tahun dan dipakai dasar untuk tarif pelayanan tahun
berikutnya. Prinsip analisis unit cost memakai sistim ABC (Activity Based Costing), dengan
harga dasar berlaku pada tahun penyusunan ditambah inflasi, dan margin yang diharapkan.
TA 2014 TA 2015
45
Uraian Unit/Kode/Program/Kegiatan/Akun Realisasi /
Target % Target
Pendapatan Prognosa
Unit Pelayanan
Program Jaminan Kesehatan Nasional
Kegiatan Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana
Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Pada
Puskesmas Danasari
A. Kapitasi JKN
1. 13.616 1892 13,89 14.123
Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) Pada Puskesmas Danasari
46
rincian pendapatan Puskesmas Danasari per unit kerja.
TA 2014 TA 2015
Uraian Unit/Kode/Program/Kegiatan/Akun
Kode Realisasi /
Pendapatan Target % Target
Prognosa
I Unit Pelayanan
1.02 . 16 . 49 Program Jaminan Kesehatan Nasional
Kegiatan Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana
1.02 . 16 . 52 Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Pada
Puskesmas Danasari
A. Pendapatan BLU JKN
1. Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Rp760.171.945 Rp105.619.300 13,89 Rp1.016.808.500
Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) Pada Puskesmas Danasari
b. Realisasi Biaya
1) Realisasi Biaya Berdasarkan Unit layanan
Volum Satua Harga
Kode Rekening Uraian Jumlah
e n satuan
47
5 2 BELANJA LANGSUNG 1.028.512.500
480.460.40
5 2 1 BELANJA PEGAWAI 0
5 2 1 01 Honorarium PNS 12.630.000
5 2 1 02 Honorarium Non PNS 41.265.000
5 2 1 03 Uang Lembur 19.842.000
5 2 1 07 Belanja jasa pelayanan medik 406.723.400
5 2 2 BELANJA BARANG DAN JASA 313.173.100
5 2 2 01 Belanja Bahan pakai habis 55.480.900
5 2 2 02 Belanja Bahan/Material 73.000.000
5 2 2 03 Belanja Jasa Kantor 7.800.000
Belanja Cetak, Penggandaan dan Bahan Kontak
5 2 2 06 (stimulan) 32.017.200
5 2 2 11 Belanja Makan dan Minum 48.350.000
5 2 2 15 Belanja Perjalanan Dinas 96.810.000
Belanja Pemeliharaan Gedung dan
5 2 2 20 Kendaraan Bermotor 44.375.000
Belanja barang utk diserahkan kepada masy/pihak
5 2 2 23 ketiga 41.300.000
5 2 3 BELANJA MODAL 148.919.000
5 2 3 10 Belanja Modal Pengadaan Peralatan Kantor 5.373.000
5 2 3 11 Belanja Modal Pengadaan Perlengkapan Kantor 598.500
5 2 3 12 Belanja Modal Pengadaan komputer 35.280.200
5 2 3 13 Belanja Modal Pengadaan Mebelair 19.975.300
5 2 3 19 Belanja modal pengadaan alat kedokteran 19.960.000
5 2 3 20 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Laboratorium 67.732.000
48
3. Peralatan dan Mesin:
Belum disustkan, nilai Peralatan dan Mesin berdasarkan harga perolehan / pembelian
pada saat diperoleh.
4. Aset Tetap Lainnya
Belum disusutkan, nilai Aset Tetap lainnya berdasarkan harga perolehan / pembelian pada
saat diperoleh.
49
Jumlah Aset Tetap : Rp.1.685.781.500,-
1. Kewajiban
Kewajiban per 31 Desember 2013 meliputi:
Kewajiban Jangka Pendek : Rp.0,-
2. Ekuitas dana
Ekuitas dana per 31 Desember 2013 meliputi:
Ekuitas Dana Lancar : Rp.13.945.860,-
Ekuitas Dana Investasi : Rp.1.685.781.500,-
Jumlah Ekuitas Dana : Rp.1.699.727.360,
50
1 2 3 4 5 6
=(4-3) =(5/3X100)
Jumlah
51
BAB III
PENUTUP
B. KESIMPULAN
Dokumen Rencana Bisnis dan Anggaran Tahun Anggaran 2014 disusun sebagai
penjabaran dari Rencana Strategis Bisnis Puskesmas Danasari Tahun 2015-2019, sehingga upaya
pencapaian target pelayanan mengikuti yang telah ditetapkan. Dokumen RBA ini merupakan
bagian dari APBD Kabupaten Tegal yang selanjutnya disyahkan sebagai acuan pelaksanaan
kegiatan Tahun Anggaran 2014 di Puskesmas Danasari, dan dapat dilakukan perubahan
apabila diperlukan sesuai dengan fluktuasi dan perkembangan kebutuhan layanan.
Sebagai rencana bersama, dokumen RBA Puskesmas Danasari sudah seharusnya untuk
dilaksanakan secara konsekuen oleh semua pihak yang terkait dalam mendukung terselenggaranya
pelayanan kesehatan. Diperlukan pengendalian dan evaluasi proses maupun akhir kegiatan dari
unsur manajemen, dengan harapan kinerja organisasai dapat dimonitoring, sehingga tujuan
organisasi sebagai tujuan bersama dapat tercapai sesuai target yang diharapkan. Informasi
keuangan dan non keuangan yang komprehensif di RBA ini harus senantiasa dikaitkan dengan
Rencana Bisnis Strategis (RSB) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah disusun
sebelumnya.
Agar dalam pelaksanaan RBA tahun 2014 berjalan dengan baik dibutuhkan
perbaikan manajemen, baik dalam tata kelola keuangan, manajemen pengadaan barang dan jasa,
56
serta manajemen pemeliharaan sarana dan prasarana Puskesmas sehingga akan dicapai
efisiensi untuk mencapai tujuan Puskesmas Danasari. Berdasarkan Analisa internal dan eksternal,
Puskesmas Danasari dalam posisi sehat dalam pertumbuhannya sehingga Puskesmas Danasari
dapat menggunakan seluruh kekuatannya serta memanfaatkan peluang yang ada untuk
masuk dalam kompetisi pasar dengan kemampuan dan jenis pelayanan selalu berkembang dari
tahun ke tahun.
Besar harapan akan manfaat dokumen RBA sebagai acuan kegiatan tahun 2014, namun
demikian apabila diperlukan adanya wacana perubahan atau revisi atas dokumen ini, maka
diperlukan diskusi lebih lanjut. Adapun perubahan atau revisi yang apabila diperlukan harus sesuai
dengan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, dan program pembangunan serta sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi yang berpedoman pada Dokumen Rencana Strategis Bisnis Puskesmas Danasari
tahun 2015-2019 yang telah ditetapkan.
dr.Maun
57
LAMPIRAN
(Memuat hal-hal yang perlu dilampirkan sebagai data pendukung dalam penyusunan RBA).
58
RINGKASAN PENDAPATAN DAN BELANJA
APBD/RKA-SKPD
59
RBA Puskesmas Danasari Tahun 2014
60
RBA Puskesmas Danasari Tahun 2014
61
RBA Puskesmas Danasari Tahun 2014
1
RBA Puskesmas Danasari Tahun 2014
2
RBA Puskesmas Danasari Tahun 2014