Anda di halaman 1dari 146

LAM-PTKes

EVALUASI DIRI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
PROFESI FISIOTERAPI

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018

EVALUASI DIRI PRODI PENDIDIKAN PROFESI F-KEP UNHAS I


KATA PENGANTAR

Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi Fakultas Keperawatan


Universitas Hasanuddin didirikan pada tahun 2017. Ttuntutan akan layanan
kesehatan yang berkembang di masyarakat mengharuskan fisioterapi turut
mengambil peran dalam menuntaskan masalah kesehatan, yaitu yang terkait
dengan masalah gerak dan fungsi gerak manusia sepanjang daur kehidupan.
Dalam rangka Re-Akreditasi Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapi FKep
Unhas Tahun 2018 sekaligus sebagai upaya evaluasi dan pengembangan
program studi secara berkala, maka disusunlah Borang Evaluasi Diri ini. Borang
Evaluasi Diri ini dibuat dengan menggunakan analisis SWOT yang dirumuskan
bersama tim yang telah dibentuk dan didiskusikan kembali di dalam forum.
Evaluasi Diri ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena, kami menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang terlibat dan berkontribusi sehingga Borang
Evaluasi Diri ini dapat terselesaikan dengan baik.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan dalam Evaluasi Diri ini. Maka dari itu, segala saran dan kritik dari
pembaca sangat kami harapkan demi pebaikan Evaluasi Diri ini. Akhir kata, kami
berharap semoga Evaluasi Diri ini dapat memenuhi persyaratan Akreditasi Prodi
Pendidikan Profesi Fisioterapi FKep Unhas. Terima kasih.

Makassar, Juli 2018


Ketua Prodi Pend.Profesi Fisioterapi FKep Unhas

Dr. Djohan Aras, S.Ft., Physio, M.Kes.


NIP. 195507051976031005

EVALUASI DIRI PRODI PENDIDIKAN PROFESI F-KEP UNHAS II


DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGATAR ii
DAFTAR PUSTAKA iii
RANGKUMAN EKSEKUTIF iv
KOMPONEN A VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA 1
STRATEGI PENCAPAIAN

KOMPONEN B TATA PAMONG, KEPEMIMPINAN, SISTEM 16


PENGELOLAAN, DAN PENJAMINAN MUTU

KOMPONEN C MAHASISWA DAN LULUSAN 68


KOMPONEN D SUMBER DAYA MANUSIA 81
KOMPONEN E KURIKULUM, PEMBELAJARAN, DAN SUASANA 119
AKADEMIK

KOMPONEN F PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA, 145


SERTA SISTEM INFORMASI

KOMPONEN G PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN 155


KEPADA MASYARAKAT, DAN KERJASAMA

REFERENSI 170

RANGKUMAN EKSEKUTIF
EVALUASI DIRI PRODI PENDIDIKAN PROFESI F-KEP UNHAS III
Evaluasi Diri Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi Fakultas
Keperawatan Universitas Hasanuddin ini disusun dengan menggunakan analisis
SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats).
Visi, misi, tujuan dan sasaran Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapi FKep
Unhas tahun 2017 adalah “Menjadi pusat unggulan teknologi Fisioterapi
Neuromuskular (modifikasi) berupa kesetaraan antara kompetensi akademik dan
skill yang terintegrasi dalam pelayananan Fisioterapi terkait kesehatan gerak dan
fungsi gerak masyarakat berbasis benua maritim pada tahun 2022”.
Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi telah memiliki Struktur
Organisasi dan Tata Pamong yang baku. Tata pamong dikelola secara
profesional guna terwujudnya good governance. Namun tidak dapat dipungkiri
bahwa terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki pada pengelolaan program
studi. Diantaranya adalah pendanaan yang terkait dengan pengelolaan dan
proses belajar mengajar kadang tidak mencukupi kebutuhan program yang
diharapkan serta masih kurangnya tenaga kependidikan di program studi yang
cakap dan terampil.
Jumlah mahasiswa yang diterima pada Program Studi Pendidikan
Profesi Fisioterapi FKep Unhas adalah sebanyak 60 orang dari 84 orang
pendaftar yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia diantaranya dari
Sumatera, Kalimantan, Jawa dan kawasan Indonesia Timur.
Dilihat dari aspek Sumber Daya Manusia (SDM), Program Studi
Pendidikan Profesi Fisioterapi memiliki dosen home based sebanyak 7 orang,
dosen tetap non-PNS sebanyak 10 orang dengan kualifikasi S1 Fisioterapi
Profesi, S2 Biomedik dan Kesehatan, dan S3 Ilmu Kedokteran serta dosen tidak
tetap (dosen luar biasa) sebanyak 2 orang. Kelemahannya adalah masih
kurangnya dosen tetap ber-NIDN yang bidang keahliannya sesuai dengan Prodi
Pendidikan Profesi Fisioterapi FKep Unhas.
Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi menerapkan kurikulum
berbasis kompetensi mengacu KKNI Level 7. Kurikulum yang diterapkan
diarahkan untuk dapat mencapai visi, misi, sasaran dan tujuan Program Studi
Fisioterapi dalam bidang pendidikan.
Sistem pembiayaan prodi mengacu pada penerapan sistem Pengelolaan
Keuangan PTN-BH Unhas. Alokasi dana ditujukan untuk menyelenggarakan

EVALUASI DIRI PRODI PENDIDIKAN PROFESI F-KEP UNHAS IV


kegiatan kependidikan, penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat
serta untuk operasional, investasi prasarana, sarana, dan SDM.
Penyelenggaraan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat oleh
dosen Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapi telah dilakukan dengan rata-rata 1
penelitian dan 1 pengabdian masyarakat untuk tiap dosen per-tahunnya. Akan
tetapi, hasil dari penelitian belum semuanya dipublikasikan pada jurnal
terakreditasi nasional apalagi intenasional.

SUSUNAN TIM PENYUSUN EVALUASI DIRI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI
FKEP UNHAS

EVALUASI DIRI PRODI PENDIDIKAN PROFESI F-KEP UNHAS V


ASSESOR INTERNAL Prof. Dr. Andi Zulkifli Abdullah, M.Kes
Prof. Dr. Gemini Alam, M.Si., Apt.
KETUA Dr. Djohan Aras, S.Ft., Physio, M.Kes.
ANGGOTA Rijal, S.Ft., Physio, M.Kes, M.Sc.
Melda Putri, S.Ft., Physio, M.Kes
Farahdina Bachtiar S.Ft., Physio, M.Sc.
Fadhia Adliah, S.Ft., Physio, M.Kes.
Andi Rahmaniar SP, S.Ft., Physio, M.Kes.
Andi Besse Ahsaniyah, S.Ft., Physio, M.Kes.
Nurhikmawaty Hasbiah, S.Ft., Physio, M.Kes.
Irianto, S.Ft., Physio, M.Kes.
Nur Hardiyanti, S.Ft., Physio, M.Sc.
Nahdiah Purnamasari, S.Ft., Physio, M.Kes.
Dian Amaliah Nawir, S.Ft., Physio, M.Kes.
Adi Ahmad Gondo, S.Ft., Physio, M.Kes.
Ita Rini, S.Ft., Physio, M.Kes.
Salki Sadmita, S.Ft., Physio, M.Kes.
Akhmad Fathilah

KOMPONEN A
JATI DIRI, VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

A.1. JATI DIRI


Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin (Unhas) berdiri pada tanggal 29 Juli 2017 dengan SK
No. 00002/LAM-PTKes/Akr PSB.PTN-BH/Pro/VII/2017. Pada saat pengusulan
dan pendirian Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi awalnya masih
berada di Fakultas Kedokteran (FK) Unhas. Seiring dengan terbentuknya

EVALUASI DIRI PRODI PENDIDIKAN PROFESI F-KEP UNHAS VI


Fakultas Keperawatan (FKep) di Universitas Hasanuddin, maka Prodi Pendidikan
Profesi Fisioterapi berada di bawah naungan FKep (sesuai dengan SK pendirian
FKep Nomor 30918/UN4.1/KP.15/2017.
Selanjutnya pembahasan pendidikan profesi terkait dengan Re-akreditasi
Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapi akan dipaparkan sesuai dengan keberadaan
Pendidikan Profesi Fisioterapi sebagai bagian FKep Unhas. Hal-hal tertentu yang
terkait dengan data pengusulan Re-akreditasi Prodi Pendidikan Profesi
Fisioterapi masih menggunakan acuan data dari FK Unhas sesuai dengan aturan
3 tahun terakhir.
Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan pendirian Program Studi
Pendidikan Profesi Fisioterapi FK Unhas saat itu adalah:
1. Berhubung kurikulum pendidikan profesi fisioterapi disusun berdasarkan
KKNI level 7, maka diyakini bahwa pelayanan fisioterapi yang dilakukan
oleh alumni pendidikan profesi akan lebih berkualitas dibandingkan dengan
alumni pendidikan vokasi D4 karena kurikulumnya disusun hanya
berdasarkan KKNI level 6 dan lulusan D3 kurikulumnya disusun hanya
berdasarkan KKNI level 5.
2. Kota Makassar merupakan pusat pengembangan di kawasan Indonesia
bagian Timur, termasuk pengembangan pendidikan sehingga dibutuhkan
pusat pengembangan layanan Fisioterapi di kawasan Indonesia bagian
Timur.
3. Berdasarkan hasil riset tentang layanan kesehatan di Indonesia, ternyata
lebih dari 60 % pusat layanan kesehatan pasiennya mengalami gangguan
gerak dan fungsi gerak. Dalam hal ini, mereka itu sangat membutuhkan
layanan Fisioterapi yang berkualitas.
4. Data dari BPS tahun 2013 menyatakan bahwa jumlah puskesmas di
seluruh Indonesia sebanyak 655 buah. Jika diasumsikan masing-masing
puskesmas memiliki 1 lulusan pendidikan profesi fisioterapi, maka
dibutuhkan 655 lulusan pendidikan profesi fisioterapi yang berperan
sebagai penyedia layanan fisioterapi pada layanan primer (puskesmas)
yang merupakan pelayanan kesehatan terdepan dan bersentuhan
langsung dengan gangguan gerak dan fungsi gerak yang dialami
masyarakat. Demikian halnya rumah sakit khusus di seluruh Indonesia
sebanyak 503 dengan asumsi masing-masing membutuhkan 3 lulusan
pendidikan profesi, maka dibutuhkan 1509 lulusan pendidikan profesi
fisioterapi. Hal yang sama bagi 725 rumah sakit di seluruh Indonesia jika

EVALUASI DIRI PRODI PENDIDIKAN PROFESI F-KEP UNHAS VII


membutuhkan masing-masing 4 lulusan pendidikan profesi maka
dibutuhkan 2900 lulusan profesi fisioterapi. Hal tersebut menunjukkan
bahwa layanan fisioterapi yang berkualitas di pelayanan sekunder dan
tersier dengan mudah dapat dirasakan oleh masyarakat.
5. Berdasarkan data Kongres Dokter Bedah Dunia di Bali tahun 2014
menyatakan bahwa sekitar 600 ribu orang Indonesia berobat ke luar negeri
dan sekitar 6 triliun rupiah/ 600 juta USD kerugian Negara akibat masyarakat
kurang percaya pada pelayanan kesehatan di dalam negeri. Layanan
fisioterapi merupakan salah satu kebutuhan bagi masyarakat yang pada
kenyataannya masyarakat kalangan atas melakukan pelayanan fisioterapi di
luar negeri hal tersebut diperkirakan karena fisioterapi di luar negeri
umumnya berkualifikasi minimal S1 profesi dan beberapa yang S2,
sedangkan di Indonesia masih didominasi oleh sekitar 75% fisioterapis
berkualifikasi D3 (Data IFI Desember 2015). Dengan demikian, institusi
dalam negeri diharapkan mampu menghasilkan lebih banyak fisioterapis
yang berkualifikasi profesi.
6. Berdasarkan data IFI 2012, WCPT 2012, dan WHO 2012, rasio layanan
fisioterapi dengan jumlah penduduk dengan jumlah fisioterapis di Indonesia
menduduki rangking 2 terbesar setelah India dengan rasio 1 : 31.635
penduduk sedangkan rasio ideal yang diharapkan IFI adalah 1 : 12.000.
Asumsi dari data tersebut menunjukkan bahwa semakin besar rasio maka
semakin menurun kualitas pelayanan fisioterapi di Indonesia. Oleh karena itu,
pendidikan profesi fisioterapi menjadi hal yang sangat mendesak untuk
menjawab tantangan perbandingan rasio tersebut guna mencapai pelayanan
fisioterapi di Indonesia yang lebih baik dan professional.

Tabel 1. Rasio Jumlah Fisioterapis di beberapa Negara

Nama Jumlah Jumlah penduduk Rasio


Negara Fisioterapis
USA 184000 316.050.000 1.718
UK 46618 63.181.775 1.355
Thailand 6702 66.000.000 9.848
Australia 22384 23.000.000 1.028
Canada 18287 35.000.000 1.914
Philipina 24216 97.900.000 4.043
India 28077 1.210.500.000 43.114
Jerman 26359 80.328.000 3.047
Belanda 26359 16.788.000 637

EVALUASI DIRI PRODI PENDIDIKAN PROFESI F-KEP UNHAS VIII


Singapura 800 5.300.000 6.625
New 4057 4.500.000 1.109
Zeland
Indonesia 7512 237.641.326 31.635
Sumber: IFI, 2012; WCPT, 2012: WHO,2012

Saat ini Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi FK Unhas telah


terakreditasi minimum oleh LAM-PTKes dan memasuki tahap pengembangan
dengan fokus utama adalah peningkatan kualitas institusi agar tetap memiliki
mutu yang baik dengan daya saing tinggi. Pada tahun 2018 ini Program Studi
Pendidikan Profesi Fisioterapi FK Unhas akan melakukan proses Re-akreditasi.
Berdasarkan kurikulum baru sesuai UU No 20 tahun 2003 dan PP RI No
19 tahun 2005 tentang sistem pendidikan nasional bahwa pendidikan harus
berdasarkankompetensi. Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi
melaksanakan sistem pembelajaran berbasis KKNI dengan pendekatan Student
Centered Learning (SCL) dengan beban studi sebesar 42 SKS ditempuh dalam
kurun waktu 1 tahun 6 bulan (3 semester). Metode pembelajaran meliputi:
1) Morning report/respon
2) Bedside teaching (Piramida Miller)
3) Problem based learning
4) Case study
5) Case Report akhir program
6) Ujian bagian dan ujian komprehensif akhir program

Dalam menjalankannya perannya sebagai pencetak tenaga kesehatan


yang profesional, Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi FK Unhas
mengembangkan dirinya dengan berkonsentrasi kepada pembentukan fisioterapi
yang lebih berorientasi kepada kebutuhan masyarakat, yang kemudian
merupakan jati diri program studi. Konsentrasi ini tercermin dari sebaran mata
kuliah setiap semester, dosen (CE) dan instruktur (CI) yang membimbing, serta
ragam penelitian/pengabdian mahasiswa yang terkait dengan masalah
kesehatan, gangguan gerak dan fungsi gerak dari berbagai latar kehidupan dan
pekerjaan masyarakat.

A. 2. VISI PROGRAM STUDI


Mekanisme atau tahapan dalam penyusunan visi, misi, tujuan
dan sasaran program studi adalah sebagai berikut:
1. Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi menetapkan visi, misi,
tujuan dan sasaran dengan mengacu kepada visi, misi Fakultas

EVALUASI DIRI PRODI PENDIDIKAN PROFESI F-KEP UNHAS IX


Kedokteran dan visi, misi Universitas Hasanuddin. Selain itu, dokumen
acuan lainnya meliputi Permenkes 80 Tahun 2013 tentang praktik
pelayanan Fisioterapi, Permenkes 65 tahun 2015 tentang standar
pelayanan Fisioterapi, dan UU kesehatan no. 36 tahun 2014 tentang
tenaga kesehatan.
2. Pembentukan tim penyusun visi, misi, tujuan dan sasaran Prodi
Pendidikan Profesi Fisioterapi yang ditetapkan oleh Dekan melalui SK
No. 8231/UN4.6/KP.45/2017 pada tanggal 18 September 2017. Tim
penyusun melibatkan berbagai komponen stake holder yang terdiri dari
pimpinan fakultas, pimpinan program studi, dosen, dan tenaga
kependidikan.
3. Melakukan diskusi dan curah pendapat melalui kegiatan lokakarya dan
rapat internal yang dihadiri oleh tim penyusun, perwakilan rumah sakit,
mahasiswa, alumni dan perwakilan masyarakat dan orang tua
mahasiswa dengan mempertimbangkan berbagai aspek antara lain
hakekat fisioterapi, kurikulum, budaya, serta sistem layanan fisioterapi.
4. Berdasarkan hasil diskusi dan masukan semua pihak, selanjutnya
disusun rumusan visi, misi, tujuan dan sasaran Prodi Pendidikan Profesi
Fisioterapi FK Unhas yang ditetapkan oleh Dekan melalui SK No.
8552/UN4.6.1/KP.42/2017 pada tanggal 27 September 2017.

Visi, misi, tujuan dan sasaran Program Studi Pendidikan Profesi


Fisioterapi FK Unhas dirumuskan dengan mempertimbangkan faktor-faktor
sebagai berikut:
a. Visi, misi, tujuan dan sasaran Universitas Hasanuddin.
b. Visi, misi, tujuan dan sasaran Fakultas Kedokteran.
c. Kondisi nasional dan Kebijakan pemerintah, antara lain UU Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi.
d. Pemetaan keunggulan Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi
berdasarkan Analisis SWOT.
e. Masukan dari pihak dalam (dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan) dan
pihak luar (stake holders dan alumni).
f. Kebutuhan/tuntutan masyarakat di era global dan perkembangan IPTEK.
Perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran hasil dari lokakarya tersebut
kemudian disosialisasikan kepada senat Fakultas untuk mendapatkan saran dan
masukan. Hasil akhir perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran tersebut
kemudian disosialisasikan kepada seluruh civitas akademika. Monitoring dan

EVALUASI DIRI PRODI PENDIDIKAN PROFESI F-KEP UNHAS X


evaluasi mengenai Visi Misi direncanakan akan dilakukan pada saat penyusunan
Renstra Fakultas yaitu setiap 5 tahun sekali.

VISI PROGRAM STUDI


“Menjadi pusat unggulan teknologi Fisioterapi Neuromuskular (modifikasi) berupa
kesetaraan antara kompetensi akademik dan skill yang terintegrasi dalam
pelayananan Fisioterapi terkait kesehatan gerak dan fungsi gerak masyarakat
berbasis benua maritim pada tahun 2022”.

Penjelasan Visi:
Visi unggul dalam pengembangan modifikasi teknologi Fisioterapi
dimaksud adalah menjadi program studi yang mengedepankan teknologi
Fisioterapi Neuromuskular (modifikasi) terkini, seperti mengembangkan model
atau teknik intervensi fisioterapi (eg. Quantum Movement Technique, Sensory
Motor Integration Technique) sehingga menghasilkan lulusan-lulusan yang kritis,
inovatif, dan terampil dalam melayani masyarakat kaitannya dengan kesehatan
gerak dan fungsi gerak kaitannya dengan kesehatan gerak dan fungsi gerak.
Berbasis benua maritim sejalan dengan visi Universitas Hasanuddin yaitu
“Pusat Unggulan dalam Pengembangan insani, Ilmu Pengetahuan, Teknologi,
Seni dan Budaya Berbasis Benua Maritim Indonesia”.

A. 3. MISI PROGRAM STUDI


1. Menyelenggarakan Pendidikan Profesi Fisioterapi yang berkualitas
dengan membangun kemampuan berpikir kritis dalam identifikasi kajian
ilmiah dan skill fisioterapi.
2. Menyelenggarakan tata kelola Pendidikan Profesi Fisioterapi yang baik
serta keteladanan yang efektif dalam mengaplikasikan Pendidikan
Profesi Fisioterapi.
3. Menghasilkan lulusan fisioterapi yang mampu memberikan pelayanan
fisioterapi profesional kepada masyarakat.

A. 4. TUJUAN PROGRAM STUDI


Tujuan Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi Fakultas Unhas adalah:
1) Terselenggaranya pendidikan profesi fisioterapi yang menghasilkan
lulusan yang unggul dalam teknologi fisioterapi neuromuskular.
2) Terwujudnya manajemen Pendidikan Profesi Fisioterapi yang efektif dan
efisien.

EVALUASI DIRI PRODI PENDIDIKAN PROFESI F-KEP UNHAS XI


3) Dihasilkannya tenaga fisioterapis profesional yang mampu menerapkan
fisioterapi neuromuskular (modifikasi neuromuskular) dalam
mewujudkan kesehatan gerak dan fungsi gerak masyarakat.

EVALUASI DIRI PRODI PENDIDIKAN PROFESI F-KEP UNHAS XII


A.5. SASARAN PROGRAM STUDI DAN STRATEGI PENCAPAIAN SASARAN

Sasaran Indikator Strategi Program Kerja Tahun


2018 2019 2020 2021 2022
Menghasilkan lulusan Jumlah lulusan Meningkatkan kualitas  Optimalisasi pendidikan profesi fisioterapi via 75% 80% 85% 90% 100%
dan meningkatnya pendidikan profesi sistem dan metode IT
mutu lulusan profesi fisioterapi tiap pembelajaran berbasis  Pelaksanaan review kurikulum pendidikan 1 kali
fisioterapi tahun praktek profesi profesi
fisioterapi  Pemutakhiran Capaian Pembelajaran sesuai 1 kali
IPK lulusan KKNI level 7
Pendidikan  Peningkatan kualitas dan kuantitas ragam
Profesi Fisioterapi metode pembelajaran berbasis klinik 20% 30% 40% 50% 60%
 Penyeragaman dan sosialisasi standar
Masa studi tepat evaluasi belajar mahasiswa profesi kepada 1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 5 kali
waktu CE dan CI

Meningkatnya mutu Jumlah CE/CI Menerima dosen baru  Penerimaan dosen baru 2 orang 4 orang 5 orang 6 orang 7 orang
dan jumlah Clinical prodi pendidikan untuk pendidikan
Educator dan Clinical profesi fisioterapi profesi fisioterapi
Instructure Meningkatkan jumlah  Fasilitasi dosen untuk melanjutkan 1 orang 2 orang 2 orang 3 orang 4 orang
Jumlah CE/CI dosen tugas belajar ke pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
yang melanjutkan jenjang lebih tinggi
pendidikan ke
jenjang lebih tinggi

Jumlah CE/CI  Memfasilitasi CE/CI untuk mengikuti seminar 2 orang 3 orang 4 orang 5 orang 6 orang
yang mengikuti CE/CI mengikuti
seminar atau workshop atau workshop
seminar atau
workshop dalam dalam rangka
rangka peningkatan skill
peningkatan skill

Meningkatnya mutu Jumlah lahan Meningkatkan jejaring  Pembuatan dan perpanjangan MOU dengan 10 MoU 11 MoU 16 MoU 17 MoU 18 MoU
sarana dan prasarana praktek fisioterapi kerjasama dengan lahan praktek yang baru
pendidikan lahan praktek lain

EVALUASI DIRI PRODI PENDIDIKAN PROFESI F-KEP UNHAS I


Jumlah peralatan Meningkatkan kuantitas  Pengembangan dan permutakhiran alat 1 alat 2 alat 3 alat 4 alat 5 alat
terkait kompetensi dan jenis alat praktek praktek
fisioterapi prodi pendidikan profesi
pendidikan profesi fisioterapi
fisioterapi
Alokasi dana
Jumlah ruang 1 1 2 2 3
penyediaan ruang
kuliah dan  Mengalokasikan dana dalam RKUK setiap ruangan ruang- ruang- ruang- ruang-
kuliah dan laboratorium
laboratorium tahun an an an an
profesi fisioterapi

Jumlah inventaris
Alokasi dana untuk
kantor pendidikan  Mengalokasikan dana dalam RKUK setiap 10 unit 12 unit 15 unit 17 unit 19 unit
inventaris kantor
profesi fisioterapi tahun

Terselenggaranya Jumlah penelitian Meningkatkan kapasitas  Mengikuti pelatihan dan workshop terkait 2 pelati- 4 pela- 6 pela- 8 pela- 10
penelitian fisioterapi yang dihasilkan dosen dalam penelitian penelitian han tihan tihan tihan pela-
berbasis klinik dosen pendidikan berbasis klinik tihan
profesi fisioterapi fisioterapi
per tahun Meningkatkan  Mengalokasikan dana dalam RKUK setiap 2 3 4 5 6
dukungan dana untuk tahun propo- propos propos propos propos
penelitian berbasis sal al al al al
klinik fisioterapi
 Mengikuti hibah penelitian 2 propo- 3 pro- 4 pro- 5 pro- 6 pro-
sal posal posal posal posal
Membentuk kelompok  Pembentukan kelompok peminatan bidang 1 2 3 4 5
dosen peneliti fisioterapi keilmuan dalam penelitian kelom- kelom- kelom- kelom- kelom-
berbasis klinik pok pok pok pok pok

Meningkatnya Persentase Mengintergrasikan hasil  Penyelarasan hasil penelitian pada buku teks, 2 buku 3 buku 4 buku 5 buku 6 buku
pemanfaatan hasil pemanfaatan penelitian dosen yang bahan ajar, modul pembelajaran dan modul
penelitian berbasis penelitian yang berbasis klinik dalam praktikum berdasarkan hasil penelitian
klinik terhadap dihasilkan dalam pengembangan berbasis klinik
pengembangan bidang fisioterapi pelayanan fisioterapi  Seminar hasil-hasil penelitian terutama 1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 5 kali
pelayanan fisioterapi per tahun dibidang fisioterapi kepada CE/CI

EVALUASI DIRI PRODI PENDIDIKAN PROFESI F-KEP UNHAS II


Terlaksananya Persentase nilai Membentuk dan  Pembentukan dan pengembangan PROTAP 2 kali 4 kali 6 kali 8 kali 10 kali
pembimbingan ujian mahasiswa mengembangkan bimbingan berbasis praktek profesi fisioterapi
terhadap mahasiswa PROTAP bimbingan
pendidikan profesi berbasis praktek profesi
fisioterapi yang fisioterapi kepada
bermutu mahasiswa pendidikan
profesi fisioterapi
Melaksanakan  Pelaksanaan bimbingan berdasarkan 2 kali 4 kali 6 kali 8 kali 10 kali
bimbingan berbasis PROTAP kepada mahasiswa pendidikan
praktek profesi profesi fisioterapi berbasis praktek profesi
fisioterapi kepada fisioterapi
mahasiswa pendidikan
profesi fisioterapi
Mengevaluasi  Pengevaluasian PROTAP dan pelaksanaan 1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 5 kali
pelaksanaan bimbingan bimbingan kepada mahasiswa pendidikan
kepada dosen profesi fisioterapi
mahasiswa pendidikan  Pelaksanaan ujian akhir bagian dan ujian 1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 5 kali
profesi fisioterapi komprehensif untuk mahasiswa pendidikan
profesi fisioterapi
Menjadi panutan dalam Akreditasi Menyusun proposal  Penyusun proposal instrumen akreditasi B B
penyelenggaraan program studi oleh instrumen akreditasi program studi pendidikan profesi fisioterapi
pendidikan profesi LAM-PTKes dan program studi
fisioterapi atau lembaga pendidikan profesi
akreditasi lain fisioterapi

Meningkatnya Tingkat hasil Meningkatkan  Penyempurnaan sistem dan organisasi 50% 60% 70% 80% 90%
efektivitas dan pelaksaan efektivitas adan penjaminan mutu program studi pendidikan
efisiensi sistem penjaminan mutu efisiensi penjaminan profesi fisioterapi
penjaminan mutu dan internal mutu dan pengawasan  Penyempurnaan instrumen dan standar 50% 60% 70% 80% 90%
sistem pengawasan internal program studi penjaminan mutu program studi pendidikan
internal pendidikan profesi profesi fisioterapi
fisioterapi  Peningkatan sistem monitoring dan evaluasi 50% 60% 70% 80% 90%
penjaminan mutu program studi pendidikan
profesi fisioterapi

Terlaksananya Jumlah tenaga Meningkatkan jumlah  Perekrutan tendik program studi pendidikan 2 orang 3 orang 3 orang 4 orang 4 orang
pengelolaan kependidikan tendik program studi profesi fisioterapi yang berkualitas.

EVALUASI DIRI PRODI PENDIDIKAN PROFESI F-KEP UNHAS III


administrasi dan (tendik) prodi yang pendidikan profesi
pendidikan berbasis IT mampu mengelola fisioterapi dalam
administrasi dan mengelola administrasi
pendidikan dan pendidikan
berbasis IT berbasis IT

Terlaksananya Tingkat Revitalisasi organisasi  Redesain dan restrukturisasi organisasi 1 kali


organisasi manajemen implementasi pendidikan profesi pendidikan profesi fisioterapi FK Unhas
sesuai statuta Unhas organisasi yang fisioterapi
mengacu pada
Statuta

Inovasi di bidang Tersusunnya Mengintergrasikan  Menjadikan materi fisioterapi interna sebagai 1 kali 1 kali 1 kali
pendidikan fisioterapi materi fisioterapi kompetensi fisioterapi matakuliah pilihan dalam kurikulum
interna dalam komprehensif interna ke pendidikan profesi fisioterapi
pendidikan profesi dalam kurikulum  Pelaksanaan seminar materi fisioterapi 1 kali 2 kali
fisioterapi program studi interna
pendidikan profesi  Penyusunan capaian pembelajaran materi 1 kali
fisioterapi fisioterapi interna sesuai level 7 KKNI

Mengevaluasi  Pengevaluasian pelaksanaan proses 1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 5 kali


pelaksanaan proses pembelajaran fisioterapi interna dalam
pembelajaran fisioterapi pendidikan profesi fisioterapi
interna dalam
pendidikan profesi
fisioterapi

Modifikasi teknik Jumlah teknik Mengidentifikasi konsep  Pengidentifikasian berbagai konsep teknik- 1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 5 kali
neuromuskular unggul teknik-teknik dasar teknik dasar fisioterapi neuromuskular
fisioterapi menjadi neuromuskular neuromuskular
teknik unggul dalam yang dihasilkan fisioterapi
pelayanan fisioterapi oleh dosen dan Memodifikasi konsep  Pelaksanaan modifikasi konsep teknik-teknik 1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 5 kali
mahasiswa teknik-teknik dasar dasar neuromuskular fisioterapi menjadi
neuromuskular konsep teknik unggulan fisioterapi
fisioterapi menjadi
konsep teknik unggulan
fisioterapi

EVALUASI DIRI PRODI PENDIDIKAN PROFESI F-KEP UNHAS IV


Menguji coba konsep  Pengujicobaan hasil modifikasi teknik 1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 5 kali
teknik unggulan unggulan fisioterapi neuromuskular
neuromuskular
fisioterapi
Menciptakan teknik  Mematenkan teknik unggul fisioterapi 1 2 3 4
unggul fisioterapi neuromuskular paten paten paten paten
neuromuskular

EVALUASI DIRI PRODI PENDIDIKAN PROFESI F-KEP UNHAS V


A.6. DESKRIPSI SWOT VARIABEL VISI, MISI DAN SASARAN PROGRAM
STUDI
1. Kekuatan
a. Program studi Pendidikan Profesi Fisioterapi Universitas Hasanuddin
adalah program studi profesi pertama di Indonesia Timur dan telah
memperoleh akreditasi minimal dari LAM-PTKes. Peminat program
studi ini sangat besar, ditandai dengan jumlah mahasiswa yang cukup
besar. Selain itu, pendaftar Pendidikan Profesi Fisioterapi tidak hanya
berasal dari Sulawesi Selatan, tetapi juga dari berbagai daerah di
seluruh Indonesia.
b. Tenaga pendidik (CE) telah berkualifikasi S2 dan S3. Selain itu, baik
Instruktur klinik (CI) maupun tenaga pendidik (CE) telah mengikuti
“Pelatihan Clinical Educator” yang diselenggarakan melalui kerjasama
antara Ikatan Fisioterapi Indonesia dengan Prodi Pendidikan Profesi
Fisioterapi serta dinyatakan memenuhi kompetensi sebagai CE
Fisioterapi Profesi Indonesia.
c. Kurikulum yang berlaku pada Pendidikan Profesi Fisioterapi mengacu
kepada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
d. Tersedianya berbagai lahan praktik melalui kerjasama dengan
berbagai Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Intansi dan pemerintahan
(Dinas Perhubungan dan Dinas Pemuda & Olahraga).
e. Metode pembelajaran mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis
sehingga hasil belajar tidak hanya ditekankan kepada peningkatan
skill tetapi juga pengetahuan (akademik) mahasiswa. Adapun metode
pembelajaran yang diterapkan terdiri atas report, kuliah umum, studi
kasus, problem based solving, skill bed side teaching, case study,
case report, clinical interprofessional collaboration.
2. Kelemahan
a. Sistem reward dan pusihment belum diterapkan secara maksimal.
b. Sarana dan prasarana, terutama fasilitas gedung dan ruang kelas
belum cukup memadai untuk seluruh mahasiswa.
c. Pengelolaan keuangan yang belum optimal, termasuk pencarian dana
dari fakultas ke program studi.

3. Peluang
a. Universitas Hasanuddin merupakan perguruan tinggi terakreditasi A
dan menjadi salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Oleh

EVALUASI DIRI PRODI PENDIDIKAN PROFESI F-KEP UNHAS I


karena itu, Unhas memiliki daya tarik tersendiri bagi mayarakat
sebagai tempat untuk melanjutkan pendidikan.
b. Terjalinnya kerjasama (MoU) dengan berbagai instansi sehingga
meningkatnya peluang bagi fisioterapi untuk dikenal secara luas oleh
masyarakat.
c. Peluang peningkatan kualitas dosen melalui benchmarking ke
instansi/institusi lain, baik di dalam maupun di luar negeri.
d. Kebutuhan tenaga fisioterapis profesional semakin meningkat seiring
dengan perkembangan zaman.
4. Ancaman
Kehadiran Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi lain di Indonesia
yang berpotensi menjadi kompetitor bagi lulusan Profesi Fisioterapi
Universitas Hasanuddin.

EVALUASI DIRI PRODI PENDIDIKAN PROFESI F-KEP UNHAS II


Tabel 2. Analisis SWOT

Jati diri, Visi, Misi, Sasaran dan Strength (kekuatan) Weakness (kelemahan)
Tujuan
1. Prodi telah memiliki visi, misi dan tujuan yang disusun Sosialisasi mengenai VMTS Program Studi Pendidikan
dengan mempertimbangkan visi, misi dan tujuan Profesi Fisioterapi belum maksimal (terutama
Universitas, kondisi nasional, kebijakan pemerintah, sosialisasi eksternal).
kebutuhan masyarakat, kemajuan IPTEK, analisa SWOT
dan berorientasi ke masa depan.
2. Sasaran dan tujuan prodi telah relevan dengan misi prodi.
3. Visi, misi dan tujuan telah dipahami oleh sebagian besar
civitas akademika.

Opportunity (peluang) SO WO

1. Tersedia mekanisme 1. Mensinergikan visi, misi dan tujuan yang disusun 1. Sosialisasi Program Studi Pendidikan Profesi
peninjauan visi, misi dan dengan mempertimbangkan visi, misi dan tujuan Fisioterapi FK Unhas masih perlu diupayakan dan
tujuan. fakultas, universitas, kondisi nasional, kebijakan digalakkan sesuai mekanisme yang tersedia.
2. Kesempatan membangun pemerintah, kebutuhan masyarakat, kemajuan IPTEK, 2. Mempersiapkan SDM Fisioterapi melalui
networking dengan berbagai analisa SWOT dan berorientasi ke masa depan. pendidikan yang berkualitas dengan membangun
instansi, profesi dan 2. Melibatkan stakeholder (berbagai instansi profesi, networking dengan berbagai instansi, profesi dan
universitas dalam dan luar universitas dalam dan luar negeri) dalam penyusunan universitas dalam dan luar negeri dengan
negeri. visi misi program studi. lingkungan kerja yang kondusif.
3. Terlaksananya proses pendidikan dan pengelolaan
administrasi pendidikan sesuai dengan visi, misi dan
tujuan prodi yang telah dipahami.

Threat (ancaman) ST WT

Irisan visi misi dari profesi lain 1. Memaksimalkan sosialisasi dan pelaksanaan visi, misi 1. Meningkatkan pemahaman dan implementasi dari
yang menyebabkan adanya dan tujuan untuk mengatasi persaingan antar lulusan visi, misi dan tujuan serta memperbanyak mengikuti

EVALUASI DIRI PRODI PENDIDIKAN PROFESI F-KEP UNHAS I


persaingan antara lulusan Fisioterapi dengan profesi lain yang berpotensi beririsan kompetisi Nasional dan Internasional bagi
Fisioterapi dengan profesi dengan visi misi Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapi perkembangan Fisioterapi untuk mengatasi
lainnya. UNHAS. persaingan antar lulusan Fisioterapi di dalam dan
2. Mengimplementasikan visi, misi dan tujuan yang telah luar negeri serta profesi lain yang berpotensi
dipahami oleh civitas akademika, meningkatkan kualitas beririsan dengan visi misi Prodi Pendidikan Profesi
lulusan Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapi UNHAS Fisioterapi UNHAS.
secara berkala. 2. Melalui peningkatan sosialisasi dan implementasi
visi misi diupayakan meningkatkan kualitas lulusan
fisioterapi yang profesional untuk mengatasi
persaingan tersebut.

EVALUASI DIRI PRODI PENDIDIKAN PROFESI F-KEP UNHAS II


KOMPONEN B
TATA PAMONG, KEPEMIMPINAN,
SISTEM PENGELOLAAN DAN PENJAMINAN MUTU

B.1 PERSONIL BESERTA FUNGSI DAN TUGAS POKOKNYA


Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi merupakan salah satu dari
beberapa progam studi di bawah naungan fakultas baru yaitu Fakultas
Keperawatan Universitas Hasanuddin mulai tahun 2018. Namun, pengelolaan
organisasi Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapi masih mengikuti kebijakan
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, khususnya pengelolaan di bidang
keuangan yang disesuaikan dengan implementasi Pengelolaan Perguruan
Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH).
Pengelolaan program studi diatur dengan SK Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin No. 363/UN4.6/OT.08/2017 tertanggal 11 Januari 2017
diatur pada struktur organisasi program studi dipimpin oleh Ketua Prodi
Pendidikan Profesi Fisioterapi FK Unhas.
Dalam melaksanakan tugasnya, ketua program studi dibantu oleh Subbag
Administrasi Akademik (BAAK) yang bertugas mengelola administrasi
pembelajaran dan pendidikan profesi serta penataan kurikulum. Subbag
Administrasi Umum (Adum) yang mengelola persuratan umum, perlengkapan
dan keuangan. Subbagian kemahasiswaan yang mengelola aktifitas kokurikuler
dan extrakurikuler mahasiswa dengan berkoordinasi dengan subbagian
akademik (BAAK) dan sub bagian Adum.

I
B.2 STRUKTUR ORGANISASI, KOORDINASI DAN CARA KERJA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI FK
UNHAS

Dekan
Prof. Dr. dr. Asadul Aslam, Sp. BS
SENAT FK Gugus Penjaminan
Wakil Dekan I Wakil Dekan II Wakil Dekan III Mutu FK
Prof. Dr. dr. Rosdiana Natsir, Dr.dr. Syafrie Kansul Arief, Prof. Dr. dr. Muh. Nasrum Massi
Sp.Biol. Sp.AN

Ketua Prodi Profesi Fisioterapi Unit Penjaminan Mutu


Dr. Djohan Aras, S.Ft.,Physio.,M.Pd.,M.Kes Ita Rini, S.Ft.,Physio.,M.Kes

Sekretaris Prodi
Rijal, S.Ft.,Physio.,M.Kes.,M.Sc

Koord. Praktik Profesi Bagian Adm. Akademik Bagian Adm. Umum Bagian Kemahasiswaan
Fadhia Adliah, Nur Hardiyanty, Ahmad Fatillah Immanuel Maulang,
S.Ft.,Physio.,M.Kes S.Ft.,Physio.,M.Sc
Pengembangan Praktik Profesi Ekstra S.Ft.,Physio.,M.Kes
Kurikuler / Kokulikuler
Kerja Sama Lahan Praktik Pengelola KBK Urusan umum Adm. Kemahasiswaan
Evaluasi & Monitoring Nilai PBM Perlengkapan
Penelitian & Pengabdian Epsbed / Borang Keuangan
Masyarakat

I
Dilihat dari struktur organisasi dan manajemen, Program Studi Pendidikan
Profesi Fisioterapi Fisioterapi FK Unhas telah memiliki struktur lembaga standar
dan mekanisme yang jelas yang dapat menjamin terselengaranya tata kelola
dengan prinsip good governance. Struktur organisasi dilengkapi dengan sistim
pengelolaan lembaga yang pelaksanaannya berdasarkan pada Standar
Operasional Prosedur (SOP) sehingga menampakkan model kepimimpinan yang
demokratis.Hal ini memungkinkan pengelolaan setiap unit di Prodi Pend. Profesi
Fisioterapi FK Unhas berlangsung efektif dan efisien, mengutamakan keterlibatan
civitas akademika dalam pengambilan kebijakan di tingkat prodi secara bottom up
yang relatif mendukung peningkatan komitmen untuk mengelola setiap unit kerja
di prodi Pend. Profesi Fisioterapi secara baik.
Unsur pelaksana:
1) Pelaksana administrasi akademik (BAAK) mengelola tentang
pengadministrasian aplikasi kurikulum yang telah disusun
pengadministrasian, pelaksanaan dan hasil-hasil yang terkait dengan KKNI
level 7 seperti membuat SOP untuk pengadministrasian nilai, SOP KRS, SOP
KHS, serta mendokumentasikan nilai-nilai ujian dan hal-hal yang terkait
dengan penilaian pendidikan mengatur, menghubungi dosen / instruktur
mengelola proses belajar, borang akreditasi serta bersama dengan bagian
lain membuat laporan terkait bidangnya.
2) Pelaksana administrasi umum (ADUM) menyelenggarakan dan menata
tentang hal-hal yang bersifat umum seperti penataan keuangan dan
perlengkapan terutama yang terkait dengan mempersiapkan
fasilitas/peralatan proses belajar, tutorial, field lab, skill lab, studi kasus, ujian
komprehensif, kebutuhan ATK kantor dan hal-hal administrasi terkait dengan
keuangan dari fakultas serta membuat laporan terkait bidangnya.
3) Pelaksana kemahasiswaan mengelola aktifitas ektrakurikuler dan kokurikuler
mahasiswa bersama dengan Himafisio (Himpunan Mahasiswa Fisioterapi) FK
Unhas dan stake holder dalam pengembangan aktifitas mahasiswa.
Melaksanakan usaha peningkatan dan pengembangan minat, bakat, dan
penalaran mahasiswa pada program studinya. Memfasilitasi struktur
organisasi Himafisio serta kegiatan operasional Himafisio.
4) Keempat unsur pelaksana tersebut bersama kaprodi dalam melaksanakan
tugasnya, saling berkoordinasi secara proporsional sesuai bidangnya masing
– masing.

2
B.3 KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan efektif mengarahkan dan mempengaruhi perilaku semua
unsur dalam program studi serta mengikuti nilai, norma, etika dan budaya
organisasi yang disepakati bersama serta mampu membuat keputusan yang
tepat dan cepat. Kepemimpinan mampu memprediksi masa depan,
merumuskan dan mengartikulasikan visi yang realistik serta
mengkomunikasikan visi ke depan. Pola kerja menekankan pada
keharmonisan hubungan manusia dan mampu menstimulasi secara intelektual
dan arif bagi anggota untuk mewujudkan visi organisasi dengan mengarahkan
tujuan, peran dan tugas kepada seluruh unsur tugas. Pemilihan pimpinan prodi
ke depan menganut sistem dan atau mekanisme yang sudah ditetapkan oleh
Dekan Fakultas Kedokteran yang mekanismenya berdasarkan azas kepatutan
dan kepantasan sehingga pimpinan prodi terpilih benar-benar mendukung,
mengarahkan, memutuskan dan mengembangkan pendidikan Fisioterapi yang
profesional berdasarkan Position Statement WCPT Guideline for Physical
Therapist Professional tahun 2011 yang berperilaku dan bermartabat
Fisioterapi Indonesia.
Organisasi program studi Pendidikan Profesi Fisioterapi dikembangkan
dengan budaya partisipatif yaitu pengelolaan program studi selalu
memperhatikan dan mengakomodasi aspirasi segenap civitas akademika.
Peran pimpinan lebih condong sebagai manager dari pada leader. Untuk itu
disadari dukungan sistem administrasi dan informasi yang memadai, serta
perencanaan, prosedur operasional, uraian tugas dan tujuan benar-benar
diharapkan dapat menjadi pengendali roda organisasi.

B.4 POLA KEPEMIMPINAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FK UNHAS


Pola kepemimpinan yang diterapkan di Program Studi Pendidikan
Profesi Fisioterapi FK Unhas ada 3 jenis yakni:
a. Kepemimpinan operasional: Kaprodi dalam menjalankan kebijakan Tri
Dharma Perguruan Tinggi harus berdasarkan aturan, norma, dan atau
kaidah seperti penerapan kurikulum, struktur organisasi, Statuta Unhas,
kebijakan-kebijakan Dikti, kebijakan Fakultas Kedokteran dan penerapan
Standar Operasional seperti standar Penilaian, standar Proses belajar
Mengajar/CP, standar Pelayanan kepada mahasiswa, dosen dan pegawai,
sehingga dalam operasional pengelolaan prodi tidak menyimpang dari
aturan yang ada.

3
b. Kepemimpinan Organisasi: Kaprodi dalam menjalankan kebijakan Tri
Dharma Perguruan Tinggi harus mampu memetakan job description
masing-masing bagian mengkomunikasikan, mengontrol dan
mengevaluasi dengan berpedoman pada struktur organisasi prodi.
c. Kepemimpinan publik: Kaprodi dalam menjalankan fungsinya di program
studi berinteraksi dengan mahasiswa, dosen, dan pegawai lainnya
merupakan wujud dari masyarakat ilmiah di kampus yang dalam hal ini
harus selalu menjadi panutan dan mampu memberi contoh kepada
masyarakat kampus maupun masyarakat sekitarnya dalam hal penerapan
kedisiplinan, rendah hati, jujur dan bertanggung jawab. Kaprodi juga
diharapkan memiliki prestasi dan jabatan di luar program studi yang terkait
seperti ketua organisasi profesi tertentu, contohnya Ketua IFI, Ketua
APTIFI, dan sebagainya.

Pola kepemimpinan seperti ini dirasakan efektif dan sesuai bagi civitas
Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Unhas. Untuk
mewujudkan kepemimpinan tersebut kebijakan yang diterapkan Program Studi
Pendidikan Profesi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Unhas adalah mensyaratkan
pimpinan dengan kualifikasi jujur, visioner, proaktif, terbuka, koordinatif dan
komunikatif. Kepemimpinan di lingkungan Program Studi Pendidikan Profesi
Fisioterapi Fakultas Kedokteran Unhas terbukti memenuhi kriteria tersebut. Ke
depannya hal ini didukung dengan kriteria fit and proper test yang wajib dipenuhi
oleh pimpinan di lingkungan fakultas dan program studi.
Disamping diamanahi mempimpin Program Studi Pendidikan Profesi
Fisioterapi Fakultas Kedokteran Unhas secara internal, ketua program studi juga
memiliki kapasitas sebagai pemimpin di luar institusi yakni sebagai ketua APTIFI
(Asosiasi Pendidikan Tinggi Fisioterapi Indonesia) sampai tahun 2017. Tuntutan
pemenuhan kualitas ini dimaksudkan agar dapat mendukung percepatan visi dan
pelaksanaan misi program studi.
Dalam mengambil keputusan telah disepakati acuan sebagai berikut:
1. Diawali oleh rapat subbag (sesuai dengan bidang masing-masing) untuk
menentukan jenis kegiatan.
2. Selanjutnya menentukan personal yang berkompeten untuk diamanahi tugas
tertentu.
3. Sebelum pengusulan penerbitan SK, calon personal tersebut sekali lagi
dikonfirmasi mengenai kesanggupan melaksanakan tugas yang dimaksud.

4
4. Setelah SK/surat tugas terbit dari pejabat yang berwenang, dibuatkan TOR
(Term of Reference) oleh tim yang terbentuk untuk melaksanakan kebijakan
tersebut.
5. Setelah penyelenggaraan suatu kegiatan selesai, diakhiri dengan pelaporan
yang dilengkapi dengan berbagai bukti kegiatan yang telah dilakukan.
Di lihat dari struktur organisasi dan manajemen, Program Studi Pendidikan Profesi
Fisioterapi FK Unhas telah memiliki struktur lembaga standar dan mekanisme yang
jelas yang dapat menjamin terselenggaranya tata pamong dengan prinsip good
governance. Struktur organisasi dilengkapi dengan sistem pengelolaan lembaga
dengan model kepemimpinan yang demokratis. Hal ini memungkinkan pengelolaan
setiap unit di FK Unhas secara efektif dan efisien, mengutamakan keterlibatan
civitas akademika dalam pengambilan kebijakan di tingkat fakultas secara bottom
up yang relatif mendukung peningkatan komitmen untuk mengelola setiap unit kerja
di Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi FK Unhas secara lebih baik.

B.5 PARTISIPASI CIVITAS ACADEMIKA DALAM PENGEMBANGAN


KEBIJAKAN, SERTA PENGELOLAAN DAN KOORDINASI
PELAKSANAAN PROGRAM

Unsur pelaksana administrasi dipimpin oleh Subbag Administrasi Umum


adalah melaksanakan administrasi umum, perlengkapan, keuangan.
Pelaksanaan program-program kegiatan telah didukung oleh ketersediaan
SDM yang memadai dengan tenaga dosen tetap sebanyak 18 orang untuk
Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi.
Jumlah tenaga kependidikan yang menunjang proses Program Studi
Pendidikan Profesi Fisioterapi yaitu sebanyak 4 orang dan didukung oleh
tenaga kependidikan lainnya, baik dalam lingkup Fakultas maupun
Universitas.

Tabel 2. Tenaga Kependidikan

5
Jenis Jumlah Tenaga Kependidikan dengan
No Tenaga Nama Pendidikan Tertinggi3
. Kepen- Unit/Labora- Pro- D- D- SMA/
S-3 S-2 S-1 D-2 D-1
didikan1 torium2 fesi 4 3 SMK
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 Tenaga Perpustakaan 6 23 6
perpustak Universitas;
aan* Perpustakaan
Fakultas
Laboratorium
2 Laboran 3
Anatomi
3 Analis
4 Teknisi Fakultas 2
5 Operator
&Prog-
ramer
6 Program
Tenaga
Studi
Admi-
Pendidikan 1 3
nistrasi/A
Profesi
rsiparis
Fisioterapi
Total 6 26 6 6
* Hanya yang memiliki pendidikan formal dalam bidang perpustakaan

Sarana dan prasarana yang tersedia cukup memadai seperti fasilitas gedung
atau ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan. Untuk mengantisipasi kemajuan
IPTEK, program studi Fisioterapi mempunyai laboratorium komputer, jaringan
internet yang dipergunakan bersama dengan Fakultas Kedokteran. Kendala yang
masih dihadapi saat ini adalah belum optimalnya penggunaan gedung atau ruang
kuliah, belum optimalnya sarana dan prasarana laboratorium dan perpustakaan.
Dalam upaya memenuhi sarana dan prasarana di Program Studi Fisioterapi FK
Unhas diperlukan dana yang cukup besar untuk dapat memberikan pelayanan yang
cepat dan berkualitas. Oleh karena itu, FK Unhas bersama dengan Program Studi
Fisioterapi telah mengembangkan web site dengan alamat
www.med.unhas.ac.id/fisioterapi

6
Kurikulum yang ada sekarang ini adalah KKNI level 7. Proses pembelajaran
dilaksanakan dengan sistem metode dan bentuk pembelajaran yaitu Morning
report/ respon, Bedside teaching (Piramida Miller), Problem based learning,
Case study, dan Ujian bagian serta ujian komprehensif akhir program.

Untuk melaksanakan kegiatan proses pembelajaran, bidang akademik


berfungsi merencanakan dan menyusun kurikulum pendidikan Fisioterapi serta
memastikan bahwa tujuan pembelajaran telah tercapai. Bidang akademik
berkoordinasi dengan dosen menyusun strategi pembelajaran yang akan diberikan
kepada mahasiswa untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Tim ini
berkewajiban menyusun rancangan pembelajaran untuk setiap Kegiatan
pembelajaran sendiri dilaksanakan oleh tim pembimbing (CE dan CI yang
tersertifikasi). Masing-masing tim bertanggungjawab melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Tim pembimbing (Clinical Educator dan Clinical Instructor) bertanggungjawab


terhadap pelaksanaan kegiatan profesi yang telah ditetapkan oleh tim penyusun
strategi operasional pembelajaran, pelaksanaan kegiatan studi kasus yang
dilakukan sehubungan dengan keterampilan khusus peneliti berbasis klinik dan
dilakukan setiap sekali setiap minggu untuk mengevaluasi seberapa jauh
kemampuan mahasiswa dalam praktik profesi yang diakhiri dengan laporan studi

7
kasus secara bergilir oleh mahasiswa, serta bertanggungjawab mengkoordinasikan
kegiatan penulisan laporansetiap akhir stase bagi mahasiswa.

Tabel 3.Tim Pembimbing

No. Nama Pembimbing Bidang Bimbingan

(1) (2) (3)


1. Manajemen Fisioterapi Komprehensif
Muskuloskeletal Dan Bedah, Manajemen
Rijal,S.Ft, Physio, M.Kes, Fisioterapi Komprehensif Ergonomi,
M.Sc Manajemen Fisioterapi Komprehensif
Interna

2. Dr. H. Djohan Aras, S.Ft., Manajemen Fisioterapi Komprehensif Terapi


Physio, M.Kes* Latihan Fungsional, Manajemen Fisioterapi
Komprehensif Neuropsikiatri, dan Manajemen
Fisioterapi Komprehensif
Interna
3. Ita Rini, S.Ft, Physio., Radiologi, Manajemen Fisioterapi Komprehensif
M.Kes Geriatri, dan Manajemen Fisioterapi
Komprehensif
Interna
4. Adi Ahmad Gondo, S.Ft, Manajemen Fisioterapi Komprehensif
Physio., M.Kes Musculoskeletal, Manajemen Fisioterapi
Komprehensif OIahraga, dan Manajemen
Fisioterapi Komprehensif Interna
5. Immanuel Maulang, S.Ft, Manajemen Fisioterapi Komprehensif Terapi
Physio., M.Kes Latihan Fungsional, Manajemen Fisioterapi
Komprehensif OIahraga, dan Manajemen
Fisioterapi Komprehensif
Kardiovaskulopulmonal
6. Nurhikmawaty Hasbiah, Manajemen Fisioterapi Komprehensif
S.Ft, Physio., M.Kes Muskuloskeletal Dan Bedah, Manajemen
Fisioterapi Komprehensif Neuropsikiatri,dan
Manajemen Fisioterapi Komprehensif Pediatri
7. Salki Sadmita, S.Ft, Physio., Radiologi, Manajemen Fisioterapi Komprehensif
M.Kes Geriatri, dan Manajemen Fisioterapi
Komprehensif
Kesehatan Wanita/Obgyn

8
8. Nahdiah Purnamasari, S.Ft, Radiologi, Manajemen Fisioterapi Komprehensif
Physio., M.Kes Neuropsikiatri,dan Manajemen Fisioterapi
Komprehensif Pediatri
9. Andi Besse Ahsaniyah, S.Ft, Patologi Klinik, Manajemen Fisioterapi
Physio., M.Kes Komprehensif Neuropsikiatri, dan Manajemen
Fisioterapi Komprehensif Kesehatan
Wanita/Obgyn
10. Fadhia Adliah, S.Ft, Physio., Manajemen Fisioterapi Komprehensif
M.Kes Musculoskeletal, Manajemen Fisioterapi
Komprehensif Geriatri, dan Manajemen
Fisioterapi Komprehensif
Kardiovaskulopulmonal
11. Dian Amaliah Nawir, S.Ft, Manajemen Fisioterapi Komprehensif
Physio., M.Kes Musculoskeletal, Manajemen Fisioterapi
Komprehensif OIahraga, dan Manajemen
Fisioterapi Komprehensif
Kardiovaskulopulmonal
12. Melda Putri, S.Ft, Physio., Patologi Klinik, Manajemen Fisioterapi
M.Kes Komprehensif Ergonomi, dan Manajemen
Fisioterapi Komprehensif Kesehatan
Wanita/Obgyn
13. Nur Hardiyanty S.Ft, Physio, Manajemen Fisioterapi Komprehensif
M.Sc Musculoskeletal, Manajemen Fisioterapi

Komprehensif Ergonomi, dan Manajemen


Fisioterapi Komprehensif Pediatri
14. Farahdina Bachtiar S.Ft, Patologi Klinik, Manajemen Fisioterapi
Physio, M.Sc Komprehensif Geriatri, dan Manajemen
Fisioterapi Komprehensif Kesehatan
Wanita/Obgyn
15. Irianto, S.Ft, Physio., M.Kes Manajemen Fisioterapi Komprehensif Terapi
Latihan Fungsional, Manajemen Fisioterapi
Komprehensif OIahraga, dan Manajemen
Fisioterapi Komprehensif
Kardiovaskulopulmonal
16. Andi Rahmaniar SP, S.Ft, Radiologi, Manajemen Fisioterapi Komprehensif
Physio., M.Kes Ergonomi, dan Manajemen Fisioterapi
Komprehensif Pediatri

9
17. Yudi Hardianto, S.Ft, Manajemen Fisioterapi Komprehensif Terapi
Physio., M.ClinRehab Latihan Fungsional, Manajemen Fisioterapi
Komprehensif Neuropsikiatri, dan Manajemen
Fisioterapi Komprehensif
Kardiovaskulopulmonal
18. Hamizah, S.Ft, Physio Manajemen Fisioterapi Komprehensif
Muskuloskeletal Dan Bedah
19. Asdar Fajrin M, S.Ft, Manajemen Fisioterapi Komprehensif
Physio, M.Kes Muskuloskeletal Dan Bedah
20. Erfan Sutono, S.Ft,Physio., Manajemen Fisioterapi Komprehensif
M.H Muskuloskeletal Dan Bedah
21. dr. Hj. Fauziah A.Achmad Manajemen Fisioterapi Komprehensif Isu
Profesi & Komunitas
22. Hj. Sarkiyati, S.ST Manajemen Fisioterapi Komprehensif Isu
Profesi & Komunitas
23. dr. Hj. Nurhayati Musada Manajemen Fisioterapi Komprehensif Isu
Sudirman, S.ST,FT Profesi & Komunitas
24. dr. Hj. Ratnawati, S.ST Manajemen Fisioterapi Komprehensif Isu
Profesi & Komunitas
25. Prof. Dr. dr. Muhammad Manajemen Fisioterapi Komprehensif
Ilyas, Sp.RAD(K) Laboratorium & Radiologi
26. dr. Sri Asriyani, Sp.RAD(K), Manajemen Fisioterapi Komprehensif
M.Med.Ed Laboratorium & Radiologi
27. dr. Dario Manajemen Fisioterapi Komprehensif
Nelwan,Sp.Rad,M.Kes Laboratorium & Radiologi
28. dr. Rafikah Rauf, Manajemen Fisioterapi Komprehensif
Sp.Rad,M.Kes Laboratorium & Radiologi
29. dr. Uleng Bahrun, Sp.PK(K), Manajemen Fisioterapi Komprehensif
Ph.D Laboratorium & Radiologi
30. dr. Asvin Nurulita, Sp.PK, Manajemen Fisioterapi Komprehensif
M.kes Laboratorium & Radiologi
31. dr. Irda Handayani, Sp.PK, Manajemen Fisioterapi Komprehensif
M.Kes Laboratorium & Radiologi
32. dr. Mutmainah, Sp.PK(K) Manajemen Fisioterapi Komprehensif
Laboratorium & Radiologi
33. dr. Rahmawati, Sp.PK(K) Manajemen Fisioterapi Komprehensif
Laboratorium & Radiologi
34. Yahya Dwitama, S.Ft, Manajemen Fisioterapi Komprehensif Terapi
Physio Latihan Fungsional
35. Taufik Hidayat, S.Ft, Physio Manajemen Fisioterapi Komprehensif Terapi
Latihan Fungsional
36. Mulyadi, S.Ft, Physio Manajemen Fisioterapi Komprehensif
Muskuloskeletal dan Bedah
37. Bustaman Wahab, S.Ft, Manajemen Fisioterapi Komprehensif
Physio, PO, M.MKes Muskuloskeletal dan Bedah

10
38. Haris, S.Ft, Physio, M.Kes Manajemen Fisioterapi Komprehensif
Kardiovaskulopulmonal
39. Ismail, S.Ft, Physio Manajemen Fisioterapi Komprehensif Pediatri
40. Agung Sahari, S.Ft, Physio Manajemen Fisioterapi Komprehensif Geriatri

Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan kurikulum adalah adanya


perkembangan ilmu dan teknologi yang cepat dan menuntut perubahan kurikulum
yang cepat pula. Selain pelaksana sistem pembelajaran SCL, kegiatan akademik
juga dilakukan oleh bagian / laboratorium yang dipimpin oleh kepala bagian /
laboratorium dengan tugas pokok melaksanakan pendidikan, penelitian atau
pengabdian masyarakat dalam satu cabang ilmu, pengetahuan atau teknologi
tertentu, serta melaksanakan pengelolaan sumber daya akademik.Berikut ini,
skema pengembangan kurikulum perguruan tinggi:
Kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat telah terlembaga
bersama dengan Fakultas Kedokteran Unhas. Sebagai pendukung aktivitas
penelitian dan pengabdian pada masyarakat di tingkat fakultas difasilitasi oleh
Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran (KEPK) UNHAS. Penelitian dan
pengabdian pada masyarakat tersebut didukung oleh sumber dana yang berasal
dari Fakultas. Selain itu dosen cukup aktif dalam mengikuti kompetisi hibah, baik
nasional maupun internasional. Dalam rangka sosialisasi hasil penelitian dan
pengabdian pada masyarakat dilaksanakan melalui seminar, lokakarya dan
publikasi ilmiah baik tingkat regional maupun nasional.
Tabel 7. Data Penelitian Dosen PS
Nama Dosen Penelitian
Effect of Combine Physiotherapy Hold Relax
and Glucosamine to the Decrease of COMP
Dr. Djohan Aras, S.Ft, Physio, M.Kes
through Pain Reduction, Increase Muscle
Strength and Addition of Osteoarthritis the
Knee Joint ROM (2015)

Hubungan antara fleksibilitas dan kekuatan


otot lengan dengan kecepatan renang (2016)

Hold Relax Technique and Oral Glucosamine


are Effective on Decreasing Pain, Joint
Stiffnes, Functional Limitation and Serum Level
Of Comp in people with Osteoarthritis (2018)
The Efficacy of Physiotherapy Combination
Technique on Pain and Functional
Inedependence of People with Lumbar Disc
Herniation (2018)
Adi Ahmad Gondo, S.Ft, Physio, M.Kes Perbandingan kadar serum glutamic pyruvic
transminase antara kelompok dewasa muda
obesitas dan non obesitas.(2015)

11
Ita Rini, S.Ft, Physio, M.Kes Tingkat aktivitas fisik, komposisi asupan
makanan, dan pola tidur antara remaja
obesitas dan normal.(2014)

Mita Noviana, S.Ft, Physio, M.Kes Perbandingan kadar fibrinogen antara


kelompok dewasa muda obesitas dan non-
obesitas. (2015)

Atifa Darwis, S.Ft, Physio, M.Kes Perbandingan kadar apolipoprotein B antara


kelompok dewasa muda obesitas dan non-
obesitas. (2015)

Nurhikmawaty Hasbiah, S.Ft, Physio, Hubungan antara fleksibilitas dan kekuatan


otot lengan dengan kecepatan renang. (2016)
M.Kes
Andi Besse Ahsaniyah, S.Ft, Physio, Perbandingan kadar high sensitivity C-reactive
protein (hsCRP) antara kelompok dewasa
M.Kes
muda obesitas dan non obesitas. (2015)

Nahdiah Purnamasari, S.Ft, Physio, Perbandingan kadar albumin urin antara


kelompok dewasa muda obesitas dan non
M.Kes
obesitas. (2015)

Dian Amaliah Nawir, S.Ft, Physio, M.Kes Hubungan antara program latihan dan
peningkatan kapasitas fungsional pada atlet
PON XIX cabang olahraga anggar di KONI
Sulawesi Selatan. (2016)

Andi Rahmaniar SP, S.Ft, Physio, M.Kes Peningkatan kapasitas fungsional setelah
menjalani program latihan pada atlet PON XIX-
2016 Olahraga karate KONI Sulawesi Selatan.
(2016)

Nur Hardiyanty S.Ft, Physio, M.Sc Ekspresi eritropoetin, reseptor eritropoetin, dan
kadar hemoglobin pada mencit gagal ginjal
kronis. (2016)

Fadhia Adliah S.Ft, Physio, M.Kes Perubahan akumulasi leukosit dan hitung jenis
leukosit pada kelompok pemain futsal malam.
(2016)

Farahdina bachtiar S.Ft, Physio, M.Sc The effect of inflamation on anxiety, cognitive
function, and the autonomic nervous system
(ANS) during a series of cognitive task. (2016)

Irianto, S.Ft, Physio, M.Kes Perubahan akumulasi serum kapasitas


antioksidan total terhadap olahraga futsal
malam (2016)

Tabel 8. Data Pengabdian Masyarakat

12
Judul Kegiatan Pelayanan/Pengabdian kepada
Tahun
Masyarakat
(1) (2)
2015 Pemeriksaan Kesehatan dan Pengobatan Fisioterapi di
Kab. Jeneponto
2015 Penyuluhan Senam Ibu Hamil dan Nifas di Kab. Jeneponto
2015 Penyuluhan Deteksi Gangguan Tumbuh Kembang di Kab.
Jeneponto
2015 Penyuluhan dan tindakan Massage Bayi di Kab. Jeneponto
2016 Pemeriksaan dan Intervensi FT di Kab. Soppeng
2016 Deteksi gangguan tumbuh kembang anak di Kab. Soppeng
2016 Massage Bayi di Kab. Soppeng
2016 Senam Haji di Kab. Soppeng
2016 Senam Pola Pernapasan di Kab.Soppeng
2017 Kegiatan Bakti Sosial Kab. Pinrang
2018 Kegiatan Bakti Sosial Kab. Wajo

B.6 PERENCANAAN PROGRAM JANGKA PANJANG (RENSTRA) DAN


MONITORING PELAKSANAANNYA SESUAI DENGAN VISI, MISI,
SASARAN DAN TUJUAN PROGRAM

Perkembangan Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi Fakultas


Kedokteran Unhas yang baru terbentuk menunjukkan bahwa program studi
menjadi salah satu institusi pendidikan profesi fisioterapi yang memiliki peminat
dengan jumlah yang cukup banyak yang juga memiliki mahasiswa fisioterapi
yang berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Diharapkan pada
tahun 2019, Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi Fakultas Kedokteran
Unhas dapat mencapai Tingkat “Perkembangan Lanjut” yaitu adanya
peningkatan jumlah CE dan CI, jumlah lahan, dan jumlah mahasiswa serta
daya tampung mahasiswa profesi.

Tabel 9. Monitoring Jumlah Mahasiswa, Dosen dan Rerata IPK > 3,5
2015/2016 2016/2017 2017/2018

Jumlah mahasiswa - - 60
reguler
Jumlah Dosen Tetap - - 18
Rerata IPK >3,5 - - -
Catatan : Rerata IP Semester I Tahun Ajaran 2017/2018 yaitu >3,5

13
Untuk itu tujuan pengembangan Program Studi Pendidikan Profesi
Fisioterapi Fakultas Kedokteran mengarah pada:
a. Peningkatan dan pengembangan SDM dengan mengadakan kerjasama
antar institusi pendidikan dalam dan luar negeri antara lain lahan praktek
RS Wahidin Sudiro Husoddo, Dispora SulSel, RSUD Kota Makassar, RS
Pendidikan Unhas, Klinik Medisakti, Klinik Physio Sakti, PT Maruki
Internasional, Puskesmas Patingalloang, Puskesmas Jumpandang Baru,
Puskesmas Kassi-Kassi, dan Puskesmas Sudiang Raya, RS Haji Makassar,
Kesehatan Pelabuhan, Balai Besar Kesehatan Paru Makassar, Klinik
Physiocenter Makassar, Puskesmas Samata, PSM, RSKD Sul Sel, YPAC
(Yayasan Pendidikan Anak Cacat), Physical Therapy Faculty of Mahidol University
Thailand, dan Hanze University
b. Peningkatan kuantitas dan kualitas penelitian di bidang fisioterapi antara
lain Hold Relax Technique and Oral Glucosamine are Effective on Decreasing
Pain, Joint Stiffnes, Functional Limitation and Serum Level Of Comp in people
with Osteoarthritis (2018)
c. Peningkatan peran serta fisioterapi dalam pengabdian pada masyarakat
antara lain pada tahun 2018 adanya program pengabdian masyarakat berupa
Pelatihan dan Bimbingan Teknik Senam Bayi Kepada Petugas Kesehatan Di
Puskesmas Tamalanrea Jaya Makassar

Pengembangan ini menuntut kemampuan untuk meningkatkan kualitas


input, proses dan output melalui upaya peningkatan kemampuan penerapan ilmu
dan teknologi fisioterapi mutakhir di bidang Fisioterapi, hiperkes dan ergonomi,
olahraga, kesehatan masyarakat dan kecantikan sebagai tuntutan peningkatan
peran Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi Fakultas Kedokteran dalam
melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Tantangan yang dihadapi oleh Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi
saat ini semakin kompleks antara lain pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, semakin tingginya persaingan antar profesi lain, semakin besarnya
tuntutan masyarakat akan layanan kesehatan, semakin berubahnya pola kehidupan
masyarakat, serta perubahan epidemiologi dan demografi. Untuk itu telah disusun
Rencana Strategik (Renstra) yang menjelaskan tentang visi, misi, tujuan serta
strategi pencapaiannya. Saat ini Renstra tersebut sedang diimplementasikan untuk
menjawab tantangan tersebut diatas.

14
Tabel 10.Prediksi kebutuhan menurut jenis pelayanan dan Lembaga / unit kerja
sampai tahun 2025
No. Lapangan Pekerjaan Jumlah Level KKNI
5 7 8 Sp
1 RS Type A 39 234 234
2 RS Type B 223 1.338 669
3 RS Type C 448 1.792 896 448
4 RS Type D 261 1.044 522 -
5 RS non Kelas 751 1.502 751 -
6 Pusat Pelayanan 33 33 33
Kesehatan Olahraga
7 Pusat Kesehatan Kerja 6 6 6
/ Ergonomik
8 Pusat Rehabilitasi 3 3 3 3
9 Pusat Layanan Lansia 33 33 33
10 Dinas Kesehatan 33 33 33
Provinsi
11 Lembaga Penelitian 12 12
Kesehatan/ Olahraga
Jumlah Lembaga 1.842
Pelayanan*
Jumlah Kebutuhan Total 4.341 3.615 1.237
Profesi Fisioterapi Fisioterapi
16.365
*Sumber data : Kementerian Kesehatan, Kementerian Olahraga
Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Unhas
kini memiliki berbagai potensi untuk berkembang antara lain memiliki SDM yang
masih muda untuk siap dikembangkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,
sarana dan prasarana dari berbagai fasilitas yang cukup memadai sehingga dapat
menjadi modal untuk pelaksanaan pengembangan. Spirit untuk selalu reaktif dan
proaktif terhadap berbagai perubahan global senantiasa dipertahankan dan
dikembangkan untuk mendapatkan masa depan yang lebih cemerlang, serta
adanya dukungan dari universitas dan masyarakat pada umumnya.

B.7 EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN


Kepemimpinan program studi memiliki karakteristik yang kuat dalam efisiensi
dan efektivitas kepemimpinan operasional, kepemimpinan organisasi, dan
kepemimpinan publik. Efisiensi dan efektivitas kepemimpinan operasional meliputi
kepemimpinan dan penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, pengelolaan proses pendidikan bersama dengan tenaga
kependidikandilaksanakan dengan sistem pengelolaan fungsional dan operasional
program studi yang mencakup planning, organizing, staffing, leading, controlling,
serta operasi internal dan eksternal.

15
A. 8 EVALUASI PROGRAM DAN PELACAKAN LULUSAN
Lulusan yang berkualitas dipengaruhi oleh berbagai faktor utama, yaitu
kualitas input (mahasiswa yang masuk) dan kualitas proses (meliputi dosen,
sarana prasarana, dan sistem pembelajaran, dan yang mendukung). Dengan
demikian faktor-faktor tersebut perlu mendapat perhatian yang seksama dalam
upaya peningkatan kualitas yang ingin dicapai.
Pola seleksi yang telah berjalan diharapkan dapat menunjukkan standar
mutu penerimaan yang cukup baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Aspek
kualitas dan kuantitas penerimaan mahasiswa baru dapat dilihat dari data calon
mahasiswa dan mahasiswa yang diterima serta tingkat persaingan untuk dapat
diterima.
Dari segi sosial ekonomi mahasiswa yang diterima di Program Studi
Pendidikan Profesi Fisioterapi FK Unhas, tren latar belakang ekonomi tampak
bergeser ke arah ekonomi yang lebih baik, artinya, jumlah mahasiswa dengan
latar belakang ekonomi rendah (kurang mampu) semakin berkurang. Sedangkan
untuk daerah asal, calon mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi
Fisioterapi FK Unhas berasal dari beberapa daerah di seluruh Indonesia
(Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan kawasan Timur Indonesia).

B.9 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PROGRAM, DENGAN


MEMANFAATKAN HASIL EVALUASI INTERNAL DAN EKSTERNAL
a. Sasaran Bidang Pendidikan:
1. Menghasilkan lulusan fisioterapi profesi yang unggul dalam pendidikan
fisioterapi (CE dan CI)
2. Menghasilkan lulusan fisioterapi profesi yang kompeten, profesional dan
memiliki daya saing tinggi serta mampu mengembangkan keilmuannya
(klinisi fisioterapi yang handal)
3. Menghasilkan lulusan fisioterapi profesi yang unggul dalam modifikasi
ilmu dan teknologi Fisioterapi (desain teknologi fisioterapi)
b. Sasaran Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
1. Menghasilkan lulusan Fisioterapi profesi yang unggul dalam riset
Fisioterapi (peneliti fisioterapi klinik)
2. Menghasilkan lulusan Fisioterapi profesi yang unggul dalam pengabdian
masyarakat (konsultan)
c. Sasaran Bidang SDM
Menghasilkan lulusan fisioterapi profesi yang unggul dalam SDM Fisioterapi
yang mendukung Good Governance dan Tri Dharma Perguruan Tinggi
(Pendidik)
d. Sasaran Bidang Organisasi Manajemen

16
1. Menghasilkan sistem tata kelola yang unggul (manajemen sistem
pendidikan).
2. Menghasilkan manajemen mutu pelayanan yang unggul (peningkatan
hasil audit mutu internal dan eksternal).
e. Sasaran Bidang Sarana Prasarana dan Pendanaan
1. Unggul dalam tata kelola (pengelolaan administrasi dan pendanaan
berbasis IT).
2. Unggul dalam manajemen mutu berbagai layanan akademik dan non
akademik (LMS, SIM, TLIW, dan program pengembangan lainnya).

B.10 KEBIJAKAN
Dalam rangka mewujudkan rencana jangka panjang Program Studi
Pendidikan Profesi Fisioterapi FK Unhas melakukan penyelenggaraan dan
pengembangan pendidikan yang mengarah pada peningkatan kualitas
sebagai upaya yang sangat strategis dalam melakukan akselerasi di masa
globalisasi. Peningkatan kualitas ini mencakup:
a. Peningkatan kualitas Organisasi dan Manajemen
b. Peningkatan kualitas Sarana dan prasarana
c. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
d. Peningkatan kualitas Institusi
e. Peningkatan kualitas pemberdayaan Sumber dana

B. 11 KERJASAMA DAN KEMITRAAN

Tabel 12. Kerjasama Dalam Negeri (Nomor MoU)

17
Seluruh kesepakatan kerjasama dalam bentuk MoU ditindaklanjuti
dengan penyusunan MoU, baik untuk pendidikan, penelitian, dan pengabdian
serta pengembangan program studi. Program Studi Pendidikan Profesi
Fisioterapi secara aktif menjalin komunikasi kepada Instansi terkait dan
mengevaluasi manfaat dari hasil kerja sama tersebut. Lahan praktik
Pendidikan Profesi Fisioterapi antara lain Rumah Sakit tipe A dan tipe B,
Rumah Sakit Umum Provinsi, Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit
Khusus Daerah, Rumah Sakit Pendidikan, Puskesmas, Klinik Fisioterapi
Swasta, Balai Kesehatan, dan Yayasan Sosial.

18
No. Nama Instansi Jenis Manfaat yang Telah Diperoleh
Kegiatan

(1) (2) (3) (4)


1 RS Wahidin Sudiro Morning Memfasilitasi mahasiswa dalam memahami
Husoddo report/ implementasi teori dalam praktek FT Radiologi dan
respon, Laboratorium serta Manaj. FT Pediatri, dan
Bedside Manajemen Fisioterapi Komprehensif
teaching, Kardiovaskulopulmonal
Problem
based
learning,
Case
study, dan
Ujian
bagian
2 RSUD Kota Morning Memfasilitasi mahasiswa dalam memahami
Makassar report/ implementasi teori dalam praktek Manaj.
respon, Komprehensif FT Muskuloskeletal dan Manajemen
Bedside Fisioterapi Komprehensif Kesehatan Wanita/Obgyn
teaching,
Problem
based
learning,
Case
study, dan
Ujian
bagian
3 UKM Morning Memfasilitasi mahasiswa dalam memahami
report/ implementasi teori dalam praktek Manaj.
respon, Komprehensif FT olahraga
Bedside
teaching,
Problem
based
learning,
Case
study, dan
Ujian
bagian
4 RS Pendidikan Morning Memfasilitasi mahasiswa dalam memahami
Unhas report/ implementasi teori dalam Manaj. Komprehensif FT
respon, Muskuloskeletal dan Bedah, Manajemen fisioterapi
Bedside komprehensif interna,dan Manajemen Fisioterapi
teaching, Komprehensif Neuropsikiatri
Problem
based
learning,
Case
study, dan
Ujian
bagian

I
5 Klinik Physio Sakti Morning Memfasilitasi mahasiswa dalam memahami
report/ implementasi teori dalam praktek FT Terapi Lathan
respon, Fungsional dan Manajemen Fisioterapi
Bedside Komprehensif Neuropsikiatri, dan Manajemen
teaching, Fisioterapi Komprehensif Interna
Problem
based
learning,
Case
study, dan
Ujian
bagian
6 Puskesmas Morning Memfasilitasi mahasiswa dalam memahami
Patingalloang, report/ implementasi teori dalam praktek Manajemen Isu
Puskesmas respon, Profesi
Jumpandang Baru, Bedside
Puskesmas Kassi- teaching,
Kassi, dan Problem
Puskesmas based
Sudiang Raya learning,
Case
study, dan
Ujian
bagian
7 Puskesmas Morning Memfasilitasi mahasiswa dalam memahami
Somba Opu report/ implementasi teori dalam praktek Manajemen
respon, Fisioterapi Komprehensif
Bedside Geriatri
teaching,
Problem
based
learning,
Case
study, dan
Ujian
bagian
8 PT Maruki Morning Memfasilitasi mahasiswa dalam memahami
Internasional report/ implementasi teori dalam praktek Manaj.
respon, Komprehensif FTkesehatan dan keselamatan kerja
Bedside (ergonomi)
teaching,
Problem
based
learning,
Case
study, dan
Ujian
bagian
9 YPAC (yayasan Morning Memfasilitasi mahasiswa dalam memahami
Pendidikan Anak report/ implementasi teori dalam praktek Manaj.
Cacat) respon, Komprehensif FT Pediatri
Bedside
teaching,
Problem
based
learning,
Case
study, dan

II
Ujian
bagian

10 RS Haji Makassar Morning Memfasilitasi mahasiswa dalam memahami


report/ implementasi teori dalam managemen Manaj.
respon, Komprehensif FT Muskuloskeletal dan Bedah, dan
Bedside Manajemen Fisioterapi Komprehensif
teaching,
Geriatri
Problem
based
learning,
Case
study, dan
Ujian
bagian
11 Kantor Kesehatan Morning Memfasilitasi mahasiswa dalam memahami
Pelabuhan Kelas I report/ implementasi teori dalam praktek Manaj.
Makassar respon, Komprehensif FT Ergonomi
Bedside
teaching,
Problem
based
learning,
Case
study, dan
Ujian
bagian
12 Balai Besar Morning Memfasilitasi mahasiswa dalam memahami
Kesehatan Paru report/ implementasi teori dalam praktek Manaj.
Makassar respon, Komprehensif FT kardiovaskulopulmonal.
Bedside
teaching,
Problem
based
learning,
Case
study, dan
Ujian
bagian
13 Klinik Physiocenter Morning Memfasilitasi mahasiswa dalam memahami
Makassar report/ implementasi teori dalam praktek Manaj.
respon, Komprehensif FT olahraga.
Bedside
teaching,
Problem
based
learning,
Case
study, dan
Ujian
bagian
14 PSM Morning Memfasilitasi mahasiswa dalam memahami
report/ implementasi teori dalam praktek Manaj.
respon, Komprehensif FT olahraga.
Bedside
teaching,
Problem

III
based
learning,
Case
study, dan
Ujian
bagian
15 RSKD Sul Sel Morning Memfasilitasi mahasiswa dalam memahami
report/ implementasi teori dalam praktek Manaj.
respon, Komprehensif FT Neuropsikiatri
Bedside
teaching,
Problem
based
learning,
Case
study, dan
Ujian
bagian

Tabel 13. Kerjasama dengan institusi luar negeri


Kurun Waktu
Jenis Manfaat yang
No. Nama Instansi Kerja Sama
Kegiatan telah diperoleh
Mulai Berakhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Physical Therapy Pengembanganstu 2011 Masih Pengembangan
Faculty of Mahidol di, studi banding berlanjut kompetensi,
University mahasiswa peningkatan level
Thailand dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.
Nama Dosen yang
melakukan studi
banding:
Dr. Djohan Aras,
S.Ft,Physio,M.Kes
Immanuel M, S.Ft,
Physio, M.Kes
Nurhikmawaty,
S.Ft,Physio,M.Kes
Ita Rini, S.Ft,Physio,
M.Kes

Nama Mahasiswa:
- Irianto
-Sitti Nurhasanah
-Ali Multazam
-Andi Noviqa
Wulandari
-Mazdayani
-Efy Safitri
-Fatmawati

IV
-Hardianti
-Baiq Hifzatul PM

2. Kyushu University Pengembanganstu 2015 Masih Pengembangan


Jepang di, studi banding berlanjut kompetensi,
mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.
Nama Dosen yang
melakukan studi
banding:
Nahdiah
Purnamasari,S.Ft,
Physio, M.Kes
Immanuel,
S.Ft,Physio, M.Kes
Yusfina,S.Ft,Physio,
M.Kes

3. Hamawaki Pengembanganstu 2017 2022 Pengembangan


Orthopaedic di, studi banding kompetensi,
Hospital mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

4. Kanazawa Pengembanganstu 2017 2022 Pengembangan


University di, studi banding kompetensi,
mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan

V
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

5. Kaohsiung Pengembanganstu 2017 2022 Pengembangan


Medical University di, studi banding kompetensi,
Hospital mahasiswa dan peningkatan level
dosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

6. Leiden University Pengembanganstu 2017 2022 Pengembangan


Medical Center, di, studi banding kompetensi,
The Netherlands mahasiswa dan peningkatan level
dosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

7. Royal Pengembanganstu 2017 2022 Pengembangan


Australasian di, studi banding kompetensi,
College of mahasiswa dan peningkatan level
Surgeons, dosen, yang pendidikan dosen,
Melbourne, dilanjutkan dengan peningkatan
Australia pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

8. The Board of Pengembanganstu 2016 2021 Pengembangan


Regents of the di, studi banding kompetensi,
University System mahasiswa peningkatan level
of Georgia, The dandosen, yang pendidikan dosen,
University of dilanjutkan dengan peningkatan
Georgia, Athens, pertukaran kerjasama riset untuk
Georgia, U.S.A. mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

9. Griffith university, Pengembanganstu 2016 2023 Pengembangan


Australia di, studi banding kompetensi,
mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

10. University of Pengembanganstu 2016 2019 Pengembangan


Montpellier di, studi banding kompetensi,
mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan

VI
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

11. Bremen university Pengembanganstu 2013 2018 Pengembangan


of applied di, studi banding kompetensi,
sciences, mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

12. University of rome Pengembanganstu 2016 2021 Pengembangan


di, studi banding kompetensi,
mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

13. Kyoto university Pengembanganstu 2014 2019 Pengembangan


di, studi banding kompetensi,
mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

14. National university Pengembanganstu 2014 2019 Pengembangan


corporation kochi di, studi banding kompetensi,
university mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

15. Kitasato university Pengembanganstu 2014 2019 Pengembangan


di, studi banding kompetensi,
mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

16. Hiroshima Pengembanganstu 2015 2020 Pengembangan


university di, studi banding kompetensi,
mahasiswa peningkatan level

VII
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

17. University of Pengembanganstu 2013 2018 Pengembangan


miyazaki di, studi banding kompetensi,
mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

18. Meio university Pengembanganstu 2013 2018 Pengembangan


japan di, studi banding kompetensi,
mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

19. Shimane Pengembanganstu 2013 2018 Pengembangan


university di, studi banding kompetensi,
mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

20. University Pengembanganstu 2015 2020 Pengembangan


kebangsaan di, studi banding kompetensi,
Malaysia mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

21. University utara Pengembanganstu 2015 2020 Pengembangan


Malaysia di, studi banding kompetensi,
mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

22. University college Pengembanganstu 2014 2019 Pengembangan

VIII
bestari di, studi banding kompetensi,
mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

23. University Pengembanganstu 2014 2019 Pengembangan


Malaysia di, studi banding kompetensi,
Terengganu mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

24. University tun Pengembanganstu 2014 2019 Pengembangan


Hussein on di, studi banding kompetensi,
Malaysia mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

25. The university Pengembanganstu 2013 2018 Pengembangan


Malaysia Kelantan di, studi banding kompetensi,
mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

26. Hadhramout Pengembanganstu 2014 2019 Pengembangan


university di, studi banding kompetensi,
mukalla, yemen mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

27. University of Pengembanganstu 2014 2019 Pengembangan


Groningen di, studi banding kompetensi,
mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan

IX
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

28. Utrecht University, Pengembanganstu 2014 2019 Pengembangan


Utrecht, di, studi banding kompetensi,
Netherlands mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

29. Universite de Pengembanganstu 2013 2018 Pengembangan


poiters di, studi banding kompetensi,
mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

30. University of Pengembanganstu 2013 2018 Pengembangan


Toulouse di, studi banding kompetensi,
mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

31. Taipe medical Pengembanganstu 2013 2018 Pengembangan


university di, studi banding kompetensi,
mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

31 Naresuan Pengembanganstu 2013 2018 Pengembangan


university di, studi banding kompetensi,
mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

32 Faith university Pengembangan 2014 2019 Pengembangan


studi, studi kompetensi,
banding peningkatan level
mahasiswa pendidikan dosen,
dandosen, yang peningkatan

X
dilanjutkan dengan kerjasama riset untuk
pertukaran pengembangan
mahasiswa studi kompetensi
lanjut dosen dan fisioterapi.
skill lab

33 Finland university Pengembanganstu 2015 2020 Pengembangan


di, studi banding kompetensi,
mahasiswa peningkatan level
dandosen, yang pendidikan dosen,
dilanjutkan dengan peningkatan
pertukaran kerjasama riset untuk
mahasiswa studi pengembangan
lanjut dosen dan kompetensi
skill lab fisioterapi.

34 Hanze University Pengembangan 2018 Ongoing Pengembangan


studi, studi kompetensi,
banding peningkatan level
mahasiswa pendidikan dosen,
dandosen, yang peningkatan
dilanjutkan dengan kerjasama riset untuk
pertukaran pengembangan
mahasiswa studi kompetensi
lanjut dosen dan fisioterapi.
skill lab

Catatan: Sebagian institusi kerjasama merupakan institusi kerjasama fakultas dan universitas
sehingga otomatis menjadi institusi kerjasama prodi.

B. 12 DAMPAK HASIL EVALUASI PROGRAM TERHADAP


PENGALAMAN DAN MUTU PEMBELAJARAN MAHASISWA
Performa keberhasilan belajar mahasiswa dapat dilihat dari indikator rata-
rata IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) dan lama masa studi. Kelulusan
alumni fisioterapi baru merupakan salah satu indikator keberhasilan proses
pendidikan Fisioterapi. Mahasiswa masih dalam proses pendidikan profesi
(semester II) dimana evaluasi rutin dilaksanakan studi kasus tiap bagian
dan studi kasus terpadu tiap minggu di prodi yang dihadiri oleh semua
mahasiswa dan CE/CI.

B.13 PENGELOLAAN MUTU SECARA INTERNAL PADA TINGKAT


PROGRAM STUDI (MISALNYA KAJIAN KURIKULUM, MONITORING
DAN MEKANISME BALIKAN BAGI MAHASISWA, DOSEN DAN
PENGUJI EKSTERNAL)

Kurikulum yang dilaksanakan sekarang oleh Program Studi Pendidikan


Profesi FisioterapiFK Unhas adalah KKNI Level 7 yang berbasis SCL.
Secara garis besar, Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi di
Fakultas Kedokteran Unhas ditempuh selama 3 semester atau 1,5 tahun.

XI
Adapun distribusi mata kuliah di Program Studi Pendidikan Profesi
Fisioterapi Fakultas Kedokteran adalah:
Tabel 14. Distribusi mata kuliah
Smt Kode MK/Blok Nama MK/Blok Bobot
sks
(1) (2) (3) (4)
I
139C1317 Manajemen fisioterapi komprehensif 7
muskuloskeletal dan bedah
I
145C1313 Manajemen fisioterapi komprehensif 3
terapi latihan fungsional

I 2
Radiologi
150C1312 Dan

Patologi Klinik
I 149C1312 Manajemen Isu Profesi** (Komunitas) 2
II
140C1316 Manajemen fisioterapi komprehensif 6
neuropsikiatri
II Manajemen fisioterapi komprehensif 2
146C1313 K3 dan ergonomi
II 3
Manajemen fisioterapi komprehensif
olahraga
144C1313
II 148C1313 3
Manajemen fisioterapi komprehensif
geriatri
III
147C1313 Manajemen komprehensif fisioterapi 3
pediatri/tumbuh kembang

III 142C1313
Manajemen fisioterapi komprehensif 2
kesehatan wanita/obgyn
III 151C1313

Manajemen fisioterapi komprehensif


interna**
3
III 4
141C1313 Manajemen fisioterapi komprehensif
kardiovaskulopulmonal

XII
Total
42
Catatan : ** Mata Kuliah Pilihan

Gugus Penjaminan Mutu pada Program Studi Pendidikan Profesi


Fisioterapi Fakultas Kedokteran Unhas merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Unit Penjaminan Mutu Fakultas dan Lembaga Penjaminan
Mutu Internal (LPMI) Unhas yang dapat diakses pada
https://elpmi.Unhas.ac.id
Lembaga Penjaminan Mutu Internal Unhas memiliki peran berdasarkan
yang tercantum dalam Peraturan Rektor Unhas Nomor:
5441/UN4/OT.04/2016. Lembaga Penjaminan Mutu Internal mempunyai
tugas merencanakan, menerapkan, mengendalikan, dan mengembangkan
sistem penjaminan mutu akademik dan bertanggungjawab atas peningkatan
mutu secara berencana dan berkelanjutan.
Pelaksanaan Unit Penjaminan Mutu di Program Studi Pendidikan
Profesi Fisioterapi FK Unhas adalah sebagai berikut:
1. Peyusunan dan penerapan dokumen-dokumen standar operasional
prosedur dan instruksi kerja seperti:
a. Standar praktik akademik.
b. Standar penilaian ujian tulis.
c. Standar penilaian ujian praktik.
d. Standar buku kepaniteraan praktik.
e. Buku pedoman penulisan Laporan
f. SOP Penyusunan Jadwal Perkuliahan.
g. SOP Pelaksanaan Perkuliahan.
h. SOP Kerja Sama
2. Survei dan evaluasi kepuasan pengguna (mahasiswa) dalam PBM.
3. Memberikan masukan kepada Program Studi Pendidikan Profesi
Fisioterapi FK Unhas perencanaan untuk meningkatkan kinerja dan mutu
pelayanan prodi.
Pelaksanaan program dan pengembangan kualitas Program Studi
Pendidikan Profesi Fisioterapi senantiasa dijaga baku mutunya agar searah
dengan visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai dan senantiasa
berkesinambungan. Upaya kendali mutu dilakukan dengan menggunakan
data yang ada (Statistic Quality Assurance) dan inspeksi/supervisi pada
pelaksanaan kegiatan, berbagai rapat koordinasi untuk melakukan
monitoring dan evaluasi, pelaksanaan Evaluasi Diri.

XIII
Monitoring dan evaluasi keberhasilan belajar mahasiswa dilakukan
dengan pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) pada setiap semester yang
dikonsultasikan dengan Pembimbing Akademis. Kegiatan proses belajar
dipantau dengan kehadiran dosen dan mahasiswa rata-rata kehadiran dosen
sebanyak 90%, sedang mahasiswa 80%. Ini telah memenuhi persyaratan
kehadiran yang telah ditentukan. Evaluasi Pendidikan Profesi Fisioterapi
dilakukan setiap semester oleh penjaminan mutu.Pada setiap akhir bagian
dilakukan ujian oleh CE dan CI dan pada akhir semester dilakukan ujian
komprehensif. Semua ketetapan pengelolaan akademik tersebut
telah disosialisasikan lewat buku Pedoman Fakultas Kedokteran Unhas yang
dibagikan pada setiap mahasiswa baru.

Tabel 15. Evaluasi Nilai IPK Mahasiswa Reguler

IPK Persentase Lulusan Reguler


Jumlah Lulusan
Lulusan Reguler dengan IPK :
Tahun
Reguler
Akademik 2,75-
bukan Transfer(3) Min Rat Mak < 2,75 > 3,50
3,50
Transfer
(9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
2015/2016 - - - - - - - -

2016/2017 - - - - - - - -

2017/2018 122 - - - - - - -

Jumlah 122 -
Catatan : IPK dalam proses, tetapi IPS sudah ada

XIV
B.14 UMPAN BALIK
Umpan balik tentang proses pembelajaran dosen, mahasiswa, alumni dan pengguna lulusan serta tindak lanjutnya.
Tabel 16. Umpan Balik Proses Pembelajaran

I
Umpan Balik Dari Isi Umpan Balik Tindak Lanjut
(1) (2) (3)
Dosen Berdasarkan hasil umpan balik dari para dosen 1. Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapi
diketahui bahwa dosen berpendapat sarana dan meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana
prasarana jika dirata-ratakan skornya adalah baik. dan prasarana yang dapat mencakup semua
1. Penilaian terhadap kecukupan lahan praktik kebutuhan dosen dan mahasiswa
2. Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapi
untuk proses pembelajaran dinilai sangat baik
menambah jumlah MoU lahan praktik profesi
(41,2%)
2. Ketersediaan dukungan teknologi informasi mengingat jumlah mahasiswa profesi yang
untuk membantu kegiatan pembelajaran dan sangat banyak.
3. Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapi
penilaian (LMS dan SIM) dinilai sangat baik
melakukan sosialisasi dan pelatihan
(58,8%)
3. Ketersediaan sarana dan prasarana untuk terhadap dosen-dosen yang belum
clinical skill lab dinilai sangat baik (52,9%) menerapkan LMS dan SIM
4. Sebanyak 47,1 % dosen menilai ruang 4. Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapi
perpustakaan telah cukup memadai namun menambah jumlah alat di Clinical Skill Lab,
masih perlu ditingkatkan khususnya alat pemeriksaan dan
5. Sebanyak 70,6% dosen menilai perlu
elektroterapi.
ditingkatkan jumlah komputer dan perangkat 5. Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapi
teknologi informasi lainnya meningkatkan kualitas perpustakaan prodi
6. Berdasarkan hasil umpan balik dari para dosen
dengan cara menambah koleksi buku/jurnal
diketahui bahwa dosen berpendapat bahwa 6. Mengusulkan penambahan jumlah komputer
pelaksanaan tridarma perguruan tinggi jika dan perangkat teknologi informasi lainnya
7. Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapi
dirata-ratakan skornya adalah baik.
7. Sebanyak 52,9 % dosen menilai telah meningkatkan kualitas dalam bidang
mendapatkan tugas yang sesuai dengan bidang pengajaran, penelitian dan pengabdian
keahliannya masyarakat dengan mengikutsertakan
8. Sebanyak 52,9% dosen menilai mendapat
dosen mengikuti seminar, workshop, hibah
kesempatan pengembangan diri melalui
penelitian, pengabmas
II dan PKM
kegiatan kursus/seminar/pelatihan 8. Memfasilitasi dosen mengikuti kegiatan
9. Sebanyak 41,2% dosen menilai mendapat
pelatihan public speaking dan active
dukungan yang sangat baik dari instansi dalam
learning dan seminar fisioterapi
B. 15 KEBERLANJUTAN
a. Upaya untuk peningkatan animo calon mahasiswa:
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Program Studi Pendidikan
Profesi Fisioterapi untuk meningkatkan animo calon mahasiswa
diantaranya adalah:
1) Menampilkan profil Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi di
situs yang memberikan beberapa informasi mengenai berbagai
keunggulan-keunggulan dan prestasi yang telah dicapai oleh
Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi
(www.med.unhas.ac.id/fisioterapi).
2) Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi membuka
penerimaan mahasiswa dua kali setahun (Januari dan Agustus)
dari berbagai jalur dimana sebelumnya dilakukan sosialisasi calon
mahasiswa melalui sekolah- sekolah.
3) Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi mengirimkan brosur
ke berbagai rumah sakit-rumah sakit dan berbagai instansi
pendidikan Fisioterapi di Indonesia.
4) SPP Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi yang
dibutuhkan oleh calon mahasiswa untuk belajar di Program Studi
Pendidikan Profesi Fisioterapi relatif murah.
b. Upaya peningkatan mutu manajemen:
1) Penyelenggaraan manajerial di lingkungan Program Studi
Pendidikan Profesi Fisioterapi oleh pimpinan dilakukan sistem
demokrasi partisipatif (rapat rutin internal yang dilaksanakan sekali
sebulan, rapat evaluasi di awal dan akhir semester, dan rapat
penerimaan Calon Mahasiswa Baru).
2) Dalam hal mengambil berbagai kebijakan disusun berbagai
prosedur tetap/SOP dimana SOP tersebut dijadikan dasar
pengambilan keputusan tersebut.
3) Peningkatan kinerja kependidikan dilakukan melalui pemberian
kesejahteraan yang memadai. Selain itu peningkatan kinerja
melalui reward and punishment systems.
c. Upaya untuk peningkatan mutu lulusan:
1) Pemberian pelatihan soft skills kepada mahasiswa, berupa
pelatihan Basic Life Support, Pelatihan “The Prevention And
Treatment For Children Development Disorder By Physical
Therapy Approach” , Pelatihan pencegahan cedera olahraga.
Selain itu, mahasiswa juga diberikan pelatihan bagaimana mencari

I
referensi yang baik dan update melalui berbagai media dan
adanya jurnal reading di tiap bagian
2) Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi menyebarkan
kuesioner kepuasan pelanggan yang memperkerjakan lulusannya,
dan meminta masukan dari pengguna lulusan untuk
memperbaiki/meninjau kurikulum dan sistem pembelajaran.
3) Adanya sistem peninjauan kurikulum setiap 4 tahun sekali,
yang memungkinkan untuk segera mengevaluasi,
penyelenggaraan kurikulum yang sedang berjalan.
4) Kelengkapan sarana prasarana laboratorium dan skills lab untuk
meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam hal keterampilan
kliniknya.
5) Membuka jejaring lahan praktek profesi sesuai lahan masing-
masing.
d. Upaya Untuk Pelaksanaan dan Hasil Kerja sama Kemitraan
Kerja sama dalam bentuk kemitraan yang sedang dan telah
dibangun selama ini bertujuan agar Program Studi Pendidikan Profesi
Fisioterapi FK Unhas dan institusi jalinan kerja sama saling memberi
manfaat dalam rangka mencapai tujuan masing-masing. Adapun
institusi/instansi yang sedang dan telah menjalin kerja sama dengan
Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi FK Unhas adalah lahan
praktik seperti: PSM Makassar, RS Unhas, RS Wahidin Sudirohusodo,
RSUD Makassar, RS Haji Makassar, Puskesmas Patingalloang,
Puskesmas Kassi-kassi, Puskesmas Jumpandang Baru, dan
puskesmas Sudiang, PT Maruki Internasional, Klinik Physio Center dan
Klinik Physio Sakti.
1. Manfaat bagi Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi FK
Unhas (sesuai dengan kekhususan masing-masing lahan praktik):
a. Membantu prodi memperoleh informasi terkait kompetensi
sesuai evidence based pengembangan pendidikan profesi
fisioterapi.
b. Sebagai lahan praktek, penelitian dan pengabdian masyarakat
bagi mahasiswa dan dosen.
c. Sebagai user lulusan pendidikan profesi fisioterapi
2. Manfaat bagi lahan praktik
a. Membantu lahan praktik dalam menangani kasus-kasus
Fisioterapi sehingga dapat meringankan beban petugas yang
bersangkutan.

II
b. Lahan praktik mendapat ilmu-ilmu fisioterapi terkini dalam
menangani kondisi gangguan gerak dan fungsi gerak sehingga
diharapkan penderita puas dan sembuh.
c. Membantu lahan praktik dalam mensosialisasikan institusi
mereka terhadap pasien sehingga pasien lebih mengenal
kemampuan lahan tersebut dalam menangani kasus gangguan
gerak dan fungsi gerak.
e. Upaya dan Prestasi Memperoleh Dana Hibah Kompetitif
Berhubung Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi FK
Unhas masih terbilang baru dan jumlah dosen tetap masih kurang,
maka ke depan Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi FK
Unhas akan memacu diri untuk memperoleh dana hibah kompetitif.
Saat ini Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi FK Unhas
telah memperoleh dana hibah kompetitif bidang pengabdian
masyarakat. Dana untuk kegiatan penelitian pada tiga tahun terakhir
yang melibatkan dosen yang bidang keahliannya sesuai dengan
program studi, dengan mengikuti format tabel berikut:

Tabel 18. Dana untuk kegiatan penelitian pada tiga tahun terakhir

Jumlah Dana*
Sumber dan Jenis
Tahun Judul Penelitian (dalam juta
Dana
rupiah)

III
(1) (2) (3) (4)
2014 Gambaran Tingkat Kekuatan Hibah 5
Jantung Paru dan Daya Tahan
Otot Tim Bantuan Medis
Calcaneus
2014 Gambaran Gangguan Hibah 5
Muskuloskeletal Pada Buruh
Angkut Barang di Pelabuhan
Pare-pare
2014 Peran Upaya Promotif Hibah 5
Terhadap Motivasi Pasien
Mendapatkan Intervensi
Fisioterapi di Kecamatan
Bantimurung Kabupaten
Maros
2016 Hubungan antara Fleksibilitas Mandiri 20
dan kekuatan Otot Lengan
dengan Kecepatan Renang
2016 Effect of Kinesio Tapping and Mandiri 21,5
Abduction Brace on Hip
Adductor Muscle Length
Through Changes Level of
Spasticity in Children with
Spastic Diplegi Cerebral Palsy
2016 Hubungan Tingkat Aktifitas Mandiri 22,2
Fisik, Komposisi Asupan
Makanan dan Pola Tidur
Antara Remaja Obesitasdan
Normal
2017 Hubungan Resiko Postur Kerja Mandiri 23,5
dengan Keluhan
Muskuloskeletal pada
Pemanen Kelapa Sawit di PT.
Perkebunan Nusantara XIV
2017 Hubungan Antara Status Gizi Hibah 5
Bayi Terhadap Motorik Kasar
Bayi 6-15 Bulan
2018 Pelatihan Dan Bimbingan Hibah 18
Teknik Senam Bayi Kepada
Petugas Kesehatan Di
Puskesmas Tamalanrea Jaya
Makassar
Jumlah 125.,2
* Di luar dana penelitian/penulisan skripsi, tesis, dan disertasi sebagai bagian dari studi lanjut.

Adapun upaya yang dilakukan untuk memperoleh dana hibah


adalah sebagai berikut:
1) Dosen aktif dalam mencari informasi terkait dana hibah kompetitif

IV
2) Dosen aktif mengajukan proposal penelitian dan pengabdian
masyarakat pada dana hibah kompetitif
3) Dosen aktif mengikuti pelatihan penulisan ilmiah
4) Membangun kerja sama dengan stakeholder sebagai upaya
memperoleh dana hibah penelitian

B. 16 HUBUNGAN DENGAN PENJAMINAN MUTU PADA TINGKAT


LEMBAGA

Penjaminan mutu di tingkat Universitas dilakukan oleh Lembaga


Penjaminan Mutu Internal (LPMI). Tim penjaminan mutu di tingkat fakultas
disebut Gugus Penjaminan Mutu (GPM) sedangkan pada tingkat program
studi disebut Unit Penjamin Mutu (UPM).
Upaya peningkatan penjaminan mutu dilakukan dengan
mempersiapkan sumber daya manusia, serta memperbaiki sistem. Adapun
persiapan sumber daya manusia yang dilakukan dan akan dilanjutkan pada
tingkat prodi adalah sebagai berikut :
a. Mengutus peserta untuk mengikuti pelatihan Tutorial-CSL, seminar
pendidikan, Microteaching, TLIW, Balance, LMS, Public Speaking,
Team teaching, dan pelatihan CI serta pelatihan jurnal dan publikasi
b. Melanjutkan pendidikan bagi tenaga dosen ke jenjang yang lebih
tinggi.

B. 17 DAMPAK PROSES PENJAMINAN MUTU TERHADAP


PENGALAMAN DAN MUTU HASIL BELAJAR MAHASISWA

Pelaksanaan penjaminan mutu di Program Studi Pendidikan Profesi


Fisioterapi FK Unhas antara lain ditandai dengan adanya kebijakan, sistem,
dan pelaksanaan penjaminan mutu pada Program Studi Pendidikan Profesi
Fisioterapi, termasuk penjaminan mutu dari badan akreditasi. Program
Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi FK Unhas menyebarkan kuisioner
evaluasi hasil pembelajaran tiap semester melalui survey monkey, program
Studi juga akan melakukan penyebaran kuesioner tentang kepuasan
pengguna lulusan yang mempekerjakan lulusannya, dan mendapatkan
masukan tentang kualitas lulusan fisioterapi dari pengguna serta sebagai
bahan untuk melakukan tindak lanjut terhadap perbaikan proses
pembelajaran dan pengembangan kurikulum lebih lanjut. Upaya
penjaminan mutu juga dilakukan dalam sistem peninjauan kurikulum setiap

V
4 (empat) tahun sekali, yang memungkinkan untuk segera mengevaluasi
penyelenggaraan kurikulum yang sedang berjalan.
Adanya evaluasi melalui penjaminan mutu dapat memberi dampak yaitu:
1) Peningkatan IPK mahasiswa
2) Ketepatan masa studi
3) Terpenuhinya persentase kehadiran mahasiswa
4) Singkatnya masa tunggu lulusan dalam memperoleh pekerjaan
5) Tercapainya sasaran pembelajaran
6) Tertibnya manajemen administrasi
7) Pencapaian target daya serap mahasiswa

B. 18 EVALUASI INTERNAL YANG BERKELANJUTAN


Organisasi sistem penjaminan mutu di tingkat universitas terdiri atas:
Senat Akademik Universitas, Pimpinan Universitas, Lembaga Penjaminan
Mutu Internal (LPMI), dan kelompok Audit Mutu Internal (AMI) yang bekerja
setiap tahun untuk mengevaluasi program, baik Program Studi Pendidikan
Profesi Fisioterapi maupun Fakultas Kedokteran. AMI dilakukan sekali
setahun. Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi akan diaudit mutu
internal dan hasilnya tersimpan di unit penjaminan mutu fakultas.
B. 19 KERJASAMA DAN KEMITRAAN INSTANSI TERKAIT DALAM
PENGENDALIAN MUTU
Seluruh kesepakatan kerjasama dalam bentuk MoU ditindaklanjuti
dengan penyusunan MoU, baik untuk pendidikan, penelitian, dan
pengabdian serta pengembangan program studi. Program Studi
Pendidikan Profesi Fisioterapi secara aktif menjalin komunikasi kepada
Instansi terkait dan mengevaluasi manfaat dari hasil kerja sama tersebut.
Untuk penjelasan kerjasama tersebut telah diuraikan di atas.
Selanjutnya hasil kerjasama dan kemitraan Program Studi
Pendidikan Profesi Fisioterapi dengan instansi terkaitdalam pengendalian
mutunya dievaluasi tiap tahun baik untuk kerjasama yang masih berjalan
atau kerjasama yang telah selesai.
Pengendalian mutu hasil kerjasama dan kemitraan Program Studi
Pendidikan Profesi Fisioterapi dengan instansi internal universitas
dilakukan oleh tim Gugus Pengendali Mutu. Kerjasama dan kemitraan di
bidang penelitian dan pengabdian masyarakat dilakukan bersama-sama
dengan KEPK. Untuk pengendalian mutu hasil kerjasama dan kemitraan
bidang kepegawaian dan keuangan serta sistem informasi bersama-sama
dengan wakil dekan II dan perangkatnya. Untuk pengendalian mutu hasil

VI
kerjasama dan kemitraan bidang kemahasiswaan dievaluasi oleh Wakil
Dekan III beserta perangkatnya.

VII
Tabel 19. Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan Weakness
Mutu (kelemahan)
1. Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi 1. Rata-rata dosen tetap program studi
telah memiliki Struktur Organisasi dan Tata pendidikan profesi masih berstatus NIDK
Pamong yang baku. sehingga sulit diangkat menjadi pejabat
2. Kepemimpinan KaProgram Studi Pendidikan struktural organisasi pendidikan profesi
Profesi Fisioterapi dapat memotivasi seluruh fisioterapi
civitas akademika untuk meningkatkan 2. Pendanaan yang terkait dengan
kinerja. pengelolaan dan proses belajar mengajar
3. Tata pamong dikelola secara profesional, kadang tidak mencukupi kebutuhan
good governance. program yang diharapkan.
4. Tata kelola organisasi didukung oleh 3. Kurangnya tenaga kependidikan yang
berbagai kebijakan yang dikuatkan dengan cakap dan terampil
TATA PAMONG, SK Rektor/SK Dekan.
5. Telah mulai mendisain dan melakukan
KEPEMIMPINAN, SISTEM
beberapa sistem penjaminan mutu secara
PENGELOLAAN, DAN
berkesinambungan dengan melibatkan
PENJAMINAN MUTU
dosen, staf administrasi, dan mahasiswa.
6. Perangkat penjaminan mutu telah tersedia
dari tingkat universitas sampai ke tingkat
prodi.
7. Sistem pengelolaan Prodi telah berbasis IT
yang dapat diakses pada SIM Unhas

Opportunity (peluang) SO WO
1. Adanya seleksi 1. Dengan adanya penerimaan dosen tetap non 1. Kebijakan yang dikeluarkan senantiasa
penerimaan dosen tetap PNS, memudahkan kerja semua tim yang dilandasi oleh SK Dekan dalam rangka
non PNS tiap tahun terlibat dalam struktur organisasi profesi menyiapkan PTN-BH yang memberikan
2. Memanfaatkan hasil 2. KaProgram Studi Pendidikan Profesi pedoman jelas bagi penjaminan mutu.
umpan balik yang Fisioterapi mengelola prodi secara 2. Rekomendasi dari evaluasi penjaminan
dilakukan secara berkala professional dengan prinsip Good mutu digunakan untuk menciptakan
oleh unit penjaminan mutu Governance sehingga dosen dan staf lingkungan kerja yang kondusif.
3. Lingkungan kerja lebih administrasi dapat berprestasi dalam bekerja 3. Memaksimalkan kerja pengelola prodi
kondusif. dengan lingkungan kerja yang kondusif. untuk meningkatkan
I kapasitas kinerja
3. Tata kelola yang baik mendukung dosen dan tenaga kependidikan.
terciptanya lingkungan kerja yang kondusif 4. Pembuatan RKAT yang lebih matang
4. Sistem penjaminan mutu dilakukan secara guna mendukung perolehan dana sesuai
berkala oleh unit Penjaminan Mutu internal program.
KOMPONEN C
MAHASISWA DAN LULUSAN

C.1 SISTEM REKRUTMEN DAN SELEKSI CALON MAHASISWA


Sebagai Program Studi yang berada di bawah naungan perguruan tinggi
negeri maka rekrutmen mahasiswa baru mengikuti kebijakan penerimaan
mahasiswa baru Universitas Hasanuddin. Berdasarkan SK Rektor UNHAS
Nomor: 31340/UN4.1/OT.01/2017, kebijakan yang ditempuh dalam proses
penerimaan mahasiswa baru setiap tahunnya dimulai dengan penentuan
daya tampung prodi dan target penerimaan mahasiswa baru melalui proses
koordinasi antara Ketua Program Studi, Pimpinan Fakultas dan Pimpinan
Universitas.
Program Pendidikan Profesi Fisioterapi Universitas Hasanuddin telah
dibuka berdasarkan rekomendasi Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan
Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes) No. 0002/LAM-PTKes/Akr PSB.PTN-
BH/Pro/VII/2017 yang selanjutnya Unhas sebagai Perguruan Tinggi Negeri
Berbadan Hukum (PTN-BH) telah membuka Program Pendidikan Profesi
Fisioterapi Unhas dengan SK Rektor Unhas No. 24570/UN4.1/KL.06/2017.
Sebagai penyelenggara adalah Fakultas Kedokteran Unhas bekerjasama
dengan Program Studi Fisioterapi yang terakreditasi B oleh LAM-PTKes
berdasarkan keputusan LAM-PTKes Nomor: 0133/LAM-
PTKes/Akr/Sar/II/2018. Saat diusulkan, Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapi
masih berada di bawah naungan Fakultas Kedokteran, tetapi saat ini telah
beralih ke Fakultas Keperawatan Unhas.
Sistematika penerimaan mahasiswa baru berdasarkan SK Rektor
UNHAS Nomor: 31340/UN4.1/OT.01/2017 dimulai dari pengumuman
penerimaan mahasiswa, tata cara pendaftaran, pendaftaran calon
mahasiswa, hingga pengumuman kelulusan dilakukan secara daring melalui
website http://med.unhas.ac.id/fisioterapi. Seluruh calon mahasiswa wajib
mengikuti seleksi administratif, seleksi skill dan wawancara yang diadakan
oleh Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi Unhas.
C.2 KETERLIBATAN MAHASISWA DALAM BERBAGAI KOMISI KEGIATAN
EKSTRA-KURIKULER MAHASISWA
Kegiatan kemahasiswaan terdiri dari orientasi dan sosialisasi praktik
profesi dimulai dari Prodi Pendidikan Profesi yang diadakan di Unhas yang

68
kemudian diikuti oleh Rumah Sakit Unhas, RSUD Kota Makassar, dan RS
Haji Makassar. Selain itu juga mahasiswa diberikan Pelatihan Basic Life
Support (BLS) yang diadakan di RSUP Wahidin Sudirohusodo dalam
meningkatkan kemampuan dasar mahasiswa dalam menangani kebutuhan
vital pasien.
Kegiatan orientasi dan sosialisasi praktik profesi serta pelatihan BLS
merupakan kegiatan yang menunjang ranah psikomotor dan afektif untuk
menjadi fisioterapi yang mampu memimpin, menyusun organisasi memberi
penyuluhan, berkomunikasi, mendidik masyarakat. Kemampuan tersebut
merupakan bekal untuk menjadi “Fisioterapi five star” seperti yang
diharapkan masyarakat. Diskusi antara mahasiswa, pimpinan, tenaga
pendidik, dan tenaga kependidikan diselenggarakan dalam rangka tukar
informasi, curah pendapat, sumbang saran, merupakan kegiatan yang
efektif dalam menunjang peningkatan atmosfer akademik dan suasana
kerja yang kondusif. Kegiatan diskusi yang tidak formal dan tidak terjadwal
ini menimbulkan nuansa kekeluargaan dan keakraban akan dapat
meningkatkan interaksi antara civitas akademika dari hati ke hati, oleh
karena itu kegiatan ini perlu ditingkatkan frekuensinya.
Kegiatan ekstra kurikuler mahasiswa sebagian besar diakomodir pada
lembaga kemahasiswaan Prodi S1 Fisioterapi yaitu Himpunan Mahasiswa
Fisioterapi (Himafisio). Lembaga ini yang mewadahi seluruh kegiatan
ekstra kurikuler mahasiswa berupa kegiatan keilmuan, minat dan bakat
mahasiswa. Selain itu lembaga kemahasiswaan Physiotherapy Scientific
Forum (Pisiform) untuk mewadahi minat penulisan ilmiah mahasiswa dan
Tim Bantuan Fisioterapi (TBF) Sternum untuk mahasiswa yang berminat
sebagai tim kesehatan.
Prestasi mahasiswa Fisioterapi sangat membanggakan, baik di bidang
akademik maupun non akademik. Adapun pencapaian prestasi/reputasi
mahasiswa dalam tiga tahun terakhir bidang akademik dan non akademik
meliputi Global Startup Youth Asian/ Startup Malaysia and Ministry of
Finance Malaysia, Asian Launchpad/ Startup Malaysia, International
Folklore Festival Competition in Spain/International Folklore Festival,
Physiotherapy Essay Competition 2015, Kapal Pemuda Nusantara - Lintas
Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari “Sail Tomini”, Pemilihan Duta Pajak
Sulawesi Selatan, Hibah Dana Penelitian Mahasiswa, Kompetisi Parodi

69
Pekan Seni Universitas Hasanuddin, SVASTHA HARENA FAIR 2015,
Pemilihan Duta Pajak Daerah Kabupaten Luwu Utara, Pekan Riset Sawit
Nasional, Jambore & Ajang Kreatifitas Generasi Berencana Nasional, dll.

C.3KEBERLANJUTAN PENERIMAAN MAHASISWA (MINAT CALON


MAHASISWA DAN KEBUTUHAN AKAN LULUSAN PROGRAM STUDI)
Jumlah mahasiswa yang diterima pada Program Studi Profesi
Fisioterapi FKep Unhas tahun 2018 periode pertama Januari 2018 sebanyak
60 orang dan periode kedua Juli 2018 sebanyak 62 orang dari masing-
masing 84 dan 62 orang calon mahasiswa yang melakukan pendaftaran dan
mengikuti seleksi masuk. Di masa depan, minat calon mahasiswa baru untuk
masuk fisioterapi diprediksi akan meningkat sebab dipandang lulusan
Fisioterapi lebih mandiri. Hal ini didukung oleh banyaknya jumlah lulusan
prodi S1 Fisioterapi yang belum masuk tahap pendidikan Profesi Fisioterapi
dan akan segera dilakukan penerimaan calon mahasiswa baru Prodi Profesi
dengan pendaftar dari seluruh Indonesia.

70
Daya serap lulusan S1 Fisioterapi FK Unhas di Indonesia sangat tinggi
antara lain terbukti dengan banyaknya permintaan lulusan S1 Fisioterapi
FKep Unhas untuk dijadikan dosen di berbagai institusi pendidikan
Fisioterapi di Indonesia, seperti permintaan lulusan dari Polanka Kalimantan
Timur sebanyak 8 orang, Stikes Samarinda 3 orang, UMM Malang 2 orang,
UNM Malang 1 orang, Stikes SITEBA Padang 6 orang, Bukit tinggi 4 orang,
Program Studi Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta 6 orang
dan alumni Diploma III Fisioterapi Universitas Indonesia yang melanjutkan
pendidikan di S1 Fisioterapi FKep Unhas sebanyak 10 orang diminta oleh UI
untuk kembali direkrut menjadi dosen di program studi vokasi Fisioterapi UI
Jakarta. Selain itu, banyak pula permintaan lulusan S1 Fisioterapi FKep
Unhas dari berbagai rumah sakit, klinik swasta, pusat kebugaran, Tim/club
sepak bola nasional, dll. Saat ini Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unhas
telah mempekerjakan lulusan S1 Fisioterapi sebanyak 8 orang. Hal ini
menunjukkan bahwa keberlanjutan Program Studi S1 Fisioterapi FKep
Unhas sangat besar karena banyaknya lapangan kerja yang tersedia.
C. 4 PELAYANAN UNTUK MAHASISWA
Berbagai layanan Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi FKep
Unhas yang dapat dinikmati oleh mahasiswa terdiri dari bimbingan
akademik dan non akademik. Mahasiswa mendapat bimbingan non
akademik yang berupa bantuan konsultasi individu bagi yang
membutuhkan dan bantuan kesempatan dalam memperoleh beasiswa bagi
yang memenuhi persyaratan. Adapun rincian layanan kepada mahasiswa
adalah sebagai berikut:

71
1. Pembinaan soft skill bagi mahasiswa berupa:
a. Pelatihan Basic Life Support (BLS)
b. Orientasi dan sosialisasi serta pengenalan Clinical Approach.
c. Pembimbingan dan pendampingan kepada mahasiswa di setiap
lahan praktek.
2. Pembinaan mahasiswa yang memiliki masalah baik dari segi akademik,
sosial ekonomi dan masalah lainnya yang diselenggarakan oleh Pusat
Bimbingan Konseling (PBK).
3. Memberikan informasi kesempatan kerja di berbagai instansi
pemerintah/swasta melalui jejaring alumni, organisanisasi profesi (IFI),
kegiatan Unhas Career EXPO, serta seminar tenaga kerja luar negri oleh
kementerian ketenagakerjaan Indonesia yang dilaksanakan di LPPM
Universitas Hasanuddin.

72
C.5 KOMPETENSI DAN ETIKA LULUSAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
YANG DIHARAPKAN MELIPUTI KOMPETENSI UTAMA DAN
KOMPETENSI TAMBAHAN BERDASARKAN STANDAR KOMPETENSI
FISIOTERAPI DAN DISESUAIKAN DENGAN VISI MISI DAN TUJUAN
PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FKEP UNHAS DAPAT DILIHAT
SEBAGAI BERIKUT:

A. ASPEK SIKAP
1 bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu
menunjukkan sikap religious saat melakukan layanan Fisioterapi.
2 menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas
profesi Fisioterapi berdasarkan agama, moral dan etika;
3 berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air,
memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab berkaitan
dengan profesi Fisioterapi pada negara dan bangsa;
4 melalui kontribusi profesi FT melakukan peningkatan mutu
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Lampiran
berdasarkan Pancasila; PERMENRISTEK
5 bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian DIKTI NO 44
terhadap masyarakat dan lingkungan; TAHUN 2015
tentang Standar
6 menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan
Nasional
kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;
Pendidikan Tinggi
7 taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara;
8 menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang
keahlian profesi Fisioterapi secara mandiri;
9 menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik ke dalam
profesi Fisioterapi
10 menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan
kewirausahaan dalam menjalankan profesi Fisioterapi

B. ASPEK KETERAMPILAN UMUM

1 mampu bekerja di bidang keahlian pokok (Fisioterapi) untuk jenis Lampiran


pekerjaan yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang PERMENRISTEK
minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesi DIKTI NO 44
Fisioterapi TAHUN 2015
2 mampu membuat keputusan yang independen dalam tentang Standar
menjalankan pekerjaan profesi Fisioterapi berdasarkan pemikiran Nasional
logis, kritis, sistematis, dan kreatif; Pendidikan Tinggi

73
3 mampu menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan
karya desain di bidang keahlian profesi Fisioterapi berdasarkan
kaidah rancangan dan prosedur baku, serta kode etik profesinya,
yang dapat diakses oleh masyarakat akademik

4 mampu mengomunikasikan pemikiran/argumen atau karya


inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi fisioterapi,
dan kewirausahaan, yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah dan etika profesi fisioterapi, kepada masyarakat terutama
masyarakat profesinya;
5 mampu melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan
keputusan yang dibuat dalam menjalankan profesi fisioterapi oleh
dirinya sendiri dan oleh sejawat
6 mampu meningkatkan keahlian keprofesian fisioterapi pada
bidang yang khusus atau spesifik layanan fisioterapi melalui
pelatihan dan pengalaman kerja;
7
mampu meningkatkan mutu sumber daya untuk pengembangan
program strategis organisasi yang berkaitan dengan profesi
fisioterapi;
8
mampu memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah
pada bidang profesi fisioterapi;
9
mampu bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam
menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesi fisioterapi
10
mampu mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan
masyarakat profesi dan kliennya;
11
bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesi fisioterapi
sesuai dengan kode etik profesi fisioterapi;
12 mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran yang berkaitan
dengan profesi fisioterapi secara mandiri.
13 Mampu berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan
kebijakan nasional dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
profesi fisioterapi atau pengembangan kebijakan nasional pada
bidang profesi fisioterapi;
14 mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit,
mengamankan, dan menemukan kembali data dan informasi
untuk keperluan pengembangan hasil kerja profesi fisioterapi
Deskripsi generik KKNI level 7 (paragraf pertama)
Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di bawah tanggung jawabnya, dan
mengevaluasi secara komprehensif kerjanya dengan memanfaatkan IPTEKS untuk
menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi

74
C. ASPEK PENGUASAAN PENGETAHUAN

1 Menguasai teori pengembangan aplikasi pada bidang keilmuan


profesi fisioterapi dasar (fundasi) , ilmu gerak manusia ,
fisioterapi yang berkaitan dengan kesehatan manusia secara
umum yang berkaitan dengan gerak dan fungsi
2 Menguasai teori aplikasi dan pengembangan tentang biomekanik
dan teknologi biofisika, serta memformulasikan penyelesaian
masalah prosedural pada tubuh manusia yang berkaitan dengan
pelayanan profesi fisioterapi
3 Menguasai teori aplikasi dan pengembangan sistem pelayanan
kesehatan nasional, dan pengetahuan faktual tentang legislasi
profesi fisioterapi serta batasan-batasan kewenangan profesi
fisioterapis
4 Menguasai teori aplikasi pelaksanaan dan pengembangan
asuhan profesi Fisioterapi yang dilakukan secara mandiri atau
berkelompok pada bidang keilmuan fisioterapi : Neuromusculer,
Musculosceletal, Kardiovaskulopulmonal, Integumen, Pediatri/
tumbuh kembang, Olahraga/ Wellnes, Fisioterapi Geriatri, FT
Ergonomi, FT Keswan, MIP, Terapi latihan fungsional, Radiologi
dan Laboratorium serta FT Interna. Hasil Asosiasi
5 Menguasai teori aplikasi dan pengembangan konsep, prinsip, dan Pendidikan Tinggi
teknik penyuluhan kesehatan berkaitan dengan promotif dan Fisioterapi
preventif yang berhubunagn dengan gangguan gerak dan fungsi Indonesia yang
6 menguasai teori aplikasi pengetahuan factual dan pengembangan ditetapkan pada
tentang sistem informasi pelayanan kesehatan dan profesi Oktober 2015 di
fisioterapi Jakarta, yang telah
7 menguasai teori dan mengembangkan aplikasi prinsip prinsip disahkan oleh
pelaksanaan dan pengembangan K3, hak dan perlindungan kerja Menristek DIKTI
profesi fisioterapi
8 Menguasai pengembangan teori aplikasi pengetahuan dalam
penyajian beberapa alternatif solusi dalam IPTEK laboratorium
Biomedik Dasar, komunikasi, psikososial yang berhubungan
dengan masalah gerak dan fungsinya yang diperlukan sebagai
dasar pelayanan profesi fisioterapi
9 Menguasai teori aplikasi pengembangan konsep dan prinsip
Clinical Reasoning dalam pemecahan masalah profesi fisioterapi
dan masyarakat
10 Menguasai teori aplikasi pengembangan konsep dan prinsip
manajemen dalam pengelolaan asuhan profesi fisioterapi kepada
klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan
11
Menguasai teori aplikasi pengembangan konsep dan Tehnik
penegakan diagnosis asuhan profesi Fisioterapi
12 Menguasai teori pengembangan aplikasi komunikasi terapeutik
13
Menguasai teori pengembangan aplikasi metode penelitian ilmiah

75
Deskripsi generik KKNI level 7 (paragraf kedua)
Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di dalam bidang
keilmuannya melalui pendekatan monodisipliner

D. ASPEK KETERAMPILAN KHUSUS

1 Mampu mengelola dan menginplementasikan IPTEK


komunikasi, psikososial yang berhubungan dengan masalah
gerak dan fungsinya yang diperlukan sebagai dasar pelayanan
fisioterapi dan mampu beradaptasi dengan sumberdaya yang
tersedia,
2 Mampu mengelola dan menginterpretasilan IPTEK hasil
laboratorium, Biomedik, biomekanik, dan Radiologi yang
berhubungan dengan masalah gerak dan fungsinya yang
diperlukan sebagai dasar pelayanan profesi fisioterapi.
3 Mampu merencanakan dan mengelola berbagai sumber daya
termasuk interpersonal education and collaboration yang
berhubungan dengan masalah gerak dan fungsi sebagai dasar
pengembangan sumber layanan profesi fisioterapi
4 Mampu mengelola dan mengimplementasikan, mengevaluasi
dan mengembangkan tindakan teknis profesi fisioterapi pada
lingkup yang luas dan hirarkhis terkait dengan gangguan gerak
dan fungsi serta wellness dengan melakukan analisis data berupa Hasil Asosiasi
proses fisioterapi meliputi assessment, penegakan diagnostik Pendidikan Tinggi
fisioterapi, menyusun program fisioterapi yang terdiri atas Fisioterapi
problem fisioterapi, pemilihan modalitas, metode dan teknik Indonesia yang
fisioterapi, penyusunan desain dosis fisioterapi, serta melakukan ditetapkan pada
intervensi, evaluasi, dan modifikasi yang diakhiri dengan Oktober 2015 di
dokumentasi sistem layanan profesi fisioterapi. Jakarta, yang telah
5 Mampu mengelola, menganalisis dan mengevaluasi berbagai disahkan oleh
alternatif pemecahan masalah prosedur terhadap berbagai Menristek DIKTI
problem gerak dan fungsi dalam konteks layanan profesi
fisioterapi hirarkhis (primer, sekunder, dan tersier).
6 Mampu mengelola dan mengevaluasi kinerja berbasis mutu dan
kuantitas yang terukur sesuai dengan legislasi dan etika profesi
fisioterapi berdasarkan kewenangannya
7 Mampu mengelola pengeimplementasian prosedur bantuan
hidup dasar (basic life support/bls) pada situasi gawat
darurat/bencana dengan memilih dan mengaplikasikan metode
yang tepat, sesuai standar dan kewenangan profesi fisioterapi;
8 Mampu mengelola pengaplikasian IT sebagai media informasi
layanan profesi fisioterapi dan dokumentasi sebagai dasar
rujukan bagi profesi fisioterapis (ftr) dalam menetapkan layanan
profesi fisioterapi lanjutan (rujukan) yang hirarkhis.
9 Mampu menganalisis dan mengambil tindakan lebih lanjut
terhadap situasi perubahan yang memperburuk kondisi pasien
kepada tenaga kesehatan yang lebih kompeten

76
10 Mampu mengelola dan mengimplementasikan komunikasi
terapeutik dengan klien dan memberikan informasi yang akurat
kepada klien dan/atau keluarga /pendamping/penasehat tentang
rencana intervensi profesi fisioterapi yang menjadi tanggung
jawabnya;
11
Mampu mengelola dan mengevaluasi kelompok kerja yang
menjadi tanggung jawab pengawasan di lingkup bidang kerjanya;
12 Mampu mengelola penerapan dan menganalisis pencegahan
dan penularan infeksi sesuai dengan SOP (standard operating
procedure)
13 Mampu mengimplementasikan dan mengembangkan kegiatan
promotif dan preventif kesehatan berkaitan dengan masalah
gerak dan fungsi
14 Mampu mengimplementasikan, mengelola, mengembangkan, dan
mengevaluasi pengembangan strategi organisasi dalam
berkomunikasi secara efekfif dalam tim, mengevaluasi laporan
individu dan kelompok, anggota terutama yang terkait dengan
layanan profesi fisioterapi, secara menyeluruh, akurat dan sahih
15 Mampu mengelola dan bertanggungjawab atas keja sendiri dan
kelompok di bidang pelayanan profesi fisioterapi serta memiliki
komunikasi interpersonal , empati dan sikap etis sesuai dengan
kode etik profesi fisioterapi
16 Mampu mengelola pengembangan kompetensi kerja secara
mandiri dan mengikuti perkembangan profesi fisioterapi dengan
belajar berkelanjutan (Continues Profesional Development =CPD)
17 Mampu mengiplementasikan dan mengembangkan penelitian
klinik/studi kasus, menerapkan hasil-hasil penelitian dalam
praktek profesi fisioterapi dan mengembangkan model pelayanan
profesi fisioterapi serta mempublikasikan hasil-hasil penelitian
klinik profesi fisioterapi.

Hasil Pembelajaran meliputi:


Dalam kurikulum Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapi FKep Unhas
berbasis KKNI Level 7 dengan sistem SCL, maka capaian kompetensi yang
harus diperoleh mahasiswa adalah 100%. Akan tetapi, pada kenyataannya
dilihat dari berbagai evaluasi mahasiswa, seperti evaluasi akademik, dan
keterampilan Skills Lab serta Field Lab maka dapat disimpulkan bahwa
sekitar 80% mahasiswa mencapai kompetensi skills lab dan skills lapangan
pada ujian pertama, dan pada ujian kedua dapat mencapai 100%
kompetensi

77
C.6 KEPUASAN LULUSAN
Sebagai Prodi yang baru saja terbentuk, mahasiswa Pendidikan Profesi
Fisioterapi Unhas masih berada dalam proses pendidikan sehingga belum
didapatkan hasil dari studi pelacakan alumni Prodi Profesi. Namun, dari hasil
tracer study lulusan S1 Fisioterapi, data yang didapatkan di lahan pekerjaan
ternyata pada umumnya mereka merasa puas dengan prestasi alumnus S1
Fisioterapi FK Unhas. Alumni pun merasa sangat terbantu karena mereka
mendapatkan penghargaan yang sesuai dengan kompetensi yang diperoleh
selama mengikuti pendidikan di Unhas. Namun tiga tahun terakhir lahir
kebijakan bahwa lulusan S1 Fisioterapi belum dapat melakukan layanan
fisioterapi sebelum melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan profesi
fisioterapi. Oleh karena itu, lulusan S1 Fisioterapi perlu untuk melanjutkan
ke tingkat Pendidikan Profesi Fisioterapi.

I
Tabel 27. Analisis SWOT Mahasiswa dan Lulusan

Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)


1. Profil lulusan Program Studi Pendidikan 1. Padatnya proses pendidikan Profesi
Profesi Fisioterapi FKep UNHAS sudah mengakibatkan sulitnya mahasiswa untuk
sesuai KKNI Level 7. berprestasi di bidang akademik dan non
2. Kegiatan ekstra kurikuler sangat akademik
menunjang PBM. 2. Lulusan Profesi Fisioterapi memiliki peluang yang
3. Tersedia berbagai layanan akademik dan rendah untuk menjadi PNS disebabkan formasi
non akademik berbasis web sehingga penerimaan yang minim.
dapat diakses oleh seluruh masyarakat. 3. Beasiswa pendidikan Profesi Fisioterapi terbatas
MAHASISWA DAN LULUSAN 4. Rata-rata IP mahasiswa tinggi yakni hanya pada mahasiswa jalur kerja sama
> 3.50
5. Seleksi penerimaan mahasiswa baru
dilaksanakan dua kali setahun dengan
pendaftar yang berasal dari seluruh
Indonesia
6. Kuota penerimaan calon mahasiswa baru
setiap tahun semakin meningkat.
7. Ikatan Alumni Fisioterapi Unhas proaktif
dalam memfasilitasi alumni fisioterapi
untuk mendapatkan lahan kerja

Oportunity (Peluang) SO WO
1. Motivasi calon mahasiswa baru 1. Menjaga kualitas input mahasiswa 1. Meningkatkan kemandirian lulusan Profesi
untuk masuk ke Program Studi dengan mengusulkan peningkatan sistem Fisioterapi melalui pelatihan desain klinik mandiri
Pendidikan Profesi Fisioterapi seleksi penerimaan mahasiswa baru Fisioterapi
besar. 2. Profil mahasiswa Program Studi 2. Meningkatkan dukungan dana dari fakultas untuk
2. Kebutuhan masyarakat akan Pendidikan Profesi Fisioterapi bervariasi kegiatan mahasiswa.
lulusan Program Studi Pendidikan dapat mendorong motivasi persaingan
Profesi Fisioterapi tinggi. belajar mahasiswa.
3. Peluang mengadakan student 3. Kegiatan ekstra kurikuler mahasiswa
exchange dengan institusi dalam seperti baksos, pengobatan fisioterapi

I
dan luar negeri. sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
4. Peluang untuk melanjutkan 4. Layanan akademik dan non akademik
pendidikan ke jenjang yang lebih akan lebih memperlancar PBM
tinggi semakin besar. mahasiswa sehingga masa studi
5. Peluang mahasiswa untuk mahasiswa menjadi lebih singkat, dengan
mendapatkan dukungan dana demikian mahasiswa lebih berpeluang
dari fakultas dalam untuk melanjutkan pendidikannya ke
pengembangan organisasi, jenjang yang lebih tinggi.
penelitian, dan studi lanjut sangat 5. Kuota penerimaan calon mahasiwa baru
besar. semakin meningkat seiring dengan
semakin besarnya kebutuhan masyarakat
akan lulusan Profesi Fisioterapi FKep
Unhas.

Threat (Ancaman) ST WT
1. Nilai akreditasi masih berupa 1. Pedoman penerimaan mahasiswa baru 1. Karya inovatif mahasiswa yang meningkat dapat
akreditasi minimal diperkaya dengan informasi akurat menjaga reputasi program studi Fisioterapi FK
2. Bermunculan Program Studi agar calon mahasiswa tertarik untuk Unhas terhadap banyaknya program studi
Pendidikan Profesi Fisioterapi masuk ke prodi Pendidikan Profesi Fisioterapi lain yang bermunculan.
negeri dan swasta di Indonesia. Fisioterapi Unhas. 2. Mengefektifkan penggunaan dana dukungan bagi
3. Dana dukungan untuk mahasiswa 2. Profil mahasiswa yang bervariasi kegiatan mahasiswa sekaligus mengantisipasi
tidak memadai. membantu meningkatkan popularitas anggapan bahwa kompetensi lain lebih baik
Program Studi Pendidikan Profesi dibanding fisioterapi.
Fisioterapi sehingga mahasiswa tidak
merasa bahwa kompetensi program
studi lain lebih baik dibanding
kompetensi Fisioterapi

II
KOMPONEN D
SUMBER DAYA MANUSIA

D. 1 SISTEM REKRUTMEN DAN SELEKSI DOSEN DAN TENAGA


PENDUKUNG
Dalam rangka perekrutan penempatan, pengembangan retensi dan
pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan mengikuti Pedoman tertulis
tentang sistem perekrutan dan penempatan, pengembangan dosen dan
tenaga kependidikan diatur pada buku pedoman tertulis peraturan Rektor
Universitas Hasanuddin tentang penerimaan tenaga kependidikan
No.92926/UN4.1/OT.10/2016 tertanggal 3 Oktober 2016.
Sejak tahun 2013, sistem rekrutmen dosen tetap (PNS) dilakukan
berdasarkan formasi dari pemerintah pusat. Sedangkan untuk perekrutan
dosen kontrak dan non PNS dilakukan berdasarkan formasi yang ditetapkan
dari usulan kebutuhan prodi yang diusulkan ke tingkat universitas. Seleksi
penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) di lingkungan Universitas
Hasanuddin mengikuti Peraturan Kepala BKN No. 9 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Adapun proses seleksi penerimaan CPNS di lingkungan Universitas
Hasanuddin mengikuti mekanisme pemerintah pusat dimana pendaftaran
dilakukan secara terpusat oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi. Tahap seleksi meliputi:
1) Seleksi Administrasi, yaitu pengiriman berkas lamaran kepada panitia
penyelenggaran CPNS. Pelamar dinyatakan lulus seleksi administrasi
apabila memenuhi seluruh persyaratan dan ketentuan yang telah
ditetapkan.
2) Seleksi Kompetensi Dasar (SKD), yaitu tes wawasan kebangsaan, tes
intelegensia umum, dan tes karakteristik kepribadian. SKD dilaksanakan
dengan menggunakan Computer Assisted Test (CAT). Kelulusan SKD
didasarkan pada nilai passing grade yang diatur dalam peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
3) Pelamar yang dinyatakan lulus SKD berhak mengikuti Seleksi
Kompetensi Bidang (Wawancara, Tes Potensi Akademik, dan micro
teaching) yang diselenggarakan oleh Universitas Hasanuddin. Tim penilai
berasal dari Universitas, Fakultas, dan Prodi yang dikoordinasi oleh
Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan (LKPP) Unhas.
Untuk perekrutan dosen kontrak dan non PNS, dilakukan seleksi tingkat
Universitas Hasanuddin melalui pemasukan berkas lamaran, ujian tulis, tes

I
wawancara dan psikotes. Kondisi riil yang ada saat ini adalah sebagai berikut :
18 orang dosen CE Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapi FKep Unhas, yang
terdiri dari 3 orang dosen PNS, 1 orang dosen tetap non PNS dan 14 orang
dosen tetap berNIDK yang digunakan secara bersama dengan Prodi S1
Fisioterapi.
Selain itu, telah tersedia dosen CI sebanyak 18 orang yang tersebar
diberbagai lahan praktek profesi. Sehingga total dosen CE dan CI sebanyak
36 orang. Direncanakan penambahan dosen kontrak sebanyak 5 orang
melalui seleksi bagi alumni yang berprestasi pada tahun 2018.

II
Tabel 28. Data Dosen Clinical Educator (CE)

Sertifikat Pendidikan
Jabatan Kompetensi S1, S2, S3 dan
Bidang Mata Kuliah yang Diampu
No. Nama Dosen CE NIDN/ Tgl. Lahir Akade- Asal
Keahlian pada PSPF
NIDK mik Perguruan
Tinggi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Tenaga 726/KEP/KE S1:Fisioterapi,
Pengajar TUM- Unhas
IFI/XII/2017
S2 : Master 1. Manajemen Fisioterapi
S1 :Fisioterapi
Science in Komprehensif
S2 :
Rijal,S.Ft, Physio, NIDN International Musculoskeletal
1. 20/03/1981 International
M.Kes, M.Sc 0020038103 Public Health, 2. Manajemen Fisioterapi
Public Health
Griffith Komprehensif Olahraga
S2 : Fisiologi
University
S2 : Biomedik,
Unhas

I
2. Dr. H. Djohan Aras, NIDN 05/07/1955 Tenaga 726/KEP/KE S1: Fisioterapi, S1 : Fisioterapi 1. Manajemen Fisioterapi
S.Ft., Physio, M.Kes* 0005075516 Pengajar TUM- Unhas S2 : Fisiologi Komprehensif
IFI/XII/2017 S2: Biomedik, S3 : Ilmu
Neuromuskular,
Unhas Kedokteran 2. Manajemen Fisioterapi
S3: Ilmu
Komprehensif Terapi
Kedokteran,
Latihan Fungsional
Unhas 3. Manajemen Fisioterapi
Komprehensif
Laboratorium & Radiologi
4. Ita Rini, S.Ft, NIDK 04/06/1983 Tenaga 726/KEP/KE S1: Fisioterapi, S1 : Fisioterapi 1. Manajemen Fisioterapi
Physio., M.Kes 8893020016 Pengajar TUM- Unhas S2 :Fisiologi Komprehensi Issu Profesi
IFI/XII/2017 S2: Biomedik,
& Komunitas
Unhas 2. Manajemen Fisioterapi
Komprehensif Geriatri
4. Adi Ahmad Gondo, NIDK 15/11/1990 Tenaga 726/KEP/KE S1: Fisioterapi, S1 : Fisioterapi 1. Manajemen Fisioterapi
S.Ft, Physio., M.Kes 8883020016 Pengajar TUM- Unhas S2 : Fisiologi Komprehensif
IFI/XII/2017 S2: Biomedik,
Musculoskeletal
Unhas 2. Manajemen Fisioterapi
Komprehensif Ergonomi

II
5. Immanuel Maulang, NIDK88456 03/06/1984 Tenaga 726/KEP/KE S1 Fisioterapi S1 : Fisioterapi 1. Manajemen Fisioterapi
S.Ft, Physio., M.Kes 10016 Pengajar TUM- Unhas S2 : Fisiologi Komprehensif Terapi
IFI/XII/2017
S2 Biomedik Latihan Fungsional
Unhas 2. Manajemen Fisioterapi
Komprehensif Olahraga
6. Nurhikmawaty NIDK 29/08/1985 Tenaga 726/KEP/KE S1 Fisioterapi S1 : Fisioterapi 1. Manajemen Fisioterapi
Hasbiah, S.Ft, 8814020016 Pengajar TUM- Unhas S2 : Fisiologi Komprehensif Terapi
IFI/XII/2017
Physio., M.Kes S2 Biomedik Latihan Fungsional
2. Manajemen Fisioterapi
Unhas
Komprehensif
Neuromuskular
7. Salki Sadmita, S.Ft, NIDK 20/12/1983 Tenaga 726/KEP/KE S1 Fisioterapi S1 : Fisioterapi 1. Manajemen Fisioterapi
Physio., M.Kes 8834020016 Pengajar TUM- Unhas S2 : Fisiologi Komprehensif Isu Profesi
IFI/XII/2017
S2 Biomedik & Komunitas
Unhas 2. Manajemen Fisioterapi
Komprehensif Geriatri

III
8. Nahdiah NIDK 22/03/1989 Tenaga 726/KEP/KE S1 Fisioterapi S1 : Fisioterapi 1. Manajemen Fisioterapi
Purnamasari, S.Ft, 8804020016 Pengajar TUM- Unhas S2 : Fisiologi Komprehensif
IFI/XII/2017
Physio., M.Kes S2 Biomedik Laboratorium & Radiologi
2. Manajemen Fisioterapi
Unhas
Komprehensif
Neuromuskular
9. Andi Besse NIDK 02/10/1990 Tenaga 726/KEP/KE S1 Fisioterapi S1 : Fisioterapi 1. Manajemen Fisioterapi
Ahsaniyah, S.Ft, 8815020016 Pengajar TUM- Unhas S2 : Fisiologi Komprehensif
IFI/XII/2017
Physio., M.Kes S2 Biomedik Musculoskeletal
2. Manajemen Fisioterapi
Unhas
Komprehensif
Neuromuskular
10. Fadhia Adliah, S.Ft, NIDK 23/09/1991 Tenaga 726/KEP/KE S1: Fisioterapi, S1 : Fisioterapi 1. Manajemen Fisioterapi
Physio., M.Kes 8826650017 Pengajar TUM- Unhas S2 : Fisiologi Komprehensif
IFI/XII/2017 S2: Biomedik,
Musculoskeletal
Unhas 2. Manajemen Fisioterapi
Komprehensif Geriatri

IV
11. Dian Amaliah Nawir, NIDK 07/12/1990 Tenaga 726/KEP/KE S1: Fisioterapi, S1 : Fisioterapi 1. Manajemen Fisioterapi
S.Ft, Physio., M.Kes 8836650017 Pengajar TUM- Unhas S2 : Fisiologi Komprehensif
IFI/XII/2017 S2: Biomedik,
Laboratorium & Radiologi
Unhas 2. Manajemen Fisioterapi
Komprehensif Olahraga
12. Melda Putri, S.Ft, NIDK 30/06/1992 Tenaga 726/KEP/KE S1: Fisioterapi, S1 : Fisioterapi 1. Manajemen Fisioterapi
Physio., M.Kes 8832150017 Pengajar TUM- Unhas S2 : Fisiologi Komprehensif
IFI/XII/2017 S2: Biomedik,
Laboratorium & Radiologi
Unhas 2. Manajemen Fisioterapi
Komprehensif Ergonomi
13. Nur Hardiyanty S.Ft, NIDK 27/09/1991 Tenaga 726/KEP/KE S1: S1 : Fisioterapi
1. Manajemen Fisioterapi
Physio, M.Sc 8822150017 Pengajar TUM- Fisioterapi,Un S2 : Ilmu Faal
IFI/XII/2017 has Komprehensif
S2: IKD & Laboratorium & Radiologi
2. Manajemen Fisioterapi
Biomedis
Komprehensif Ergonomi
UGM
14. Farahdina Bachtiar NIDK 23/10/1990 Tenaga 726/KEP/KE S1: Fisioterapi S1 : Fisioterapi
1. Manajemen Fisioterapi
S.Ft, Physio, M.Sc 8850950017 Pengajar TUM- Unhas S2 : Health
IFI/XII/2017 S2: Health Komprehensif
Studies
Studies, Laboratorium & Radiologi
2. Manajemen Fisioterapi
University of
Komprehensif Geriatri
Birmingham

V
15. Irianto, S.Ft, Physio., NIDK 23/11/1991 Tenaga 726/KEP/KE S1 Fisioterapi S1 : Fisioterapi 1. Manajemen Fisioterapi
M.Kes 8804530017 Pengajar TUM- Unhas S2 : Fisiologi Komprehensif Terapi
IFI/XII/2017
S2 Biomedik Latihan Fungsional
2. Manajemen Fisioterapi
Unhas
Komprehensif Olahraga
16. Andi Rahmaniar SP, NIDK 08/04/1991 Tenaga 726/KEP/KE S1: Fisioterapi, S1 : Fisioterapi 1. Manajemen Fisioterapi
S.Ft, Physio., M.Kes 8802150017 Pengajar TUM- Unhas S2 : Fisiologi Komprehensif Isu Profesi
IFI/XII/2017 S2: Biomedik,
& Komunitas
Unhas 2. Manajemen Fisioterapi
Komprehensif Ergonomi
17. Yudi Hardianto, S.Ft, NIDN 10/12/1990 Tenaga 726/KEP/KE S1: Fisioterapi, S1 : Fisioterapi 1. Manajemen Fisioterapi
Physio., 0010129002 Pengajar TUM- Unhas S2 : Clinical Komprehensif Isu Profesi
IFI/XII/2017 S2 : Clinical Rehabilitation
M.ClinRehab & Komunitas
Rehabilitation,
2. Manajemen Fisioterapi
University of
Flinders Komprehensif
Neuromuskular
18. Muliyadi, S.Ft, NIDK 02-09-1983 Tenaga 726/KEP/KE S1: Fisioterapi, S1 : Fisioterapi 1. Manajemen Fisioterapi
Physio., M.Kes 8880030016 Pengajar TUM- Unhas S2 : Fisiologi
Komprehensif Isu Profesi
IFI/XII/2017 S2: Biomedik,
Unhas & Komunitas

VI
VII
Ilmu Fisiologi diperlukan dalam Fisioterapi dan mendasari ilmu Fisioterapi,
sehingga dosen-dosen tetap Fisioterapi banyak yang lulusan Fisiologi/Biomedik.
Heath Studies dan Public Health erat kaitannya dengan Mata Kuliah Manajemen
Issue Profesi. Clinical Rehabilitation erat kaitannya dengan Mata Kuliah
Neurologi dalam Fisioterapi. Sehingga kedepannya dibutuhkan perekrutan dosen
yang lebih banyak.

Sistem Pengembangan :

Pengembangan kualitas tenaga pendidik dan staf dilakukan sejalan dengan


program yang dilakukan oleh pihak Fakultas Keperawatan Universitas
Hasanuddin yaitu Program studi Pendidikan Profesi Fisioterapi Fakultas
Keperawatan Unhas.).

Selain itu Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapi FKep Unhas ini juga
memberikan kemudahan dan membuka kesempatan sebesar-besarnya kepada
tenaga dosen untuk melanjutkan studi S3. Biaya studi bagi tenaga dosen
dibebankan / diperoleh dari swadaya pribadi serta bantuan dari pihak fakultas
dan prodi. Selain pengembangan di bidang strata pendidikan, pengembangan
SDM bagi dosen juga dilakukan dengan mengikuti kongres, seminar, workshop
maupun pelatihan, antara lain :
1. ICIPA (International Conference Indonesia of Physiotherapy Association)
2. Kongres APTIFI
3. Pekerti AA
4. Microteaching
5. Pelatihan penyusunan kurikulum berbasis KKNI level 7
6. Mengikuti berbagai seminar baik sebagai peserta maupun sebagai pembicara.

I
7. Pelatihan pembuatan modul
8. Pelatihan CE dan CI

D. 2 PENGELOLAAN DOSEN DAN TENAGA PENDUKUNG


Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi memiliki tenaga
kependidikan terdiri dari 4 orang yang membantu kelancaran proses belajar
mengajar Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi.
Dosen dan tenaga kependidikan memiliki tugas pokok dan fungsi
masing-masing untuk melaksanakan tridharma perguruan tinggi yaitu
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Selain itu, seorang dosen
juga memiliki tugas tambahan sebagai pengelola program studi. Sedangkan
tenaga kependidikan memiliki tugas sesuai dengan job description masing-
masing yang telah ditetapkan melalui keputusan Dekan.Job description yang
ada disesuaikan dengan latar belakang pendidikan, pelatihan, serta
pengalaman masing-masing personel, dan disusun bersama-sama dalam
rapat pengelola program studi, disesuaikan dengan pedoman dari universitas
dan fakultas.
Monitoring dan evaluasi untuk kinerja dosen melalui BKD (Beban Kerja
Dosen) dan logbook dengan beban 9-12 SKS untuk setiap semester. Dosen
yang tidak memenuhi BKD/logbook yang telah ditetapkan (kurang dari 9
SKS) diberikan peringatan dan tindak lanjut sesuai peraturan yang berlaku.
Penilaian kinerja dosen secara periodik juga dilakukan melakukan pengisian
DP-3 oleh atasan langsung di bagian terkait masing-masing.
Penilaian terhadap kinerja dosen dan tenaga kependidikan juga
dilakukan oleh tim penjaminan mutu internal dengan melakukan penyebaran
kuesioner umpan balik proses pembelajaran terhadap user (mahasiswa dan
stake holder terkait) secara periodik, tentang kinerja dan kompetensi sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing. Penilaian kinerja yang dilakukan
antara lain dengan penilaian atau feedback dan mahasiswa dalam proses
perkuliahan, tutorial, skills lab, maupun field lab.

D.3 PROFIL DOSEN DAN TENAGA PENDUKUNG: MUTU, KUALIFIKASI,


PENGALAMAN, KETERSEDIAAN (KECUKUPAN, KESESUAIAN, DAN
RASIO DOSEN-MAHASISWA)

Dosen tetap di Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi sebanyak


18 orang dengan kualifikasi S1 Fisioterapi profesi, lanjut ke S2 Biomedik
yang serumpun dengan ilmu fisioterapi, 1 orang telah menyelesaikan

II
pendidikan S3 Ilmu Kedokteran. Di samping itu masih ada 2 calon dosen
yang sedang melanjutkan pendidikan fisioterapi di luar negeri (UK dan
Australia).
Adapun dosen CI yang bidang keahliannya di luar PS sebanyak 4 orang,
yang tersebar di bebagai lahan praktek. Dosen tidak tetap banyak 5 orang.

III
Tabel 29. Profil Dosen Pembimbing Praktek Kerja Profesi (CE/CI) dan Tenaga Pendukung

I
Jenjang Lama(Tahun)
Nama Pembimbing
No. Pendidi- Jabatan Nomor SKF Bidang Bimbingan Sebagai
(CE)
kan Pembimbing
Terakhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
S2 Asisten 726/KEP/KETUM 1. Manajemen Fisioterapi 5 tahun
Ahli -IFI/XII/2017 Komprehensif Musculoskeletal
Rijal,S.Ft, Physio, 2. Manajemen Fisioterapi
1
M.Kes, M.Sc Komprehensif Olahraga
3. Manajemen Fisioterapi
Komprehensif Interna
2 Dr. H. Djohan Aras, S3 Lektor 726/KEP/KETUM 1. Manajemen Fisioterapi 8 tahun
S.Ft., Physio, M.Kes* Kepala -IFI/XII/2017 Komprehensif Radiologi dan
Laboratorium
2. Manajemen Fisioterapi
Komprehensi Neuropsikiatri
3. Manajemen Fisioterapi
Komprehensif Interna
3 Ita Rini, S.Ft, Physio., S2 Asisten 726/KEP/KETUM 1. Manajemen Fisioterapi 5 tahun
M.Kes Ahli -IFI/XII/2017 Komprehensif Geriatri
2. Manajemen Fisioterapi
Komprehensif Isu Profesi dan
Komunitas
3. Manajemen Fisioterapi
Komprehensif Interna
4 Adi Ahmad Gondo, S2 Asisten 726/KEP/KETUM 1. Manajemen Fisioterapi 3 tahun
S.Ft, Physio., M.Kes Ahli -IFI/XII/2017 Komprehensif Musculoskeletal
2. Manajemen Fisioterapi
Komprehensif Interna II
3. Manajemen Fisioterapi
Komprehensif Ergonomi
5 Immanuel Maulang, S2 Asisten 726/KEP/KETUM 1. Manajemen Fisioterapi 3 tahun
sebanyak 18 orang. Sedangkan jumlah mahasiswa sebanyak 60 orang,
sehingga rasio dosen dan mahasiswa adalah 1:3. Pada bulan Agustus 2018
diadakan penerimaan mahasiswa baru pendidikan profesi dengan jumlah
kuota sebanyak 62 orang, sehingga prediksi ratio dosen dan mahasiswa 1: 3.

Clinical Educator (CE) bertanggung terhadap aplikasi knowledge


terhadap skill, sedangkan Clinical Instructur (CI) bertanggung jawab tehadap
aplikasi skill langsung ke pasien. Dalam proses ujian, CE dan CI
bekerjasama memberi ujian dan penilaian terhadap mahasiswa profesi.
Tenaga kependidikan bertanggung jawab dalam proses administrasi
keuangan dan pengelolaan nilai.

3
D.4 KARYA AKADEMIK DOSEN (HASIL PENELITIAN, KARYA LAINNYA)
Adapun karya akademik yang sudah dilakukan oleh dosen Program
Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi FKep Unhas adalah sebagai berikut :

Tabel 29. Karya Akademik dosen

Dihasilkan/ Tahun Tingkat*


Nama-nama
No Judul dipublikasi- Penyajian/ Nasio- Interna
Dosen Lokal
kan pada Publikasi nal siona
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. 4 Hubungan antara Nurhikmawaty www.pasca.u 2016 √
fleksibilitas dan Hasbiah nhas.ac.id/jur
kekuatan otot nal/
lengan dengan
kecepatan renang

2. 5 Hubungan antara www.pasca.u 2016 √


program latihan Dian Amaliah nhas.ac.id/jur
dan peningkatan Nawir nal/
kapasitas
fungsional pada
atlet PON XIX
cabang olahraga
anggar di KONI
Sulawesi Selatan.

3. 6 Peningkatan Andi Rahmaniar www.pasca.u 2016 √


kapasitas SP nhas.ac.id/jur
fungsional setelah nal/
menjalani program
latihan pada atlet
PON XIX-2016
Olahraga karate
KONI Sulawesi
Selatan.

4. 7 Ekspresi Nur Hardiyanty http://lib.ugm. 2016 √


eritropoetin, ac.id/ind/?
reseptor page_id482
eritropoetin, dan
kadar hemoglobin
pada mencit gagal
ginjal kronis.

5. 8 Perubahan Fadhiah Adliah www.pasca.u 2016 √


akumulasi leukosit nhas.ac.id/jur
dan hitung jenis nal/
leukosit pada
kelompok pemain
futsal malm.

4
6. 9 The effect of Farahdina 2016 √
inflamation on bachtiar
anxiety, cognitive
function, and the
autonomic nervous
system (ANS)
during a series of
cognitive task.
7. 1 perubahan Irianto www.pasca.u 2016 √
7 akumulasi serum nhas.ac.id/jur
kapasitas nal/
antioksidan total
terhadap olahraga
futsal malam

8. Hubungan antara Dr. Djohan Aras, JURNAL 2017 √


fleksibilitas dan S.Ft., Physio, MKMI, Vol.
kekuatan otot M.Pd., M.Kes., 13 No. 4,
Lengan dengan dkk Desember
kecepatan renang 2017
9. Perbandingan Yudi Hardianto, Prosiding 2017 √
kemampuan S.Ft.,Physio,M.Cli APTIFI
fungsional n. Rehab
Antara stroke
hemoragik dan
iskemik
Pasca rehabilitasi
10. Effectiveness Of Nahdia Prosiding 2018 √
Motor Control Purnamasari,S.Ft. ICIPA
Exercise On Range ,Physio,M.Kes.
Of Motion And
Functional Ability Of
Lumbar Joint In
Non-Specific Low
Back Pain
11. Physical Activity Farahdina Prosiding 2018 √
Can Lead To Bachtiar,S.Ft.,Phy ICIPA
Improvement In sio,M.Sc
People With
Huntington’s
Disease: A
Systematic Review
Of The Literature
12. Sensorimotor Farahdina Prosiding 2018 √
Integration Bachtiar,S.Ft.,Phy ICIPA
Programme In sio,M.Sc
Standing Balance
For People With
Hemiparesis: A
Comparison
Between
Post Ischemic And
Hemorrhagic
Stroke

5
13. Improving Range Rijal,S.Ft.,Physio, Prosiding 2018 √
Of Motion Of M.Kes,M.Sc ICIPA
Lumbar Joint By
Applying Motor
Control Exercises
In Non-Specific
Low Back Pain

14. Pengaruh Dr. Djohan 2018


Pemberian Pilates Aras,S.Ft.,Physio,
Exercise Terhadap M.Kes
Perubahan
Fleksibilitas Lumbal
Pada Ibu Post
Partum
(The Effect Of
Granting Pilates
Exercise To Lumbal
Flexibility Changes
Of Post Partum
Mother)
15. Pengaruh Pijat Bayi Dr. Djohan Global 2018 √
Terhadap Kualitas Aras,S.Ft.,Physio, Health
Tidur Bayi Usia 1–4 M.Kes Science,
Bulan Volume 3 No.
1, Maret
2018
16. Comparison Of Dr. Djohan International 2018 √
Friction And Aras,S.Ft.,Physio, Journal of
Interference On M.Kes Sciences:
Decreasing Pain In Basic and
People With Applied
Myofascial Pain Research
Syndrome (IJSBAR)
17. The Effectivity of Dr. Djohan International 2018 √
Physiotherapy Aras,S.Ft.,Physio, Journal of
Modification M.Kes Sciences:
Technique on Pain, Basic and
Muscle Weakness, Applied
Joint Stiffness, and Research
Abnormal Walking (IJSBAR)
Pattern on People
with Knee
Osteoarthritis
18. Hold Relax Dr. Djohan Indian 2018 √
Technique and Oral Aras,S.Ft.,Physio, Journal of
Glucosamine are M.Kes Public Health
Effective on Research &
Decreasing Pain, Development
Joint Stiffness,
Functional
Limitation and
Serum Level of
Comp in People
with Osteoarthritis

6
19. Effects of Dr. Djohan International 2015 √
Combined Aras,S.Ft.,Physio, Journal of
Physiotherapy Hold M.Kes Sciences:
Relax and Basic and
Glucosamine to the Applied
Decrease of COMP Research
through Pain (IJSBAR)
reduction, Increase
Muscle Strength
and addition of
Osteoarthritis of the
Knee Joint ROM
20. Perbandingan Adi Ahmad www.pasca.u 2015
kadar serum Gondo nhas.ac.id/jur
glutamic pyruvic nal/
transminase
antara kelompok
dewasa muda
obesitas dan non
obesitas.

21. Perbandingan Andi besse www.pasca.u 2015


kadar high ahsaniyah nhas.ac.id/jur
sensitivity C- nal/
reactive protein
(hsCRP) antara
kelompok
dewasa muda
obesitas dan non
obesitas

22. Perbandingan Nahdia www.pasca.u 2015


kadar albumin Purnamasari nhas.ac.id/jur
urin antara nal/
kelompok
dewasa muda
obesitas dan non
obesitas

23. Neuromuscular Dr. Djohan LKPP Unhas 2017 √


technique in Aras,S.Ft.,Physio,
physiotherapy M.Kes
practice
24. Palpasi anatomi Dr. Djohan Physiocare 2015 √
otot skeletal Aras,S.Ft.,Physio, publishing
M.Kes

25. Tes Spesifik Dr. Djohan Physiocare 2016 √


Musculoskeletal Aras,S.Ft.,Physio, publishing
Disorder M.Kes

26. Terapi Latihan Dr. Djohan Aras, Program 2016 √


Fisioterapi S.Ft., M.Kes dan BOPTN
Tim

7
27. Manajemen Dr. Djohan Aras, Program 2017 √
Fisioterapi S.Ft., M.Kes , Adi BOPTN
Neuromuscular dan Ahmad Gondo
Psikiatri dan tim
28. Elektroterapi Dr. Djohan Aras, Program 2017 √
S.Ft., M.Kes dan BOPTN
Tim
29. Neuromuscular Dr. Djohan Aras, LKPP Unhas 2017 √
technique in S.Ft., Physio,
physiotherapy M.Pd., M.Kes.,
practice dkk
30. The new concept of Dr. Djohan Aras, Physiocare 2018 √
physical therapist S.Ft., Physio, publishing
test and M.Pd., M.Kes.,
measurement dkk
31. Tes Spesifik Dr. Djohan Aras, Physiocare 2016 √
Musculoskeletal S.Ft., Physio, publishing
Disorder M.Pd., M.Kes.,
dkk
32. Palpasi Anatomi Dr. Djohan Aras, Physiocare 2018 √
Otot skeletal S.Ft., M.Kes dan Publishing
second edition Tim
33. Manajemen Dr. Djohan Aras, Program 2016 √
Fisioterapi Pediatri S.Ft., M.Kes dan BOPTN
Tim
34. Manajemen Dr. Djohan Aras, Program 2016 √
Fisioterapi S.Ft., M.Kes dan BOPTN
Kesehatan Wanita Tim

35. Tes Spesifik Dr. Djohan Physiocare 2016 √


Musculoskeletal Aras,S.Ft.,Physio, publishing
Disorder M.Kes

36. Terapi Latihan Dr. Djohan Aras, Program 2016 √


Fisioterapi S.Ft., M.Kes dan BOPTN
Tim

8
Pada tahun 2016, jumlah buku ajar banyak dihasilkan dari kegiatan
BOPTN dan penelitian dari dosen yang melanjutkan jenjang S2. Tahun 2018,
jumlah jurnal banyak dipublish oleh dosen yang mengikuti kegiatan ICIPA dan
APTIFI.

D.5 PERATURAN KERJA DAN KODE ETIK


Kode etik untuk dosen dan tenaga kependidikan diatur dalam Peraturan
Rektor tentang Kode Etik Dosen di Lingkungan Universitas Hasanuddin No.
16644/UN4/KP.49/2012. Dosen dan tenaga kependidikan juga bekerja
berdasarkan uraian tugas pokok dan fungsi masing-masing yang telah
ditetapkanberdasarkan Peraturan Dekan No.363/UN4.6/OT.08/2017
ditetapkan pada tanggal 11 April 2016. Kinerja dan penerapan kode etik
dosen maupun tenaga kependidikan dimonitor dan dievaluasi oleh tim
penjaminan mutu sebagai bahan masukan bagi pengelola program untuk
memberikan tindakan reward atau punishment yang sesuai.

D.6 PENGEMBANGAN STAF


Pengembangan SDM di Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi
meliputi peningkatan jumlah, kualitas serta kompetensi SDM. Selain
peningkatan kuantitas, program studi juga membuka kesempatan seluas-
Iuasnya bagi dosen untuk melaksanakan studi lanjut ataupun mengikuti
pelatihan, seminar, maupun workshop untuk meningkatkan kompetensi dan
kualitas staf pendidik maupun tenaga kependidikan.

[Author] I
Pengiriman tenaga pengajar disesuaikan dengan beban mengajar
serta keberadaan staf pendidik, sehingga tidak mengganggu proses belajar
mengajar. Kebijakan pengiriman, selain sesuai dengan minat clan staf
pengajar juga disesuaikan dengan kebutuhan program studi. Selain
pengembangan dosen, tenaga kependidikan juga diberi kesempatan untuk
melanjutkan studi, mengikuti pelatihan maupun seminar dan Iokakarya.
Selain studi lanjut dalam jenjang formal, juga diberikan kesempatan
bagi dosen maupun tenaga kependidikan untuk mengikuti pelatihan, seminar,
maupun workshop untuk peningkatan kompetensi dan kualitas. Pelatihan,
seminar, maupun workshop yang telah diikuti oleh dosen antara lain pelatihan
PEKERTI-AA, TLIW, LMS, pendampingan PKM, pelatihan pembimbing
akademik, pelatihan pembimbing skripsi, workshop akreditasi, dll. Adapun
pelatihan, seminar, dan workshop untuk tenaga kependidikan yang telah
dilakukan antara lain pelatihan akuntansi, sertifikasi pengadaan barang dan
jasa, workshop akreditasi, Pelatihan Perencanaan RKAT Berbasis Web, dll.

D. 7 KEBERLANJUTAN PENGADAAN DAN PEMANFAATANNYA


Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi dalam pengadaan dosen
maupun tenaga kependidikan mengacu pada peraturan Universitas
Hasanuddin. Untuk keberlanjutan dan kelancaran proses belajar mengajar,
maka dilakukan pengadaan dosen secara bertahap untuk peningkatan
proses belajar mengajar sehingga dapat berlangsung lebih optimal. Untuk
tahun 2017, direncanakan pengusulan formasi dosen baru formasi CPNS
Umum (dalamproses).

[Author] II
Tabel 30. SWOT Keberlanjutan Pengadaan dan Pemanfaatannya

Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)

[Author] I
1. Dukungan yang dari IFI, APTIFI, IKA 1. Dosen tetap yang memiliki NIDN pada Program
Fisioterapi Unhas, Ikatan Orangtua Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi masih kurang.
SUMBER DAYA Mahasiswa Fisioterapi FKep, dosen dan 2. Terbatasnya dosen tetap berkualifikasi S3
MANUSIA staf pendidikan akademik Pendidikan 3. Masih kurangnya karya ilmiah dosen (CE dan CI)
Profesi Fisioterapi Fakultas Keperawatan 4. Masih kurangnya kerjasama Prodi Pendidikan
Unhas, dan unsur-unsur rektorat di Profesi Fisioterapi tingkat Internasional
Unhas untuk mencapai visi program
Pendidikan Profesi Fisioterapi.
2. Kesungguhan dan komitmen yang besar
dari staf pengajar dalam memaksimalkan
potensi diri dan melakukan yang terbaik
bagi prodi.
3. Adanya Interprofessional Education
(IPE) dan Interprofessional Collaboration
(IPC) di Rumah Sakit Pendidikan Unhas
yang terus berkembang dan turut
berperan serta dalam pengembangan
pendidikan di Program Studi Pendidikan
Profesi Fisioterapi Unhas.
4. Pada umumnya tenaga CE (dosen tetap
yang se-home base dan yang non-home
base) memiliki pengalaman
mengajar/membimbing yang baik.
5. Tersedia sumber dana dari fakultas untuk
membangun SDM.
6. Kesempatan yang besar bagi dosen dan
tenaga kependidikan untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
7. Profil dosen (CE dan CI) dan tenaga
kependidikan mendukung layanan dan
reputasi Program Studi Fisioterapi.

[Author] II
Opportunity
SO WO
(peluang)
1. Banyak lulusan 1. Melakukan pemetaan ketersediaan SDM 1. Meningkatkan jumlah dosen (CE) dan tenaga
fisioterapi yang untuk penerimaan calon dosen baru, kependidikan serta meningkatkan kemampuannya
berminat menjadi melanjutkan studi, mengikuti pelatihan, dalam hal melakukan tridarma perguruan tinggi
dosen di Program melakukan riset dan pengabdian mayarakat. 2. Meningkatkan level pendidikan bagi tenaga
Studi Fisioterapi 2. Mengirimkan dosen (CE) dan tenaga kependidikan melalui beasiswa.
2. Terdapat kependidikan untuk mengikuti studi lanjut / 3. Meningkatkan keaktifan dosen dalam memproduksi
kesempatan studi pelatihan. karya ilmiah.
lanjut dan pelatihan 3. Kesempatan dosen untuk melanjutkan
bagi dosen melalui pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
beasiswa baik dari terbuka lebar
dalam maupun luar
negeri
3. Terdapat
kesempatan studi
lanjut dan berbagai
pelatihan bagi
tenaga
kependidikan
4. Terdapat berbagai
peluang untuk
mengikuti
kursus/pelatihan
bagi staf
kependidikan.

THREAT (Ancaman) ST WT
1. Tuntutan kualifikasi 1. Meningkatkan kesejahteraan dosen dan 1. Dosen tergiur dengan tawaran dari perguruan tinggi
dan pengalaman karyawan dengan cara meningkatkan sistim lain

[Author] III
dosen semakin Reward and Punishment. 2. Dengan minimnya dosen yang mampu berbahasa
tinggi 2. Meningkatkan lingkungan yang menunjang Inggris, sehingga meminimalkan kesempatan untuk
2. Dosen CE yang kerja dosen dalam rangka TriDarma PT melanjutkan pendidikan ke luar negeri
mampu berbahasa 3. Meningkatkan disiplin kerja dosen dan tenaga 3. Kurangnya kerja sama internasional mengakibatkan
Inggris aktif belum kependidikan. minimnya pengembangan SDM ke luar negeri
merata 4. Secara kontinue mengadakan pemetaan SDM
3. Adanya tawaran dilingkungan Program Studi Fisioterapi.
untuk bekerja di PT
lain dengan
imbalan yang lebih
besar dari Program
Studi Profesi
Fisioterapi.

[Author] IV
KOMPONEN E
KURIKULUM, PEMBELAJARAN DAN SUASANA AKADEMIK

E. 1 KESESUAIAN DENGAN VISI, MISI, SASARAN, DAN TUJUAN

Program Studi Pendidikan ProfesiFisioterapi menerapkan kurikulum


berbasis kompetensi mengacu KKNI Level 7. Kurikulum yang diterapkan
diarahkan untuk dapat mencapai visi, misi, sasaran dan tujuan Program
Studi Fisioterapi dalam bidang pendidikan. Untuk mendukung visi Program
Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi yaituMenjadi pusat unggulan
pengembangan modifikasi teknologi Fisioterapi berupa kesetaraan antara
kompetensi akademik dan skill yang tinggi terintegrasi dalam praktek
Fisioterapi terkait kesehatan gerak dan fungsi gerak masyarakat guna
mendukung pembangunan maritim yang tangguh pada tahun 2022.Dalam
kurikulum pembelajaran, dilaksanakan Field Lab yang merupakan
pembelajaran lapangan untuk memperkenalkan mahasiswa dengan
kesehatan komunitas dalam hal kapasitas fisik dan kemampuan gerak
manusia untuk beraktifitas secara maksimal.Selain itu dalam pembelajaran
KKNI Level 7 dalam bentuk Morning report (jurnal reading dan respon),
Bedside Teaching model Miller, Problem Based Learning, Laporan Kasus,
Case Study Lokal dan Komprehensif, Ujian Bagian dan Ujian Komprehensif
akhir program juga dimasukkan tentang ilmu kesehatan masyarakat yang
terkait dengan gerak dan fungsi gerak, sehingga mahasiswa mengetahui dan
dapat menerapkan penanganan masalah kesehatan tersebut dari sisi
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif. Proses pembelajaran juga
ditunjang dengan penelitian dan pengabdian masyarakat, untuk
melaksanakan misi prodi Pendidikan ProfesiFisioterapi FKep Unhas, serta
untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Kurikulum Pendidikan Profesi Fisioterapi ini dirancang berdasarkan
relevansinya dengan tujuan, cakupan, kedalaman materi, dan
pengorganisasian yang mendorong terbentuknya hard skills dan
keterampilan, kepribadian dan perilaku (soft skills) yang dapat diterapkan
dalam berbagai situasi dan kondisi. Kurikulum Pendidikan Profesi Fisoterapi
ini juga sudah selaras dengan Standar KKNI Level 7.
Kurikulum Pendidikan Profesi Fisioterapi ini memuat standar
kompetensi lulusan yang terjabarkan pada Capaian Pembelajaran yang

[Author] I
mendukung tercapainya tujuan, terlaksananya dan terwujudnya visi misi
program studiPendidikan Profesi Fisioterapi dan berorientasi ke masa
depan. Kurikulum ini memuat matakuliah/modul/blok yang mendukung
capaian pembelajaran lulusan dan memberikan keleluasaan pada
mahasiswa untuk memperluas wawasan dan memperdalam keahlian sesuai
dengan minatnya, serta dilengkapi dengan deskripsi matakuliah/modul/blok,
silabus, rencana pembelajaran dan evaluasi.

E. 2 RELEVANSI DENGAN TUNTUTAN DAN KEBUTUHAN STAKE HOLDERS

Paradigma pengelolaan pendidikan Fisioterapi di Indonesia saat ini


semakin menuntut adanya standarisasi, akuntabilitas,
inovasi/pengembangan, serta penjaminan kualitas proses dan keluaran
pendidikan Fisioterapi.Program Studi Pendidikan ProfesiFisioterapi
Fakultas Kedokteran Unhas di tahun 2014telah mengembangkan kurikulum
berbasis KKNI level 7 yang akan diterapkan pada saat keluarnya izin
pendidikan profesi fisioterapi tahun 2017.
Penerapan KKNI level 7 oleh Program Studi Pendidikan
ProfesiFisioterapi sejak tahun 2017 merupakan salah satu strategi yang
dilaksanakan untuk menjawab kebutuhan stakeholder akan lulusan
Fisioterapi yang berkualitas tinggi dan kompeten dalam bidang Fisioterapi.
Penerapan KKNI level 7 juga dilaksanakan untuk memenuhi standar
pendidikan profesi fisioterapi yang telah ditetapkan oleh APTIFI (Asosiasi
Pendidikan Tinggi Fisioterapi Indonesia) berdasarkan pesyaratan yang
ditentukan oleh Ristekdikti. Penerapan KKNI level 7 dengan pendekatan
Student centered learningdisesuaikan dengan standar pendidikan yang
telah ditetapkan serta materi yang sesuai dengan visi, misi dan tujuan
Program Studi Pendidikan ProfesiFisioterapi, FKep Unhas, dan Universitas
Hasanuddin yang aplikasinya diwujudkan dalam proses belajar mengajar
berbentukModel PiramidaMiller.

E.3 STRUKTUR DAN ISI KURIKULUM (KELUASAN, KEDALAMAN,


KOHERENSI,PENATAAN/ORGANISASI)
1) Prodi Pendidikan ProfesiFisioterapi di Fakultas Keperawatan
Unhasselama 3 semester atau 1,5 tahun. Jumlah sks pada program
studi Fisioterapi Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin

[Author] II
(minimum untuk kelulusan) adalah 42 sks terdiri atas mata kuliah
wajib dan pilihanyang di dalamnya terdapat kegiatanMorning
report/ respon, Bedside teaching, Problem based learning,
Case study, Ujian bagian dan ujian komprehensif akhir
program. Adapun distribusi mata kuliah di Prodi Pendidikan
ProfesiFisioterapi Fakultas Keperawatan adalah:

[Author] III
Tabel 31. Struktur Mata Kuliah Pendidikan Profesi Fisioterapi

SKS MK dalam Kelengkapan****


Kurikulum
Bobot Bobot Unit/ Jur/ Fak
Smt Kode MK Nama Mata Kuliah* Insti- Deskripsi Silabus GBRP
sks Tugas*** Penyelenggara
Inti** tusional
(pilihan)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
139C1317 Manaj. FT
Prodi Pendidikan Profesi
Muskuloskeletal dan 7 7 √ √ √
Fisioterapi
Bedah
Manaj. FT Terapi Prodi Pendidikan Profesi
145C1313 3 3 √
I LatihanFungsional Fisioterapi
Manaj. FT Prodi Pendidikan Profesi
149C1312 2 2 √
PelayananFT/MIP Fisioterapi
Manaj. FT Radiologi Prodi Pendidikan Profesi
150C1312 2 2 √
dan Patologi Klinik Fisioterapi
Manajemen FT Prodi Pendidikan Profesi
140C1316 6 6 √
Neuropsikiatri Fisioterapi
148C1313 Manaj. FT Geriatri Prodi Pendidikan Profesi
3 3 √ √
Fisioterapi
II
Manajemen FT Prodi Pendidikan Profesi
146C1313 2 2 √ √
K3 dan ergonomic Fisioterapi
Manajemen FT Prodi Pendidikan Profesi
144C1313 3 3 √ √ √
olahraga Fisioterapi
III Manajemen FT
Prodi Pendidikan Profesi
147C1313 pediatri/tumbuh 3 3 √ √
Fisioterapi
kembang
Manajemen FT
Prodi Pendidikan Profesi
142C1313 kesehatan 2 2 √ √ √
Fisioterapi
wanita/obgyn
151C1313 Manajemen FT 3 3 √ √ √ Prodi Pendidikan Profesi
interna Fisioterapi

[Author] I
Manajemen FT Prodi Pendidikan Profesi
141C1313 4 4 √ √
kardiovaskulopulmonal Fisioterapi
Total sks 42

[Author] II
Kurikulum yang diterapkan sesuai dengan standar kompetensi
Fisioterapi, dengan keluasan dan kedalaman materi yang dapat menunjang
pencapaian kompetensi Fisioterapi yang telah ditetapkan. Pembelajaran
dilaksanakan secara terpadu antar disiplin ilmu yang terkait.
Penataan kurikulum/blok pendidikan profesi fisioterapi, beserta standar
kompetensi yang ditetapkan dilaksanakan oleh PEU (Physical Therapy
Education Unit) dengan mempertimbangkan kemampuan mahasiswa, prior
knowledge, LO, serta kompetensi yang diharapkan. Untuk semester awal, lebih
ditujukan pada penguasaan kasus-kasus fisioterapi pada kondisi
muskuloskeletal bedah, terapi latihan, radiologi dan patolologi klinik serta isu
profesi. Blok tengah mahasiswa harus menguasai kasus-kasus fisioterapi
terkait dengan neorologi, geriatric, ergonomi dan olahraga. Adapun pada
semester akhir, mahasiswa diharapkan menguasai berbagai manajemen
layanan fisioterapi seperti manajemen fisioterapi musculoskeletal, manajemen
fisioterapi neuropsikiatri, manajemen fisioterapi cardiovasculopulmonal,
manajemen fisioterapi tumbuh kembang, manajemen fisioterapi keswan dan
seterusnya. Manajemen pelayanan fisioterapi tersebut dalam setiap blok
mahasiswa diharapkan mampu melakukan proses fisioterapi berdasarkan
piramida Milller.
Metode dan bentuk pembelajaran yang diadopsi Pendidikan Profesi
Fisioterapi Unhas, yaitu:
1) Morning report/ respon
Sebelum mahasiswa melakukan praktik pada topic yang telah
ditentukan berdasarkan jadwal mahasiswa perlu diberikan
pemahaman sebagai persiapan pelaksanaan praktik oleh CE
tentang kajian ilmiah seperti patofisiologi yang terkait dengan
kondisi tersebut serta penuntun pelaksanaan praktik kasus yang
akan dipraktikkan. Alokasi waktu untuk morning report dan respon
adalah 50 menit setiap hari.
2) Bedside teaching
Mahasiswa memilih kasus sebagai mana yang telah ditentukan oleh
CE untuk dipraktikkan di lahan praktik, kemudian menulis apa yang
telah dilakukan berdasarkan buku kepaniteraan klinik dan sebagai

[Author] 3
bahan laporan kasus yang dimonitoring dan dievaluasi setiap akhir
praktik kasus tersebut setiap hari

3) Problem based learning


Metode ini, dapat digunakan pada praktik klinik, terutama
penerapan problem based learning pada mata kuliah manajemen
isu profesi yang dilakukan di layanan primer dan atau masyarakat
berupa fisioterapi masyarakat. Tujuan dari problem based
learning adalah menggali dan menyelesaikan masalah terkait
dengan fisioterapi di masyarakat yang dimulai dengan learning to
know, learning to do, learning to be dan learning to live together
dalam bentuk praktik dan diakhiri dengan laporan yang akan
dievaluasi oleh CE.
4) Case study
Metode case study dilakukan sehubungan dengan keterampilan
khusus peneliti berbasis klinik dan study kasus dilakukan setiap
sekali setiap minggu untuk mengevaluasi seberapa jauh
kemampuan mahasiswa dalam praktik profesi selama satu minggu
yang diakhiri dengan laporan studi kasus secara bergilir oleh
mahasiswa.
5) Ujian bagian dan ujian komprehensif akhir program
Ujian bagian dilakukan menjelang akhir satu mata kuliah di setiap
bagian sekaligus pemberianpenilaian praktik mahasiswa oleh CE.
Adapun ujian komprehensif akhir program dilakukan setelah
seluruh program praktik berakhir sebagai final untuk yudisium
pendidikan profesi.
a) Bahan dan buku ajar
No Jenis Bahan Ajar Jumlah Keterangan
1 Buku ajar 11 buku Tersedia
2 Bahan ajar 100 bahan ajar Tersedia di LMS
3 RPS 38 judul Tersedia

[Author] 4
E. 4 DERAJAT INTEGRASI MATERI PEMBELAJARAN (INTRA DAN ANTAR
DISIPLIN ILMU)

Dengan penerapan Student Centered Learning, materi yang


diberikan kepada mahasiswa merupakan materi yang terintegrasi, dengan
pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah.Mahasiswa dituntut
untuk mampu mengatasi masalah dengan pendekatan intra dan
multidisipliner. Kegiatan pembelajaran tidak lagi terbagi antar disiplin ilmu,
tetapi disesuaikan dengan tujuan pembelajaran masing-masing mata
kuliah dan kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa dalam mata
kuliah tersebut.
Kurikulum yang diterapkan adalah kurikulum terintegrasi baik
secara horisontal maupun vertikal, diharapkan mahasiswa dapat melihat
dan memecahkan masalah fisioterapi secara menyeluruh, berupaya untuk
berfikir secara lateral dan mengamalkan ilmu pengetahuan fisioterapi
berazaskan bukti (evidence based Physical therapy) disajikan
dalammodel-model pembelajaran.

E.5 KURIKULUM LOKAL YANG SESUAI DENGAN KEBUTUHAN


MASYARAKAT TERDEKAT DAN KEPENTINGAN INTERNAL LEMBAGA

Kurikulum Program Pendidikan Profesi Fisioterapi selain memuat


kurikulum nasional yang merupakan tuntutan yang harus dipenuhi, juga
dilengkapi dengan kurikulum lokal yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan kepentingan lembaga. Kurikulum lokal yang diberikan
disesuaikan dengan visi Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi untuk
unggul dalam masalah kesehatan gerak dan fungsi gerak sehingga muatan
fisioterapi komunitas nampak. Kurikulum lokal tersebut adalah Manajemen
Fisioterapi Interna dan Manajemen Isu Profesi.

E.6.MATA KULIAH PILIHAN YANG MERUJUK PADA HARAPAN/KEBUTUHAN


MAHASISWA SECARA INDIVIDUAL/KELOMPOK MAHASISWA
TERTENTU

[Author] 5
Mata kuliah pilihan merupakan mata kuliah yang disediakan untuk
memberikan penguatan yang sesuai bagi peminatan mahasiswa. Dalam
kurikulum prodi Pendidikan ProfesiFisioterapi FKep Unhas, mata kuliah
peminatan dimaksudkan adalah mata kuliah yang memberikan ciri khas bagi
program studi Pendidikan Profesi Fisioterapi FKep Unhas yang
membedakan dengan institusi pendidikan Fisioterapi lainnya. Pemilihan dan
penentuan mata kuliah pilihan prodi Pendidikan ProfesiFisioterapi FKep
Unhas melalui rapat dewan dosen dengan pertimbangan bahwa mata kuliah
tersebut sangat dibutuhkan bagi kompetensi fisioterapi untuk menyelesaikan
masalah gerak dan fungsi gerak terkait hubungannya dengan lingkungan
dan budaya daerah. Mata kuliah ini memberikan daya saing yang tinggi bagi
lulusannya untuk berkiprah di dunia kerja. Adapun mata kuliah pilihan di
Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapi FK Unhas sebagai berikut: manajemen
FT Isu Profesi serta Manajaemen FT Komprehensif Interna.

E. 7 PELUANG BAGI MAHASISWA UNTUK MENGEMBANGKAN DIRI


Pembelajaran secara Teacher-Centered berubah menjadi Student-
Centered Learning aktifitas pembelajaran dengan kelompok kecil,
diharapkan mahasiswa lebih pro aktif, bekerja dalam kelompok,
menanamkan sifat independent learning dan belajar secara berkelanjutan
(life-long learning). Cara belajar ini juga akan melatih mahasiswa untuk
saling berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik.
Kurikulum yang diterapkan, menuntut kemandirian mahasiswa dalam
proses pembelajaran. Mahasiswa dituntut untuk dapat menguasai LO dan
kompetensi yang telah ditetapkan, dengan memanfaatkan berbagai learning
resources dan metode pembelajaran yang ada. Kurikulum ini juga membuka
kesempatan bagi mahasiswa untuk memperluas dan memperdalam ilmu
dan keterampilannya. Adanya kuliah pakar dan diskusi panel juga memberi
kesempatan mahasiswa untuk langsung berinteraksi dengan ahli di
bidangnya.
Pengenalan masalah terkait dengan penanganan fisioterapi dimulai
sejak semester pertama (early clinical exposure). Diharapkan mahasiswa
dapat melihat relevansi antara ilmu sains dasar dengan keilmuan Fisioterapi

[Author] 6
serta dapat menerapkannya di lapangan, sehingga motivasi belajar
mahasiswa akan meningkat.
Mahasiswa dapat mengembangkan ilmu, keterampilan (skills) baik
keterampilan klinik maupun keterampilan lapangan melalui kegiatan
pembelajaran dan interaksi dengan instruktur. Berbagai jejaring institusi
pemerintah maupun swasta dan perorangan yang bekerja sama dengan
Program Studi pendidikan profesi Fisioterapi membuka peluang mahasiswa
untuk memperoleh pekerjaan serta memudahkan mahasiswa untuk
mendapatkan beasiswa guna melanjutkan studi lanjut ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.

E. 8 MISI PEMBELAJARAN
a. Pengembangan/pelatihan kompetensi yang diharapkan
Kurikulum yang diterapkan ditujukan untuk mencapai kompetensi
yang telah ditetapkan oleh APTIFI/Konsorsium Fisioterapi dan telah
diuraikan oleh tim PEU Program Studi Pendidikan ProfesiFisioterapi
ke dalam kurikulum pembelajaran. Dalam pelaksanaannya,
pencapaian kompetensi yang ada dilaksanakan melalui pembelajaran
akademik dan klinik. Pembelajaran akademik-klinik dilakukan dengan
berbagai strategi pembelajaran seperti morning report, bedside
teeching, problem base learning dan ujian bagian.
b. Efisiensi internal dan eksternal.
Dalam pelaksanaan kurikulum untuk mencapai tujuan pembelajaran,
Program Studi pendidikan profesi Fisioterapi menerapkan berbagai
metode pembelajaran yang efisien. Dengan ratio dosen: mahasiswa
sebesar 1:7 seperti yang ada sekarang, cukup efisien untuk
melaksanakan pembelajaran yang optimal. Selain dosen, Program
Studi pendidikan profesi Fisioterapi juga memiliki instruktur untuk
melaksanakan pembelajaran skills lab dan field lab serta praktikum.
Instruktur untuk pembelajaran ini berasal dari institusi jejaring, seperti
rumah sakit, puskesmas, pusat ergonomi dan hiperkes, pusat olah
raga dan klinik lahan praktik.

E. 9 MENGAJAR
a. Kesesuaian strategi dan metode dengan tujuan

[Author] 7
Pembelajaran yang dilaksanakan oleh Program Studi pendidikan
profesi Fisioterapi dengan standar KKNI Level 7 melalui berbagai
strategi dan metode seperti morning report, bedside teeching,
problem base learning dan ujian bagian. Kurikulum yang sudah
ditetapkan dijabarkan dalam kompetensi dan LO yang harus dicapai
mahasiswa setelah mengikuti serangkaian kegiatan. Oleh timPEU dan
tim penyusun strategi operasional, berbagai LO dan kompetensi ini
didistribusikan ke dalam berbagai strategi dan metode pembelajaran
yang ada. Mahasiswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan diskusi
kasus, problem based learning, maupun field lab untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan.
b. Kesesuaian materi pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
Monitoring dan evaluasi dilakukan melalui rapat evaluasi, untuk
menilai proses pembelajaran, efektivitas pembelajaran, dan hasil
pembelajaran, serta kesesuaian materi pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran.
c. Efisiensi dan produktivitas
Dengan pembelajaran KKNI level 7 dengan sistem SCL, mahasiswa
merupakan pembelajar aktif, dimana dosen lebih bertindak sebagai
fasilitator. Sistem ini sangat efisien untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan mahasiswa untuk mencapai LO yang telah ditetapkan.
Pendampingan oleh CI dan CE selama proses praktek dilahan
merupakan langkah yang efisien dalam melakukan pembelajaran.
d. Struktur dan rentang kegiatan mengajar
Proses pembelajaran yang dilaksanakan meliputi:
1. Mini SAP
Merupakan pedoman proses pengajaran yang berisi identitas
mata kuliah, dosen pengampuh, tujuan umum, tujuan khusus,
ringkasan materi, metode, dan alat evaluasi. Dibuat sebagai
persiapan mengajar dosen yang disampaikan sebagai pembuka
mata kuliah.
2. Model Piramida MIller
a. Morning report/ respon
Sebelum mahasiswa melakukan praktik pada topic yang telah
ditentukan berdasarkan jadwal mahasiswa perlu diberikan

[Author] 8
pemahaman sebagai persiapan pelaksanaan praktik oleh
CE tentang kajian ilmiah seperti patofisiologi yang terkait
dengan kondisi tersebut serta penuntun pelaksanaan praktik
kasus yang akan dipraktikkan. Alokasi waktu untuk morning
report dan respon adalah 50 menit setiap hari.

b. Bedside teaching
Mahasiswa memilih kasus sebagai mana yang telah
ditentukan oleh CE untuk dipraktikkan di lahan praktik,
kemudian menulis apa yang telah dilakukan berdasarkan
buku kepaniteraan klinik dan sebagai bahan laporan kasus
yang dimonitoring dan dievaluasi setiap akhir praktik kasus
tersebut setiap hari
c. Problem based learning
Metode ini, dapat digunakan pada praktik klinik, terutama
penerapan problem based learning pada mata kuliah
manajemen isu profesi yang dilakukan di layanan primer dan
atau masyarakat berupa fisioterapi masyarakat. Tujuan dari
problem based learning adalah menggali dan menyelesaikan
masalah terkait dengan fisioterapi di masyarakat yang dimulai
dengan learning to know, learning to do, learning to be dan
learning to live together dalam bentuk praktik dan diakhiri
dengan laporan yang akan dievaluasi oleh CE.
d. Case study
Metode case study dilakukan sehubungan dengan
keterampilan khusus peneliti berbasis klinik dan study kasus
dilakukan setiap sekali setiap minggu untuk mengevaluasi
seberapa jauh kemampuan mahasiswa dalam praktik profesi
selama satu minggu yang diakhiri dengan laporan studi kasus
secara bergilir oleh mahasiswa.
e. Ujian bagian dan ujian komprehensif akhir program
Ujian bagian dilakukan menjelang akhir satu mata kuliah di
setiap bagian sekaligus pemberianpenilaian praktik mahasiswa
oleh CE. Adapun ujian komprehensif akhir program dilakukan

[Author] 9
setelah seluruh program praktik berakhir sebagai final untuk
yudisium pendidikan profesi.
e. Penggunaan teknologi informasi
Dalam proses pembelajaran baik dosen maupun mahasiswa telah
memanfaatkan berbagai teknologi informasi. Untuk perkuliahan telah
dilengkapi dengan fasilitas pembelajaran berbasis online. Misalnya
untuk pengumpulan tugas, diskusi, dan ujian bisa memanfaatkan
fasilitas e-learning. Pustaka dapat diakses selain dari perpustakaan
juga dengan e-journal. Unhas juga memiliki fasilitas e-learning
(Learning Management System) yang dapat dimanfaatkan oleh
dosen dalam melaksanakan pembelajaran.

E.10 BELAJAR
a. Keterlibatan mahasiswa
Kurikulum KKNI Level 7 menuntut mahasiswa untuk aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Dalam diskusi di lahan dan
studi kasus, mahasiswa dituntut berpartisipasi aktif, menentukan dan
mencapai LO dengan fasilitasi CE dan CI. Mahasiswa juga aktif
mencari informasi dan menganalisis pengetahuan terkait ilmu yang
didapat di lahan praktek. Keaktifan mahasiswa juga dituntut dalam
kegiatan pembelajaran lain; seperti morning report, bedside teaching,
journal reading dan laporan kasus, maupun tugas akhir
(kepaniteraan).
b. Bimbingan laporan kasus dan kepaniteraan
Dilaksanakan mulai semester 1 – 3, dimana setiap mahasiswa yang
tergabung dalam beberapa kelompok dibimbing oleh 2 orang
pembimbing lahan (Clinical Instructure) dan juga oleh 1 orang Clinical
Educator. Hal itu dilakukan untuk mengoptimalkan proses
pembimbingan.
c. Dengan sistem KKNI Level 7 berbasis SCL, mahasiswa memiliki
peluang untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
materi, keterampilan umum dan yang dapat dialihkan (transferable);
pemahaman dan pemanfaatan kemampuannya sendiri, kemampuan
belajar mandiri, nilai, motivasi dan sikap. Karena selain dituntut untuk

[Author] 10
mandiri dalam proses pembelajaran, penilaian juga tidak hanya
didasarkan pada hasil, akan tetapi juga proses pembelajaran yang
meliputi motivasi, sikap, dan nilai (value).

E. 11 PENILAIAN KEMAJUAN DAN KEBERHASILAN BELAJAR


a. Peraturan mengenai penilaian kemajuan dan penyelesaian studi
mahasiswadisesuaikan dengan peraturan yang diterapkan oleh
Universitas.
b. Strategi dan metode penilaian kemajuan dan keberhasilan
mahasiswa; Penilaian kemajuan belajar dengan KHS dibuat per
semester dan memuat SKSdan Nilai. Adapun Skala nilai sesuai
dengan keputusan Rektor. Penentuan yudisium (pernyataan kualitatif
dan hasil belajar seorang mahasiswa pada akhir jenjang pendidikan)
pada setiap akhir semester dilakukan rapat yudisium untuk evaluasi
hasil belajar mahasiswa. Selain itu juga digunakan untuk kelulusan
mahasiswa.
c. Penelahaan mengenai kepuasan mahasiswaterhadap proses
pembelajaran, peran dosen, baik clinical educator maupun clinical
instruktur dengan diberikan kuesioner/feedback kepada mahasiswa
untuk kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Hasil feedback ini
kemudian diolah dan dibahas dalam rapat evaluasi, untuk dilakukan
langkah perbaikan selanjutnya.

E. 12 SARANA YANG TERSEDIA UNTUK MEMELIHARAN INTERAKSI


DOSEN-MAHASISWA, BAIK DI DALAM MAUPUN DI LUAR KAMPUS
DAN UNTUK MENCIPTAKAN IKLIM PEMBELAJARAN YANG
MENDORONG PERKEMBANGAN DAN KEGIATAN AKADEMIK

Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi dilengkapi dengan


ruang kuliah berupa ruang skills lab, ruang administrasi dan berbagai
sarana prasarana penunjang seperti area hotspot/wifi, musholah, dan
perpustakaan di dalam kampus.
Kegiatan kuliah baik untuk kurikulum KKNI Level 7 juga dapat
dilakukan dengan baik karena ruang yang tersedia dapat dioptimalkan
penggunaannya. Ruang tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas
multimedia, dan fasilitas penunjang untuk mendukung suasana belajar
yang kondusif.

[Author] 11
Kegiatan Skills lab dilakukan pada ruangan skills lab yang telah
tersedia, disertai dengan peralatan yang memadai sehingga proses
pembelajaran keterampilan bagi mahasiswa dapat berjalan dengan baik.
Kegiatan praktik di luar kampus dilakukan pada lahan-lahan sesuai
Mata Kuliah yang telah memiliki MoU dengan pihak Universitas
Hasanuddin diantaranya Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Rumah
Sakit Universitas Hasanuddin, Rumah Sakit Daya, Ruamh Sakit Haji,
Puskesmas Jumpandang Baru, Puskesmas Kassi-kassi, Puskesmas
Pattingaloang, Puskesmas Sudiang, Klinik Physio Sakti, Klinik Medisakti,
Klinik Physiocenter, PT. Maruki, Badan Narkotika Nasional (BNN), KONI
dan lain-lain.
Areal kampus Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi juga
dilengkapi dengan hotspot yang dapat diakses oleh civitas akademika,
untuk menunjang proses pembelajaran.

E. 13 MUTU DAN KUANTITAS INTERAKSI KEGIATAN AKADEMIK


DOSEN, MAHASISWA DAN CIVITAS ACADEMIKA LAINNYA
Interaksi antar dosen dan mahasiswa terjalin melalui kegiatan
pembelajaran, penelitian, pengabdian, maupun kegiatan non kurikuler.
Interaksi antar dosen saling berinteraksi melalui berbagai tim dan rapat
seperti penyusunan kurikulum danmateri perkuliahan, penelitian serta
pengabdian. Mahasiswa selain berinteraksi dalam diskusi kasus maupun
diskusi ilmiah di luar jam pembelajaran, juga dalam kegiatan
kemahasiswaan dalam bidang penelitian dan pengabdian.
Interaksi antar dosen dan mahasiswa dilakukan melalui:
1. Kegiatan praktik di lahan: model miller
2. Pembimbingan pelaksanaan case study.
3. Pembimbingan pelaksanaan penulisan hasil penelitian klinik
4. Pembimbingan akademik (PA)
5. Bimbingan tentang materi atau keilmuan
6. Pembimbingan untuk pembelajaran seperti morning report dan journal
reading
7. Ujian bagian (OSCE, Ujian Teknologi teori aplikasi kasus)
Interaksi antar mahasiswa dilakukan melalui:
1. Kelompok belajar pada pelaksanaan praktik
2. Kelompok belajar untuk pelaksanaan problem based learning
3. Kegiatan pembelajaran lapangan (Field Lab)

[Author] 12
4. Kelompok belajar untuk pembelajaran seperti morning report dan
journal reading
5. Kelompok belajar untuk diskusi mandiri
Interaksi antar dosen dilakukan melalui:
1. Penyusunan dan evaluasi kurikulum dan RPP (Mini SAP).
2. Penyusunan dan evaluasi materi perkuliahan.
3. Penyusunan dan review modul panduan pembimbingan laporan
kasus.
4. Penyusunan dan review modul panduan problem based learning.
5. Penyusunan dan review modul panduan praktik di lahan.
6. Penyusunan buku panduan kepaniteraan.
7. Penyusunan proposal penelitian.
8. Penyusunan proposal pengabdian kepada masyarakat.
9. Pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
10. Kegiatan seminar, simposium, dan workshop baik lokal, regional,
nasional, maupun internasional.

E.14 RANCANGAN MENYELURUH UNTUK MENGEMBANGKAN


SUASANAAKADEMIK YANG KONDUSIF UNTUK
PEMBELAJARAN, PENELITIAN, DAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT

Pengembangan suasana akademik yang kondusif ditingkatkan


dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan seminar, symposium,
penelitian, maupun pengabdian. Upaya yang dilakukan antara lain:
- Peningkatan sarana dan prasarana untuk pembelajaran, penelitian
dan pengabdian.
- Pembangunan ruang belajar lengkap dengan sarana dan fasilitas
untuk pembelajaran pendidikan profesi berupa ruang skill lab.
- field lab (di Universitas Hasanuddin diantaranya Rumah Sakit
Wahidin Sudirohusodo, Rumah Sakit Universitas Hasanuddin,
Rumah Sakit Daya, Ruamh Sakit Haji, Puskesmas Jumpandang
Baru, Puskesmas Kassi-kassi, Puskesmas Pattingaloang,
Puskesmas Sudiang, Klinik Physio Sakti, Klinik Medisakti, Klinik
Physiocenter, PT. Maruki, Badan Narkotika Nasional (BNN), KONI
dan lain-lain).
- Peningkatan SDM baik kuantitas maupun kualitas, baik dosen,
laboran, teknisi, atau tenaga penunjang
- Peningkatan sarana dan prasarana penunjang
- Peningkatan kapasitas dan pemanfaatan IT baik dalam program
studi, lingkup fakultas, maupun universitas.

[Author] 13
E. 15 KEIKUTSERTAAN CIVITAS AKADEMIKA DALAM KEGIATAN
AKADEMIK (SEMINAR, SIMPOSIUM, DISKUSI, EKSEBISI) DI
KAMPUS
Untuk meningkatkan suasana akademik yang kondusif dan
menunjang pencapaian kompetensi lulusan, dilakukan berbagai kegiatan
ilmiah, yaitu:
1. Pengenalan kehidupan kampus melalui Penerimaan dan Pembinaan
Mahasiswa Baru (P2MB).
2. Mengikutsertakan mahasiswa dan dosen di berbagai seminar dan
workshop baik di tingkat regional, nasional dan internasional.
3. Pelatihan penulisan proposal penelitian klinik dan artikel ilmiah untuk
publikasi.
4. Mengikutsertakan mahasiswa dan dosen di berbagai lomba/exbithion
antar mahasiswa Fisioterapi baik di tingkat lokal maupun nasional.
5. Penyelenggaraan bakti sosial, baik rutin maupun insidental.
6. Keikutsertaan mahasiswa sebagai anggota tim bantuan kesehatan
(TBF Sternum) dan tim penelitian Physiotherapy scientific forum
(Pisiform), UKM dll.

E. 16 PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN ILMIAH


Perilaku kecendekiawanan dikembangkan berdasarkan kaidah ilmiah.
Implementasi dengan menerapkan kaidah ilmiah dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat, yaitu:
1. Penerapan Piramida Miller.
2. Penilaian sikap dan perilaku mahasiswa dalam kegiatan
pembimbingan, studi kasus, dan praktik di lahan.
3. Keikutsertaan dosen dan mahasiswa dalam berbagai kegiatan ilmiah
seminar, workshop, dan simposium.
4. Kegiatan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
5. Peningkatan kualifikasi dan kompetensi dosen melalui pelatihan
seperti PEKERTI, AA, PA, TOT BALANCE, dan TLIW.
6. Pemanfaatan teknologi informasi.

[Author] 14
E. 17 HASIL PEMBELAJARAN
a. Kompetensi yang dicapai dibandingkan dengan yang diharapkan;
Penilaian kompetensi yang dicapai mahasiswa dilakukan dengan ujian
pada setiap akhir bagian di masing-masing lahan praktek. Selain
kelulusan dalam ujian Praktek oleh CI maupun CE, dengan adanya
peraturan praktik Fisioterapi, maka seorang fisioterapis yang
akanmelakukan praktik diwajibkan untuk memiliki STR (Surat Tanda
Registrasi). Untuk mendapatkan STR, seorang Fisioterapis harus
menempuh ujian Kompetensi Fisioterapi Indonesia (UKFI). Untuk itu
pendidikan profesi fisioterapi telah menyiapkan simulasi Ujian
Kompetensi (UKom) yang dituangkan kedalam ujian bagian. Kelulusan
alumni Fisioterapi baru merupakan salah satu keberhasilan proses
pendidikan Fisioterapi.
b. Kesesuaian kompetensi yang dicapai dengan tuntutan dan kebutuhan
pemanfaat lulusan; kompetensi yang dicapai telah disesuaikan dengan
kompetensi yang ditetapkan oleh IFI dan APTIFI yang mewakili stake
holder atau pengguna lulusan. Lapangan kerja bagi lulusan pendidikan
profesi Fisioterapi masih terbentang luas baik negeri terutama swasta
karena lulusan pendidikan profesi Fisioterapi masih langka (Prodi
Pendidikan Profesi Fisioterapi hanya disediakan oleh lima Perguruan
Tinggi di Indonesia).
c. Data tentang kemajuan, keberhasilan, dan kurun waktu penyelesaian
studi mahasiswa (termasuk IPK dan yudisium lulusan).

[Author] I
KOMPONEN F
PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA, DAN SISTEM
INFORMASI

E. 1 SISTEM ALOKASI DANA


Pada saat pengusulan dan pendirian pendidikan profesi fisioterapi
awalnya masih berada di Fakultas Kedokteran. Seiring dengan terbentuknya
Fakultas Keperawatan maka pendidikan profesi fisioterapi berada pada
Fakultas Keperawatan sesuai dengan SK pendirian Fakultas Keperawatan
sesuai No. 30918/UN4.1/KP.15/2017.
Selanjutnya pembahasan pendidikan profesi terkait dengan reakreditasi
pendidikan profesi fisioterapi akan dipaparkan sesuai dengan keberadaan
pendidikan profesi fisioterapi dibawah naungan Fakultas Keperawatan
unhas. Hal-hal tertentu yang terkait dengan data pengusulan reakreditasi
pendidikan profesi fisioterapi, masih menggunakan acuan data dari Fakultas
kedokteran sesuai dengan aturan 3 tahun terakhir.
Sistem pembiayaan prodi mengacu pada penerapan sistem Pengelolaan
Keuangan PTN-BH UNHAS. Sumber dana prodi adalah dari mahasiswa
meliputi SPP serta dari pemerintah yang meliputi gaji dosen dan karyawan
PNS, serta dana penelitian dan pengabdian masyarakat.
Alokasi dana direncanakan dengan baik dengan melaksanakan
perhitungan dana yang masuk, serta kebutuhan yang ada baik untuk
pelaksanaan kegiatan pembelajaran maupun penunjang rutin, maupun
rencana pengembangan penyusunan perencanaan ini dilaksanakan
bersama oleh pengelola program, dengan melibatkan dosen dan tenaga
kependidikan yang terkait. Perencanaan dilaksanakan setiap pertengahan
tahun untuk tahun anggaran berikutnya.
Alokasi dana ditujukan untuk menyelenggarakan kegiatan kependidikan,
penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat serta untuk
operasional, investasi prasarana, sarana, dan SDM.

145
Keterangan:
1. Pemaknaan :
a. Unhas menganut system UKT (Uang Kuliah Tunggal) sehingga Unhas tidak
memiliki sumber usaha lain.
b. Prodi hanya meminta dana berdasarkan RKAT.
c. Penggunaan dana tersebut dilakukan kegiatan Workshop, Seminar dll.
2. Rencana Kedepan :
a. Peningkatan SDM Dosen
b. Pengadaan Laboratorium Elektro
c. Pengadaan Klinik Fisioterapi

F.2 PENGELOLAAN DAN AKUNTABILITAS PENGGUNA DANA


Pengelolaan dana dilaksanakan dengan Pengelolaan Keuangan PTN-BH
dimana akuntabilitasnya terjamin karena mensyaratkan adanya audit baik

146
oleh auditor internal maupun eksternal. Pemantauan keuangan juga
dilaksanakan berjenjang, baik untuk pengajuan anggaran maupun
penyusunan RKAT. Pengajuan anggaran baik untuk kegiatan rutin maupun
investasi (pengembangan) dilakukan dengan pengajuan TOR. Setelah TOR
disetujui, anggaran dapat dicairkan dan digunakan sesuai dengan kegiatan
yang telah diajukan. RKAT harus diserahkan selambat-lambatnya 1 bulan
setelah kegiatan tersebut selesai dilaksanakan.
Monitoring dan evaluasi selain dilaksanakan oleh bendahara
Fakultasultas dan wakil dekan bidang perencanaan keuangan dan sumber
daya sehingga menjamin akuntabilitas dan transparansi pengguna dana.

F. 3 KEBERLANJUTAN PENGADAAN DAN PEMANFAATANNYA


Dana untuk keberlanjutan Program Pendidikan Profesi Fisioterapi
Fakultas Keperawatan diperoleh melalui mahasiswa berupa uang kuliah
tunggal (UKT), pemerintah (melalui gaji dosen dan tenaga kependidikan).
Alokasi dana digunakan untuk melaksanakan tridharma perguruan tinggi,
baik proses pembelajaran, penelitian maupun pengabdian masyarakat
beserta kegiatan penunjang. Selain untuk kegiatan rutin, juga dialokasikan
dana untuk pengembangan fasilitas pada prodi dan investasi. Perhitungan
anggaran dilaksanakan setiap tahun dengan membuat perencanaan
tahunan (RKAT).

F. 4 PENGELOLAAN, PEMANFAATAN, DAN PEMELIHARAAN


SARANA DAN PRASARANA

Sarana dan prasarana Program Pendidikan Profesi Fisioterapi Fakultas


Keperawatan, dikelola oleh bagian umum dan perlengkapan di bawah
koordinasi Wakil Dekan II. Sarana dan prasarana yang terdapat di Fakultas
Keperawatan , Rumah Sakit Pendidikan Unhas, dan institusi jejaring.
Pemanfaatan sarana dan prasarana diatur secara bersama oleh prodi
dibawah Fakultasultas Keperawatan. Pengaturan pemanfaatan laboratorium
dilakukan oleh masing-masing CE (Clinical educater) dan CI (Clinical
Instruktur) dimasing-masing lahan praktek yang bersangkutan, dengan
penjadwalan yang terstruktur. Pemanfaatan lahan praktek pendidikan
profesi diatur dalam jadwal lahan praktek berdasarkan MOU.

F. 5 KETERSEDIAAN DAN KUALITAS GEDUNG, RUANG KULIAH


,LABORATORIUM, PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PROFESI

147
Sarana dan prasarana Program Pendidikan Profesi Fisioterapi
Fakultasultas Keperawatan terletak di Kampus Universitas Hasanuddin dan
RS. Pendidikan Universitas Hasanuddin, serta institusi jejaring. Pada
Program Pendidikan Profesi Fisioterapi Fakultasultas Keperawatan Unhas
terdapat ruang tutorial, ruang skills lab, ruang kelas, perpustakaan, ruang
rapat (pertemuan), Ruang Dosen ,laboratorium , sarana dan prasarana
penunjang seperti area hotspot, mushola, ruang kemahasiswaan, ruang
kantor dan administrasi, serta penunjang lain (tempat parkir) yang sebagian
dari ruangan tersebut digunakan dengan prodi lainnya di bawah kordinasi
Fakultasultas Kedokteran Unhas. Untuk pelaksanaan pembelajaran tutorial,
skill lab dan praktikum dilaksanakan di ruang kelas dan ruang skills lab
Program Pendidikan Profesi Fisioterapi Fakultasultas Keperawatan Unhas.
Sementara untuk kegiatan praktikum kepaniteraan klinik dilaksanakan di
RS. Pendidikan Unhas dan institusi jejaring, baik puskesmas, klinik swasta
dan rumah sakit dan badan kesehatan Lainnya. Fasilitas laboratorium yang
ada di Universitas Hasanuddin digunakan bersama-sama dengan prodi lain
di bawah naungan Fakultasultas Keperawatan.

Gambar 1. Sarana Dan prasarana Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapi

F. 6 FASILITAS KOMPUTER DAN PENDUKUNG PEMBELAJARAN

148
DAN PENELITIAN
Program Pendidikan Profesi Fisioterapi Fakultas Keperawatan melakukan
proses administrasi berbasis IT dan juga area di Prodi telah dilengkapi
dengan hotspot yang memudahkan akses internet mahasiswa maupun
dosen. Perpustakaan juga telah dilengkapi dengan komputer yang
terkoneksi internet.
Ruangan yang digunakan untuk kuliah dilengkapi dengan fasilitas
multimedia serta sarana penunjang yang menunjang pembelajaran yang
kondusif. Program Pendidikan Profesi Fisioterapi juga memiliki skills lab,
poli atau klinik fisioterapi di setiap lahan praktek lengkap dengan sarana
modalitas fisioterapi sebagaimana yang dibutuhkan dalam penyelengaraan
pendidikan profesi fisioterapi.

F. 7 KESESUAIAN DAN KECUKUPAN SARANA DAN PRASARANA


Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Program Pendidikan Profesi
Fisioterapi Fakultasultas Keperawatan saat ini sudah cukup memadai
khususnya untuk kegiatan perkuliahan yang sifatnya praktek dan diskusi.
Dan saat ini telah dapat digunakan untuk melaksanakan dan menunjang
proses pembelajaran maupun penelitian, pengabdian maupun layanan jasa
yang mengarah kepada pengembangan dan penerapan ilmu fisioterapi
dalam hal pencegahan (Preventif) dan promosi (Promotif). Kedepannya
gedung Fakultasultas Keperawatan juga akan berdiri sendiri sehingga untuk
sarana dan prasarananya kedepannya kembali disesuaikan sesuai dengan
kebutuhan.

F.8 KEBERLANJUTAN PENGADAAN, PEMELIHARAAN, DAN


PEMANFAATANNYA
Rencana pengembangan sarana dan prasarana Program Pendidikan
Profesi Fisioterapi Fakultasultas Keperawatan menggunakan sumber dana
mahasiswa maupun institusi lain baik dalam maupun luar negeri. Saat ini
Program Pendidikan Profesi Fisioterapi memiliki saran dan prasarana
penunjang pendidikan profesi fisioterapi dan kedepan akan diadakan atau
dibangun , skills lab anatomi,exercise ,klinik olahraga ,klinik pendidikan yang
dilengkapi dengan sarana dan prasarana exercise hidrotherapy dan
gymnastic.

F. 9 RANCANGAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI


Sistem informasi di Program Pendidikan Profesi FisioterapiFK Unhas di
masa mendatang diharapkan akan lebih memberikan fungsi yang lebih baik

149
dibandingkan penggunanya saat ini.Pemanfaatan website sebagai sarana
informasi yang sangat penting di masa mendatang diharapkan memberikan
manfaat yang lebih dibandingkan manfaat yang telah diberikan saat ini.
Website yang telah dimiliki akan lebih dioptimalkan pemanfaatannya untuk
menjalin komunikasi yang lebih interaktif bagi seluruh civitas
akademika.kapasitasbandwith yang telah dimiliki saat ini perlu ditingkatkan
agar penggunaan internet ke depan dalam mengakses e-journal, e-learning
dan materi pembelajaran dapat terfasilitasi dengan baik.

F. 10 KECUKUPAN DAN KESESUAIAN SUMBER DAYA, SARANA,


DAN PRASARANA PENDUKUNG UNTUK PEMBERDAYAAN SISTEM
INFORMASI
Sumber daya dan sarana yang dimiliki Program Pendidikan Profesi
FisioterapiFK Unhas guna mendukung pemberdayaan sistem informasi
belum mencukupi, sehingga untuk mengikuti perkembangan teknologi serta
peningkatan kebutuhan mahasiswa maupun dosen, kedepannya perlu
ditingkatkan dari segi kualitas dan kuantitas, seperti peningakatan fasilitas
akademik dan peningkatan kapasitas jaringan komputer antar gedung dan
pengaturan kembali jaringan komputer yang telah ada agar lebih optimal.
Sistem informasi di Unhas terintegrasi pada Sistem Informasi Manajemen
(SIM) Unhas yang dapat diakses pada laman https://sim.Unhas.ac.id dan
lms2.Unhas.ac.id.

F.11 EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI

Secara umum Program Pendidikan Profesi Fisioterapi Fakultasultas


keperawatan Unhas telah memanfaatkan sistem informasi guna mendukung
seluruh kegiatan yang ada di lingkungan Program Pendidikan Profesi
Fisioterapi Fakultasultas keperawatan dari segi kualitas dan kuantitas,
seperti peningkatan kapasitas jaringan komputer antar gedung dan
pengaturan kembali jaringan komputer yang telah ada agar lebih optimal.
Adanya sistem informasi SIM ( Sistem informasi manajemen) dirasakan
sangat efisien dan efektif, terbukti hampir semua informasi yang dibutuhkan
dapat diakses melalui internet dengan cepat.

F. 12 KEBERADAAN DAN PEMANFAATAN ON-CAMPUS CONNECTIVITY


DEVICES (INTRANET)
Saat ini jaringan internet antar prodi belum terealisasi namun ke
depannya diharapkan dapat terwujud demi kelancaran pelayanan terutama

150
yang terkait dengan proses belajar mahasiswa dan dosen. Seperti yang
dijelaskan bahwa di jajaran universitas hasanuddin telah memakai sistem
SIM (sistem informasi manajemen) dengan adanya tersedia on-campus
connectivity device informasi-informasi terkait dengan program dan
pelaksanaan manajemen perguruan tinggi dapat diakses secara mudah.

F. 13 KEBERADAAN DAN PEMANFAATAN INTERNET GLOBAL


CONNECTIVITY DEVICES (INTERNET)
Prodi Pendidikan profesi Fisioterapi saat ini semua mahasiswanya
dapat menggunakan dan mengakses internet. Bandwith internet yang
dimiliki perlu ditingkatkan Mbps-nya agar akses penggunaannya lebih
kuat sehingga jejaring komunikasi lebih lancar penggunaannya di
lingkungan Fakultasultas kedokteran Unhas.Akses internet digunakan
mahasiswa untuk mengakses e-jurnal dan informasi yang berkaitan
dengan proses pendidikan dan pembelajaran. Selain itu internet juga
digunakan untuk memperlancar sarana komunikasi antara dosen dan
mahasiswa. Dosen dan mahasiswa juga melakukan komunikasi via email
untuk pengiriman tugas, maupun konsultasi tugas akhir atau konsultasi
tentang materi kuliah maupun permasalahan lainnya.
Program Pendidikan Profesi Fisioterapi memanfaatkan sarana
website Fakultasultas untuk menyebarkan informasi kepada seluruh
civitas akademika dan ke dunia luar pada umumnya. Website tersebut
dikelola secara mandiri oleh Fakultasultas kedokteran dan dapat diakses
di http://med.Unhas.ac.id.Bersama dengan universitas dan Fakultasultas,
mahasiswa program studi dapat melakukan pengurusan KRS yang dapat
diakses pada http://fisio.med.Unhas.ac.id.

151
152
Tabel 30. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, dan Sistem Informasi

Strength (kekuatan) Weakness (kelemahan)


1. Dana operasional bersumber dari mahasiswa meliputi 1. Masih kurangnya penggunaan dana yang
UKT dan dari pemerintah meliputi gaji dosen dan tersedia untuk mengadakan sarana dan
tenaga kependidikan. prasarana dengan kuantitas dan kualitas
2. Perencanaan dan alokasi anggaran dilakukan secara yang ideal bagi pengembangan suasana
terpadu oleh Program Pendidikan Profesi Fisioterapi akademik.
beserta dengan unsur Fakultasultas yang telah ada 2. Dukungan SDM untuk peraihan dan
denganmekanisme perencanaan dan peraihan pemanfaatan dana masih kurang.
anggaran serta pertanggungjawabannya. 3. Pemanfatan dana UKT pendidikan profesi
3. Dikelola oleh pengelola dengan mengikuti peraturan fisioterapi pada semester awal masih
yang berlaku di Unhas secara transparan dan dalam proses revisi anggaran.
PEMBIAYAAN, SARANA akuntabel.
DAN PRASARANA, DAN 4. Pemasukan dana (UKT) menjamin keberlanjutan
SISTEM INFORMASI Program Pendidikan Profesi Fisioterapi.
5. Ketersediaan sarana dan prasarana perkuliahan,
penelitian dan pengabdian masyarakat tersedia
dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang
memadai.
6. Tersedia fasilitas komputer dan pendukung lainnya
terkait pembelajaran dan penelitian.
7. Kecukupan dan ketersediaan sumber daya, sarana
dan prasarana pendukung untuk pemberdayaan
sistem informasi.
8. Pemanfaatan sistem informasi bagi kelancaran
proses akademik yang berbasis internet.
Opportunity (Peluang) SO WO
1. Terdapat peluang untuk 1. Pemanfaatan sumber dana yang tersedia untuk 1. Pemanfaatan sumber dana yang tersedia
berbagi fasilitas dengan peningkatan sarana dan prasarana Program untuk peningkatan sarana dan prasarana
berbagai lembagas Pendidikan Profesi Fisioterapi Fakultas Keperawatan. Program Pendidikan Profesi Fisioterapi
maupun universitas. 2. Rancangan efisiensi dan efektivitas penggunaan Fakultas Keperawatan.
2. Adanya kesempatan sarana dan prasarana. 2. Ke depan pelatihan SDM untuk peraihan,
melaksanakan berbagai 3. Pemanfaatan dan pengembangan sistem informasi pemanfaatan, dan pengelolaan dana.
kegiatan pengabdian untuk diseminasi berbagai kebijakan.

153
masyarakat sebagai 4. Program Pendidikan Profesi Fisioterapi telah
sumber penerimaan ditunjang dengan keberadaan dan pemanfaatan
dana dan ke depan internet yang sangat berguna bagi pencarian
diupayakan kegiatan referensi mahasiswa untuk membantu proses belajar
penelitian ditingkatkan mengajar.
untuk antara lain
sebagai sumber
penerimaan dana.
3. Perubahan kebijakan
keuangan dengan
sistem PTNBH
diharapkan dapat
memperlancar kegiatan
prodi.
THREAT ST WT
1. Perubahan bentuk 1. Peningkatan kerjasama dengan institusi jejaring dan 1. Peningkatan kemampuan SDM dalam
pengelolaan, institusi lain untuk peraihan dana maupun kerjasama pengelolaan dana dengan PTNBH.
Unhasakan guna pemanfaatan sarana dan prasarana prodi.
memberlakukan 2. Peningkatan sarana dan prasarana untuk
Pengeloaan Keuangan mengantisipasi peningkatan kebutuhan dosen dan
PTNBH dengan mahasiswa karena perkembangan IPTEK.
merubah kebijakan
pada sector keuangan
yang memerlukan waktu
untuk adaptasi.
2. Perkembangan IPTEK
meningkatkan
kebutuhan dosen dan
mahasiswa terhadap
sarana dan prasarana
terutama IT.
Sumber informasi, antara lain: Statuta, Renstra, laporan tahunan, laporan keuangan tahunan, rencana pengembangan lembaga,
peraturan perundang-undangan yang terkait.

154
KOMPONEN G
PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
DAN KERJASAMA

G.1 KUALITAS, PRODUKTIVITAS, RELEVANSI SASARAN, DAN EFISIENSI


PEMANFAATAN DANA PENELITIAN DAN PELAYANAN/PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT

Hampir setiap dosen Prodi Profesi Fisioterapis FKep Unhas telah


melakukan minimal 1 penelitian dalam 3 tahun terakhir, baik dengan biaya
dari fakultas atau universitas maupun dengan biaya sendiri. Hasil-hasil
penelitian dosen tersebut telah dipublikasi di jurnal nasional belum
terakreditasi, jurnal nasional terakreditasi, jurnal internasional non-SCOPUS
dan jurnal nasional terindeks SCOPUS. Data mengenai sumber pembiayaan
penelitian dosen dapat dilihat di Tabel G.1.

Tabel G.1. Sumber Pembiayaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat


Prodi Profesi Fisioterapi FKep Unhas

155
Jumlah penelitian sebanyak 12 dengan sumber dana dari biaya peneliti
sendiri karena sebagian besar dari peneliti merupakan dosen berstatus NIDK,
yang pada saat itu belum ada aturan untuk mendapatkan dana hibah. Dilain sisi,
para dosen tersebut dosen harus melakukan Tri Dharma perguruan tinggi.
Kedepannya diusulkan agar status dosen NIDK harus mendapatkan dana
penelitian dan pengabdian dari Kemenristekdikti dan Perguruan Tinggi.

Dalam hal pembiayaan di bidang pendidikan dan pengabdian


masyarakat, sebagian masih menggunakan pembiayaan sendiri (mandiri),
tetapi saat ini univeristas telah memfasilitasi dosen berNIDK untuk
melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat.

Tabel G.2 Kegiatan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat yang


Dibiayai Universitas

Judul Kegiatan Pelayanan/Pengabdian kepada


Tahun
Masyarakat

156
(1) (2)
2018 Pengaruh senam bayi terhadap kualitas tidur bayi di
Puskesmas Tamalanrea Jaya Makassar
2018 Senam Bayi di Puskesmas Tamalanrea Jaya Makassar
2018 Baksos Prodi Profesi Fisioterapi Kota Makassar
2018 Bakti Sosial di Kabupaten Wajo

G. 2 AGENDA, KEBERLANJUTAN, DISEMINASI HASIL PENELITIAN


DAN PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Penelitian di Prodi Profesi Fisioterapi FKep Unhas direncanakan untuk
dilakukan tiap tahun, minimal 1 penelitian tiap dosen. Kegiatan tersebut
akan dilakukan dengan memanfaatkan dana hibah penelitian dari Fakultas
Keperawatan, Universitas Hasanuddin, dan Kemenristek Dikti. Pengabdian
masyarakat direncanakan secara berkelanjutan dengan menjadwalkan
kegiatan tersebut setiap tahun minimal 2 kegiatan per tahun yang
melibatkan dosen dan mahasiswa serta stakeholder.
Diseminasi hasil-hasil penelitian dan pengabdian masyakarakat
diterbitkan di jurnal nasional maupun internasional sesuai dengan output
yang diharapkan. Selain itu, dilakukan pemaparan hasil-hasil penelitian
melalui forum ilmiah lokal, nasional maupun internasional seperti Forum
Ilmiah APTIFI, Internasional Congress of Indonesian Physiotherapy
Association, dan WCPT Congress.

G.3 KEGIATAN PENELITIAN DAN PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT BERSAMA DOSEN DAN MAHASISWA
Kegiatan penelitian yang melibatkan dosen dan mahasiswa Prodi
Profesi dilakukan dalam bentuk Case Study yang dilakukan tiap minggu
oleh mahasiswa di bawah bimbingan CI dan CE. Tujuan Case Study
tersebut adalah bagaimana mengaitkan scientific evidence dengan kasus
yang sering dijumpai di lahan praktek, di mana mahasiswa mengkaji secara
kritis kaitan antara teori, skill, teknologi dan pengalaman klinis yang mereka
dapatkan. Hasil Case Study tersebut dipresentasikan secara terjadwal oleh
mahasiswa untuk didisikusikan bersama oleh dosen CE, CI, dan
mahasiswa prodi Profesi Fisioterapi FKep Unhas.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan dosen dan
mahasiswa adalah bakti sosial yang dilakukan di Kabupaten Wajo,

157
Sulawesi Selatan pada tahun 2018. Dalam kegiatan tersebut dilakukan
pelayanan kesehatan terkait fisioterapi pada masyakat secara gratis. Jenis
layanan yang diberikan antara lain pemeriksaan kesehatan, penyuluhan
kesehatan, pelatihan senam bayi, deteksi cacat dini dan penanganan
fisioterapi sesuai dengan hasil pemeriksaan.

Grafik G.3 Kegiatan Pengabdian Masyarakat Prodi Pendidikan Profesi


Fisioterapi

Setiap tahun Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapi melakukan pengabdian


masyarakat dengan jumlah item kegiatan 3-5. Dari grafik tersebut, dari tahun
2015-2018 telah memenuhi syarat jumlah pengabdian pertahun. Kedepannya
kegiatan pengabdian masyarakat akan ditingkatkan jumlah dan jenis kegiatan
dengan melibatkan lintas sektoral (lintas profesi).

Data Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat :

Judul Kegiatan Pelayanan/Pengabdian kepada


Tahun
Masyarakat
(1) (2)
2018 Senam Bayi di Puskesmas Tamalanrea Jaya Makassar

158
2018 Baksos Prodi Profesi Fisioterapi Kota Makassar

2018 Pemeriksaan dan Intervensi FT di Kabupaten Wajo,


Sulawesi Selatan
2018 Deteksi gangguan tumbuh kembang anak di Kabupaten
Wajo, Sulawesi Selatan
2018 Penyuluhan Senam Ibu Hamil dan Nifas di Kabupaten
Wajo, Sulawesi Selatan
2018 Penyuluhan dan tindakan Massage Bayi di Kabupaten
Wajo, Sulawesi Selatan
2017 Pemeriksaan dan Intervensi FT di Kab. Pinrang

2017 Deteksi gangguan tumbuh kembang anak di Kab. Pinrang

2017 Penyuluhan Senam Ibu Hamil dan Nifas di Kab. Pinrang

2017 Penyuluhan dan tindakan Massage Bayi di Kab. Pinrang

2016 Pemeriksaan dan Intervensi FT di Kab. Soppeng

2016 Deteksi gangguan tumbuh kembang anak di Kab. Soppeng

2016 Penyuluhan terapi sendiri nyeri pinggang bawah bagi


dosen dan tenaga kependidikan unhas
2016 Massage Bayi di Kab. Soppeng

2016 Senam Haji di Kab. Soppeng

2016 Senam Pola Pernapasan di Kab.Soppeng

2015 Pemeriksaan Kesehatan dan Pengobatan Fisioterapi di


Kab. Jeneponto
2015 Penyuluhan Senam Ibu Hamil dan Nifas di Kab. Jeneponto
2015 Penyuluhan Deteksi Gangguan Tumbuh Kembang di Kab.
Jeneponto
2015 Penyuluhan dan tindakan Massage Bayi di Kab. Jeneponto

G.4 KUANTITAS DAN KUALITAS KEGIATAN PENELITIAN DAN


PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT YANG
DILAKUKAN OLEH MAHASISWA

159
Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa baru sebatas melakukan case
study maupun case report terhadap kasus-kasus fisioterapi yang mereka
temui di lahan praktek. Kasus-kasus tersebut dikaitkan dengan literatur
seperti artikel jurnal penelitian nasional dan internasional untuk dibuatkan
suatu clinical reasoning yang berbasis bukti (evidence based practice). Hal
ini didukung oleh salah satu rutinitas mahasiswa setiap minggunya, yaitu
journal reading di mana mahasiswa mengkaji artikel-artikel jurnal yang
berhubungan dengan kondisi pasien yang mereka dapatkan pada saat
praktek untuk kemudian dituangkan dalam suatu case report.

Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan oleh mahasiswa saat


melakukan praktek di puskesmas pada mata kuliah Manajemen Isu Profesi.
Pada mata kuliah tersebut, mahasiswa dituntut untuk mengkaji
permasalahan-permasalah terkait fisioterapi komunitas lalu melakukan
analisis data untuk menghasilkan suatu solusi atau program yang bisa
ditawarkan kepada puskesmas. Permasalahan-permasalah tersebut pada
umumnya seputar masalah gerak dan fungsi gerak terutama pada populasi
khusus, seperti balita, anak-anak dan lansia. Pada populasi ini, mahasiswa
menawarkan program-program seperti senam dan pijat bayi, deteksi cacat
dini, dan optimalisasi aktifitas fisik lansia. Hal tersebut mendapat dukungan
dari Kepala Puskesmas, karena di puskesmas tersebut tidak memiliki
layanan fisioterapi. Masyarakat pun mengapresiasi program yang diberikan
oleh mahasiswa dan semakin paham dengan peran fisioterapi dalam
masyarakat.

G.5 HUBUNGAN ANTARA PENGAJARAN, PENELITIAN, PELAYANAN /


PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Pembelajaran yang didapatkan oleh mahasiswa profesi di lahan praktek


diaplikasikan ke dalam kegiatan baik penelitian maupun pengabdian
masyarakat, baik berupa promosi, edukasi, maupun tindakan penanganan
dengan menggunakan teknik-teknik fisioterapi yang telah dipelajari. Hasil-
hasil penelitian dosen senantiasa digunakan dalam proses pembelajaran
sebagai salah satu rujukan bagi mahasiswa. Hal ini bertujuan agar
mahasiswa lebih familiar dengan topik-topik penelitian dosen untuk

160
kemungkinan kerja sama antara dosen dan mahasiswa dalam penelitian
bagi mahasiswa yang memiliki minat dalam topik penelitian tertentu.
Selain itu, hasil-hasil penelitian nasional maupun internasional dalam
bentuk artikel jurnal menjadi sumber rujukan baik dalam pembelajaran,
penelitian maupun pengabdian masyarakat, sehingga mahasiswa
senantiasa update dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan skill
fisioterapi sehingga menghasilkan modifikasi keilmuan fisioterapi.

G. 6 KUANTITAS DAN KUALITAS KEGIATAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI


PENELITIAN DOSEN

Dalam hal publikasi penelitian dosen Prodi Profesi Fisioterapi FK Unhas,


terdapat 1 penelitian yang telah dipublikasi pada jurnal internasional terindeks
SCOPUS, 1 penelitian pada jurnal internasional tidak terindeks, 1 jurnal nasional
terakreditasi, dan beberapa penelitian dipublikasikan di jurnal nasional belum
terakreditasi. Dosen Prodi Profesi Fisioterapi juga telah menghasilkan 4 buku
yang berISBN. Publikasi karya ilmiah dosen, jumlah buku dan jumlah diktat atau
buku panduan, masih perlu terus dikembangkan dan perolehan dana publikasi
masih perlu dikembangkan secara optimal.

Tabel G.4 Artikel ilmiah/karya ilmiah/karya seni/buku yang dihasilkan


selama tiga tahun terakhir oleh dosen tetap yang
bidang keahliannya sesuai dengan PS

161
Dari tahun ke tahun artikel ilmiah semakin meningkat, pembuatan buku ajar
dan buku yang dapat digunakan sebagai sumber belajar juga semakin
bertambah tiap tahunnya. Kedepan, artikel ilmiah dan buku ajar masih harus
dikembangkan lagi. Terutama yang terkait dengan mata kuliah fisioterapi.

G. 7 HUBUNGAN KERJASAMA DAN KEMITRAAN PENELITIAN DENGAN


LEMBAGA DALAM DAN LUAR NEGERI
Hubungan kerjasama dan kemitraan penelitian para dosen Prodi
Profesi Fisioterapi FK Unhas selama ini belum dapat terlaksana dengan
baik. Hal ini disebabkan oleh jumlah dosen yang masih sangat kurang selain
itu sosialisasi prodi Profesi Fisioterapi FKep Unhas masih perlu
dikembangkan. Saat ini telah diupayakan kerja sama pertukaran dosen,
studi lanjut dosen, pertukaran mahasiswa dan kerja sma dalam bidang
penelitian fisioterapi antara prodi Profesi Fisioterapi FKep Unhas dengan
Physical Therapy Faculty of Mahidol University Thailand. Selain itu dalam
negeri juga telah terjalin kerja sama kemitraan penelitian dan pengabdian
masyarakat dengan Poltek Kemenkes Makassar, Rumah Sakit Pendidikan
Unhas, KONI Makassar (Pusat Olah raga), Pusat Pengembangan Industri
(PT Maruki Internasional) serta beberapa klinik Fisioterapi (Physio Sakti dan
Medisakti) yang dianggap konsern dalam pengembangan Fisioterapi.
Saat ini, Pendidikan Profesi Fisioterapi sedang menjajaki kerja sama
dengan Hanze University di bidang pendidikan dan penelitian. Sebagai
permulaan, Hanze University akan mengirim mahasiswanya untuk mengikuti
praktek profesi fisioterapi bersama mahasiswa Program Studi Profesi

162
Fisioterapi Fakultas Keperawatan Unhas pada bulan November 2018
sampai Februari 2019. Sebagai bagian dari kesepakatan kerja sama
tersebut, mahasiswa Pendidikan Profesi Fakultas Keperawatan Unhas diberi
kesempatan untuk mengikuti Short Course di Hanze University. Bagi dosen,
kerja sama direncanakan akan dilakukan pada bidang penelitian, misalnya
penelitian bersama.
Seluruh kesepakatan kerjasama dalam bentuk MOU ditindaklanjuti
dengan penyusunan MoA, baik untuk pendidikan, penelitian, pengabdian,
dan pengembangan prodi. Prodi Profesi Fisioterapi FKep Unhas secara aktif
menjalin komunikasi kepada instansi terkait dan mengevaluasi manfaat dari
hasil kerjasama tersebut.
Beberapa kerja sama juga telah diinisiasi oleh Fakultas Kedokteran
Unhas dengan Universitas Luar Negeri di mana Prodi Profesi Fisioterapi
yang berada di bawah Fakultas Kedokteran tercakup di dalam kerja sama
tersebut.
Dalam hal kerja sama terkait Praktik Profesi Fisioterapi FKep Unhas,
prodi Profesi Fisioterapi FKep Unhas menjalin kerja sama dengan berbagai
rumah sakit dan pusat pelayanan kesehatan/fisioterapi. Dalam perjanjian
kerja sama tersebut, terbuka peluang bagi dosen dan mahasiswa profesi
untuk melakukan penelitian di rumah sakit tersebut.

G. 8 KUALITAS DAN KURUN WAKTU PENYELESAIAN TUGAS AKHIR

163
Penyelesaian tugas akhir mahasiswa profesi dijadwalkan setelah
berakhirnya jadwal praktek profesi pada semester 3. Ditargetkan, waktu
penyelesaian tugas akhir adalah 1 bulan sebagai prasyarat untuk mengikuti
ujian komprehensif.
G. 9 PUBLIKASI HASIL PENELITIAN, KARYA INOVATIF DAN RANGKUMAN
TUGAS AKHIR

a. Hasil Penelitian
Untuk saat ini, belum ada hasil penelitian mahasiswa dalam bentuk tugas
akhir. Rencana publikasi hasil penelitian tugas akhir adalah pada jurnal
nasional tidak terakreditasi dan jurnal nasional terakreditasi yang sesuai
dengan topik penelitian.
b. Karya Inovatif
Jenis Lokal Nasional Internasional

Jumlah Karya Ilmiah/Artikel - - -

Jumlah Jurnal - - -
Jumlah Buku - - -
Jumlah Buku
- -
Diktat/Panduan
Total - - -

c. Rangkuman Tugas Akhir

Saat ini mahasiswa berada pada fase praktek, sehingga belum memasuki fase
penyelesaian tugas akhir.

164
ANALISIS SWOT PENELITIAN, PENGABDIAN MASYARAKAT DAN KERJA SAMA

Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)


8. Renstra Fakultas Keperawatan dan 1. Keterbatasan Sumber Daya Dosen BerNIDK
Universitas Hasanuddin yang untuk memperoleh dana hibah RistekDikti
PENELITIAN, menempatkan penelitian dan 2. Mekanisme monev internal bagi penerima
pengabdian masyarakat sebagai dana hibah penelitian dan pengabdian
PELAYANAN/PENGABDIAN masyarakat yang panjang
prioritas
KEPADA MASYARAKAT 3. Kurangnya modalitas fisioterapi elektroterapi
9. Penelitian dan pengabdian
yang dapat digunakan secara portable,
DAN KERJASAMA masyarakat merupakan bagian dari
sehingga membatasi fasilitas pada saat
tridharma perguruan tinggi yang
pelaksanaan pengabdian masyarakat di
harus dijalankan oleh setiap dosen
10. SDM Profesi Fisioterapi dengan lapangan
4. Keterbatasan SDM yang memiliki skill
tingkat pendidikan paling rendah
spesialisasi untuk diaplikasikan dalam
lulusan S2, sehingga memiliki pengabdian masyarakat
kemampuan melakukan penelitian 5. Prodi Profesi Fisioterapi FKep Unhas adalah
yang memadai prodi yang baru, sehingga belum memiliki
11. Ketersediaan dana hibah penelitian pengalaman yang memadai dalam menjalin
dan pengabdian masyarakat di kerja sama
tingkat Fakultas Keperawatan dan
Universitas Hasanuddin setiap tahun
12. Adanya berbagai kerja sama telah
dilakukan ditingkat Fakultas
Keperawatan di mana semua prodi
yang berada di bawah Fakultas
Keperawatan, termasuk Prodi Profesi
Fisioterapi, terikat dalam perjanjian
kerja sama tesebut

165
Opportunity (peluang) SO WO
5. Dosen NIDK bisa ikut 4. Semua dosen baik NIDN dan NIDK 4. Dosen berNIDN mengajukan hibah penelitian dan
berkompetisi untuk memiliki kesempatan yang sama untuk pengabdian masyakarat ke ristek Dikti dengan
mengikuti hibah mengikuti hibah penelitian dan melibatkan dosen berNIDK
pengabdian masyakarat 5. Adanya kerja sama Fakultas Keperawatan
penelitian dan
5. Kegiatan tridharma perguruan tinggi memberikan peluang kepada prodi Profesi
pengabdian masyarakat dapat terlaksana dengan baik di prodi Fisioterapi yang berada di bawahnya untuk ikut
di tingkat universitas Profesi Fisioterapi FKep Unhas dengan ambil bagian dalam kerja sama tersebut
6. Masyarakat belum dukungan dana hibah dan penerimaan
mengenal profesi dari masyarakat maupun stakeholder
fisioterapi dengan baik 6. Dengan adanya kerja sama luar negeri
sehingga terbuka peluang untuk penelitian kerja sama
peluang untuk internasional bisa dilakukan dan hasil
penelitian tersebut berpeluang untuk
mengenalkan fisioterapi
dipublikasikan di jurnal internasional
melalui program bereputasi
pengabdian masyarakat
7. Adanya kerja sama yang
telah diinisiasi oleh
Fakultas Keperawatan
Unhas dengan berbagai
universitas di luar negeri
8. Kurikulum pendidikan
fisioterapi di luar negeri,
seperti Hanze University
yang memberikan
kesempatan kepada
mahasiswa untuk clinical
placement di prodi

166
fisioterapi di Indonesia,
salah satunya Prodi
Profesi Fisioterapi
Unhas

THREAT (Ancaman) ST WT
4. Proses seleksi yang 5. Dibutuhkan persiapan yang matang 4. Rendahnya minat dosen untuk berpartisipasi
ketat untuk berupa pelatihan penulisan dan presentasi dalam hibah penelitian dan pengabdian
mendapatkan dana proposal hibah sesuai format yang masyarakat
ditetapkan untuk mengikuti proses seleksi
hibah penelitian dan
hibah penelitian dan pengbdian
pengabdian masyarakat masyarakat
5. Adanya persyaratan 6. Pelaksanaan pelatihan penulisan artikel
publikasi jurnal nasional hasil penelitian untuk publikasi nasional
terakreditasi sebagai maupun internasional
output dari hibah
penelitian, di mana tidak
ada jaminan hasil
penelitian akan diterima
di jurnal nasional
terakreditasi dalam
kurun waktu yang
ditetapkan.
6. Ketidaksesuaian
ekpektasi Prodi
Fisioterapi FKep Unhas
dengan ekspektasi mitra
dalam menjalin kerja

167
sama
7. Kerja sama di bidang
penelitian dengan
universitas luar negeri
bergantung pada lolos
tidaknya dana hibah
penelitian di ristekdikti,
misalnya dana hibah
penelitian kerja sama
internasional

168
REFERENSI

1. Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia


(2011), Buku Pedoman Akreditasi oleh LAM-PTKes.
2. Fisioterapi Unhas (2016), Buku Kurikulum Pendidikan Akademik Prodi
Profesi Fisioterapi FK Unhas.
3. FK Unhas (2016), Renstra Fakultas Kedokteran tahun 2016 – 2020.
4. Universitas Hasanuddin (2016), Renstra Universitas Hasanuddin 2016-
2020.
5. Universitas Hasanuddin (2016), Peraturan Rektor Universitas
Hasanuddin tentang Organisasi dan Tata Kerja.
6. Website Universitas Hasanuddin: https://unhas.ac.id.

169

Anda mungkin juga menyukai