Anda di halaman 1dari 2

A.

Latar Bealakang

Gizi kurus merupakan masalah gizi yang sifatnya akut, sebagai akibat dari peristiwa yang
terjadi dalam waktu yang tidak lama seperti kekurangan asupan makanan. Dampak gizi kurus
pada balita dapat menurunkan kecerdasaan, produktifitas, kreatifitas, dan sangat berpengaruh
pada kualitas SDM.

Di Indonesia, gizi kurus pada anak balita dan usia sekolah masih menjadi masalah serius ,
salah satunya adalah wasting. Hasil penelitian World Health Organization (WHO) menyebutkan
prevelensi wasting di Indonesia 14,8% pada tahun 2007. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2010, prevelensi wasting mencapai 13,3% prevelensi wasting di Indonesia
bervariasi antara desa dan ko, dengan prevelensi yang lebih tinggi di desa.

Dampak wasting adalah anak mengalami penurunan daya eksplorasi terhadap


lingkungannya, peningkatan frekuensi menangis, kurang bergaul dengan sesame anak, kurang
perasaan gembira dan cenderung menjadi apatis. Dalam jangka panjang anak yang mengalami
wasting juga mengalami gangguan kognitif. Penurunan prestasi belajar, gangguan tingkah laku,
bahkan peningkatan risiko kematian.

Factor langsung yang mempengaruhi status gizi balita atau terjadinya wasting ialah
adanya penyakit infeksi dan asupan makanan. Sedangkan factor tidak langsung antara lain
ketahanan pangan di dalam keluarga, pola asuh, sanitas lingkungan, akses terhadap pelayanan
kesehatan, umur anak, jenis kelamin anak, tempat tinggal, pendidikan dan pekerjaan orang tua.
Masa anak-anak merupakan masa yang penting unttuk menghadirkan sumer daya manusia yang
berkompeten dan berkualitas di masa yang akan datang. Apabila anak gagal melalui masa kritis
tersebut, maka kapasitas tumbuh kembang anak tersebut tidak dapat dikembalikan ke ondisi
potensialnya. Jika masalah wasting pada anak-anak tidak diselesaikan, maka Indonesia akan
kehilangan generesi penerus yang berkualitas. Kejadian wasting dapat dicegah dengan
memodifikasi factor risiko yang dapat dikendalikan.

Promosi kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat


melaui proses pembelajaran bersama masyarakat, khususnya masyarakat penidikan di desa.
Promosi kesehatan ini dilakukan agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber pada masyarakat, sesuai dengan kondisi social
budaya setempat dan didukung oleh kebijakan secara intern maupun lingkungannya yang
berwawasan kesehatan. Dengan adanya kegiatan program “Desa Sigap Wasting” masyarakat
dapat lebih peka terhadap tumbuh kembang dan kecukupan gizi pada anak-anak. Serta mampu
pula mengatasi apabila masalah tersebut terlanjur terjadi di lingkungan mereka.

Anda mungkin juga menyukai