( WAWANCARA PSIKOLOGI)
NIM : 178600504
KELAS : REG.B3
FAKULTAS PSIKOLOGI
2017/2018
Topik Wawancara : Body shaming
Tujuan Wawancara : Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui dampak psikologis pada
seseorang yang menjadi korban bullying Body shaming
3. Alat Perekam
Narasumber / Itee : S.R
Waktu : 45 menit
Identitas Narasumber :
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam.
Waktu : 13.00WIB.
2. Penampilan Fisik : Itee memakai baju kemeja polos tidak ada motif
berwarna hitam dengan celana
kain panjang abu abu, memakai gelang
tangan berwarna silver. Itee memakai kaos kaki
3. Etika berhadapan dengan lawan bicara : Itee berbicara dengan kata-kata yang baik dan
sikap yang sopan.
9. Percakapan :
Pertanyaan Pembuka:
Iter : Ayo, silahkan masuk ke dalam ruangan dan duduk di kursi yang telah
tersedia.
Iter : Baiklah, selamat siang. Saya Panji Prasetio dari mahasiswa Universitas
Medan Area Fakultas Psikologi ingin meminta waktu Anda untuk
melakukan wawancara.
Iter : Baiklah Sara, bisakah Anda sebutkan tempat tanggal lahir dimana ?
Iter : Baiklah, kalau saya boleh tahu status pekerjaan Anda apa?
Pertanyaan Isi:
Iter : Baiklah, kita mulai pertanyaan nya Apakah yang Anda ketahui tentang Body shaming?
Itee : Body shaming ya? Itu tindakan pembuly-an yang difokuskan dalam mengkritik bentuk
tubuh seseorang, contoh ni ya bang baru jumpa kawan lama yang baru siap liburan
“eh kok makin gendut ya” “kok agak coklat sekarang kulitnya” menurut saya begitu
Itee : Bully kan sesuatu tindakan mengejek, mencela, mencaci, menurut ku Body shaming
juga termasuk bullying
Iter : Mengapa Body shaming keraap sekali terjadi kepada kaum perempuan ?
Itee : Karna kaum perempuan lebih detail soal penampilan, kecantikan. Beda sama laki laki
yang emang cuek sama soal penampilan fisik kalau sesama teman ya bang.
Iter : Apakah Anda pernah Melakukan Body shaming keorang lain atau teman Anda?
Itee : Jujur, sering bang karna kadang suka keceplosaan nilai fisik orang.
Iter : Bagaimana hubungan pertemanan Anda setelah melakukan Body shaming kepada
orang tersebut?
Itee : Ya karna saya ngelakuin sama temen sendiri, kayak biasa aja gitu tapi gak tau kalau
teman saya itu sakit hati.
Itee : Itulah tadi yang saya bilang, Body shaming kadang bisa terjadi secara natural gitu
bang spontan karna penampilan fisik yang nomor 1 diliat, ya mungkin sebagian orang
yang ngelakuin Body shaming gak ngerasa kalau itu Body Shaming
Iter : Bagaimana respon Anda jika Body shaming terjadi kepada Anda ?
Itee : Ya kalau saya ga sakit hati gitu orangnya, jadi kayak orang bilang penampilan atau
menyinggung postur tubuh gitu ya kayak cuek aja.
Pertanyaan penutup
Iter : Bagaimana cara mengatasi Body shaming dan tindakan apa yang dilakukan terhadap
orang yang melakukan Body shaming?
Itee : Saran ya bang, menurut ku banyakin orang yang buat artikel tentang pemahaman Body
shaming kayak bahaya dampak sama orang lain kalo kita ngelakuin Body shaming.
Terus kayak ngikuti kampanye media sosial yang positif yang mengubah bagaimana
bagaimana melihat kecantikan baik di dalam dan di luar fashion dan kayak lebih
mendefenisikan cantik itu gak semua tentang fisik dan penampilan.
Iter : Satu pertanyaan lagi ya, apa pesan Anda kepada orang yang kerap kali melakukan
Body shaming?
Itee : Pesan nya, ya dirubah aja cara pemikiran nya tentang cantik atau ganteng atau
kesempurnaan itu bukan diliat dari segi penampilan aja, bisa dari sikap dan tingkah
laku.
Hasil Wawancara :
Kesimpulan Wawancara
Fenomena Body shaming jelas merupakan kejahatan moral yang berakibat pada rasa
tertekan, hilangnya kepercayaan diri dan membunuh karakter seseorang korban yang
mengalami body shaming lebih banyak di alami oleh perempuan melalui diintimidasi atau di
lecehkan & Studi Fit Rated terhadap 1.000 pria dan wanita mengungkapkan bahwa 92,7
persen wanita pernah diolok-olok karena penampilannya. Sementara pria 86,5 persen.
Panji Prasetyo