Laporan Kunjungan Jalan Kelompok 8b
Laporan Kunjungan Jalan Kelompok 8b
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8B
AHMADIL FITRAH 216 190 082
FIKRAM 216 190 100
REZKI AMALIA 1218 190 143
MUH AYYUBRIALGI 216 190 107
MUHAMMAD RISWAL 216 190 122
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, akhirnya kami
bisa menyelesaikan laporan kunjungan ilmiah jalan untuk penyelesaian tugas dari
Laporan ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
Walaupun laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
Sebagai penyusun kami berharap bahwa laporan ini bisa bermanfaat bagi
kita semua. Akhirnya kata kami ucapkan terima kasih atas perhatian dari semua
pihak.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
BAB II STUDI PUSTAKA ........................................................................................................ 3
A. Pengertian Jalan ...................................................................................................... 3
B. Bagian Bagian Jalan ................................................................................................. 3
C. Jenis jenis Jalan ....................................................................................................... 4
D. Perkerasan Jalan ..................................................................................................... 7
6. Syarat-Syarat Perkerasan Jalan ............................................................................. 15
7. Syarat-Syarat Perencanaan dan Pelaksanaan ....................................................... 16
8. Pemeliharaan Jalan ............................................................................................... 17
9. Manfaat Pemeliharaan Jalan ................................................................................ 18
10. Jenis - Jenis Kegiatan Pemeliharaan Jalan......................................................... 18
11. Kerusakan - kerusakan pada jalan .................................................................... 19
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................ 36
A. Lokasi Jalan yang di tinjau ..................................................................................... 36
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................... 44
A. Kesimpulan............................................................................................................ 44
B. Saran ..................................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 45
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
melakukan suatu perjalanan dengan jarak tertentu, dari tempat yang satu ke tempat
Ada banyak sarana dan prasarana yang mana berperan penting dalam
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,
sebab disadari makin meningkatnya jumlah orang orang yang akan menggunakan
1
B. Tujuan Penulisan
yang terjadi
3. Sebagai salah satu syarat pemenuhan nilai mata kuliah Perkerasan Jalan
Raya.
2
BAB II
STUDI PUSTAKA
A. Pengertian Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian area
darat, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan
bagi lalu lintas yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah,
di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali
jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Daerah ini merupakan ruang sepanjang jaian yang dibatasi oleh lebar,
tinggi dan kedataman ruang bebas tertentu yang ditetapkan oleh Pembina
Jalan. Daerah manfaat jalan hanya aiperuntukan bagi perkerasan jala, bahu
Daerah ini merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oieh lebar
dan tinggi tertentu yang dikuasai oieh Pembina jalan dengan suatu hak
Daerah milik Jalan diperuntukan bagi Daerah Manfaat Jalan dan pelebaran
jalan maupun penambahan jalur talu lintas dikemudian hari, serta kebutuhan
3
3. Dawasja (Daerah Pengawasan Jalan)
pengaruh lingkungan, misalnya oleh air dan bangunan liar (tampa izin).
4. Bahu Jalan
Bahu Jalan adalah bagian jalan yang berdampingan dan sama tinggi
6. Badan Jalan
Merupakan bagian jalan di mana jalur lalu lintas, bahu dan saluran
samping dibangun
4
cenderung lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata. Jalan arteri tidak
badan jalannya >7m, dengan kapasitas jalan lebih besar atau sama
dengan volume lalu lintas rata-rata. Sama seperti jalan arteri, jalan
mencapai >5m.
strategi provinsi.
dengan ibu kota kecamatan, antar ibu kota kecamatan, ibu kota
kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, dan
5
jalan strategis kabupaten. Jalan kabupaten juga merupakan jalan lokal
di kota.
antar pemukiman.
1. Jalan Kelas I – jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor, termasuk
ukuran panjang tidak melebihi 1800mm, dan berat maksimal tidak lebih
dari 10 ton. Jalan kelas ini sesuai untuk angkutan peti kemas.
3. Jalan Kelas III A – jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui kendaraan
8 ton.
6
4. Jalan Kelas III B - jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor,
5. Jalan Kelas III C – jalan lokal dan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan
8 ton.
D. Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan ialah suatu konstruksi yang di bangun di atas tanah dasar dengan
maksud untuk dapat menahan beban lalu lintas atau kendaraan serta tahan terhadap
perubahan cuaca yang terjadi. Lapisan perkerasan berfungsi untuk menerima dan
menyebarkan beban lalu lintas tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti.
Tujuan utama pembuatan struktur jalan adalah untuk mengurangi tegangan atau
tekanan akibat beban roda hingga mencapai tingkat nilai yang dapat diterima oleh tanah
yang mendukung struktur yang ada di bawahnya tersebut. Dengan demikian didalam
pekerjaan jalan ada beberapa perkerasan antara lain perkerasan lentur, perkerasan kaku,
perkerasan koposit, tetapi dalam laporan ini penyusun akan membahas tentang teori
perkerasan lentur.
1. STRUKTUR PERKERASAN
Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan
yang tersusun dari bawah ke atas,sebagai berikut :
7
2. JENIS PERKERASAN JALAN
Perkerasan lentur dengan bahan pengikat aspal yang sering disebut campuran
aspal panas atau hot mix. Pemakaian tipe perkerasan lentur tersebut semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya pengembangan suatu daerah. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut dilakukan (impor dari luar negeri seperti aspal
Shell, ESSO 2000 dllnya) . Komponen aspal memberikan sumbangan sebesar
60% dari biaya total hot mix.).
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat
perletakan lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya.
Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan
8
jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu
yang berkenaan dengan kepadatan dan daya dukungnya (CBR).
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya
baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang
distabilisasi dan lain lain.
Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-
sifat dan daya dukung tanah dasar.
• Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat
tanah pada lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya
kepadatan yang kurang baik.
Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan tanah
dasar dan di bawah lapis pondasi atas.
9
• Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke
lapis pondasi atas.
• Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat
lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
• Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.
Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis
pondasi bawah dan lapis permukaan.
• Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan
menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga
dapat menahan beban-beban roda.
Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan beberapa hal
antara lain, kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak angkut
bahan ke lapangan.
Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban roda
kendaraan.
• Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke
lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
10
Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus (wearing
course) di atas lapis permukaan tersebut.
Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk
mencegah masuknya air dan untuk memberikankekesatan (skid resistance)
permukaan jalan. Apis aus tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.
• Jalan lebih halus, mulus, dan tidak bergelombang sehingga enak dalam
berkendara.
• Untuk penggunaan pada jalan dengan lalu lintas kendaraan ringan, jalan
aspal lebih murah dibanding konstruksi jalan beton.
• Proses perawatan lebih mudah karena tinggal mengganti pada area yang
rusak saja, dengan cara mengganti dengan yang baru pada area jalan yang
rusak.
• Pada struktur tanah yang buruk harus dilakukan perbaikan tanah terlebih
dahulu sebelum ditumpangi oleh konstruksijalan aspal.
11
Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri
atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa
juga tidak ada) di atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton
sering disebut sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan masih adanya lapisan
aspal beton di atasnya yang berfungsi sebagai lapis permukaan.
Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan
mendistribusikan beban ke bidang tanah dasra yang cukup luas sehingga bagian
terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal ini
berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal
lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan.
Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa
pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali
terhadap sistem drainasi, kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah
dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working platform) untuk pekerjaan
konstruksi.
12
Kelebihan Jalan Beton
• Proses perbaikan jalan dengan cara menumpang pada konstruksi jalan beton
yang lama, sehingga menaikan ketinggian elevasi jalan, sehingga terkadang
elevasi jalan lebih tinggi dibanding rumah di sampingnya.
• Warna beton membuat suasana jalan menjadi keras dan gersang shingga
menimbulkan efek kehati-hatian bagi pengendara di atasnya.
13
5. PERKERASAN MENGGUNAKAN PAVING BLOCK
Jenis perkerasan jalan lainnya yaitu paving block , yang terbuat dari campuran pasir
dan semen ditambah atau tanpa campuran lainnya ( abu batu atau lainnya ). Paving
block atau blok beton terkunci menurut SII.0819-88 adalah suatuko mposisi bahan
bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis
lainnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak
mengurangi mutu beton tersebut.
14
Kelemahan Paving Block
• Mudah bergelombang bila pondasinya tidak kuat dan kurang nyaman untuk
kendaraan dengan kecepatan tinggi. Sehingga perkerasan paving block
hanya cocok untuk mengendalikan kecepatan kendaraan di lingkungan
permukiman dan perkotaan yang padat.
4. Tahan terhadap perubahan bentuk yang terjadi akibat pengaruh kadar air.
Guna dapat memberi rasa aman dan nyaman pemakai jalan, maka
konstruksi.
15
perkerasan jalan mempunyai beberapa syarat:
a) Syarat konstruksi
3. Permukaan jalan mudah mengalirkan air, sehingga air hujan yang jatuh di
atasnya dapat langsung mengalir.
1. Permukaan cukup baku, sehingga tidak mudah berubah bentuk akibat beban
yang bekerja diatasnya.
3. Permukaan kesat, memberikan gesekan yang baik antara ban dan permukaan
jalan sehingga tidak mudah selip saat bermanuver diatas jalan.
4. Permukaan tidak mengkilap dan tidak silau jika terkena sinar matahari,
sehingga tidak menganggu jarak pandang pemakai jalan.
Dengan memperhatikan daya dukung tanah dasar beban lalu lintas yang
akan dipikulnya, keadaan lingkungan dan jenis lapisan yang dipilih, dapat
diitemukan tebal masing masing lapisan berdasarkan metode yang ada.
16
Dengan memperlihatkan mutu dan jumlah yang tersedia direncanakan
suatu susunan campuran tertentu sehingga spesifikasinya deri jenis lapisan
yang terpilih.
c. Pengawasan
8. Pemeliharaan Jalan
Jalan merupakan investasi atau aset negara yang besar dimana saat
pembangunannya memerlukan biaya yang sangat besar. Apabila pada jalan
tersebut tidak dilakukan pemeliharaan yang berupa perawatan, rehabilitasi,
penunjangan, dan peningkatan sebagaimana mestinya maka struktur jalan
akan menjadi rusak sehingga merupakan salah satu penyebab meningkatnya
jumlah kecelakaan yang teriadi di ruas jalan tersebut, dan pengabaian pada
pemeliharan tersebut resikonya membutuhkan biaya perbaikan yang mahal
untuk menjadi ke standar semula. Pemeliharaan dilakukan ketika jalan masih
dalam kondisi baik, yaitu saat kondisi permukaan jalan masih halus, masih
bisa dipertahankan atau tingkatkan, sebagai upaya mempertahankan umur
rencana sampai pada masa betul-betul tenjadi kerusakan. Pemeliharaan rutin
dan pemeliharaan berkala dilakukan adalah berdasarkan pada tingkat
kerussakan yang terjadi.
17
9. Manfaat Pemeliharaan Jalan
Manfaat kegiatan untuk pemeliharaan jalan adalah sebagai berikut:
2. Rehabilitasi jalan
3. Peningkatan jalan
4. Penunjangan
18
Gambar : Grafik Pemeliharaan Jalan
19
Untuk mengatasi kerusakan progresif diperlukan suatu metoda agar
perkerasan tetap baik sesuai dengan umur rencana maka terdapat beberapa
hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Mencegah terjadinya muatan lebih lalu lintas kendaraan yang terjadi pada
menghindari tejadinya muatan lebih kendaraan diperlukan adanya
rambu larangan bagi klasifikasi beban berartenentu
2. Apabila ruas jalan tersebut merupakan satu-satunya ruas jalan yang ada maka
harus dilakukan peningkaaan jalan agar ruas jalan tersebut mampu
menerima beban lebih kendaraan.
b. Kerusakan Struktural
1. Beban lalu lintas kendaraan. Beban lalu lintas yang terus menerus dan
berulang-ulang meskipun bukan merupakan beban lebih dapat menurunkan
kemampuan daya dukung jalan sehingga mengakibatkan kerusakan jalan.
2. Air Bisa berupa air hujan, system drainase yang kurang baik dan naiknya
air tanah ke permukaan tanah. Upaya pencegahannya adalah dengan
melakukan system drainase yang baik.
4. Iklim, untuk daerah yang beriklim tropis pengaruh suhu udara, hujan dan
sinar matahari juga dapat menyebabkan kerusakan perkerasan jalan Lapis
permukaan aspal sangat sensitif terhadap suhu udara, hujan dan panas
matahari.
20
homogennya campuran bahan, kurang atau lebihnya temperatur bahan pada
saat pelaksanaan.
6. Kondisi tanah dasar. Akibat sifat tanah dasar yang memang jelek atau
tidak baik yang terpengaruh oleh cuaca atau kembang susut pada tanah dasar
akan mengakibatkan perkerasan bergerak dan tidak stabil.
c. Kerusakan Retak
1. Retak halus (hair cracks) Disebabkan oleh pelapukan aspal akibat terkena
penguruh panas dan hujan. Retak halus ini dapat meresapkan air ke dalam
lapisan permukaan. Untuk pemeliharaan dapat dipergunakan lapis latasir
atau buras, Retak halus dapat berkembang menjadi retak kulit buaya.
21
Gambar : Retak Kulit Buaya (Alligator Cracking)
4. Retak sambungan jalan (lane joint cracks). Retak memanjang yang teradi
pada sambungan dua lajur lalu lintas. Hal ini disebabkan oleh sambungan
antara pondasi ikatan kedua lajur tidak baik, sambungan pengaspalan tidak
baik. Jika tidak diperbaiki retak ini dapat berkembang menjadi lebar.karena
terlepasnya butir butir pada tepi retak dan meresapnya air ke dalam lapisan.
22
Gambar : Retak sambungan jalan (lane joint cracks)
23
Gambar : Retak kegemukan (bleeding)
24
Alur (rutting). Merupakan alur yang terjadi pada lintasan roda sejajar
dengan roda jalan. Alur dapat merupakan tempat menggenangnya air hujan
yang jatuh di atas permukaan jalan, mengurangi tingkat kenyamanan, dan
akhimya dapat timbul retak-retak. Terjadinya alur disebabkan oleh daya
dukung tanah dasar rendah, ketebalan pondasi kurang memenuhi.
pemadatan pondasi rendah, sehingga terjadi tambahan pemadatan akibat
repetisi beban lalu lintas pada lintasan roda.
• Jika lapis permukaan dengan bahan pengikat mempunyai ketebalan >5 cm,
maka lapis tipis yang mengalami keriting tersebut diangkat dan diberi lapis
permukaan baru.
• Untuk amblas yang ≤ 5cm, bagian yang rendah diisi dengan bahan sesuai
seperti lapen, lataston, dan laston.
• Untuk amblas yang ≥ 5 cm, bagian yang amblas dibongkar dan dilapisi
kembali dengan lapis yang sesuai.
25
Sungkar (Shoving) Adalah deformasi plastis yang terjadi
setempat, di tempat kendaraan sering berhenti, kelandaian kurang dan
tikungan tajam. Penyebabnya sama dengan pada kerusakan keriting.
26
• Penurunan pada bekas penanaman utilitas (Utility Cut Depression) .Hal ini
dapat terjadi karena pemadatan bekas penanaman utilitas yang tidak
memenuhi syarat. Kurang padatnya lapisan pondasi baru hasil bekas galian
utilitas seperti pemasangan pipa PDAM, pipa gas, kabel PLN/listrik dan kabel
telkom.
e. Kerusakan Fungsional
27
Tabel : (Sumber: perkerasan lentur jalan raya, nova 1999)
Timbul ruting
balok diatas
Jalan bergelombang permukaan
3 Penurunan tanah dasar
(mengikuti tanah dasar)
Modul kekakuan
Modulus kekakuan tidak berubah timbul
berubah timbul tegangan tegangan dalam yang
4 Perubahan temperature dalam yang kecil. besar.
1) Penyebaran Gaya
28
Pada gambar di bawah terlihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan
ke perkerasan jalan melalui bidang kontak roda berupa beban terbagi rata.
Beban tersebut diterima oleh lapisan permukaan dan disebarkan ke tanah
dasar, sehingga beban yang diterima menjadi lebih kecil dari pada daya
dukung tanah dasar.
Beban lalu lintas yang bekerja di atas konstruksi perkerasan dapat dibedakan atas:
29
Guna dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada sipemakai
jalan, maka Konstruksi perkerasan jalan haruslah memenuhi syarat-syarat
yang dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu:
2. Permukaan cukup kaku, sehingga tidak mudah berubah bentuk akibat beban
yang bekerja di atasnya.
1. Ketebalan yang cukup sehingga mampu menyebarkan beban atau muatan lalu
lintas ke tanah dasar.
3. Permukaan mudah mengalirkan air, sehingga air hujan yang jatuh di atasnya
30
pelaksanaan konstruksi perkerasan lentur jalan haruslah mencakup.
31
Gambar : susunan melintang elemen perkerasan lentur
Lapisan yang terletak paling atas disebut lapis permukaan, dan berfungsi
sebagai:
2. Lapis kedap air, sehingga air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap
kelapisan di bawahnya dan melemahkan lapisan-lapisan tersebut.
4. Lapis yang menyebarkan beban lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh
lapisan lain yang mempunyai daya dukung yang lebih jelek.
32
2) Lapisan Pondasi Atas (Base Course)
1. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan
menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya.
Material yang akan digunakan untuk lapis pondasi atas adalah material
yang cukup kuat. Untuk lapis pondasi atas tanpa bahan pengikat umumnya
menggunakan material dengan CBR 50% dan plastisitas indeks (PI) <4%
bahan-bahan alam seperti: batu pecah, kerikil pecah, stabilisasi tanah dengan
semen dan kapur dapat digunakan sebagai lapisan pondasi atas.
Lapisan perkerasan yang terletak antara lapis pondasi atas dan tanah dasar
dinamakan lapis pondasi bawah (Subbase).
33
5. Lapisan Pertama, agar pekeraan dapat berjalan lancar. Hal ini sehubungan
dengan kondisi lapangan yang memaksa harus segera menutup tanah dasar
dari penganuh cuaca, atau lemahnya daya dukungan tanah dasar menahan
roda -roda alat benar.
Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :
1. Perubahan bentuk tetap dari jenis tanah tertentu akibat beban lalu lintas.
Perubahan bentuk yang besar akan mengakibatkan jalan tersebut rusak.
Tanah-tanah dengan plastisitas tinggi cenderung untuk mengalami hal
tersebut. Lapisan-lapisan tanah lunak yang terdapat dibawah tanah dasar
harus diperhatikan. Daya dukung tanah dasar yang ditunjukan oleh nilai
CBRnya dapat merupakan indeksi dari perubahan bentuk yang dapat
terjadi.
34
2. sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat perubahan
kadar air. Hal ini dapat dikurangi dengan memadatkan tanah pada kadar air
optimum sehingga mencapai kepadatan tertentu sehingga perubahan volume
yang mungkin terjadi dapat dikurangi. Kondisi drainase yang baik dapat
menjaga kemungkinan berubahnya kadar air pada lapisan tanah dasar.
3. Daya dukung tanah dasar yang tidak merata pada daerah dengan macam
tanah yang sangat berbeda. Penelitian yang seksama atas jenis dan sifat tanah
dasar sepanjang jalan dapat mengurangi akibat tidak meratanya daya dukung
tanah dasar. Perencanaan tebal perkerasan dapat dibuat berbeda beda
dengan membagi jalan menjadi segmen berdasarkan sifat tanah yang
berlainan.
4. daya dukung yang tidak merata akibat pelaksanaan yang kurang baik. Hal
ini akan lebih jelek pada tanah dasar dari jenis tanah berbutir kasar dengan
adanya tambahan pemadatan akibat pembebanan lalu lin ataupun akibat
berat tanah dasar itu sendiri pada tanah dasar tanah timbunan. Hal ini dapat
diatasi dengan melakukan pengawasan yang baik pada saat pelaksanaan
pekerjaan tanah dasar.
35
BAB III
PEMBAHASAN
36
Lokasi : Terletak di Jl. Serigala, Macorawalie, Paleteang, Kabupaten
Pinrang, Sulawesi Selatan
Waktu : Tanggal 28 April 2019
Analisis :
o Tipe jalan : dua lajur dua arah tak terbagi ( 2/2 UD)
Hasil Pengamatan :
1. Dari hasil pengamatan diketahui kondisi jalan sebelum jembat cukup baik
37
38
39
2. Setelah jembatan kondisi struktur dari jalan bervariasi. Disekitar jembatan
kondisi jalan relatif baik karena baru saja dilakukan pelebaran namun markah
40
3. Namun 500m setelah jembatan jenis jalan berbeda karena memasuki area
persawahan.
41
42
43
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
namun 500m setelah jembatan jenis jalannya berbeda karena memasuki area
persawahan.
sedangkan 500m setelah jembatan perkerasan komposit dan 500m nya tidak
menggunakan perkerasan.
B. Saran
Kami harap jalan yang telah ditinjau dilakukan pemeliharaan rutin agar tidak
rusak dan memperpanjang umur serta memberi kenyamanan bagi pengguna jalan.
44
DAFTAR PUSTAKA
Google. (2019, July 6). Google Maps. Retrieved from Google.com:
https://www.google.com/maps/dir/-3.8100574,119.6616478/-
3.8116382,119.6704297/@-3.8103084,119.6613675,16z/data=!4m2!4m1!3e0
Herliansyah. (2019, July 6). JENIS PERKERASAN JALAN DAN PERBANDINGANNYA ( ASPAL ,
BETON , PAVING BLOCK ). Diambil kembali dari Muslim Sejahtra Entrprise:
http://muse-enterprise.blogspot.com/2012/04/jenis-jalan-dan-
perbandingannya-aspal.html
Jalan dan klasifikasinya. (2014, May 20). Retrieved June 1, 2019, from wordpress.com:
https://eightfuturesuccessengineers.wordpress.com/2014/05/20/jalan-dan-
klasifikasinya/
Nissan. (2019, July 6). SUDAH PAHAM DENGAN STATUS JALAN DI INDONESIA. Diambil
kembali dari Nissan.co.id: https://www.nissan.co.id/artikel/artikel-product-
centric/sudah-paham-dengan-status-jalan-di-indonesia.html
Universitas Tujuh Belas Agustus. (2019, July 6). Landasan Teori. Diambil kembali dari
Repository UNTAG: http://repository.untag-sby.ac.id/932/2/BAB%20II.pdf
Wikipedia. (2019, July 6). Perkerasan Jalan. Diambil kembali dari Wikipedia.com:
https://id.wikipedia.org/wiki/Perkerasan_jalan
45