2.2.1 Definisi
Gizi buruk adalah keadaan dimana seseorang anak tampak sangat kurus,
ditandai dengan BB/PB < -3 SD dari median WHO child growth standard, atau
didapatkan edema nutrisional, dan pada anak umur 5-59 bulan Lingkar Lengan Atas
Gizi buruk dibagi atas tiga bentuk klinis yaitu kwashiorkor, marasmus dan
buruk yang disebabkan oleh asupan protein yang tidak cukup meskipun asupan kalori
berat yang disebabkan terutama oleh kurangnya asupan energi dan asupan protein.
Diagnosis gizi buruk ditegakkan berdasarkan kriteria berikut yaitu anak terlihat
sangat kurus, adanya edema nutrisional, BB/TB < -3 SD dan LLA < 11,5 mm untuk
anak 6-59 bulan.5WHO dan Unicef menggunakan cut-off BB/PB < -3SD median
standard rujukan WHO (WHO child growth standard), dengan alasan anak di bawah
cut-off tersebut mempunyai risiko lebih tinggi dibanding anak yang berada di atasnya,
jika anak tersebut mendapat terapi diet, akan mengalami peningkatan BB yang lebih
cepat sehingga akan mempercepat penyembuhan dan tidak ada risiko atau pengaruh
2.2.2 Epidemiologi
berkembang, dan melatarbelakangi lebih dari 50% kematian balita. Pada Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 dan Riskesdas 2010, kejadian gizi buruk pada balita
masih tinggi. Hasil survei Riskesdas tahun 2007, menunjukkan bahwa persentase anak
balita gizi buruk di Indonesia sebesar 5,4%. Walaupun angka ini menurun dibandingkan
hasil Survei Sosial-Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2005 yaitu sekitar 8,8%, tetapi
menunjukkan bahwa anak balita gizi buruk masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat utama; jika di suatu daerah ditemukan gizi buruk >1% maka termasuk
masalah berat.
Berdasarkan Riskesdas 2013 terdapat 17,9% balita gizi kurang dan 5,7% gizi
buruk. Berdasarkan Susenas 2007 5,5 % balita mengalami gizi buruk dan 13% balita
2.2.3 Etiologi
kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, menderita penyakit infeksi,
cacat bawaan dan menderita penyakit kanker. Penyebab tidak langsung mencakup
Secara garis besar gizi buruk disebabkan oleh karena asupan makanan yang
kurang atau anak sering sakit, atau terkena infeksi. Asupan makanan yang kurang
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain tidak tersedianya makanan secara adekuat,
anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang, dan pola makan yang salah.
Kaitan infeksi dan kurang gizi seperti layaknya lingkaran setan yang sukar diputuskan,
2.2.4 Klasifikasi
Gizi buruk dapat diklasifikasikan dalam 3 tipe yaitu marasmus, kwashiorkor dan
bersifat nonedematosa yang ditandai dengan kegagalan meningkatnya berat badan dan
iritabilitas. Anak akan cenderung cengeng dan penampilan wajah terlihat seperti oran
tua dan sangat kurus. Lemak kulit berkurang sehingga turgor kulit berkurang dan kulit
cenderung kering, dingin, mengendor serta keriput.otot anak dengan marasmus juga
akan mengalami atrofi sehingga kontur tulang terlihat jelas.8 Anak bisa mengalami
konstipasi atau diare dengan BAB kecil-kecil dan mnegandung lendir.5 Selain itu
tekanan darah anak marasmus juga rendah disbanding anak sehat yang sebaya.
mengalami perubahan status mental dari letargis sampai apatis. Apabila kwashiorkor
ini sampai ke tingkat lanjut gejala seperti gagal tumbuh, hilang stamina dan
meningkatnya resiko infeksi, muntah, diare, anoreksia dan edema akan timbul.5
Gejala klinis lain yang dapat timbul pada anak dengan kwashiorkor adalah
perubahan rambut dan kulit. Pada rambut akan didapatkan rambut tipis, kemerahan
seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa sakit dan mudah rontok.5
Manifestasi pada kulit pula didapatkan dermatosis di mana adanya bercak merah muda
yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas
(deskuamasi).
Anak dengan gizi buruk terbagi 2 yaitu dengan atau tanpa komplikasi. Anak gizi
Anak gizi buruk dengan komplikasi ditandai dengan tanda-tanda tersebut di atas disertai
salah satu atau lebih dari tanda komplikasi medis sebagai berikut:4
a) Anoreksia
b) Pneumonia berat
c) Anemia berat
d) Dehidrasi berat
f) Penurunan kesadaran
b) Lama dan frekuensi diare dan muntah serta tampilan dari bahan muntah dan diare
(encer/darah/lendir)
Bila didapatkan tanda dan gejala tersebut di atas, sangat mungkin anak
g) Batuk kronik
h) Kejadian dan penyebab kematian dari kakak atau adik (saudara kandung)
k) Riwayat imunisasi
m) Lingkungan keluarga
Selain dari anamnesis, penting juga untuk dilakukan pemeriksaan fisik dalam
menegakkan diagnosis gizi buruk pada anak. Pemeriksaan fisik yang dilakukan menilai
antara lain:5
a) Apakah anak tampak sangat kurus, adakah edema pada kedua punggung kaki,
c) Tanda syok (akral dingin, capillary refill time lambat, nadi lemah dan cepat)
kesadaran menurun
f) Sangat pucat
h) Adakah perut kembung, bising usus melemah/meningkat, tanda asites, atau adanya
i) Tanda defisiensi vitamin A pada mata (bercak bitot, ulkus kornea, keratomalasia)
j) Ulkus pada mulut
l) Lesi kulit pada kwarsiorkor yaitu hipo atau hiperpigmentasi, deskuamasi, ulserasi