Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.4 Manfaat..................................................................................................2
2.1 Definisi...................................................................................................3
2.2 Epidemiologi..........................................................................................3
2.3 Etiologi...................................................................................................3
2.4 Patofisiologi...........................................................................................5
2.6 Pengobatan.............................................................................................7
2.7 Prognosis................................................................................................9
BAB 3 KESIMPULAN..........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
BAB 1
PENDAHULUAN
kejang yang terjadi karena rangsangan demam, tanpa adanya proses infeksi
intrakranial; terjadi pada sekitar 2-4% anak berusia 3 bulan sampai 5 tahun
(Mahmood, 2011).
Saat pasien datang dengan kejang disertai demam, dipikirkan tiga kemungkinan,
yaitu: (1) kejang demam, (2) pasien epilepsi terkontrol dengan demam sebagai
pemicu kejang epilepsi, (3) kejang disebabkan infeksi sistem saraf pusat atau
Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang saat
demam, tidak memenuhi kriteria kejang demam. Bila anak berumur kurang dari
6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang didahului demam, kemungkinan
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui lebih jauh
1
2
penatalaksanaannya.
1.3 Manfaat
2.1 Definisi
kenaikan suhu tubuh. “Kejang demam ialah bangkitan kejang yg terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal 38C) yang disebabkan oleh suatu proses
satu diantaranya adalah : “Kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi atau
dengan demam tetapi tidak pernah terbukti adanya infeksi intrakranial atau
penyebab tertentu. Anak yang pernah kejang tanpa demam dan bayi berumur
kurang dari 4 minggu tidak termasuk. Kejang demam harus dapat dibedakan
(Mansjoer, 2011).
2.2 Epidemiologi
kejang demam. Lebih dari 90% kasus kejang demam terjadi pada anak berusia
berusia antara usia 6 bulan sampai dengan 22 bulan, insiden bangkitan kejang
demam tertinggi terjadi pada usia 18 bulan. Di Amerika Serikat dan Eropa
meningkat dua kali lipat bila dibandingkan di Eropa dan di Amerika. Di Jepang
3
4
Wijayahadi.2010).
Dua puluh satu persen kejang demam durasinya kurang dari 1 jam, 57%
terjadi antara 1-24 jam berlangsungnya demam, dan 22% lebih dari 24 jam.
Sekitar 30% pasien akan mengalami kejang demam berulang dan kemudian
meningkat menjadi 50% jika kejang pertama terjadi usia kurang dari 1 tahun.
Sejumlah 9–35% kejang demam pertama kali adalah kompleks, 25% kejang
2.3 Etiologi
demam sering disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis media,
pneumonia, gastroenteritis dan infeksi saluran kemih. Kejang tidak selalu tinbul
pada suhu yang tinggi. Kadang-kadang demam yang tidak begitu tinggi dapat
dehidrasi, intoksikasi air, atau demam tinggi. Kejang yang disebabkan oleh
(Corwin, 2001).
2.4 Patofisiologi
yang merupakan pirogen endogen, jumlah sitokin akan meningkat seiring kejadian
antagonist (IL- 1ra), dan prostaglandin E2 (PGE2). Reaksi sitokin ini mungkin
sehingga terjadi kenaikan suhu tubuh. Demam juga akanm eningkatkan sintesis
2011).
Kejang demam terbagi menjadi dua, yakni kejang demam sederhana dan
tonik-klonik. dan terjadi kurang dari 24 jam, tanpa gambaran fokal dan pulih
kejang fokal atau parsial satu sisiatau kejang umum yang didahului kejang
parsial. Durasinya lebih dari 15 menit dan berulang atau lebih dari 1 kali kejang
selama 24 jam. Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit
atau kejang berulang lebih dari 2 kali, dan di antara bangkitan kejang kondisi anak
6
tidak sadarkan diri. Kejang lama terjadi pada sekitar 8% kejang demam. Kejang
fokal adalah kejang parsial satu sisi, atau kejang umum yang didahului kejang
parsial. Kejang berulang adalah kejang 2 kali atau lebih dalam 1 hari, di antara 2
bangkitan anak sadar. Kejang berulang terjadi pada 16% kejang demam (Riqfqy,
2015).
2.6 Penatalaksanaan
waktu pasien datang, kejang sudah berhenti. Apabila saat pasien datang dalam
keadaan kejang, obat yang paling cepat untuk menghentikan kejang adalah
lahan dengan kecepatan 2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis
atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 12 kg dan
diulang lagi dengan cara dan dosis yang sama dengan interval waktu 5 menit. Bila
setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masih tetap kejang, dianjurkan ke rumah
sakit. Di rumah sakit dapat diberikan diazepam intravena. Jika kejang masih
1. Antikonvulsan
diberikan pada kejang demam dengan salah satu faktor risiko di bawah ini:
• Bila kejang terjadi pada suhu tubuh kurang dari 39 derajat Celsius
dengan cepat.
Obat yang digunakan adalah diazepam oral 0,3 mg/kg/kali per oral atau
rektal 0,5 mg/kg/kali (5 mg untuk berat badan <12 kg dan 10 mg untuk berat
badan >12 kg), sebanyak 3 kali sehari, dengan dosis maksimum diazepam 7,5
diinformasikan pada orangtua bahwa dosis tersebut cukup tinggi dan dapat
maka pengobatan rumat hanya diberikan terhadap kasus selektif dan dalam
pengobatan rumat:
Kejang fokal
Keterangan:
• Pada anak dengan kelainan neurologis berat dapat diberikan edukasi untuk
rekomendasi B).
perilaku dan kesulitan belajar pada 40-50% kasus. Obat pilihan saat ini adalah
asam valproat. Pada sebagian kecil kasus, terutama yang berumur kurang dari 2
9
tahun, asam valproat dapat menyebabkan gangguan fungsi hati. Dosis asam
valproat adalah 15-40 mg/kg/hari dibagi dalam 2 dosis, dan fenobarbital 3-4
untuk kejang demam tidak membutuhkan tapering off, namun dilakukan pada
2.7 Prognosis
dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang sebelumnya normal.
Kelainan neurologis dapat terjadi pada kasus kejang lama atau kejang berulang,
baik umum maupun fokal. Suatu studi melaporkan terdapat gangguan recognition
memory pada anak yang mengalami kejang lama. Hal tersebut menegaskan
Kejang demam akan berulang kembali pada sebagian kasus. Faktor risiko
4. Interval waktu yang singkat antara awitan demam dengan terjadinya kejang.
10
demam adalah 80%, sedangkan bila tidak terdapat faktor tersebut kemungkinan
demam pertama
4. Kejang demam sederhana yang berulang 4 episode atau lebih dalam satu tahun.
Kematian
kematian pada kelompok anak yang mengalami kejang demam sederhana dengan
Kejang demam merupakan jenis kejang yang sering terjadi, terbagi atas
merupakan suatu kondisi yang patut diperhatikan, dan tatalaksana yang tepat
dapat mengatasi kondisi kejang dan mengatasi kausanya. Sebagian besar kejang
demam dapat berulang yang kadang menimbulkan ketakutan dan kecemasan pada
Edukasi orang tua penting karena merupakan pilar pertama penanganan kejang
11
DAFTAR PUSTAKA