Anda di halaman 1dari 3

VARISES

No. Dokumen No. Revisi Halaman


……………. ………… 1/3

Tanggal terbit
Ditetapkan
Direktur,
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS
(PROSEDUR)
(dr.H.L.Hamzi Fikri, MM. MARS)
……………………
NIP. 197406212002121007
Adalah kelainan pembuluh darah vena, sehingga vena berkelok-kelok
dan melebar Dikarenakan kerusakan katup vena, sumbatan vena, atau
campuran keduanya

Penyebab: primer (muncul sendiri), keturunan, kehamilan, hormon,


tumor, dll.

Faktor risiko:

Usia merupakan suatu faktor yang mempengaruhi, usia antara 30 sampai


70 tahun sering memiliki keluhan varises.

PENGERTIAN Saat kehamilan, 50 hingga 55% perempuan Amerika mengeluh varises.


Pada sebagian besar kasus, pembuluh vena kembali normal dalam setahun
setelah melahirkan. Perempuan dengan kehamilan yang sering, dapat
mengalami varises yang menetap.

Faktor-faktor resiko timbulnya varises pada laki-laki dan perempuan:

 Riwayat keluarga dengan varises


 Berat badan yang berlebih
 Berdiri atau duduk dalam jangka waktu yang lama
 Menderita trombosis vena dalam

Kaki dan tungkai terasa pegal, tidak nyaman


ANAMNESIS
Mulai muncul guratan pembuluh darah di tungkai
Status Generalis:
Tanda vital normal bila tidak ada komplikasi.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Lokalis:
Gambaran pembuluh darah telangiektasis, berkelok-kelok
Pemeriksaa fisik, USG Doppler
KRITERIA DIAGNOSIS
Varises
DIAGNOSIS KERJA
-
DIAGNOSIS BANDING
VARISES

No. Dokumen No. Revisi Halaman


……………. ………… 2/3

Tanggal terbit
Ditetapkan
Direktur,
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS
(PROSEDUR)
(dr.H.L.Hamzi Fikri, MM. MARS)
……………………
NIP. 197406212002121007
Laboratorium:

Secara garis besar akan ditemukan angka laboratorium yang normal.


Kecuali ada tanda-tanda infeksi, leukositosis dapat dijumpai.

USG Doppler:

Merupakan pemeriksaan penunjang yang memberikan informasi anatomi


PEMERIKSAAN akurat sekaligus rekonstruksi berkenaan dengan varises, pemeriksaan ini
PENUNJANG juga digunakan sebagai pertimbangan terapi pada varises.

Pemeriksaan penunjang lain:

Foto toraks, EKG, Ekhokardiografi (mungkin ditemukan efusi


perikardial) dan Laboratorium lainnya (hemoglobin, hematokrit,
leukosit, trombosit, PT, INR, APTT, SGOT, SGPT, elektrolit darah,
urine rutin) yang berhubungan dengan toleransi operasi.

Terapi varises

Skleroterapi adalah upaya untuk menutup pembuluh vena dengan


suntikan obat. Prosedur ini biasanya digunakan untuk pembuluh vena
yang lebih kecil dan halus (spider veins). Dilakukan di ruang tindakan
dengan cara menyuntikkan bahan kimia ke dalam varises untuk menutup
varises dari pengisian aliran darah.

Stripping vena dilakukan pada varises yang lebih besar. Dibuat dua buah
insisi kecil, satu pada daerah lipat paha dan satu lagi di bawah lutut.
TATALAKSANA
Kemudian, varises dibuang melalui insisi tersebut.

Prosedur lain yang menyerupai dikenal sebagai Transilluminated


Powered Phlebectomy atau TIPP; dokter menyinari tungkai untuk
melihat pembuluh-pembuluh vena. Saat dokter menemukan varises
tersebut, pembuluh vena tersebut akan ditarik keluar dengan mesin
(suction device) melalui luka insisi kecil. Prosedur ini relatif bebas nyeri.

Ablasi atau terapi laser dilakukan untuk varises yang berat. Prosedur
ablasi memasukkan sebuah kateter yang halus dan fleksibel ke dalam
VARISES

No. Dokumen No. Revisi Halaman


……………. ………… 3/3

Tanggal terbit
Ditetapkan
Direktur,
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS
(PROSEDUR)
(dr.H.L.Hamzi Fikri, MM. MARS)
……………………
NIP. 197406212002121007
pembuluh vena tungkai. Ujung kateter dilengkapi dengan elektroda kecil
yang dapat mengeluarkan panas dan merekatkan dinding-dinding
pembuluh vena. Sama halnya, laser juga menggunakan sebuah fiber halus
yang dimasukkan dalam pembuluh vena melalui kateter. Melalui fiber
tersebut, energi laser dihantarkan untuk menutup bagian pembuluh vena
yang mengalami varises.

Deep venous recontruction

Pasien yang diketahui memiliki faktor risiko menderita varises, sebaiknya


berkonsultasi dan menjalani pemeriksaaan penapis untuk mendeteksi
adanya varises secara dini. Edukasi kepada masyarakat tentang
pentingnya deteksi dini ini dan komplikasi yang dapat terjadi pada pasien
dengan varises sangatlah penting, agar kualitas kesehatan terus membaik.
Pasien varises yang telah ditentukan menjalani terapi non-operatif, maka
harus dilakukan observasi. Dilakukan pula pengendalian dari faktor
EDUKASI
risiko, seperti berhenti merokok dan pengendalian tekanan darah.
Pasien varises yang telah menjalani terapi atau operasi varises, maka
penting untuk melakukan evaluasi rutin berupa pemeriksaan fisik dan
venography. Selain itu, faktor risiko yang ada pada pasien tersebut pun
harus selalu dikendalikan, mulai dari kebiasaan hidup, diet, tekanan
darah, dan sebagainya. Keluarga dari pasien ini pun sebaiknya
diperiksakan untuk mendeteksi secara dini ada atau tidaknya varises.
Ad vitam : dubia ad bonam
PROGNOSIS Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
TINGKAT EVIDENS I
PENELAAH KRITIS KSM BEDAH
Rutherford’s Vascular Surgery, 7th edition, 2010
KEPUSTAKAAN
Decision Making in Vascular Surgery, 2001

Anda mungkin juga menyukai