Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu faktor penting yang mempengaruhi terwujudnya

sumberdaya manusia yang berkualitas adalah konsumsi pangan. Bukti

empiris menunjukan bahwa kualitas SDM sangat ditentukan oleh status gizi

yang baik, dimana status gizi yang baik ditentukan oleh jumlah asupan

pangan yang dikonsumsi. Selanjutnya, masalah gizi yang terjadi pada masa

tertentu akan menimbulkan masalah pembangunan di masa yang akan

datang. Saat ini hampir seluruh negara di dunia menghadapi berbagai bentuk

permasalahan gizi, baik gizi makro maupun gizi mikro.

Masalah gizi yang saat ini menjadi fokus perhatian Pemerintah

diantaranya Stunting, yaitu kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat

kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Di

Indonesia, sekitar 37% (hampir 9 juta) anak balita mengalami stunting.

Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan

oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita, namun

juga terhadap remaja putri.

Konsumsi pangan yang berkualitas, yang ditunjukan dengan

keragaman jenis pangan dan keseimbangan gizi dalam pola konsumsi

pangan sehari-hari dibutuhkan tubuh agar dapat hidup sehat, aktif, dan

produktif secara berkelanjutan. Oleh karena itu, secara gencar pemerintah

melakukan upaya diversifikasi pangan. Upaya tersebut dilakukan tidak untuk

mengganti beras secara total, tetapi mengubah pola konsumsi pangan

masyarakat sehingga masyarakat mengkonsumsi lebih banyak jenis atau

ragam pangannya baik untuk jenis pangan sumber karbohidrat, sumber

protein serta sumber vitamin dan mineral yang menjadikan kualitas gizi lebih

baik.

1 Profil Produk Olahan Pangan Lokal Komersial Kecamatan Sungai Pinang 2019
Dalam rangka mendukung upaya tersebut, konsumsi pangan yang

Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) dengan memanfaatkan

pangan lokal, menjadi sangat penting untuk diterapkan dalam pola konsumsi

sehari-hari. Salah satu upaya yang dilakukan berupa Festival Pangan Lokal

B2SA. Melalui festival ini diharapkan mampu menumbuhkan minat

masyarakat untuk mengolah potensi bahan pangan lokal menjadi pangan

yang sehat dan aman, dengan komposisi gizi yang seimbang. Disamping pula

untuk memberikan nilai ekonomis dan nilai tambah pengolahan dan

pemanfaatan produk pangan lokal yang berkelanjutan.

B. Tujuan

Tujuan dari diselenggarakannya Festival Pangan Lokal B2SA salah

satunya adalah untuk mendorong kreatifitas dan inovasi pengembangan

olahan pangan lokal yang bernilai komersial.

2 Profil Produk Olahan Pangan Lokal Komersial Kecamatan Sungai Pinang 2019
BAB II PANGAN LOKAL KOMERSIAL

A. Nama Produsen

Ibu Dewi Sartika adalah nama produsen yang bermitra dengan TP PKK

Kecamatan Sungai Pinang dalam bidang pangan lokal komersial. Ibu Dewi

Sartika merupakan salah satu binaan yang berada di Kelurahan Mugirejo.

Selain sebagai pelaku UMKM, beliau juga merupakan Ketua Kelompok

Wanita Tani Kota Samarinda dan juga merupakan anggota Pokja 3 TP

PKK Kelurahan Mugirejo. Salah satu prestasi dari Ibu Dewi Sartika adalah

pernah menjadi salah satu anggota delegasi dari Indonesia yang dikirim ke

Afrika dalam rangka Hari Pangan Internasional, dimana selain sebagai

peserta beliau juga berbagi ilmu mengenai olahan pangan terutama

pemanfaatan tanaman singkong menjadi tepung yang kemudian diolah

lagi menjadi rengginang dan paru/dendang.

B. Ijin Produksi

Ijin produksi yang dimiliki oleh Ibu Dewi Sartika adalah sebagai berikut :

- Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan, Nomor : 1645/6472/16

- Sertifikat Produk Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT), Nomor :

2156472020017-21

- Sertifikat Halal MUI, Nomor : 10100009391016

- Surat Izin Usaha Mikro dan Kecil, Nomor : 503/289/IUMK-KS/305

( Fotokopi ijin terlampir)

3 Profil Produk Olahan Pangan Lokal Komersial Kecamatan Sungai Pinang 2019
C. Nama dan Jenis Produk

Nama Produk : ADRR JAYA MAKMUR

Jenis Produk : - Rengginang Singkong

: - Dendeng Daun Singkong

: - Kerupuk Paru Daun Singkong

: - Tepung Singkong

: - Tepung Labu

: - Tepung Sukun

: - Tepung Pisang

: - Tepung Jagung

D. Jenis Kemasan

Jenis kemasan yang digunakan adalah kemasan plastik dan dipadu

dengan kotak karton.

E. Komposisi

Untuk Rengginang Singkong, komposisi bahan adalah sebagai berikut :

- Singkong

- Bumbu rempah (Bawang putih, merica, dan garam)

- Minyak sayur

F. Tahapan Produksi

Cara membuat rengginang singkong :


1. Singkong dikupas dan dicuci bersih.
2. Singkong diparut, kemudian parutan singkong dicuci bersih.
3. Ampas parutan singkong dihancurkan, ditambahkan bumbu campur
singkong, garam, penyedap rasa, tepung sagu dan air) aduk rata,
kemudian dibuat butiran - butiran kemudian dicetak.
4. Dikukus selama 10 menit hingga matang, kemudian didinginkan dan
dijemur hingga kering.
5. Rengginang singkong kering dan dikemas.

Untuk tepung-tepungan, bahan pokok dikupas dan di cuci bersih, kemudian di


potong tipis, direndam dengan starter selama satu malam, tiriskan dan bilas
bersih, jemur hingga kering, lalu digiling menjadi tepung.

4 Profil Produk Olahan Pangan Lokal Komersial Kecamatan Sungai Pinang 2019
G. Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi untuk tepung selama satu bulan +/- 50 – 100 kg, untuk

rengginang +/- 50 kg.

H. Potensi Pemasaran

Saat ini untuk pemasaran produk makanan dari singkong tidak hanya

dilingkungan sekitar tetapi juga telah masuk ke swalayan dan supermarket

yang ada diwilayah Kota Samarinda, Tenggarong, Balikpapan, Bontang

dan Sangatta.

I. Kelayakan Usaha / Prospek Bisnis

Analisa Usaha Rengginang


Agar usaha usaha rengginang ini dapat diketahui keuntungan dan
pengeluarannya maka dibutuhkan perhitungan mengenai usaha
rengginang. Berikut contoh perhitungan analisa usaha rengginang
singkong :
Asumsi
 Masa penggunaan kompor dan gas selama waktu 4 tahun
 Masa penggunaan dandang selama waktu 4 tahun
 Masa penggunaan baskom selama waktu 4 tahun
 Masa penggunaan alat penjemur selama waktu 4 tahun
 Masa penggunaan mesin pengemas selama waktu 4 tahun
 Masa penggunaan pengaduk selama waktu 4 tahun
 Masa penggunaan penghalus bumbu selama waktu 4 tahun
 Masa penggunaan peralatan tambahan selama waktu 4 tahun

Peralatan Harga
Kompor dan gas Rp. 500,000
Dandang Rp. 300,000
Baskom Rp. 500,000
Alat penjemur Rp. 250,000
Mesin pengemas Rp. 300,000
Pengaduk Rp. 50,000
Penghalus bumbu Rp. 65,000
Peralatan tambahan Rp. 100,000
Jumlah Investasi Rp. 2,065,000
Biaya Operasional per Bulan
Biaya Tetap Nilai
Penyusutan kompor dan gas 1/48 x Rp. 500.000 Rp. 10,417
Penyusutan dandang 1/48 x Rp. 300.000 Rp. 6,250
Penyusutan baskom 1/48 x Rp. 500.000 Rp. 10,417
Penyusutan alat penjemur 1/48 x Rp. 250.000 Rp. 5,208
Penyusutan mesin pengemas 1/48 x Rp. 300.000 Rp. 6,250
Penyusutan pengaduk 1/48 x Rp. 50.000 Rp. 6,250
Penyusutan penghalus bumbu 1/48 x Rp. 65.000 Rp. 1,042
Penyusutan peralatan tambahan 1/48x Rp. 100.000 Rp. 2,083
Total Biaya Tetap Rp. 47,917
Biaya Variabel
Singkong Rp. 200,000 x 30 = Rp. 6,000,000
Bumbu Rp. 50,000 x 30 = Rp. 1,500,000

5 Profil Produk Olahan Pangan Lokal Komersial Kecamatan Sungai Pinang 2019
Pewarna makanan Rp. 25,000 x 30 = Rp. 750,000
Plastik kemasan Rp. 10,000 x 30 = Rp. 300,000
Gas Lpg Rp. 25,000 x 4 = Rp. 100,000
Biaya listrik Rp. 50,000 x 1 = Rp. 50,000
Biaya air Rp. 85,000 x 1 = Rp. 85,000
Biaya tambahan lain Rp. 100,000 x 30 = Rp. 3,000,000
Total Biaya Variabel Rp. 11,785,000
Total Biaya Operasional
Biaya tetap + biaya variabel = Rp. 11,832,917
Pendapatan per Bulan
Penjualan rata – rata =
40 kemasan x Rp. 11,000 = Rp. 440,000
Rp. 440,000 x 30 hr = Rp. 13,200,000
Keuntungan per Bulan
Laba = Total Pendapatan – Total Biaya Operasional
Rp. 13,200,000 – 11,832,917 = Rp. 1,367,083
Lama Balik
Modal
Total
Investasi /
Rp. 2,065,000 : 1,367,083 = 2 bln
Keuntungan
=

6 Profil Produk Olahan Pangan Lokal Komersial Kecamatan Sungai Pinang 2019

Anda mungkin juga menyukai