KANKER PAYUDARA Print
KANKER PAYUDARA Print
Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT, pencipta alam semesta, tidak lupa
selawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw.,karena atas rahmat
dan karunia Allah makalah ini dapat kami selesaikan. Tak lupa kami ucapkan banyak terima
kasih kepada dosen, teman – teman dan semua yang telah berpartisipasi dalam pembuatan
Asuhan Keperawatan ini. Sehingga ASKEP yang berjudul “KANKER PAYUDARA“
diselesaikan dengan lancar.
Kepada Allah SWT.,kami mohon rahmat dan hidayah-Nya. Semoga usaha yang
dilakukan ini dalam keridaan-Nya selalu.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………...........….1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………......…2
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG………………………………………………………...…........3
2. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………...………....3
3. TUJUAN…………………………………………………………………...………….4
BAB II TINJAUAN TEORI
1. DEFINISI......................................................................................................................5
2. ETIOLOGI....................................................................................................................6
3. TANDA DAN GEJALA...............................................................................................7
4. PATOFLOW.................................................................................................................9
5. PENCEGAHAN...........................................................................................................10
6. PENANGANAN..........................................................................................................11
7. PENATALAKSANAAN.............................................................................................12
BAB III TINJAUAN KASUS
1. KONSEP DASAR KEPERAWATAN KANKER PAYUDARA……………………13
2. PENGKAJIAN KEPERAWATAN..............................................................................15
3. INTERVENSI..............................................................................................................16
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN..................................................................................20
5. IMPLEMENTASI........................................................................................................22
6. EVALUASI..................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kanker payudara merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita,
penyebab kematian yang paling besar bagi perempuan berusia antara 18 hingga 54 tahun,
perempuan yang berusia 45 tahun memiliki resiko terjangkit kanker payudara berjumlah
25% lebih tinggi dibandingkan perempuan yang lebih tua (Lee, 2008, hlm 38).
Angka kejadian atau prevalensi kanker payudara akan selalu bertambah setiap tahun.
Penyakit kanker adalah salah satu penyebab kematian di dunia. Saat ini, kanker payudara
memiliki peringkat 5%-10% dari seluruh jenis kanker. Dilaporkan angka kejadian di
seluruh dunia melompat 2 kali lipat, ini merupakan tingkat kenaikan tertinggi sepanjang
30 tahun terakhir, WHO (World Healthy Organization) memperkirakan angka kejadian
dari tahun 2009 terdapat 11 juta yang terkena kanker dan tahun 2030 akan bertambah
menjadi 27 juta kematian akibat kanker dari 7 juta menjadi 17 juta, sehingga akan
didapatkan 75 juta orang yang hidup dengan kanker pada tahun 2030 nanti. Ditahun-
tahun mendatang problem kesehatan yang khususnya bagi Negara-negara berkembang
adalah kanker payudara, dengan peningkatan angka kejadian hingga 70%, dan pada
tahun 2002 secara global tercatat 10,9 juta kasus kanker dengan angka kematian 6,7 juta
orang (Yohanes, 2008).
Kenaikan jumlah kasus kanker payudara terkait dengan kenaikan masa hidup wanita
di seluruh dunia dan pertumbuhan populasi, selain itu, faktor
kebiasaan merokok dan diet memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
terjadinya kanker payudara (Wibisono, 2009, hlm 71).
Angka insiden tertinggi dapat ditemukan pada daerah di Amerika Serikat (mencapai
diatas 100/100.000, berarti ditemukan 100 penderita dari 100.000 orang), The Amerika
Cancer Society memperkirakan bahwa pada tahun 2000, 552.200 orang Amerika akan
meninggal akibat kanker, dan 40.800 atau 7% di antaranya adalah perempuan penderita
kanker payudara, ini berarti 15% perempuan yang meninggal disebabkan kanker
payudara (Purwoastuti, 2008, hlm. 14).
Ibrahim (2008) menyatakan bahwa, di Indonesia kanker payudara adalah jenis kanker
yang menempati urutan kedua sesudah kanker leher rahim pada wanita, hasil penelitian
membuktikan bahwa kanker payudara dari 26 kasus per 100.000 penduduk setiap
tahunnya wanita yang mengalami kanker payudara. Karena di Indonesia tidak
memprioritaskan penanggulangan masalah kanker dan masalah lain dianggap lebih
3
penting, baik masalah ekonomi, politik, maupun masalah kesehatan lain misalnya
infeksi.
B. RUMUSAN MASALAH
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun
jaringan ikat pada payudara.
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika
benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar
(metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah
bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa
bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40.
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh
yang berubah menjadi ganas. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal
29-8-2005, sumber : Harianto, dkk)
B. ETIOLOGI
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko
pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
1. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan
struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
2. Masa reproduksi yang relatif panjang.
a) Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.
b) Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)
3. Wanita yang belum mempunyai anak
Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita
yang sudah punya anak.
4. Kehamilan dan menyusui
Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.
5. Wanita gemuk
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
6. Preparat hormon estrogen : Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
7. Faktor genetic
5
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada wanita yang
ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-
46).
C. Anatomi fisiologi payudara
1. Anatomi payudara
Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus,
sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari
payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama
dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar
interpektoralis.
2. Fisiologi payudara
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan
pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas,
sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan
progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan
duktus berkembang dan timbulnya asinus.
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar
hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum
menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan
yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara
menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak
mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna
karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara
menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan
tumbuh duktus baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu
diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui
duktus ke puting susu. (Samsuhidajat, 1997, hal : 534-535)
3. Patofisiologi
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada
jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya.
Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas
6
sesudah masa menopause (postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya
berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya.
Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung
reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya
dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jarngan payudara normal
atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor “Estrogen Receptor Assay
(ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker payudara hormone dependent.
Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap hormone treatment (endocrine
chemotherapy, oophorectomy, atau adrenalectomy). (Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1589)
D. TANDA DAN GEJALA
Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan
payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang
tidak teratur.
Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan
mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada
atau kulit di sekitarnya. Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang
membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan
tampak seperti kulit jeruk.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah benjolan atau massa di ketiak,
perubahan ukuran atau bentuk payudara, keluar cairan yang abnormal dari puting susu
(biasanya berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah),
perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola
(daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu), payudara tampak kemerahan, kulit
di sekitar puting susu bersisik, puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal, nyeri
payudara atau pembengkakan salah satu payudara. Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri
tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.
7
1. Klasifikasi kanker payudara
c) Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
d) T1 : Tumor < 2 cm
T1c : Tumor 1 – 2 cm
e) T2 : Tumor 2 – 5 cm
f) T3 : Tumor diatas 5 cm
kulit.
8
T4c : T4a dan T4b
d) N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain
atau melekat pada jaringan sekitarnya.
a) Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau
penyebaran luas.
b) Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada
penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN
c) Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar
dari 5 cm tanpa keterlibatan LN
d) Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor
dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh
9
e) Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau
kulit semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN
supraklavikular.
f) Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh. (Setio W, 2000, hal : 285)
10
E. PATOFLOW
F. PENCEGAHAN
Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di
payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan
dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak
membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan. Cara pemeriksaan adalah sebagai
berikut :
1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara.
Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian
yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke
dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu,
segeralah pergi ke dokter.
2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah
bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan.
11
Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada
benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.
5. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila
diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila
ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat
dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih,
segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk
sembuh secara sempurna. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan
(www.vision.com jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Ramadhan)
G. PENANGANAN
1. Pembedahan
a) Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi
sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit
yang terkena).
b) Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar
limfe dilateral otocpectoralis minor.
2. Non pembedahan
a) Penyinaran
12
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada
kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.
b) Kemoterapi
H. PENATALAKSANAAN
13
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
15
Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan,
makanan yang disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan
sesudah masuk RS.
Eliminasi
Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan
sesudah masuk RS.
Istirahat dan tidur
Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.
c) Klasifikasi Data
Data pengkajian :
1) Data subyektif
Data yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga, mencakup hal-hal
sebagai berikut : klien mengatakan nyeri pada payudara, sesak dan
batuk, nafsu makan menurun, kebutuhan sehari-hari dilayani di tempat
tidur, harapan klien cepat sembuh, lemah, riwayat menikah, riwayat
keluarga.
2) Data obyektif
Data yang dilihat langsung atau melalui pengkajian fisik atau penunjang
meliputi : asimetris payudara kiri dan kanan, nyeri tekan pada payudara,
hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik.
d) Analisa Data
Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan pengembangan daya
pikir yang berdasarkan ilmiah, pengetahuan yang sama dengan masalah yang
didapat pada klien.
2. Diagnosa Keperawatan
16
g) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake tidak
adekuat.
3. Perencanaan
DS : Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke kanan.
Kriteria :
Intervensi :
a) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
17
b) Beri posisi yang menyenangkan.
Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar
sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.
Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak
dipersepsikan.
Ditandai dengan :
Kriteria :
18
Intervensi :
Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut pada keterbatasan
gerak.
DS :
Kriteria :
Intervensi :
19
Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga
pasien dapat membuat rencana untuk masa depannya.
Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat dikenali dan
diukur.
Ditandai dengan :
DO :
Kriteria :
Intervensi :
20
Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya.
Ditandai dengan :
DO :
Terpasang drainase
Kriteria :
Intervensi :
21
Kaji adanya tanda – tanda infeksi.
Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda – tanda infeksi sehingga
dapat segera diberikan tindakan yang tepat.
Ditandai dengan :
Kriteria :
Intervensi :
22
Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan
datang.
Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan minyak.
Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang masih ada.
Anjurkan untuk Mammografi.
DS :
DO :
23
Setengah porsi makan tidak dihabiskan.
Hb 10,7 gr %
Kriteria :
Intervensi :
Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah
tenaga.
24
Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien
4. Implementasi
25
5. Evaluasi
26
DAFTAR PUSTAKA
Dixon M., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta.
Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta
Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media Komputindo,
Jakarta.
27