Anda di halaman 1dari 46

Kuliah : Desain IPAL

(Instalasi Pengolah Air Limbah)/


16096304
Dosen : Taty Alfiah, ST. MT.
Semester Genap 2018/2019

Jurusan Teknik Lingkungan - Fakultas Teknik


Sipil dan Perencanaan , Institut Teknologi Adhi
Tama Surabaya
Trikling Filter itu …..
• Pengolahan sekunder IPAL
• Mengolah limbah cair secara biologi
– aerob dan terlekat (attached)
limbah cair
• Pengolahan biologi dengan
memanfaatkan mikroorganisme
untuk menguraikan materi organik,
sehingga BOD turun
Proses Pengolahan TF
a. Bangunan Trickling Filter berisi media
padat
b. Air limbah diteteskan pada media padat,
melalui distributor
c. Air limbah mengalir melalui pori-pori media
filter.
d. Mikroorganisme tumbuh pada permukaan
media padat dengan memakan materi
organik dalam air limbah
Proses Pengolahan TF

e. Mikroorganisme berfungsi menguraikan


materi organik, menurunkan BOD
f. Mikroorganisme membentuk lapisan
pada permukaan media padat (biofilm)
g. Mikroorganisme yang tumbuh pada
permukaan media padat semakin tebal,
kemudian suatu saat terlepas dari media
(sloughing)
Proses Pengolahan TF

h. Lapisan mikroorganisme yang terlepas


ditampung di bawah bangunan TF, lalu
dialirkan ke Clarifier
i. Lumpur mikroorganisme dipisahkan ,
efluen mengalir ke desinfeksi, lumpur
mengalir ke bangunan pengolah lumpur
dan sebgian dikembalikan ke bangunan
TF
Lapisan mikroorganisme terlepas dari
permukaan media padat TF
Susunan TF
Single stage = satu tahap

Two stage = dua tahap


Raw water Recirculated flow (QR)
(Q) Primary
settling
Secondary Treated
settling water (Q)
One-stage Trickling Trickling filter
Filter

Treated
Raw Primary Recirculated flow (QR) water (Q)
water settling
Intermediate Recirculated flow (QR)
settling tank

Trickling Final
filter settling tank

Two-stage Trickling Trickling Treated


Filter filter water
Susunan TF
Seri
Two stage = dua tahap
Susunan TF
Seri
Single stage = satu tahap
Bangunan Trickling Filter

1. Distributor arm (pipa distribusi influen)


2. Media padat
3. Sistem underdrain
Trickling Filters

Filter Material
Media TF
1. Alami
▫ Batu, kayu
2. Sintetis
▫ Plastik
Trickling Filters
• Not a true filtering or sieving process
• Material only provides surface on which
bacteria to grow
• Can use plastic media
▫ lighter - can get deeper beds (up to 12 m)
▫ reduced space requirement
▫ larger surface area for growth
▫ greater void ratios (better air flow)
▫ less prone to plugging by accumulating slime
Underdrain System
Kelebihan Trickling Filter

1. Kebutuhan energi rendah.


▫ Tidak perlu aerator
2.Lumpur TF mudah dikelola
▫ Lumpur TF mudah mengedap dan
mudah dikeringkan dibandingkan
lumpur activated sludge
Kelebihan Trickling Filter

3. Kebutuhan pemeliharaan rendah


▫ Sedikit peralatan mekanik
4.Kualitas efluen stabil
▫ teknologi dan proses Trickling filters
relatif sederhana.
Kelebihan Trickling Filter

5. Mampu mengatasi zat racun dan beban


kejut (Shock Loads)
▫ Zat beracun hanya mengenai bagian media
tertentu.
▫ Adanya resirkulasi efluen mampu
mengencerkan zat racun.
6. Pengoperasian relatif mudah
▫ Operasional mudah dan kualitas efluen baik
Kelemahan Trickling Filter

1.Masalah bau dan organisme pengganggu


▫ Organik loading tinggi dengan ventilasi tidak
mencukupi mendorong terjadi dekomposisi anaerob
sehingga dapat menimbulkan bau
▫ Lalat filter (Psychoda) dan serangga pengganggu lain
bila media filter tidak cukup lembab
2.Potensi penyumbatan Media
▫ Biofilm mikroorganisme yang mengalami sloughing
dari media menyebabkan penyumbatan,
mengakibatkan pengolahan tidak efisien dan kualitas
efluen buruk.
Kelemahan Trickling Filter

3. Penyesuaian terhadap peningkatan


beban kurang
▫ trickling filters tidak dapat diatur
menyesuaiakan beban untuk mencapai
peningkatan pengolahan.
4.Perlu pemompaan
▫ Air limbah influen perlu dipompa menuju pipa
pembagi di atas.
5. Biaya kapital tinggi
Permasalahan pada TF
Beberapa pengoperasian Trickling Filters

Design Parameters Low or Intermediate High rate Super rate Roughing


Standard rate (stone) (plastic)

Hydraulic loading (m/d) 1–4 4 – 10 10 – 40 15 – 90 60 – 180

Organic loading
(kgBOD5/d-m) 0.08 – 0.32 0.24 - 0.48 0.32 – 1.0 0.32 – 1.0 > 1.0

Recirculation 0 0–1 1–3 0–1 1–4

Filter flies many varies few few few

Sloughing Intermittent Varies Continuous Continuous Continuous

Depth (m) 1.5 – 3 1.5 – 2..5 1–2 12 1–6

BOD5 removal
(%) 80 – 85 50 – 70 65 – 80 65 – 85 40 – 65

Effluent Quality Well nitrified Some Nitrates Limited No


Nitrification nitrification nitrification
Design Equation (NRC)
1
Single stage E1  0.5
 QCin 
1  4.12 
 VF 
E1 = fraction of BOD5 removal for first stage at 20 oC, including recirculation
and sedimentation
Q = wastewater flow rate, m3/s
Cin = influent BOD5, mg/L
V = volume of filter media, m3
F = recirculation ratio 1 R
F R = Qr/Q
(1  0.1R) 2

Qr = recirculation flow rate, m3/s


Design Equation (NRC)

Second stage 1
E2 
4.12  QCe 
1  
1  E1  VF 

E2 = fraction of BOD5 removal for second stage filter at 20 oC, including


recirculation and sedimentation
Ce = effluent BOD5 concentration from first stage, mg/L

ET  E20 (T 20)
Example

Design low rate trickling filter for secondary


treatment of sewage generated from 10.000
persons with rate of water supply 170 LPCD. The
BOD5 after primary treatment is 110 mg/L and
BOD5 of final effluent should be 20 mg/L.
Consider C = 5,358.
Solution
Sekian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai