Priyo Eko Saputro BAB II-dikonversi
Priyo Eko Saputro BAB II-dikonversi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tidur
1. Pengertian tidur
2. Fisiologi Tidur
dan tidur yang terletak dalam mesensefalon dan bagian atas pons. RAS
15
spesifik di pons dan batang otak tengah yaitu BSR. Bangun dan
3. Fungsi Tidur
berbagai susunan saraf. Kedua, efek pada struktur tubuh yang dapat
(Hidayat, 2009).
daya tahan tubuh. Dengan tidur yang teratur tingkat kecerdasan dan
2009).
4. Pola Tidur
tersebut dapat didukung oleh cahaya lampu atau matahari di siang hari,
performa yang lebih baik daripada orang yang mempunyai pola tidur
a. Kualitas Tidur
untuk tidur pada malam hari atau efisiensi tidur (Miller, 1995
subjektif, data subjektif tidur yang baik atau buruk dapat dievaluasi
hari dan kepuasan tidur (Miller, 1995 dalam Amir, 2007). Menurut
yang baik dan buruk, jika individu puas dengan kualitas dan
yaitu, kualitas tidur subjektif, tidur laten, lama tidur, efisiensi tidur,
tidur yang baik dan jika seseorang mendapat nilai PSQI > 5 maka
b. Kuantitas Tidur
5. Kebutuhan Tidur
6. Tahapan Tidur
atau disebut juga tidur non rapid eye movement (NREM). Kedua, tidur
dengan tidur paradoks atau disebut juga tidur rapid eye movement
lalu diikuti oleh tahapan akhir fase REM yang memerlukan waktu kira-
Fase NREM dan REM terjadi secara bergantian selama 4-6 siklus
stadium:
a. Tahap I
b. Tahap II
c. Tahap III
dengan ciri denyut nadi dan frekuensi nafas serta prose tubuh
15-30 menit.
d. Tahap IV
selama 80-100 menit, akan tetapi apabila kondisi orang sangat lelah,
maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada. Selama
tidur baikNREM maupun REM, dapat terjadi mimpi tetapi mimpi dari
tidur REM lebih nyata dan diyakini penting secara fungsional untuk
dapat dibagi menjadi tanda fisik dan tanda psikologis. Di bawah ini
akan dijelaskan apa saja tanda fisik dan psikologi yang dialami.
a. Tanda Fisik
b. Tanda Psikologis
antara lain menarik diri, apatis, merasa tidak enak badan, malas
a. Penyakit
bisa tidur.
akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang
lambatnya diperpendek.
c. Stres Psikologis
d. Obat
tidur.
e. Nutrisi
f. Lingkungan
g. Motivasi
8. Gangguan Tidur
Tarwoto & Wartonah (2011) gangguan yang terjadi saat tidur adalah
sebagai berikut:
berjalan).
saat tidur sama dengan orang yang sedang tidur normal, juga tidak
Penyebab dari gangguan pola tidur ini antara lain kerusakan transport
lain. Menurut Maslow (1970; Potter & Perry, 2005) hirarki kebutuhan
cinta dan rasa memiliki, kebutuhan rasa berharga dan harga diri, dan
1. Kebutuhan fisiologis
dan aman, mereka mempunyai waktu dan energi untuk mencari cinta,
rasa memiliki, dan untuk membagi cinta tersebut dengan orang lain.
perasaan bahwa mereka dihargai oleh orang lain. Kebutuhan harga diri
membutuhkan apresiasi dari orang lain. Pada saat kedua kebutuhan ini
kebutuhan harga diri dan pengharhaan diri orang lain tidak terpenuhi,
orang tersebut mungkin merasa tidak berdaya dan merasa rendah diri.
realistis.
C. Lanjut Usia
kematian)
yang terjadi selama penuaan pada setiap sistem organ (Setiati dkk,
2009)
yang berbeda. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang
melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga
rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian.
2. Batasan-batasan Lansia
yaitu:
3. Teori-teori Penuaan
spiritual.
a. Teori biologi
theory, teori stres, teori radikal bebas, dan teori rantai silang.
3) Teori stress
terpakai.
b. Teori psikologis
c. Teori spiritual
pada lansia berada pada tahap penjelmaan dari prinsip cinta dan
a. Perubahan fisik
sering konstipasi.
meningkat.
b. Perubahan mental
c. Perubahan psikososial
(Nugroho, 2008).
2005).
D. Terapi Air
1. Pengertian
(temperatur tubuh), dingin atau dalam kondisi beku (es) dan kondisi
uap. Air dapat digunakan pada temperatur ganjil (secara langsung atau
air yang lebih dingin atau lebih panas untuk merangsang respon-respon
tubuh; air juga dapat digunakan untuk “menantang” tubuh agar hanya
tahun terakhir terapi air telah terbukti sebagai salah satu metode
perawatan penyakit atau gangguan fisik yang sangat efektif tanpa efek
Selain itu, peradaban Yunani dan Romawi juga melakukan hal yang
daya apung air (buoyancy) yang bermanfaat untuk terapi latihan dalam
sifat-sifat fisiologis air, baik air panas maupun dingin, dapat digunakan
hangat.
dalam perawatan penyakit dan sudah dipergunakan sejak dulu oleh ras-
ras primitif.
pegal-pegal dan rasa kaku pada otot serta membuat tidur menjadi lebih
member efek berupa rasa segar dan gairah semangat. Suhu dingin
berendam air panas, berendam air dingin, berendam air biasa, mandi
uap, mandi cara Sitz (Sitz bath), pancuran air panas dan dingin,
air garam).
a. Air adalah zat alami yang sangat berlimpah, air adalah kombinasi
elemen-elemen dalam hal ini hidrogen 90% dan oksigen lebih dari
10%.
kulit, maka otot-otot akan relaks dan pembuluh darah akan terbuka
air dalam rentang 98-104 oF atau 36,7 - 40 oC. Pemakaian air yang
lebih panas dari skala ini tidak boleh dilakukan karena sangat
perasaan gelisah dan juga mengatasi masalah tidur. Air hangat dengan
Efek refleks terapi air yang diberikan pada daerah kulit kaki secara
merupakan salah satu terapi yang dapat dilakukan sendiri dan tidak
basal talamus dan masuk ke batang otak tepatnya di daerah rafe bagian
bawah pons dan medula disinilah terjadi efek soparifik (ingin tidur).
(Guyton, 2000).
yang dilakukan dengan cara merendam kaki dalam air hangat bersuhu
dari kelenjar hormon dan terjadi dilatasi pada otot dan pembuluh darah
dijadkan terapi insomnia (penyakit susah tidur). Pada terapi rendam air
hangat pada kaki dapat menyebabkan efek sopartifik (efek ingin tidur),
hormon melatonin sebagai dampak dari rendam air hangat pada kaki
E. Kerangka Teori
Kebutuhan
Harga Diri
Kebutuhan
Aktualisasi
Diri
F. Kerangka Konsep
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan
tidur:
1. Penyakit
2. Latihan dan kelelahan
3. Stres Psikologi
4. Obat
5. Nutrisi
6. Lingkungan
7. Motivasi
Keterangan : Diteliti
Tidak diteliti
G. Hipotesis
pengaruh terapi rendam kaki air hangat terhadap peningkatan kualitas tidur