Materi Kelistrikan Kelas XI
Materi Kelistrikan Kelas XI
PENDAHULUAN
1
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
system kerangka/chasis/body, system pemindah tenaga, system kelistrikan dan system
bahan bakar. Pada masing-masing system tersebut dijelaskan tentang cara kerja, fungsi
komponen serta diagnosis kerusakan yang terjadi.
Untuk menyampaikan materi sepeda motor yang harus disajikan maka
disusunlah makalah yang berjudul “Sistem Kelistrikan Sepeda Motor”. System
kelistrikan tersebut meliputi system penerangan, system pengapian, system pengisian,
dan system starter. System-sistem tersebut akan dibahas lebih jelas pada pembahasan
berikutnya.
Dengan ditulisnya makalah ini maka diharapkan mahasiswa mampu
menyajikan materi tentang sepeda motor dan menguasi kompetensinya serta dapat
dijadikan referensi tambahan tentang kompetensi system kelistrikan sepeda motor.
C. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah tentang system kelistrikan
sepeda motor ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan system kelistrikan pada sepeda motor?
2. System apa saja yang termasuk dalam system kelistrikan sepeda motor?
2
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
3. Bagaimana cara kerja dari masing-masing system tersebut?
4. Bagaimana cara perawatan dan diagnosis kerusakan pada masing-masing
system tersebut?
3
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
BAB II
PEMBAHASAN
B. SYSTEM STARTER
System starter atau yang dikenal juga dengan system penggerak mula
merupakan system yang berfungsi sebagai system yang memberikan tenaga putar
4
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
pertama untuk mesin sehingga mesin tersebut menyala. Menurut Nugraha Setya dalam
Modul Sistem Starter UNY menyebutkan bahwa “Sistem starter berfungsi memberikan
tenaga putar bagi mesin untuk memulai siklus kerjanya”.
Pada system starter tenaga yang digunakan sebagai penggerak mula suatu
mesin bermacam-macam. Tetapi yang digunakan pada sepeda motor hanya dua jenis
yaitu sistem starter dengan penggerak motor listrik (elektrik starter) dan menggunakan
penggerak mekanik/tenaga manusia (kick starter).
Sistem kelistrikan pada sepeda motor melayani kinerja dari sistem starter
dengan penggerak motor listrik, yang bekerja dengan cara mengubah energy listrik
menjadi energy gerak/mekanik untuk penggerak mula suatu mesin/motor. Umumnya,
motor listrik dipasangakan pada poros engkol menggunakan perantara roda gigi ,aupun
rantai. Motor starter memperoleh sumber energy listrik dari baterai, sehingga motor
starter harus mampu menghasilkan momen yang besar dari energy listrik yang hanya
12 v dari baterai. Dengan menggunakan elektrik starter, maka kinerja manusia dalam
mengidupkan suatu mesin sepeda motor menjadi lebih mudah.
1. Komponen Sistem Elektrik Starter Sepeda Motor
a. Baterai. Merupakan sebuah alat elektro-kimia yang dibuat untuk mensuplai
energi listrik tegangan rendah (pada sepeda motor menggunakan 6 Volt dan
atau 12 Volt) ke sistem pengapian, starter, lampu dan komponen kelistrikan
lainnya. Baterai menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang
dikeluarkan apabila diperlukan sesuai beban/sistem yang memerlukannya.
b. Kunci kontak. Berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan
memutus (On-Off) rangkaian kelistrikan sepeda motor.
c. Relay starter. Sebagai relay utama sistem starter yang berfungsi untuk
mengurangi rugi tegangan yang disalurkan dari baterai ke motor starter.
d. Saklar starter. Berfungsi sebagai saklar starter yang bekerja pada saat kunci
kontak pada posisi ON.
e. Motor starter. Merupakan motor starter listrik (kebanyakan tipe DC) yang
berfungsi untuk mengubah tenaga kimia baterai menjadi tenaga putar yang
mampu memutarkan poros engkol untuk menghidupkan mesin
5
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
Gambar 1. Letak Komponen Sistem Starter
2. Cara Kerja.
Sistem starter bekerja pada beberapa kondisi, yaitu pada saat kunci kontak
OFF, pada saat kunci kontak ON saklar starter belum tertekan dan saat kunci
kontak ON saklar starter ditekan.
a. Pada saat kunci kontak OFF. Hubungan baterai sebagai sumber tegangan
listrik dengan rangkaian sistem starter terputus, tidak ada arus yang
mengalir sehingga sistem starter tidak dapat digunakan.
6
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
b. Pada saat kunci kontak ON, saklar starter belum ditekan. Jika saklar starter
belum ditekan tetapi kunci kontak ON, maka arus dari baterai akan
mengalir ke relay starter akan tetapi motor starter belum menyala.
c. Pada saat kunci kontak ON saklar starter ditekan. Apabila tombol starter
ditekan (posisi START) pada saat kunci kontak ON, maka kemudian sistem
starter akan mulai bekerja dan arus akan mengalir :
Baterai ⇒ Sekering ⇒ Kunci Kontak (ON) ⇒ Kumparan Relay
Starter ⇒ Tombol Starter (START) ⇒ massa.
Motor starter akan bekerja memutarkan poros engkol dengan cara
mengubah arus listrik menjadi gerak putar.
d. Mekanisme penggerak motor starter. Motor starter dihubungkan pada
poros engkol melaluai dua mekanisme penggerak. Mekanisme penggerak
bertujuan untuk meningkatkan momen putar melalui gigi reduksi dan
mencegah berputarnya motor starter saat mesinsudah menyala. Kedua
mekanisme tersebut yaitu mekanisme menggunakan rantai penggerak dan
sprocket dan mekanisme penghubung menggunakan roda gigi.
Mesin akan mulai berputar karena digerakkan oleh motor listrik melalui
perantaraan rantai starter atau roda gigi. Agar setelah mesin hidup motor
starter tidak ikut berputar pada rotor flywheel dipasangkan mekanisme
kopling satu arah.
7
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
Gambar 4. Cara kerja kopling satu arah
8
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
Jika tidak ada tegangan maka periksa hubungan/kontinuitas pada
kumparan relay starter. Jika tidak ada hubungan ganti relay starter.
c. Memeriksa motor starter
Melakukan pembongkaran dan pelepasan motor starter.
Periksa komutator. Jika warna beubah maka terjadi huungan singkat
dengan kumparan armature.
Pemeriksaan bantalan.
Pemeriksaan kumparan armature. Pemeriksaan kontinuitas kumparan
dan kebocoran kumparan.
Memeriksa sikat arang. Meliputi panjang sikat, pegas, hubungan
singkat terminal kabel dan kontinuitasnya.
d. Memeriksa mekanisme kopling satu arah
Melepas kopling starter
Memeriksa sil terhadap kerusakan.
Memeriksa bantalan jarum.
Memeriksa pengglinding kopling satu arah.
Gambar 5
Pemeriksaan mekanisme kopling satu arah
4. Diagnosis Kerusakan
Langkah utama sebelum melakukan diagnosis kerusakan adalah periksa
kabel-kabel pada sistem dari hubungan longgar atau berkarat. Berikut ini adalah
gejala kerusakan pada sistem starter dan diagnosa kerusakannya.
9
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
a. Motor starter tidak berputar
10
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
Putaran motor starter terlalu pelan.
Sistem pengapian rusak.
Problem lain pada mesin (kompresi rendah, busi kotor, dsb.)
C. SYSTEM PENGAPIAN
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sepeda motor menggunakan teknologi
motor bensin pada proses pembakarannya membutuhkan percikan bunga api yang
disupali oleh sistem kelistrikan. Sistem kelistrikan yang menghasilkan percikan bunga
api pada proses pembakaran disebut dengan sistem pengapian.
Menurut Nugraha Setya dalam Modul Sistem Starter UNY menyebutkan bahwa
“Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi pada saat
yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder”. Pada
sepeda motor, sistem pengapian terbagai menjadi beberapa macam. Menurut sumber
tegangannya terbagi menjadi sistem pengapian baterai (DC) dan sistem pengapian
magnet (AC). Menurut perkembangan teknologinya maka sistem pengapian dibagi
menjadi dua macam yaitu sistem pengapian konvensional (platina) dan sistem
pengapian elektronik (CDI).
Dikarenakan pada kondisi saat ini semua kendaraan telah menggunakan sistem
pengapian elektronik, maka pada pembahasan berikut ini akan dibahas mengenai
sistem pengapian elektronik baterai (DC) dan magnet (AC). Pengapian elektronik pada
sepeda motor lebih dikenal dengan sistem pengapian CDI (Capacitor Discharge
Ignition).
Sistem pengapian CDI merupakan sistem pengapian elektronik yang bekerja
dengan memanfaatkan pengisian (charge) dan pengosongan (discharge) muatan
kapasitor. Proses pengisian dan pengosongan muatan kapasitor dioperasikan oleh
saklar elektronik seperti halnya kontak platina (pada sistem pengapian konvensional).
Sebagai pengganti kontak platina, pada sistem pengapian elektronik digunakan
SCR/Silicon Controlled Rectifier (yang disebut Thyristor switch). SCR bekerja
11
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
berdasarkan sinyal-sinyal listrik, sehingga pada sistem pengapian elektronik
didapatkan beberapa keuntungan yaitu :
1) Keuntungan Mekanik :
Tidak terdapat gerakan mekanik/gesekan antar komponen pada SCR,
sehingga tidak terjadi keausan komponen.
Tidak memerlukan perawatan/penyetelan dalam jangka waktu yang pendek
seperti pada sistem pengapian konvensional.
Kerja sistem pengapian elektronik stabil (karena tidak ada keausan
komponen) sehingga bahan bakar relatif ekonomis karena pembakaran
lebih sempurna.
Tidak sensitif terhadap air karena komponen sistem pengapian dapat
dikemas kedap air.
2) Keuntungan Elektrik
Tegangan pengapian cukup besar dan konstan, sehingga pembakaran lebih
sempurna dan kendaraan mudah dihidupkan.
Busi menjadi lebih awet karena pembakaran lebih sempurna.
3) Kekurangan Sistem Elektrik
Apabila terjadi kerusakan terhadap salah satu komponen di dalam unit CDI,
berakibat seluruh rangkaian CDI tidak dapat bekerja dan harus diganti satu
unit.
Biaya/harga penggantian unit CDI relatif lebih mahal.
12
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
1. Sistem Pengapian Elektronik Magnet (CDI-AC)
Komponen-komponen yang bekerja pada sistem pengapian diantaranya
adalah:
a. Sumber Tegangan.
Berfungsi sebagai penyedia tegangan yang diperlukan oleh sistem pengapian.
Sumber tegangan sistem pengapian magnet elektronik AC merupakan sumber
tegangan AC (Alternating Current), berupa Alternator (Kumparan
Pembangkit/stator dan Magnet/rotor). Alternator berfungsi untuk mengubah
energi mekanis yang didapatkan dari putaran mesin menjadi tenaga listrik arus
bolak-balik (AC). Pada sepeda motor, rotor juga berfungsi sebagai fly wheel.
b. Kunci Kontak
Berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan memutus (On-Off)
rangkaian pengapian (dan rangkaian kelistrikan lainnya) pada sepeda motor.
Kunci kontak untuk pengapian AC merupakan tipe pengendali massa.
Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak membelokkan tegangan dari
sumber tegangan (alternator) yang dibutuhkan oleh sistem pengapian
ke massa melalui terminal IG dan E kunci kontak, sehingga sistem
pengapian tidak dapat bekerja. Di sisi lain, pada posisi OFF dan LOCK
kunci kontak juga memutuskan hubungan tegangan (+) baterai
(terminal BAT dan BAT 1) sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak
dapat dioperasikan.
Pada posisi ON, kunci kontak memutuskan hubungan terminal IG dan
E, sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator diteruskan ke
sistem pengapian. Sistem pengapian dapat dioperasikan, disamping itu
hubungan terminal BAT dan BAT 1 terhubung sehingga seluruh sistem
kelistrikan dapat dioperasikan.
13
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
c. Koil Pengapian
Koil pengapian (Ignition Coil), berfungsi untuk menaikkan tegangan yang
diterima dari sumber tegangan (alternator) menjadi tegangan tinggi yang
diperlukan untuk pengapian.
RECTIFIER CAPACITOR
(1) (3)
THYRISTOR
RECTIFIER
SWITCH
(2)
(4)
14
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
Keterangan :
1) Dari sumber tegangan alternator.
2) Dari signal generator.
3) Ke ignition coil.
4) Massa CDI
CDI adalah sebagai berikut : Rectifier bekerja menyearahkan arus AC yang
dihasilkan oleh sumber tegangan (alternator) maupun oleh signal generator
(pick up coil).
Kapasitor (capacitor) menyimpan energi hasil induksi dari kumparan stator
alternator dimana terdapat magnet permanen yang berputar (rotor alternator) di
dekat kumparan stator.
Thyristor switch merupakan saklar elektronik yang akan mengosongkan
kapasitor yang sudah bermuatan tersebut, sinyal trigger didapatkan dari arus
yang dihasilkan oleh pick up coil yang mengalir melalui kaki Gate (G).
Akibatnya Thyristor aktif dan menghubungkan kedua terminal kapasitor
melalui terhubungnya terminal Anoda (A) dan Katoda (K) pada Thyristor.
Kapasitor akan melepaskan muatannya secara cepat (discharge) melalui
kumparan primer koil pengapian (Ignition Coil) untuk menghasilkan induksi
pada kumparan primer maupun induksi tegangan tinggi pada kumparan
sekunder koil pengapian.
15
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
1 2 3
(+)
(-)
1 2 3
f. Busi
Busi terbagi menjadi 3 jenis, yaitu busi panas, busi dingin dan busi sedang.
Busi dingin adaalah busi yang mempunyai kemampuan untuk menyerap dan
melepas/membuang panas dengan cepat sekali. Busi dingin biasanya
digunakan pada mesin yang temperatur kerja dalam ruang bakarnya tinggi.
Sedangkan busi panas adalah busi dengan kemampuan menyerap dan melepas
panas yang lambat. Jenis ini digunakan untuk mesin yang temperatur kerja
dalam ruang bakarnya rendah. Berikut ini adalah penjelasan tentangsistem
kode busi.
16
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
Berikut ini akan dibahas tentang bagaimana cara kerja dari sistem
pengisian elektronik arus bolak-balik CDI-AC dan gambar skema sistem
pengapian magnet elektronik.
17
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
Gambar 9 skema sistem pengapian magnet elektronik.
18
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
Akhirnya pada kumparan sekunder koil pengapian akan timbul induksi
tegangan tinggi sebesar ± 20 KVolt ⇒ disalurkan melalui kabel busi ke busi
untuk diubah menjadi pijaran api listrik.
b. Kunci kontak.
Berbeda dengan kunci kontak pada sistem pengapian elektronik magnet, kunci
kontak pada sistem pengapian elektronik baterai menggunakan sistem
pengendali positip.
Pada posisi ON, kunci kontak menghubungkan tegangan (+) baterai ke
seluruh sistem kelistrikan (termasuk sistem pengapian) untuk
mengoperasikan seluruh sistem kelistrikan yang ada.
19
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak memutuskan hubungan
kelistrikan dari sumber tegangan (terminal (+) baterai) yang dibutuhkan
oleh seluruh sistem kelistrikan, sehingga seluruh sistem kelistrikan
tidak dapat dioperasikan.
c. Koil pengapian
Koil pengapian (Ignition Coil), berfungsi untuk menaikkan tegangan yang
diterima dari sumber tegangan (alternator) menjadi tegangan tinggi yang
diperlukan untuk pengapian.
20
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
koil pengapian untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan
sekunder dengan cara induksi elektromagnet.
21
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
e. Kumparan pembangkit pulsa (signal generator)
Bekerja bersama reluctor sehingga menghasilkan sinyal trigger (pemicu) yang
dimanfaatkan oleh Thyristor untuk mendischarge seluruh muatan kapasitor.
Komponen ini sama dengan komponen pada sistem pengapian elektronik
magnet.
f. Busi.
Berfungsi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga
api melalui elektrodanya. Loncatan bunga api terjadi disebabkan adanya
perbedaan tegangan diantara kedua kutup elektroda busi (± 20.000 volt).
22
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
Ketika rotor alternator (magnet) berputar, reluctor ikut berputar. Pada saat
reluctor mulai mencapai lilitan pick up coil, lilitan pick up coil akan
menghasilkan sinyal listrik yang dimanfaatkan untuk mengaktifkan
Switch Transistor (Tr) pada DC-DC Conventer. Kumparan primer dan
sekunder (Kump.) pada DC-DC Conventer akan bekerja secara induksi
menaikkan tegangan sumber ⇒ disearahkan lagi oleh dioda (D) ⇒
mengisi kapasitor (C) sehingga muatan kapasitor penuh.
*) Sinyal yang dihasilkan lilitan pick up coil tersebut belum mampu
membuka gerbang (Gate) Thyristor switch (SCR) sehingga SCR
belum bekerja.
Pada saat yang hampir bersamaan (saat pengapian), arus sinyal yang
dihasilkan oleh signal generator (pick up coil) mampu membuka gerbang
SCR sehingga SCR menjadi aktif dan membuka hubungan arus listrik
dari kaki Anoda (A) ⇒ Katoda (K).
Hal ini akan menyebabkan kapasitor terdischarge (dikosongkan
muatannya) dengan cepat ⇒ melalui kumparan primer koil pengapian ⇒
massa koil pengapian. Pada kumparan primer koil pengapian dihasilkan
tegangan induksi sendiri sebesar 200 – 300 V.
Akhirnya pada kumparan sekunder koil pengapian akan timbul induksi
tegangan tinggi sebesar ± 20 KVolt ⇒ disalurkan melalui kabel busi ke
busi untuk diubah menjadi pijaran api listrik.
23
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
.
24
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
c. Pemeriksaan kunci kontak
Memeriksa hubungan antar terminal menggunakan ohm meter.
.
25
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
Memeriksa kabel tegangan tinggi busi secara visual dan dengan tes
percikan. Percikan yang baik lebih dari 6 mm
26
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
Gambar 19. Ujung celah busi
Keterangan:
1) Normal : Ujung insulator dan elektroda berwarna coklat
atau abu-abu. Kondisi mesin normal dan penggunaan nilai
panas busi yang tepat.
2) Tidak normal : Terdapat kerak berwarna putih pada ujung
insulator dan elektroda akibat kebocoran oli pelumas ke ruang
bakar atau karena penggunaan oli pelumas yang berkualitas
rendah.
3) Tidak Normal : Ujung insulator dan elektroda berwarna hitam
disebabkan campuran bahan bakar & udara terlalu kaya atau
kesalahan pengapian. Setel ulang, apabila tidak ada perubahan
naikkan nilai panas busi.
4) Tidak Normal : Ujung insulator dan elektroda berwarna hitam
dan basah disebabkan kebocoran oli pelumas atau kesalahan
pengapian.
5) Tidak Normal : Ujung insulator berwarna putih mengkilat dan
elektroda meleleh disebabkan pengapian terlalu maju atau
overheating. Coba atasi dengan menyetel ulang sistem
pengapian, campuran bahan bakar & udara ataupun sistem
pendinginan. Apabila tidak ada perubahan, ganti busi yang
lebih dingin.
Membersihkan insulator dengan sikat baja.
Menyetel celah elektroda busi. Celah : 0,6 – 0,7
27
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
Gambar 20. Penyetelan celah busi
h. Pemeriksaan timming pengapian
Pemeriksaan menggunakan timming light dengan langkah sebagai berikut:
Memasang timing light
F
TEPAT
28
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
Pada saat putaran tinggi, waktu pengapian tepat apabila terlihat
“Penyesuai” di tengah tanda “Advance (//)”.
ADVANCE
29
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
1. Sistem Pengisian
Sistem pengisian berfungsi sebagai pendukung fungsi baterai. Fungsi
baterai pada sepeda motor adalah untuk mensuplai kebutuhan listrik pada
komponen-komponen sistem kelistrikan seperti motor starter, lampu-lampu dan
sistem kelistrikan lainnya. Satu hal yang perlu diingat adalah kapasitas baterai yang
sangat terbatas, sehingga tidak akan dapat mensuplai kebutuhan tenaga listrik
secara terus-menerus.
Baterai harus selalu terisi penuh agar dapat mensuplai kebutuhan listrik
setiap waktu yang diperlukan oleh sistem kelistrikan pada sepeda motor tersebut.
Untuk itu pada sepeda motor diperlukan sistem pengisian yang memproduksi
tenaga listrik untuk mengisi kembali baterai sekaligus mendukung kinerja baterai
mensuplai kebutuhan listrik ke sistem yang membutuhkannya pada saat sepeda
motor dihidupkan. Berikut ini adalah skema gamar sistem pengisian.
30
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
(Alternating Current), yang sering disebut Alternator. Alternator terdiri atas
Kumparan Pembangkit (Kumparan Stator) dan Magnet permanen (Rotor),
berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari putaran mesin
menjadi tenaga listrik arus bolakbalik (AC).
b. Baterai
Baterai, merupakan penyimpan tenaga listrik yang dihasilkan oleh sistem
pengisian, energi listrik diubah kedalam bentuk energi kimia. Baterai juga
berfungsi sebagai penyedia tenaga listrik sementara (dalam bentuk tegangan
DC) yang diperlukan oleh sistem-sistem kelistrikan sepeda motor, dengan
didukung oleh sistem pengisian.
Pada saat kita akan mengisi baterai menggunakan battery charger, besar arus
dan lamanya waktu pengisian tergantung dari kapasitas baterai dan prosentase
pengosongan baterai yang didapatkan dari hasil pengukuran b.j elektrolit.
arus untuk pengisian normal maksimal 10% dari kapasitas baterai, sedangkan
untuk pengisian cepat besarnya arus pengisian maksimal 50% dari kapasitas
baterai.
c. Rectifier
merupakan serangkaian komponen elektronik, fungsi utama rectifier adalah
sebagai penyearah arus bolak-balik yang dihasilkan alternator menjadi arus
31
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
searah. Pada sistem pengisian sepeda motor, rectifier juga berfungsi sebagai
pengatur/pembatas (regulator) arus dan tegangan pengisian yang masuk ke
baterai maupun ke lampu-lampu pada saat tegangan baterai sudah penuh
maupun pada putaran tinggi.
Terdapat berbagai jenis rectifier yang digunakan pada sistem pengisian sepeda
motor, diantaranya : a) silikon rectifier, b) silikon regulator rectifier, c)
selenium rectifier, dan d) regulator rectifier.
a) b) c) d)
Gambar 27. Jenis rectifier
d. Sekring
Sebagai pengaman dalam rangkaian sistem kelistrikan. Sekring yang biasa
digunakan pada sistem pengisian adalah 10 A.
2. Sistem Penerangan
Sistem penerangan juga dapat disebut sebagai sistem kelistrikan body
standard. Sistem tersebut digunakan sebagai salah satu sistem yang aplikable pada
sepeda motor. Fungsi utama dari sistem penerangan adalah untuk menerang jalan
bagi pengendara saat malam hari. Selain itu sistem tersebut dapat digunakan
sebagai aksesoris tambahan pada sepeda motor.
Komponen sistem penerangan lebih sederhana, yaitu baterai sebagai
sumber tegangan, saklar, sekring dan lampu/beban. Akan tetapi skema rangkaian
pada kendaraan membutuhkan pembahasan yang lebih mendalam.
Sistem penerangan terbagi menjadi dua jenis, yaitu sistem penerangan AC
dan sistem penerangan DC.
a. Sistem Penerangan AC
Sumber tegangan didapat dari alternator, sehingga arus yang digunakan
merupakan arus bolak-balik (AC). Sistem penerangan tipe AC banyak
32
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
digunakan pada kendaraan tipe Cub. Sistem penerangan tipe AC mempunyai
kelemahan dimana untuk mengoperasikan lampu harus menyalakan motor
terlebih dahulu, disamping itu nyala lampu tidak stabil, sangat tergantung
kepada naik-turunnya putaran motor (rpm). Berikut ini skema rangkaiannya.
b. Sistem Penerangan DC
Sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai (yang disuplay oleh sistem
pengisian), sehingga arus yang digunakan merupakan arus searah (DC).
Keuntungan sistem penerangan tipe DC :
Lampu penerangan dapat dioperasikan walaupun motor dalam kondisi
dimatikan
Nyala lampu terang dan stabil, tidak tergantung kepada putaran motor
(rpm)
33
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
.
34
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
c. Pemeriksaan rectifier
d. Pemeriksaan tegangan pengisian
Motor dalam kondisi hidup, dan baterai dalam kondisi terisi penuh.
Pasangkan Volt meter dan Amper meter, kemudian lakukan pengukuran.
Tegangan pengisian yang diatur : 14,0 – 16,0 V pada 5000 rpm (Arus : 0,5
A – 5 A)
35
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
g. Penggantian bolam lampu
Lepaskan tutup/batok lampu depan
Lepaskan tutup debu bola lampu depan, dorong soket bola
lampu dan putar berlawanan arah jarum jam dan lepaskan soket.
36
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
4. Diagnose Kerusakan pada Sistem Pengisian dan Penerangan
a. Tidak ada arus listrik – Kunci kontak dalam keadaan hidup :
Baterai mati, disebabkan oleh :
Baterai tidak terisi
Elektrolit baterai kering/menguap
Kerusakan pada sistem pengisian
Kabel baterai lepas/putus
Sekering utama putus
b. Tenaga listrik lemah – Kunci kontak dalam keadaan hidup :
Baterai lemah, karena :
Elektrolit baterai kurang/Tinggi permukaan elektrolit rendah
Muatan baterai bekurang
Kerusakan pada sistem pengisian
Kabel baterai longgar/kendor
c. Tenaga listrik kadang-kadang ada/tidak ada :
Hubungan kabel baterai longgar/kendor
Hubungan kabel sistem pengisian longgar/kendor
Ada hubungan singkat pada sistem penerangan
d. Tenaga listrik lemah – Mesin dalam keadaan hidup :
Baterai tidak terisi penuh, karena :
Elektrolit baterai kurang
Ada satu atau lebih dari sel baterai yang rusak/mati
Kerusakan pada sistem pengisian
e. Pengisian baterai berlebihan
Ada rangkaian terbuka atau hubungan singkat pada kabel massa
regulator/rectifier.
Ada kelonggaran/kontak yang kurang baik pada kabel massa
regulator/rectifier.
Regulator/rectifier rusak.
37
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
f. Lampu depan tidak menyala atau bola lampu sering terbakar pada saat
mesin dihidupkan
a) Saklar lampu dan/atau lampu jauh rusak
b) Bola lampu rusak
c) Kumparan penerangan alternator rusak
d) Regulator/rectifier rusak
e) Konektor tidak terhubung dengan baik atau longgar.
g. Arah sinar lampu depan tidak berpindah ketika saklar lampu jauh ditekan
a) Bola lampu terbakar
b) Saklar lampu jauh rusak
c) Konektor tidak terhubung dengan baik atau longgar.
38
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Terdapat 4 sistem kelistrikan pada sepeda motor, yaitu sistem starter, sistem
pengapian, sistem pengisian dan penerangan. Keempat sistem tersebut saling berkaitan
bekerja, maka diperlukan pembahasan yang menyeluruh pada keempa sistem tersebut
Dari pembahasan tentang sistem kelistrkan sepeda motor yang telah dibahas di
atas menunujukan bahwa pembahasan pada bagian ini teramat sagat luas. Akan tetapi
pada beberapa sistem terdapat komponen-komponen yang sama dengan cara kerja yang
sama.
B. SARAN
Pembahasan dari keempat sistem kelistrikan tersebut berkutat pada komponen, cara
kerja, pemeriksaan dan perawatan, serta diagnose kerusakan. Akan tetapi seiring
berkembanganya teknologi, sistem-sistem tersebut mengalami berbagai macam
perubahan. Maka diharapkan bagi para pembaca untuk terus mencari kekurangan yang
dari apa yang telah dituliskan pada makalah ini.
39
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
DAFTAR PUSTAKA
40
Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR