Disusun Oleh:
1. Dwi Hapsari Amd, kep
2. Febrianti Adi P, Amd. Kep
3. Jamilatul Komari, Skep. Ns
4. Mariska Ayu P, Amd Kep
5. Nirmawati, Amd. Kep
6. Ninik Faizah, Amd. Kep
7. Supatmi, Skep. Ns
8. Tatik Mediawati, Amd. Kep
9. Ulin Shara, Amd. Kep
Halaman Judul
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Tinjauan Pustaka Penyakit 3
2.1.1. Definisi 3
2.1.2. Epidemiologi 4
2.1.3. Etiologi 5
2.1.4. Klasifikasi 6
2.1.5. Manifestasi Klinis 7
2.1.6. Diagnosis 8
2.1.7. Komplikasi 8
2.1.8. Patofisiologi 9
2.1.9. Penatalaksanaan 11
2.1.10. Pengobatan 13
2.2 Tinjauan Pustaka Asuhan Keperawatan 14
2.2.1. Pengkajian 14
2.2.2. Diagnosa Keperawatan 15
2.2.3. Intervensi 15
2.2.4. Implementasi 19
2.2.5. Evaluasi 19
2.2.6. WOC 20
BAB III TINJAUAN KASUS PADA ATRESIA ESOFAGUS
3.1. Pengkajian
3.2. Pemeriksaan Fisik
3.3. Pemeriksaan Penunjang
3.4. Program Terapi
1
3.5. Analisa Data
3.6. Diagnosa Keperawatan
3.7. Intervensi
3.8. Implementasi
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Pengkajian
4.2. Diagnosa Keperawatan
4.3. Intervensi
4.4. Implementasi
4.5. Evaluasi
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
2
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
2.2 Tujuan
2.2.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui
asuhan keperawatan pada neonatus dengan Esofageal atresia.
2.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian Esofageal atresia
b. Mengetahui etiologi/penyebab bayi Esofageal atresia
c. Mengetahui patofisiologi bayi Esofageal atresia
d. Dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data pada bayi
Esofageal atresia
e. Dapat mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan bayi
dengan esofageal atresia berdasarkan prioritas masalah
f. Dapat menentukan intervensi, melakukan tindakan dan evaluasi pada
bayi dengan esofageal atresia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
10. Segera setelah di beri minum, bayi akan berbangkis, batuk dan sianosis
karena aspirasi cairan kedalam jalan nafas.
11. Pada fistula trakeosofagus, cairan lambung juga dapat masuk kedalam
paru, oleh karena itu bayi sering sianosis
operasi ini. Komplikasi ini terlihat saat bayi sudah mulai makan dan
minum.
2. Gastroesofagus refluk : Kira-kira 50 % bayi yang menjalani operasi
ini kana mengalami gastroesofagus refluk pada saat kanak-kanak atau
dewasa, dimana asam lambung naik atau refluk ke esophagus.
Kondisi ini dapat diperbaiki dengan obat (medical) atau pembedahan.
3. Trakeo esogfagus fistula berulang : Pembedahan ulang adalah terapi
untuk keadaan seperti ini.
4. Disfagia atau kesulitan menelan : Disfagia adalah tertahannya
makanan pada tempat esofagus yang diperbaiki. Keadaan ini dapat
diatasi dengan menelan air untuk tertelannya makanan dan mencegah
terjadinya ulkus.
5. Kesulitan bernafas dan tersedak : Komplikasi ini berhubungan dengan
proses menelan makanan, tertaannya makanan dan saspirasi makanan
ke dalam trakea.
6. Batuk kronis : Batuk merupakan gejala yang umum setelah operasi
perbaikan atresia esofagus, hal ini disebabkan kelemahan dari trakea.
7. Meningkatnya infeksi saluran pernafasan : Pencegahan keadaan ini
adalah dengan mencegah kontak dengan orang yang menderita flu,
dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi vitamin
dan suplemen.
2.2.1 Pengkajian
Asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi baru lahir adalah
berdasarkan tahapan-tahapan pada proses keperawatan. tahap pengkajian
merupakan tahap awal, disini perawat mengumpulkan semua informasi
baik dari klien dengan cara observasi dan dari keluarganya. Lakukan
pengkajian bayi baru lahir. Observasi manifestasi atresia esofagus dan
fistula. Traekeoesofagus, saliva berlebihan, tersedat, sianosis, apneu.
1. Lakukan pengkajian pada bayi baru lahir
a. Saliva berlebihan dan mengiler
b. Tersedak
c. Sianosis
d. Apnea
e. Peningkatan distres pernapasan setelah makan
f. Distensi abdomen
2. Observasi, manifestasi atresia esofagus
3. Bantu dengan prosedur diagnostik misalnya : Radiografi dada dan
abdomen, kateter dengan perlahan dimasukkan kedalam esofagus
yang membentuk tahanan bila lumen tersebut tersumbat.
15
2.2.3 Intervensi
Intervensi adalah acuan tertulis yang direncanakan agar dapat
mengatasi diagnosa keperawatan sehingga pasien dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya (Doenges, 2005).
16
Kriteria Hasil
4. Resti terjadinya 1. Lakukan five moment saat 1. Memutus rantai penyebaran
infeksi berhubungan perawatan bayi. infeksi.
dengan tindakan
2. Beri asupan nutrisi sesuai
invasif 2. Dengan nutrisi yang adekuat akan
kebutuhan bayi.
Tujuan : 3. Observasi tanda-tanda meningkatkan sistem imun bayi.
3. Untuk mengetahui kondisi bayi.
Tidak terjadi infeksi vital.
4. Menghindari terjadinya infeksi
4. Penggunaan peralatan
selama perawatan
silang.
secara individu.
Kriteria Hasil : 5. Mencegah terjadinya infeksi dari
5. Jaga kebersihan bayi dan
- Keadaan umum bayi dan lingkungan.
lingkungan.
6. Menghentikan terjadinya penularan
bayi membaik 6. Lakukan perawatan dengan
- TTV dalam batas atau perpindahan kuman.
tekhnik septik dan aseptik.
7. Pemberian antibiotik akan
normal (suhu 7. Kolaborasi dengan tim
menghambat mikroorganisme
36,5-37,5 oC medis dalam pemberian
RR 40-60 x/mnt berkembang.
antibiotik.
HR 140-160 8. Untuk menentukan pemberian
8. Pantau hasil laboratorium
x/mnt) terapi selanjutya.
(DL, CRP dan Kultur
- Luka post op
darah).
kering, tidak ada
tanda-tanda
infeksi.
- Hasil penunjang
dalam batas
normal (leukosit
9000-12.000/mm3
- Dalam
pemeriksaan
Kultur darah tidak
pertumbuhan
kuman).
2.2.4 Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana
tindakan disusun dan ditunjukan pada nursing orders untuk membantu
klien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari implementasi adalah
19
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan
dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana
keperawatan tercapai atau dalam melakukan evaluasi perawat harus
memiliki pengetahuan dan kemampuan menggambarkan kesimpulan
tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan
tindakan keperawatan pada kriteria hasil (Hidayat, A.Aziz Alimul,2011).
WOC ASTREA ESOFAGUS
Kegagalan Nafas
B1
Sianosis B1 B4 -Pola Nafas Tidak Efektif
-Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Pola Nafas Tidak Efektif Gangguan Pemenuhan Nutrisi
Pembedahan B6 20
Resiko infeksi