Terapi Modalitas Lansia Dengan Dimensia
Terapi Modalitas Lansia Dengan Dimensia
I. TOPIK KEGIATAN
Terapi Modalitas
II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
1. Pasien mampu memperkenalkan dirinya dengan baik.
2. Pasien dapat berorientasi pada waktu, tempat, orang dan situasi dengan baik
B. Tujuan Khusus
1. Pasien mampu menyebutkan namanya sendiri.
2. Pasien mampu menyebutkan tempat, waktu, orang dan situasi.
3. Pasien mampu meningkatkan hubungan interpersonal antara anggota kelompok, berkomunikasi dan
saling memperhatikan antar anggota kelompok.
B. Waktu
± 30 menit
B. Hari/tanggal
Kamis, 29 Mei 2008
C. Waktu
15.00 s.d 15.30
D. Pengorganisasian
1. Jumlah dan nama klien
4 orang: Dian, Ambal, Eka, Triya
2. Leader dan uraian tugas
Badrus
Tugas:
Memimpin jalanya Terapi Modalitas Orientasi Realita
Merencanakan, mengontrol dan mengendalikan jalanya terapi
Membuka acara
Menjelaskan aturan main (cara permainan dan waktu permainan)
Memimpin terapi modalitas
Menutup acara diskusi
3. Fasilitator
Gina, Ayu, Marita
Tugas:
Memfalisitasi pasien dalam terapi modalitas orientasi realita
Mengarahkan pasien yang kurang kooperatif
4. Observer
Ima
Tugas:
Mengobservasi jalannya terapi modlitas orientasi realita, mulai dari persiapan, proses dan penutup
dengan format evaluasi perilaku
Menilai aspek kemampuan pasien dalam memperkenalkan diri
E. Langkah-langkah
Tahap pre interaksi :
1. Melakukan pengecekan program terapi dokter dan validitas data.
2. Mencuci tangan.
Tahap Orientasi :
1. Memberikan salam terapeutik.
2. Klarifikasi perasaan klien.
3. Melakukan kontrak (waktu,tempat, topik)
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Tahap Kerja :
1. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman.
2. Duduk berhadapan (untuk kelompok disesuaiakan).
3. Leader : memimpin langkah-langkah pelaksanaan terapi orientasi realita.
• Memandu satu klien untuk melihat jam atau kalender, tempat atau ruangan dengan tata letak
perabotan (meja kursi, ruang tidur dan seterusnya secara satu per satu dan perlahan –lahan (metode
bisa variasi).
• Pertama-tama satu topik dulu, misalnya mengenai waktu, selanjutnya ke orientasi tempat /orang.
• Mengajurkan klien tersebut untuk menjelaskan kembali waktu yang telah disampaikan perawat, dan
tanggal serta ruang yang tadi telah disampaikan.
• Memandu pada lansia lain secara bergantian untuk memberitahukan jam dan tanggal, orang, tempat,
saat ini.
• Secara bergantian juga pada lansia yang lainnya.
4. Fasilisator : memfasilitasi kemampuan hubungan sosial masing-masing klien pada saat dilakukan
terapi.
5. Leader : mengobservasi kemampuan klien dalam terapi modalitas.
6. Observer : Mengobservasi kemampuan klien dalam pelaksanaan terapi. Memberi penelitian terhadap
masing-masing lansia yang dilakukan terapi.
Tahap Terminasi :
1. Mengevaluasi perasaan klien.
2. Beri pujian atas keberhasilan klien.
3. Rencanakan tindak lanjut yang dapat klien lakukan sehari-hari sesuai dengan kegiatan yang telah
dilakukan. Dapat dibuat jadwal kegiatan.
4. Kontrak yang akan datang :
• Topik : sepakati kegiatan yang akan datang
• Waktu: sepakati waktu pertemuan yang akan datang
• Tempat : sepakati tempat pertemuan yang akan datang.
F. Perilaku yang diharapkan
1. Persiapan
a. Terapis/perawat
Identifikasi masalah pasien sebelum pelaksanaan
Eksplorasi perasaaan diri sebelum bertemu pasien dan menjalankan terapi aktifitas kelompok
Siapkan alat dan media yang diperlukan
Tempat dan waktu ditentukan
b. Klien
Siap mengikuti terapi modalitas orientasi realita
Hadir 5 menit sebelum acara dimulai
Mengetahui tata tertib yang telah ditentukan
2. Proses
a. Perawat melakukan kegiatan terapi modalitas orientasi realita sesuai dengan perencanaan
b. Perawat dapat mengantisispasi hal-hal yang terjadi saat dilakukan terapi
c. Pasien dapat mengikuti terapi sampai selesai
3. Hasil
a. Perawat dapat menjalankan tugasnya terapi sesuai terapis
b. Klien dapat memahami tujuan dari terapis dan mencapai kriteria hasil pada setiap pertemuan.
V. TATA TERTIB
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan terapi modalitas orientasi realita
b. Berpakaian rapi dan bersih
c. Peserta tidak diperkenankan makan dan merokok selama terapi
d. Peserta tidak meninggalkan kegiatan sebelum kegiatan selesai
e. Peserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai
f. Peserta yang ingin mengajukan pertanyaan mengangkat tangan terlebih dahulu dan berbicara setelah
dipersiapkan.
g. Apabila peserta akan meninggalkan tempat kegiatan ijin terlebih dahulu pada terapis
VIII. PENUTUP
Demikian proposal ini kami susun, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam proses penulisan. Atas perhatian dan
dukungannya kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Budiana, keliat. 1999. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta, EGC
Endang Trianto, S.Kep.Ns.dkk.2007.Modul Skill Lab Semester V.Jurusan Keperawatan FKIK
UNSOED.Purwokerto.
Kaplan & Sadock. 1998. Ilmu kedokteran jiwa darurat. Jakarta : Widya Medika
Rasmun. 2001. Keperawatan kesehatan mental psikiatri terintegrasi dengan keluarga. Jakarta : Fajar
Interpratama
Stuart, Gail Wiscart dan Sandra J Sundeen. 1998. Keperawatan Jiwa. EGC: Jakarta.
No name. http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatansiti%20saidah2.pdf
Yosep Iyus. 2007.Keperawatan Jiwa.Bandung: Refika Aditama
Data Subjektif didapatkan melalui wawaancara dengan menggunakan Mini Mental State Examination
(MMSE). MMSE dilakukan untuk mengkaji fungsi kognitif yang mencakup : orientasi, registrasi, atensi
dan kalkulasi, mengingat, dan bahasa.
Hasil :
Nilai 21-30 : demensia ringan
Nilai 11-20 : demesia sedang
Nilai < 1 : demensia berat/ stadium lanjut.